Anda di halaman 1dari 13

Marine Fisheries ISSN 2087-4235

Vol. 8, No. 2, November 2017


Hal: 235-247

STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING


ULUR DI BABANA MAMUJU TENGAH SULAWESI BARAT

Strategy Of Handline Fishery Development At Babana Central Mamuju West Sulawesi

Oleh:
Wayan Kantun1*, Indra Cahyono1, Wayan Suma Arsana2

1Sekolah Tinggi Teknologi Kelautan Balik Diwa Makassar Jalan Perintis Kemerdekaan VIII/8 Makassar
2Universitas Tomakaka Mamuju

*Korespodensi: aryakantun@yahoo.co.id

Diterima: 22 September 2017; Disetujui: 14 Desember 2017

ABSTRACT

The objectives of this research are to find strategy of handline fishery development at
Babana Central Mamuju. The research used survey method to obtain information related to
aspects of biological resource, technology, social economy and institution. This research was
conducted from March to June 2016 at Babana Central Mamuju. Data obtained are analyzed by
Strengths Weaknesses Opportunities Threats Method (SWOT). The results obtained are value of
Internal Factor Evaluation (IFE) 2.8710 and value of External Factor Evaluation (EFE) 3.2388 that
shown development strategy of handline in quadrant-II in internal and external table (IE). The
results obtained internal factor evaluation (ife) is 2.8710 and external factor evaluation (EFE) is
3.2388 that shown development strategic of handline are quadrant-II (growth) on IE (Internal
External) table. Development strategy of handline in Babana Mamuju Tengah, consist of; three
opensive/agresive strategy, three moderate strategy, and two defensive strategy.
Key words: Development strategy; Handline; SWOT; Mamuju

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan strategi pengembangan perikanan pancing ulur di
Babana Mamuju Tengah. Penelitian menggunakan metode survei untuk memperoleh informasi
terkait aspek biologi sumber daya, teknologi, sosial ekonomi dan kelembagaan. Penelitian
dilakukan bulan Maret hingga Juni 2016 di Babana Mamuju Tengah. Data yang diperoleh dianalisis
dengan metode SWOT (Strengths Weaknesses Opportunities Threats). Hasil yang diperoleh
adalah nilai matriks IFE (Internal Factor Evaluation) sebesar 2,8710 dan matriks EFE (Eksternal
Factor Evaluation) sebesar 3,2388 yang menunjukkan bahwa strategi pengembangan pancing ulur
berada pada kuadran II(pertumbuhan). Hal tersebut mengindikasikan bahwa pengembangan
pancing ulur dalam fase pertumbuhan atau dalam kondisi stabil dengan menitikberatkan pada
strategi intensif (Intensive Strategy). Diperoleh delapan strategi pengembangan perikanan pancing
ulur di Babana Mamuju Tengah, terdiri atas; tiga strategi opensif/agresif, tiga strategi moderat, dan
dua strategi defensif.
Kata kunci: Mamuju,pancing ulur, SWOT,Strategi pengembangan.
236 Marine Fisheries 8(2): 223-235, November 2017

PENDAHULUAN produksi tahunan, potensi, dan tingkat peman-


faatan.
Pancing ulur merupakan alat tangkap
yang telah lama dikenal masyarakat pesisir ter- Analisis data yang digunakan dalam
masuk masyarakat pesisir di Babana Kabupa- penelitian ini yakni analisis SWOT (Strengths
ten Mamuju Tengah yang terbentuk tahun 2013 Weaknesses Opportunities Threats). Analisis
silam. Pancing ulur di daerah yang baru memi- SWOT dimaksudkan untuk mengidentifikasi
sahkan diri dan sedang berkembang tersebut, kekuatan dan kelemahan yang merupakan
merupakan alat tangkap yang dominan dipergu- faktor internal serta peluang dan ancaman yang
nakan. Dominansi alat tangkap tersebut dise- menjadi faktor eksternal. Beberapa tahapan
babkan alat tangkap lain masih kurang yang yang diperlukan dalam analisis SWOT strategi
beroperasi. pengembangan perikanan pancing ulur, yakni:

Pancing ulur di Babana Mamuju Tengah 1. Identifikasi faktor eksternal. Pembobotan


dipergunakan untuk menangkap ikan pelagis terhadap faktor eksternal dilakukan berda-
besar, kecil, ikan demersal dan ikan karang. sarkan daftar peluang dan ancaman yang
Pancing ulur memiliki disain dan konstruksi diberi nilai dengan peringkat 1-4 (Pearce
yang sederhana (Nurdin dan Nugraha 2008; dan Robinson 1997), dengan nilai yang ter-
Sulistyaningsih et al. 2011), tergolong alat cermin dalam peringkat faktor eksternal se-
tangkap yang selektif terhadap ukuran sumber bagai berikut :
daya, ramah lingkungan, mudah meng- a. Angka 4 merupakan jawaban superior
operasikan, biaya pembuatan murah dan hasil atau sangat memuaskan dan merupakan
tangkapan pada umumnya sangat berkualitas. pendukung utama dalam usaha.
Pancing ulur di Babana Mamuju Tengah b. Angka 3 merupakan jawaban di atas ra-
sangat penting untuk dikembangkan. Selain taan (dapat diandalkan).
merupakan alat yang paling dominan juga c. Angka 2 merupakan jawaban rataan de-
karena jenis ikan yang ditangkap adalah ikan ngan kondisi pada umumnya yang dipe-
ekonomis penting dan berkualitas ekspor roleh pada usaha dimaksud.
(Kantun dan Mallawa 2016). Berdasarkan hal d. Angka 1 merupakan jawaban buruk
tersebut, maka penting dilakukan kajian terkait dengan kondisi yang tidak diharapkan
strategi pengembangan pancing ulur agar oleh pelaku karena tidak mendukung
menjadi lebih produktif. Penelitian ini bertujuan atau menghambat kelanjutan usaha.
untuk menemukan strategi pengembangan 2. Identifikasi faktor internal memiliki perlakuan
perikanan pancing ulur berdasarkan aspek pembobotan yang sama dengan faktor eks-
biologi sumber daya, teknologi, sosial ekonomi ternal. Setiap faktor dilihat dari pengaruh
dan kelembagaan sehingga menjadi lebih atau kepentingannya, baik dari segi kekua-
produktif. tan maupun kelemahan. Nilai bobot yang di-
berikan pada faktor internal 1-4 dengan kon-
disi : 1 = kelemahan utama, 2 = kelemahan
METODE kecil, 3 = kekuatan kecil, 4 = kekuatan uta-
ma. Pemberian bobot untuk faktor eksternal
Penelitian ini dilakukan di Desa Babana
maupun internal dilakukan dengan cara
Kecamatan Budong-Budong Kabupaten Mamu-
pair- ed comparasion, yaitu melihat
ju Tengah, yang merupakan salah satu sentra
kepentingan masing-masing aspek yang
penangkapan tuna, tongkol dan cakalang (TTC)
berpengaruh ke- pada kegiatan usaha
dan berbagai jenis ikan lainnya. Penelitian di-
responden.
laksanakan bulan Maret hingga Juni 2016. Pe-
ngumpulan data terdiri atas; data primer dan 3. Analisis dengan matriks banding berpa-
sekunder. Data primer diperoleh melalui survei sangan pada perikanan pancing ulur dilaku-
terhadap nelayan penangkap dan pemilik usa- kan dengan membobot faktor strategis inter-
ha perikanan pancing ulur. Data primer yang di- nal dan eksternal. Nilai bobot yang diperoleh
butuhkan terkait aspek biologi sumber daya, dihitung untuk mendapatkan hasil rataan bo-
teknologi, sosial ekonomi dan kelembagaan. bot responden, kemudian dibagi dengan
Pengumpulan data sekunder diperoleh dari Di- jumlah nilai skor sama dengan satu. Matriks
nas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Mamu- ini diperoleh dari proses hirarki analisis
ju Tengah, tempat pendaratan ikan, lembaga (PHA). PHA adalah metode pengambilan
swadaya masyarakat, serta Dinas Kelautan dan keputusan multi kriteria yang melibatkan pe-
Perikanan Propinsi Sulawesi Barat dan penelu- nataan beberapa kriteria menjadi sebuah hi-
suran referensi terkait. Data sekunder yang di- rarki, menilai kepentingan relatif dari suatu
butuhkan antara lain; perkembangan alat tang- kriteria, membandingkan alternatif untuk se-
kap pancing ulur, jenis ikan yang tertangkap, tiap kriteria, dan menentukan ranking kese-
luruhan alternatif (Yavuz dan Baycan 2013).
Kantun et al. – Strategi Pengembagan Perikanan Pancing Ulur 237

Pengisian data (input) untuk kuesioner beru- atas: 1) Daftar peluang dan ancaman dari
pa skala keputusan terhadap pertanyaan- faktor eksternal, 2) Daftar kekuatan dan ke-
pertanyaan yang ada. Penentuan bobot seti- lemahan dari faktor internal. Daftar tersebut
ap peubah dilakukan dengan cara mengaju- dibuat secara sistematik untuk mengiden-
kan identifikasi faktor strategis internal dan tifikasikan faktor eksternal dan internal yang
eksternal kepada pihak pelaku dan pemilik dibutuhkan bagi penyusunan strategi yang
usaha perikanan pancing ulur dengan layak untuk dikembangkan dan diimplemen-
menggunakan metode Paired Comparison. tasikan. Matriks SWOT merupakan alat pen-
Penilaian dilakukan dengan memberikan cocokan antara faktor eksternal dan internal
bobot numerik dan membandingkan antara untuk menghasilkan strategi yang diperlukan
unsur dengan unsur lainnya. Penentuan (Tabel 1). Tujuan dari strategi yang diper-
bobot setiap peubah digunakan skala 1-3, oleh untuk memperbaiki kelemahan dan
yakni: nilai 1 jika indikator horisontal kurang menghindari ancaman.
penting daripada indikator vertikal, nilai 2 Membangun kekuatan yang dimiliki,
jika indikator horisontal sama penting deng- meminimalisir kelemahan, memanfaatkan
an indikator vertikal dan nilai 3 jika indikator peluang dan mengatasi ancaman merupa-
horisontal lebih penting daripada indikator kan faktor-faktor yang perlu diidentifikasi
vertikal. (Dyson 2004) sehingga bisa menjadi strategi
pengembangan perikanan pancing ulur. Ma-
Indikator horizontal dan indikator verti-
triks SWOT menggambarkan secara jelas
kal merupakan peubah dari kekuatan dan
peluang dan ancaman eksternal yang diha-
kelemahan pada faktor strategik internal, se-
dapi, disesuaikan dengan kekuatan dan ke-
dangkan peubah peluang dan ancaman pa-
lemahan yang dimiliki. Berdasarkan matriks
da faktor strategik eksternal. Metode ini
tersebut akan terbentuk empat strategi (Ma-
membandingkan secara berpasangan anta-
rimin 2004) (Tabel 1).
ra dua faktor secara relatif berdasarkan ke-
pentingan atau pengaruhnya terhadap per-
ikanan pancing ulur. Tahap selanjutnya me-
lakukan sintesa terhadap hasil penilaian un- HASIL DAN PEMBAHASAN
tuk menentukan unsur mana yang memiliki Perikanan Pancing Ulur di Sulawesi Barat
prioritas tertinggi dan terendah (Kinnear dan Perikanan pancing merupakan kegiatan
Taylor 1991). Perbandingan berpasangan perikanan tangkap yang dominan beroperasi di
merupakan kuantifikasi hal-hal yang bersifat Propinsi Sulawesi Barat, dengan alat tangkap
kualitatif, sehingga tidak semata-mata deng- utama adalah pancing ulur. Dominansi ini dise-
an pemberian bobot terhadap semua para- babkan alat tangkap yang lain masih relatif se-
meter secara simultan, tetapi dengan per- dikit yang beroperasi. Data Dinas Perikanan
sepsi perbandingan yang diskalakan secara dan Kelautan Propinsi Sulawesi Barat (2015),
berpasangan. mencatat bahwa alat yang beroperasi yakni;
pancing ulur, jarring insang bagan tancap dan
4. Pembuatan Matriks SWOT
perangkap. Alat tangkap pancing terdiri dari
Data faktor eksternal dan internal dievaluasi
pancing ulur, pancing rawai dasar, pancing ton-
sesuai dengan tingkat kepentingannya untuk
da dan pancing layang-layang (Nurdin dan Nu-
mendapatkan suatu strategi kunci keberha-
graha 2008; Sulistyaningsih et al. 2011). Alat
silan dari kegiatan usaha perikanan pancing
tangkap jaring terdiri dari jaring insang permu-
ulur. Faktor eksternal dan internal yang
kaan, jaring insang dasar dan pukat cincin, se-
menghasilkan skor nilai dapat diranking me-
dangkan alat tangkap perangkap terdiri atas bu-
nurut tingkat kepentingannya untuk menje-
bu dan sero (Sulistyaningsih et al. 2011). Se-
laskan gambaran kondisi kegiatan usaha.
mua alat tangkap tersebut memiliki daerah ope-
Faktor eksternal dan internal dikelompokkan
rasi yang berbeda-beda dan cenderung berke-

Tabel 1 Matriks SWOT dan Alternatif Strategi


Strenghts (S) Weaknesses (W)
Strategi SO Strategi WO
Opportunities Menciptakan strategi yang Menciptakan strategi yang
(O) menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang memanfaatkan peluang
Strategi ST Strategi WT
Menciptakan strategi yang Menciptakan strategi yang
Treaths (T)
menggunakan kekuatan untuk meminimalkan kelemahan untuk
mengatasi ancaman menghindari ancaman
238 Marine Fisheries 8(2): 223-235, November 2017

lompok sesuai lokasi domisili nelayan. Alat-alat thazard), dan lisong (Auxis rochei) serta ikan
tangkap yang dipergunakan nelayan di daerah demersal kakap merah (Lutjanus sanguineus),
Babana Mamuju Tengah Sulawesi Barat masih Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscogutta-
tergolong sangat sederhana, namun mampu tus), Lencam merah (Lethrinus obsoletus), kuri-
memberikan hasil tangkapan yang dapat meng- si (Nemipterus hexodon). Hasil tangkapan ter-
gerakkan perekonomian masyarakat. Pancing sebut tergolong ikan-ikan yang bernilai ekono-
ulur di Sulawesi Barat dipergunakan untuk me- mis tinggi. Penggunaan pancing ulur tersebut,
nangkap ikan pelagis besar seperti; tuna mata dikarenakan pembuatan dan pengoperasiannya
besar (Thunnus obesus) dan tuna madidihang yang sederhana, murah serta disisi lain potensi
(Thunnus albacares), ikan pelagis kecil seperti; sumber daya ikan yang melimpah, yang meru-
tongkol komo (Euthynnus affinis), krai (Auxis pakan ikan-ikan bernilai ekonomis.

Tabel 2 Pembobotan, Rating dan Skoring Faktor Internal dan Eksternal


Deskripsi Bobot Rating Skor
No Faktor-Faktor Internal
1 Kekuatan
a. Mudah dioperasikan 0,0580 3 0,1740
b. Konstruksi sederhana 0,0530 3 0,1590
c. Daerah penangkapan pasti 0,0630 4 0,2520
d. Jenis hasil tangkapan merupakan komoditas ekspor 0,0840 4 0,3360
e. Selektifitas alat tangkap tinggi dan ramah lingkungan 0,0580 3 0,1740
f. Operasi penangkapan tidak bergantung musim 0,0630 4 0,2520
g. Adanya jaminan pasar 0,0740 4 0,2960
h. Potensi sumber daya besar 0,0790 4 0,3160
i. Tingkat pemanfaatan sumber daya rendah 0,0800 4 0,3200
Sub Jumlah IFE 0,6120 2,2790
2 Kelemahan
a. Produktivitas hasil tangkapan relatif rendah 0,0440 2 0,0880
b. Mengandalkan tenaga manusia dalam pengoperasian 0,0370 2 0,0740
c. Bersifat tradisional 0,0450 2 0,0900
d. Keterbatasan permodalan 0,0680 1 0,0680
e. Posisi tawar nelayan yang masih rendah dalam pemasaran
0,0740 1 0,0740
hasil tangkapan
f. Jumlah pancing ulur yang beroperasi banyak 0,0420 1 0,0420
g. Penanganan hasil tangkapan yang belum maksimal 0,0420 2 0,0840
h. Tingkat pendidikan nelayan rendah 0,0360 2 0,0720
Sub Jumlah IFEE 0,3880 0,5920
Jumlah IFE 1,0000 2,8710
3 Peluang
a. Permintaan pasar tinggi (lokal dan ekspor) 0,1805 4 0,7220
b. Banyak nelayan yang dapat berusaha 0,1550 2 0,3100
c. Perkembangan sistem informasi perikanan 0,1262 2 0,2524
d. Teknologi yang murah, mudah dan ramah lingkungan 0,1115 2 0,2230
Sub Jumlah EFE 0,5732 1,5074
4 Ancaman
a. Pemasaran hasil tangkapan tidak terjadi secara langsung ke
0,1072 2 0,2144
konsumen
b. Tingkat konflik 0,1075 1 0,1075
c. Harga jual ikan yang masih rendah 0,1071 1 0,1071
d. Pencemaran perairan 0,1050 1 0,1050
Sub Jumlah EFE 0,4268 2,5168
Jumlah EFE 1,0000 3,2388

jenis hasil tangkapan pancing ulur seperti tuna pemanfaatan sumber daya, dan disisi lain sum-
mata besar (Thunnus obesus) dan tuna madidi- ber daya yang tersedia tergolong melimpah.
hang (Thunnus albacares), ikan pelagis kecil Hasil evaluasi faktor kelemahan diperoleh bah-
seperti tongkol komo (Euthynnus affinis), krai wa faktor alat tangkap yang masih bersifat tra-
(Auxis thazard), dan lisong (Auxis rochei) serta disional merupakan faktor kelemahan tertinggi
ikan demersal kakap merah (Lutjanus sangui- yakni 0,0900. Kondisi ini menunjukkan bahwa
neus), Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fusco- keterbatasan alat tangkap khususnya pada
guttatus), Lencam merah (Lethrinus obsoletus), konstruksinya (rancang bangun alat) yang ma-
kurisi (Nemipterus hexodon). Faktor lain yang sih bersifat tradisional menyebabkan hasil tang-
juga tergolong tinggi adalah tingkat pemanfaat- kapan relatif rendah. Kondisi ini harus menjadi
an sumber daya rendah (0,3200) dan potensi perhatian agar produktivitas hasil tang-kapan
sumber daya besar (0,3160). Keterbatasan ka- dapat ditingkatkan.
pasitas tangkapan dari pancing ulur, serta ma-
sih sangat sederhananya alat tangkap pancing Hasil evaluasi faktor eksternal diperoleh
ulur, menyebabkan masih rendahnya tingkat bahwa nilai 3,2388 meliputi peluang 1,5074 dan
ancaman 2,5168. Berdasarkan nilai tersebut
Kantun et al. – Strategi Pengembagan Perikanan Pancing Ulur 239

Skor IFE

4,0 3,0 2,0 1,0


4,0
I II III

PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN STABILITAS


3,0
Skor IV V VI
EFE
PERTUMBUHAN STABILITAS PANEN
2,0
VII VIII IX

1,0 STABILITAS PANEN LIKUIDASI

Gambar 2 Grafik Pemetaan Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal

Tabel 3 Matriks SWOT (Faktor Internal & Faktor Eksternal


Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Analisis S1.Mudah dioperasikan W1.Produktivitas hasil tangkapan relatif
Internal S2.Konstruksi sederhana rendah
S3.Daerahpenangkapanpasti W2.Mengandalkan tenaga manusia
S4.Jenis hasil dalam pengoperasian
tangkapanmerupakankomod W3.Bersifat tradisional
itas ekspor W4.Keterbatasan permodalan
Analisis S5.Selektifitas alat tangkap W5.Posisi tawar nelayan yang masih
Eksternal tinggi dan ramahlingkungan rendah dalam pemasaran hasil
S6.Operasipenangkapan tidak tangkapan
bergantung musim W6.Jumlah pancing ulur yang
S7.Adanya jaminan pasar beroperasi banyak
S8.Potensi sumber daya besar W7.Penanganan hasil tangkapan yang
S9.Tingkat pemanfaatan sumber belum maksimal
daya rendah W8.Tingkat pendidikan nelayan rendah
Peluang (O) Strategi SO Strategi WO
O1.Permintaan pasar tinggi SO1. WO1. (W1,W2,W3,W4,W6,O2,O3,O4)
(lokal dan ekspor) (S1,S2,S3,S5,S6,O2,O3,O4) Peningkatan akses permodalan dan
O2.Banyak nelayan yang Peningkatan efektivitas akses informasi untuk meningkatkan
dapat berusaha penangkapan dengan teknologi skala usaha.
O3.Perkembangan sistem yang murah dan tepat dan
informasi perikanan didukung sistem informasi yang
O4.Teknologi yang murah, baik. WO2. (W5,W7,W8,O1)
mudah dan ramah Peningkatan sumber daya nelayan
lingkungan SO2. (S4,S7,S8,S9,O1) terkait dengan pendidikan,
Peningkatan produksi hasil pengetahuan tentang penanganan hasil
tangkapan yang sesuai dengan tangkapan, dan pemasaran hasil
permintaan pasar (lokal dan tangkapan baik lokal dan ekspor.
ekspor).
Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT WT1.
T1.Pemasaran hasil ST1. (S1,S2,S3,S5,S6,T2,T4) (W1,W2,W3,W4,W6,T2,T4)
tangkapan tidak terjadi Peningkatan efektivitas Peningkatan akses permodalan dan
secara langsung ke penangkapan dan mencegah akses informasi untuk mencegah
konsumen terjadinya destruktif fishing dan terjadinya destruktif fishing dan
T2.Adanya nelayan pendatang pencemaran lingkungan. pencemaran lingkungan.
yang memungkinkan
terjadinya illegal fishing WT2. (W5,W7,W8,T1,T3)
T3.Harga jual ikan yang tidak ST2. (S4,S7,S8,S9,T1,T3) Peningkatan sumber daya nelayan
menentu Peningkatan pendapatan terkait dengan pemasaran hasil
T4.Pencemaran perairan dan nelayan melalui peningkatan tangkapan yang baik.
rusaknya habitat ikan produksi hasil tangkapan dan
pemasaran yang baik.
240 Marine Fisheries 8(2): 223-235, November 2017

diketahui bahwa kedudukan faktor eksternal da- Analisis Matriks SWOT


lam pengembangan perikanan pancing ulur di
Sulawesi Barat tergolong kuat. David (2004), Analisis matriks SWOT merupakan ma-
menyebutkan bahwa bila total skor pembobotan triks penyusunan strategi antara faktor internal
EFE (external factor evaluation) >2,5 tergolong (Strengths, Weaknesses) dan faktor eksternal
kuat, dan bila <2,5 tergolong lemah. Hasil eva- (Opportunities, Threats). Berdasarkan matriks
luasi faktor eksternal, khususnya pada faktor SWOT tersebut, maka akan diperoleh empat
peluang diperoleh nilai tertinggi adalah faktor strategi yaitu strategi Strengths Opportunities
permintaan pasar tinggi (lokal dan ekspor) (SO), strategi Strengths Threats (ST), strategi
(0,7220). Hal tersebut menunjukkan bahwa Weaknesses Opportunities (WO), dan strategi
prospek pengembangan perikanan pancing ulur Weaknesses Threats (WT). Menurut Rangkuti
sangat baik, ditunjukkan dari hasil tangkapan (2005) menyebutkan bahwa matriks SWOT da-
yang merupakan ikan-ikan bernilai ekonomis. pat menggambarkan bagaimana faktor ekster-
Hasil evaluasi faktor ancaman skor 2,5168 nal (peluang dan ancaman) dapat dipadukan
yang tergolong tinggi. Faktor yang paling mem- dengan faktor internal (kekuatan dan kelemah-
berikan pengaruh adalah faktor pemasaran ha- an).
sil tangkapan tidak terjadi secara langsung ke Hasil matriks perbandingan antara faktor
konsumen. Masih terbatasnya pemasaran hasil internal dan faktor eksternal diperoleh beberapa
tangkapan (pasar lokal), dan pemasaran yang strategi. Strategi tersebut merupakan perpadu-
bersifat langsung ke konsumen, menyebabkan an faktor-faktor yang ada. Faktor-faktor tersebut
nilai ekonomi hasil tangkap relatif rendah. Hal diberikan nilai bobot kepentingan dengan skala
tersebut dikarenakan keterbatasan konsumen likert, mulai dari 1 sampai 5, dengan perincian;
lokal baik dari sisi konsumsi maupun dari sisi (1) tidak penting, (2) kurang penting, (3) cukup
ekonomi. Pengembangan pasar nasional dan penting, (4) penting dan (5) sangat penting. Le-
internasional harus segera dilakukan, agar an- bih rinci disajikan pada tabel 5.
caman terhadap nilai ekonomis dari komoditi
hasil tangkapan dapat ditingkatkan dan bernilai Mengacu pada tingkat kepentingan seti-
tinggi. Secara grafis, gambaran kedudukan dari ap alternatif strategi yang diperoleh dari unsur-
evaluasi faktor internal (IFE) dan evaluasi faktor unsur SWOT tersebut, maka selanjutnya dilaku-
eksternal IEFE) dapat terlihat pada gambar 2. kan penentuan alternatif strategi. Penentuan
alternative strategi dilakukan dengan mengaku-
Hasil evaluasi faktor internal diperoleh ni- mulasi jumlah saling keterkaitan antar unsur-
lai 2,8710 dan hasil evaluasi faktor eksternal di- unsur SWOT untuk menghasilkan strategi ter-
peroleh nilai 3,2388, sehingga diperoleh kedu- baik, yang efektif dan efisien untuk pengem-
dukan pengembangan perikanan pancing ulur bangan perikanan pancing ulur di Baban Kabu-
di Sulawesi Barat dalam kuadran matriks (Da- paten Mamuju Tengah Propinsi Sulawesi Barat.
vid 2004) adalah berada pada kuadran II (per-
tumbuhan). Kondisi ini menunjukkan bahwa Tabel penentuan alternatif strategi pe-
kondisi yang relatif baik saat ini dan memiliki ngembangan perikanan pancing ulur, lebih rinci
prospek dimasa mendatang. pada tabel 6.

Tabel 4 Tingkat kepentingan unsur-unsur SWOT


Unsur SWOT Kepentingan Unsur SWOT Kepentingan
Strength (S) Weakness (W)
S1.Mudah dioperasikan 3 W1.Produktivitas hasil 3
S2.Konstruksi sederhana 3 tangkapan relatif rendah
S3.Daerah penangkapan 5 W2.Mengandalkan tenaga 4
pasti manusia dalam
S4.Jenis hasil tangkapan pengoperasian
merupakan komoditas 5 W3.Bersifat tradisional 5
ekspor W4.Keterbatasan permodalan 4
S5.Selektifitas alat W5.Posisi tawar nelayan 5
tangkap tinggi dan 4 yang masih rendah
ramah lingkungan dalam pemasaran hasil
S6.Operasi penangkapan tangkapan
4
tidak bergantung W6.Jumlah pancing ulur yang
4
musim beroperasi banyak
5
S7.Adanya jaminan pasar W7.Penanganan hasil
5 5
S8.Potensi sumber daya tangkapan yang belum
besar 4 maksimal
S9.Tingkat pemanfaatan W8.Tingkat pendidikan 5
sumber daya rendah nelayan rendah
Kantun et al. – Strategi Pengembagan Perikanan Pancing Ulur 241

Lanjutan Tabel 4
Opportunities (O) Kepentingan Threats (T) Kepentingan
O1.Permintaan pasar 5 T1.Pemasaran hasil 3
tinggi (lokal dan tangkapan tidak terjadi
ekspor) secara langsung ke
O2.Banyak nelayan yang 4 konsumen
dapat berusaha T2.Adanya nelayan 5
O3.Perkembangan sistem 4 pendatang yang
informasi perikanan memungkinkan terjadinya
O4.Teknologi yang illegal fishing
murah, mudah dan 3 T3.Harga jual ikan yang tidak 4
ramah lingkungan menentu
T4.Pencemaran perairan dan 3
rusaknya habitat ikan

Tabel 5 Penentuan alternatif strategi terbaik


Alternatif Strategi Keterkaitan Kepentingan Ranking
Strategi SO
1. Peningkatan efektivitas (S1,S2,S3,S5,S6,O2,O3, 30 2
penangkapan dengan teknologi O4)
yang murah dan tepat dan
didukung sistem informasi
yang baik.

2. Peningkatan produksi hasil


tangkapan yang sesuai 24 6
dengan permintaan pasar (S4,S7,S8,S9,O1)
(lokal dan ekspor).

Strategi WO
1. Peningkatan akses (W1,W2,W3,W4,W6,O2, 31 1
permodalan dan akses O3,O4)
informasi untuk meningkatkan
skala usaha.

2. Peningkatan sumber daya nelayan


terkait dengan pendidikan,
pengetahuan tentang penanganan 20 8
hasil tangkapan, dan pemasaran (W5,W7,W8,O1)
hasil tangkapan baik lokal dan
ekspor.
Strategi ST
1. Peningkatan efektivitas (S1,S2,S3,S5,S6,T2,T4) 27 4
penangkapan dan mencegah
terjadinya destruktif fishing
dan pencemaran lingkungan.

2. Peningkatan pendapatan nelayan


melalui peningkatan produksi
hasil tangkapan dan pemasaran (S4,S7,S8,S9,T1,T3) 26 5
yang
baik.
Strategi WT
1. Peningkatan akses (W1,W2,W3,W4,W6,T2,T 28 3
permodalan dan akses 4)
informasi untuk mencegah
terjadinya destruktif fishing dan
pencemaran lingkungan.

2. Peningkatan sumber daya


nelayan terkait dengan
pemasaran hasil tangkapan W5,W7,W8,T1,T3 22 7
yang
baik.
242 Marine Fisheries 8(2): 223-235, November 2017

Tabel 7 Urutan alternatif strategi terbaik


Skor
No Alternatif Strategi
Kepentingan
Peningkatan akses permodalan dan akses informasi untuk meningkatkan
1 31
skala usaha
Peningkatan efektivitas penangkapan dengan teknologi yang murah dan
2 30
tepat dan didukung sistem informasi yang baik
Peningkatan akses permodalan dan akses informasi untuk mencegah
3 28
terjadinya destruktif fishing dan pencemaran lingkungan
Peningkatan efektivitas penangkapan dan mencegah terjadinya destruktif
4 fishing dan pencemaran lingkungan 27
Peningkatan pendapatan nelayan melalui peningkatan produksi hasil
5 26
tangkapan dan pemasaran yang baik
Peningkatan produksi hasil tangkapan yang sesuai dengan permintaan
6 24
pasar (lokal dan ekspor)
Peningkatan sumber daya nelayan terkait dengan pemasaran hasil
7 tangkapan yang baik 22
Peningkatan sumber daya nelayan terkait dengan pendidikan, pengetahuan
8 tentang penanganan hasil tangkapan, dan pemasaran hasil tangkapan baik 20
lokal dan ekspor

Berdasarkan nilai rangking keempat stra- kait dengan (1) memodifikasi konstruksi alat
tegi SWOT sebagaimana pada Tabel 6, maka tangkap terutama ukuran mata pancing dan
diperoleh delapan alternatif strategi yang dapat kedalaman panjang tali pancing yang disesuai-
ditempuh dalam pengembangan perikanan kan sifat biologi ikan. Ukuran mata pancing
pancing ulur di Babana Mamuju Tengah. Hasil akan mempengaruhi bobot dan jenis ikan yang
penilaian diperoleh urutan alternatif strategi, tertangkap (Otway dan Craig 1993; Rahmat
mulai dari yang terbaik pada tabel 7. 2007), (2) mengenali sifat biologi dan tingkah
laku ikan (waktu makan, kebiasaan makan dan
Strategi 1. Peningkatan akses permodal- kedalaman renang) sehingga lebih mengefektif-
an dan akses informasi untuk meningkatkan kan dan mengfisienkan waktu dan biaya ope-
skala usaha. Strategi ini merupakan tipe strate- rasional. Metode ini sebenarnya mudah dilaku-
gi opensif/agresif, yakni upaya peningkatan kan oleh nelayan dengan mengacu pada ke-
skala usaha melalui peningkatan akses permo- biasaan baik yang telah dilakukan selama ini
dalan dan akses informasi. Terkait dengan per- dalam kurun waktu tertentu. Untuk menentukan
modalan dan informasi, kedua hal tersebut, apakah metode tersebut cocok atau tidak
merupakan permasalahan klasik yang senantia- sangat penting untuk melakukan kajian secara
sa dihadapi nelayan dalam upaya peningkatan akademik agar validitasnya lebih meyakinkan.
skala usaha yang diharapkan dapat meningkat- Disisi lain peningkatan informasi yang baik,
kan pendapatan. Modal merupakan salah satu akan sangat membantu dalam meningkatkan
faktor kunci dalam peningkatan skala usaha. efektivitas penangkapan. Perikanan pancing
Sedang informasi sangat terkait dengan pema- ulur bisa tetap bertahan, tumbuh dan berkem-
saran hasil tangkapan. bang dengan mengikuti teknologi sistim infor-
Strategi 2. Peningkatan efektivitas pe- masi yang berkembang saat ini. Teknologi in-
angkapan dengan teknologi yang murah dan formasi yang dimaksud seperti (1) penentuan
tepat dan didukung sistem informasi yang baik. fishing ground dengan menggunakan data citra
Strategi ini merupakan tipe strategi moderat, satelit yang saat ini telah disebarkan secara
yakni upaya peningkatan efektivitas penang- online oleh kementrian kelautan dan perikanan
kapan ikan dengan melakukan rekayasa alat terkait posisi daerah penangkapan, (2) memak-
tangkap yang telah ada selama ini agar lebih simalkan penggunaan Global Positioning
efektif dan efisien dalam pengoperasiannya. Sytem pada setiap kapal, (3) membiasakan
Penggunaan teknologi yang mudah, murah dan membuat logbook yang bisa dijadikan acuan
tepat guna menjadi kunci keberhasilan strategi dalam pe- nangkapan tahun berikutnya, (4)
ini. Selain itu, dukungan system informasi yang pengenalan kondisi oseanografi perikanan, (5)
baik terhadap berbagai penerapan teknologi di melakukan operasi penangkapan sesuai
tempat lain akan sangat membantu dalam pe- regulasi dan hasil kajian terkait daerah alur
ngembangannya. Perikanan pancing ulur dalam pelayaran dan pe- ngetahuan aspek biologi
pengoperasiannya masih perlu pembenahan ikan.
dalam menerapkan metode penangkapan, ter- Strategi 3. Peningkatan akses permodal-
an dan akses informasi untuk mencegah ter-
Kantun et al. – Strategi Pengembagan Perikanan Pancing Ulur 243

jadinya destruktif fishing dan pencemaran ling- katkan. Teknologi pancing ulur yang masih sa-
kungan. Strategi ini merupakan tipe strategi ngat sederhana, dimungkinkan untuk memodi-
mo-derat, yakni strategi yang dimaksudkan fikasi alat tangkap untuk meningkatkan produk-
agar kegiatan penangkapan yang merusak si dengan mempertimbangkan bukaan mulut
(destruc-tive fishing) dengan penggunaan alat dan panjang badan dari ikan target atau me-
tangkap yang dapat merusak ekosistem dan nambah upaya yang selektif dan ramah ling-
mencegah terjadinya pencemaran lingkungan. kungan (Alo’s et al. 2008). Berdasarkan hasil
Peningkat-an akses permodalan dan akses penelitian Ralston (1982) bahwa penggunaan
informasi yang baik, diharapkan dapat ukuran mata pancing yang lebih besar membe-
meningkatkan skala usaha, dengan penerapan rikan ukuran hasil tangkapan yang lebih besar
teknologi yang mu-dah, murah dan tepat guna, yakni sebesar 71% dibandingkan dengan ukur-
sehingga akhirnya dapat meningkatkan an mata pancing yang kecil hanya sebesar
produksi hasil tangkapan tanpa merusak 29%. Peningkatan efektivitas penangkapan ju-
ekosistem. Upaya untuk meng-atasi kelemahan ga dapat dilakukan melalui peningkatan efekti-
dan menghindari ancaman pa-da perikanan vitas alat bantu penangkapan seperti; rumpon,
pancing ulur adalah dengan mela-kukan umpan dan lainnya. Sangat penting dan perlu
konsolidasi secara besar-besaran. Kon-solidasi mempertimbangkan agar pemasangan rumpon
yang perlu dilakukan terkait dengan ak-ses bukan pada jalur pelayaran. Jika rumpon dipa-
permodalan. Permodalan bisa menjadi se-buah sang pada jalur pelayaran, berarti penangkapan
ancaman dan bahkan bisa membuat sua-tu juga akan dilakukan pada jalur tersebut sehing-
kegiatan usaha perikanan pancing ulur ga akan mengganggu jalur pelayaran kapal-ka-
mengalami kegagalan. Oleh karena itu, akses pal yang lewat. Untuk menghemat biaya opera-
permodalan sangat penting dalam mendorong sional yang berhubungan dengan biaya rum-
berkembangnya suatu usaha tanpa kecuali un- pon, maka sebaiknya rumpon ditempatkan dilu-
tuk pengembangan perikanan pancing ulur. Ak- ar jalur pelayaran. Hal ini juga akan memberi-
ses permodalan berupa bantuan dari pemerin- kan kenyamanan dalam melakukan penang-
tah melalui bantuan kapal dan alat tangkap ser- kapan.
ta bantuan dana pinjaman dari perbankan tetapi
dengan bunga rendah akan sangat membantu Strategi 5. Peningkatan pendapatan ne-
dalam mengembangkan perikanan pancing layan melalui peningkatan produksi hasil tang-
ulur. Akses modal bukan hanya dari instansi kapan dan pemasaran yang baik. Strategi ini
pemerintah, tetapi juga dari berbagai pihak merupakan tipe strategi opensif/agresif, yakni
yang memiliki kepedulian terhadap peningkatan upaya peningkatan pendapatan nelayan melalui
kesejahteraan nelayan pancing ulur. Untuk peningkatan produksi hasil tangkapan dan kegi-
mengembangkan perikanan pancing ulur sang- atan pemasaran yang baik. Aspek produksi
at penting membuka ruang dan akses penda- yang baik, bila tidak ditopang dengan aspek
naan seperti dari CSR, koperasi atau bantuan pemasaran yang baik, maka menjadi sia-sia.
permodalan jenis lainnya. Disisi lain, masalah Hal tersebut, dijamin tidak akan dapat mening-
pencemaran perlu mendapat perhatian yang katkan pendapatan nelayan. Hukum ekonomi
serius. Daerah pesisir Babana Mamuju Tengah akan berlaku, dimana semakin banyak barang
merupakan daerah perkampungan nelayan maka harga akan semakin turun, sehingga
yang selama ini berprofesi menangkap ikan menjadi sia-sia bila produksi ikan hasil tang-
dengan menggunakan pancing ulur. Daerah pe- kapan meningkatkan namun tidak diimbangi
nangkapan ikan (fishing ground) yang relatif dengan sistem pemasaran yang baik.
dekat dengan daerah pemukiman akan mem- Strategi 6. Peningkatan produksi hasil
berikan dampak tersendiri berupa pencemaran tangkapan yang sesuai dengan permintaan pa-
domestik dari permukiman, sehingga sar (lokal dan ekspor). Strategi ini merupakan
pentingnya pengetahuan tentang pencegahan tipe strategi opensif/agresif, yakni strategi yang
pencemaran lingkungan sejak awal. dilakukan dengan upaya peningkatan produksi
Strategi 4. Peningkatan efektivitas pe- hasil tangkapan khususnya pada ikan-ikan tar-
nangkapan dan mencegah terjadinya destruc- get ekspor (pasar internasional). Strategi ini
tive fishing dan pencemaran lingkungan. Strate- akan memberikan harapan yang baik terhadap
gi ini merupakan tipe strategi moderat, yakni kegiatan penangkapan, khususnya pada pe-
upaya mencegah terjadinya kerusakan ekosis- nangkapan yang efektif dan efisien. Disisi lain,
tem melalui pencegahan kegiatan penangkap- nilai komoditas tangkapan akan meningkatkan
an ikan yang merusak dan kegiatan yang dapat pendapatan nelayan. Keterbatasan dalam me-
menyebabkan terjadinya pencemaran lingkung- maksimalkan potensi pasar pada perikanan
an. Disisi lain, upaya meningkatkan efektivitas pancing ulur merupakan sebuah ancaman. Un-
penangkapan diharapkan dapat terjadi, sehing- tuk mengatasi ancaman tersebut, maka upaya
ga produktivitas penangkapan ikan dapat diting-
244 Marine Fisheries 8(2): 223-235, November 2017

yang bisa dilakukan adalah dengan memak- simalkan potensi pasar yang ada. Untuk mema-

Ekspor

Pengumpul Lokal (Punggawa)


Nelayan Perantara

Pembeli Luar Daerah Pasar Lokal

Langsung

Tidak Langsung

Gambar 3. Pola pemasaran hasil tangkapan pancing ulur di Sulawesi Barat secara umum dan di
Babana Mamuju Tengah secara khusus.

suki pasar yang potensial, sangat penting untuk dengan cara meminjam bendera unit pengolah-
menjaga kualitas hasil tangkapan melalui pe- an ikan yang memiliki lisensi ekspor yang ber-
nanganan dan pengolahan yang baik dan be- markas di Makassar. Pola pemasaran seperti
nar. Hasil tangkapan pancing ulur merupakan ini menyebabkan harga ikan tinggi sampai di-
komoditas ekspor dan memiliki jaminan pasar konsumen sedangkan harga beli nelayan relatif
sehingga merupakan suatu kekuatan. Kualifika- lebih murah. Oleh sebab itu, untuk selanjutnya
si komoditas dipasaran dan adanya jaminan pa- perlu diperpendek mata rantai pemasaran se-
sar menjadi aset yang sangat berharga dalam hingga harga ikan menjadi lebih murah dilevel
mengembangkan dan mencari pasar-pasar konsumen, sedangkan harga di nelayan juga
yang potensial. Pasar yang sudah ada selama menyesuaikan dengan jenis dan kualitas ikan.
ini tetap dipertahankan, namun perlu juga men-
Strategi 7. Peningkatan sumber daya
cari pasar lain untuk memasarkan hasil tang-
nelayan terkait dengan pemasaran hasil tang-
kapan yang beragam jenis dengan harga yang
bersaing. Pola pemasaran yang selama ini ter- kapan yang baik. Strategi ini merupakan tipe
strategi defensif, yakni upaya peningkatan sum-
jadi di Babana Mamuju Tengah seperti tersaji
ber daya manusia, khususnya kemampuan da-
pada Gambar 3.
lam pemasaran hasil tangkapan. Strategi ini
Berdasarkan pola pemasaran pada gam- sangat terkait dengan strategi ke-6, yakni kegi-
bar di atas, bahwa nelayan penangkap ikan atan penangkapan ikan dengan ikan-ikan tar-
bertemu langsung dengan punggawa sebagai get. Dalam artian bahwa nelayan diberikan pe-
pemberi modal dan bertemu langsung dengan ngetahuan tidak hanya pada pasca tangkap
pembeli dari luar daerah atas persetujuan tetapi pengetahuan diberikan sejak awal ten-
punggawa. Pada sisi lain, nelayan menyerah- tang jenis-jenis ikan target yang bernilai ekono-
kan semua hasil tangkapan kepada punggawa. mi tinggi. Diharapkan nelayan dapat meningkat-
Kemudian punggawa memberi kewenangan ke- kan efisiensi penangkapan ikan dengan tetap
pada pedagang perantara setelah ada kese- memperoleh pendapatan yang tinggi.
pakatan dengan punggawa untuk melakukan
Strategi 8. Peningkatan sumber daya
penjualan ke pasar lokal maupun ekspor baik
nelayan terkait dengan pendidikan, pengetahu-
yang bersifat langsung maupun tidak langsung.
an tentang penanganan hasil tangkapan, dan
Penjualan di pasar lokal dilakukan perantara ke
pemasaran hasil tangkapan baik lokal dan eks-
masyarakat dan kelompok-kelompok unit peng-
por. Strategi ini merupakan tipe strategi defen-
olahan ikan yang telah memiliki lisensi ekspor.
sif, yakni upaya peningkatan sumber daya ma-
Pedagang perantara sebenarnya juga memiliki
nusia melalui peningkatan pendidikan nelayan,
jalur pemasaran ekspor tersendiri, namun kare-
khususnya generasi muda, peningkatan penge-
na keterbatasan kepemilikan perizinan dan ser-
tahuan tentang penanganan hasil tangkapan.
tifikasi, maka ekspor oleh perantara dilakukan
Kantun et al. – Strategi Pengembagan Perikanan Pancing Ulur 245

Khususnya penanganan hasil tangkapan sela- luruhan berjumlah 18 jenis ikan dengan jumlah
ma melaut sehingga kualitas hasil tangkapan 88 ekor. Pancing ulur tradisional mampu me-
tetap terjaga, serta pemberian pengetahuan nangkap 14 jenis ikan dengan jumlah 46 ekor
tentang pemasaran hasil tangkapan, khususnya dengan bobot seberat 45,59 kg dalam waktu
terkait jenis ikan-ikan target pasar ekspor. Stra- 531 menit, sedangkan pancing ulur mekanisasi
tegi pengembangan yang bisa dilakukan mampu menangkap 17 jenis dan 42 ekor
seperti; memberikan pelatihan dan pendam- dengan bobot seberat 52,02 kg dalam waktu
pingan kepada nelayan yang pada umumnya 124 menit. Hasil ini menunjukkan bahwa pan-
didominasi masyarakat pendidikan rendah se- cing ulur yang dimekanisasi memperoleh lebih
hingga keterampilan dan kemampuannya me- banyak jenis ikan yang tertangkap dan lebih
ningkat dalam pengelolaan perikanan dengan berat bobotnya dengan durasi waktu penang-
menggunakan alat tangkap pancing ulur. Selain kapan lebih singkat dibanding menggunakan
itu pelatihan dan pendampingan pada nelayan pancing ulur tradisional. Selain peningkatan
pancing ulur terkait dengan pembuatan atraktan sumber daya manusia, perbaikan atau penata-
untuk menarik perhatian ikan. Hal ini dimaksud- an kelembagaan nelayan juga sangat penting
kan agar penangkapan dengan pancing ulur dilakukan, sebagai alternative strategi defensif.
bisa lebih terkonsentrasi, seperti pembuatan Perikanan pancing ulur yang ada di Babana
rumpon yang ramah lingkungan dan pembuat- Mamuju Tengah, memiliki tatanan
an fish apartement sebagai rumah memijah kelembagaan nelayan bersifat secara turun
ikan pada perikanan demersal. Selain itu nela- temurun dengan sistem punggawa sawi.
yan perlu dibimbing dan dituntun tentang cara Semua hal yang berhu-bungan dengan
penanganan hasil tangkapan pasca tangkap di kegiatan usaha penangkapan pancing ulur
atas kapal sehingga kualitas dan kesegaran ditangani oleh punggawa mulai persiapan
ikan hasil tangkapan tetap terjaga dengan ha- bahan makanan, biaya operasional, pemasaran
rapan harga ikan bisa bersaing dan meningkat. hasil tangkapan dan penyediaan bahan baku
Pendampingan dilakukan terhadap peletakan untuk perbaikan peralatan, kapal, mesin kapal
posisi rumpon agar tidak berada pada jalur dan bahan pendingin ikan. Model pengelolaan
pelayaran dan tidak menimbulkan efek pagar seperti ini menyebabkan nelayan tidak bisa
dalam pemasangannya sehingga usia rumpon tumbuh dan berkembang sesuai keinginan
bisa lebih lama. Selain itu disain dan konstruksi karena sudah terikat komitmen. Har-ga ikan
rumpon yang baik dan tahan lama juga perlu yang berlaku dipasaran cukup tinggi na-mun
dibekali kepada nelayan dengan alat dan bahan yang sampai ke nelayan sangat rendah. Pada
baku yang dipergunakan dalam pembuatan sisi lain nelayan juga tidak bisa meng-hindar
rumpon. Selain itu, penanganan hasil tangkap- karena semua kebutuhannya telah dipe-nuhi
an menjadi sangat penting. Mekanisasi terha- sebagai nelayan plasma dari punggawa sawi.
dap pancing ulur dimaksudkan untuk memper- Perbaikan kelembagaan yang diharapkan bisa
cepat proses penangkapan ketika ikan tertang- meningkatkan posisi tawar nelayan (Gigentika
kap. Pada perikanan pancing ulur yang diper- et al. 2014) adalah adanya keterbukaan
gunakan untuk menangkap tuna ketika ikan punggawa sawi dalam menentukan harga yang
pertama tertangkap sebaiknya diberikan jaket layak bagi nelayan pancing ulur dengan menye-
tuna untuk membatasi dan menghentikan per- suaikan harga yang berlaku dipasaran sehing-
gerakannya. Semakin cepat ikan berhenti mela- ga bisa meningkatkan produktivitas (Kantun
wan akan semakin menurunkan suhu tubuh 2014). Produktivitas pancing ulur penangkap
ikan. Suhu tubuh yang tinggi dapat menstimu- tuna di Majene Selat Makassar sejak tahun
lasi meningkatnya histamin, sehingga penggu- 2013-2014 berkisar 274,27-604,06 kg/trip
naan jaket tuna sangat bagus untuk menjaga dengan produktivitas nelayan berkisar
kesegaran dan kualitas ikan. Pada sisi lain, Rp.619.048-721.845/trip (Kantun et al. 2014).
kapal pancing ulur perlu dilengkapi side roller
yang dibantu mesin penarik tali sehingga lebih
mudah dan mempercepat proses penarikan
ikan ke atas kapal. Kegiatan ini dilakukan untuk
KESIMPULAN
mengurangi lamanya waktu yang dipergunakan
untuk menarik ikan sehingga proses penurunan Pengembangan perikanan pancing ulur
suhu tubuh bisa menjadi lebih cepat dan kegi- di Babana Mamuju Tengah, saat ini dalam
atan penangkapan bisa berjalan lebih cepat kondisi yang relatif baik, yakni dalam kuadran II
pula dengan harapan hasil tangkapan yang (pertumbuhan). Kondisi tersebut didukung oleh
diperoleh juga menjadi lebih banyak. Noija et al. faktor internal sebesar 2,8710 dan faktor eks-
(2014) melakukan penelitian dengan menggu- ternal sebesar 3,2388. Agar kondisi ini dapat
nakan pancing ulur tradisional dan mekanisasi dipertahankan disatu sisi dan disisi lain dapat
di Pulau Ambon diperoleh hasil secara kese- ditingkatkan maka, dirumuskan delapan alter-
246 Marine Fisheries 8(2): 223-235, November 2017

natif strategi pengembangan, yakni; (1) Pening- [DKP] Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi
katan akses permodalan dan akses informasi Barat, 2015. Data Statistik Perikanan
untuk meningkatkan skala usaha, (2) Pening- Provinsi Sulawesi Barat.
katan efektivitas penangkapan dengan teknolo-
Dyson RG. 2004. Strategic Development and
gi yang murah dan tepat dan didukung sistem
SWOT Nalysis at tne University of War-
informasi yang baik, (3) Peningkatan akses per-
wick. Europian journal of Operational Re-
modalan dan akses informasi untuk mencegah
search. 152: 631-640.
terjadinya destruktif fishing dan pencemaran
lingkungan, (4) Peningkatan efektivitas penang- Gigentika S,Wisudo SH, Mustaruddin. 2014.
kapan dan mencegah terjadinya destruktif fish- Strategi Pengembangan Perikanan
ing dan pencemaran lingkungan, (5) Peningkat- Cakalang di Kabupaten Lombok Timur
an pendapatan nelayan melalui peningkatan Propinsi Nusa Tenggara Barat. Jurnal
produksi hasil tangkapan dan pemasaran yang Marine Fisheries. 5(1): 27-40.
baik, (6) Peningkatan produksi hasil tangkapan
yang sesuai dengan permintaan pasar (lokal Kantun W. 2014. Model Rumpon Laut Dalam
dan ekspor), (7) Peningkatan sumber daya dan Dangkal untuk Perikanan Pancing
nelayan terkait dengan pemasaran hasil tang- Ulur. Best Practice Management. 13 hal.
kapan yang baik, dan (8) Peningkatan sumber Kantun W., Mallawa A. dan Rapi N.L. 2014.
daya nelayan terkait dengan pendidikan, Perbandingan Struktur Ukuran Tuna
pengetahuan tentang penanganan hasil tang- Madidihang Thunnus albacares yang
kapan, dan pemasaran hasil tangkapan baik lo- Tertangkap pada Rumpon Laut Dalam
kal dan ekspor. dan Dangkal dengan Menggunakan
Pancing Ulur di Selat Makassar. Jurnal
IPTEKS Pemanfaatan Sumber daya
SARAN Perikanan. 1(2): 129-145
Untuk mencapai pengembangan perikan- Kantun W dan Mallawa A., 2016. Biologi Tuna
an pancing ulur di Babana Mamuju Tengah Madidihang Thunnus albacares. UGM
yang lebih baik, maka dibutuhkan implementasi Press. 226 hal.
dari berbagai alternative kebijakan yang telah
Kinnear, T.L. and Taylor. 1991. Marketing Re-
dirumuskan tersebut.
search, An Applied Approach. Mc.Graw
Hill, New York.
UCAPAN TERIMA KASIH Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambil-
an Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta.
Terima kasih kepada Kemenristek Dikti, PT.Grasindo.
Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti atas bantu-
an pendanaan melalui hibah Masterplan Perce- Noija, D, Martasuganda, S, Murdiyanto,
patan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi B,Taurusman, A. 2014. Analysis of Fish
Indonesia (MP3EI) dan terima kasih kepada Catches by Traditional and Mechanized
UKM Maju Bersama yang telah banyak ber- Handline in Ambon Island Waters, Malu-
peran dan terlibat dalam penelitian, pendam- ku, Indonesia. AACL Bioflux. 7(4): 263-
pingan dan penerapan hasil penelitian. Selain 267.
itu, terima kasih kepada bebestari atas saran Nurdin, E., dan Nugraha B. 2008. Penangkapan
dan koresksiannya sehingga tulisan ini menjadi Tuna dan Cakalang dengan Mengguna-
lebih berkualitas. kan Alat Tangkap Pancing Ulur (Hand
line) yang Berbasis di Pangkalan Penda-
ratan Ikan Pondok Dadap Sendang Biru,
DAFTAR PUSTAKA Malang. Bawal Widya Riset Perikanan
Alo ́s, J., Palmer, M., Grau, A. M., Deudero, S. Tangkap. 2(1): 25-31.
2008. Effects of Hook Size and Barbless Otway, N. M., Craig, J. R. 1993. Effects of Hook
Hooks on Hooking Injury, Catch Per Unit Size on the Catches of Undersized
Effort, and Fish Size in a Mixed-Species Snapper Pagrus auratus. Marine Ecology
Recreational Fishery in the Western Progress Series. 93: 9-15.
Mediterranean Sea. ICES Journal of
Marine Science. 65: 899–905. Pearce, J.A. dan Robinson, J.R.B. 1997. Ma-
najemen Strategik: Formulasi, Implemen-
DavidFR. 2004. Konsep Manajemen Strategi. tasi dan Pengendalian (Terjemahan). Bi-
Jakarta. Prehallindo. Terjemahan dari narupa Aksara, Jakarta.
Concept of Strategic Management.
Kantun et al. – Strategi Pengembagan Perikanan Pancing Ulur 247

Rahmat, E. 2007. Penggunaan Pancing Ulur


(Hand Line) untuk Menangkap Ikan Pela-
Sulistyaningsih R. K., Barata A. dan Siregar K.
gis Besar di Perairan Bacan, Halmahera
2011. Perikanan Pancing Ulur Tuna di
Selatan. Jurnal Penelitian Perikanan
Kedonganan, Bali. Jurnal Penelitian Per-
Laut. 6(1): 29-33.
ikanan Indonesia 17(3): 185-191.
Ralston, S. 1982. Influence of Hook Size in the
Yavuz, F. and Baycan, T.2013. Use of SWOT
Hawaiian Deep-Sea Handline Fishery.
and Analytic Hierarchy Process Integra-
Ca.J.Fish. Aquat. Sci. 39: 1297-1302.
tion as aParticipatory Decision Making
Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT. Teknik Tool in Watershed Management. Proce-
Membedah Kasus Bisnis. Jakarta. Gra- dia Technology. 8: 134-143.
media Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai