(PERKERASAN LENTUR)
Mayoritas tipe pesawat menerapkan sistem 90% beban utama dipikul oleh roda
pendaratan utama (Main Landing Gear) dan beban lainnya sebesar 10% dipikul
oleh roda depan pesawat (Nose Landing Gear). Berikut adalah contoh konfigurasi
roda pesawat terbang berdasarkan jumlah sumbu. Semakin besar tipe pesawat
(Wide Body Aircraft), maka semakin banyak pula jumlah as dan semakin banyak
pengataturan konfigurasinya. Beban yang besar tidak akan merusak landas pacu
jika beban tersebut di terima dan di distribusikan merata oleh banyak roda
pendaratan utama (Main Landing Gear).
Gambar. Konfigurasi roda pesawat terbang pada tipe pesawat berbadan sempit
(Narrow Body)
Sumber : Heru Basuki, Ir. Merancang, Merencana Lapangan Terbang. 1986. Hal. 314
Ketebalan Daerah Tidak Kritis
Ketebalan daerah kritis merupakan ketebalan yang disyaratkan untuk di
rencanakan di daerah pinggir landas pacu, dimana daerah ini merupakan daerah
yang rawan terjadi longsor akibat gerusan air hujan dan pembebanan berlebihan.
Dipakai faktor pengali 0,9 kali untuk base coarse dan subbase pada daerah kritis.
Sedangkan faktor pengali 0,7 dapat dipakai untuk base coarse yang lapisan
subbase nya dilalui oleh drainase melintang landasan pada bagian transisi nya
seperti gambar di bawah ini.
Sumber : Heru Basuki, Ir. Merancang, Merencana Lapangan Terbang. 1986. Hal. 315
Tahapan perencanaan perkerasan lentur Runway metode
FAA
Pada gambar dibawah ini, Menjelaskan tahapan yang harus dilakukan dalam
perencanaan tebal perkerasan lentur runway dengan menggunakan metode FAA.
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu dengan menyiapkan data-
data lalu lintas pesawat, karakteristik pesawat rencana dan juga CBR tanah
dasar,selanjutnya menentukan jumlah kedatangan tahunan pesawat,menentukan
tipe roda pendaratan pesawat rencana (single Gear,R2 ), menentukan beban
roda pesawat rencana utama (Wheel load,W1), menentukan beban roda setiap
pesawat rencana (Wheel load,W2), menentukan kedatangan tahunan ekivalen
dari setiap pesawat rencana (equivalent annual departure,R1), menentukan
tebal masing – masing lapisan perkerasan.
Grear (%)
Beban roda pesawat rencana (W,) dan pesawat campuran (W2), didapat dengan
menggunakan persamaan diatas :
Wi= % distribusi main gear x MTOW pesawat rencana x 1/N
W2 =%distribusi main gearx MTOW pesawat campuran x 1/N
dengan :
W1 = beban satu roda pendaratan utama pesawat rencana,
W2 = beban saturoda pendaratan utama pesawat campuran,
MOTW = berat lepas landas maksimum (lbs.),
N =jumlah roda pada masing-masing main gear.
a. Pesawat rencana
B-737-300
W1 = 46,3 %x 124.500 x 1/2 = 28.822 lbs
B-737-400
W1 = 46,9% x 131.391 x 1/2 =30.811 lbs
MD-82
W1= 47,6 %x 138.282 x 1/2 = 32.911 lbs
Pesawat rencana tersebut diambil berdasarkan nilai MTOW (maximum take off
weight) yang terbesar dari semua jenis pesawat yaitu B-737-400
b. Pesawat campuran
B-737-300
W2 = 46,3 % x 124.500 x 1/2 = 28.822 lbs
B-737-400
W2 = 46,9 %x 131.391 x 1/2 =30.811 lbs
B-737-200
W2 = 46,4 % x 92.616 x 1/2 = 21.487 lbs
F-28-400
W2 = 46,3 % x 73.000 x 1/2 = 16.900 lbs
MD-82
W2 = 47,6 % x 138.282 x 1/2 = 32.911 lbs
dengan:
R1 = Equivalent Annual Departures pesawat rencana,
R2 = Annual Departures pesawat campuran.
W1 = beban satu roda pendaratan utama pesawat rencana,
W2 = beban satu roda pendaratan utama pesawat campuran.
Sebagai contoh, menghitung Equivalent Annual Departures (R2) untuk
pesawat campuran B-737-400, dengan data sebagai berikut:
- Beban satu roda pesogawat rencana B-737-400 (W1) = 30.811 lbs.
- Beban satu roda pesawat campuran B-737-400 (W2) = 30.811 lbs.
- Annual departures pesawat B-737-400 (R2) = 944
EAD (Equivalent Annual Departures) pesawat rencana B-737-400
(R1),untuk pesawat campuran B-737- 400 (R2 = 944) adalah sebagai
berikut:
[ ]
[ ]
( )
[ ]
[ ]
( )
[ ]
( )
[ ]
( )
( )
Dengan cara yang sama, EAD pesawat rencana untuk pesawat campuran
lainnya, dirangkum dalam tabel berikut ini.
ƩR1 2609,091
Setelah tebal surface course dan base course didapat, maka tebal subbase
course didapat dari:
H3= Ht-(Hi+H2)
= 87,63 -( 10,5 + 15,24 ) = 61,89 cm 62.00 cm
= 10,5 cm
=15,24 cm
= 62.00 cm