Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TERAPI PUASA

Dosen Pembimbing :
Moh. Saifudin., S.Kep., Ns., S. Psi., M.Kes

Disusun Oleh :
Sudarsono
2002012940p

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya


sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“TERAPI PUASA”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata
kuliah Terapi Kompelementer .

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini jauh
dari kesempurnaan baik dalam bentuk penyajian maupun kelengkapan isi. Untuk
itu dengan senang hati kami akan menerima segala saran dan kritik dari pembaca
guna memperbaiki makalah ini.

Pembuatan makalah ini diharapkan dapat berguna untuk menambah ilmu


pengetahuan mahasiswa. Oleh karena itu, kami mengharapkan partisipasi dari
para pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna bagi setiap orang
yang membacanya,

Lamongan, April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5
1.3 Manfaat...........................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
2.1 Pengertian Puasa.............................................................................................6
2.2 Manfaat Terapi Puasa.....................................................................................6
2.3 Hikmah Puasa Bagi Kesehatan Fisik dan Mental........................................11
BAB III..................................................................................................................14
PENUTUP..............................................................................................................14
3.1 Kesimpulan..............................................................................................14
3.2 Saran........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak nikmat
kesehatan fisik maupun psikis yang tak ternilai harganya. Dia pulalah yang telah
berfirman agar kita semua menjalankan ibadah puasa yang di dalamnya
mengandung hikmah positif bagi kesehatan. Shalawat dan salam semoga selalu
tercurah kepada Rasulullah Muhammad saw. yang telah memerintah kita untuk
berpuasa agar menjadi sehat. “Shuumuu tashihhu. Berpuasalah kamu, agar kamu
sehat.” (HR. Bukhari).

Puasa merupakan rangkaian aktivitas yang istimewa. Pada saat berpuasa,


terutama saat bulan Ramadhan kita dilatih untuk jujur pada diri sendiri. Puasa
juga merupakan awal untuk memperbaharui jiwa kita yang telah terjangkiti
penyakit, baik fisik maupun mental. Dengan kata lain, puasa bisa menghadirkan
kesehatan yang paripurna bagi fisik dan mental, tanpa melalui terapi, obat-obatan,
dan proses medis lainnya. Dalam makalah ini kami insyaallah akan membahas
tentang puasa dan manfaat atau hikmahnya dalam kesehatan fisik dan mental.

Menurut bahasa, shiyam atau puasa berarti menahan diri. Sedangkan


menurut istilah syara’ ialah menahan diri dari segala sesuatu yang
membatalkannya mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, karena perintah
Allah semata-mata, dengan disertai niat dan syarat-syarat tertentu. Orang yang
berpuasa dari makan, minum dan bersetubuh di siang hari tetapi tidak menahan
diri dari perbuatan dosa dan hal-hal haram lainnya, baik perkataan maupun
perbuatan, maka ia hanya akan mendapatkan rasa haus dan lapar semata. Puasa
dibedakan kedalam 4 macam, yaitu puasa wajib, sunah, makruh dan haram. Puasa
sunah yaitu puasa yang apabila dilakukan maka orang yang melakukannya
mendapatkan pahala namun apabila ditinggalkan maka orang yang
meninggalkannya tidak mendapat dosa. Di antara puasa-puasa sunah yaitu puasa
senin kamis.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian puasa?
2. Apa saja manfaat dalam terapi puasa?
3. Apa hikmah berpuasa bagi kesehatan fisik dan mental?

1.3 Manfaat
1. Mengetahui makna puasa.
2. Mengetahui manfaat terapi puasa pada diri kita.
3. Mengetahui manfaat terapi puasa bagi kesehatan fisik dan mental.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Puasa


Secara etimologis, puasa berarti menahan. Allah swt. menceritakan apa
yang harus dikatakan Maryam, Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk
Tuhan Yang Maha Pengasih, maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun
pada hari itu,” (QS. Maryam [19]: 26) Secara terminologis, Puasa adalah menahan
diri dari makan dan minum, dan hasrat seksual mulai terbit fajar hingga terbenam
matahari.

Dalam Islam, puasa adalah rukun Islam yang ketiga yang wajib
dilaksanakan seorang muslim yang mukallaf, bentuknya dengan menahan diri dari
segala yang membatalkannya mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari,
dan wajib dilakukan sesuai dengan syarat, rukun, dan larangan yang telah
ditentukan.

2.2 Manfaat Terapi Puasa


Banyak sekali manfaat terapi puasa diantaranya

1. Terapi Ibadah

Secara ibadah jelas puasa merupakan amalan yang sangat istimewa dan
mendapat pahala yang besar. Andaikan kita bisa menjalankan ibadah Puasa
Ramadhan ini dengan sungguh-sungguh dan penuh ketakwaan dan ikhlas maka
hikmah yang akan kita peroleh sangat banyak baik di dunia maupun di akhirat.
Berikut janji Allah bagi orang-orang yang berpuasa dengan keimanannya.

“Sesungguhnya di dalam syurga terdapat satu pintu yang disebut Ar-Rayyan


yang mana pada hari Kiamat orang-orang yang berpuasa masuk melaluinya (dan)
tidak seorangpun selain mereka memasukinya. Dikatakan: “Dimanakah orang-
orang yang berpuasa?” Maka mereka pun berdiri (untuk memasukinya), tidak ada
seorangpun selain mereka yang memasukinya. Apabila mereka telah masuk maka
pintu itu ditutup sehingga tidak ada seorangpun yang masuk dari padanya.”
(Hadits riwayat Bukhari)

Di bulan Ramadhan juga dianjurkan untuk memperbanyak amalan ibadah


lainnya seperti shalat malam (tarawih, witir dan tahajjud), baca Al-Quran, i’tikaf,
dan lain-lain, sehingga menjadi media pembelajaran dan latihan bagi kita dalam
menghadapi hari-hari setelah Ramadhan supaya selalu dapat menjaga stabilitas
keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

2. Terapi sosial

Sebagai agama universal Islam sangat menghargai berbagai perbedaan dan


perubahan sosial yang ada dalam kehidupan umatnya, Allah SWT menciptakan
manusia ada yang kaya dan miskin, orang yang hidupnya mewah cenderung
menganggap orang lain juga dalam kondisi cukup dan tidak mengalami persoalan
dalam hidup. Manusia cenderung untuk megeneralisir permasalahan sehingga
berbagai perbedaan sosial jarang tersentuh oleh kita.

Dengan sangat bijak Allah SWT mewajibkan puasa kepada kita supaya kita
dapat merasakan bagaimana rasanya hidup susah, tidak makan, tidak minum, dan
tidak boleh melakukan apapun yang dapat membatalkan puasa, pada saat itulah
kita akan tersadar bahwa disana ada manusia yang hidupnya susah dan
kekurangan, sehingga diharapkan nilai solidaritas kita akan tumbuh, lalu
menggerakkan langkah untuk membantu orang lemah tersebut.

Di samping timbulnya perasaan sayang dan peka terhadap kondisi sosial, di


balik puasa juga ada zakat fitrah yang diwajibkan terhadap seluruh jiwa orang
Islam supaya nilai-nilai solidaritas tersebut tidak hanya dilafadhkan di mulut
tetapi langsung dipraktekkan setelah ramadhan berakhir, sebagai bagian dari
kesempurnaan ibadah juga menjadi bekal bagi orang yang tidak mampu.

Di samping itu selama ramadhan juga dianjurkan untuk saling membagi


penganan berbuka puasa, bahkan Rasulullah SAW mengatakan bahwa siapa yang
memberi makanan berbuka kepada orang yang puasa, dia akan mendapatkan
pahala yang sama dengan orang puasa tersebut (al-hadits). Sebuah motivasi yang
luar biasa, sehingga diharapkan umat Islam akan semakin kuat ikatan
persaudaraannya, semakin akrab kekeluargaannya, sehingga sifat-sifat sombong,
iri, dengki, khianat dapat dikikis dari hati kita, sehingga terwujudnya
keseimbangan antara cinta kepada Allah dan cinta kepada manusia. Demikian
juga nilai ibadah puasa, tidak hanya terjalinnya hubungan yang semakin dekat
kepada Allah, tetapi juga semakin dekat dengan sesamanya.

3. Terapi kesabaran

Ramadhan adalah gelanggang berlatih sabar sebulan penuh. Energi inilah


yang nanti menjadi modal setahun ke depan guna menghadapi cobaan dan
tantangan hidup. Prinsip masyarakat modern biasanya hidup dalam ketergesa-
gesaan. Waktu menjadi ukuran dominan masyarakat modern: bagaimana
mencapai produksi dengan tepat dan cepat sehingga pertumbuhan kemakmuran
mencapai taraf tinggi. Apakah spirit masyarakat modern ini bertentangan dengan
sabar sebagai etos Islam?

Al Quran mendefinisikan sabar sebagai menahan diri atas segala hal yang
tidak disukai karena mengharap rida Allah. Sabar hakikatnya adalah ketahanan
atau keterujian untuk menunggu hasil yang ingin dicapai. Maka, sabar tidak
bertentangan dengan etos masyarakat modern.

Al Quran menyebut lawan kata sabar adalah sikap berkeluh-kesah. Sabar


mendorong orang untuk berbuat positif dan tidak mudah menyerah alias ulet.
Kompatibilitas sabar dengan masyarakat modern adalah sikap ulet, tidak mudah
menyerah, kerja keras dan optimistis.

Sabar mendorong orang fokus melakukan pekerjaan, sesuai nilai kerja


universal, yaitu fokus atau bersungguh-sungguh dalam pekerjaan hingga
mencapai hasil maksimal. Implikasi sabar dalam kehidupan, misalnya sabar dalam
menerima cobaan, sabar dalam mengendalikan hawa nafsu, sabar dalam
melakukan amar ma’ruf nahi munkar, sabar dalam tugas kerja, sabar dalam
menegakkan perjuangan di jalan Allah, dan sabar dalam hubungan antar sesama
umat manusia.

4. Terapi kesehatan

Kesehatan merupakan nikmat yang tidak dapat dinilai dengan harta benda.
Untuk menjaga kesehatan, tubuh perlu diberikan kesempatan untuk istirahat.
Puasa, yang mensyaratkan untuk tidak makan, minum, dan melakukan perbuatan-
perbuatan lain yang membatalkan puasa dari terbitnya fajar hingga terbenamnya
matahari sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani.

Puasa dapat mencegah penyakit yang timbul karena pola makan yang
berlebihan. Makanan yang berlebihan gizi belum tentu baik untuk kesehatan
seseorang. Kelebihan gizi atau overnutrisi mengakibatkan kegemukan yang dapat
menimbulkan penyakit degeneratif seperti kolesterol dan trigliserida tinggi,
jantung koroner, kencing manis (diabetes mellitus), dan lain-lain.

Pengaruh mekanisme puasa terhadap kesehatan jasmani meliputi berbagai


aspek kesehatan, diantaranya yaitu :

a. Memberikan kesempatan istirahat kepada alat pencernaan, Pada hari-hari


ketika tidak sedang berpuasa, alat pencernaan di dalam tubuh bekerja keras,
oleh karena itu sudah sepantasnya alat pencernaan diberi istirahat.
b. Membersihkan tubuh dari racun dan kotoran (detoksifikasi). Dengan puasa,
berarti membatasi kalori yang masuk dalam tubuh kita sehingga
menghasilkan enzim antioksidan yang dapat membersihkan zat-zat yang
bersifat racun dan karsinogen dan mengeluarkannya dari dalam tubuh.
c. Menambah jumlah sel darah putih. Sel darah putih berfungsi untuk
menangkal serangan penyakit sehingga dengan penambahan sel darah putih
secara otomatis dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
d. Menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam tubuh,
e. Memperbaiki fungsi hormon, meremajakan sel-sel tubuh,
f. Meningkatkan fungsi organ tubuh
Disunahkan agar berbuka puasa diawali dengan makan buah kurma, atau
dengan buah-buahan dan minuman yang manis seperti madu. Ajaran ini
mengandung makna kesehatan karena buah-buahan dan minuman yang manis
merupakan bahan bakar siap pakai yang dapat segera diserap oleh tubuh untuk
memulihkan tenaga setelah seharian tubuh tidak disuplai oleh makanan dan
minuman. Glukosa yang terkandung di dalam buah-buahan dan minuman yang
manis merupakan sumber energi utama bagi sel-sel tubuh. Glukosa efektif
dibutuhkan ketika tubuh memerlukan masukan energi yang diperlukannya.

Penelitian menunjukkan, puasa sangat baik dilakukan oleh orang yang kadar
kolesterol di dalam darahnya tinggi. Kadar kolesterol darah yang tinggi secara
jangka panjang bisa mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah. Bila hal ini
terjadi di otak, maka terjadilah stroke, dan bila terjadi di daerah jantung maka
timbullah penyakit jantung.

Dari hasil penelitian pula diketahui, puasa bisa meningkatkan kolesterol


‘baik’ (HDL) sebanyak 25 titik, dan menurunkan lemak trigliserol sekira 20 titik.
Lemak trigliserol merupakan bahan pembentuk kolesterol ‘jahat’ (LDL).

Bahkan, puasa juga mampu mengurangi produksi senyawa oksigen yang


bersifat racun (radikal bebas oksigen). Radikal bebas oksigen yang berlebihan di
dalam tubuh akan mengurangi aktivitas kerja enzim, menyebabkan terjadinya
mutasi, dan kerusakan dinding sel. Ada sekira 50 penyakit degeneratif, termasuk
penyakit jantung dan stroke, dicetuskan dan diperparah oleh senyawa radikal
bebas.

5. Terapi mental

Perasaan (mental) memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.


Mendapat rasa senang, gembira, rasa puas serta bahagia, merupakan tujuan
bermacam-macam ikhtiar manusia sehari-hari.

Bila seseorang menangani gangguan kesehatan, tidak boleh hanya


memperhatikan gangguan badaniah saja, tetapi sekaligus segi kejiwaan dan sosial
budayanya. Rohani datang dari Allah, maka kebahagiaan hanya akan didapat
apabila makin dekat kepada pencipta-Nya.

Di dalam bulan puasa disunahkan untuk makin berdekat diri dengan Allah
SWT baik lewat shalat, membaca Alquran, zikir, berdoa, istighfar, dan qiyamul
lail. Selama sebulan secara terus-menerus akan membuat rohani makin sehat, jiwa
makin tenang. Dengan memperbanyak ingat kepada Allah, makin yakin bahwa
semua yang ada datang dari Allah dan akan kembali kepada-Nya jua. Hal ini
dijelaskan dalam firman Allah antara lain:

”Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang


demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS:Al
Baqarah 45).

Rasulullah mengajarkan kita ketika berpuasa supaya tidak bertengkar,


mencaci, berkelahi, baik secara lisan apalagi secara fisik, bahkan ketika ada orang
yang ingin memaki kita sekalipun kita dianjurkan untuk mengatakan: “Aku
sedang Puasa” (al-Hadits). Artinya aku tidak bisa melayani kamu hari ini karena
sedang puasa.

Orang yang suka ngotot, dan cepat emosi cendrung akan mudah mengalami
berbagai penyakit, baik sakit fisik maupun non-fisik seperti stress, frustasi, keluh
kesah, bahkan bisa saja sakit jiwa. Ajaran yang terkandung di dalam puasa sangat
sederhana untuk dipahami tetapi sangat sulit dipraktekkan, dan tentu saja sangat
besar pengaruhnya dalam kehidupan kita. Puasa yang benar akan membawa
perubahan pola hidup kita ke arah yang lebih baik, di dunia akan sehat dan
tentram di akhiratpun akan bahagia dengan balasan Syurga yang luasnya seluas
langit dan bumi yang disediakan hanya bagi orang-orang yang bertaqwa.

2.3 Hikmah Puasa Bagi Kesehatan Fisik dan Mental


Sesungguhnya hakikat dari berpuasa adalah untuk menahan hawa nafsu, yang
mana hawa nafsu tersebut adalah musuh setiap insan yang bertakwa. Dan dari
puasa itu, ada banyak sekali hikmah yang bisa ditemukan dan dikaji, khususnya
dalam hal fisik, yaitu menyehatkan fisik manusia, juga dalam masalah kejiwaan.
Beberapa hikmah yang telah diteliti dan dibuktikan kebenarannya adalah sebagai
berikut.

1. Hikmah puasa bagi kesehatan fisik

Puasa ditinjau dari kesehatan fisik, banyak mengandung hikmah atau


manfaat. Nabi Muhammad SAW. bersabda, “Berpuasalah kamu, niscaya kamu
akan sehat”. Manfaat puasa bagi kesehatan dapat dibuktikan secara empiris
ilmiah, meski harus menahan makan dan minum sekitar 12-24 jam. Apabila orang
lapar, perutnya akan memberikan reflex ke otak secara fisiologis. Dengan adanya
pemberitahuan tadi, otak akan memerintahkan kelenjar perut untuk mengeluarkan
enzim pencernaan. Zat inilah yang akan menimbulkan rasa nyeri, khususnya bagi
penderita maag. Tapi, bagi orang yang berpuasa, rasa sakit tersebut tak timbul
karena otak tidak memerintah kepada kelenjar perut untuk mengeluarkan enzim
tadi.

Dari berbagai penelitian, berpuasa terbukti memberi kesempatan beristirahat


bagi organ pencernaan, termasuk system enzim maupun hormon. Dalam keadaan
tidak berpuasa, system pencernaan dalam perut terus aktif mencerna makanan,
hingga tak sempat beristirahat. Dan, ampas yang tersisa menumpuk dan bisa
menjadi racun bagi tubuh. Selama berpuasa, system pencernaan akan beristirahat
dan memberi kesempatan bagi sel-sel tubuh khususnya bagian pencernaan untuk
memperbaiki diri.

Puasa juga bisa menghindarkan kita dari potensi terkena serangan jantung.
Karena puasa akan mematahkan terjadinya peningkatan kadar hormone
katekholamin dalam darah karena kemampuan mengendalikan diri saat berpuasa.

2. Hikmah puasa bagi kesehatan psikis (kejiwaan)

Puasa merupakan sarana yang efektif untuk merenovasi jiwa-jiwa yang


hamper terperosok ke dalam lubang-lubang keingkaran, mensucikan diri dari
lumuran dosa-dosa jahiliyah. Dengan kata lain, puasa yang tepat akan bisa
mengangkat seseorang yang telah berkubang dalam maksiat menuju fitrahnya
sebagai manusia itu sendiri.

Selain hukumnya wajib, puasa juga dapat menjadi sarana latihan agar
mampu mengendalikan diri, menyesuaikan diri, serta sabar terhadap dorongan-
dorongan atau impuls-impuls agresivitas yang datang dari dalam diri. “Ini
(merupakan) salah satu hikmah puasa di bidang kesehatan jiwa,” kata Dr. dr. H.
Dadang Hawari.

Setiap diri manusia terdapat naluri berupa dorongan agresivitas yang


bentuknya bermacam-macam, seperti agresif dalam arti emosional, contohnya
mengeluarkan kata-kata kasar, tidak senonoh dan menyakitkan hati (verbal abuse).

Salah satu ciri jiwa yang sehat adalah kemampuan seseorang untuk
mengendalikan diri. Pengendalian diri atau self control amat penting bagi
kesehatan jiwa sehingga daya tahan mental dalam menghadapi berbagai stress
kehidupan meningkat karenanya. Saat berpuasa, kita berlatih kemampuan
menyesuaikan diri terhadap tekanan tersebut, sehingga kita menjadi lebih sabar
dan tahan terhadap berbagai tekanan.

.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Secara etimologi, puasa adalah menahan. Secara terminologi, Puasa adalah


menahan diri dari makan dan minum, dan hasrat seksual mulai terbit fajar hingga
terbenam matahari. Sedangkan menurut hukum syar’i, puasa adalah menahan diri
dari sesuatu yang membatalkan puasa, dengan niat tertentu, mulai dari terbitnya
fajar sampai tenggelamnya matahari.

Dalam puasa, ada beberapa keutamaan-keutamaan, antara lain, puasa


merupakan amalan yang bisa menghapus dosa yang dilakukan mukallaf. Puasa
juga merupakan ibadah yang istimewa, juga merupakan hikmah yang utama
dalam membentuk akhlak seorang manusia.

3.2 Saran

Dalam pembuatan makalah ini penulis sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca sangatlah penulis perlukan agar dalam pembuatan makalah
selanjutnya akan lebih baik dari sekarang.
DAFTAR PUSTAKA

Musbikin Imam, Rahasia Puasa Bagi Kesehatan Fisik dan Psikis, Penerbit Mitra
Pustaka, Yogyakarta 2014

As-Sahir, Ahmad Ibnu Husain, Fathul Qorib, Maktabah Daar Ihya’i Al-Kutub
Al-‘Arobiyah, Jakarta

Muhaimin, B.A, Dkk., Fiqh, Penerbit Aneka Ilmu, Semarang 2015

As-Sayyid, Dr. Rasyad Fuad, Puasa Sebagai Terapi Penyembuhan Berbagai


Penyakit, Penerbit Hikmah, Jakarta 2014

Anda mungkin juga menyukai