Anda di halaman 1dari 251

PENGARUH PEMBELAJARAN GRAPHIC ORGANIZER TIPE

FOUR CORNERS AND A DIAMOND TERHADAP


KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh :

AINI ALFIYAH
NIM : 1112017000009

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
ABSTRAK

AINI ALFIYAH (1112017000009), Pengaruh Pembelajaran Graphic


Organier Tipe Four Corners and A Diamod Terhadap Kemampuan Koneksi
Matematis Siswa. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2017.
Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis pengaruh pembelajaran graphic
organizer tipe four corners and a diamond terhadap kemampuan koneksi
matematis siswa.penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 5 Depok tahun ajaran
2016/2017. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan
desain Posttest-Only Control Design. Sampel penelitian sebanyak 85 siswa terdiri
dari 43 siswa kelas eksperimen dan 42 siswa kelas kontrol yang diperoleh dengan
teknik cluster random sampling. Pengumpulan data kemampuan koneksi
matematis siswa setelah perlakuan dengan menggunakan instrumen tes.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kemampuan koneksi matematis
siswa yang diajarkan dengan pembelajaran graphic organizer tipe four corners
and a diamond lebih tinggi daripada kemampuan koneksi matematis siswa yang
diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Kemampuan koneksi matematis
tersebut meliputi 4 indikator yaitu, mencari hubungan berbagai representasi
konsep atau prosedur, menerapkan konsep dengan situasi baru, menerapkan
hubungan antar topik, dan menerapkan hubungan antar topik matematika dengan
disiplin ilmu lain. Kesimpulan penelitian ini adalah penggunaan pembelajaran
graphic organizer tipe four corners and a diamond berpengaruh terhadap
kemampuan koneksi matematis siswa ( ).

Kata kunci: Pembelajaran Graphic Organizer tipe Four Corners and A


Diamond, Kemampuan Koneksi Matematis

i
ABSTRACT

Aini Alfiyah (1112017000009), "The Effects of Learning Graphic


Organizer type Four Corners and A Diamond to Students of Mathematical
Connections Skill." The Thesis Department of Mathematics Education, Faculty
of Tarbiyah and Teaching Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University
Jakarta, 2017.
The purpose of this research was to analyze the effect of the learning
graphic organizer type four corners and a diamond to student of mathematical
connection skill. This research was conducted at SMA Negeri 5 Depok academic
year 2016/2017. The method used is quasi-experimental method with posttest only
control group design. The sample are 85 students, they are 43 students in
experimental group and 42 students in control group that chosen by cluster
random sampling technique. The collecting data of students mathematical
connections skills ued by test instrument.
The result of this reseach shown that students mathematical connections
skills wgo are taught by learning graphic organizer type four corners and a
diamond higher than students taught by conventional learning. That mathematical
connections skill include 4 indicators: looking for a relationship representations
of concept or prosedures, applying concepts to new situations, apply relationships
between topics, and applying mathematichal relationships between topics with
other disciplines. The conclusion of this research is the mathematics’ learning
with graphic organizer type four corners and a diamond could gave an effect
towards students to mathematical connections skill ( ).

Keywords: Learning Graphic Organizer type Four Corners and A Diamond,


Mathematical Connections Skill

ii
KATA PENGANTAR

‫ﺑﺳﻢﺍﷲﺍﻟﺭﺤﻣﻦﺍﻟﺭﺤﻳﻢ‬
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan karunia, nikmat, kemudahan dan kekuatan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam
senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga,
sahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
kemampuan dan pengetahuan penulis sangat terbatas. Namun, berkat dorongan
dan masukan yang positif dari berbagai pihak sangat membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.Oleh karena itu ucapan terimakasih penulis ucapkan
kepada:
1. Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Kadir, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika sekaligus
pembimbing I yang selalu memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan
skripsi ini.
3. Dr. Abdul Mu’in, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
4. Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd, selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah
membimbing selama saya menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Gusni Satriawati, M.Pd, selaku pembimbing II yang selalu memberikan
bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Matematika yang telah
memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama
mengikuti perkuliahan.
7. Bapak Ahmad Zarkasih, S.Pd, selaku kepala SMA Negeri 5 Depok dan Ibu
Sugiharti, S.Pd selaku wakil kepala SMA Negeri 5 Depok yang telah
mengijinkan penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut. Ibu Sri
Sidiawati, M.Pd, selaku guru pamong yang telah membantu penulis selama

iii
penelitian berlangsung. Siswa/i kelas XI-MIA.2 dan XI-MIA.3 SMA Negeri 5
Depok, yang telah bersikap kooperatif selama penulis mengadakan penelitian.
8. Yang teristimewa kepada Papa Asmat, S.Ag dan Umi Sundus yang senantiasa
memberikan motivasi, dan dukungan, baik moril dan materil, cinta dan kasih
sayang. Serta doa yang tiada henti kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini. Kakak ku Yuliyanti, S.Pd, Sholahuddin, S.Pd, Kumala, S.H dan adikku
Abdul Syakir. Serta kakak-kakak iparku tercinta dan Adeng Hudaya yang
senantiasa memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.
9. Sahabat kesayangan, Ani Qumi Laila, Lailita Tria Rahmawati, S.Pd, Umai
Matul Wafa dan Mayyosi Sandri, Endah Hardiyaningsih, S.Pd, Siti Miftahul
M, Widayati Luthfi Fauziah, S.Pd, Siti Fauziah Rahmah, S.Pd, Mia Halpiani,
Ajeng Detesyani, S.Pd yang selalu memberi semangat, saling mengingatkan
dan tempat berbagi suka duka. Terimakasih atas kebersamaan dari awal kuliah
sampai sekarang dan segala bentuk dukungan yang diberikan kepada penulis.
10. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2012,
khususnya Adelina, Evia Fajriati k, S.Pd, Fadhla Rizkia, S.Pd, Lisfa, Asti, Riri,
Resti, Syarif, Ilham, Anita, Rizqo, Diantary, Lava, Robiah Adawiyah, S.Pd,
Mala, Icha, Ivo, Ai, Akma, dan Qiqi terimakasih atas kebersamaan, canda tawa
selama ini, semoga silaturahmi ini terus terjaga.
11. Dan kepada semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya atas segala jasa dan amal
kebaikan yang diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan
karena terbatasnya kemampuan penulis. Untuk itu kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi ilmu pengetahuan, Aamiin.
Jakarta, Juni 2017
Penulis

Aini Alfiyah

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 6
D. Perumusan Masalah....................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian........................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 7
BAB II LANDASAN TEORITIS ................................................................. 9
A. Kajian Teori................................................................................... 9
1. Kemampuan Koneksi Matematis ............................................. 9
2. Pembelajaran Graphic Organizer ............................................ 13
3. Four Corners and A Diamond ................................................. 16
4. Pembelajaran Konvensional .................................................... 21
B. Hasil Penelitian yang Relevan....................................................... 22
C. Kerangka Teoritik ......................................................................... 24
D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 27
A. Tempat dan WaktuPenelitian ........................................................ 27
B. Metode dan DesainPenelitian ........................................................ 27
C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 28

v
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 29
E. Instrumen Penelitian ...................................................................... 29
1. Validitas .................................................................................. 31
2. Reliabilitas............................................................................... 34
3. DayaPembeda .......................................................................... 34
4. Taraf Kesukaran ...................................................................... 36
F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 38
1. Pengujian Prasyarat Analisis ................................................... 39
a. Uji Normalitas ................................................................... 39
b. Uji Homogenitas................................................................ 39
2. Pengujian Hipotesis ................................................................. 40
3. Menentukan Proposi Varians (Effect Size) .............................. 41
G. Hipotesis Statistik.......................................................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 43


A. Deskripsi Data .............................................................................. 43
1. Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas Eksperimen ..... 43
2. Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas Kontrol ........... 46
3. Perbandingan Skor Kemampuan Koneksi Matematis Siswa
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol....................................... 48
4. Perbandingan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas kontrol Perindikator ............................ 50
B. Pengujian Persyaratan Analisis ..................................................... 53
1. Uji Normalitas .......................................................................... 53
2. Uji Homogenitas ....................................................................... 54
C. Uji Hipotesis .......................................................................................... 54
D. Pembahasan ................................................................................... 55
1. Kemampuan Koneksi Matematis Menurut Indikator Mencari
Hubungan Berbagai Representasi Konsep atau Prosedur
Matematik................................................................................ 61
2. Kemampuan Koneksi Matematis Menurut Indikator

vi
Menerapkan Konsep dan Prosedur yang Telah Diperoleh
pada Situasi Baru ..................................................................... 64
3. Kemampuan Koneksi Matematis Menurut Indikator
Menerapkan Hubungan Antar Topik Matematika .................. 66
4. Kemampuan Koneksi Matematis Menurut Indikator
Menerapkan Hubungan antara Topik Matematika dengan
Topik Disiplin Ilmu Lain......................................................... 69
E. KeterbatasanPenelitian .................................................................. 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 72
A. Kesimpulan.................................................................................... 72
B. Saran ............................................................................................. 73
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 74
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 77

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran Graphic Organizer Tipe Four Corners


And A Diamond ............................................................................... 20
Tabel 3.1 Rancangan Desain Penelitian ........................................................... 28
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Uji Coba Tes Kemampuan Koneksi Matematis Siswa
......................................................................................................... 30
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Isi Kemampuan Koneksi Matematis Siswa ...... 32
Tabel 3.5 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Soal ............................................. 33
Tabel 3.6 Hasil Rekapitulasi Perhitungan Reliabilitas ..................................... 34
Tabel 3.7 Hasil Rekapitulasi Perhitungan Daya Pembeda ............................... 36
Table 3.8 Hasil Rekapitulasi Perhitungan Taraf Kesukaran ............................ 37
Tabel 3.9 Hasil Rekapitulasi Perhitungan Uji Coba Instrumen Setelah
Drop Soal Tidak Valid ................................................................... 38
Tabel 4.1 Profil Responden Penelitian ............................................................. 43
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas
Eksperimen ...................................................................................... 44
Tabel 4.3 Frekuensi Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas
Eksperimen ...................................................................................... 45
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas
Kontrol ............................................................................................. 46
Tabel 4.5 Frekuensi Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas Kontrol
......................................................................................................... 47
Tabel 4.6 Perbandingan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................................................ 49
Tabel 4.7 Perbandingan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa pada Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol PerIndikator ................................... 51
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 53
Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas ..................................................................... 54
Tabel 4.10 Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 55

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Four Corners and A Diamond ..................................................... 18


Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian ............................................ 26
Gambar 4.1 Histogram Frekuensi Data Kemampuan Koneksi Matematis
Siswa Kelas Eksperimen ............................................................. 46
Gambar 4.2 Histogram Frekuensi Data Kemampuan Koneksi Matematis
Siswa Kelas Kontrol .................................................................... 48
Gambar 4.3 Boxplot Perbandingan Nilai Kemampuan Koneksi Matematis
Siswa pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...................... 50
Gambar 4.4 Presentase Skor Kemampuan Koneksi Matematis Siswa pada
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .......................................... 52
Gambar 4.5 Aktivitas Pembelajaran Dikelas ................................................... 57
Gambar 4.6 Pertanyaan dan Jawaban pada Tahap Main Idea ......................... 57
Gambar 4.7 Pertanyaan dan Jawaban pada Tahap Connect ............................. 58
Gambar 4.8a Pertanyaan dan Jawaban pada Tahap Brainstorm ...................... 59
Gambar 4.8b Pertanyaan dan Jawaban pada Tahap Brainstorm ...................... 59
Gambar 4.9 Pertanyaan dan Jawaban pada Tahap Solve ................................. 60
Gambar 4.10 Pertanyaan dan Jawaban pada Tahap Write ............................... 60
Gambar 4.11 Hasil Four Corners and A Diamond Pada LKS 2 ...................... 61
Gambar 4.12 Soal dan Jawaban Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
................................................................................................... 63
Gambar 4.13 Soal dan Jawaban Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
................................................................................................... 65
Gambar 4.14 Soal dan Jawaban Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
................................................................................................... 67
Gambar 4.15 Soal dan Jawaban Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
................................................................................................... 70

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Prapenelitian...................................................................... 77


Lampiran 2 Hasil Wawancara ........................................................................ 78
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen ..... 80
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol............ 121
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ..................................... 129
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol ............................................ 152
Lampiran 7 Latihan Kelas Eksperimen .......................................................... 164
Lampiran 8 Latihan Kelas Kontrol ................................................................. 176
Lampiran 9 Kisi-kisi Uji Coba Tes Kemampuan Koneksi Matematis Siswa
.................................................................................................... 185
Lampiran 10 Form Uji Validitas Isi dengan metode CVR .............................. 186
Lampiran 11 Hasil Rekapitulasi CVR Instrumen Kemampuan Koneksi
Matematis Siswa ......................................................................... 192
Lampiran 12 Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Koneksi Matematis ........ 193
Lampiran 13 Kunci Jawabn Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Koneksi
Matematis.................................................................................... 196
Lampiran 14 Pedoman Penskoran Kemampuan Koneksi Matematis .............. 206
Lampiran 15 Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen................................. 207
Lampiran 16 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen ............................. 209
Lampiran 17 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Instrumen ............................ 210
Lampiran 18 Hasil Perhitungan Taraf Kesukaran Instrumen ......................... 212
Lampiran 19 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas, Uji Reliabilitas,
Daya Pembeda dan Taraf Kesukaran .......................................... 214
Lampiran 20 Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Koneksi Matematis siswa
Setelah Uji Coba Soal ................................................................. 215
Lampiran 21 Instrumen Tes Kemampuan Koneksi Matematis Siswa ............. 216
Lampiran 22 Hasil Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................... 222
Lampiran 23 Hasil Uji Normalitas ................................................................... 224
Lampiran 24 Hasil Uji Homogenitas ............................................................... 225

x
Lampiran 25 Hasil Uji Hipotesis Statistik ...................................................... 226
Lampiran 26 Hasil Perhitungan Proposi Varians (Effect Size) ........................ 227
Lampiran 27 Uji Referensi .............................................................................. 228
Lampiran 28 Surat Permohonan Penelitian ..................................................... 235
Lampiran 29 Surat Keterangan Penelitian ....................................................... 236

xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu pencapaian dengan tujuan untuk perubahan
tingkah laku, dari tingkah laku seseorang yang kurang baik menjadi lebih
baik. Pendidikan juga dapat disebut sebagai suatu sarana dalam
pembelajaran. Menurut UU No. 20 Tahun 2003, Pendidikan adalah suatu
usaha yang sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Salah satu berkembangnya suatu
pendidikan sangat dipengaruhi dari keberhasilan suatu pelaksanaan
pembelajaran.
Selain itu, pembelajaran juga meliputi mata pelajaran yang memiliki
potensi untuk mengembangkan kemampuan siswa. Salah satunya mata
pelajaran matematika yang dapat melatih pola pikir siswa dalam memahami
suatu konsep dan juga melihat keterkaitan antara konsep atau pengetahuan
matematika dengan konsep atau pengetahuan matematika lainnya. Antar
konsep diluar matematika dan juga antar konsep dalam kehidupan sehari-
hari.
Pada buku Erman Suherman, dkk menyatakan bahwa pembelajaran
menjadi lebih bermakna (meaningful), peserta didik tidak hanya
untuk mengetahui sesuatu (learning to know), tetapi juga belajar
melakukan (learning to do), belajar menjiwai (learning to be),
belajar bagaimana harusnya belajar (learning to learn), serta belajar
bersosialisasi (learning to live together). Peserta didik juga bisa
mengaitkan konsep yang dipelajarinya dengan konsep-konsep lain
yang relevan, serta belajar memecahkan masalah sebagai latihan
untuk membiasakan belajar dengan tingkat kognitif tinggi. Peserta
didik akan merasa senang dan aktif dalam pembelajaran.2

1
Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional, (Jakarta:
Ditjen Kelembagaan Agama Islam Depag, 2003), Cet. III, h. 34.
2
Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,
(Bandung: Jica UPI, 2003), h. 3.

1
2

Pembelajaran yang dirincikan Erman suherman adalah belajar


melakukan, dimana memberi kesempatan pada sisiwa untuk terampil
mengaitkan antara pengetahuan matematika yang dimiliki dengan
pengetahuan baru, atau pengetahuan lain yang relevan. Sehingga tercipta
hubungan konsep, ide matematika yang tak dapat dipisahkan. Belajar
menjiwai, siswa tidak hanya memahami suatu konsep tetapi juga
menghargai nilai-nilai akan proses belajar matematika. Belajar bagaimana
harusnya belajar, membiasakan siswa belajar dengan proses pemahaman
tingkat kognitif tinggi dengan tujuan pengetahuan yang terbentuk
berwawasan dan luas. Belajar bersosialisasi, siswa akan belajar secara
berkelompok, bekerja sama, bertukar pikiran dan saling menghargai. Jika
hal-hal tersebut dapat diimplementasikan dikelas maka siswa pun akan lebih
aktif, nyaman dan merasa senang dalam pembelajaran.
Menurut Levvit, jika suatu masyarakat dibiarkan dalam kebutaan
matematika maka akan membuat masyarakat tersebut kehilangan
kemampuan untuk berpikir secara disipliner dalam menghadapi masalah-
masalah nyata dan masalah-masalah yang relatif sepele hingga masalah-
masalah yang benar-benar rumit.3 Pernyataan tersebut dapat dilihat betapa
pentingnya pembelajaran matematika pada era sekarang diharapkan untuk
selalu meningkatkan kemampuan matematika pada siswa agar kemampuan
matematika siswa semakin berkembang dan lebih baik. Sehubungan dengan
cara meningkatkan kemampuan matematika, Peraturan menteri pendidikan
nasional no 22 tahun 2006 menyebutkan salah satu kemampuan yang harus
dimiliki peserta didik adalah memahami konsep matematika, menjelaskan
keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara
luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah. 4 Hal ini
memfokuskan siswa agar memiliki kemampuan untuk mengaitkan,

3
Ibrahim, dan Suparni, Pembelajaran Matematika Teori dan Aplikasinya,
(Yogyakarta: Suka-press, 2012), h. 43
4
Sri Wardhani, dan Rumiati, Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika
SMP:Belajar dari PISA dan TIMSS, (Jakarta: Kemerdiknas, 2011), h. 12.
3

menghubungkan suatu konsep matematika atau yang disebut dengan


kemampuan koneksi matematis.
Menurut NCTM pada buku Principles and standards for School
Mathematic, matematika memiliki lima standar kemampuan dasar salah
satunya yakni: koneksi (connections). 5 Kemampuan koneksi matematis
adalah apabila seseorang mampu mengaitkan ide- ide matematika maka
pemahaman matematikanya akan semakin dalam dan bertahan lama.
Seseorang mampu melihat keterkaitan antar topik dalam matematika dengan
konteks selain matematika, dengan pengalaman hidup sehari-hari.6
Kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan yang sangat
penting dan sangat diperlukan dalam penguasaan mata pelajaran
matematika. Siswa mampu menghubungkan ide satu dengan ide lainnya,
dengan ide disiplin ilmu lain, dan ide dengan kehidupan sehari-hari. Cara ini
dapat dikatakan efektif, bisa dibayangkan tanpa adanya koneksi matematika
siswa harus menghafal terlalu banyak konsep dan langkah baku
penyelesaian. Sepadan dengan hal ini Sugiman berpendapat, bahwa
keterkaitan antar konsep atau prinsip dalam matematika memegang peranan
7
yang sangat penting dalam mempelajari matematika. Siswa dapat
memahami secara mendalam dan menyeluruh, sehingga lebih mudah untuk
mempelajari suatu materi.
Bruner juga mengemukakan bahwa agar siswa dalam belajar
matematika lebih berhasil, siswa harus lebih banyak diberi kesempatan
untuk melihat kaitan-kaitan, baik kaitan antara dalil dan dalil, antara teori
dan teori, antar topik dan topik, maupun antara cabang matematika
8
(misalnya, aljabar dan geometri). Kemampuan siswa dalam melihat
keterkaitan antar topik, konsep maupun dalil matematika mampu membuat

5
NCTM, Principles and Standards for School Mathematics, (Reston: NCTM,
2000), h. 29.
6
NCTM, op. cit., h. 64.
7
Pratiwi Dwi Warih S, dkk., Analisis Kemampuan Koneksi Matematis Siswa
Kelas VIII pada Materi teorema Pytagoras, (Surakarta: UNM, 2016), h. 378.
8
Ruseffendi, Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya
dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA, (Bandung: Tarsito, 1991), h. 143.
4

siswa belajar lebih bermakna dan lebih mudah mencapai tujuan


pembelajaran.
Namun demikian, kemampuan koneksi matematis siswa masih
tergolong rendah. Hal ini terlihat dari hasil penelitian Trends in
International Mathematics and Science Study (TIMSS) pada tahun 2011
bahwa kemampuan koneksi yang terdapat pada domain kognitif mengetahui
masih kurang berkembang. Siswa masih kurang mengaitkan konsep-konsep
9
geometri pada soal limas segilima. Hasilnya negara Indonesia
menunjukkan presentasi sebesar 27% dari rata-rata international sebesar
58%.10
Berdasarkan Prapenelitian yang peneliti lakukan pada kegiatan
observasi bulan November 2016 disalah satu Sekolah Menengah Atas
Negeri (SMAN) di Depok. Data yang diperoleh bahwa kemampuan koneksi
matematis siswa adalah 33.75%. Persentasi capaian ini tergolong rendah.
Deskripsi kemampuan koneksi tiap aspek yang berhasil dicapai siswa adalah
aspek koneksi antar topik matematika 21.75%, aspek koneksi matematika
dengan pelajaran lain 14.25%, dan aspek koneksi dengan kehidupan sehari-
hari 4.5%. Nilai terendah siswa adalah 8.33 dan tertinggi hanya 58.33
berarti terdapat variasi yang cukup tinggi atas kemampuan siswa terhadap
kemampuan koneksi matematis siswa.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti pada kegiatan
observasi bulan Januari 2017 disalah satu Sekolah Menengah Atas Negeri
(SMAN) di Depok. Pembelajaran yang biasa digunakan guru adalah
pembelajaran konvensional. Situasi kelas dalam pembelajaran matematika
masih kurang aktif dan ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam
menjawab pertanyaan. Pembelajaran yang diterapkan guru masih kurang
mengembangkan kemampuan koneksi matematis siswa, dikarenakan masih
sedikit siswa melibatkan keterkaitan antar konsep matematika dalam
memahami konsep atau menjawab suatu masalah. Siswa pun kurang
9
Ina V.S Mullis, dkk., TIMSS 2011 International Results in Mathematics,
(Chestnut Hill: Lynch School of Education, Boston Collage, 2012), h. 124.
10
Ina V.S Mullis, dkk., op. cit., h. 127.
5

terbiasa menggunakan kemampuan koneksi dalam pembelajaran


matematika. Soal-soal yang diberikan guru dikelas kurang melibatkan
keterkaitan atau keterhubungan suatu konsep, ide matematika dengan
konsep, ide matematika lain. antar konsep disiplin ilmu lain, dan juga antar
konsep pada kehidupan sehari-hari. Hal ini bertolak belakang dengan
peranan guru yang seharusnya membantu peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan dan kemampuan dalam mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dan pengetahuan baru siswa dengan suatu
masalah.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya bahwa kemampuan koneksi
matematis masih kurang ditingkatkan dalam menyelesaikan masalah
matematika dan proses pembelajaran matematika hanya menggunakan
pembelajaran konvensional. Salah satu alternatif pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa yaitu pembelajaran
graphic organizer tipe four corners and a diamond. Pembelajaran graphic
organizer adalah alat pembelajaran yang dapat membantu siswa mengatur
dan menyusun informasi yang telah diperoleh secara visual. Selain itu,
siswa dapat menghubungkan ide-ide matematis yang dimiliki siswa untuk
menyelesaikan masalah.
Four corners and a diamond merupakan salah satu tipe dari
pembelajaran graphic organizer yang dikembangkan dari teori polya.
Dalam pelaksanaan tipe ini terdapat lima langkah yang mampu
mengembangkan kemampuan koneksi matematis siswa. Ada satu langkah
dimana siswa secara khusus menghubungkan suatu informasi diperoleh
dengan pengetahuan yang telah dikuasai maupun pengetahuan baru siswa.
Tahapan-tahapan antara lain: main idea, connect, brainstrom, solve, dan
write.
Berdasarkan pemaparan permasalahan diatas, untuk
mengembangkan kemampuan koneksi matematis siswa akan menggunakan
pembelajaran graphic organizer tipe four corners and a diamond. Atas
dasar uraian tersebut maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian
6

berjudul: “Pembelajaran Graphic Organizer Tipe Four Corners and A


Diamond Terhadap Kemampuan Koneksi Matematis Siswa.”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Kemampuan koneksi matematis siswa masih rendah.
2. Situasi kelas pada pembelajaran matematika kurang aktif.
3. Pembelajaran yang dilaksanakan guru kurang mendukung
kemampuan koneksi matematis siswa dalam proses pembelajaran
matematika.
4. Soal-soal yang diberikan guru dikelas kurang melibatkan keterkaitan
antar konsep, ide, dan topik lain terkait matematika, terkait disiplin
ilmu lainnya maupun terkait kehidupan sehari-hari.
5. Kemampuan koneksi matematis kurang ditingkatkan guru dalam
proses pembelajaran matematika.
6. Penggunaan graphic organizer tipe four corners and a diamond
belum digunakan guru disekolah.

C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari perluasan dari masalah yang akan dikaji dan
memfokuskan masalah pada penelitian ini, maka peneliti membuat batasan
masalah sebagai berikut:
1. Kemampuan koneksi matematis peserta didik pada penelitian ini
dibatasi antara lain: a) Mencari hubungan berbagai representasi
konsep, atau prosedur matematik. b) Menerapkan konsep dan
prosedur yang telah diperoleh pada situasi baru. c) Menerapkan
hubungan antar topik matematika. d) Menerapkan hubungan antara
topik matematika dengan topik disiplin ilmu lain.
2. Pembelajaran yang akan digunakan pada penelitian ini adalah
pembelajaran graphic organizer tipe four corners and a diamond
7

yang akan diajar pada kelas eksperimen dan pembelajaran


konvensional yang akan diajar pada kelas kontrol.
3. Pokok bahasan yang digunakan pada penelitian ini adalah aturan
pencacahan dan peluang.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, serta pembatasan
masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah yang
dibuat pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan koneksi matematis peserta didik dengan
pembelajaran graphic organizer tipe four corners and a diamond?
2. Bagaimana kemampuan koneksi matematis peserta didik dengan
menggunakan pembelajaran konvensional?
3. Apakah kemampuan koneksi matematis peserta didik dengan
pembelajaran graphic organizer tipe four corners and a diamond lebih
tinggi dari pembelajaran konvensional?

E. Tujuan Penelitian
a. Menganalisis dan mendeskripsikan kemampuan koneksi matematis
pada pembelajaran graphic organizer tipe four corners and a
diamond.
b. Menganalisis dan mendeskripsikan kemampuan koneksi matematis
pada pembelajaran konvensional.
c. Menganalisis perbedaan kemampuan koneksi matematis pada
pembelajaran graphic organizer tipe four corners and a diamond
dengan pembelajaran konvensional.

F. Manfaat Penelitian
a. Bagi siswa: Siswa diharapkan memperoleh pengalaman dari
pembelajaran graphic organizer dan membantu mengembangkan
kemampuan koneksi matematis siswa dan keterampilan lain dalam
menyelesaikan masalah.
8

b. Bagi guru matematika: Mengetahui dan mengimplementasikan


strategi pembelajaran yang lebih inovatif dalam pembelajaran
sehingga tujuan pembelajaran dapat terlaksana lebih baik dari
sebelumnya.
c. Bagi peneliti: Hasil penelitian ini diharapkan peneliti menambah
pengetahuan dan wawasan tentang inovasi pembelajaran dan dunia
pendidikan.
d. Bagi pembaca: Hasil penelitian ini diharapkan untuk menjadi referensi
bagi pembaca dalam penelitian dan dapat dikembangkan lebih lanjut
lagi.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik
1. Kemampuan Koneksi Matematis
Menurut Reys, dkk dalam buku Strategi Pembelajaran Matematika
kontemporer, Matematika merupakan telaah tentang pola dan hubungan,
suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat. 1
Matematika adalah Ilmu tentang pola dan hubungan, sebab dalam
matematika sering dicari keseragaman seperti keterurutan, dan keterkaitan
pola dari konsep-konsep tertentu yang direpresentasi, sehingga dapat
dibentuk generalisasi dan dibuktikan secara deduktif. 2 Keterkaitan dan
hubungan dalam matematika merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan
dan sangat penting. Sebab jika siswa mencari kaitkan dari konsep-konsep
matematika, maka akan terlatih cara berpikir siswa sehingga memperoleh
suatu pemahaman yang mendalam dan mempermudah siswa membuktikan
suatu masalah.
Kemampuan yang melibatkan keterkaitan dan hubungan antar
konsep, ide matematika dengan konsep, ide matematika lainnya, diluar ide
matematika mapun kehidupan sehari-hari disebut kemampuan koneksi
matematis. Kemampuan koneksi matematis terdapat pada National Council
of Teachers of Mathematics atau NCTM, ada lima standar kemampuan
dasar matematika, yakni: pemecahan masalah (problem solving), penalaran
(reasoning), komunikasi (communication), koneksi (connections), dan
representasi (repressentation).3
Menurut NCTM Kemampuan koneksi matematis adalah apabila
seseorang mampu mengaitkan ide- ide matematika maka pemahaman
matematikanya akan semakin dalam dan bertahan lama. Seseorang mampu

1
Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,
(Bandung: Jica UPI,2003), h. 17.
2
Ibrahim dan Suparni, Pembelajaran Matematika Teori dan Aplikasinya,
(Yogyakarta: Suka Press, 2012), h. 5.
3
NCTM, Principles and Standards for School Mathematics, (Reston: NCTM,
2000), h. 29.

9
10

melihat keterkaitan antar topik dalam matematika dengan konteks selain


matematika, dengan pengalaman hidup sehari-hari.4
Kemampuan koneksi matematis merupakan kemampuan yang
diperlukan dalam pembelajaran matematika. Hal ini bermaksud membantu
siswa melihat keterkaitan antar konsep matematika dengan konsep
matematika lainnya, mengaitkan materi pokok bahasan dengan konsep
diluar matematika, dan juga mengaitkan konsep matematika dengan
pengalaman siswa pada kehidupan sehari-hari. Manfaat lain yang dapat
diperoleh siswa dalam mengaplikasikan aspek-aspek tersebut pada
pembelajaran dikelas maupun diluar kelas.
Menurut Teorema Konektivitas, setiap konsep, prinsip, dan
keterampilan dalam matematika berhubungan dengan konsep-
konsep, prinsip-prinsip, dan keterampilan-keterampilan yang lain.
Adanya hubungan tersebut menyebabkan struktur dari setiap cabang
matematika menjadi jelas dan akan membantu guru dan pihak-pihak
lain (siswa). Dengan memahami hubungan antara bagian yang satu
dengan yang lain dari matematika, pemahaman siswa terhadap
struktur dan isi matematika menjadi lebih utuh.5

Sedangkan menurut Suhendra, menyatakan bahwa penguasaan


koneksi adalah kapabiltas untuk mengaitkan satu ide atau gagasan dengan
ide atau gagasan lain dalam lingkup yang sama atau bidang lain pada
lingkup yang lain. terdapat kriteria sesorang dikatakan mampu mengoneksi
atau mengaitkan satu hal dengan yang lainnya, antara lain:6
a. Menghubungkan antara topik atau pokok bahasan matematika dengan
topik atau pokok bahasan matematika yang lainnya.
b. Mengaitkan berbagai topik atau pokok bahasan dalam matematika
dengan bidang lain dan atau hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari.

4
NCTM, op. cit., h. 64.
5
Ibrahim, dan Suparni, op. cit., h. 87
6
Suhendra, dkk., Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematik,
(Jakarta : UT, 2007), h. 22.
11

Pernyataan diatas menyatakan bahwa kemampuan koneksi


matematis siswa adalah keterkaitan konsep, prinsip dan keterampilan dapat
memberikan kejelasan pemahaman secara terperinci dan utuh bagi siswa.
Selain itu, menghubungkan antar topik matematika dengan topik
matematika lainnya dan mengaitkan antar topik matematika, antar bidang
lainnya atau hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari menjadi tolak
ukur seseorang mampu menguasai kemampuan koneksi.
Adapun kegiatan yang tergolong pada kemampuan koneksi
matematis menurut Utari Sumarmo, antaranya adalah:7
a. Memahami representasi ekuivalen suatu konsep, proses, atau prosedur
matematik.
b. Mencari hubungan berbagai representasi konsep, proses, atau prosedur
matematik.
c. Memahami hubungan antartopik matematika.
d. Menerapkan matematika dalam bidang lain atau dalam kehidupan
sehari-hari.
e. Mencari hubungan satu prosedur dengan prosedur lain dalam
representasi yang ekuivalen.
f. Menerapkan hubungan antar topik matematika dan antara topik
matematika dengan topik disiplin ilmu lainnya.

Mousley menyatakan bahwa terdapat tiga macam koneksi matematis


yang perlu dikembangkan yatu: a. Koneksi antara pengetahuan matematika
baru dengan pengetahuan matematika yang sudah ada sebelumnya. b.
Koneksi antar konsep-konsep matematika, dan c. Koneksi antara
matematika dengan kehidupan sehari-hari.8
Menurut NCTM, indikator untuk koneksi matematik untuk kelas 6-8
adalah sebagai berikut :9

7
Utari Sumarmo, dan Heris Hendriana, Penilaian Pembelajaran Matematika,
(Bandung: Refika Aditama, 2014), h. 27.
8
Judith Mousley, An Aspect of Mathematical understanding The Notion Of
“Connected Knowing”,Proceedings of the 28th Conference of the International, 2004, h. 377.
9
NCTM, op. cit., h. 274.
12

a. Mengetahui dan menggunakan hubungan diantara ide-ide matematika


(recognize among mathematical idea).
b. Mengerti dan menunjukkan bagaimana ide-ide matematik saling
berhubungan dan membangun satu dengan yang lain untuk
menghasilkan keterkaitan secara menyeluruh (demonstrate how
mathematical ideas and bulid on one another to produce a coherent
whole).
c. Mengetahui dan menerapkan matematika dalam konteks di luar
matematika (recognize and apply mathematics in contexts outside of
mathematics).

Ulep, dkk. menguraikan indikator koneksi matematik, sebagai


berikut:10
a. Menyelesaikan masalah dengan menggunakan grafik, hitungan numerik,
aljabar dan reperentasi verbal.
b. Menerapkan konsep dan prosedur yang telah diperoleh pada situasi baru.
c. Menyadari hubungan antar topik dalam matematika.
d. Memperluas ide-ide matematik.
Adapun kemampuan koneksi yang dimaksud pada penelitian ini ada
empat indikator yang akan diukur. Salah satu indikator dirincikan menjadi
dua bagian yang terpisah dan ada indikator yang hanya dibatasi konsep dan
prosedur saja, antara lain: mencari hubungan berbagai representasi konsep,
atau prosedur matematik, menerapkan konsep dan prosedur yang telah
diperoleh pada situasi baru, menerapkan hubungan antar topik matematika,
dan menerapkan hubungan antara topik matematika dengan topik disiplin
ilmu lain.
a. Mencari hubungan berbagai representasi konsep, atau prosedur
matematik adalah melihat kaitan antara suatu representasi konsep, dan
representasi prosedur matematika dalam menyelesaikan masalah.

10
Kartika Yulianti, Menghubungkan Ide-ide Matematik melalui Kegiatan
Pemecahan Masalah, FMIPA-UPI, 2004, h. 2.
13

misalnya, pada materi barisan dan deret aritmatika. Siswa dapat


menghubungkan konsep barisan dan juga prosedur penyelesaiannya.
b. Menerapkan konsep dan prosedur yang telah diperoleh pada situasi baru.
Kondisi dimana siswa telah memperoleh suatu pengetahuan baru dan
dapat mengaplikasikan apa yang telah dipahami dengan suatu masalah
yang baru.
c. Menerapkan hubungan antar topik matematika, dapat membantu siswa
untuk menyelesaikan masalah dengan melihat kaitan suatu masalah
dengan antar topik matematika (misal, dimensi tiga dengan sudut, bidang
kartesius dengan kombinasi binomial, matrik dengan peluang kejadian
saling lepas).
d. Menerapkan hubungan antara topik matematika dengan topik disiplin
ilmu lain. Keberadaan matematika utamanya adalah membantu manusia
dalam memahami dan menguasai permasalahan, baik dalam bidang
ekonomi dan ilmu lainnya.11 Hal ini siswa dapat melibatkan keterkaitan
topik matematika dengan topik diluar matematika untuk menyelesaikan
suatu masalah (misalnya peluang dengan ilmu ekonomi dan peluang
dengan biologi).

2. Pembelajaran Graphic Organizer


Pembelajaran graphic organizer berperan untuk membantu siswa
menganalisis, mengumpulkan informasi dan menghubungkan informasi
yang telah siswa atur untuk mengembangkan pemahaman. Menganalisis
informasi yang memerlukan pengetahuan sesuai dengan gaya belajar dan
proses belajar yang berhubungan dengan usia dan tingkah laku siswa.12
Menurut Bomley, Irwin-De Vitis, dan Modlo graphic organizer
adalah memrepresentasikan pengetahuan secara visual. Mengatur informasi
sehingga memungkinkan siswa untuk menyusun informasi atau menetapkan

11
Suhendra,dkk., op.cit., h. 21.
12
Sharon Link, Graphic Organizer, EBSCO Research, 2008, h. 1.
14

aspek dari suatu konsep atau topik yang digunakannya. 13 Menurut Ellis
menyatakan graphic organizer adalah alat untuk membantu siswa mengatur
dan menyusun informasi dan konsep, dan juga digunakan untuk
menghubungkan antar konsep. Selain itu, guru dan siswa dapat
mengidentifikasi kekeliruan informasi atau kesalahan dalam
menghubungkan strategi berpikir.14
Menurut Stragman, graphic organizer adalah menampilkan grafik
yang menghubungkan antara fakta, term dan ide dalam suatu
pembelajaran. 15 Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa siswa dapat
memrepresentasikan secara visual dari konsep abstrak menjadi konkrit,
mengatur dan mengkategorikan informasi, dan menggambarkan hubungan
antara ide. 16 Zollman pada buku Using Graphic Organizers Cooperative
Learning and Written Refle mengemukakan graphic organizer adalah alat
untuk mengatur informasi dan mengembangkan suatu pemikiran tentang
hubungan-hubungan dengan konsep.17
Berdasarkan uraian dari pendapat-pendapat para ahli, maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran graphic organizer merupakan alat yang
daapat membantu siswa merepresentasikan informasi, konsep dan topik
secara visual. Menghubungkan informasi dengan konsep atau ide-ide yang
siswa miliki, serta menyusun informasi sesuai dengan kategori-kategori
informasi tersebut. Pengertian graphic organizer pun sejalan dengan teori
Ausubel mengemukakan jika siswa dapat menghubungkan antara
pengetahuan yang diperoleh sebelumnya dan konsep baru. Pembelajaran
terjadi ketika struktur kognitif secara luas dengan pengetahuan baru.18 Cara

13
Ibid.
14
Alan Zollman, Write is Right: Using Graphic Organizers To Improve Student
Mathematical Problem Solving, The Research Council on Mtahematics Learning, 2012, h. 51.
15
Vicki A. Jacobs, Pre-, Guide-, and Postt-learning Purposes and Strategies,
Spring, 2010, h. 9, (http://isites.harvard.edu).
16
Ibid.
17
Kara Jean Odegaard, Using Graphic Organizers, Cooperative Learning, and
Written Reflection to Improve Mathematics Problem Solving Skills, School of Education Student
Capstones and Dissertations, 2015, h. 32, (http://digitalcommons.hamline.edu).
18
Sharon Link,op. cit., h. 2.
15

mengatur ide-ide, fakta, dan konsep matematika dapat mempermudah siswa


dalam belajar. Sebagian besar siswa saat pembelajaran adalah pelajar visual,
sehingga pendekatan visual dapat diterapkan untuk mengatur ide atau
mengatur informasi yang penting, sehingga pembelajaran pun menjadi aktif
dan bermakna.
Manfaat Pembelajaran Graphic Organizer bagi siswa untuk: 19 a.
Menggolongkan informasi penting dan tidak penting. b. Menyusun
informasi dan konsep-konsep. c. Mengenali hubungan antar konsep. d.
Mengolah hubungan tentang persoalan atau masalah. e. Memungkinkan
peserta didik untuk memanfaatkan kecenderungan dan pengalaman mereka
sebelumnya sebagai titik awal dari proses pemecahan masalah.
Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dan
20
dikembangkan pada pembelajaran graphic organizer, antara lain:
a. Mendiskusikan konsep dan hubungannya adalah aspek yang utama
dalam belajar karena memungkinkan siswa untuk membangun dan
mengklarifikasi suatu pengetahuan lain. tanpa diskusi, graphic organizer
tidak efektif untuk mendorong pembelajaran.
b. Peningkatan belajar ketika siswa mewujudkan tahapan graphic
organizer. Memanfaatkan waktu dengan mengumpulkan materi yg
dibutuhkan untuk mengolah informasi sebagai faktor penting dalam
belajar.
c. Informasi dapat direpresentasikan dengan banyak cara.
d. Beberapa siswa yang lebih visual dapat mendorong siswa untuk
berpartisipasi saat pembelajaran melalui graphic organizer.
e. Graphic organizer cocok untuk siswa yang beraneka ragam cara
belajarnya. Hal ini dikarenakan penggunaan kalimat penting dan gambar
atau item membuat pembelajaran lebih mudah. Graphic organizer juga

19
Alan Zollman, The Use of Graphic Organizers to Improve Student and Teachers
Problem-Solving Skills and Abilities, Associate Professor of Mathematics Education, 2009,
h. 2.
20
Karen Bromley, Linda Irwin-De Vitis, dan Marcia modlo, 50 Graphic
Organizers for Reading, writing and More Teaching Resources, (USA: Drew Hires, 1999),
h. 11.
16

dapat membantu belajar bahasa seperti vocabulary yang penting dan


menghubungkan bahasa dengan bahasa penting lainnya.
Penggunaan pembelajaran graphic organizer pada guru dan siswa
dapat mengembangkan faktor-faktor positif, sebagai berikut: 21
a. Meningkatkan keterampilan sosial.
b. Menekankan proses-mengorientasikan, strategi pembelajaran.
c. Meningkatkan kemampuan bertanya.
d. Merefleksikan dan merundingkan saat membuat keputusan.
e. Berpikir kritis dan penalaran tingkat tinggi.
f. Sikap yang lebih positif terhadap pembelajaran.
g. Meningkatkan pemahaman dengan cara berbeda dari sudut pandang
informasi melalui individu, budaya dan pengalaman hidup.
h. Pemahaman lebih baik dan jangka lama.
Guru juga dapat membentuk kelompok diskusi pada pembelajaran
Graphic Organizer. Ketika siswa berkelompok maka siswa akan disajikan
dengan masalah-masalah yang dapat diselesaikan lebih dari satu cara. Setiap
siswa mempunyai pemikiran dan penyelesaian yang berbeda dalam
kelompok maka akan kemungkinan akan terdapat solusi yang beragam.22

3. Four Corners and A Diamond


Menurut Alan Zollman, graphic organizer tipe four corners and a
diamond dapat membantu siswa menyelesaikan masalah setelah mengenali
solusi yang akan digunakan. Four corners and a diamond merupakan
modifikasi dari grafik four squares writing, dengan tujuan mempersingkat
jawaban, tanggapan terbuka untuk masalah. Metode four square writing
peserta didik mengatur dan mengedit dengan jawaban secara tradisional,
digunakan untuk menghubungkan prase, merincikan dan mengaitkan.
Tanggapan yang ditulis secara luas oleh peserta didik pertama memahami
suatu masalah, menunjukkan langkah-langkah penyelesaian matematika,

21
Ibid., h. 12.
22
Alan Zollman, Write is Right: Using Graphic Organizers To Improve Student
Mathematical Problem Solving, The Research Council on Mtahematics Learning, 2012, h. 53.
17

menjawab, kesimpulan dan mendapatkan pelajaran. 23 Four corners and a


diamond merupakan pengembangan dari pembelajaran problem solving
dengan Teori Polya’s, yaitu memahami masalah, merencanakan suatu cara
dari masalah, menerapkan rencana pada sebelumnya dan memeriksa kembali
hasil yang diperoleh dan tahapan-tahapan sebelumnya.24 Setiap bagian dari
Four corners and a diamond memiliki pertanyaan atau pernyataan yang
mengarahkan informasi yang akan diisi pada bagian tertentu. Penilaian
matematika yang mengacu pada 5 bidang, sebagai berikut:25
Bidang 1 : What do you need to find?
Bidang 2 : What do you already know?
Bidang 3 : Brainstorm possible ways to solve this problem.
Bidang 4 : Try your ways here.
Bidang 5: What things do you need to include in your response? What did
you learn from doing this problem?
Debi Faucette dan Susan Pittman mengemukakan tentang 5 bidang
pada four corners and a diamond, yaitu :26
a. Main Idea
b. Connect
c. Brainstrom
d. Solve
e. Write

23
Alan Zollman, The Use of Graphic Organizers to Improve Student and Teachers
Problem-Solving Skills and Abilities, Associate Professor of Mathematics Education, 2009, h. 3.
24
Alan Zollman, Mathematical Graphic Organizers, NCTM, 2009, h. 225.
25
Ibid., h. 226
26
Debi Faucette, and Susan Pittman, Improving Students’ Mathematical Problem
Solving Skill, GED Testing Service, 2015, h.15.
18

Gambar 2.1 Four corners and a diamond


Berdasarkan teori diatas, tahapan pembelajaran graphic organizer
tipe four corners and a diamond dalam penelitian ini dinyatakan, sebagai
berikut :
a. Main Idea (Gagasan Utama): Pada bagian ini guru memberikan
pengetahuan baru, dimana ada penekanan dibeberapa informasi-
informasi penting. Siswa diminta untuk memahami dan menentukan
informasi-informasi yang akan dibutuhkan atau diperlukan dalam
mengaitkan suatu masalah. siswa juga sudah memperkirakan konsep
yang akan digunakan sesuai dengan maksud dari masalah. “Apa yang
Anda butuhkan untuk menemukan”, “Apa yang perlu Anda ketahui
untuk menjawab pertanyaan?”
b. Connect (Hubungan): Siswa sudah memulai menentukan rumus yang
dibutuhkan sehinggan siswa dapat menghubungkan informasi yang telah
diketahui dengan antar topik matematika, antara topik matematika
dengan topik disiplin ilmu lainnya, mencari hubungan representasi
konsep dan prosedur matematik. Menerapkan hubungan konsep dan
19

prosedur yang diperoleh dengan situasi baru. Selain itu, mencari


informasi tambahan yang akan memperkuat hubungan atau kaitan yang
siswa peroleh. “Apa yang Anda tahu?”, “Apa informasi tambahan yang
diperlukan?”, “Apa formula yang dibutuhkan?”.
c. Brainstorm (Diskusi): Siswa berpikir dan mendiskusikan cara yang akan
dilakukan untuk memahami konsep, keterkaitan dan menyelesaikan
masalah. Bagian ini siswa mengelaborasi pengetahuan yang dimiliki
dengan keterkaitan pada tahap sebelumnya. “Memikirkan cara untuk
menyelesaikan masalah ini”, “Strategi apa yang mungkin dapat kamu
gunakan?”.
d. Solve (Penyelesaian): Siswa melakukan penyelesaian masalah. yang
berkaitan dengan konsep-konsep, ide-ide yang telah didiskusikan
sebelumnya. Prosedur penyelesaian yang diterapkan telah siswa ukur
kecocokannya dalam masalah, sehingga kemungkinan hasil jawaban
tepat lebih besar. “Coba menyelesaikan”, “Mengaris bawahi kata kunci
atau hal yang penting pada masalah dan menjelaskan maksud dari kata
kunci tersebut”, “Apakah hasil jawaban Anda tepat?”.
e. Write (Menulis): Bagian terakhir pada grafik ini menuliskan tahapan apa
yang diperlukan atau diutamakan dalam menyelesaikan masalah.
Mengungkapkan alasan yang relevan dalam masalah yang disajikan dan
melihat seberapa luas keterkaitan masalah tersebut, sekaligus
menyimpulkan hasil jawaban yang diperoleh siswa. “Langkah-langkah
apa yang harus Anda ikuti untuk menyelesaikan masalah?”, “Bagaimana
masalah tersebut dapat dikatakan relevan?”, “Bagaimana caranya agar
masalah tersebut diperluas?”.
20

Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran Graphic Organizer Tipe Four Corners And
A Diamond
Tahapan Kegiatan Guru
1. Pendahuluan  Guru membentuk siswa ke dalam kelompok yang
terdiri empat siswa.
 Guru memberikan stimulus berupa apersepsi yang
berkaitan dengan materi sebelumnya.
2. Main Idea  Guru membimbing siswa memahami materi awal
berupa masalah dan memberikan penekanan pada
informasi-informasi penting.
 Siswa diminta menentukan informasi-informasi
penting yang dibutuhkan pada masalah yang
diberikan dengan bahasa siswa sendiri.
 Guru meminta siswa menentukan ide/konsep
matematika yang dibutuhkan untuk mengetahui
keterkaitan dan prosedur yang cocok dalam
menyelesaikan masalah tersebut.
3. Connect  Guru meminta siswa melihat dan menentukan
keterkaitan informasi-informasi dengan konsep materi
yang dipelajari, dengan antar konsep matematika atau
dengan antar konsep diluar matematika.
 Siswa mencari informasi tambahan setelah
mengetahui keterkaitan informasi tersebut.
 Siswa menentukan rumus matematika yang akan
digunakan sesuai dengan konsep matematika pada
tahap sebelumnya.
4. Brainstrom  Guru meminta siswa mendiskusikan keterkaitan yang
telah siswa peroleh pada tahap sebelumnya.
 Siswa menentukan dan merancang prosedur
penyelesaian yang akan siswa pilih atau cocok dalam
menyelesaikan masalah tersebut sesuai hasil diskusi.
21

5. Solve  Menyelesaikan masalah sesuai dengan kaitan dan


prosedur penyelesaian yang siswa diskusikan.
 Siswa memberikan alasan pada tahapan penyelesaian
yang penting.
6. Write  Guru meminta siswa menyimpulkan hasil jawaban
yang diperoleh.
 Siswa diminta menjelaskan langkah penyelesaian
penting yang terdapat masalah tersebut.
 Siswa pun menyimpulkan kerelevanan suatu masalah
dan memberikan saran untuk memperluas suatu
masalah.

4. Pembelajaran konvensional
Pembelajaran konvensinal adalah pembelajaran yang biasa
digunakan guru dalam menyampaikan pokok bahasan saat proses
pembelajaran dikelas. Pembelajaran konvensional pada penelitian ini adalah
strategi pembelajaran ekspositori. Strategi pembelajaran ekspositori adalah
strategi yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal
dari seorang guru kepada sekelompok sisa dengan maksud siswa dapat
menguasai materi pelajaran secara optimal. Roy Killen menamakan strategi
pembelajaran ekspositori dengan istilah strategi pembelajaran langsung
(direct instruction). Karena dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan
langsung oleh guru. siswa tidak dituntut untuk menemukan materi secara
mandiri. Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari
pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher center).27
Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, yaitu:28
a. Persiapan (Preparation).

27
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Prenamedia Group, 2016),Cet.12. h. 179.
28
Wina Sanjaya,op. cit., h. 185.
22

Langkah ini sangat penting. Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran


menggunakan startegi ekspositori sangat tergantung pada langkah
persiapan.
b. Penyajian (Presentation).
Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai
dengan persiapan yang telah dilakukan. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan guru dalam pelaksanaan pembelajaran, diantaranya:
penggunaan bahasa. intonasi suara, menjaga kontak mata dengan siswa,
menggunakan joke-joke yang menyegarkan.
c. Korelasi (Correlation).
Langkah korelasi dilakukan untuk memberikan makna terhadap materi
pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang
telah dimilikinya, maupun makna untuk meningkatkan kualitas
kemampuan berpikir dan motorik siswa.
d. Menyimpulkan (Generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi
pelajaran yang telah disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan
langkah yang sangat penting karena siswa akan dapat mengambil inti
sari dari proses penyajian.
e. Mengaplikasikan (Aplication).
Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah
menyimak penjelasan guru. Langkah aplikasi sangat penting sebab
melalui langkah aplikasi ini guru akan dapat mengumpulkan informasi
tentang penguasaan dan pemahaman materi.

B. Hasil Penelitian yang Relevan.


Adapun penelitian yang relevan dengan judul “Pengaruh
Pembelajaran Graphic Organizer tipe Four Corners and A Diamond
Terhadap Kemampuan Koneksi Matematis Siswa” adalah sebagai berikut:
a. Sugiman (2008), jurnal Universitas Negeri Yogyakarta yang berjudul
“Koneksi matematik dalam pembelajaran matematika di sekolah
23

menengah pertama”. Hasil penelitian ini dengan memiliki kemampuan


koneksi matematika maka siswa akan mampu melihat bahwa
matematika suatu ilmu yang antara topik saling kait mengkaitkan serta
bermanfaat dalam mempelajari pelajaran lain dan dalam kehidupan.
Akan tetapi, capaian kemampuan koneksi masih tergolong rendah.
Tingkat kemampuan koneksi mencapai rata-rata 53,8 %. Adapun rata-
rata presentase penguasaan untuk setiap aspek koneksi adalah koneksi
inter topik matematika 63%, antar topik matematika 41%, matematika
dengan pelajaran lain 56% dan matematika dengan kehidupan 55%.29
b. Khoo Jia Sian,et al (2016), Journal on Mathematics Education yang
berjudul “Graphic Organizer In Action: Solving Secondary Mathematics
Word Problems”. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa penggunaan
graphic organizer meningkatkan prestasi pelajar dari segi pengetahuan
matematika, strategi matematika dan penjelasan matematika dalam
menyelesaikan masalah perkataan. Selain itu penggunaan graphic
organizer meningkatkan tahap keyakinan pelajar dan sikap positif
kearah menyelesaikan masalah kata.30
c. Kms. Muhammad Amin Fauzi (2011), Proceeding yang berjudul
“Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis dan Kemandirian Belajar
Siswa dengan Pendekatan Pembelajaran Metakognitif di Sekolah
Menengah Pertama”. Hasil penelitian ini mengemukakan bahwa rata-
rata kemampuan koneksi siswa yang diajarkan dengan pendekatan
PPMG sebesar 29,045. Rata-rata kemampuan koneksi siswa yang
diajarkan pembelajaran PPMK sebesar 26,857 dan rata-rata kemampuan
koneksi siswa yang diajarkan PB sebesar 24,782. Interaksi antara
pendekatan pembelajaran dengan level sekolah tidak memberikan

29
Sugiman, Koneksi Matematik Dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah
Menengah Pertama,Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta FMIPA,2008, h. 4.
30
Khoo jia sian,et al, Graphic Organizer In Action: Solving Secondary
Mathematics Word Problems. Journal on Mathematics Education 7.2,2016,h. 83.
24

pengaruh secara bersama-sama yang signifikan terhadap peningkatan


kemampuan koneksi matematis siswa.31
d. Arif Widarti (2012), yang berjudul “Kemampuan Koneksi Matematis
dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual ditinjau dari Kemampuan
Matematis Siswa”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan
koneksi matematis siswa berkemampuan matematika rendah salam
menyelesaikan masalah kontekstual cukup baik. Subjek mampu
menyebutkan informasi-informasi, menerapkannya. Namun, siswa masih
kurang optimal mengaitkan masalah dengan ide matematika dan belum
dapat memperluas ide-ide dalam menyelesaikan masalah.32

C. Kerangka Teoritik
Jika dilihat dari pernyataan-pernyataan sebelumnya, kemampuan
koneksi matematis adalah siswa dapat melibatkan keterkaitan dan hubungan
suatu konsep atau ide matematis dengan konsep atau ide matematika
lainnya yang dikuasai, dengan antar kehidupan sehari-hari bahkan dengan
konsep antar disiplin ilmu lain. Kemampuan koneksi matematis penting
untuk dikembangkan siswa, menghubungkan atau mengaitkan adalah salah
satu cara untuk mempermudah siswa menyelesaikan masalah tanpa harus
menghafal rumus matematika lebih banyak. Guru cenderung masih
menggunakan pembelajaran konvensional dimana siswa masih kurang aktif
untuk dapat menghubungkan atau mengaitkan pengetahuan yang siswa
miliki dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Salah satu cara
untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa dengan
menerapkan pembelajaran yang dapat membantu siswa mengerahkan segala
pengetahuan siswa agar dapat dihubungkan secara tepat. Pembelajaran
31
Kms. Muhammad Amin Fauzi, Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis
dan Kemandirian Belajar Siswa dengan Pendekatan Pembelajaran Metakognitif di Sekolah
Menengah Pertama, Proceedings International Seminar and the Fourth National Conference on
Mathematics Education, Department of mathematics Education, Yogyakarta State University,
2011, h. 119
32
Arif Widarti, Kemampuan Koneksi Matematis dalam Menyelesaikan Masalah
Kontekstual ditinjau dari Kemampuan Matematis Siswa, 2012, h. 7,
(http://s3.amazonaws.comp).
25

graphic organizer adalah pembelajaran yang membantu siswa


merepresentasikan informasi-informasi yang penting kedalam grafik secara
visual. Menghubungkan informasi-informasi penting yang diperoleh dengan
konsep, ide atau gagasan. mengkategorikan informasi penting.
Tipe four corners and a diamond adalah pembelajaran yang
bertujuan untuk mempersingkat tanggapan dan memiliki lima tahapan, yaitu
Main Idea, Connect, Brainstrom, Solve, dan Write. Tahap Pertama Main
idea, Siswa menentukan informasi dengan melihat informasi penting apa
yang diperoleh dilihat dari kaitannya masalah dengan konsep yang telah
dimilikinya. Connect, Siswa mencari hubungan dan mengaitkan informasi
dengan konsep matematika. dengan pengalaman dalam kehidupan sehari-
hari, atau dengan konsep disiplin ilmu lainnya. Tahapan ini sangat penting
karena keterkaitan dan hubungan dapat berpengaruh untuk tahap berpikir
dan menrancang prosedur. Brainstrom, hasil berpikir siswa setelah siswa
mengetahui kaitan informasi tersebut. Siswa mendiskusikan hal-hal yang
diperlukan dengan konsep matematika pada tahap sebelumnya untuk
merancang prosedur penyelesaian yang digunakan.
Solve, melaksanakan prosedur yang telah dirancang pada tahap
sebelumnya dan juga memperhatikan kaitan antar konsep, proses berpikir
dan prosedur yang dirancang. Tahap terakhir write, menyimpulkan dan
memperhatikan kembali langkah prosedur apa yang harus lebih ditekankan
dan menentukan kerelevanan antara konsep yang dipelajari dengan hasil
yang diperoleh siswa. Melalui pembelajaran graphic organizer tipe four
corner and a diamond memberikan kesempatan pada siswa untuk
meningkatkan kemampuan koneksi matematik siswa. Hal ini dapat
direpresentasikan melalui bagan, sebagai berikut:
26

Pembelajaran Graphic Organizer


Tipe Four corners and a diamond.

Main Idea Connect Brainstorm Solve Write

Mencari hubungan Menerapkan Menerapkan Menerapkan


Kemampuan berbagai konsep dan hubungan antara hubungan
Koneksi representasi prosedur yang topik matematika antara topik
Matematis konsep, atau telah diperoleh dengan topik matematika
prosedur pada situasi baru. disiplin ilmu
lainnya.

Persiapan Penyajian Korelasi Menyimpulkan Mengaplikasikan


(Preparation) (Presentation) (Correlation) (Generalization) (Aplication)

Pembelajaran Konvensional

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Teoritik

D. Hipotesis penelitian.
Berdasarkan deskripsi dan kerangka berpikir yang dikemukakan
diatas, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Kemampuan koneksi matematis siswa yang diajarkan dengan
menggunakan pembelajaran graphic organizer tipe four corners and a
diamond lebih tinggi dari kemampuan koneksi matematis yang diajarkan
dengan pembelajaran konvensional.”
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu Penelitian.


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Depok yang beralamat di Jl.
Bukit rivaria, Bedahan Sawangan Kota Depok.
2. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2016/2017 pada tanggal 7 Februari – 3 Maret 2017.

B. Metode dan Desain Penelitian


Metode yang digunakan adalah metode eksperimen semu (Quasi
Eksperimental). Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen1 Desain eksperimen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah posttest-only control design. Dalam design ini
terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). 2
Kelompok tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kelas
eksperimen dan kelas kontrol, kedua kelompok tersebut diberikan perlakuan
yang berbeda.
1. Kelompok kelas eksperimen : Kelas yang diberikan perlakuan berupa
Pembelajaran Graphic Organizer tipe Four corners and a diamond.
2. Kelompok kelas kontrol : Kelas yang diberikan perlakuan berupa
pembelajaran konvensional.

1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2011), Cet.14, h. 77.
2
Ibid., h.76.

27
28

Desain penelitian menggunkan pola sebagai berikut: 3


Tabel 3.1
Rancangan Desain Penelitian

Kelompok Pengambilan Treatment Post Test


Eksperimen R X1 O
Kontrol R X2 O

Keterangan :
R : Proses pemilihan subjek secara acak (random).
X1 : Perlakuan pada kelas eksperimen, yaitu kelas dengan perlakuan
pembelajaran graphic organizer tipe four corners and a diamond.
X2 : Perlakuan pada kelas kontrol, yaitu kelas dengan perlakuan
pembelajaran konvensional.
O : Post test pada kedua kelas.

C. Populasi dan sampel penelitian


1. Populasi
Populasi adalah Objek/Subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. 4 Populasi dalam penelitian ini adalah populasi
target dan terjangkau. Populasi target adalah seluruh siswa SMA Negeri 5
Depok, sedangkan populasi terjangkau adalah seluruh siswa kelas XI MIA
SMA Negeri 5 Depok terdiri dari XI MIA.1, XI MIA.2, XI MIA.3, XI
MIA.4, XI MIA.5, XI MIA.6, XI MIA.7 yang terdaftar pada semester
genap tahun ajaran 2017/2018.
2. Sampel
Sampel adalah himpunan bagian atau sebagian dari populasi yang
karakteristiknya benar-benar diselidiki.5 Sampel ini diambil dari populasi
terjangkau dengan teknik cluster random sampling, 6 untuk menentukan

3
Ibid.,
4
Ibid.,, h. 80.
5
Kadir, Statistika Terapan, (Jakarta: Rajawali Pers,2015), h.119.
6
Sugiyono, op. cit., h. 83.
29

sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas.
berdasarkan pengundian yang dilakukan peneliti, terpilih sampel yang
menjadi kelas penelitian yaitu XI MIA.2 dan XI MIA.3. Penentuan yang
diperoleh kelas XI MIA.2 menjadi kelas eksperimen dan kelas XI MIA.3
menjadi kelas kontrol.

D. Teknik pengumpulan Data


Pada penelitian ini, data yang diperoleh dari dua kelompok sampel
dengan pemberian tes kemampuan koneksi matematis yang dilakukan saat
akhir pokok bahasan yang materi aturan pencacahan dan peluang. Berikut
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data:
1. Variabel Penelitian
Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah variabel bebas :
Pembelajaran graphic organizer tipe four corners and a diamond.
Variabel terikat : Kemampuan koneksi matematis siswa
2. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini adalah siswa yang menjadi sampel, guru
mata pelajaran matematika yang menjadi narasumber dan dokumentasi

E. Instrumen Penelitian.
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah tes kemampuan koneksi matematis siswa, berupa soal
dalam bentuk uraian (Essay). Intsrumen tes ini diberikan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol, dimana tes diberikan kepada kedua kelas
tersebut adalah sama. Tes dilakukan setelah materi aturan pencacahan yang
dipelajari selesai. Tes uraian disusun berdasarkan indikator kemampuan
koneksi matematis, yaitu: a. Mencari hubungan berbagai representasi konsep,
atau prosedur matematik. b. Menerapkan konsep dan prosedur yang telah
diperoleh pada situasi baru. c. Menerapkan hubungan antar topik matematika.
d. Menerapkan hubungan antara topik matematika dengan topik disiplin ilmu
lainnya. Setiap indikator terdiri dari 2 butir soal.
30

Sebelum tes dilakukan instrumen tes diuji coba pada kelas yang telah
mempelajari materi aturan pencacahan yaitu kelas XII-MIA.4 di SMA Negeri
5 Depok. Hasil dari uji coba tersebut kemudian diteliti dengan menguji
validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran. Adapun kisi-kisi
instrumen yang menjadi tolak ukur penilaian kemampuan koneksi matematis
siswa (Kisi-kisi uji instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 9), sebagai
berikut:
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Uji Instrumen Tes Kemampuan Koneksi Matematis Siswa

Nomor
Indikator Indikator Soal
Soal
Mencari hubungan Menghubungkan konsep dan menyusun
berbagai representasi prosedur sesuai dengan aturan kombinasi pada 2
konsep atau prosedur masalah binomial.
matematik Menghubungkan konsep dan menyusun
3
prosedur sesuai dengan aturan perkalian.
Menyelesaikan susunan segitiga pada titik
4
dengan konsep kombinasi.
Menerapkan konsep Menyelesaikan masalah peluang permen
dan prosedur yang keluar dengan mengaitkan kombinasi dan 9
telah diperoleh pada peluang suatu kejadian.
situasi baru. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan peluang kejadian saling 10
bebas.
Menentukan peluang kejadian saling bebas
dengan mengaitkan konsep kombinasi pada 12
masalah buah.
Menerapkan hubungan Menghubungkan deret aritmatika dan barisan
antar topik matematika geometri dengan peluang dua kejadian saling 7
lepas.
Menentukan peluang kejadian saling bebas
8
berkaitan dengan determinan matriks.
Mencari kemungkinan benda bergerak pada
sumbu x dan sumbu y yang berkaitan dengan 5
bidang kartesius.
Menerapkan hubungan Menentukan peluang kecepatan kendaraan
11
antara topik berkaitan dengan konsep GLBB
matematika dengan Menentukan peluang pendapatan yang
1
topik disiplin ilmu dikaitkan dengan konsep pelajaran ekonomi.
lainnya. Menyelesaikan masalah peluang yang
6
dikaitkan dengan konsep pelajaran IPA.
31

1. Validitas Instrumen
Validitas Instrumen adalah jika suatu tes dapat memberikan
informasi yang sesuai dan digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, maka
7
tes itu valid untuk tujuan tersebut. Validitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah validitas isi (content validity) dan validitas empiris.
a. Validitas isi (content validity)
Validitas isi dilakukan dengan memberikan form penilaian
instrument tes penelitian kepada para ahli matematika yaitu terdiri dari 2
dosen jurusan Pendidikan Matematika UIN Jakarta dan 6 guru
matematika. Penilaian CVR menggunakan kriteria Lawshe yang terdiri
dari penilain esensial, tidak esensial dan tidak relevan serta kolom saran.8
Hasil validitas isi digunakan sebagai petunjuk memperbaiki
instrumen penelitian. Jika ada instrumen yang tidak esensial maupun
tidak relevan menurut ahli, instrumen tersebut tetap digunakan dengan
ketentuan dilakukan perbaikan sesuai dengan saran yang diberikan.
Perbaikan yang dilakukan sebagai berikut:
1) Memperbaiki bahasa soal sehingga mudah dipahami oleh siswa
2) Memodifikasi soal yang dianggap terlalu sulit.
Metode perhitungan validitas isi yang digunakan peneliti adalah metode
CVR (Content Validity Ratio). Rumus CVR yang digunakan adalah
sebagai berikut :9

( )

Keterangan:
CVR : Konten validitas rasio (Content Validity Ratio)
: Jumlah penilai yang menyatakan soal esensial
: Jumlah penilai

7
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran., (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h.
247.
8
C. H. Lawse, A quantitative Approach to Content Validity, Personel Psychology,
INC, 1957, h. 567.
9
Ibid.,.
32

Validitas isi dengan metode CVR pada setiap butir soal instrumen
tes. Jika terdapat butir soal yang dinyatakan tidak esensial dan tidak
relevan maka butir soal tersebut tidak valid dan akan dihilangkan.
Berdasarkan hasil perhitungan terdapat 10 butir soal valid dan 2 butir
soal tidak valid sehingga uji coba instrumen kemampuan koneksi
matematis menggunakan 10 butir soal yang valid. (Rekapitulasi
penelitian oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 11). Berikut hasil uji
validitas isi dari 8 ahli disajian pada tabel 3.4.
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Isi Kemampuan Koneksi Matematis Siswa

Nilai Keterangan
Butir Minimum
E TE TR CVR Kriteria
soal Skor
N=8
1 7 1 0 0,75 0,75 Valid Digunakan

3 7 1 0 0,75 0,75 Valid Digunakan

4 7 1 0 0,75 0,75 Valid Digunakan

5 7 0 1 0,75 0,75 Valid Digunakan

6 8 0 0 1 0,75 Valid Digunakan

8 7 1 0 0,75 0,75 Valid Digunakan

9 7 0 1 0,75 0,75 Valid Digunakan

10 8 0 0 1 0,75 Valid Digunakan

11 7 0 1 0,75 0,75 Valid Digunakan

12 8 0 0 1 0,75 Valid Digunakan

b. Validitas Empiris
Uji validitas instrumen dilakukan pada kelas XII-MIA.4 SMA
Negeri 5 Depok dengan jumlah siswa sebanyak 41 orang. Perhitungan
validitas empiris menggunakan perangkat lunak SPSS (Statistical
Package for Social Science) versi 23. Uji Validitas dengan cara
membandingkan Pearson Correlation dengan r tabel pada taraf
signifikansi 5%. Untuk membandingkan rxy dengan r tabel terlebih
33

dahulu menetapkan degress of freedom atau derajat kebebasan yaitu dk =


n – 2.
Soal dinyatakan valid dengan ketentuan jika r hit > r tabel,
sedangkan soal dinyatakan tidak valid jika r hit < r tabel.10 Instrumen
diujicobakan kepada 41 siswa sehingga n = 41, maka df = 39, dengan α =
0,05, rtabel sebesar 0,308. Soal yang digunakan untuk uji validitas empiris
sebanyak 10 butir soal yang valid pada CVR dan soal yang akan
digunakan pada postest sebanyak 8 butir soal. (Output uji validitas
dengan SPSS dapat dlihat pada lampiran 15), berikut hasil rekapitulasi uji
validitas soal:
Tabel 3.5
Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Soal (N = 41)

Butir r hitung r tabel Kriteria Keputusan


Soal
1 0,365 0,308 Valid Digunakan
2 0,642 0,308 Valid Digunakan
3 0,621 0,308 Valid Digunakan
4 0,447 0,308 Valid Digunakan
5 0,492 0,308 Valid Digunakan
6 0,354 0,308 Valid Digunakan
7 0,526 0,308 Valid Digunakan
8 0,620 0,308 Valid Digunakan
9 0,302 0,308 Tidak valid Tidak digunakan
10 0,654 0,308 Valid Digunakan

Butir soal nomor 9 tidak valid, karena r hit ≤ r tabel. oleh karena itu soal
tersebut dibuang dan tidak digunakan. Setelah dilakukan uji validitas
maka dilakukan uji reliabilitas.

10
Haryadi Sarjono dan Winda Julianita, SPSS vs Lisrel Sebuah Pengantar Aplikasi
untuk Riset, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), h. 50.
34

2. Reliabilitas Instrumen
Realibilitas berkenaan dengan tingkat keajengan atau ketepatan hasil
pengukuran. 11 Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dilakukan
dengan menggunakan perhitungan Cronbach’s Alpha pada perangkat lunak
SPSS. Setelah itu membandingkan output SPSS dengan kriteria koefisien
reliabilitas adalah sebagai berikut:12
0,80 : Derajat reliabilitas sangat baik.
: Derajat reliabilitas baik.
: Derajat reliabilitas cukup.
: Derajat reliabilitas rendah.
: Derajat reliabilitas sangat rendah.
Berdasarkan output pada SPSS didapatkan Cronvach’s Alpha (Hasil
perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 16) sebagai berikut:
Tabel 3.6
Hasil Rekapitulasi Perhitungan Reliabilitas (N=10)

Variabel Hasil Uji Keterangan


Kemampuan koneksi matematis
0,657 Derajat reliabilitas baik
siswa

Hasil perhitungan realiabilitas pada uji coba instrument yaitu 0,657. Hal ini
menunjukkan bahwa derajat realibilitas tergolong baik atau tingkat
kepercayaan, konsistensi tergolong baik.

3. Daya Pembeda
Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu
butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai
kompetensi dengan peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi

11
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : PT
Remaja Rosdakarya,2012), h. 229.
12
Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian
Pendidikan Matematika, (Bandung: PT Refika Aditama,2015), h. 206.
35

berdasarkan kriteria tertentu. Untuk menghitung daya pembeda setiap butir


soal dapat digunakan rumus sebagai berikut:13
̅̅̅̅ ̅̅̅̅
DP =
∑ ̅̅̅̅ ∑ ̅̅̅̅

Keterangan:
DP = Daya pembeda
̅̅̅= rata-rata dari kelompok atas
̅̅̅= rata-rata dari kelompok bawah
∑ ̅̅̅̅ = Jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok atas
∑ ̅̅̅̅ = Jumlah kuadrat deviasi individual dari kelompok bawah
n = 27% x N

Kriteria daya pembeda dikembangkan oleh Ebel:14


0,40 – and up : Sangat baik
0,30 – 0,39 : Baik
0,20 – 0,29 : Cukup baik
0,00 – 0,19 : Buruk
Hasil rekapitulasi kriteria daya pembeda,pada uji coba instrument
disajikan pada tabel 3.7 (Hasil perhitungan Daya Pembeda dapat dilihat pada
lampiran 17), sebagai berikut:

13
Zainal Arifin, Ibid., h. 278
14
Zainal Arifin, Ibid., h. 274
36

Tabel 3.7
Hasil Rekapitulasi Perhitungan Daya Pembeda

Butir Soal Daya Pembeda Keterangan


1 0,86 Sangat Baik
2 0,43 Sangat Baik
3 0,76 Sangat Baik
4 0,90 Sangat Baik
5 0,64 Sangat Baik
6 0,93 Sangat Baik
7 0,54 Sangat Baik

8 0,49 Sangat Baik

9 0,79 Sangat Baik

10 0,34 Baik

4. Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu
soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasa dinyatakan dengan indeks.
Untuk menghitung taraf kesukaran dapat menggunakan rumus berikut:15

Klasifikasi Indeks kesukaran16:


0,00 - 0,30 : Soal sukar.
0,31 - 0,70 : Soal sedang.
0,71 - 1,00 : Soal mudah.
Hasil rekapitulasi kriteria taraf kesukaran pada uji coba instrumen disajikan
pada tabel 3.8 (Hasil perhitungan taraf kesukaran dapat dilihat pada lampiran
18), sebagai berikut:

15
Zainal Arifin, Ibid,. h. 135
16
Ibid.
37

Tabel 3.8
Hasil Rekapitulasi Perhitungan Taraf Kesukaran

Butir Rata-rata Skor TK Keterangan


skor
soal maksimum
1 0.93 4 0.23 Soal sukar
2 0.85 4 0.11 Soal sukar
3 0.59 4 0.15 Soal sukar
4 0.17 4 0.04 Soal sukar
5 1.07 4 0.27 Soal sukar
6 0.54 4 0.13 Soal sukar
7 0.54 4 0.13 Soal sukar
8 1.68 4 0.42 Soal sedang
9 0.27 4 0.07 Soal sukar
10 1.829 4 0.457 Soal sedang

Hasil perhitungan indeks kesukaran pada uji coba instrumen terdapat


dua butir soal sedang yaitu soal 10 dan 12. Delapan butir soal sukar yaitu 1,
3, 4, 5, 6, 8, 9, dan 11. Adapun hasil perhitungan uji coba pada instrumen tes
kemampuan koneksi matematis siswa (Hasil rekapitulasi uji validitas, uji
reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran dapat dilihat pada lampiran
19), sebagai berikut:
38

Tabel 3.9
Hasil Rekapitulasi Perhitungan Uji Coba Instrumen Setelah Drop
Soal Tidak Valid
Butir Validitas Validitas Reliabilitas Daya Taraf Keterangan
soal CVR Empiris Pembeda Kesukaran
1 Valid Valid Sangat Baik Soal sukar Digunakan
2 Valid Valid Sangat Baik Soal sukar Digunakan
3 Valid Valid Sangat Baik Soal sukar Digunakan
4 Valid Valid Reliabilitas Sangat Baik Soal sukar Digunakan
5 Valid Valid baik Sangat Baik Soal sukar Digunakan
6 Valid Valid Sangat Baik Soal sukar Digunakan
7 Valid Valid Sangat Baik Soal sedang Digunakan
8 Valid Valid Sangat Baik Soal sedang Digunakan

Berdasarkan Tabel 3.9 Butir soal yang digunakan posttest sebanyak


8 soal, yaitu butir soal 1 dan 5 merupakan indikator menerapkan hubungan
antara topik matematika dengan topik disiplin ilmu lainnya. Butir soal 2 dan
3 merupakan indikator mencari hubungan berbagai representasi konsep atau
prosedur matematik. Butir soal 7 dan 8 merupakan indikator menerapkan
konsep dan prosedur yang telah diperoleh pada situasi baru. Butir soal 4 dan
6 merupakan indikator menerapkan hubungan antar topik matematika.

F. Teknik Analisis Data


Pada penelitian ini hasil pengolahan nilai kemampuan koneksi
matematis siswa terlebih dahulu diukur dengan statistik deskriptif sehingga
terlihat kategori dari masing-masing pencapaian pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Menurut Horbi, untuk menentukan tingkat kemampuan siswa
(TKS) dengan menggunakan 3 skala yaitu tinggi, sedang, rendah.17
Kategori kemampuan siswa ditetapkan sebagai berikut:
0 ≤ TKS ≤ 60 Rendah

17
Hobri.dkk, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Keuangan
Berdasarkan Model Polya Siswa SMK Negeri 6 Jember”,Kadikma, Vol. 4, No. 2, 2013, h.133.
39

60 < TKS ≤ 70 Sedang


70 < TKS ≤ 100 Tinggi
Jika salah satu kelas terdapat lebih dari 1 indikator kemampuan yang
memenuhi kategori tinggi maka pembelajaran yaang diajarkan pada kelas
tersebut tergolong tinggi, dan sebaliknya.
1. Pengujian Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas Data.
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi
sampel yang dipilih berasal dari sebuah distribusi populasi normal atau tidak
normal. Jika data kedua kelas berdistribusi normal maka pengujian perbedaan
dua rata-rata menggunakan analisis parametrik (Independent sample t-test),
Sedangkan jika data kedua kelas berdistribusi populasi tidak normal maka
pengujian perbedaan dua rata-rata menggunakan analisis non parametrik test.
Pengujian normalitas data pada hasil penelitian ini menggunakan uji
Shapiro-wilk karena jumlah responden kurang dari 50. 18 Adapun hipotesis
statistik, sebagai berikut:
Ho : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 : Sampel berasal dari populasi berdistibusi tidak normal.
Hasil hipotesis yang akan diputuskan berdasarkan dari Sig atau p-
value pada output perhitungan dengan kriteria pengambilan keputusan
sebagai berikut:19
a) Jika Sig atau p-value > 0,05, maka Ho diterima artinya sampel
berasal dari populasi berdistribusi normal.
b) Jika Sig atau p-value ≤ 0,05, maka Ho ditolak artinya sampel berasal
dari populasi berdistribusi tidak normal.
b. Uji Homogenitas.
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui pengujian data sampel
berasal dari populasi yang variansnya sama. Uji homogenitas pada
penelitian ini berasal dari kelompok kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji

18
Haryadi Sarjono dan Winda Julianita, Op.cit, h. 64
19
Kadir, Ibid., h. 157
40

yang digunakan Uji Levene yang terdapat pada perangkat lunak SPSS.
dengan hipotesis statistik sebagai berikut:
Ho:
H1:
Keputusan hipotesis mengacu pada nilai Sig. untuk p-value pada
output SPSS kolom Levene’s Tes for Equality of Variances dengan kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut:20
a) Jika Sig. atau p-value > 0.05 maka Ho diterima, yaitu kelompok
sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians sama
(homogen).
b) Jika Sig. atau p-value ≤ 0.05 maka Ho ditolak, yaitu kelompok
sampel berasal dari populasi yang varians berbeda (tidak homogen).
2. Pengujian Hipotesis
Setelah pengujian persyaratan analisis telah dilakukan, maka dapat
dilanjutkan uji hipotesis statistiknya, sebagai berikut:
a) Jika hasil uji persyaratan analisis menunjukkan kedua kelas
merupakan populasi berdistribusi normal maka uji hipotesis dapat
menggunakan analisis parametrik Independent Sampel T test. Kedua
kelas berasal dari populasi yang homogen dapat melihat baris Equal
variances assumed sedangkan jika salah satu ada kelas yang berasal
dari populasi yang tidak homogen maka lihat baris Equal variances
not assumed.
b) Jika hasil uji persyaratan analisis menunjukkan kedua kelas
merupakan populasi berditribusi tidak normal maka uji hipotesis
dapat menggunakan analisis non parametric Mann-Whitney (uji-U).
Jika kedua kelas berasal dari populasi yang homogen maka tetap
dilakukan uji non parametrik.

20
Kadir. Ibid., h. 169
41

Sebelum melakukan pengujian ditetapkan terebih dahulu hipotesis


statistic, sebagai berikut:
= Rata-rata nilai kemampuan koneksi matematik siswa yang diajar dengan
Pembelajaran Graphic Organizer Tipe Four corners and a diamond.
= Rata-rata nilai kemampuan koneksi matematik siswa yang diajar dengan
pembelajaran konvensional.
Untuk menentukan hipotesis dengan menggunakan uji t dengan
mengacu pada nilai yang ditunjukan Sig.(2-tailed) yang terletak pada baris
21
Equal variances assumed dan Equal variances not assumed. untuk
menentukan hipotesis dengan menggunakan Mann-Whitney (uji-U) mengacu
pada nilai yang ditunjukkan Asymp. Sig. (2 tailed).22 Kriteria pengambilan
keputusan antara lain:
a) Jika Sig. atau p-value ≤ 0.05 maka Ho ditolak, yaitu rata-rata nilai
kemampuan koneksi matematis kelompok eksperimen lebih tinggi
daripada rata-rata nilai kemampan koneksi matematis kelompok
kontrol.
b) Jika Sig. atau p-value > 0.05 maka Ho diterima, yaitu rata-rata nilai
kemampuan koneksi matematis kelompok eksperimen lebih kecil
dengan rata-rata kemampuan koneksi matemtis kelompok kontrol.
3. Menentukan Proposi Varians (Effect Size)
Proposi varians merupakan ukuran mengenai besarnya efek suatu
variable lain, besarnya perbedaan maupun hubungan, yang bebas dari
pengaruh besarnya sampel.23 pada penelitian ini menggunakan rumus effect
size menurut cohen’s d sebagai berikut:24
̅̅̅̅ ̅̅̅̅
, dengan √

21
Ibid., h. 310
22
Ibid., h. 493
23
Agung Santoso, “Studi Deskriptif Effect Size Penelitian-penelitian Di Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma”,Jurnal penelitian,Vol. 14, No. 1, 2010. h. 3.
24
Lee A. Becker, Effect Size,2000.p. 2, (www.uv.es).
42

Klasifikasi perhitungan effect size menurut cohen, yaitu:


0.8 ≤ d ≤ 2.0 Besar
0.5 ≤ d < 0.8 Sedang
0.2 ≤ d < 0.5 Kecil

G. Hipotesis Statistik
Hipotesis statsitsik penelitian ini adalah,:
Ho:
H1:
Keterangan :
= Rata-rata tingkat kemampuan koneksi matematik siswa pada
kelompok siswa yang diajar dengan Pembelajaran Graphic
Organizer Tipe Four corners and a diamond.
= Rata-rata tingkat kemampuan koneksi matematik siswa pada
kelompok siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian dilakukan dikelas XI-MIA SMA Negeri 5 Depok. Kelas


XI-MIA 2 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 43 siswa
dan kelas XI-MIA 3 sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 42
siswa. Total responden pada penelitian ini berjumlah 85 siswa dapat
dirincikan sesuai dengan profil responden berdasarkan gender, yang
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Profil Responden Penelitian

Kelas
Total
Gender Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
n % n % n %

Laki-laki 26 30,59 21 24,71 47 55,29


Perempuan 17 20,00 21 24,71 38 44,71
Total 43 50,59 42 49,41 85 100

Berikut ini disajikan analisis data hasil posttest kemampuan koneksi


matematis siswa setelah pembelajaran dilaksanakan pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
1. Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas Eksperimen
Data hasil tes kemampuan koneksi matematis siswa pada kelas
eksperimen diperoleh setelah penelitian, disajikan pada tabel sebagai berikut:

43
44

Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas
Eskperimen

N
Valid 41

Missing 0
Mean 71.61
Std. Error of Mean 1.581
Median 72.00
Mode 78
Std. Deviation 10.121
Variance 102.444
Skewness -1.472
Std. Error of Skewness .369
Kurtosis 2.955
Std. Error of Kurtosis .724
Range 50
Minimum 41
Maximum 91
Sum 2936

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil tes kemampuan


koneksi matematis siswa kelas eksperimen dengan banyak 41 siswa,
memiliki rata-rata sebesar 71,61 dengan simpangan baku sebesar 10,121.
Dari data tersebut juga terlihat bahwa nilai dominan yang muncul pada kelas
eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-ratanya yaitu sebesar 78, nilai
tengah sama sebesar 72. Berikut ini akan disajikan tabel frekuensi data
kemampuan koneksi matematis siswa pada kelas eksperimen dapat dilihat
pada tabel 4.3
45

Tabel 4.3
Frekuensi Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas Eksperimen

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid 41 2 4.9 4.9 4.9

50 1 2.4 2.4 7.3

59 2 4.9 4.9 12.2

63 1 2.4 2.4 14.6

66 2 4.9 4.9 19.5

69 6 14.6 14.6 34.1

72 7 17.1 17.1 51.2

75 5 12.2 12.2 63.4


78 10 24.4 24.4 87.8

81 3 7.3 7.3 95.1

84 1 2.4 2.4 97.6

91 1 2.4 2.4 100.0

Total 41 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 4.3 memperlihatkan bahwa nilai tertinggi 91 dan


nilai terendah 41. Nilai frekuensi terbesar adalah 78 yaitu sebesar 24.4%,
nilai frekuensi terkecil adalah 50, 63, 84 dan 91 yaitu sebsar 2.4%. Hasil dari
tabel 4.2 dan 4.3 menunjukkan bahwa rata-rata skor data keseluruhan adalah
sebesar 71,61, sehingga siswa yang mendapatkan skor diatas rata-rata atau
sama dengan rata-rata sebesar 65,85% yaitu sebanyak 27 siswa dan siswa
yang mendapatkan skor dibawah rata-rata sebesar 34,15% yaitu sebanyak 14
siswa. Sedangkan siswa yang memenuhi standar KKM sekolah dengan rata-
rata 75 yaitu sebanyak 48,78% atau 20 siswa.
Secara visual data kemampuan koneksi matematis siswa kelas
eksperimen secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
46

Gambar 4.1
Histogram Frekuensi Data Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Pada
Kelas Eksperimen

2. Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas Kontrol


Data hasil tes kemampuan koneksi matematis siswa pada kelas
eksperimen diperoleh setelah penelitian, disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas Kontrol

N Valid 41
Missing 1
Mean 58.54
Std. Error of Mean 2.263
Median 63.00
Mode 69
Std. Deviation 14.492
Variance 210.005
Skewness -1.466
Std. Error of Skewness .369
Kurtosis 2.614
Std. Error of Kurtosis .724
Range 69
Minimum 9
Maximum 78
Sum 2400
47

Data hasil tes kemampuan koneksi matematis siswa pada tabel 4.4
menunjukkan bahwa rata-rata yang diperoleh pada kelas kontrol sebesar 58,54
dengan banyak siswa 41 siswa dan simpangan baku sebesar 14,492. Dari data
tersebut bahwa nilai dominan yang muncul pada kelas kontrol adalah 63, lebih
besar dari rata-rata dan nilai tengah kelas kontrol. Berikut ini akan disajikan
tabel frekuensi data kemampuan koneksi matematis siswa pada kelas kontrol.
Tabel 4.5
Frekuensi Data Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas Kontrol

Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent

Valid 9 1 2.4 2.4 2.4

25 1 2.4 2.4 4.9

31 1 2.4 2.4 7.3

38 2 4.8 4.9 12.2

41 1 2.4 2.4 14.6

47 1 2.4 2.4 17.1

50 1 2.4 2.4 19.5

53 3 7.1 7.3 26.8

56 4 9.5 9.8 36.6

59 5 11.9 12.2 48.8

63 4 9.5 9.8 58.5

66 5 11.9 12.2 70.7

69 6 14.3 14.6 85.4

72 3 7.1 7.3 92.7

75 1 2.4 2.4 95.1

78 2 4.8 4.9 100.0

Total 41 97.6 100.0

Berdasarkan tabel 4.5 memperlihatkan bahwa nilai tertinggi 78 dan


nilai terendah 9. Nilai frekuensi terbesar adalah 69 yaitu 14,3% dan nilai
frekuensi terkecil adalah 9, 25, 31, 41, 47, 50, dan 75 yaitu 2,4%. Hasil dari
tabel 4.4 dan 4.5 menunjukkan bahwa rata-rata data keseluruhan adalah
sebesar 58,54, sehingga siswa yang memperoleh skor diatas rata-rata atau
sama dengan sebesar 63,41% yaitu sebanyak 26 siswa dan siswa yang
48

memperoleh skor dibawah rata-rata sebesar 36,6% yaitu sebanyak 15 siswa.


Sedangkan siswa yang memenuhi standar KKM sekolah dengan rata-rata 75
yaitu sebanyak 7,31% atau 3 siswa.
Secara visual data kemampuan koneksi matematis siswa kelas kontrol
secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.2
Histogram Frekuensi Data Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas
Kontrol

3. Perbandingan Skor Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas


Eksperimen dan Kelas Kontrol.
Hasil deskriptif menunjukkan bahwa kemampuan koneksi matematis
antara kelas eksperimen dan kontrol memiliki perbedaan. Berikut ini tabel
hasil deskriptif:
49

Tabel 4.6
Perbandingan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol

Statistic Ekperimen Kontrol


Mean 71.61 58,54
Median 72 63
Mode 78 69
Std. Deviation 10.121 14,492
Variance 102.444 210.005
Maximum 91 78
Minimum 41 9
Sum 2936 2400

Hasil tabel 4.6 menunjukkan adanya perbedaan perhitungan dari


statistik desktiptif antara kedua kelas. Nilai tertinggi dari dua kelas tersebut
terdapat pada kelas eksperimen dengan nilai 91, sedangkan nilai terendah dari
kedua kelas terdapat pada kelas kontrol dengan nilai 9. Hal ini menunjukkan
kemampuan koneksi matematis tertinggi secara individu terdapat dikelas
eksperimen, sedangkan kemampuan koneksi matematis terendah secara
individu terdapat dikelas kontrol. Begitu juga dengan nilai tengah dan modus
kedua kelas tersebut.
Selain itu, Kemampuan koneksi matematis dikelas eksperimen sudah
cukup baik karena memiliki skor rata-rata sebesar 71.61 lebih tinggi dari
skor rata-rata kelas kontrol sebesar 58,54. Jika dilihat varians dan standar
deviasi kelas kontrol lebih besar dari kelas eksperimen. artinya nilai siswa
pada kelas kontrol lebih bervariasi dari pada kelas eksperimen. Secara visual
perbedaan data pada kedua kelas yaitu kelas eksperimen yang menggunakan
pembelajaran graphic organizer tipe four corners and a diamond dengan
kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran langsung dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:
50

Gambar 4.3
Boxplot Perbandingan Nilai Kemampuan Koneksi Matematis Siswa pada
Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol

Berdasarkan gambar 4.3, nilai median pada kelas eksperimen yaitu


72 dan nilai median pada kelas kontrol yaitu 63. Nilai kuartil terendah (Q1)
pada kelas ekperimen yaitu 65.33 dan kelas kontrol yaitu 55,75. Nilai kuartil
tertinggi (Q3) pada kelas eksperimen yaitu 77,11 dan kelas kontol yaitu
65,33. Sebaran nilai paling banyak pada kelas kontrol daripada kelas
ekperimen, sehingga nilai kelas kontrol lebih bervariasi. Nilai tertinggi pada
kelas kontrol terdapat pada nilai diatas rata-rata pada kelas ekperimen. Pada
kelas kontrol ada 2 nilai outlier dan kelas ekperimen ada 1 nilai outlier, 1
nilai ektrim. Hal ini terlihat nilai tersebut berbeda dan jauh dari data lainnya.
Maka nilai outlier merupakan nilai terkecil dari kedua kelas tersebut.

4. Perbandingan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas


Eksperimen dan Kelas kontrol Perindikator
Peneliti menganalisis kemampuan koneksi matematis siswa pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol secara rinci ditinjau dari setiap indikator
yang digunakan, yaitu: mencari hubungan berbagai representasi konsep, atau
prosedur matematik, menerapkan konsep dan prosedur yang telah diperoleh
pada situasi baru, menerapkan hubungan antar topik matematika, dan
menerapkan hubungan antara topik matematika dengan topik disiplin ilmu
lainnya. Berikut tabel kemampuan koneksi matematis pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol:
51

Tabel 4.7
Perbandingan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa pada Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol Per Indikator

No Indikator Skor Eksperimen Kontrol


Ideal ̅ % ̅ %
1 Mencari hubungan berbagai
representasi konsep atau 8 5,15 64,33 5,05 63,11
prosedur matematik
2 Menerapkan konsep dan
prosedur yang telah diperoleh 8 6,20 77,44 5,34 66,77
pada situasi baru.
3 Menerapkan hubungan antar
8 5,37 67,07 3,56 44,51
topik matematika
4 Menerapkan hubungan antara
topik matematika dengan topik 8 6,20 77,44 4,41 59,45
disiplin ilmu lainnya.

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa untuk indikator mencari


hubungan berbagai representasi konsep atau prosedur matematik rata-rata
pencapaian pada kelas eksperimen sebesar 5,15 dengan persentase 64,33%,
sedangkan rata-rata pencapaian pada kelas kontrol sebesar 5,05 dengan
persentase 63,11% dengan selisih persentase antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol sebesar 1,22%. Pada indikator menerapkan konsep dan prosedur
yang telah diperoleh pada situasi baru, rata-rata pencapaian pada kelas
eksperimen sebesar 6,20 dengan persentase 77,44%. Sedangkan pada kelas
kontrol rata-rata pencapaian sebesar 5.34 dengan persentase 66,77%.
Persentase selisih pada indikator kedua sebesar 10,67%. Pada indikator
ketiga atau indikator menerapkan hubungan antar topik matematika rata-rta
pencapaian pada kelas eksperimen sebesar 5,37 dengan persentase 67,07%.
Sedangkan pada kelas kontrol rata-rata pencapaian sebesar 3,56 dengan
persentase 44,51% dengan selisih persentasenya 22,56%. Selanjutnya
indikator menerapkan hubungan antara topik matematika dengan topik
disiplin ilmu lainnya, rata-rata pencapain kelas eksperimen sebesar 6,20
dengan persentase 77,44%. Sedangkan rata-rata pencapaian pada kelas
kontrol sebesar 4,41 dengan persentase 59,45%. dengan selisih
persentasenya 17,99%.
52

Hal ini menunjukkan selisih persentase terbesar antara kelas


eksperimen dan kelas kontrol adalah indikator menerapkan hubungan antar
topik matematika yaitu 22,56% dan selisih persentase terkecil adalah
indikator menerapkan konsep dan prosedur yang telah diperoleh pada situasi
baru yaitu 1,22%. Selain itu, hasil persentase perindikator kelas eksperimen
lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hasil penelitian ini mengungkapkan
bahwa pembelajaran graphic organizer tipe four corners and a diamond pada
kelas ekperimen cenderung lebih baik dari pada pembelajaran langsung pada
kelas kontrol.
Secara lebih jelas persentase skor rata-rata siswa berdasarkan
indikator kemampuan koneksi matematis siswa disajikan pada gambar
dibawah ini:

Indikator Kemampuan Koneksi Matematis Siswa


Eksperimen Kontrol

77,44% 77,44%
64,33% 63,11% 66,77% 67,07%
55,18%
44,51%

Mencari hubungan Menerapkan konsep Menerapkan menerapkan


berbagai representasi dan prosedur hubungan antar topik hubungan antar topik
dan topik disiplin ilmu
lain

Gambar 4.4
Persentase Skor Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol

Berdasarkan gambar 4.4, memperlihatkan bahwa ada dua indikator


kemampuan koneksi matematis siswa kelas eksperimen yang sama presentase
dan menjadi paling tinggi. Jika digolongkan dengan tingkat kemampuan
siswa (TKS) maka indikator menerapkan konsep dan prosedur dan indikator
menerapkan hubungan antara topik matematika dengan topik disiplin ilmu
53

lainnya tergolong tinggi. Indikator menerapkan hubungan antar topik dan


indikator mencari hubungan berbagai representasi konsep atau prosedur
matematik tergolong sedang.1 Sedangkan pada kelas kontrol indikator
menerapkan konsep dan prosedur dan indikator mencari hubungan berbagai
representasi konsep atau prosedur matematik tergolong sedang. Indikator
menerapkan hubungan antara topik matematika dengan topik disiplin ilmu
lainnya dan indikator menerapkan hubungan antar topik matematika
tergolong rendah.2

B. Pengujian Prasyaratan Analisis


Proses pengolahan data pada penelitian ini dimulai dari uji prasyarat,
yaitu normalitas dan homogenitas, kemudian dilanjutan dengan uji kesamaan
dua rata-rata kelas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji
Shapiro-Wilk yang ada pada perangkat lunak SPSS versi 22. Adapun hasil
perhitungan uji normalitas yang diperoleh pada penelitian ini disajikan
dalam tabel berikut.
Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas Tes Kemampuan Koneksi Metematis Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol

Shapiro-Wilk
Kelas
Statistic Df Sig.

Eksperimen .858 41 .000

Kontrol .882 41 .000

Hasil uji normalitas dengan Shapiro-wilk pada taraf signifikasi α =


0,05, hasil pada kelas kontrol Sig. atau p-value = 0,00 < 0,05 atau Ho
ditolak. begitu pula pada kelas eksperimen hasil Sig. atau p-value = 0,00 <
0,05 atau Ho ditolak. Sehinggan disimpulkan data hasil tes kemampuan

1
Hobri.dkk, “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Keuangan
Berdasarkan Model Polya Siswa SMK Negeri 6 Jember”,Kadikma, Vol. 4, No. 2, 2013, h.133.
2
Ibid.
54

koneksi matematis siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak


berditribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui data sampel berasal
dari populasi yang bervarians sama (homogen) atau berasal dari populasi
yang berbeda (heterogen). Pengujian homogenitas pada penelitian ini
menggunakan uji Levene. Adapun hasil perhitungan uji homogenitas yang
diperoleh pada penelitian ini disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.9
Hasil Uji Homogenitas Tes Kemampuan Koneksi Matematis Siswa
pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.458 1 80 .067

Berdasarkan tabel 4.9 hasil uji homogenitas pada taraf signifikasi α =


0,05. Pada penelitian ini diperoleh Sig. Levene statistic sebesar 3.458 dengan
df1 = 1, df2 = 80, sehingga p-value = 0,067 > 0,05, atau Ho diterima
sehingga disimpulkan bahwa data tes kemampuan koneksi matematis siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah berasal dari populasi yang
bervarians sama (homogen).

C. Uji Hipotesis

Pengujian normalitas dan homogenitas telah menunjukkan bahwa tes


kemampuan koneksi matematis siswa pada kedua kelas berditribusi tidak
normal dan varians kedua kelompok berbeda atau heterogen. Oleh karena itu
pngujian kesamaan dua rata-rata kelas dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis non parametric test-2 independent yang terdapat pada
aplikai SPSS. Hasil uji hipotesis kemampuan koneksi matematis siswa
disajikan dalam tabel berikut.
55

Tabel 4.10
Hasil Uji Hipotesis Kemampuan Koneksi Matematis Siswa pada Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol

Nilai

Mann-Whitney U 307.500
Wilcoxon W 1168.500
Z -4.968
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Berdasarkan analisis pada tabel 4.10 tentang hasil uji kesamaan rata-
rata non parametric test-2 independent sample kemampuan koneksi
matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan taraf
kepercayaan 95% menunjukkan harga satistisik uji u = 307.5 dan hasil
sig.(2-tailed) = 0,000/2 = 0 < 0,05 atau Ho ditolak. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kemampuan koneksi matematis siswa kelas eksperimen
menggunakan pembelajaran graphic organizer tipe four corners and a
diamond lebih tinggi daripada kemampuan koneksi matematis siswa kelas
kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Harga effect size sebesar
1.04 atau pengaruh pembelajaran graphic organizer tipe four corners and a
diamond tergolong besar.3

D. Pembahasan
Temuan penelitian menunjukkan bahwa kemampuan koneksi
matematis siswa diajarkan dengan pembelajaran graphic organizer tipe four
corners and a diamond secara signifikan memberikan pengaruh lebih baik
dari pada kemampuan koneksi matematis siswa diajarkan dengan
pembelajaran langsung. Hal ini berarti pembelajaran graphic organizer tipe
four corners and a diamond lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan
koneksi matematis siswa. Pembelajaran graphic organizer tipe four corners
and a diamond membantu siswa merepresentasikan informasi-informasi
yang penting kedalam grafik secara visual. Menghubungkan informasi-
informasi penting yang diperoleh dengan konsep, ide atau gagasan.
Mengkategorikan informasi penting. Siswa pun memperoleh kesimpulan
3
Lee A. Becker, Effect Size,2000.p. 2, (www.uv.es).
56

yang benar dan sesuai dengan soal yang diberikan, sehingga siswa melihat
kerelevanan soal serta hasil perhitungan dengan konsep matematika yang
dipelajari.
Selain itu, pembelajaran graphic organizer tipe four corners and a
diamond merupakan pengembangan dari pembelajaran problem solving
dengan Teori Polya’s, yaitu memahami masalah, merencanakan seutu cara
dari masalah, menerapkan rencana pada sebelumnya dan memeriksa kembali
hail yang diperoleh dan tahapan-tahapan sebelumnya. Kemampuan koneksi
matematis dapat disesuaikan dengan tahapan-tahapan pembelajaran graphic
organizer tipe four corners and a diamond seperti, main idea, connect,
brainstorm, solve dan write. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori
belajar yang dikemukakan oleh Ausebel bahwa pembelajaran graphic
organizer dapat dikaitkan dengan pengetahuan atau jika siswa dapat
menghubungkan antara pengetahuan yang diperoleh sebelumnya dan konsep
baru. Pembelajaran terjadi ketika struktur kognitif secara luas dengan
pengetahuan baru.
Temuan penelitian diatas sejalan dengan Khoo Jia Sian (2016)
berpengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah kalimat
matematika. penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang
dilakukan oleh sugiman, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
capaian kemampuan koneksi matematis masih tergolong rendah. Selain itu
perbedaan penelitian kemampuan koneksi matematis siswa ini dengan
sebelumnya terdapat pada indikator mencari hubungan berbagai
representasi konsep atau prosedur matematik.
Pertemuan pertama pelaksanaan penelitian dikelas ekperimen,
terdapat kendala dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran belum
dapat berjalan dengan lancar dan baik. Siswa masih kebingungan dengan
mengerjakan LKS. Terdapat siswa yang protes akan masalah dan
pertanyaan-pertanyaan di LKS. Siswa cenderung masih mengerjakan
masalah di LKS secara individu. Peneliti mengevaluasi pertemuan pertama
sehingga pada pertemuan kedua sampai pertemuan ke-tujuh kondisi kelas
57

sudah kondusif dan siswa pun sudah bisa menerima, memahami dan
mengerjakan masalah pada LKS yang peneliti berikan secara kelompok.

Gambar 4.5
Aktivitas Pembelajaran Dikelas
Saat proses pembelajaran masing-masing kelompok diberikan LKS
yang berisi lima tahapan pembelajaran graphic organizer tipe four corners
and a diamond. Berikut contoh penyajian LKS pertemuan kedua dengan
materi permutasi unsur berbeda pada kelas eksperimen,

Gambar 4.6
Pertanyaan dan Jawaban pada Tahap Main Idea

Pada gambar 4.6 menunjukkan bahwa siswa diberikan pertanyaan


yang bertujuan untuk mempermudah siswa mengisi tahapan pada main
idea. siswa menentukan informasi yang ditemukan dan diketahui sebagai
langkah awal siswa menyelesaikan masalah. Siswa pun menentukan
konsep yang sesuai dengan informasi yang sudah diketahui dan akan
58

digunakan. Tahap main idea dalam pembelajaran dapat membantu siswa


mencari hubungan konsep atau prosedur penyelesaian matematik.
Tahapan selanjutnya connect, yaitu mencari hubungan informasi
yang diketahui dengan konsep permutasi yang telah ditentukan untuk
menentukan informasi tambahan yang diperlukan dan menuliskan rumus
permutasi atau aturan pencacahan yang sesuai, tahapan ini penting karena
dapat mempengaruhi tahapan selanjutnya.

Gambar 4.7
Pertanyaan dan Jawaban pada Tahap Connect

Pada gambar 4.7 siswa diperintahkan untuk mencari informasi yang


tidak diketahui tetapi dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah. Pada
pertemuan kedua tambahan informasi yang diperlukan adalah kata “Sinta
tinggal di Jakarta” yang diartikan setiap nomor telpon rumah dijakarta
selalu diawali 3 digit yaitu 0-2-1. Selain itu, siswa menuliskan rumus
permutasi dan aturan perkalian sesuai dengan konsep matematika pada
tahap sebelumnya. pada taha connect dapat mencari hubungan berbagai
representasi konsep, proses, atau prosedur matematik, menerapkan konsep
dan prosedur yang telah diperoleh pada situasi baru, menerapkan
hubungan antar topik matematika, dan menerapkan hubungan antara topik
matematika dengan topik disiplin ilmu lainnya.
Selanjutnya, tahap brainstorm yaitu siswa mendiskusikan informasi
yang diketahui, konsep dan rumus permutasi yang ditentukan dan
tambahan informasi yang diperlukan untuk merencanakan prosedur
penyelesaian yang siswa akan gunakan.
59

Gambar 4.8a
Pertanyaan dan Jawaban pada Tahap Brainstorm

Gambar 4.8b
Pertanyaan dan Jawaban Tahap Brainstorm

Berdasarkan gambar 4.8a dan 4.8b, siswa merancang prosedur


penyelesaian masalah permutasi dari hasil yang telah didiskusikan. Siswa
pun mencoba dengan penyelesaian menggunakan aturan perkalian. Tahap
brainstorm membantu menerapkan konsep dan prosedur yang telah
diperoleh pada situasi baru, menerapkan hubungan antar topik matematika,
dan menerapkan hubungan antara topik matematika dengan topik disiplin
ilmu lainnya.
Selanjutnya, tahap solve yaitu siswa mengaitkan dan menerapkan
prosedur penyelesaian yang telah dirancang dengan memasukan informasi
atau angka-angka yang diketahui dan menghitungnya.
60

Gambar 4.9
Pertanyaan dan Jawaban pada Tahap Solve

Pada gambar 4.9 siswa menerapkan langkah-langkah yang


sebelumnya dengan memasukan angka dengan syarat angka hanya tepat satu
dan informasi tambahan yang telah diketahui. Tahap solve dapat membantu
menerapkan konsep dan prosedur penyelesaian yang telah diperoleh pada
situasi baru, menerapkan antar topik matematika dan menerapkan hubungan
antar topik matematika dengan disiplin ilmu lainnya.
Tahap terakhir yaitu write, siswa menyimpulkan hasil perhitungan
yang telah diperoleh dan hubungan dari informasi, konsep dan tambahan
informasi yang telah diketahui serta memeriksa kerelevanan suatu masalah
dengan konsep.

Gambar 4.10
Pertanyaan dan Jawaban pada Tahap Write
61

Pada gambar 4.10, siswa mrnyimpulkan dari hasil diskusi dan


perhitungan yang telah siswa kerjakan. Tahap write dapat membantu
menerapkan konsep dan prosedur yang telah diperoleh pada situasi baru,
menerapkan hubungan antar topik matematika, dan menerapkan hubungan
antara topik matematika dengan topik disiplin ilmu lainnya. Berikut gambar
graphic organizer tipe four corners and a diamond pada pertemuan kedua.

Gambar 4.11
Hasil Four Corners and A Diamond Pada LKS 2

Capaian indikator kemampuan koneksi matematis siswa untuk kelas


eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol karena setiap indikator
peresentase kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Rincian
kemampuan koneksi matematis siswa dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kemampuan Koneksi Matematis Menurut Indikator Mencari
Hubungan Berbagai Representasi Konsep atau Prosedur Matematik.
Indikator mencari hubungan berbagai representasi konsep atau
prosedur matematik yang diukur pada penelitian ini adalah kemampuan
siswa mencari dan menentukan hubungan konsep matematika atau
62

prosedur penyelesaian yang sesuai. Dalam soal mencari hubungan


berbagai representasi konsep atau prosedur matematik, siswa menentukan
konsep aturan perkalian terlebih dahulu yang sesuai dengan jarak kota-
kota dan pertanyaan yang diketahui. Kemudian, siswa mengerjakan soal
sesuai dengan prosedur yang diperoleh dari konsep matematik yang siswa
pilih. Setelah itu, siswa menyimpulkan hasil jawaban dengan konsep
aturan perkalian atau prosedur yang dikerjakan.
Soal posttest yang mewakili indikator mencari hubungan berbagai
representasi konsep atau prosedur matematik adalah soal nomor 2 dan 3.
sebagai contoh disajikan soal nomor 2 serta jawaban dari kelas eksperimen
dan kelas kontrol.

Berikut disajikan jawaban yang diberikan siswa kelas eksperimen


dan kelas kontrol yang mewakili.
Kelas eksperimen
63

Kontrol

Gambar 4.12
Soal dan Jawaban Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Gambar 4.12 menunjukkan jawaban siswa pada kelas eksperimen
dan kontrol. Jawaban yang disajikan merupakan jawaban yang dominan
dan benar pada kedua kelas. Soal yang berikan meminta siswa untuk
mengitung banyaknya cara seseorang pergi dari kota D ke Kota F tanpa
melewati kota yang sama yaitu kota P dan kota Q. Selain itu, menentukan
jarak terpendek yang seseorang lewati. Terlihat adanya perbedaan
menjawab antara siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Pada kelas
eksperimen siswa menghitung banyaknya jarak dan jarak pendek, lalu
siswa menrincikan konsep perkalian dan penjumlahan pada soal tersebut.
Sedangkan kelas kontrol hanya menghitung banyaknya cara dan jarak
pendek tanpa merincikan konsep yang digunakan. Pada kedua kelas ada
beberapa siswa yang salah memahami soal dan menyelesaikannya
menggunakan konsep permutasi atau kombinasi. Tingkat kesukaran pada
soal ini merupakan kategori soal sukar. Walawpun soal ini susah, namun
tidak sedikit siswa yang menjawab tepat dan benar.
Perbedaan cara menjawab diatas karena pada kelas eksperimen
siswa terlatih dalam memahami masalah dan mengindentifikasi informasi
penting yang diperlukan siswa. Menentukan konsep pencacahan yang
disesuaikan dengan informasi tersebut, sehingga secara tepat siswa dapat
menghubungkan kedua hal penting tersebut pada tahap main idea dalam
pembelajaran graphic organizer tipe four corners and a diamond.
Selanjutnya, pada tahap kedua yaitu connect, siswa terbiasa
mengungkapkan rumus yang akan digunakan dengan bahasa sendiri sesuai
64

konsep yang ditentukan sebelumnya. Pada jawaban diatas siswa hanya


membuat kotak yang berisi banyaknya cara untuk pergi dan pulang lalu
dikalikan dan sangat sederhana dalam menentukan jarak terpendek.
Temuan ini memperlihatkan ketidaksesuaian kerangka dengan hasil
lapangan bahwa tahap brainstorm, solve dan write dapat mempengaruhi
indikator mencari hubungan berbagai representasi konsep atau prosedur
matematik.
Temuan penelitian diatas berbanding terbalik dengan penelitan oleh
Kms. Muhammad Amin Fauzi (2016) menemukan bahwa kemampuan
koneksi matematika indikator mencari hubungan berbagai representasi
konsep dan prosedur matematik merupakan indikator yang memperoleh
tingkat capaian terendah.4
2. Kemampuan Koneksi Matematis Menurut Indikator Menerapkan
Konsep dan Prosedur Yang Telah Diperoleh Pada Situasi Baru.

Indikator menerapkan konsep dan prosedur yang telah diperoleh


pada situasi baru adalah kemampuan siswa untuk menghubungkan konsep
aturan pencacahan dan prosedur penyelesaian yang telah dikuasai dan
dipahami pada masalah/situasi yang baru, berbeda dengan biasa siswa
kerjakan. Dalam soal menerapkan konsep dan prosedur yang telah
diperoleh pada situasi baru diwakili dua soal yaitu pada nomor 7 dan 8.
Sebagai contoh disajikan nomor 7 serta jawaban dari kelas eksperimen dan
kelas kontrol.

4
Kms Muhammad Amin Fauzi, “Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis
dan Kemandirian Belajar Siswa Dengan Pendekatan Pembelajaran Metakognitif Disekolah
Menengah Pertama”, Jurnal FMIPA Unimed, Medan, 2011, h. 120.
65

Berikut disajikan jawaban yang diberikan siswa kelas eksperimen


dan kelas kontrol yang mewakili.

Kelas eksperimen

Kelas Kontrol

Gambar 4.13
Soal dan Jawaban Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.

Untuk menyelesaikan soal no 7 pada gambar 4.13. siswa harus


mencari siswa SMA yang mengetahui iklan dari total siswa SMA. siswa
haru menghitung dengan mengalikan total dengan persentase. Lalu
menghitung siswa yang merokok dari siswa yang mengetahui. sehingga
untuk mengetahui siswa yang tidak merokok, hanya mengurangi siswa
merokok menggunakan peluang komplemen. Cara menjawab kelas
eksperimen terlihat siswa dengan mudah menjawab soal tersebut. Siswa
secara tepat menentukan siswa yang merokok, yang diperoleh dari siswa
yang sudah mengetahui rokok dan siswa SMA yang belum mengetahui
rokok. Sedangkan pada kelas kontrol siswa hampir benar menjawab tetapi
siswa kurang tepat mencari peluang siswa tidak merokok. siswa langsung
66

menambahkan siswa yang tidak merokok tanpa menguranginya dengan total


siswa SMA. Cara menjawab diatas merupakan jawaban terbanyak pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tingkat kesulitan pada soal 7
merupakan kategori soal sedang.
Perbedaan cara menjawab diatas karena pada kelas eksperimen siswa
terlatih menghubungkan konsep peluang dan persentase dalam menentuka
siswa SMA yang dipertanyakan. siswa pun secara tepat mencari tambahan
informasi yaitu siswa yang sudah mengetahui rokok dan yang belum
mengetahui rokok, hal tersebut terdapat pada tahap connect. Tahap
brainstrom, siswa terbiasa menrancang prosedur penyelesaian sebelum
menghitung informai yang diketahui. sehingga penyusunan penyelesainya
cukup rapi dan sistematis pada kelas eksperimen. Siswa terbiasa menghitung
secara tepat pada tahap solve, sehingga siswa mengetahui kerelevanan
konsep dan hasil pada tahap write.
Temuan penelitian ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh
Arif Widarti (2012) menemukan bahwa kemampuan koneksi matematis
siswa berkemampuan matematika tinggi dalam menyelesaikan masalah
kontekstual sangat baik dengan memenuhi indikator yang diukur, salah
satunya subjek dapat menyelesaikan masalah kontekstual dengan
menggunakan konsep dan prosedur yang ada kedalam situasi yang baru.5
3. Kemampuan Koneksi Matematis Menurut Indikator Menerapkan
Hubungan Antar Topik Matematika.
Indikator menerapkan hubungan antar topik matematika merupakan
kemampuan siswa mengaitkan topik aturan pencacahan dengan topik bidang
kartesius dan matriks. Dalam menerapkan hubungan antar topik matematika
terdapat dua soal yaitu soal nomor 4 dan 6. Berikut contoh disajikan nomor
6 serta jawaban siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

5
Arif Widarti, “Kemampuan Koneksi Matematis dalam Menyelesaikan Masalah
Kontektual ditinjau dari Kemampuan Matematis Siswa”,Jurnal STKIP PGRI Jombang,
Jombang, h. 7.
67

Berikut disajikan jawaban yang diberikan siswa kelas eksperimen


dan kelas kontrol yang mewakili.

Kelas eksperimen

Kelas Kontrol

Gambar 4.14
Soal dan Jawaban Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Pada gambar 4.14, soal tersebut menghubungkan rumus determinan
dengan peluang kejadian saling lepas. Jika lihat kedua kelas masih
68

mengingatk konsep determinan matriks dalam menyelesaikan tetapi ada


beberapa perbedaan dalam menjawab. ada beberapa siswa yang tepat
menjawab dan ada juga siswa yang tidak menjawab sama sekali pada kelas
kontrol. Jawaban diatas merupakan jawaban yang dominan pada kedua
kelas.
Perbedaan jawaban kedua kelas terletak pada hasil perhitungan
determinan matriks. Pada kelas eksperimen siswa dengan tepat mengaitkan
dan menghitung determinan dari kedua matriks. lalu hasil determinan dua
matriks dikaitkan dengan peluang kejadian saling lepas. Namun, pada kelas
kontrol siswa mengalami kekeliruan dalam menghitung determinan kedua
matriks, sehingga hasil determinan yang dikaitkan dengan peluang kejadian
saling lepas pun berbeda. Pada kelas eksperimen siswa terlatih utuk
menghubungkan konsep peluang kejadian dengan determinan matriks yang
telah siswa kuasai untuk menyelesaikan masalah peluang pada matriks, hal
ini diperoleh pada tahap connect. Pada tahap brainstorm siswa juga terbiasa
menyusun prosedur agar dapat mneyelesaikan secara sistematis dan rapi.
Selain itu pada tahap solve siswa menghitung determinan matriks secara
tepat. Secara tidak langsung siswa telah dapat mengetahui kerelevanan suatu
konsep dengan masalah yang disajikan, hal ini pada tahap write. Soal
tersebut merupakan soal kategori sukar.
Temuan penelitian diatas bertolak belakang dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sugiman (2008) pada tingkat SMP yang menemukan bahwa
Adapun rata-rata presentase penguasaan untuk koneksi antar topic
matematika 41%. Hasil tersebut menyatakan bahwa kemampuan koneksi
antar topic matematika masih tergolong rendah.6

6
Sugiman, Koneksi Matematik dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah
Menengah Pertama (SMP),Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta FMIPA, 2008, h. 4
69

4. Kemampuan Koneksi Matematis Menurut Indikator Menerapkan


Hubungan antara Topik Matematika dengan Topik Disiplin Ilmu
Lain.
Indikator menerapkan hubungan antara topik matematika dengan
topik disiplin ilmu lainnya adalah kemampuan siswa mengaitkan topik
aturan pencacahan dengan topik ekonomi dan aturan topik pencacahan
dengan topik IPA (biologi). Dalam menerapkan hubungan antara topik
matematika dengan topik disiplin ilmu lainnya terdapat dua soal yaitu soal
nomor 1 dan 5. Sebagai contoh disajikan soal nomor 5 dan jawaban pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Berikut disajikan jawaban yang diberikan siswa kelas eksperimen


dan kelas kontrol yang mewakili.

Kelas eksperimen

Kelas Kontrol
70

Gambar 4.15
Contoh Soal dan Jawaban Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Pada gambar 4.15 Soal diatas meminta siswa untuk menghubungkan
peluang kejadian saling lepas dengan gen pada ayam. Gen ayam albino
tersebut dapat diperoleh dengan mengalikan gen ayam betina albino
dengan gen ayam jantan albino. Pada soal dilampirkan tabel perkawinan
gen ayam jantan dan betina untuk mempermudah siswa menentukan
perkalian kedua gen tersebut. Jawaban soal diatas merupakan jawaban
yang dominan pada kedua kelas.
Perbedaan cara menjawab pada kedua kelas terletak pada penentuan
peluang jantan dan betina pada ayam albino dari perkawinan kedua ayam.
Kelas eksperimen siswa dapat menentukan peluang albino dari tabel yang
disajikan serta peluang gen jantan dan betina dari perbandingan dua ayam
tersebut. Lalu mengkaitkan kedua hal yang ditelah diketahui dengan
peluang saling lepas untuk menentukan ayam betina albino. Hal ini
disebabkan siswa terlatih mengaitkan antar konsep sehingga siswa dengan
udah mengaitkan konsep peluang kejadian dengan perkawinan silang
antara gen jantan dan betina pada tahap connect. Siswa terbiasa
memikirkan keterkaitan tersebut secara dalam untuk menentukan
penyelesaian masalah yang ditanya pada tahap brainstorm. Seraca tidak
langsung siswa mengetahui kerelevanan masalah dengan konsep pada
tahap write. Sedangkan pada kelas kontrol siswa hanya tergantung pada
tabel yang disajikan saja. Soal tersebut merupakan kategori soal sukar.
Temuan penelitian tidak serupa dengan penelitian yang dilakukan
oleh Sugiman (2008) mengungkapkan bahwa rata-rata presentase
penguasaan untuk koneksi matematika dengan pelajaran lain 56%. Hasil
71

tersebut menyatakan bahwa kemampuan koneksi matematika dengan


pelajaran lain masih tergolong rendah. 7

E. Keterbatasan Penelitian
Peneliti pun menyadari bahwa penelitian yang telah terlaksana belum
sempurna, dengan berbagai upaya peneliti lakukan agar hasil yang diperoleh
maksimal. Meskipun demikian ada beberapa kendala yang ditemukan
peneliti, diantaranya:
1. Pada pertemuan pertama, kelas eksperimen belum terbiasa dengan
pembelajaran graphic organizer tipe four corners and a diamond
sehingga peneliti harus menjelaskan secara rinci tahapan yang berisi
pertanyaan-pertanyaan yang ada pada LKS.
2. Kurangnya kedisplinan siswa dalam mengerjakan LKS yang diberikan,
sehingga peneliti dalam mengatur dan mengingatkan siswa lebih displin
akan waktu.
3. Peneliti hanya melakukan kontrol terhadap variabel yang diteliti, yaitu
variable pembelajaran graphic organizer tipe four corners and a
diamond dan kemampuan koneksi matematis siswa, tanpa
mempertimbangkan variable lain seperti motivasi, lingkungan belajar
dan faktor lainnya diluar kontrol peneliti. Hasil dari penelitian ini
mungkin dapat dipengaruhi oleh variable lain diluar variable yng
diterapkan dalam penelitian ini.
4. Terdapat kekeliruan penyelesaian pada LKS pertama sehingga
pencapaian belum dilakukan secara optimal.
5. Penelitian dilakukan dalam waktu singkat, sehingga pengaruh
pembelajaran graphic organizer tipe four corners and a diamond
terhadap kemampuan koneksi matematis siswa belum maksimal.

7
Sugiman, Ibid.,
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan mengenai
penerapan pembelajaran matematika dengan pembelajaran graphic
organizer tipe four corners and a diamond terhadap kemampuan koneksi
matematis siswa di SMA Negeri 5 Depok diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Kemampuan koneksi matematis siswa yang diajarkan dengan
pembelajaran graphic organizer tipe four corners and a diamond
tergolong tinggi. Kemampuan koneksi matematis siswa pada indikator
menerapkan konsep dengan situasi baru, dan menerapkan hubungan
antar topik matematika dengan disiplin ilmu lain sudah tergolong
tinggi, namun kemampuan siswa tergolong sedang pada indikator
mencari hubungan berbagai representasi konsep, dan menerapkan
hubungan antar topik.
2. Kemampuan koneksi matematis siswa yang diajarkan dengan
pembelajaran konvensional tergolong sedang. Kemampuan koneksi
matematis siswa pada indikator menerapkan konsep dengan situasi
baru, dan mencari hubungan berbagai representasi konsep sudah cukup
baik dibandingkan dengan indikator menerapkan hubungan antar topik
matematika dengan disiplin ilmu lain, dan menerapkan hubungan antar
topik.
3. Kemampuan koneksi matematis siswa yang diajarkan dengan
menggunakan pembelajaran graphic organizer tipe four corners and
a diamond lebih tinggi daripada kemampuan koneksi matematis siswa
yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
Pembelajaran graphic organizer tipe four corners and a diamond
lebih efektif meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

72
73

B. Saran
Terdapat beberapa saran dari peneliti berdasarkan temuan pada penelitian
ini, diantaranya:
1. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pembelajaran matematika dengan
pembelajaran graphic organizer tipe four corners and a diamond
mampu meningkatkan kemampua koneksi matematis siswa, sehingga
dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran matematika yang
dapat diterapkan oleh guru.
2. Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti pembelajaran graphic
organizer tipe four corners and a diamond, sebaiknya melakukan
dengan pokok bahasan yang lain.
3. Penelitan ini mengukur empat indikator yang dikembangkan dari
beberapa ahli yaitu Utari Sumarmo dengan NCTM dan Ulep untuk
selanjutnya dapat mengembangkan indikator-indikator dari para ahli
yang berbeda.
4. Siswa dapat sering berlatih soal-soal kemampuan koneksi matematis
atau kemampuan matematis lainnya sehingga siswa terbiasa untuk
menyelesaikan masalah koneksi dengan indikator lain atau masalah
matematis lainnya.
74

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar. Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Ditjen


Kelembagaan Agama Islam Depag, Cet.III, 2003.

Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, Cet.V,


2013.

Becker, Lee A. Effect Size. www.uv.es , 2000.

Bromley, Karen. et al. 50 Graphic Organizers for Reading, writing and More
Teaching Resources. USA: Drew Hires, 1999.

Dwi Warih, Pratiwi S. dkk. Analisis Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas
VIII pada Materi teorema Pytagoras. Surakarta: UNM, 2016.

Faucette, Debi. dkk. Improving Students’ Mathematical Problem Solving


Skill.GED Testing Service, 2015.

Fauzi, Kms Muhammad Amin. "Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis


Dan Kemandirian Belajar Siswa Dengan Pendekatan Pembelajaran
Metakognitif Di Sekolah Menengah Pertama." PROCEEDINGS
International Seminar and the Fourth National Conference on
Mathematics Education. Department of Mathematics Education,
Yogyakarta State University, 2011.

Hobri.dkk. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Keuangan


Berdasarkan Model Polya Siswa SMK Negeri 6 Jember.Kadikma. Vol. 4.
No. 2, 2013.

Ibrahim dan Suparni. Pembelajaran Matematika Teori dan Aplikasinya.


Yogyakarta: Suka Press, 2012.

Jacobs, Vicki A. Pre-, Guide-, and Post-learning Purposes and Strategies. Spring
http://isites.harvard.edu, 2010.

Kadir. Statistika Terapan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015.

Lestari, Karunia Eka dan Yudhanegara, Mokhammad Ridwan. Penelitian


Pendidikan Matematika. Bandung: PT Refika Aditama,2015.

Link,Sharon. Graphic Organizer. America: EBSCO Research, 2008.


75

Mousley, Judith. An Aspect of Mathematical understanding The Notion Of


“Connected Knowing”.Proceedings of the 28th Conference of the
International, 2004.

Mullis, Ina V.S.dkk. TIMSS 2011 International Results in Mathematics. Chestnut


Hill: Lynch School of Education, Boston Collage, 2012.

NCTM. Principles and Standards for School Mathematics. Reston: NCTM, 2000.

Odegaard,Kara Jean. Using Graphic Organizers, Cooperative Learning, and


Written Reflection to Improve Mathematics Problem Solving Skills. Tesis
pada Hamline University, http://digitalcommons.hamline.edu, 2015.

Ruseffendi. Pengantar kepada membantu Guru Mengembangkan kompetensinya


dalam Pengajaran Matematika untuk Meeningkatkan CBSA. Bandung:
Tarsito, 1999.

Sanjaya,Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Prenamedia Group, 2016.

Santoso,Agung. Studi Deskriptif Effect Size Penelitian-penelitian Di Fakultas


Psikologi Universitas Sanata Dharma. Jurnal penelitian. Vol. 14. No. 1,
2010.

Sarjono, Haryadi dan Julianita, Winda. SPSS vs Lisrel Sebuah Pengantar Aplikasi
untuk Riset. Jakarta: Salemba Empat, 2011.

Sian, Khoo jia. et al. Graphic Organizer In Action: Solving Secondary


Mathematics Word Problems. Journal on Mathematics Education. 7.2,
2016.

Sugiman. Koneksi matematik dalam pembelajaran matematika di sekolah


menengah pertama. Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta FMIPA. 2008.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta, Cet.XVI, 2011.

Suhendra. dkk. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Jakarta


: UT, 2007.

Suherman, Erman. dkk. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.


Bandung: Jica UPI, 2001.

Sukmadinata,Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT


Remaja Rosdakarya, Cet. VIII, 2012.
76

Sumarmo,Utari dan Hendriana, Heris. Penilaian Pembelajaran Matematika.


Bandung: Refika Aditama, 2014.

Wardhani, Sri dan Rumiati. Instruman Penilaian hasil Belajar Matematika


SMP:Belajar dari PISA dan TIMSS. Jakarta: Kemerdiknas, 2011.

Widarti, Arif. Kemampuan Koneksi Matematis dalam Menyelesaikan Masalah


Kontekstual ditinjau dari Kemampuan Matematis Siswa.
http://s3.amazonaws.comp, 2012.

Yulianti, Kartika. Menghubungkan Ide-ide Matematik melalui Kegiatan


Pemecahan Masalah, FMIPA-UPI, 2005.

Zollman, Alan. Mathematical Graphic Organizers. NCTM. 2009.

Zollman, Alan. The Use of Graphic Organizers to Improve Student and Teachers
Problem-Solving Skills and Abilities. Northen Illinois University. 2009.

Zollman, Alan. Write is Right: Using Graphic Organizers To Improve Student


Mathematical Problem Solving. The Research Council on Mtahematics
Learning. 2012.
77
Lampiran 1
Rekapitulasi Hasil Prapenelitian Kemampuan Koneksi Matematis Siswa

Butir Soal
Siswa Skor Nilai
1 2 3
R1 0 3 0 3 25.00
R2 4 3 0 7 58.33
R3 4 1 1 6 50.00
R4 4 1 0 5 41.67
R5 4 1 0 5 41.67
R6 2 0 0 2 16.67
R7 4 0 0 4 33.33
R8 4 0 2 6 50.00
R9 3 0 0 3 25.00
R10 0 3 0 3 25.00
R11 4 0 1 5 41.67
R12 0 2 0 2 16.67
R13 0 3 0 3 25.00
R14 0 3 0 3 25.00
R15 0 3 0 3 25.00
R16 0 3 0 3 25.00
R17 0 0 1 1 8.33
R18 4 1 0 5 41.67
R19 2 1 0 3 25.00
R20 0 2 1 3 25.00
R21 4 0 0 4 33.33
R22 4 0 0 4 33.33
R23 0 1 0 1 8.33
R24 4 0 0 4 33.33
R25 2 2 0 4 33.33
R26 2 0 2 4 33.33
R27 0 2 1 3 25.00
R28 4 1 2 7 58.33 Keterangan :
R29 4 0 2 6 50.00
R30 4 3 0 7 58.33 Butir Soal
R31 3 0 2 5 41.67 1 : Koneksi antar topik matematika
R32 4 3 0 7 58.33 2 : Koneksi matematika dengan
R33 3 0 2 5 41.67 mata pelajaran lain
R34 4 3 0 7 58.33 3 : Koneksi dengan kehidpuan
R35 3 2 0 5 41.67 sehari-hari.
R36 3 2 1 6 50.00
R37 0 3 0 3 25.00
R38 0 2 0 2 16.67
R39 0 1 0 1 8.33
R40 0 2 0 2 16.67
87.0 57.0 18.0 162.0 1350.0
21.75 14.25 4.5 33.75 S
33.75 P
78
Lampiran 2

HASIL WAWANCARA

Nama Sekolah : SMAN 5 Depok.

Narasumber : Sri Sidiawati, M.Pd

Daftar Pertanyaan dan Jawaban Wawancara

1. Bagaimana situasi di dalam kelas saat pembelajaran matematika berlangsung?


Situasi di dalam kelas berbeda-beda, ada beberapa kelas kurang kondusif dan
ada juga yang kondusif pada saat pembelajaran tergantung dari kelas yang
diajarkan. kelas yang kurang kondusif disebabkan karena jam pelajaran yang
berada pada jam terakhir atau pertengahan istirahat.”
2. Bagaimana respon siswa ketika Ibu bertanya kepada siswa atau ketika siswa
diberi permasalahan matematika?
Respon siswa masih kebingungan dengan masalah yang disajikan. saya harus
menjelaskan masalah secara terperinci dan memancing siswa dengan
pertanyaan-pertanyaan. Hanya ada beberapa siswa yang dengan cepat
memahami masalah dari pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan.
3. Apakah siswa mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan atau
menyelesaikan permasalahan dalam matematika?
Ya, siswa masih kesulitan dalam menjawab pertanyaan dan menyelesaikan
masalah.
4. Model pembelajaran apakah yang biasa digunakan Ibu dalam pembelajaran
matematika?
Terkadang menggunakan model pembelajaran saintifik, tetapi masih
pembelajaran menjadi pasif karena siswa masih bingung dengan masalah
yang disajikan dan waktunya pun tidak mencukupi. maka saya lebih sering
menggunakan pembelajaran langsung agar waktu yang telah disediakan
tercukupi.
5. Bagaimana kemampuan koneksi siswa terutama dalam pembelajaran
matematika?
79
Lampiran 2

Kemampuan koneksi siswa sebenarnya penting untuk siswa kuasai karena


dalam menyelesaikan masalah kemampuan tersebut sangat membantu siswa
dalam pembelajaran matematika.
6. Apakah kebanyakan siswa sudah dapat menggunakan koneksi matematis
selama pembelajaran matematika berlangsung?
Belum, sebagian besar siswa masih kurang menggunakan koneksi dalam
menyelesaikan masalah matematika selama perjalanan. siswa masih meniru
penyelesaian masalah dengan contoh soal yang diberikan.
7. Apakah soal-soal yang guru gunakan dalam pembelajaran matematika
memiliki kriteria (mudah, sedang atau sulit)? Apakah soal-soal tersebut dapat
mengukur kemampuan koneksi matematis pada siswa?
Kriteria untuk contoh soal masih mudah karena soal-soal tersebut hanya
membangkitkan pemahaman siswa agar lebih kuat lagi. Namun, jika latihan
soal kriteria soal naik menjadi sedang dan sulit. Siswa hanya terbiasa dengan
soal-soal latihan biasa, Soal kemampuan koneksi masih kurang diberikan ke
siswa.
80
Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : SMAN 5 Depok


Kelas/Semester : XI/Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Peluang
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan : 1 sampai 7.

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar
3.3 Menganalisis aturan pencacahan (aturan penjumlahan, aturan
perkalian, permutasi, dan kombinasi) melalui masalah kontekstual.
3.4 Mendeskripsikan dan menentukan peluang kejadian majemuk
(peluang kejadian kejadian saling bebas, saling lepas dan kejadian
bersyarat) dari suatu percobaan acak.
81
Lampiran 3

4.3 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan kaidah


pencacahan (aturan penjumlahan, aturan perkalian, permutasi, dan
kombinasi).
4.4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang kejadian
majemuk (peluang, kejadian-kejadian saling bebas, saling lepas dan
kejadian bersyarat).

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


Pertemuan 1:
3.3.1 Menentukan aturan penjumlahan dan perkalian pada masalah
nyata serta menyajikan melalui diagram, mendaftar dan faktorial.
4.3.1 Menyelesaikan masalah aturan perkalian. yang berhubungan
dengan situasi baru.

Pertemuan 2 dan 3:
3.3.2 Menentukan kemungkinan cara permutasi unsur berbeda serta
menyajikan melalui diagram pohon dan mendaftar.
3.3.3 Menentukan kemungkinan suatu kejadian dengan konsep
permutasi unsur sama pada masalah kontekstual.
3.3.4 Menentukan kemungkinan posisi melingkar dengan konsep
permutasi siklis pada masakah kontekstual berkaitan dengan
lingkaran.
4.3.2 Menyelesaikan masalah permutasi yang berhubungan dengan
konsep gaya dorong suatu benda.

Pertemuan 4:
3.3.5 Menentukan kemungkinan cara secara dengan konsep kombinasi
pada masalah kontekstual.
3.3.6 Menentukan penjabaran binom newton dengan konsep permutasi
4.3.3 Menyelesaikan masalah kontekstual dengan konsep kombinasi
yang berhubungan dengan situasi baru.
82
Lampiran 3

Pertemuan 5:
3.4.1 Menyatakan peluang suatu kejadian dari kejadian pengambilan bola
secara acak.
3.4.2 Menentukan frekuensi harapan dari suatu kejadian perlemparan
secara acak.
4.4.1 Menyelesaikan masalah peluang suatu kejadian yang berhubungan
dengan jabatan kerja.

Pertemuan 6:
3.4.3 Menentukan peluang gabungan dua kejadian dari masalah
kontekstual dikaitkan dengan diagram ven.
3.4.4 Menyelesaikan masalah situasi baru yang berhubungan dengan
peluang gabungan dua kejadian saling lepas.
4.4.2 Menyelesaikan masalah himpunan yang berhubungan dengan
peluang dua kejadian saling asing.

Pertemuan 7:
3.4.5 Menentukan peluang kejadian saling bebas dari masalah
pelemparan dadu secara acak.
4.4.3 Menyelesaikan masalah situasi baru dengan peluang kejadian
saling bebas berhubungan antar konsep matematika lain.

D. Tujuan Pembelajaran.
Setelah proses pembelajaran maka siswa dapat:
Pertemuan 1:
1. Menerapkan aturan penjumlahan pada masalah nyata serta menyajikan
melalui pasangan terurut.
2. Menerapkan aturan perkalian pada masalah nyata serta menyajikan
melalui diagram pohon dan faktorial.
3. Menyelesaikan masalah berkaitan dengan aturan penjumlahan.
4. Menyelesaikan masalah berkaitan dengan aturan perkalian.

Pertemuan 2 dan 3:
83
Lampiran 3

1. Menerapkan aturan permutasi unsur berbeda dengan masalah serta


menyajikan masalah dengan cara diagram pohon dan mendaftar.
2. Menentukan kemungkinan cara dengan konsep permutasi unsur
berbeda.
3. Menyelesaikan masalah kontekstual pemutasi unsur yang berbeda
berkaitan dengan mencari rataan waktu.

Pertemuan 4:
1. Memahami konsep dan prinsip kombinasi.
2. Menerapkan konsep dan prinsip kombinasi pada masalah dikehidupan
sehari-hari
3. Menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari dengan konsep dan
prinsip kombinasi.

Pertemuan 5:
1. Memahami konsep dan prinsip peluang dari suatu percobaan secara
acak.
2. Menerapkan konsep dan prinsip peluang pada masalah dengan situasi
baru.
3. Menerapkan konsep dan prinsip frekuensi harapan pada masalah
dengan situasi baru.
4. Menyelesaikan masalah peluang yang berkaitan dengan pelemparan
acak atau himpunan.

Pertemuan 6:
1. Menerapkan konsep peluang gabungan dua kejadian dalam masalah
kontektual.
2. Menerapkan konsep peluang gabungan dua kejadian saling lepas
dalam masalah situasi baru.
3. Menyelesaikan masalah disiplin ilmu lain yang berhubungan dengan
peluang dua kejadian saling asing.

Pertemuan 7:
84
Lampiran 3

1. Memahami konsep peluang kejadian saling bebas dalam suatu


perlemparan dadu.
2. Menerapkan konsep peluang kejadian saling bebas dalam suatu
perlemparan dadu secara acak.
3. Menyelesaikan masalah situasi baru dengan peluang kejadian saling
bebas berhubungan antar konsep matematika lain.

E. Materi Ajar
Pertemuan 1 : Aturan Perkalian
Pertemuan 2 dan 3 : Permutasi
Pertemuan 4 : Kombinasi
Pertemuan 5 : Peluang suatu kejadian.
Pertemuan 6 : Peluang gabungan dua kejadian saling asing
Pertemuan 7 : Peluang kejadian saling bebas

F. Strategi Pembelajaran
Strategi Pembelajaran : Graphic Organizer Tipe Four corners and
diamond.

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan  Guru mengucapkan salam dan mengondisikan kelas.
(15 menit)  Guru mengecek kehadiran siswa.
 Guru memberi stimulus berupa apersepsi kepada siswa.
 Guru membentuk siswa menjadi kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 5 siswa.
 Guru membagikan LKS-1 yang membahas tentang
konsep aturan penjumlahan dan perkalian dengan
berbagai penyajian.
 Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
85
Lampiran 3

Graphic Organizer kepada siswa.


Main Idea  Guru membimbing siswa menemukan informasi yang
(15 menit) dibutuhkan dari masalah pada LKS-1.
 Siswa dibimbing menentukan ide/konsep yang
dibutuhkan untuk mengetahui keterkaitan masalah
dengan bahasa siswa sendiri.
Connect  Guru membimbing siswa mencari dan menentukan
(15 menit) keterkaitan informasi dengan konsep penjumlahan,
perkalian atau konsep matematika lain.
 Siswa menentukan tambahan informasi yeng belum
tercantum, dibutuhkan dan berkaitan dengan masalah.
 Guru membimbing siswa menuliskan rumus yang akan
digunakan untuk menyelesaikan masalah yang disajikan
dari konsep yang telah siswa temukan.
Brainstorm  Guru membimbing siswa mendiskusikan informasi pada
(15 menit) masalah, informasi tambahan, ide yang ditemukan untuk
menentukan cara penyelesaian yang akan digunakan.
 Siswa menyusun strategi penyelesaian yang telah
didiskusikan pada LKS-1.
Solve  Siswa mulai menyelesaikan masalah sesuai cara
(10 menit) penyelesaian dan strategi yang didiskusikan sebelumnya.
 Guru mempersilahkan siswa memetakan informasi
menggunakan diagram pohon, pasangan terurut,
pencacahan dan faktorial.
 Guru membimbing siswa dalam mengoperasikan
perhitungan sesuai pemetaan sebelumnya.
 Guru meminta siswa mengarisbawahi langkah penting
pada penyelesian masalah.
Write  Siswa menyimpulkan hasil jawaban yang telah diperoleh
(10 menit) pada LKS-1.
86
Lampiran 3

 Siswa mengecek langkah-langkah yang telah dikerjakan


dan memberikan penekanan pada informasi dan langkah
yang penting.
 Siswa dibimbing untuk menyajikan informasi penting,
keterkaitan informasi dengan konsep, merancang
langkah-langkah penyelesaian dan hasil kedalam grarik
Four Corners and a Diamond (FCD).
Penutup  Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
(10 menit) menanyakan hal-hal yang belum dipahami
 Guru bersama-sama siswa menyimpulkan konsep
penjumlahan dan perkalian.
 Guru membagikan tugas latihan dirumah.
 Guru menyampaikan arahan untuk pertemuan selanjutnya
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan
pesan untuk tetap belajar dan meningkatkan sikap yang
baik di rumah.

Pertemuan 2:
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan  Guru mengucapkan salam dan mengondisikan kelas.
(10 menit)  Guru mengecek kehadiran siswa.
 Guru memberi stimulus berupa apersepsi yang berkaitan
dengan aturan perkalian.
 Guru membentuk siswa menjadi kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 5 siswa.
 Guru membagikan LKS-2 yang membahas tentang
penerapan permutasi unsur berbeda.
Main Idea  Guru membimbing siswa menemukan informasi yang
(10 menit) dibutuhkan dari masalah pada LKS-2.
 Siswa dibimbing menentukan ide/konsep yang sesuai
87
Lampiran 3

dengan informasi sebelumnya dengan bahasa siswa


sendiri.
 Guru membimbing siswa untuk mengetahui apa yang
ditanyakan pada masalah 1.
Connect  Guru membimbing siswa menghubungkan informasi
(15 menit) dengan konsep yang telah ditemukannya.
 Siswa mencari dan menentukan tambahan informasi yang
belum tercantum, dibutuhkan dengan masalah.
 Siswa menuliskan rumus yang akan digunakan sesuai
hasil siswa menhubungkan informasi dengan konsep.
Brainstorm  Siswa mendiskusikan secara kelompok cara penyelesaian
(15 menit) yang akan digunakan setelah menemukan informasi/ide
dan tambahan informasi yang diperlukan.
 Siswa menyusun langkah-langkah penyelesaian yang
digunakan pada LKS-2.
Solve  Siswa mulai menyelesaikan masalah sesuai cara
(10 menit) penyelesaian yang telah didiskusikan.
 Guru membimbing siswa untuk memberi tanda jika ada
tahapan yang dianggap penting oleh siswa dan harus teliti
mengaplikasikan strategi penyelesaian yang telah
ditentukan.
Write  Siswa menyimpulkan hasil jawaban yang telah diperoleh
(10 menit) pada LKS-2.
 Guru meminta siswa untuk melihat kerelevanan masalah
dengan konsep permutasi unsur berbeda atau aturan
penjumlahan dan perkalian.
 Siswa diminta untuk menyajikan informasi, konsep yang
ditemukan, merancang langkah-langkah penyelesaian dan
hasil yang telah siswa selesaikan kedalam grarik Four
Corners and a Diamond (FCD).
88
Lampiran 3

Penutup  Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk


(10 menit) menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
 Siswa diberikan tugas latihan dirumah berkaitan dengan
permutasi unsur berbeda dan sama.
 Guru bersama-sama siswa menyimpulkan konsep
permutasi dan penerapannya.
 Guru menyampaikan arahan untuk pertemuan selanjutnya
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan
pesan untuk tetap belajar dan meningkatkan sikap yang
baik di rumah.

Pertemuan 3
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan  Guru mengucapkan salam dan mengondisikan kelas.
(10 menit)  Guru mengecek kehadiran siswa.
 Guru memberi stimulus berupa apersepsi yang berkaitan
dengan aturan perkalian.
 Guru membentuk siswa menjadi kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 5 siswa.
 Guru menanyakan tugas rumah pada pertemuan
sebelumnya.
 Siswa meminta untuk menbahas salah satu masalah yang
sebelumnya telah diberikan.
 Guru membimbing siswa untuk menyelesaikan masalah
pada latihan-2.
Main Idea  Guru membimbing siswa menemukan informasi yang
(10 menit) dibutuhkan dari masalah 3 pada latihan-2.
 Siswa dibimbing menentukan ide/konsep yang sesuai
dengan informasi sebelumnya dengan bahasa siswa
sendiri.
89
Lampiran 3

 Guru membimbing siswa untuk mengetahui apa yang


ditanyakan pada masalah 3.
Connect  Guru membimbing siswa menghubungkan informasi
(15 menit) dengan konsep yang telah ditemukannya.
 Siswa mencari dan menentukan tambahan informasi yang
belum tercantum, dibutuhkan dengan masalah.
 Siswa menuliskan rumus yang akan digunakan sesuai
hasil siswa menhubungkan informasi dengan konsep.
Brainstorm  Siswa mendiskusikan secara kelompok cara penyelesaian
(15 menit) yang akan digunakan setelah menemukan informasi/ide
dan tambahan informasi yang diperlukan.
 Guru mengingatkan siswa, ada perbedaan konsep antara
permutasi unsur berbeda dengan unsur sama dan siklis.
 Siswa menyusun langkah-langkah penyelesaian yang
digunakan pada latihan-2.
Solve  Siswa mulai menyelesaikan masalah sesuai cara
(10 menit) penyelesaian yang telah didiskusikan.
 Guru membimbing siswa untuk memberi tanda jika ada
tahapan yang dianggap penting oleh siswa dan harus teliti
mengaplikasikan strategi penyelesaian yang telah
ditentukan.
Write  Siswa menyimpulkan hasil jawaban yang telah diperoleh
(10 menit) pada LKS-2.
 Guru meminta siswa untuk melihat kerelevanan masalah
dengan konsep permutasi (unsur berbeda, sama dan
siklis).
 Siswa diminta untuk menyajikan informasi, konsep yang
ditemukan, merancang langkah-langkah penyelesaian dan
hasil yang telah siswa selesaikan kedalam grarik Four
Corners and a Diamond (FCD).
90
Lampiran 3

 Siswa menyelesaikan masalah 4 dengan tahapan yang


sama dan bimbingan dari guru.
Penutup  Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
(10 menit) menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
 Siswa mengumpulkan hasil jawaban dari latihan-2.
 Guru bersama-sama siswa menyimpulkan konsep
permutasi dan penerapannya.
 Guru menyampaikan arahan untuk pertemuan selanjutnya
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan
pesan untuk tetap belajar dan meningkatkan sikap yang
baik di rumah.

Pertemuan 4
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan  Guru mengucapkan salam dan mengondisikan kelas.
(10 menit)  Guru mengecek kehadiran siswa.
 Guru memberi stimulus berupa apersepsi yang berkaitan
dengan aturan perkalian dan permutasi.
 Guru membentuk kelompok siswa terdiri dari 4 orang.
 Guru membagikan LKS-4 yang membahas tentang
konsep dan penerapan kombinasi serta penyajian grafik
Four Corners and a Diamond (FCD).
Main Idea  Guru membimbing siswa memahami materi awal berupa
(10 menit) masalah dengan mencari informasi dari masalah.
 Siswa menyimak dengan baik dan dibimbing memahami
secara dalam masalah tersebut.
 Siswa dibimbing menemukan informasi-informasi yang
dibutuhkan dan masalah apa yang harus diselesaikan oleh
siswa.
 Guru mengingatkan siswa untuk mendeskripsikan konsep
91
Lampiran 3

apa yang ada pada masalah tersebut.


Connect  Guru meminta siswa mencari keterkaitan masalah dari
(15 menit) informasi dan konsep yang telah siswa ketahui.
 Siswa menghubungkan dengan konsep yang sebelumnya
telah dipelajari.
 Siswa menentukan informasi tambahan yeng belum
tercantum, dibutuhkan dengan masalah.
 Siswa menuliskan rumus yang akan digunakan sesuai
dengan informasi, konsep dan tambahan informasi yang
diketahui.
Brainstorm  Siswa mendiskusikan secara kelompok cara
(15 menit) penyelesaian yang akan digunakan setelah mengetahui
informasi, konsep, keterkaitan dan tambahan informasi
yang diperlukan.
 Siswa menyusun startegi penyelesaian yang digunakan
pada LKS-4.
Solve  Siswa menyelesaikan masalah sesuai dengan keterkaitan
(10 menit) yang diketahui dan prosedur penyelesaian yang
didiskusikan.
 Guru meminta siswa menghubungkan pengalaman
berhitung sebelumnya dalam menyelesaikan masalah
tersebut pada LKS-4.
 Guru mengingatkan siswa untuk menandai langkah
penting dalam penyelesaian masalah
Write  Siswa menyimpulkan hasil jawaban yang telah diperoleh
(15 menit) pada LKS-4.
 Siswa mengecek langkah-langkah yang telah dikerjakan
dan menjelaskan informasi penting dan langkah yang
penting pada masalah 1.
Penutup  Guru meminta perwakilan kelompok untuk
92
Lampiran 3

(10 menit) mempresentasikan hasil jawaban dari masalah-masalah


pada LKS-4.
 Guru meminta siswa mengumpulkan hasil diskusinya.
 Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang belum dipahami
 Guru bersama-sama siswa menyimpulkan konsep
kombinasi dan penerapannya.
 Guru menyampaikan arahan untuk pertemuan selanjutnya
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan
pesan untuk tetap belajar dan meningkatkan sikap yang
baik di rumah.

Pertemuan 5
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan  Guru mengucapkan salam dan mengondisikan kelas.
(10 menit)  Guru mengecek kehadiran siswa.
 Guru memberi stimulus berupa apersepsi yang berkaitan
dengan materi pencacahan sebelumnya dan peluang pada
tingkat sebelumnya.
 Guru membentuk kelompok siswa terdiri dari 4 orang.
 Guru membagikan LKS-4 yang membahas tentang
peluang suatu kejadian.
Main Idea  Guru meminta siswa menyimak dengan baik dan
(60 menit) memahami secara dalam masalah tersebut.
 Guru meminta siswa menentukan informasi dari masalah
1.
 Siswa menentukan hal yang dipertanyakan dalam
masalah 1.
 Siswa diminta mencari dan menentukan konsep/ide yang
ada dimasalah.
93
Lampiran 3

Connect  Siswa menghubungkan informasi, konsep dan hal yang


ditanyakan untuk mencari tambahan informasi jika
dibutuhkan dan rumus yang digunakan.
 Siswa menulis informasi tambahan yang belum
tercantum, dibutuhkan.
 Siswa menulis rumus yang digunakan.
Brainstorm  Siswa mendiskusikan dengan teman kelompok mengenai
cara penyelesaian yang akan digunakan setelah
menghubungkan pada tahap sebelumnya.
 Siswa menyusun langkah-langkah penyelesaian yang
digunakan pada LKS-4.
Solve  Siswa menyelesaikan masalah dengan prosedur
penyelesaian yang didiskusikan sebelumnya.
 Guru meminta siswa menghubungkan pengalaman
berhitung sebelumnya dalam menyelesaikan masalah
tersebut pada LKS-4.
Write  Siswa menyimpulkan hasil jawaban yang telah diperoleh
(10 menit) pada LKS-4.
 Siswa mengecek langkah-langkah yang telah dikerjakan
dan memjelasakan langkah dan keterkaitan yang penting
pada masalah.
 Siswa melihat kerelevanan dan keluasan masalah dengan
konsep yang dipelajari
Penutup  Guru meminta perwakilan kelompok untuk
(10 menit) mempresentasikan hasil jawaban dari masalah-masalah
pada LKS-4.
 Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang belum dipahami
 Guru bersama-sama siswa menyimpulkan peluang suatu
kejadian
94
Lampiran 3

 Guru menyampaikan arahan untuk pertemuan selanjutnya


 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan
pesan untuk tetap belajar dan meningkatkan sikap yang
baik di rumah.

Pertemuan 6
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan  Guru mengucapkan salam dan mengondisikan kelas.
(10 menit)  Guru mengecek kehadiran siswa.
 Guru memberi stimulus berupa apersepsi yang berkaitan
dengan himpunan, peluang suatu kejadian, diagram ven.
 Guru membentuk siswa menjadi kelompok terdiri dari 5
orang.
 Guru membagikan LKS-6 kepada siswa.
Main Idea  Guru menyajikan masalah yang berkaitan dengan
(60 menit) himpunan dan peluang kejadian saling lepas.
 Siswa menyimak dengan baik dan memahami masalah.
 Siswa diminta menentukan informasi-informasi dari
masalah pada LKS-6.
 Menentukan apa yang ditanyakan dalam masalah.
 Siswa menuliskan konsep/ide yag terkandung dalam
masalah.
Connect  Guru meminta menghubungkan informasi, apa yang
ditanyakan dan konsep matematika yang ada pada
masalah tersebut.
 Siswa menyajikan hubungan berupa penjabaran atau
gambar.
 Siswa dapat menentukan informasi tambahan jika ada
informasi yang belum tercantum.
Brainstorm  Siswa menentukan secara kelompok mengenai prosedur
95
Lampiran 3

penyelesaian yang akan digunakan setelah mengetahui


hubungan hal-hal yang telah ditemukan.
 Siswa mengaitkan konsep-konsep matematika atau diluar
matematika yang telah dikuasai sebelumnya untuk
digunakan dalam penyelesaian masalah tersebut.
 Siswa menyusun langkah-langkah penyelesaian yang
digunakan pada LKS-5.
Solve  Siswa menyelesaikan masalah sesuai hasil diskusi pada
tahap sebelumnya.
 Siswa menghubungkan pengalaman berhitung
sebelumnya dalam menyelesaikan masalah tersebut pada
LKS-5.
Write  Siswa menyimpulkan hasil jawaban yang telah diperoleh
(10 menit) pada LKS-5.
 Siswa mengecek langkah-langkah yang telah dikerjakan
dan memeriksa kerelevanan antara konsep matematika
yang dipelajari dengan masalah.
Penutup  Guru meminta siswa mengumpulkan LKS-5 yang telah
(10 menit) siswa selesaikan
 Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
 Guru meminta siswa mengumpulkan LKS-6 yang telah
dikerjakan secara kelompok.
 Guru bersama-sama siswa menyimpulkan konsep
peluang gabungan dua kejadian saling asing.
 Guru menyampaikan arahan untuk pertemuan selanjutnya
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan
pesan untuk tetap belajar dan meningkatkan sikap yang
baik di rumah.
96
Lampiran 3

Pertemuan 7
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan  Guru mengucapkan salam dan mengondisikan kelas.
(10 menit)  Guru mengecek kehadiran siswa.
 Guru memberi stimulus berupa apersepsi, berupa peluang
kejadian dan peluang gabungan dua kejadian.
 Siswa membentuk kelompok yang sama seperti
sebelumnya.
 Guru membagikan LKS-7 yang membahas tentang
peluang kejadian saling bebas.
Main Idea  Guru meminta siswa menyimak dengan baik dan
(10 menit) memahami masalah yang berkaitan dengan peluang
kejadian saling bebas.
 Siswa diminta menentukan informasi yang tercantum
dalam masalah pada LKS-7.
 Siswa menuliskan konsep/ide matematika yang terkait
dengan bahasa siswa sendiri.
Connect  Siswa mencoba menghubungkan informasi, konsep
(15 menit) matematika dan hal yang dipermasalahakan dari masalah
tersebut berupa deskriptif.
 Siswa mencari informasi tambahan jika ada informasi
yang belum diketahui.
Brainstorm  Siswa mendiskusikan prosedur penyelesaian yang akan
(15 menit) digunakan setelah mengetahui hubungan informasi yang
diketahui dan informasi tambahan yang diperlukan.
 Siswa mengaitkan konsep-konsep matematika atau diluar
matematika yang telah dikuasai sebelumnya untuk
digunakan dalam penyelesaian masalah tersebut.
 Siswa menyusun langkah-langkah penyelesaian yang
digunakan pada LKS-7.
97
Lampiran 3

Solve  Siswa menyelesaikan masalah sesuai hasil diskusi dan


(15 menit) penyusunan yang telah ditetapkan.
 Guru meminta siswa menghubungkan pengalaman
berhitung sebelumnya dalam menyelesaikan masalah
tersebut pada LKS-7.
Write  Siswa menyimpulkan hasil jawaban yang telah diperoleh
(15 menit) pada LKS-7.
 Siswa mengecek langkah-langkah yang telah dikerjakan
dan memberikan alasan pada langkah yang penting.
Penutup  Guru meminta siswa mengumpulkan LKS-7 yang telah
(10 menit) siswa selesaikan.
 Siswa mengumpulkan LKS-7.
 Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
menanyakan hal-hal yang belum dipahami
 Guru bersama-sama siswa menyimpulkan konsep
peluang kejadian saling bebas.
 Guru menyampaikan arahan untuk pertemuan selanjutnya
dan membagikan tugas rumah siswa.
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan
pesan untuk tetap belajar dan meningkatkan sikap yang
baik di rumah.

H. Alat dan Sumber Belajar


Alat : Papan tulis, Spidol, LKS, Laptop dan Proyektor.
Sumber : Agung Lukito,Matematika Kelas XI semester 2 kurikulum
2013.Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Kemendikbud,Cet. Ke-1,2014.
Wono Setya Budhi,Matematika 3.Jakarta:PT Trisula
Adisakti,2014.
98
Lampiran 3

I. Penilaian Hasil Belajar.


a. Penilaian kognitf
Teknik Instrumen : tes tertulis.
Bentuk Instrumen : essay
Pertemuan 1
No. Soal dan Jawaban
1 Tito mempunyai 6 kaos kaki berwarna hijau, biru, coklat, abu-abu, putih,
dan ungu. Ia juga memiliki 4 sepatu warna merah, pink, kuning dan hitam.
Tentukanlah berapa pasang kaos kaki dan sepatu dapat dipakai dengan
pasangan yang berbeda?
Diketahui : 6 kaos kaki = hijau, biru, coklat, abu-abu, putih, dan ungu.
4 sepatu = merah, pink, kuning dan hitam
Ditanya : pasangan kaos kaki dan sepatu yang bergantian
Jawab:
 Cara Diagram
Hijau Merah = {Hijau, Merah}
Pink = {Hijau, Pink}
Kuning = {Hijau, Kuning}
Hitam = {Hijau, Hitam}
Biru Merah = {Biru, Merah}
Pink ={Biru, Pink}
Kuning = {Biru, Kuning}
Hitam = {Biru, Hitam}
Coklat Merah = {Coklat, Merah}
Pink ={Coklat, Pink}
Kuning= {Coklat, Kuning}
Hitam = {Coklat, Hitam}
Abu-abu Merah = {Abu-abu, Merah}
Pink ={Abu-abu, Pink}
Kuning={Abu-abu, Kuning}
Hitam = {Abu-abu, Hitam}
99
Lampiran 3

Putih Merah = {Putih, Merah}


Pink ={Putih, Pink}
Kuning ={Putih, Kuning}
Hitam = {Putih, Hitam}
Ungu Merah = {Ungu, Merah}
Pink ={Ungu, Pink}
Kuning ={Ungu, Kuning}
Hitam = {Ungu, Hitam}
Jadi, banyaknya pasangan kaos kaki dan sepatu secara bergantian sebanyak
6 x 4 = 24 cara.
 Cara mendaftar
Banyaknya cara adalah {Hijau, Merah}, {Hijau, Pink}, {Hijau, Kuning},
{Hijau, Hitam}, {Biru, Merah}, {Biru, Pink}, {Biru, Kuning}, {Biru,
Hitam}, {Coklat, Merah}, {Coklat, Pink}, {Coklat, Kuning}, {Coklat,
Hitam}, {Abu-abu, Merah}, {Abu-abu, Pink}, {Abu-abu, Kuning}, {Abu-
abu, Hitam},
{Putih, Merah}, {Putih, Pink}, {Putih, Kuning}, {Putih, Hitam}, {Ungu,
Merah}, {Ungu, Pink}, {Ungu, Kuning}, {Ungu, Hitam} = 24 urutan.
Jadi, terdapat 24 cara pasangan yang berbeda.

Pertemuan 2 dan 3 :

No. Soal dan jawaban


1 Ibu ingin menghubungi Sinta yang tinggal dijakarta, namun ibu lupa
menyimpan nomor telepon sinta. Ibu hanya mengingat no telepon sinta
terdiri dari 9 angka yang berbeda. Pada papan tombol telepon terdapat 10
angka yang berbeda. Angka yang dibentuk hanya tepat satu. Berapa banyak
cara nomor telepon yang bisa dibentuk?
Diketahui:
Sinta tinggal dijakarta maka diawali dengan {0, 2, 1}
Nomor telepon sinta = 9 angka yang berbeda
Pada papan tombol tlepon = 10 angka
100
Lampiran 3

Syarat : hanya tepat satu.


Ditanya : cara nomor telepon bisa dibentuk?
Jawab:
10 angka pada papan tombol : {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}.
 Cara diagram pohon

= 1 angka

Digit ke 2 2 = 1 angka

Digit ke 3 1 = 1 angka
Digit ke 4 9

6 = 7 angka

Digit ke 5 8

6
= 6 angka
5

3
101
Lampiran 3

Digit ke 6
7

6
6
5 = 5 angka

Digit ke 7 6

5
= 4 angka
4

3
Digit ke 8 5

4 = 3 angka

Digit ke 9 4
= 2 angka
3

Maka hasil penyusunan angka nomor telepon sinta dari angka papan tombol
telepon adalah cara
 Cara mendaftar
- Digit pertama, kedua dan ketiga sudah diisi, karena Sinta bertempat
tinggal dijakarta maka digit diisi dengan angka = {0, 2, 1} =

- Digit ke 4, karena 3 digit pertama sudah diisi dengan 3 angka maka


digit ke-4 akan diisi dengan 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3. Banyaknya
kemungkinan angka untuk digit ke-4 adalah 7 angka.
- Digit ke 5, karena 4 digit sebelumnya sudah diisi dengan 4 angka
maka digit ke-5 akan diisi dengan 8, 7, 6, 5, 4, 3. Banyaknya
kemungkinan angka untuk digit ke-5 adalah 6 angka.
- Digit ke 6, karena 5 digit sebelumnya sudah diisi dengan 5 angka
maka digit ke-6 akan diisi dengan 7, 6, 5, 4, 3. Banyaknya
102
Lampiran 3

kemungkinan angka untuk digit ke-6 adalah 5 angka.


- Digit ke 7, karena 6 digit sebelumnya sudah diisi dengan 6 angka
maka digit ke-7 akan diisi dengan 6, 5, 4, 3. Banyaknya
kemungkinan angka untuk digit ke-7 adalah 4 angka.
- Digit ke 8, karena 7 digit sebelumnya sudah diisi dengan 7 angka
maka digit ke-8 akan diisi dengan 5, 4, 3. Banyaknya kemungkinan
angka untuk digit ke-4 adalah 3 angka
- Digit ke 9, karena 8 digit sebelumnya sudah diisi dengan 8 angka
maka digit ke-8 akan diisi dengan 4, 3. Banyaknya kemungkinan
angka untuk digit ke-4 adalah 2 angka.
Jadi, penempatan kemungkinan angka pada papan tombol telepon
1 1 1 7 6 5 4 3 2 = 5040

 Konsep permutasi k unsur dari n unsur berbeda.

Pada masalah diatas, N = 10,


Untuk 3 kotak pertama
n3 = 1, r3 = 1, karena 021 kode mutlak nomor telepon pada daerah
jabodetabek.

Untuk 6 kotak yang belum terisi, sisa angka yang belum digunakan
7 angka. maka unur 6 dari 7 angka
n4 = 7, r4 = 6

Maka dikalikan permutasi yang telah diperoleh sehingga cara kemungkinan


adalah 5040.
2 Ada 6 bendera yang bergantung pada tiang bendera vertikal yang terdiri dari
4 bendera kuning dan 2 bendera hijau. Tentukan banyak tanda yang dapat
dibentuk oleh bendera itu.
Diketahui : 6 bendera yang akan disusun
4 bendera kuning
2 bendera hijau.
Ditanya : Banyaknya tanda yang dibentuk dari bendera?
103
Lampiran 3

Jawab:
Cara yang akan disusun untuk membenruk 6 bendera secara vertikal adalah
menyusun 4 bendera kuning dan 2 bendera hijau secara berurut. Maka dapar
digunakan konsep permutasi unsur sama.

Jadi, banyaknya tanda yang dibentuk oleh bendera itu ada 15 buah tanda.
3 Umai, Nila, Sandri dan 2 teman lainnya berencana makan bersama disebuah
restoran. Setelah memesan tempat, pramusaji menyiapkan sebuah meja
bundar untuk mereka. Selang beberapa waktu, Lita datang bergabung
dengan mereka. Jika meja memiliki jari-jari 35 cm dan tinggi 15 cm.
Tentukan luas permukaan meja bundar dan banyaknya posisi duduk yang
mungkin jika:
a. Posisi duduk bebas
b. Lita dan sandri selalu berdampingan.
c.
35 cm

15 cm

Diketahui :
Orang yang makan dimeja bundar = 6 orang
Jari-jari meja bundar = 35 cm
Tinggi meja bundar = 15 cm
Ditanya:
a. luas permukaan meja bundar?
b. posisi duduk bebas?
c. lita dan sandri selalu berdampingan?
Jawab :
a. karena meja bundar berbentuk tabung masa luas permukaan meja
bundar = luas permukaan tabung.
Lp = 2
104
Lampiran 3

Lp = 2

Lp =
Lp =
Jadi, luas permukaan meja bundar yang digunakan adalah

b. banyaknya posisi duduk bebas : P(n-1)! = P(6-1)! = P 5! = 120 cara.


Banyaknya lita dan sandri selalu berdampingan : P(n-1)! x orang yang
selalu berdampingan = P(5-1)! x 2! = 4! 2! = 48 cara.

Pertemuan 4:

No. Soal dan jawaban


1 Pada suatu pusat pelatihan atlit bulu tangkis, terdapat 3 atlit perempuan dan
4 atlit laki-laki yang sudah memiliki kemampuan yang sama. Untuk suatu
pertandingan akbar, tim pelatih ingin membentuk 1 pasangan ganda
campuran. Tentukan banyaknya pasangan yang dapat dipilih oleh tim
pelatih?
Diketahui : 3 atlit perempuan
4 atlit laki-laki.
Ditanya : Menentukan pasangan bulu tangkis (tanpa memperhatikan urutan)
Jawab:
1 pasangan bulu tangkis terdiri dari 1 perempuan dan 1 laki-laki. Maka
untuk menetukannya dengan konsep kombinasi:

Untuk laki-laki, n = 4, k =1

Untuk perempuan, n= 3, k=1

Maka banyaknya pasangan adalah


105
Lampiran 3

Jadi, ada 12 cara untuk menentukan pasangan bulu tangkis.


Tentukan suku ke-4 dari (2x +3y)6.
Diketahui : (x + y)^n = ∑
Ditanya :
Suku ke-4 (2x + 3y)^6
Jawab:
(2x +3y)6 = ∑
=

2
Jadi, suku ke-4 adalah
=
=

= 20
=
Dua hari yang lalu, Swalayan sari hikmah telah meluncurkan produk baru
yaitu pewangi ruangan “Clik Clak”. Pada promosi hari ketiga diberikan
potongan sebesar 20% perbotol. Hari ketiga ada 120 pelanggan yang
berbelanja di swalayan sari hikmah. Sebanyak 80 pelanggan membeli
pewangi ruangan tersebut dan 40 pelanggan telah menggunakan pewangi

3 ruangan tersebut. Tentukanlah kemungkinan tidak ada pelanggan yang tidak


membeli pewangi ruangan “Clik Clak” jika diambil sampel 3 pelanggan
secara acak! (Gunakan konsep binom)
Diketahui :
Jumlah pelanggan yang belanja : 120
Jumlah pelanggan yang membeli :80
106
Lampiran 3

Jumlah pelanggan yang sudah menggunakan : 40


Jumlah sampel yang diambil = n = k = 3
Ditanya :
Peluang pelanggan yang tidak memberli pewangi ruangan “Clik Clak”?
Jawab :
Kemungkinan pelanggan yang sudah menggunakan =

Kemungkinan pelanggan yang tidak ada membeli = 1 – 0,33 = 0,67


Kemungkinan tidak ada pelanggan yang tidak membeli pewangi ruangan
=
=
=
= 0,099251
Jadi, kemungkinan tidak ada pelanggan yang tidak membeli pewangi
ruangan “Clik Clak” adalah 0,099251.

Pertemuan 5:

No. Soal dan jawaban


Didalam keranjang ada 11 bola. Tiap bola ditandai dengan angka yang
saling berlainan yakni : mulai dari 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18 dan
19. Dilakukan pengambilan 2 bola secara acak. Tentukan peluang
munculnya 2 bola dengan jumlah genap?
Diketahui :
Bola didalam keranjang = 11 bola.
1 Angka pada bola = 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19
Bilangan genap = 5
Bilangan ganjil = 6
Ditanya :
Peluang munculnya 2 bola dengan jumlah genap?
Jawab :
2 angka dengan jumlah bilangan genap.
107
Lampiran 3

Konsep yang digunakan adalah kombinasi dan peluang suatu kejadian


Kemungkinan pertama,
Genap + Genap = Genap, cara muculnya angka Genap + Genap =

Kemungkinan kedua.
Ganjil + Ganjil = Genap, cara munculnya angka Ganjil + Ganjil =

Peluang munculnya 2 angka jika dijumlahkan genap adalah


P = n (A)/ n(S)
P=[
P = [10 + 15]/55
P = 25/55
P = 5/11
Jadi, Peluang munculnya 2 bola dengan jumlah genap adalah 9/11.
Terdapat 3 mata uang logam yang dilemparkan bersamaan. Tentukan besar
frekuensi harapan peluang munculnya sisi muka lebih dari satu pada 76
percobaan pelemparan.
Diketahui :
S = Sisi muka uang logam
B = Sisi belakang uang logam
Uang logam yang dilempar = 3 mata uang.
2 Banyaknya percobaan = 76
Ditanya :
Frekuensi harapan ?
Jawab:
Ruang sampel uang logam = {AAA, AAg, AGA, AGG, GAA, GAG, GGA,
GGG} = n(S) = 8
Diperoleh munculnya sisi muka lebih dari satu, A = { AGG, GAG, GGA,
GGG} = n(A) = 4
108
Lampiran 3

P(A) =

Frekuensi harapan munculnya lebih dari satu sisi muka adalah


Fh = n x P(A)
Fh = 76 x

Pada percobaan pelemparan sebuah dadu sekali, A adalah kejadian muncul


bilangan prima dan B adalah kejadian muncul bilangan lebih besar dari 4.
Ac, dan Bc masing-masing merupakan komplemen dari A dan B.
Nyatakanlah A, B, Ac, Bc dalam bentuk himpunan.
Diketahui :
A = {Bilangan Prima}
B = {bilangan lebih besar dari 4}
Ac = Komplemen dari A.
3 Bc = Komplemen dari B.
Ditanya :
Nyatakanlah A, B, Ac, Bc dalam bentuk himpunan.
Jawab:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
A={2, 3, 5}
B={5,6}
Ac={1, 4, 6}
Bc = {1, 2, 3, 4}

Pertemuan 6:

No. Soal dan jawaban


Dari 51 siswa kelas XI IPA diketahui ada 24 siswa yang menyukai masakan
padang, 18 siswa yang menyukai masakan sunda dan 9 siswa yang
menyukai kedua-duanya. Gambarkanlah diagram venn pada masalah diatas!
1
Tentukanlah :
a. siswa yang menyukai masakan padang dan sunda
b. siswa yang menyukai masakan padang atau sunda.
109
Lampiran 3

Diketahui :
Siswa suka masakan Padang = P
Siswa suka masakan Sunda = S
Total siswa kelas XI IPA = 51 Siswa
(P) = siswa

(S) = siswa

Ditanya :
Gambarkanlah diagram venn pada masalah diatas!
a) siswa yang menyukai masakan padang dan sunda
b) siswa yang menyukai masakan padang atau sunda.
Jawab :
Siswa yang menyukai masakan padang dan sunda = siswa yang menyukai
kedua-duanya = n(P∩S) = siswa

Siswa yang menyukai masakan padang atau sunda = n(PUS) = n(P) + n(S) +
n(P∩S)

n(PUS) =

n(PUS) =

Jadi, Siswa yang menyukai masakan padang atau sunda sebanyak .

Seorang petugas bagian penerima dan pemeriksa barang di suatu departemen


bertugas untuk menyimpan ke gudang barang-barang eletronik yang
2
diterima oleh departemen tersebut. barang elektorik yang telah dikirimkan
27 dus kulkas, 35 dus televisi dan 12 dus kipas angin. Tidak ada petugas
110
Lampiran 3

yang mengangkut dus kulkas dan kipas angin secara samaan. Tentukan
peluang terambil dus kulkas atau dus kipas angina oleh petugas?
Diketahui :
A = Dus kulkas
B = Dus kipas angin
Dus kulkas = 27 dus = (A)
Dus televisi = 35 dus
Dus kipas angin = 12 dus = (B)
Ditanya :
Peluang terambil dus kulkas atau dus kipas angina oleh petugas.
Jawab :
Total banyaknya dus yang dikirim = 27 + 35 + 12 = 74
Karena tidak ada petugas yang mengangkut dus kulkas dan kipas angin
secara samaan sehingga (A∩B) = 0, maka berlaku :
(AUB) = (A) + n(B)
(AUB) = +

n(AUB) =

Jadi, Peluang terambil dus kulkas atau dus kipas angina oleh petugas.
adalah

Pertemuan 7:

No. Soal dan jawaban


Syakir melempar dua buah dadu berwarna biru dan hijau secara bersamaan.
A adalah kejadian muncul bilangan 3 pada dadu biru dan B adalah kejadian
muncul bilangan 2 pada dadu hijau. Apakah kejadian A dan B merupakan
dua kejadian saling bebas? Jika ya, Tentukanlah peluang munculnya
1
bilangan 3 pada dadu biru dan bilangan 2 pada dadu hijau?
Diketahui :
A = kejadian muncul bilangan 3 pada dadu biru.
B = kejadian muncul bilangan 2 pada dadu hijau.
111
Lampiran 3

Ditanya :
Kejadian A dan B merupakan dua kejadian saling bebas?
Peluang munculnya bilangan 3 pada dadu biru dan bilangan 2 pada dadu
hijau.
Jawab :
Munculnya bilangan 3 pada dadu biru tidak berpengaruh dengan munculnya
bilangan 2 pada hijau, sehingga dua kejadian tersebut saling bebas.
A = {(3,1), (3,2), (3,3), (3,4), (3,5), (3,6)}
B = {(1,2), (2,2), (3,2), (4,2), (5,2), (6,2)}
Berdasarkan data diatas hanya ada 1 kemungkinan bilangan yang sama dari
dadu biru dan hijau yaitu, (3,2). maka P(A) = dan P(B) =

Berlaku

Jadi, Ya kejadian A dan B merupakan kejadian saling bebas. peluang


kemungkinan yang diperoleh adalah .

Pedoman penskoran : Total nilai =

b. Penilaian keterampilan
Teknik Instrumen : tes tertulis.
Bentuk Instrumen : essay

Pertemuan 1

No. Soal dan jawaban


Sebuah gedung mempunyai 5 pintu, 3 orang hendak memasuki gedung itu.
Tentukan berapa banyak cara mereka dapat masuk ke gedung itu melalui
pintu yang berlainan?
1
Diketahui :
Pintu yang akan dilalui = 5 pintu
Orang yang akan melalui pintu = 3 orang.
112
Lampiran 3

Ditanya :
Banyak cara mereka dapat masuk ke gedung itu melalui pintu yang
berlainan?
Jawab:
 Cara menyusun
Jika ditampilkan terdapat 3 orang yang akan melewati lima pintu tersebut.
Berikut posisinya,

- Untuk orang pertama terdapat 5 pintu yang dapat dilalui masuk ke


gedung. Maka ada 5 cara.
- Untuk orang kedua hanya terdapat 4 pintu untu masuk ke gedung.
Karena orang pertama sudah menggunakan 1 pintu.
- Untuk orang ketiga hanya terdapat 3 pintu untuk masuk ke gedung.
Karena orang pertama dan kedua sudah menggunakan pintu.
Dengan demikian cara 3 orang melewati 5 pintu secara berlainan sebagai
berikut:

5 4 3

Banyaknya cara ada 5 cara


 Cara mendaftar
Banyaknya cara adalah
- Ketika orang 1 melalui pintu 1 : {O1, Pintu 1}, maka orang 2 dan 3 :
{O2, Pintu 2}, {O2, Pintu 3}, {O2, Pintu 4}, {O2, Pintu 5}, {O3,
Pintu 2}, {O3, Pintu 3}, {O3, Pintu 4}, {O3, Pintu 5}, Ada 9
pasang kemungkinan
- Ketika orang 2 melalui pintu 1 : {O2, Pintu 1}, dan orang 3 melalui
pintu 2 : {O3, Pintu 2}, maka orang 1 melalui : {O1, Pintu 3}, {O1,
Pintu 4}, {O1, Pintu 5}. Ada 5 pasang kemungkinan
- Ketika orang 1 melalui pintu 2 : {O1, Pintu 2}, maka orang 2 dan 3 :
{O2, Pintu 1}, {O2, Pintu 3}, {O2, Pintu 4}, {O2, Pintu 5}, {O3,
113
Lampiran 3

Pintu 1}, {O3, Pintu 3}, {O3, Pintu 4}, {O3, Pintu 5}. Ada 9 pasang
kemungkinan
- Ketika orang 3 melalui pintu 1 : {O3, Pintu 1}, dan orang 1 melalui
pintu 5 : {O1, Pintu 5}, maka orang 2 melalui : {O2, Pintu 3}, {O2,
Pintu 4}, {O2, Pintu 2}. Ada 5 pasang kemungkinan
- Ketika orang 1 melalui pintu 3 : {O1, Pintu 3}, maka orang 2 dan 3 :
{O2, Pintu 1}, {O2, Pintu 2}, {O2, Pintu 4}, {O2, Pintu 5}, {O3,
Pintu 1}, {O3, Pintu 2}, {O3, Pintu 4}, {O3, Pintu 5}. Ada 9 pasang
kemungkinan
- Ketika orang 2 melalui pintu 4 : {O2, Pintu 4}, dan orang 3 melalui
pintu 2 : {O3, Pintu 2}, maka orang 2 melalui : {O2, Pintu 3}, {O2,
Pintu 5}, {O2, Pintu 1}. Ada 5 pasang kemungkinan
- Ketika orang 3 melalui pintu 2 : {O3, Pintu 2}, dan orang 1 melalui
pintu 4 : {O1, Pintu 4}, maka orang 2 melalui : {O2, Pintu 3}, {O2,
Pintu 5}, {O2, Pintu 2}. Ada 5 pasang kemungkinan
- Ketika orang 1 melalui pintu 4 : {O1, Pintu 4}, maka orang 2 dan 3 :
{O2, Pintu 1}, {O2, Pintu 2}, {O2, Pintu 3}, {O2, Pintu 5}, {O3,
Pintu 1}, {O3, Pintu 2}, {O3, Pintu 3}, {O3, Pintu 5}. Ada 9 pasang
kemungkinan
- Ketika orang 3 melalui pintu 3 : {O3, Pintu 3}, dan orang 2 melalui
pintu 5: {O2, Pintu 5}, maka orang 1 melalui ≤ 2 : {O1, Pintu 2},
{O2, Pintu 1}. Ada 4 pasang kemungkinan
Jadi, terdapat 60 cara pasangan yang berbeda.

Pertemuan 2 dan 3:

No. Soal dan Jawaban


Tiga hari lagi, akan diselenggarakan pameran lukisan bergengsi digaleri
nasional Indonesia. Pada setiap ruangan terdapat 8 macam lukisan yang
berbeda yang akan dipajang di dinding dengan posisi berjajar. Jika saat
pemasangan seseorang mendorong lukisan dengan percepatannya 0,5 m/s2
1
dan massa tiap lukisan 1,2 kg. Tentukan gaya dorong yang terjadi pada
lukisan dan banyaknya posisi yang mungkin jika:
a. Bebas.
b. 3 lukisan selalu berdampingan
114
Lampiran 3

Diketahui :
Lukisan yang berbeda = 8
Percepatan = 0,5 m/s2.
Massa 1 lukisan = 1,2 kg, 8 lukisan = 9,6 kg.
Ditanya :
a. Gaya dorong pada lukisan?
b. Posisi bebas lukisan?
c. 3 lukisan selalu berdampingan?
Jawab :
a. Gaya : ∑

b. Permutasi unsur 8 dari 8 unsur cara.

c. Permutasi 3 lukisan selalu berdampingan :

cara.

Pertemuan 4:
No. Soal dan jawaban
Citra kuliner merupakan restaurant yang paling terkenal di wilayah Jawa
timur. ketentuan restaurant tersebut adalah pelanggan harus memesan dan
membayar makan di kasir. Pada restaurant citra kuliner tersedia 4 kasir yang
aktif. Setelah beberapa menit restaurant tersebut buka ada 28 pelanggan
ingin ke kasir. Tentukanlah kemungkinan cara penyusunan pelanggan
terrsebut? Tiap pelanggan dilayanin kasir max. 12 menit, berapakh rata-rata
1 waktu yang dihabiskan oleh pelanggan-pelanggan tersebut jika ada 4
pelanggan hanya dilayani 8 menit? Selesaikan menggunakan grafik Four
corners and a diamond (FCD).
Diketahui : Kasir yang aktif = 4
Pelanggan = 28 orang
1 Pelanggan = 12 menit
4 pelanggan = 8 menit
115
Lampiran 3

Ditanya :
a. Rata-rata waktu yang dihabiskan oleh pelanggan?
b. kemungkinan cara penyusunan pelanggan?
Jawab :

a. rata-rata waktu =

b. cara

Pertemuan 5:

No. Soal dan jawaban


Pada pemerintahan daerah di kota Depok, ada tiga jabatan yang lowong,
yaitu kepala bagian tata usaha, kepala bagian hubungan masyarakat dan staf
keuangan. Jika yang memenuhi syarat untuk mengisi lowongan itu ada tiga
pria (P1, P2 dan P3) dan tiga wanita (W1, W2, dan W3), Selesaikanlah :
a. Peluang kejadian jika A yang menyatakan bahwa hanya tepat satu
jabatan yang diisi oleh pria.
b. Frekuensi harapan, jika terjadi pengulangan posisi sebanyak 28 kali.
c. Peluang kejadian tidak tepat satu jabatan yang diisi oleh pria.
Diketahui:
Tiga jabatan yang lowong.
1 Tiga pria (P1, P2, dan P3).
Tiga wanita (W1,W2, dan W3)
Pengulangan posisi sebanyak 28 kali.
Ditanya :
a. Peluang kejadian jiak hanya tepat satu jabatan diisi oleh pria.
b. Frekuensi harapan, jika terjadi pengulangan posisi sebanyak 28 kali.
c. Peluang kejadian tidak tepat satu jabatan yang diisi oleh pria.
Jawab:
Sebelum menghitung peluang, terlebih dahulu mencari ruang sampel suatu
kejadian (hanya tepat satu) :
S = {(P1, P2, P3), (P1, P2, W1), (P1,P2, W2), (P1, P2, W3), (P1, P3,W1),
116
Lampiran 3

(P1, P3, W2), (P1, P3, W3), (P2, P1, P3), (P2, P1, W1), (P2,P1, W2), (P2,
P1, W3), (P2, P3, W1), (P2, P3, W2), (P2, P3, W3), (P3, P2, P1), (P3, P2,
W1), (P3,P2, W2), (P3, P2, W3), (P3, P1,W1), (P3, P1, W2), (P3, P1, W3),
(W1, W2, W3), (W1, W2, P1), (W1, W2, P2), (W1, W2, P3), (W1, W3, P1),
(W1, W3, P2), (W1, W3, P3), (W2, W1, W3), (W2, W1, P1), (W2, W1, P2),
(W2, W1, P3), (W2, W3, P1), (W2, W3, P2), (W2, W3, P3), (W3, W2, P1),
(W3, W2, P1), (W3, W2, P2), (W3, W2, P3), (W3, W1, P1), (W3, W1, P2),
(W3, W1, P3)}= n(S)= 42
a. Jika A menyatakan bahwa hanya satu saja jabatan yang diisi oleh pria,
sehingga kita ambil titik-titik sampel yang salah satu dari P1, P2, atau
P3 muncul, serta P1 dan P2 tidak muncul secara bersama-sama, yaitu A
= (W1, W2, W3), (W1, W2, P1), (W1, W2, P2), (W1, W2, P3), (W1,
W3, P1), (W1, W3, P2), (W1, W3, P3), (W2, W1, W3), (W2, W1, P1),
(W2, W1, P2), (W2, W1, P3), (W2, W3, P1), (W2, W3, P2), (W2, W3,
P3), (W3, W2, P1), (W3, W2, P1), (W3, W2, P2), (W3, W2, P3), (W3,
W1, P1), (W3, W1, P2), (W3, W1, P3)}= n(A)= 21 Maka peluang
kejadian dari penentuan tepat satu jabatan adalah, P(A) =

b. Frekuensi harapan, jika terjadi pengulangan posisi sebanyak 28 kali.


Fh = n x P(A)
Fh = 28 x

Fh = 14 kali.
c. Peluang kejadian tidak tepat satu jabatan yang diisi oleh pria : P(A)c = 1
– P(A)
P(A)c = 1

P(A)c =

Pertemuan 6:
No. Soal dan jawaban
Wida melakukan percobaan mengambil sebuah kartu dalam kardus yang
1
bernomor S = { | } merupakan bilangan bulat positif.
117
Lampiran 3

Berapakah peluang wida mendapatkan kartu :


a. bernomor ganjil atau habis dibagi 3.
b. bernomor genap atau habis dibagi 5.
Diketahui :

Maka,
S ={ }
n(S) = 12
Ditanya :
a. bernomor ganjil atau habis dibagi 3.
b. bernomor genap atau habis dibagi 5
Jawab :
a. A = bernomor ganjil = {1, 3, 5, 7, 9, 11}= n(A) = 6.
P(A) =

B = habis dibagi 3 = {3, 6, 9, 12} = n(B) = 4.


P(B) =

(A∩B) = {3,9} = n(A∩B) = 2


P(A∩B) =

Maka peluang kartu bernomor ganjil atau habis dibagi 3 = P(AUB) =


P(A) + P(B) – P(A∩B)
P(AUB) =

P(AUB) =

P(AUB) =

b. C = bernomor genap = {2, 4, 6, 8, 10,12 }= n(C) = 6.


P(A) =

D = habis dibagi 5 = {5, 10} = n(D) = 2.


P(D) =

(C∩D) = {10} = n(C∩D) = 1/12


118
Lampiran 3

Maka peluang kartu bernomor genap atau habis dibagi 5 = P(CUD) =


P(C) + P(D) – P(C∩D)
P(CUD) =

P(AUB) =

P(AUB) =

Jadi, peluang wida mendapatkan kartu bernomor ganjil atau habis dibagi 3
adalah dan kartu bernomor genap atau habis dibagi 5 adalah .

Pertemuan 7:
No. Soal dan jawaban
Cake ceria menjual berbagai macam kue. Kue yang dijual antaranya 20 kue
keju dengan harga Rp 12.000/potong, 15 kue coklat dengan harga Rp
10.000/potong dan 10 kue red velvet dengan harga Rp 25.000/potong.
Setiap pembelian 2 kue yang sama mendapatkan diskon 12%. Jika pembeli
mengambil 2 kue satu persatu tanpa pengembalian. maka berapa peluang
terambil :
a. kue coklat dan kue red velvet
b. kedua-duanya kue red velvet.
c. kemungkinan maksmial biaya yang akan pembeli bayar untuk kue
1 tersebut.
Diketahui :
Kue keju = 20
Kue coklat = 15
Kue red velvet = 10
Harga perpotong kue keju = Rp 12.000
Harga perpotong kue coklat = Rp 10.000
Harga perpotong kue red velvet = Rp 25.000
P(K) = peluang kue keju
P(C) = peluang kue coklat
119
Lampiran 3

P(R) = peluang kue red velvet


Ditanya :
a. kue coklat dan kue red velvet
b. kedua-duanya kue red velvet.
c. kemungkinan maksmial biaya yang akan pembeli bayar untuk kue
tersebut.
Jawab :
a. kue coklat dan kue red velvet
P(C∩R) =

b. kedua-duanya kue red velvet.

c. kemungkinan biaya yang akan dibayar :


untuk kue coklat dan kue red velvet.

Untuk kedua-duanya kue red velvet. mendapatkan diskon 12%.


2(25.000) = 50.000.
50.000
Yang dibayar = 50.000 – 6.000 = 44.000
Jadi, peluang terambil kue coklat dan kue red velvet adalah . peluang

terambilnya kedua-duanya kue red velvet adalah . biaya yang harus

dibayar untuk kue coklat dan kue red velvet sebesar Rp 35.000 dan biaya
yang harus dibayar kedua-duanya red velvet sebesar Rp 44.000.

Pedoman penilaian
120
Lampiran 3

Kriteria penilaian
No Nama Cara menyusun Cara mendaftar
1 2 3 4 1 2 3 4

Total nilai =

Depok, Februari 2017

Mengetahui,
Guru Matematika SMAN 5 DEPOK Peneliti

Sri Sidiawati,M.Pd Aini Alfiyah


NIP. 197605302005012009
121
Lampiran 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
KELAS KONTROL

Satuan Pendidikan : SMAN 5 Depok


Kelas/Semester : XI/Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Peluang
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan :1

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar
3.3 Menganalisis aturan pencacahan (aturan penjumlahan, aturan
perkalian, permutasi, dan kombinasi) melalui masalah kontekstual.
4.3 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan kaidah
pencacahan (aturan penjumlahan, aturan perkalian, permutasi, dan
kombinasi).
122
Lampiran 4

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.3.1 Menentukan aturan penjumlahan dan perkalian pada masalah nyata
serta menyajikan melalui diagram, mendaftar dan faktorial.
4.3.1 Menyelesaikan masalah aturan perkalian. yang berhubungan
dengan situasi baru.

D. Tujuan Pembelajaran.
Setelah proses pembelajaran maka siswa dapat:
1. Menerapkan aturan penjumlahan pada masalah nyata serta menyajikan
melalui pasangan terurut.
2. Menerapkan aturan perkalian pada masalah nyata serta menyajikan
melalui diagram pohon dan faktorial.
3. Menyelesaikan masalah berkaitan dengan aturan penjumlahan.
4. menyelesaikan masalah berkaitan dengan aturan perkalian.

E. Materi Ajar
1. Aturan perkalian

F. Model Pembelajaran
Strategi Pembelajaran : Pembelajaran Ekspositori

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Pendahuluan  Guru mengucapkan salam dan mengondisikan kelas.
(10 menit)  Guru mengecek kehadiran siswa.
 Guru memberi stimulus berupa aperepsi kepada siswa
berkaitan dengan aturan perkalian.
 Siswa dibentuk menjadi kelompok yang terdiri dari 5 orang.
Kegiatan Inti  Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) materi
(60 menit) perkalian kepada masing-masing kelompok,
 Guru menjelaskan aturan perkalian dan berbagai macam
bentuk dari aturan perkalian.
 Guru menerangkapan aturan perkalian dengan diagram
pohon, mendaftar dan menyusun.
123
Lampiran 4

 Guru menanyakan kepada siswa dan meminta siswa untuk


menjelaskan kembali konsep yang dipelajari dengan bahasa
sendiri.
 Guru memberikan contoh latihan soal aturan perkalian
kepada siswa.
 Guru meminta siswa mengerjakan masalah pada LKS
dengan konsep yang telah dijelaskan dan secara
berkelompok.
 Guru membimbing siswa jika ada siswa yang masih belum
paham.
 Setelah waktu pengerjaan selesai, Guru meminta siswa
untuk mengumpulkan LKS yang telah diisi.
Penutup  Guru memberikan PR
(10 menit)  Guru memberitahukan materi yang akan dipelajari
selanjutnya
 Guru mengakhiri pembelajaran dengan mempersilahkan
ketua kelas untuk memimpin doa dan salam.

H. Alat dan Sumber Belajar


Alat : Papan tulis, Spidol, LKS, Laptop dan Proyektor.
Sumber : Agung Lukito,Matematika Kelas XI semester 2 kurikulum
2013.Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Kemendikbud,Cet. Ke-1,2014.
Wono Setya Budhi,Matematika 3.Jakarta:PT Trisula
Adisakti,2014.

I. Penilaian Hasil Belajar.


a. Penilaian kognitf
Teknik instrumen : Tes tertulis.
Bentuk instrumen : Essay

No. Soal dan jawaban


1 Tito mempunyai 6 kaos kaki berwarna hijau, biru, coklat, abu-
124
Lampiran 4

abu, putih, dan ungu. Ia juga memiliki 4 sepatu warna merah,


pink, kuning dan hitam. Tentukanlah berapa pasang kaos kaki
dan sepatu dapat dipakai dengan pasangan yang berbeda?
Diketahui : 6 kaos kaki = hijau, biru, coklat, abu-abu, putih, dan
ungu.
4 sepatu = merah, pink, kuning dan hitam
Ditanya : pasangan kaos kaki dan sepatu yang bergantian
Jawab:
 Cara Diagram
Hijau Merah = {Hijau, Merah}
Pink = {Hijau, Pink}
Kuning = {Hijau, Kuning}
Hitam = {Hijau, Hitam}

Biru Merah = {Biru, Merah}


Pink ={Biru, Pink}
Kuning = {Biru, Kuning}
Hitam = {Biru, Hitam}

Coklat Merah = {Coklat, Merah}


Pink ={Coklat, Pink}
Kuning= {Coklat, Kuning}
Hitam = {Coklat, Hitam}
Abu-abu Merah = {Abu-abu, Merah}
Pink ={Abu-abu, Pink}
Kuning={Abu-abu, Kuning}
Hitam = {Abu-abu, Hitam}
Putih Merah = {Putih, Merah}
Pink ={Putih, Pink}
Kuning ={Putih, Kuning}
Hitam = {Putih, Hitam}
125
Lampiran 4

Ungu Merah = {Ungu, Merah}


Pink ={Ungu, Pink}
Kuning ={Ungu, Kuning}
Hitam = {Ungu, Hitam}
Jadi, banyaknya pasangan kaos kaki dan sepatu secara
bergantian sebanyak 6 x 4 = 24 cara.
 Cara mendaftar
Banyaknya cara adalah {Hijau, Merah}, {Hijau, Pink}, {Hijau,
Kuning}, {Hijau, Hitam}, {Biru, Merah}, {Biru, Pink}, {Biru,
Kuning}, {Biru, Hitam}, {Coklat, Merah}, {Coklat, Pink},
{Coklat, Kuning}, {Coklat, Hitam}, {Abu-abu, Merah}, {Abu-
abu, Pink}, {Abu-abu, Kuning}, {Abu-abu, Hitam},
{Putih, Merah}, {Putih, Pink}, {Putih, Kuning}, {Putih,
Hitam}, {Ungu, Merah}, {Ungu, Pink}, {Ungu, Kuning},
{Ungu, Hitam} = 24 urutan.
Jadi, terdapat 24 cara pasangan yang berbeda.

Pedoman penskoran : Total nilai =

b. Penilaian keterampilan
Teknik Instrumen : tes tertulis.
Bentuk Instrumen : essay

No. Soal dan jawaban


Sebuah gedung mempunyai 5 pintu, 3 orang hendak memasuki
gedung itu. Tentukan berapa banyak cara mereka dapat masuk
1 ke gedung itu melalui pintu yang berlainan?
Diketahui :
Pintu yang akan dilalui = 5 pintu
126
Lampiran 4

Orang yang akan melalui pintu = 3 orang.


Ditanya :
Banyak cara mereka dapat masuk ke gedung itu melalui pintu
yang berlainan?
Jawab:
 Cara menyusun
Jika ditampilkan terdapat 3 orang yang akan melewati lima
pintu tersebut. Berikut posisinya,

- Untuk orang pertama terdapat 5 pintu yang dapat dilalui


masuk ke gedung. Maka ada 5 cara.
- Untuk orang kedua hanya terdapat 4 pintu untu masuk
ke gedung. Karena orang pertama sudah menggunakan 1
pintu.
- Untuk orang ketiga hanya terdapat 3 pintu untuk masuk
ke gedung. Karena orang pertama dan kedua sudah
menggunakan pintu.
Dengan demikian cara 3 orang melewati 5 pintu secara
berlainan sebagai berikut:

5 4 3

Banyaknya cara ada 5 cara


 Cara mendaftar
Banyaknya cara adalah
- Ketika orang 1 melalui pintu 1 : {O1, Pintu 1}, maka
orang 2 dan 3 : {O2, Pintu 2}, {O2, Pintu 3}, {O2, Pintu
4}, {O2, Pintu 5}, {O3, Pintu 2}, {O3, Pintu 3}, {O3,
Pintu 4}, {O3, Pintu 5}. Ada 9 pasang kemungkinan
- Ketika orang 2 melalui pintu 1 : {O2, Pintu 1}, dan
orang 3 melalui pintu 2 : {O3, Pintu 2}, maka orang 1
melalui : {O1, Pintu 3}, {O1, Pintu 4}, {O1, Pintu 5}.
127
Lampiran 4

Ada 5 pasang kemungkinan


- Ketika orang 1 melalui pintu 2 : {O1, Pintu 2}, maka
orang 2 dan 3 : {O2, Pintu 1}, {O2, Pintu 3}, {O2, Pintu
4}, {O2, Pintu 5}, {O3, Pintu 1}, {O3, Pintu 3}, {O3,
Pintu 4}, {O3, Pintu 5}. Ada 9 pasang kemungkinan
- Ketika orang 3 melalui pintu 1 : {O3, Pintu 1}, dan
orang 1 melalui pintu 5 : {O1, Pintu 5}, maka orang 2
melalui : {O2, Pintu 3}, {O2, Pintu 4}, {O2, Pintu 2}.
Ada 5 pasang kemungkinan
- Ketika orang 1 melalui pintu 3 : {O1, Pintu 3}, maka
orang 2 dan 3 : {O2, Pintu 1}, {O2, Pintu 2}, {O2, Pintu
4}, {O2, Pintu 5}, {O3, Pintu 1}, {O3, Pintu 2}, {O3,
Pintu 4}, {O3, Pintu 5}. Ada 9 pasang kemungkinan.
- Ketika orang 2 melalui pintu 4 : {O2, Pintu 4}, dan
orang 3 melalui pintu 2 : {O3, Pintu 2}, maka orang 2
melalui : {O2, Pintu 3}, {O2, Pintu 5}, {O2, Pintu 1}.
Ada 5 pasang kemungkinan
- Ketika orang 3 melalui pintu 2 : {O3, Pintu 2}, dan
orang 1 melalui pintu 4 : {O1, Pintu 4}, maka orang 2
melalui : {O2, Pintu 3}, {O2, Pintu 5}, {O2, Pintu 2}.
Ada 5 pasang kemungkinan
- Ketika orang 1 melalui pintu 4 : {O1, Pintu 4}, maka
orang 2 dan 3 : {O2, Pintu 1}, {O2, Pintu 2}, {O2, Pintu
3}, {O2, Pintu 5}, {O3, Pintu 1}, {O3, Pintu 2}, {O3,
Pintu 3}, {O3, Pintu 5}. Ada 9 pasang kemungkinan
- Ketika orang 3 melalui pintu 3 : {O3, Pintu 3}, dan
orang 2 melalui pintu 5: {O2, Pintu 5}, maka orang 1
melalui ≤ 2 : {O1, Pintu 2}, {O2, Pintu 1}. Ada 4 pasang
kemungkinan
Jadi, terdapat 60 cara pasangan yang berbeda.
128
Lampiran 4

Pedoman penilaian
Kriteria penilaian
No Nama Cara menyusun Cara mendaftar
1 2 3 4 1 2 3 4

Total nilai =

Depok, Februari 2017

Mengetahui,
Guru Matematika SMAN 5 DEPOK Peneliti

Sri Sidiawati,M.Pd Aini Alfiyah


NIP. 197605302005012009
129
Lampiran 5

Lembar Kerja Siswa-1

Aturan Pencacahan

Tujuan Pembelajaran :

1. Menerapkan aturan penjumlahan pada masalah nyata serta menyajikan melalui


pasangan terurut.
2. Menerapkan aturan perkalian pada masalah nyata serta menyajikan melalui diagram
pohon dan faktorial.
3. Menyelesaikan masalah berkaitan dengan aturan penjumlahan.
4. menyelesaikan masalah berkaitan dengan aturan perkalian.

Nama Kelompok : ………………………………………..

Anggota Kelompok : 1. …………………………………………..

2. …………………………………………..

3. …………………………………………..

4. ……………………………………………

5. ……………………………………………

Selamat mengerjakan 
130
Lampiran 5
Masalah 1.

Persatuan Pendaki Gunung Indonesia (PPGI) akan


menyelenggarakan pendakian masal ke gunung
semeru. Pada tanggal 30 Desember 2016 sampai
2 Januari 2017. Pada pendakian massal tersebut
akan dibentuk dua tim. Dengan masing-masing tim
terdiri dari 8 pendaki. setiap tim terdiri dari 3
instruktur dengan maksimal 2 instruktur laki-laki.
PPGI memiliki 6 instruktur pendaki, terdiri dari 2 laki-laki dan 4 wanita. Carilah
hubungan konsep dan prosedur penyelesaian dari masalah ini! Tentukan kemungkinan cara
memilih instuktur pendaki untuk 2 tim?

Main Idea
a) Temukan informasi yang kamu butuhkan dari masalah 1.
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………..................
b) Konsep matematika apa yang kamu ketahui untuk menyelesaikan masalah 1?
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
Connect

a) Carilah hubungkan informasi/ide yang telah diketahui dengan konsep pada tahap
sebelumnya
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
b) Carilah tambahan informasi yang kamu butuhkan dari informasi/ide/konsep yang
telah diketahui
………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
c) Rumus apa yang digunakan untuk menyelesaikan masalah?
……..………………………………………………………………………………………………………………………
……..………………………………………………………………………………………………………………………
131
Lampiran 5

a) Diskusikan informasi/ide/konsep yang telah kamu ketahui dan Brainstorm


cara penyelesaian yang digunakan dengan anggota kelompokmu.
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
b) Tentukanlah strategi penyelesaian yang akan kamu gunakan untuk menyelesaikan
masalah 1.
……………………………………………………………………………………………………………………………….…
………………………………………………………………………………………………………………………………..

Solve

a) Selesaikan masalah sesuai denga konsep dan strategi yang telah kamu diskusikan.
 Diagram pohon

L2 W2
Lengkapi kotak-
kotak kosong pada
diagram pohon

W4
132
Lampiran 5

Tim 1

Jika ada pasangan yang


sama pada 1 tim tetap
dihitung 1.

mis. (W1,W2, W3) =


(W1, W3,W2) = 1

L1 W2

W4
133
Lampiran 5

Tim 2

Jadi, banyakya cara memilih instruktur pendaki dengan menggunakan diagram pohon………

……………………………………………………………………………………………………………………………………………

 Pasangan Terurut.

{L1, L2, W1 }, {L1,…., .…}, {….., L2, …..}, {…., …., W4}, {...., W1,
Tim 1
W2}, {L1, …., ….}, {….., W1,….}, {….., …., W3}, {....., W2, ….},
{…., W3, ….}, {...., W1, W2}, {L2, …., ….}, {….., W1,….}, {….., ….,
W3}, {....., W2, ….}, {…., W3, ….}, (W1, …., W3), (W1, …., W4),
(…., W3, ….), (W2, …., ….) =

{L2, L1, W1 }, {L2,…., .…}, {….., L1, …..}, {…., …., W4}, {...., W1,
Tim 2
W2}, {L2, …., ….}, {….., W1,….}, {….., …., W3}, {....., W2, ….},
{…., W3, ….}, {...., W1, W2}, {L1, …., ….}, {….., W1,….}, {….., ….,
W3}, {....., W2, ….}, {…., W3, ….},{W1, …., W3}, {W1, …., W4},
{…., W3, ….}, {W2, …., ….} =

Jadi, banyakya cara memilih instruktur pendaki dengan menggunakan cara pasangan terurut

……………………………………………………………………………………………………………………………………………….
134
Lampiran 5
 Aturan Perkalian.

Kemungkinan yang berlaku jika maksimal 2 laki-laki minimal 1 atau 0 laki-laki pada
setiap tim, maka:

Tim 1 Tim 2

+ =

+ = __________+

Total ……………….

Write
a) Berikanlah kesimpulan dari jawaban yang telah kamu peroleh
……………………….……………………….……………………….……………………….……………………….…………
…………….……………………….……………………….……………………….……………………….……………………
….……………………….……………………….……………………….……………………….……………………….……
………………….……………………….……………………….………………………………………………………………

b) Tuliskanlah tahapan yang berpengaruh untuk menyelesaikan masalah diatas dan


kerelevanan masalah dengan materi/konsep yang dipelajari.
……………………….……………………….……………………….……………………….……………………….…………
…………….……………………….……………………….……………………….……………………….……………………
……………………….……………………….……………………….……………………….……………………….…………
…………….……………………….……………………….……………………….……………………….……………………
135
Lampiran 5

FOUR CORNERS AND A DIAMOND (FCD)

Solve

Connect
Main Idea

Brainstorm
Write
136
Lampiran 5

Lembar Kerja Siswa-2

Aturan Pencacahan

Tujuan Pembelajaran :

1. Menerapkan aturan permutasi unsur berbeda dengan masalah serta menyajikan


masalah dengan cara diagram pohon dan mendaftar.
2. Menentukan kemungkinan cara dengan konsep permutasi unsur berbeda.
3. Menyelesaikan masalah kontekstual pemutasi unsur yang berbeda berkaitan dengan
mencari rataan waktu.

Nama Kelompok : ………………………………………..

Anggota Kelompok : 1. …………………………………………..

2. …………………………………………..

3. …………………………………………..

4. …………………………………………..

Selamat mengerjakan 
137
Lampiran 5
Masalah 1.
Ibu ingin menghubungi Sinta yang tinggal dijakarta,
namun ibu lupa menyimpan nomor telepon sinta. Ibu
hanya mengingat no telepon sinta terdiri dari 9 angka
yang berbeda. Pada papan tombol telepon terdapat 10
angka yang berbeda. Angka yang dibentuk hanya tepat
satu. Berapa banyak cara nomor telepon yang bisa
dibentuk?

Main Idea
a) Tentukan Informasi yang kamu ketahui dari masalah diatas.
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

b) Ide atau konsep matematika apa yang kamu gunakan?


…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

c) Apa yang ditanyakan dari masalah diatas.?


…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

Connect
a) Carilah tambahan informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah.
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

b) Rumus yang kamu gunakan untuk menyelesaikan masalah diatas.


…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

Brainstorm

Diskusikan informasi/ide/konsep yang telah kamu ketahui untuk


menentukan solusi dan susunlah langkah-langkah penyelesaian!
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
138
Lampiran 5
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

Solve
a) Selesaikan masalah sesuai dengan informasi/ide/konsep dan strategi yang telah kamu
diskusikan .

…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

Write
a) Tulislah kesimpulan dari hasil jawaban yang telah kamu peroleh.
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
139
Lampiran 5

FOUR CORNERS AND A DIAMOND (FCD)

Solve

Connect
Main Idea

Brainstorm
Write
140
Lampiran 5

Lembar Kerja Siswa-4

Aturan Pencacahan

Tujuan Pembelajaran :

5. Memahami konsep dan prinsip kombinasi.


6. Menerapkan konsep dan prinsip kombinasi pada masalah dikehidupan sehari-hari
7. Menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari dengan konsep dan prinsip kombinasi.

Nama Kelompok : ………………………………………..

Anggota Kelompok : 1. …………………………………………..

2. …………………………………………..

3. …………………………………………..

4. …………………………………………..

Selamat mengerjakan 
141
Lampiran 5
Masalah 1.

Pada persamaan adalah bilangan bulat .


Berapa jumlah kemungkinan solusinya? Gunakan konsep tanpa memperhatikan
urutan!

Connect Brainstorm

Main Idea

Solve Write
142
Lampiran 5
Masalah 2.

Tentukan suku ke-4 dari (2x +3y)6.

Connect Brainstorm

Main Idea

Solve Write
143
Lampiran 5

Lembar Kerja Siswa-5

Aturan Pencacahan

Tujuan Pembelajaran :

8. Memahami konsep dan prinsip peluang dari suatu percobaan secara acak.
9. Menerapkan konsep dan prinsip peluang pada masalah dengan situasi baru.
10. Menerapkan konsep dan prinsip frekuensi harapan pada masalah dengan situasi baru.
11. Menyelesaikan masalah peluang yang berkaitan dengan pelemparan acak atau
himpunan.

Nama Kelompok : ………………………………………..

Anggota Kelompok : 1. …………………………………………..

2. …………………………………………..

3. …………………………………………..

4. ………………………………………….

Perhatikan dadu dibawah ini!

1. Jika sebuah dadu dilempar sekali, Tentukan peluang


a. Muncul mata dadu .
b. Bilangan yang habis dibagi 5.

2. Frekuensi harapan munculnya A = {(x,y)|x = 4} jika pelemparan dadu sebanyak 73


kali.

Jawab.…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
144
Lampiran 5
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………...

Masalah 1.

Didalam keranjang ada 11 bola. Tiap bola ditandai dengan angka yang saling
berlainan yakni : mulai dari 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18 dan 19. Dilakukan
pengambilan 2 bola secara acak. Tentukan peluang munculnya 2 bola dengan
jumlah genap!

Connect Brainstorm

Main Idea

Solve Write
145
Lampiran 5
Masalah 2.

Terdapat 3 mata uang logam yang dilemparkan bersamaan.


Tentukan besar frekuensi harapan peluang munculnya sisi gambar (G) lebih dari
satu pada 76 percobaan pelemparan!

Connect Brainstorm

Main Idea

Solve Write
146
Lampiran 5

Lembar Kerja Siswa-6

Aturan Pencacahan

Tujuan Pembelajaran :

12. Menerapkan konsep peluang


gabungan dua kejadian dalam
masalah kontektual.
Nama Kelompok : ………………………
13. Menerapkan konsep peluang
Anggota Kelompok :
gabungan dua kejadian saling
lepas dalam masalah situasi 1. …………………………………
baru. 2. …………………………………
14. Menyelesaikan masalah disiplin
3. …………………………………
ilmu lain yang berhubungan
4. …………………………………
dengan peluang dua kejadian
saling asing.
147
Lampiran 5

Peluang kejadian majemuk


Kejadian yang dibentuk dengan cara
menggabungkan atau lebih kejadian
sederhana. Peluang ini akan memanfaatkan
antar himpunan. peluang ini tidak terlepas
dari operasi gabungan (∪) dan operasi irisan
(∩)
Yuk kita tentukan dan selesaikan peluang
kejadian majemuk pada masalah 1!

Masalah 1.

Wida melakukan percobaan mengambil sebuah kartu dalam kardus yang bernomor

S = { | } merupakan bilangan bulat positif. Berapakah peluang wida


mendapatkan kartu :

a) bernomor ganjil atau habis dibagi 3.


b) bernomor genap atau habis dibagi 7.

Selesaikan masalah diatas menggunakan grafik FCD pada lembar selanjutnya!

Selidikilah perbedaan antara 𝐴 ∩ 𝐵) ≠ dengan 𝐴 ∩ 𝐵) , Silahkan tulis rumus yang

kamu gunakan dalam penyelesaian masalah 1.


148
Lampiran 5

FOUR CORNERS AND A DIAMOND (FCD)

Solve

Connect
Main Idea

Brainstorm
Write
149
Lampiran 5

Lembar Kerja Siswa-7

Aturan Pencacahan

Tujuan Pembelajaran :

15. Memahami konsep peluang


Nama Kelompok : ………………………
kejadian saling bebas dalam
suatu perlemparan dadu. Anggota Kelompok :

16. Menerapkan konsep peluang 1. …………………………………


kejadian saling bebas dalam
2. …………………………………
suatu perlemparan dadu secara
3. …………………………………
acak.
17. Menyelesaikan masalah situasi 4. …………………………………
baru dengan peluang kejadian
saling bebas berhubungan antar
konsep matematika lain.

Selamat mengerjakan 
150
Lampiran 5

Peluang kejadian saling bebas.

Misalkan A dan B dikatakan kejadian saling bebas apabila kemunculan

kejadian yang satu tidak dipengaruhi oleh kemunculan kejadian lainnya.

Dengan demikian dapat disimbolkan bahwa :

Kejadian A dan B saling bebas jika dan hanya jika P(A∩B)= P(A) P(B)

Sebelum melengkapi titik diatas, yuk selesaikan masalah 1.

Masalah 1.

Syakir melempar dua buah dadu berwarna merah dan hijau

secara bersamaan. A adalah kejadian muncul bilangan 3 pada

dadu biru dan B adalah kejadian muncul bilangan 2 pada dadu

hijau. Apakah kejadian A dan B merupakan dua kejadian

saling bebas? Jika ya, Tentukanlah peluang munculnya

bilangan 3 pada dadu biru dan bilangan 2 pada dadu hijau?

Selesaikan menggunakan grafik FCD pada lembar selanjutnya!


151
Lampiran 5

FOUR CORNERS AND A DIAMOND (FCD)

Solve

Connect
Main Idea

Brainstorm
Write
152
Lampiran 6

Lembar Kerja Siswa-1

Aturan Pencacahan

Tujuan Pembelajaran :

1. Menerapkan aturan penjumlahan pada masalah nyata serta menyajikan melalui


pasangan terurut.
2. Menerapkan aturan perkalian pada masalah nyata serta menyajikan melalui diagram
pohon dan faktorial.
3. Menyelesaikan masalah berkaitan dengan aturan penjumlahan.
4. menyelesaikan masalah berkaitan dengan aturan perkalian.

Nama Kelompok : ………………………………………..

Anggota Kelompok : 1. …………………………………………..

2. …………………………………………..

3. …………………………………………..

4. ……………………………………………

5. ……………………………………………

Selamat mengerjakan 
153
Lampiran 6

Masalah 1.

Persatuan Pendaki Gunung Indonesia (PPGI) akan


menyelenggarakan pendakian masal ke gunung
semeru. Pada tanggal 30 Desember 2016 sampai
2 Januari 2017. Pada pendakian massal tersebut
akan dibentuk dua tim. Dengan masing-masing tim
terdiri dari 8 pendaki. setiap tim terdiri dari 3
instruktur dengan maksimal 2 instruktur laki-laki.
PPGI memiliki 6 instruktur pendaki, terdiri dari 2 laki-laki dan 4 perempuan. Carilah
hubungan konsep dan prosedur penyelesaian dari masalah ini! Tentukan kemungkinan cara
memilih instuktur pendaki untuk 2 tim? Selesaikan menggunakan aturan perkalian.
154
Lampiran 6

Lembar Kerja Siswa-2

Aturan Pencacahan

Tujuan Pembelajaran :

1. Menerapkan aturan permutasi unsur berbeda dengan masalah serta menyajikan


masalah dengan cara diagram pohon dan mendaftar.
2. Menentukan kemungkinan cara dengan konsep permutasi unsur berbeda.
3. Menyelesaikan masalah kontekstual pemutasi unsur yang berbeda berkaitan dengan
mencari rataan waktu.

Nama Kelompok : ………………………………………..

Anggota Kelompok : 1. …………………………………………..

2. …………………………………………..

3. ………………………………………….

4. …………………………………………..

Selamat mengerjakan 
155
Lampiran 6

Masalah 1.
Ibu ingin menghubungi Sinta yang tinggal
dijakarta, namun ibu lupa menyimpan nomor
telepon sinta. Ibu hanya mengingat no telepon
sinta terdiri dari 9 angka yang berbeda. Pada
papan tombol telepon terdapat 10 angka yang
berbeda. Angka yang dibentuk hanya tepat satu.
Berapa banyak cara nomor telepon yang bisa dibentuk?
156
Lampiran 6

Lembar Kerja Siswa-4

Aturan Pencacahan

Tujuan Pembelajaran :

5. Memahami konsep dan prinsip kombinasi.


6. Menerapkan konsep dan prinsip kombinasi pada masalah dikehidupan sehari-hari
7. Menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari dengan konsep dan prinsip kombinasi.

Nama Kelompok : ………………………………………..

Anggota Kelompok : 1. …………………………………………..

2. …………………………………………..

3. …………………………………………..

4. ……………………………………………

Selamat mengerjakan 
157
Lampiran 6

Masalah 1.

Pada persamaan adalah bilangan bulat .


Berapa jumlah kemungkinan solusinya? Gunakan konsep tanpa memperhatikan
urutan!

Masalah 2.

Tentukan suku ke-4 dari (2x +3y)6.


158
Lampiran 6

Lembar Kerja Siswa-5

Aturan Pencacahan

Tujuan Pembelajaran :

8. Memahami konsep dan prinsip peluang dari suatu percobaan secara acak.
9. Menerapkan konsep dan prinsip peluang pada masalah dengan situasi baru.
10. Menerapkan konsep dan prinsip frekuensi harapan pada masalah dengan situasi baru.
11. Menyelesaikan masalah peluang yang berkaitan dengan pelemparan acak atau himpunan.

Nama Kelompok : ………………………………………..

Anggota Kelompok : 1. …………………………………………..

2. …………………………………………..

3. …………………………………………..

4. ……………………………………………

Perhatikan dadu dibawah ini!

1. Jika sebuah dadu dilempar sekali, Tentukan peluang


a. Muncul mata dadu .
b. Bilangan yang habis dibagi 5.

2. Frekuensi harapan munculnya A = {(x,y)|x = 4} jika pelemparan dadu sebanyak 73


kali.
159
Lampiran 6
Jawab.…………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………...

Masalah 1.

Didalam keranjang ada 11 bola. Tiap bola ditandai dengan angka yang saling
berlainan yakni : mulai dari 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18 dan 19. Dilakukan
pengambilan 2 bola secara acak. Tentukan peluang munculnya 2 bola dengan
jumlah genap?

Masalah 2.

Terdapat 3 mata uang logam yang dilemparkan bersamaan.


Tentukan besar frekuensi harapan peluang munculnya sisi gambar (G) lebih dari
satu pada 76 percobaan pelemparan.
160
Lampiran 6

Lembar Kerja Siswa-6

Aturan Pencacahan

Tujuan Pembelajaran :

12. Menerapkan konsep peluang


gabungan dua kejadian dalam
masalah kontektual.
Nama Kelompok : ………………………
13. Menerapkan konsep peluang
gabungan dua kejadian saling Anggota Kelompok :

lepas dalam masalah situasi baru. 1. …………………………………


14. Menyelesaikan masalah disiplin 2. …………………………………
ilmu lain yang berhubungan
3. …………………………………
dengan peluang dua kejadian
saling asing. 4. …………………………………
161
Lampiran 6

Peluang kejadian majemuk


Kejadian yang dibentuk dengan cara
menggabungkan atau lebih kejadian
sederhana. Peluang ini akan memanfaatkan
antar himpunan. peluang ini tidak terlepas
dari operasi gabungan ( dan operasi irisan
(
Yuk kita tentukan dan selesaikan peluang
kejadian majemuk pada masalah 1!

Masalah 1.

Wida melakukan percobaan mengambil sebuah kartu dalam kardus yang bernomor

S = merupakan bilangan bulat positif. Berapakah peluang wida


mendapatkan kartu :

a) bernomor ganjil atau habis dibagi 3.


b) bernomor genap atau habis dibagi 5.
162
Lampiran 6

Lembar Kerja Siswa-7

Aturan Pencacahan

Tujuan Pembelajaran :

15. Memahami konsep peluang


kejadian saling bebas dalam suatu
perlemparan dadu.
Nama Kelompok : ……………………………
16. Menerapkan konsep peluang
Anggota Kelompok :
kejadian saling bebas dalam suatu
perlemparan dadu secara acak. 1. …………………………
17. Menyelesaikan masalah situasi 2. …………………………
baru dengan peluang kejadian
3. …………………………
saling bebas berhubungan antar
konsep matematika lain. 4. …………………………

Selamat mengerjakan 
163
Lampiran 6

Peluang kejadian saling bebas.

Misalkan A dan B dikatakan kejadian saling bebas apabila kemunculan

kejadian yang satu tidak dipengaruhi oleh kemunculan kejadian lainnya.

Dengan demikian dapat disimbolkan bahwa :

Kejadian A dan B saling bebas jika dan hanya jika P(A∩B) = P(A) P(B)

Yuk selesaikan masalah 1.

Masalah 1.

Syakir melempar dua buah dadu berwarna merah dan hijau

secara bersamaan. A adalah kejadian muncul bilangan 3 pada

dadu biru dan B adalah kejadian muncul bilangan 2 pada dadu

hijau. Apakah kejadian A dan B merupakan dua kejadian

saling bebas? Jika ya, Tentukanlah peluang munculnya

bilangan 3 pada dadu biru dan bilangan 2 pada dadu hijau?


164
Lampiran 7
Latihan-1 : Aturan Perkalian
Tanggal :

Nama :______________

Kelas :______________

1. Tito mempunyai 6 kaos kaki berwarna hijau, biru, coklat, abu-abu, putih, dan ungu. Ia
juga memiliki 4 sepatu warna merah, pink, kuning dan hitam. Tentukanlah berapa
pasang kaos kaki dan sepatu dapat dipakai dengan pasangan yang bergantian?
Bagaimana hubungan masalah dengan konsep dan prosedur penyelesaian matematik?

2. Sebuah gedung mempunyai 5 pintu, 3 orang hendak memasuki gedung itu. Jika mereka
dapat masuk ke gedung melalui pintu yang berlainan. tentukanlah kemungkinan pintu
yang dapat mereka lalui?
165
Lampiran 7
Latihan-2 dan 3 : Konsep Permutasi.
Tanggal :

Nama :_______________

Kelas :_______________

1. Tiga hari lagi, akan diselenggarakan pameran lukisan bergengsi digaleri nasional
Indonesia. Pada setiap ruangan terdapat 8 macam lukisan yang berbeda yang akan
dipajang di dinding dengan posisi berjajar. Jika saat pemasangan seseorang
mendorong lukisan dengan percepatannya 0,5 m/s2 dan massa tiap lukisan 1,2 kg.
Tentukan gaya dorong yang terjadi pada lukisan dan banyaknya posisi yang mungkin
jika:
a) Bebas.
b) 3 lukisan selalu berdampingan
166
Lampiran 7
2. Ada 6 bendera yang bergantung pada tiang bendera vertikal yang terdiri dari
4 bendera kuning dan 2 bendera hijau. Tentukan banyak tanda yang dapat
dibentuk oleh bendera itu. Bagaimana hubungan konsep dan prosedur pada
masalah ini?

3. Umai, Nila, Sandri dan 2 teman lainnya berencana makan bersama disebuah
restoran. Setelah memesan 35 cm

tempat, pramusaji
15 cm
menyiapkan sebuah meja
bundar untuk mereka.
Selang beberapa waktu,
Lita datang bergabung dengan mereka. Jika meja memiliki jari-jari 35 cm dan
tinggi 15 cm. Tentukan luas permukaan meja bundar dan banyaknya posisi
duduk yang mungkin jika:
a) Posisi duduk bebas
b) Lita dan sandri selalu berdampingan.
167
Lampiran 7
168
Lampiran 7
Latihan-4 : Kombinasi.
Tanggal :

Nama :_______________

Kelas :_______________

1. Citra kuliner merupakan restaurant yang paling terkenal di wilayah Jawa timur.
ketentuan restaurant tersebut adalah pelanggan harus memesan dan
membayar makan di kasir. Pada restaurant citra kuliner tersedia 4 kasir yang
aktif. Setelah beberapa menit restaurant tersebut buka ada 28 pelanggan
ingin ke kasir. Tentukanlah kemungkinan cara penyusunan pelanggan
terrsebut? Tiap pelanggan dilayanin kasir max. 12 menit, berapakah rata-rata
waktu yang dihabiskan oleh pelanggan-pelanggan tersebut jika ada 4
pelanggan hanya dilayani 8 menit?

Connect Brainstorm

Main Idea

Solve Write
169
Lampiran 7
2. Pada suatu pusat pelatihan atlit bulu tangkis, terdapat 3 atlit perempuan dan 4
atlit laki-laki yang sudah memiliki kemampuan yang sama. Untuk suatu
pertandingan akbar, tim pelatih ingin membentuk 1 pasangan ganda
campuran. Tentukan banyaknya pasangan yang dapat dipilih oleh tim pelatih?

Connect Brainstorm

Main Idea

Solve Write

3. Dua hari yang lalu, Swalayan sari hikmah telah meluncurkan produk baru yaitu
pewangi ruangan “Clik Clak”. Pada promosi hari ketiga diberikan potongan
sebesar 20% perbotol. Hari ketiga ada 120 orang yang berbelanja di swalayan
sari hikmah. Sebanyak 80 pelanggan membeli pewangi ruangan tersebut dan
65% telah menggunakan pewangi ruangan tersebut. Tentukanlah
kemungkinan pelanggan yang tidak membeli pewangi ruangan “Clik Clak” jika
diambil sampel 3 pelanggan secara acak!
170
Lampiran 7

Connect Brainstorm

Main Idea

Solve Write
171
Lampiran 7
Latihan-5 : Peluang suatu kejadian.
Tanggal :

Nama :_______________

Kelas :_______________

1. Pada pemerintahan daerah di kota Depok, ada tiga jabatan yang lowong, yaitu
kepala bagian tata usaha, kepala bagian hubungan masyarakat dan staf
keuangan.
Jika yang memenuhi syarat untuk mengisi lowongan itu ada tiga pria
dan tiga wanita

W1 W2 W3
P1 P2 P3
a) Jika A adalah Kejadian hanya tepat satu jabatan yang diisi oleh pria.
Tentukanlah peluang kejadian hanya tepat satu jabatan yang diisi oleh
pria?
b) Hitunglah Frekuensi harapan, jika terjadi pengulangan posisi sebanyak 28
kali?
Tentukan Peluang kejadian tidak tepat satu jabatan yang diisi oleh pria
(Peluang kompelen kejadian)?
172
Lampiran 7
2. Pada percobaan pelemparan sebuah dadu sekali, A adalah kejadian muncul
bilangan prima dan B adalah kejadian muncul bilangan lebih besar dari 4. Ac,
dan Bc masing-masing merupakan komplemen dari A dan B. Nyatakanlah A, B,
Ac, Bc dalam bentuk himpunan.
173
Lampiran 7
Latihan-6 : Peluang gabungan dua kejadian saling asing/lepas.
Tanggal :

Nama :_______________

Kelas :_______________

4. Seorang petugas bagian penerima dan pemeriksa barang di suatu


departemen bertugas untuk menyimpan ke gudang barang-barang eletronik
yang diterima oleh departemen tersebut. barang elektorik yang telah
dikirimkan 27 dus kulkas, 35 dus televisi dan 12 dus kipas angin. Tidak ada
petugas yang mengangkut dus kulkas dan kipas angin secara samaan.
Tentukan peluang terambil dus kulkas atau dus kipas angina oleh petugas?
Selesaikan menggunakan grafik Four corners and a diamond (FCD).
174
Lampiran 7
5. Dari 51 siswa kelas XI IPA diketahui ada 24 siswa yang menyukai masakan
padang, 18 siswa yang menyukai masakan sunda dan 9 siswa yang menyukai
kedua-duanya. Gambarkanlah diagram venn pada masalah diatas!
Tentukanlah :
a) Siswa yang menyukai masakan padang dan sunda
b) Siswa yang menyukai masakan padang atau sunda.
175
Lampiran 7
Latihan-7 : Peluang kejadian saling bebas
Tanggal :

Nama :______________

Kelas :______________

3. Cake ceria menjual berbagai macam kue. Kue yang dijual antaranya 20 kue keju
dengan harga Rp 12.000/potong, 15 kue coklat dengan harga Rp
10.000/potong dan 10 kue red velvet dengan harga Rp 25.000/potong. Setiap
pembelian 2 kue yang sama mendapatkan diskon 12%. Jika pembeli
mengambil 2 kue satu persatu tanpa pengembalian. maka berapa peluang
terambil :
a) Kue coklat dan kue red velvet
b) Kedua-duanya kue red velvet.
c) Kemungkinan maksmial biaya yang akan pembeli bayar untuk kue
tersebut.
176
Lampiran 8

Latihan-1 : Aturan Perkalian


Tanggal :

Nama :______________

Kelas :______________

1. Tito mempunyai 6 kaos kaki berwarna hijau, biru, coklat, abu-abu, putih, dan ungu. Ia
juga memiliki 4 sepatu warna merah, pink, kuning dan hitam. Tentukanlah berapa
pasang kaos kaki dan sepatu dapat dipakai dengan pasangan yang bergantian?

2. Sebuah gedung mempunyai 5 pintu, 3 orang hendak memasuki gedung itu. Jika mereka
dapat masuk ke gedung melalui pintu yang berlainan. Tentukanlah kemungkinan pintu
yang dapat mereka lalui?
177
Lampiran 8

Latihan-2 dan 3 : Konsep Permutasi.


Tanggal :

Nama :_______________

Kelas :_______________

1. Tiga hari lagi, akan diselenggarakan pameran lukisan bergengsi digaleri nasional
Indonesia. Pada setiap ruangan terdapat 8 macam lukisan yang berbeda yang akan
dipajang di dinding dengan posisi berjajar. Jika saat pemasangan seseorang
mendorong lukisan dengan percepatannya 0,5 m/s2 dan massa tiap lukisan 1,2 kg.
Tentukan gaya dorong yang terjadi pada lukisan dan banyaknya posisi yang mungkin
jika:
a) Bebas.
b) 3 lukisan selalu berdampingan

2. Ada 6 bendera yang bergantung pada tiang bendera vertikal yang terdiri dari 4
bendera kuning dan 2 bendera hijau. Tentukan banyak tanda yang dapat dibentuk
oleh bendera itu. Bagaimana hubungan konsep dan prosedur pada masalah ini?
178
Lampiran 8
3. Umai, Nila, Sandri dan 2 teman lainnya berencana makan bersama disebuah
restoran. Setelah memesan 35 cm

tempat, pramusaji
15 cm
menyiapkan sebuah meja
bundar untuk mereka.
Selang beberapa waktu,
Lita datang bergabung dengan mereka. Jika meja memiliki jari-jari 35 cm dan
tinggi 15 cm. Tentukan luas permukaan meja bundar dan banyaknya posisi
duduk yang mungkin jika:
a) Posisi duduk bebas
b) Lita dan sandri selalu berdampingan.
179
Lampiran 8

Latihan-4 : Kombinasi.
Tanggal :

Nama :_______________

Kelas :_______________

1. Citra kuliner merupakan restaurant yang paling terkenal di wilayah Jawa timur.
Ketentuan restaurant tersebut adalah pelanggan harus memesan dan membayar
makan di kasir. Pada restaurant citra kuliner tersedia 4 kasir yang aktif. Setelah
beberapa menit restaurant tersebut buka ada 28 pelanggan ingin ke kasir.
Tentukanlah kemungkinan cara penyusunan pelanggan terrsebut? Tiap pelanggan
dilayanin kasir max. 12 menit, berapakah rata-rata waktu yang dihabiskan oleh
pelanggan-pelanggan tersebut jika ada 4 pelanggan hanya dilayani 8 menit?

2. Pada suatu pusat pelatihan atlit bulu tangkis, terdapat 3 atlit perempuan dan 4 atlit
laki-laki yang sudah memiliki kemampuan yang sama. Untuk suatu pertandingan
akbar, tim pelatih ingin membentuk 1 pasangan ganda campuran. Tentukan
banyaknya pasangan yang dapat dipilih oleh tim pelatih?
180
Lampiran 8
3. Dua hari yang lalu, Swalayan sari hikmah telah meluncurkan produk baru yaitu
pewangi ruangan “Clik Clak”. Pada promosi hari ketiga diberikan potongan
sebesar 20% perbotol. Hari ketiga ada 120 orang yang berbelanja di swalayan
sari hikmah. Sebanyak 80 pelanggan membeli pewangi ruangan tersebut dan
65% telah menggunakan pewangi ruangan tersebut. Tentukanlah
kemungkinan pelanggan yang tidak membeli pewangi ruangan “Clik Clak” jika
diambil sampel 3 pelanggan secara acak!
181
Lampiran 8

Latihan-5 : Peluang suatu kejadian.


Tanggal :

Nama :_______________

Kelas :_______________

1. Pada pemerintahan daerah di kota Depok, ada tiga jabatan yang lowong, yaitu
kepala bagian tata usaha, kepala bagian hubungan masyarakat dan staf
keuangan.
Jika yang memenuhi syarat untuk mengisi lowongan itu ada tiga pria
dan tiga wanita

W1 W2 W3
P1 P2 P3
a) Jika A adalah Kejadian hanya tepat satu jabatan yang diisi oleh pria.
Tentukanlah peluang kejadian hanya tepat satu jabatan yang diisi oleh
pria?
b) Hitunglah Frekuensi harapan, jika terjadi pengulangan posisi sebanyak 28
kali?
c) Tentukan Peluang kejadian tidak tepat satu jabatan yang diisi oleh pria
(Peluang kompelen kejadian)?
182
Lampiran 8

2. Pada percobaan pelemparan sebuah dadu sekali, A adalah kejadian muncul


bilangan prima dan B adalah kejadian muncul bilangan lebih besar dari 4. Ac,
dan Bc masing-masing merupakan komplemen dari A dan B. Nyatakanlah A, B,
Ac, Bc dalam bentuk himpunan.
183
Lampiran 8

Latihan-6 : Peluang gabungan dua kejadian saling asing/lepas.


Tanggal :

Nama :_______________

Kelas :_______________

4. Seorang petugas bagian penerima dan pemeriksa barang di suatu


departemen bertugas untuk menyimpan ke gudang barang-barang eletronik
yang diterima oleh departemen tersebut. barang elektorik yang telah
dikirimkan 27 dus kulkas, 35 dus televisi dan 12 dus kipas angin. Tidak ada
petugas yang mengangkut dus kulkas dan kipas angin secara samaan.
Tentukan peluang terambil dus kulkas atau dus kipas angina oleh petugas?

5. Dari 51 siswa kelas XI IPA diketahui ada 24 siswa yang menyukai masakan padang, 18
siswa yang menyukai masakan sunda dan 9 siswa yang menyukai kedua-duanya.
Gambarkanlah diagram venn pada masalah diatas! Tentukanlah :
a) Siswa yang menyukai masakan padang dan sunda
b) Siswa yang menyukai masakan padang atau sunda.
184
Lampiran 8

Latihan-7 : Peluang kejadian saling bebas


Tanggal :

Nama :______________

Kelas :______________

3. Cake ceria menjual berbagai macam kue. Kue yang dijual antaranya 20 kue keju
dengan harga Rp 12.000/potong, 15 kue coklat dengan harga Rp
10.000/potong dan 10 kue red velvet dengan harga Rp 25.000/potong. Setiap
pembelian 2 kue yang sama mendapatkan diskon 12%. Jika pembeli
mengambil 2 kue satu persatu tanpa pengembalian. maka berapa peluang
terambil :
a) Kue coklat dan kue red velvet
b) Kedua-duanya kue red velvet.
c) Kemungkinan maksmial biaya yang akan pembeli bayar untuk kue
tersebut.
185
Lampiran 9

KISI-KISI UJI COBA TES KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS


SISWA

Nomor Jumlah
Indikator Indikator Soal
Soal Soal
Mencari hubungan Menghubungkan konsep dan menyusun prosedur
berbagai representasi sesuai dengan aturan kombinasi pada masalah 2
konsep atau prosedur binomial.
matematik Menghubungkan konsep dan menyusun prosedur 3
3
sesuai dengan aturan perkalian.
Menyelesaikan susunan segitiga pada titik dengan
4
konsep kombinasi.
Menerapkan konsep Menyelesaikan masalah peluang permen keluar
dan prosedur yang telah dengan mengaitkan kombinasi dan peluang suatu 9
diperoleh pada situasi kejadian.
baru. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan 3
10
dengan peluang kejadian saling bebas.
Menentukan peluang kejadian saling bebas dengan
12
mengaitkan konsep kombinasi pada masalah buah.
Menerapkan hubungan Menghubungkan deret aritmatika dan barisan
antar topik matematika geometri dengan peluang dua kejadian saling 7
lepas.
Menentukan peluang kejadian saling bebas
8 3
berkaitan dengan determinan matriks.
Mencari kemungkinan benda bergerak pada
sumbu x dan sumbu y yang berkaitan dengan 5
bidang kartesius.
Menerapkan hubungan Menentukan peluang kecepatan kendaraan
11
antara topik berkaitan dengan konsep GLBB
matematika dengan Menentukan peluang pendapatan yang dikaitkan
1 3
topik disiplin ilmu dengan konsep pelajaran ekonomi.
lainnya. Menyelesaikan masalah peluang yang dikaitkan
6
dengan konsep pelajaran IPA.
Jumlah Soal 12
186
Lampiran 10
UJI VALIDITAS ISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMA KELAS XI IPA DENGAN METODE
CONTENT VALIDITY RATIO (CVR) POKOK BAHASAN ATURAN PENCACAHAN.

Untuk menguji validitas secara isi dari instrument tes kemampuan koneksi matematis siswa, para penilai diharapkan memberikan penilainnya
dengan memberi tanda (√) pada kolom,

E (Esensial) : Soal tersebut sangat penting untuk mengukur kemampuan koneksi matematis siswa

TE (Tidak Esensial) : Soal tersebut tidak terlalu penting untuk mengukur kemampuan koneksi matematis siswa.

TR (Tidak Relevan) : Soal tersebut tidak ada kaitannya dengan kemampuan koneksi matematis siswa.

Pada masing-masing soal yang berbentuk tes uraian dibawah ini.

No Soal E TE TR Saran
1 Pak Syarif adalah salah satu karyawan di perusahaan kaca. Untuk
menambah penghasilannya pak syarif berencana ingin bergabung
menjadi ojek online, membuka usaha sembako dan konter pulsa.
Keuntungannya yang diperoleh sekitar Rp 158.000,00/hari. Keuntungan
membuka usaha sembako Rp 1.000.000/minggu. Sedangkan membuka
usaha konter pulsa mendapatkan keuntungan Rp 3.000.000/bulan.
Karena keterbatasan waktu pak syarif hanya akan memilih satu pilihan
saja. Hitunglah peluang biaya (1 bulan = 30 hari, 1 bulan = 4 minggu)
yang akan diperoleh Pak Syarif jika memilih bergabung menjadi ojek
online?
187
Lampiran 10

2 Tim dokter meneliti penyakit DBD


pada orang dewasa di posyandu
mawar. Hasil survei dari 250 orang
dewasa yang berkunjung ke
posyandu mawar. Sebanyak 40%
sudah mendapatkan penyuluhan
penyakit DBD dan sudah terkena
penyakit DBD.
a. Tentukanlah hubungan
konsep matematika pada masalah diatas!
b. Susunlah prosedur penyelesaian untuk menghitung peluang
tidak ada orang dewasa yang tidak terkena penyakit DBD jika
Tim dokter mengambil 3 orang dewasa secara acak!

3 Untuk menuju kota F dari kota D ada


dua alternatif yaitu melalui kota P atau
Q. Bagaimana jika Seseorang
berpergian dari kota D ke F kembali ke
kota D lagi, tetapi tidak melewati kota
yang telah dilalui.
a. Tentukanlah hubungan konsep matematika pada masalah
188
Lampiran 10
diatas?
b. Susunlah prosedur penyelesaian masalah diatas?

4 Diketahui susunan 3 titik yang jarak ke kanan dan ke bawah sama.


Dapatkah ketiga titik pada susunan tersebut membentuk segitiga.

. . . . .
. . . . .
. . . . .
a. Tentukan konsep matematika yang digunakan pada masalah ini?
b. Tentukan prosedur penyelesaian masalah ini dan hitunglah!
5 Suatu benda bergerak pada bidang cartesius dari titik (0,0). Setiap
langkah bergerak satuan searah sumbu X positif dengan probabilitas 0,6
atau searah sumbu Y positif dengan probabilitas 0,4. Setelah enam
langkah bergerak, Tentukanlah probabilitas partikel tersebut sampai pada
titik (3,3) dengan melalui (2,3)!
189
Lampiran 10
6 Pasangan ayam betina dan ayam jantan masing-masing normal tetapi
membawa gen untuk albino. Berapa kemungkinan mendapatkan ayam
betina albino?
Tabel gen pada ayam jantan dan betina
X A a
A AA aA
a aA aa

7 Dalam suatu deret aritmatika, dan .


Barisan geometri y + 1, 2y – 2, 7y – 1,… mempunyai rasio positif.
Tentukanlah Peluang kejadian angka yang sama pada deret aritmatika
atau barisan geometri jika S =
{ | }!

8 Diketahui Matriks A dan B berordo 3x3.

A= B=

( ) ( )
Jika peluang A adalah determinan matriks A dan peluang B adalah
determinan matriks B. Tentukanlah peluang kejadian saling lepas pada
matriks A dan B?
190
Lampiran 10
9 Dalam mesin permen terdapat 100 buah permen
terdiri dari, 30 permen rasa anggur, 30 permen
rasa jeruk dan 40 permen rasa strawberry. Untuk
mengeluarkan 3 buah permen rasa dibutuhkan 2
koin. Jika seorang anak memiliki 4 koin dan
menginginkan 3 permen rasa jeruk. Berapakah
peluang anak perempuan mendapatkan ketiga rasa jeruk tanpa
pengembalian?

10 Penelitian yang dilakukan Badan Kesehatan Masyarakat (BKM) kota


Depok, menunjukkan bahwa dari 8.500 siswa SMA usia 16-18 tahun,
sebanyak 95% Siswa SMA sudah mengetahui iklan rokok dari berbagai
media dan 56% dari yang sudah mengetahui rokok tersebut akhirnya
mencoba untuk merokok. Selesaikanlah masalah diatas! Tentukan
peluang siswa yang tidak merokok!

11 Seorang pengendara motor melanggar lalu lintas dengan menerobos


lampu merah dengan kecepatannya 2 m/s. Polisi yang sedang berjaga
segera menjalankan mobilnya dengan pecepatan 4.0 m/s2. Maksimal
kecepatan saat melewati lampu lalu lintas adalah 8 m/s. Tentukanlah
kapan polisi menangkap pengendara motor? Peluang kejadian polisi lalu
191
Lampiran 10
lintas menangkap pengendara yang menerobos lampu merah jika peluang
pengendara motor adalah 0,25?

12 Dalam sebuah keranjang kayu yang berisi 14 buah mangga terdapat 3


buah mangga busuk. Sedangkan dalam keranjang plastik yang berisi 20
buah jambu terdapat 4 buah jambu busuk. Jika Iif ingin 6 buah mangga
dan 6 buah jambu yang baik, Berapakah peluang kejadian terpilih buah
yang iif inginkan?

………………., ………………………….

……………………………………………..
Penilai
192
Lampiran 11

Hasil Rekapitulasi CVR Instrumen Kemampuan Koneksi Matematis Siswa

Butir E TE TR Nilai CVR Minimum Keterangan


soal N=8 Skor
1 7 1 0,75 0,75 Valid
2 5 3 0,25 0,75 Tidak Valid
3 7 1 0,75 0,75 Valid
4 7 1 0,75 0,75 Valid
5 7 1 0,75 0,75 Valid
6 8 1 0,75 Valid
7 5 2 1 0,25 0,75 Tidak Valid
8 7 1 0,75 0,75 Valid
9 7 1 0,75 0,75 Valid
10 8 1 0,75 Valid
11 7 1 0,75 0,75 Valid
12 8 1 0,75 Valid
193
Lampiran 12
UJI COBA INSTRUMEN TES KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS

Pokok Bahasan : Aturan Pencacahan

Waktu : 2 × 45 menit

Nama :

Kelas :

Petunjuk:

 Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakannya.


 Tulislah nama dan kelas kamu pada tempat yang disediakan!
 Selesaikan semua soal sesuai dengan perintah dan silahkan menjawab pada lembar jawaban
yang telah disediakan.
 Kerjakan terlebih dahulu soal yang kamu anggap mudah.
 Diperbolehkan mengerjakan soal tidak sesuai dengan nomor urut soal (acak).
 Periksa kembali hasil kerjamu sebelum dikumpulkan.

1. Pak Syarif adalah salah satu karyawan di perusahaan kaca. Untuk menambah
penghasilannya pak syarif berencana ingin bergabung menjadi ojek online, membuka
usaha sembako dan konter pulsa. Keuntungannya yang diperoleh sekitar Rp
158.000,00/hari. Keuntungan membuka usaha sembako Rp 1.000.000/minggu.
Sedangkan membuka usaha konter pulsa mendapatkan keuntungan Rp
3.000.000/bulan. Karena keterbatasan waktu pak syarif hanya akan memilih satu
pilihan saja. Hitunglah peluang biaya (1 bulan = 30 hari, 1 bulan = 4 minggu) yang
akan diperoleh Pak Syarif jika memilih bergabung menjadi ojek online?

2. Untuk menuju kota F dari kota D ada dua alternatif


yaitu melalui kota P atau Q. Bagaimana jika
Seseorang berpergian dari kota D ke F kembali ke
kota D lagi, tetapi tidak melewati kota yang telah
dilalui.
a. Tentukanlah hubungan konsep matematika
pada masalah diatas?
b. Susunlah prosedur penyelesaian masalah diatas?

3. Diketahui susunan 3 titik yang jarak ke kanan dan ke bawah sama. Dapatkah
ketiga titik pada susunan tersebut membentuk segitiga!
194
Lampiran 12

. . . . .

. . . . .

. . . . .
a. Tentukan konsep matematika yang digunakan pada masalah ini?
b. Tentukan prosedur penyelesaian masalah ini dan hitunglah!

4. Suatu benda bergerak pada bidang cartesius dari titik (0,0). Setiap langkah bergerak
satuan searah sumbu X positif dengan probabilitas 0,6 atau searah sumbu Y positif
dengan probabilitas 0,4. Setelah enam langkah bergerak, Tentukanlah probabilitas
partikel tersebut sampai pada titik (3,3) dengan melalui (2,3)!

5. Pasangan ayam betina dan ayam jantan masing-masing normal tetapi membawa gen
untuk albino. Berapa kemungkinan mendapatkan ayam betina albino?
Tabel gen pada ayam jantan dan betina

X A a
A AA aA
a aA Aa

6. Diketahui Matriks A dan B berordo 3x3.

A= B=

( ) ( )
Jika peluang A adalah determinan matriks A dan peluang B adalah determinan
matriks B. Tentukanlah peluang kejadian saling lepas pada matriks A dan B?

7. Dalam mesin permen terdapat 100 buah permen terdiri dari, 30 permen rasa
anggur, 30 permen rasa jeruk dan 40 permen rasa strawberry. Untuk
195
Lampiran 12
mengeluarkan 3 buah permen rasa dibutuhkan 2 koin.
Jika seorang anak memiliki 4 koin dan menginginkan 3
permen rasa jeruk. Berapakah peluang anak perempuan
mendapatkan ketiga rasa jeruk tanpa pengembalian?

8. Penelitian yang dilakukan Badan Kesehatan Masyarakat (BKM) kota Depok,


menunjukkan bahwa dari 8.500 siswa SMA usia 16-18 tahun, sebanyak 95%
Siswa SMA sudah mengetahui iklan rokok dari berbagai media dan 56% dari yang
sudah mengetahui rokok tersebut akhirnya mencoba untuk merokok.
Selesaikanlah masalah diatas! Tentukan peluang siswa yang tidak merokok!

9. Seorang pengendara motor melanggar lalu lintas dengan menerobos lampu merah
dengan kecepatannya 2 m/s. Polisi yang sedang berjaga segera menjalankan
mobilnya dengan pecepatan 4.0 m/s2. Maksimal kecepatan saat melewati lampu
lalu lintas adalah 8 m/s. Tentukanlah kapan polisi menangkap pengendara motor?
Peluang kejadian polisi lalu lintas menangkap pengendara yang menerobos lampu
merah jika peluang pengendara motor adalah 0,25?

10. Dalam sebuah keranjang kayu yang berisi 14 buah mangga terdapat 3 buah
mangga busuk. Sedangkan dalam keranjang plastik yang berisi 20 buah jambu
terdapat 4 buah jambu busuk. Jika Iif ingin 6 buah manga dan 6 buah jambu yang
baik, Berapakah peluang kejadian terpilih buah yang iif inginkan?
196
Lampiran 13
KUNCI JAWABAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS
SISWA.

Bobot
No Jawaban
nilai
Diketahui:
3 pilihan Pak Syarif
Pilihan pertama : Ojek online dengan keuntungan Rp 158.000,00/hari
Pilihan kedua : Membuka usaha sembako dengan keuntungan Rp
1.000.000,00/ minggu.
1
Pilihan ketiga : Membuka usaha konter hape dengan keuntungan Rp
3.000.000,00/bulan. (1 bulan = 30 hari, 1 bualn = 4
minggu).
Ditanya:
1
Peluang biaya yang dipilih Pak Syarif ?
Jawab:

1 Pilihan pertama : Ojek online dengan keuntungan Rp 158.000,00/hari (1


bulan = 30 hari). Keuntungan 1 bulan = Rp 158.000,00

Pilihan kedua: Membuka usaha sembako dengan keuntungan Rp


1.000.000,00/ minggu. (1 bulan = 4 minggu). Keuntungan 1
1 bulan = Rp 1.000.000,00

Pilihan ketiga : Membuka usaha konter hape dengan keuntungan Rp


3.000.000,00/bulan. Maka keuntungan 1 bulan = Rp.
3.000.000,00
Pak Syarif memilih menjadi ojek online dengan keuntungan Rp
4.740.000,00/bulan. Maka peluang biaya pak Syarif adalah Rp 4.000.000,00 1

Diketahui:
- Ada 2 kota yang dilewati seseorang untuk pergi dari kota D ke F,
yaitu P dan Q.

2 - Jalur Kota D ke P = {a, b, c}, jalur kota P ke kota F ={3, 4}, jalur 1
kota D ke Q = {1, 2}, jalur kota Q ke kota F = {d, e, f}.
Ditanya:
Jika Seseorang berpergian dari kota D ke F kembali ke kota D lagi, tetapi
197
Lampiran 13
tidak melewati kota yang telah dilalui.
a. Konsep matematika yang digunakan pada masalah ini
b. Prosedur penyelesaian

Jawab:
a. Konsep yang digunakan adalah jarak anta kota dengan aturan
perkalian
b. Prosedur penyelesaian dengan diagram pohon.
1) Memetakan jalur kota D ke kota P lanjut ke kota F balik
dengan melalui jalur kota Q ke kota D lagi.

1
d 1
2
3 e 1
2
f 1
a 2

1
d
2
4 e 1
2
f 1
2
198
Lampiran 13

1
d
2
3 e 1
2
f 1
b 2

1
d
2
4 e 1
2
f 1
2

1
d
2
3 e 1
2 1
f 1
c 2

1
d
2
4 e 1
2
f 1
2

2) Jika diurutkan banyaknya kemungkinan jalur yang dimulai


dari jalur a adalah 12 jalur tanpa mengulangi kota yang sama.
3) Jika diurutkan banyaknya kemungkinan jalur yang dimulai
dari jalur b adalah 12 jalur tanpa mengulangi kota yang sama.
4) Jika diurutkan banyaknya kemungkinan jalur yang dimulai
dari jalur c adalah 12 jalur tanpa mengulangi kota yang sama.
5) Maka jalur yang diperoleh sebanyak 12
6) Memetakan jalur kota D ke kota Q lanjut ke kota F balik
dengan melalui jalur kota P ke kota D lagi.

1
199
Lampiran 13

a
3
b
d c
a
4 b
c

a
3
b
1 e c
a
4 b
c

a
3
b
f c
a
4 b
c

a
3
b
d c
a
4 b
c

a
3 b
2 e c
a
4 b
c

a
3
b
f c
a
4 b
c

7) Jika diurutkan banyaknya kemungkinan jalur yang dimulai


dari jalur 1 adalah 18 jalur tanpa mengulangi kota yang sama.
8) Jika diurutkan banyaknya kemungkinan jalur yang dimulai
dari jalur 2 adalah 18 jalur tanpa mengulangi kota yang sama.
200
Lampiran 13
9) Maka jalur yang diperoleh sebanyak
Dengan demikian, banyaknya kemungkinan seseorang berpergian dari kota
D ke kota F kembali ke kota D lagi, tidakn melewati kota yang telah dilalui
adalah cara.
Diketahui:
Ada 15 titik yang tersusun dengan jarak ke kanan dan bawah sama.

1
Ditanya:
a. Konsep matematika yang digunakan pada masalah ini
b. Prosedur penyelesaian
Jawab:
a. Konsep matematika yang digunakan adalah kombinasi, titik
membentuk segitiga dengan tidak memperhatikan susunan.
b. Prosedur yang akan digunakan:
1) Membuat garis-garis dari 15 titik.

2) Menghitung segitiga dari 15 titik tanpa ada tiga titik yang


segaris.
Total segitiga yang dapat dibentuk dari 15 titik tanpa ada tiga
titik yang segaris adalah = 455
3) Menghitung segitiga dari 15 titik yang diberikan banyak titik 1
yang segaris. 5 titik segaris sebanyak 3 baris. kontribusi
dalam membentuk segitiga ada sebanyak 3
4) Arah diagonal ke kanan, titik yang segaris. Kontribusi dalam
membentuk segitiga ada sebanyak
5) Arah diagonal ke kiri = arah diagonal ke kanan, sebanyak 8
6) Dua garis berpotongan pada pusat titik, kontribusi dalam 1
201
Lampiran 13
membentuk segitiga sebanyak 2
7) Total segitiga yang terbentuk dari susunan 3 x 5 titik adalah
455- (30 + 8 + 8 + 2) = 455 – 48 = 407.
Diketahui :
Bidang kartesius (0,0)
Probabilitas sumbu X adalah 0,6.
Probabilitas sumbu Y adalah 0,4. 1

Ditanya : Probabilitas partikel tersebut sampai pada titik (3,3) dengan


melalui (2,3) ?
Jawab.

4
1

Banyaknya cara melangkah dari titik (0,0) ke (2,3) adalah 6C3 = 20.
Banyaknya cara melangkah dari titk (2,3) ke titik (3,3) adalah 1C0 = 1 1

Banyaknya langkah ke kanan dari titik (0,0) ke titik (3,3) ada sebanyak 3
langkah ke kanan dan langkah ke atas ada sebanyak 3. Maka peluang 1
kejadian = 20 ⋅ 1 ⋅ (0,6) ⋅ (0,4) = 0,27648.
3 3

X A a
A AA aA Diketahui :
a Aa aa Hasil persilangan ayam jantan dan betina :
{AA, aA, Aa, aa} 1
5 Ditanya :
Kemungkinan memiliki ayam betina albino.

Jawab :
P = (Ayam jantan) Aa. 1
202
Lampiran 13
(Ayam betina) Aa
Aa x Aa (Keduanya normal).

F1 AA = normal Aa = normal
Aa = normal aa = albino 1
Maka gen normal = ¾ dan gen albino = ¼.
Sehingga kemungkinan memiliki ayam betina adalah ½. Maka (ayam betina
1
albino) = .

6 Diketahui:

A= B=
1
( ) ( )

Ditanya :
Peluang kejadian saling lepas matriks A dan B
Jawab :

A= Deteminan A = ( ( )
1
( )
P(A) adalah determinan dari matriks A.
P(A) =

B= Determinan B = ( )

( ) 1
( )
P(B) adalah determinan dari matriks B.
P(B) = .

Sehingga peluang kejadian saling lepas dari matriks A dan B adalah


P(A
1
P (A
203
Lampiran 13
7 Diketahui :
Tersedia 100 permen, 30 rasa anggur , 30 rasa jeruk, 40 rasa strawberry.
2 koin = 3 permen.
1
Anak perempuan memiliki 4 koin.
Ditanya : kemungkinan 3 permen keluar dengan rasa jeruk tanpa
pengembalian.
Jawab :
Misalkan kejadian terambil permen rasa jeruk pada pengambilan pertama 1
adalah A, sehingga P(A) = n(A)/n(S) = 30/100.
Misalkan kejadian terambil permen rasa jeruk pada pengambilan kedua
adalah B, sehingga P(B/A) = n(B/A)/n(S) = 27/97. 1

Sehingga peluang ketiga permen keluar dengan rasa jeruk : P(


1

8 Diketahui :
Jumlah siswa SMA : 8.500
Jumlah siswa yang sudah mengetahui iklan rokok :
Jumlah siswa yang merokok : 1

Ditanya :
Peluang siswa yang tidak merokok!
Jawab :
Jumlah siswa yang sudah mengetahui iklan rokok : 1
Jumlah siswa yang merokok :

Peluang siswa yang merokok =


1

Peluang siswa yang tidak merokok =


Jadi, peluang siswa SMA yang tidak merokok di kota Depok adalah 0.468 1

9 Diketahui :
Peluang kejadian peengendara motor yang menerobos lampu merah adalah
A, sehingga P(A) = 0.25 1
V = 2 m/s
Vo = 0
204
Lampiran 13
a = 4.0 m/s2
VMaks = 8 m/s

Ditanya :
Kemungkinan kapan polisi menangkap pengendara motor dan peluang
kejadian polisi menangkap pengendara?
Jawab :
S motor = S mobil
Vt = Vot + ½ at2
2t = 0 + ½ 4 t2
4t = 4t2 + 0
4t2 - 4t = 0
1
4t (t – 1) = 0
t1= 0 (tidak memenuhi) dan t2 =1 (memenuhi)
Vt = Vo + a.t
Vt = 0 + 4.0 . 1
Vt = 4 m/s
P(A) = 0,25
Peluang kejadian kecepatan polisi menjalankan mobilnya adalah B, sehingga

P(B) = 1
Peluang polisi melewati pengendara adalah P(A
Maka diperoleh peluang kejadian polisi lalu lintas menangkap pengendara
motor menerobos lampu merah, P(A
P(A 1
Jadi, waktu polisi menangkap pengendara motor saat 1 sekon dan peluang
kejadian polisi menangkap pengendara adalah 0,625.
Diketahui :
Keranjang kayu ada, 14 buah mangga terdapat 3 buah mangga busuk.
Keranjang plastik ada 20 buah jambu terdapat 4 buah jambu busuk

10 iif ingin 6 buah mangga baik dan 6 buah jambu baik. 1

Ditanya :
Peluang kejadian terpilihnya buah yang iif inginkan 6 buah mangga baik dan
205
Lampiran 13
6 buah jambu baik?

Jawab:
Keranjang kayu : 14 buah mangga – 3 buah mangga busuk = 11 buah
mangga baik
Keranjang plastik : 20 buah jambu – 4 buah jambu busuk = 16 buah jambu
1
baik.
Karena pengambilan tidak memperhatikan urutan pada buah mangga dan
buah jambu yang baik maka konsep peluang kejadian saling bebas dikaitkan
dengan kombinasi.
A = Peluang terpilihnya 6 buah mangga baik dari keranjang kayu.
- Pengambilan 6 buah mangga dari 14 buah mangga yang ada
dikeranjang kayu adalah
- Pengambilan 6 buah mangga baik dari 11 buah mangga baik yang
ada di keranjang kayu adalah .
Sehingga peluang terpilihnya 6 buah mangga baik dari keranjang kayu P(A)

= .
1
B = Peluang terpilihnya 6 buah jambu baik dari keranjang plastik.
- Pengambilan 6 buah jambu dari 20 buah jambu yang ada di keranjang
plastik adalah
- Pengambilan 6 buah jambu baik dari 14 buah jambu baik yang ada di
keranjang plastik adalah .
Sehingga peluang terpilihnya 6 buah mangga baik dari keranjang plastik

P(B) = .

Maka peluang terpilihnya 6 buah mangga baik dari keranjang kayu dan 6
buah jambu baik dari keranjang plastik P(

P(
1
P(

P(

P(
206
Lampiran 14
PENDOMAN PENSKORAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA

No Indikator Respon Skor


Merepresentasikan informasi dengan konsep yang
benar, menggunakan langkah penyelesaian tepat dan 4
jawaban benar.
Merepresentasikan informasi dengan konsep yang
Mencari hubungan berbagai
benar, menggunakan langkah penyelesaian tepat tetapi 3
1 representasi konsep atau
jawaban salah.
prosedur matematik
Merepresentasikan informasi dengan konsep yang
2
benar.
Memberikan jawaban dengan konsep yang salah 1
Tidak ada respon/jawaban 0
Menerapkan informasi dengan konsep yang benar dan
4
jawaban benar
Menerapkan konsep dan Menerapkan informasi dengan konsep yang benar dan
3
2 prosedur yang telah diperoleh jawaban salah
pada situasi baru. Menerapkan informasi dengan konsep yang benar. 2
Memberikan jawaban dengan konsep yang salah 1
Tidak ada respon/jawaban 0
Menghubungkan informasi dengan konsep yang benar,
4
langkah penyelesaian tepat, dan jawaban benar
Menghubungkan informasi dengan konsep yang benar,
Menerapkan hubungan antar 3
3 langkah penyelesaian yang tepat, dan jawaban salah.
topik matematika
Menghubungkan informasi dengan konsep yang benar. 2
Memberikan jawaban dengan konsep yang salah 1
Tidak ada respon/jawaban 0
Menghubungkan informasi dengan konsep yang benar,
4
langkah penyelesaian tepat, dan jawaban benar
Menerapkan hubungan antara
Menghubungkan informasi dengan konsep yang benar,
topik matematika dengan 3
4 langkah penyelesaian yang tepat, dan jawaban salah.
topik disiplin ilmu lainnya.
Menghubungkan informasi dengan konsep yang benar. 2
Memberikan jawaban dengan konsep yang salah 1
Tidak ada respon/jawaban 0
207
Lampiran 15

HASIL REKAPITULASI UJI VALIDITAS TES KEMAMPUAN KONEKSI


MATEMATIS SISWA

S1 S3 S4 S5 S6 S8 S9 S10 S11 S12 TOTAL

S1 Pearson *
1 .252 -.013 .048 .125 .206 .050 .163 .047 .134 .365
Correlation

Sig. (2-
.113 .936 .767 .436 .196 .758 .308 .772 .403 .019
tailed)

N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S2 Pearson ** * * **
.252 1 .484 .322 .257 .076 .049 .319 .217 .161 .642
Correlation

Sig. (2-
.113 .001 .040 .105 .636 .762 .042 .172 .314 .000
tailed)

N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S3 Pearson ** * * **
-.013 .484 1 .285 .160 .148 .200 .320 .163 .378 .621
Correlation

Sig. (2-
.936 .001 .070 .317 .357 .210 .041 .310 .015 .000
tailed)

N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S4 Pearson * ** ** **
.048 .322 .285 1 -.134 .063 .139 .410 .409 .172 .447
Correlation

Sig. (2-
.767 .040 .070 .402 .696 .385 .008 .008 .281 .003
tailed)

N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S5 Pearson * **
.125 .257 .160 -.134 1 .029 .252 .333 -.094 .232 .492
Correlation

Sig. (2-
.436 .105 .317 .402 .856 .112 .033 .560 .145 .001
tailed)

N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S6 Pearson *
.206 .076 .148 .063 .029 1 .097 -.071 .003 .158 .354
Correlation

Sig. (2-
.196 .636 .357 .696 .856 .546 .661 .985 .323 .023
tailed)

N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S7 Pearson * ** **
.050 .049 .200 .139 .252 .097 1 .310 .147 .603 .526
Correlation
208
Lampiran 15

Sig. (2-
.758 .762 .210 .385 .112 .546 .048 .360 .000 .000
tailed)

N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S8 Pearson * * ** * * **
.163 .319 .320 .410 .333 -.071 .310 1 .014 .239 .620
Correlation

Sig. (2-
.308 .042 .041 .008 .033 .661 .048 .933 .132 .000
tailed)

N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S9 Pearson **
.047 .217 .163 .409 -.094 .003 .147 .014 1 .099 .302
Correlation

Sig. (2-
.772 .172 .310 .008 .560 .985 .360 .933 .536 .055
tailed)

N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
S10 Pearson * ** **
.134 .161 .378 .172 .232 .158 .603 .239 .099 1 .654
Correlation

Sig. (2-
.403 .314 .015 .281 .145 .323 .000 .132 .536 .000
tailed)

N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41
TOTAL Pearson
* ** ** ** ** * ** ** **
Correlation .365 .642 .621 .447 .492 .354 .526 .620 .302 .654 1

Sig. (2-
.019 .000 .000 .003 .001 .023 .000 .000 .055 .000
tailed)

N 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41 41

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
209
Lampiran 16

HASIL REKAPITULASI UJI RELIABILITAS TES KEMAMPUAN KONEKSI


MATEMATIS SISWA

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.657 10
210
Lampiran 17

HASIL UJI DAYA PEMBEDA TES KEMAMPUAN KONEKSI


MATEMATIS SISWA
Responden Butir Soal total
1 3 4 5 6 8 9 10 11 12
R1 2 3 2 1 1 3 0 3 0 3 18
R2 1 2 2 0 4 0 1 4 0 4 18
R3 1 1 1 0 1 3 1 3 1 3 15
R4 1 4 2 0 1 0 1 2 1 3 15
R5 1 2 1 2 0 0 1 3 3 2 15
R6 2 3 2 0 1 0 1 3 0 3 15
R7 1 4 0 1 2 2 0 3 0 1 14
R8 2 1 1 0 2 3 1 1 1 2 14
R10 1 4 1 0 4 0 1 1 1 1 14
R9 0 1 2 1 1 0 1 3 1 3 13
R11 0 0 0 0 4 0 1 2 0 4 11
R12 1 0 1 1 1 0 1 3 0 3 11
R14 2 0 0 0 1 3 1 1 0 3 11
R17 1 1 1 1 0 0 1 3 0 3 11
R15 2 0 0 0 2 0 1 2 0 3 10
R18 1 0 0 0 1 3 1 1 0 3 10
R13 1 0 0 0 2 0 1 4 0 1 9
R16 1 0 1 0 1 0 1 1 0 4 9
R22 1 2 0 0 1 0 0 2 0 3 9
22 28 17 7 30 17 16 45 8 52
1.16 1.47 0.89 0.37 1.58 0.89 0.84 2.37 0.42 2.74
R19 1 0 0 0 2 0 1 2 0 2 8
R21 0 1 2 0 1 0 0 3 0 1 8
R24 0 0 2 0 1 3 0 0 0 2 8
R25 0 1 1 0 0 0 1 1 0 4 8
R20 1 0 0 0 2 0 0 4 0 0 7
R23 2 1 0 0 1 0 0 0 0 3 7
R26 1 0 0 0 1 0 1 3 0 1 7
R27 1 0 0 0 0 0 1 2 0 3 7
R28 1 0 0 0 0 0 0 0 3 2 6
R29 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 5
R30 1 2 0 0 0 0 0 1 0 0 4
R31 1 0 0 0 1 0 0 2 0 0 4
R32 1 1 0 0 0 0 0 2 0 0 4
R33 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 3
R34 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 3
R36 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 3
R37 0 0 0 0 0 2 1 0 0 0 3
R38 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 3
R35 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2
211
Lampiran 17

R39 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 2
R40 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2
R41 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
16 7 7 0 14 5 6 24 3 23
0.73 0.32 0.32 0.00 0.64 0.23 0.27 1.09 0.14 1.05
0.86 0.43 0.76 0.90 0.64 0.93 0.54 0.49 0.79 0.34
212
Lampiran 18

HASIL UJI TARAF KESUKARAN TES KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS


SISWA

Siswa Butir soal Total


1 3 4 5 6 8 9 10 11 12
R1 2 3 2 1 1 3 0 3 0 3 18
R2 1 2 2 0 4 0 1 4 0 4 18
R3 1 1 1 0 1 3 1 3 1 3 15
R4 1 4 2 0 1 0 1 2 1 3 15
R5 1 2 1 2 0 0 1 3 3 2 15
R6 2 3 2 0 1 0 1 3 0 3 15
R7 1 4 0 1 2 2 0 3 0 1 14
R8 2 1 1 0 2 3 1 1 1 2 14
R9 0 1 2 1 1 0 1 3 1 3 13
R10 1 4 1 0 4 0 1 1 1 1 14
R11 0 0 0 0 4 0 1 2 0 4 11
R12 1 0 1 1 1 0 1 3 0 3 11
R13 1 0 0 0 2 0 1 4 0 1 9
R14 2 0 0 0 1 3 1 1 0 3 11
R15 2 0 0 0 2 0 1 2 0 3 10
R16 1 0 1 0 1 0 1 1 0 4 9
R17 1 1 1 1 0 0 1 3 0 3 11
R18 1 0 0 0 1 3 1 1 0 3 10
R19 1 0 0 0 2 0 1 2 0 2 8
R20 1 0 0 0 2 0 0 4 0 0 7
R21 0 1 2 0 1 0 0 3 0 1 8
R22 1 2 0 0 1 0 0 2 0 3 9
R23 2 1 0 0 1 0 0 0 0 3 7
R24 0 0 2 0 1 3 0 0 0 2 8
R25 0 1 1 0 0 0 1 1 0 4 8
R26 1 0 0 0 1 0 1 3 0 1 7
R27 1 0 0 0 0 0 1 2 0 3 7
R28 1 0 0 0 0 0 0 0 3 2 6
R29 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 5
R30 1 2 0 0 0 0 0 1 0 0 4
R31 1 0 0 0 1 0 0 2 0 0 4
R32 1 1 0 0 0 0 0 2 0 0 4
R33 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 3
R34 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 3
R35 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2
R36 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 3
R37 0 0 0 0 0 2 1 0 0 0 3
R38 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 3
R39 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 2
R40 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2
213
Lampiran 18

R41 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
38 35 24 7 44 22 22 69 11 75
0.927 0.85 0.585 0.17 1.07 0.54 0.54 1.683 0.268 1.8293
TK 0.232 0.11 0.146 0.04 0.27 0.13 0.13 0.421 0.067 0.4573
214
Lampiran 19

HASIL REKAPITULASI PERHITUNGAN UJI VALIDITAS CVR , UJI


VALIDITAS EMPIRIS, UJI RELIABILITAS, DAYA PEMBEDA DAN
TARAF KESUKARAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN KONEKSI
MATEMATIS SISWA

Butir Validitas Validitas Reliabilitas Daya Taraf Keterangan


soal CVR Empiris Pembeda Kesukaran

1 Valid Baik Sangat Soal sukar Digunakan


Valid
Baik
Tidak
2 Tidak - - -
-
Valid Digunakan

3 Valid Sangat Soal sukar Digunakan


Valid
Baik
4 Valid Sangat Soal sukar Digunakan
Valid
Baik Baik
5 Valid Sangat Soal sukar Digunakan
Valid
Baik
6 Valid Sangat Soal sukar Digunakan
Valid
Baik
Tidak
7 Tidak - - -
-
Valid Digunakan

8 Valid Sangat Soal sukar Digunakan


Valid
Baik
Tidak
9 Valid Sangat Soal sukar
Valid
Baik Digunakan
Soal
10 Valid Sangat Digunakan
Valid Baik Baik sedang
Tidak Tidak
11 Sangat Soal sukar
Valid
Valid Baik Digunakan
Soal
12 Valid Valid Baik Digunakan
sedang
215
Lampiran 20

KISI-KISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS


SISWA SETELAH UJI COBA INSTRUMEN

Nomor Jumlah
Indikator Indikator Soal
Soal soal
Mencari hubungan
Menghubungkan konsep dan menyusun
berbagai representasi 2
prosedur sesuai dengan aturan perkalian.
konsep atau prosedur 2
matematik Menyelesaikan susunan segitiga pada titik
3
dengan konsep kombinasi.
Menerapkan konsep
Menyelesaikan masalah sehari-hari yang
dan prosedur yang 7
berkaitan dengan peluang kejadian komplemen.
telah diperoleh pada
2
situasi baru. Menentukan peluang kejadian saling bebas
dengan mengaitkan konsep kombinasi pada 8
masalah buah.
Menerapkan hubungan
Menentukan peluang kejadian saling bebas
antar topik 6
berkaitan dengan determinan matriks.
matematika
2
Mencari kemungkinan benda bergerak pada
sumbu x dan sumbu y yang berkaitan dengan 4
bidang kartesius.
Menerapkan hubungan
Menentukan peluang pendapatan yang
antara topik 1
dikaitkan dengan konsep pelajaran ekonomi.
matematika dengan
2
topik disiplin ilmu
Menyelesaikan masalah peluang yang dikaitkan
lainnya. 5
dengan konsep pelajaran biologi .
Jumlah Soal 8
216
Lampiran 21

INSTRUMEN TES KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA

Petunjuk:

 Tulislah nama dan kelas kamu pada tempat yang disediakan! Nama : ………………………..
 Selesaikan semua soal sesuai dengan perintah dan silahkan Kelas : ………………………….
menjawab pada lembar jawaban yang telah disediakan.
 Diperbolehkan mengerjakan soal tidak sesuai dengan nomor
urut soal (acak).
 Periksa kembali hasil kerjamu sebelum dikumpulkan.

1. Pak Syarif adalah salah satu karyawan di perusahaan industri. Pak Syarif ingin
menambah penghasilan, dia memiliki 3 pilihan antara lain ojek online, menjual buah dan
membuka konter pulsa.

(i)
(ii)
Pendapatan ojek online Rp
3.500.000/bulan dengan resiko Pendapatan menjual buah Rp 4.000.000/bulan
perawatan kendaraan Rp 175.000/bulan dengan resiko buah busuk Rp 300.000/bulan

Karena keterbatasan waktu, Pak syarif


hanya akan memilih satu pilihan saja.
Hitunglah peluang pendapatan yang akan
diperoleh Pak Syarif jika memilih bergabung
(iii)
menjadi ojek online?
Pendapatan menjual pulsa Rp 2.750.000/bulan
dengan resiko membayar uang sewa Rp
450.000/bulan
217
Lampiran 21

2. Untuk menuju kota F dari kota D ada dua alternatif yaitu melalui kota P atau Q. Satuan
Jarak antar kota pada gambar adalah KM
(kilometer).
a. Berapa banyak cara jika seseorang berpergian
dari kota D ke F kembali ke kota D lagi, tetapi
tidak melewati kota yang telah dilalui dan jarak
terpendek yang akan dilalui!
b. Bagaimana representasi konsep matematika
dengan prosedur penyelesaian yang kamu
gunakan pada masalah ini?
218
Lampiran 21

3. Diketahui susunan 3 titik yang jarak antar titik sama. Setiap dapat tiga titik dapat
membentuk segitiga.

. . .
. . .
. . .

a. Berapa banyaknya segitiga yang terbentuk dari susunan 3 titik secara acak!
b. Bagaimana representasi konsep matematika dan prosedur penyelesaian yang kamu
gunakan pada masalah diatas!

4. Suatu benda bergerak pada bidang cartesius dari titik (0,0). Setiap langkah bergerak
satuan searah sumbu X positif dengan kemungkinan 0,6 atau searah sumbu Y positif
dengan kemungkinan 0,4. Setelah enam langkah bergerak, Tentukanlah kemungkinan
benda bergerak tersebut sampai pada titik (3,3) dengan melalui (2,3)!
219
Lampiran 21

5. Pasangan ayam betina (AB) dan ayam jantan (AJ) masing-masing normal (N) tetapi
membawa gen untuk albino (a). Berapa kemungkinan mendapatkan ayam betina albino
(ABa)?
Tabel gen pada ayam jantan dan betina Keterangan :

AB = Ayam betina
keter N = Normal
AB/AJ N a
N NN Na AJ = Ayam Jantan a = albino
a Na aa
220
Lampiran 21

6. Diketahui matrik A dan B berordo 3x3.

A= B=

( ) ( )
Jika peluang A adalah determinan matriks A dan peluang B adalah determinan matriks B.
Tentukanlah peluang kejadian saling lepas pada matriks A dan B?

7. Penelitian yang dilakukan Badan Kesehatan Masyarakat (BKM) kota Depok,


menunjukkan bahwa dari 1500 siswa SMA usia 16-18 tahun, sebanyak 95% Siswa SMA
sudah mengetahui iklan rokok dari berbagai media dan 56% dari yang sudah
mengetahui rokok tersebut akhirnya mencoba untuk merokok. Selesaikanlah masalah
diatas! Tentukan peluang siswa yang tidak merokok!
221
Lampiran 21

8. Dalam sebuah keranjang kayu yang berisi 14 buah mangga terdapat 3 buah mangga
busuk. Sedangkan dalam keranjang plastik yang berisi 20 buah jambu terdapat 4 buah
jambu busuk. Jika Iif ingin 6 buah mangga dan 6 buah jambu yang baik, Berapakah
peluang kejadian terpilih buah yang iif inginkan?
222
Lampiran 22
DATA HASIL POSTTEST KELAS EKSPERIMEN

Reponden Butir Soal Skor Nilai


1 2 3 4 5 6 7 8
E21 3 3 4 4 3 4 4 4 29 91
E41 2 4 4 4 4 0 4 4 26 81
E6 4 4 3 4 3 0 3 4 25 78
E18 4 2 2 4 4 3 3 4 26 81
E29 4 4 3 4 3 2 3 4 27 84
E38 4 4 3 3 4 2 1 4 25 78
E40 4 4 3 4 2 1 3 4 25 78
E15 4 4 2 3 4 3 3 2 25 78
E20 4 2 4 4 4 1 4 2 25 78
E24 4 4 2 3 3 2 4 3 25 78
E25 1 4 4 4 2 0 4 3 22 69
E27 4 4 0 4 3 2 3 4 24 75
E34 3 3 3 4 3 3 3 4 26 81
E4 4 1 3 4 4 1 3 4 24 75
E5 4 4 2 3 3 2 0 4 22 69
E8 4 3 3 4 3 1 2 4 24 75
E9 4 4 3 4 3 1 2 4 25 78
E10 4 4 1 4 3 1 2 4 23 72
E17 3 1 2 3 4 3 3 4 23 72
E22 3 0 2 2 3 3 4 4 21 66
E26 2 2 4 4 2 3 4 4 25 78
E28 4 4 2 4 2 2 3 4 25 78
E31 4 4 3 4 2 1 3 4 25 78
E3 4 1 3 4 2 2 3 4 23 72
E12 2 3 2 3 3 3 3 3 22 69
E19 4 2 4 4 3 2 2 3 24 75
E23 4 2 3 4 3 0 2 4 22 69
E30 4 4 2 4 2 2 2 4 24 75
E35 2 3 0 3 3 1 3 4 19 59
E36 4 3 3 3 2 2 2 4 23 72
E39 4 2 2 4 2 2 3 4 23 72
E2 4 2 0 4 2 1 3 3 19 59
E13 2 2 2 4 4 2 4 2 22 69
E14 4 2 0 3 3 2 3 3 20 63
E16 4 4 2 4 3 2 2 2 23 72
E32 4 2 1 4 3 2 3 4 23 72
E37 4 4 2 4 3 0 2 2 21 66
E33 4 2 4 2 2 2 2 4 22 69
E1 1 1 2 4 1 3 2 2 16 50
E7 1 1 1 4 1 1 2 2 13 41
E11 2 0 3 2 2 1 2 1 13 41
223
Lampiran 22
DATA HASIL POSTTEST KELAS KONTROL

Responden Butir Soal Skor Nilai


1 2 3 4 5 6 7 8
K15 4 4 3 3 3 1 3 4 25 78
K26 4 2 4 3 1 3 4 4 25 78
K16 4 3 4 4 1 0 4 4 24 75
K13 4 3 3 4 1 1 3 4 23 72
K21 2 4 2 4 4 0 3 4 23 72
K40 4 4 3 4 1 1 3 3 23 72
K14 4 2 3 3 1 3 3 3 22 69
K17 4 3 3 4 0 1 4 3 22 69
K25 4 3 3 4 2 0 3 3 22 69
K30 4 4 4 3 1 0 3 3 22 69
K36 4 4 3 3 1 1 3 3 22 69
K38 4 4 3 3 1 1 3 3 22 69
K7 4 3 2 3 1 1 3 4 21 66
K9 4 2 3 4 1 1 3 3 21 66
K12 4 2 3 3 1 2 3 3 21 66
K28 4 3 3 3 1 1 3 3 21 66
K33 4 3 3 3 1 1 3 3 21 66
K5 4 3 3 3 0 0 3 4 20 63
K18 4 2 3 3 1 1 3 3 20 63
K20 4 3 3 4 1 1 1 3 20 63
K27 4 3 3 2 1 1 3 3 20 63
K3 4 2 3 3 0 1 3 3 19 59
K22 3 1 3 4 3 1 1 3 19 59
K23 4 3 3 3 1 1 1 3 19 59
K24 4 3 3 3 1 1 1 3 19 59
K32 4 3 3 3 1 1 1 3 19 59
K10 0 4 2 3 4 0 1 4 18 56
K11 1 3 1 3 4 1 3 2 18 56
K31 4 1 1 1 4 2 1 4 18 56
K35 4 4 0 4 1 1 1 3 18 56
K8 4 3 2 3 1 1 2 1 17 53
K29 1 3 3 3 1 1 1 4 17 53
K37 2 1 3 1 4 0 3 3 17 53
K1 0 3 2 0 3 1 3 4 16 50
K34 2 0 3 2 3 1 1 3 15 47
K39 4 2 3 0 0 0 1 3 13 41
K2 1 0 2 3 1 0 1 4 12 38
K41 1 2 1 1 3 1 1 2 12 38
K4 1 2 1 0 4 0 0 2 10 31
K6 3 0 0 1 0 0 2 2 8 25
K19 1 0 0 0 1 0 1 0 3 9
224
Lampiran 23

HASIL UJI NORMALITAS TES KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS


SISWA

a
Kelas Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Eksperimen .203 41 .000 .858 41 .000

Kontrol .162 41 .008 .882 41 .000

a. Lilliefors Significance Correction


225
Lampiran 24

HASIL UJI HOMOGENITAS TES KEMAMPUAN KONEKSI


MATEMATIS SISWA

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.458 1 80 .067
226
Lampiran 25

PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS STATISTIK

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Uji U, berikut langkah-


langkah perhitungannya:

1. Menentukan hipotesis statistik


Ho:
H1:
= Rata-rata tingkat kemampuan koneksi matematik siswa pada
kelompok siswa yang diajar dengan Pembelajaran Graphic
Organizer Tipe Four corners and a diamond.
= Rata-rata tingkat kemampuan koneksi matematik siswa pada
kelompok siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional.

2. Menentukan Kriteria Pengujian


a. Jika Sig. atau p-value ≤ 0.05 maka Ho ditolak.
b. Jika Sig. atau p-value > 0.05 maka Ho diterima.

3. Menentukan Uji U dengan SPSS

a
Test Statistics

90.625

Mann-Whitney U 307.500
Wilcoxon W 1168.500
Z -4.968
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Grouping Variable: 1

4. Kesimpulan
Dari pengujian hipotesisi dengan uji Mann-Whitney U diperoleh harga U
= 307.5 dan p-value = 0.000/2 = 0.000 < 0.05 atau Ho ditolak, sehingga
rata-rata tingkat kemampuan koneksi matematis siswa pada kelompok
siswa yang diajar dengan Pembelajaran Graphic Organizer Tipe Four
corners and a diamond lebih tinggi dari rata-rata tingkat kemampuan
koneksi matematik siswa pada kelompok siswa yang diajar dengan
pembelajaran konvensional.
227
Lampiran 26

PERHITUNGAN PROPOSI VARIANS (EFFECT SIZE)

̅̅̅ ̅̅̅

( ) ( )
dengan √

( ) ( )

Keterangan :
̅̅̅
̅̅̅

Kriteria efek besar : 0.8 ≤ d ≤ 2.0

Anda mungkin juga menyukai