Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN HASIL WAWANCARA

“LITERASI MEDIA DIGITAL”

Mata Kuliah: Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Rugaiyah, M.Pd. , Dr. Siti Nabilah, M.Pd

Disusun oleh: Ayudya Chaerani

1405620070 - Pendidikan Sosiologi

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas untuk penilaian
akhir semester tentang “Literasi Media Digital” ini dengan baik meskipun banyak
kekurangan didalamnya.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Literasi Media Digital. Saya juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya materi yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Jakarta, 8 Desember 2021

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………………………………….…. 2

Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………….………... 3

Bab I Pendahuluan…………………………………………………………………………………………..……. 4

Bab II Penelitian Yang Relevan................................................................................. 6

Bab III Hasil Observasi Wawancara…………………………………………...…... 8

Bab IV Analisis……………………………………………………………………………………………….…….. 10

Bab V Kesimpulan……………………………………………………………………………………….………... 12

Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………………………… 13

Lampiran……………………………………………………………………………………………………………… 14

3
BAB I PENDAHULUAN

Literasi media digital merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari informasi.
Informasi adalah suatu hal tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia karena
informasi manusia dapat melakukan berbagai hal. Dari waktu ke waktu informasi terus
mengalami perkembangan yang diikuti dengan perkembangan media elektronik atau
digital dan telekomunikasi.

Informasi bukan hanya berbentuk tercetak lagi, tetapi sudah dapat diakses dengan
media digitalisasi. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan dapat mengikuti
perkembangan zaman agar tidak ketinggalan informasi. Maka, untuk mengatasi
masalah itu masyarakat harus memiliki kemampuan yang dikenal dengan istilah literasi
media dan literasi digital.

Literasi media tidak hanya tentang mengerti sebuah teks media, dalam hal ini, teks
media bukanlah huruf saja namun juga audio visual, baik yang bersifat searah maupun
interaktif. Literasi media lebih kearah kemampuan (skill) yang memungkinkan
pengguna media menyikapi teks media secara kritis dan bijak, sehingga tidak serta
merta memercayai begitu saja dan tidak melakukan pencernaan atas teks media
tersebut. Kemampuan Literasi Media semakin harus dimiliki karena perkembangan
media (teknologi) yang eksponensial.

Literasi yang secara sederhana dapat diartikan sebagai melek huruf, kemampuan dan
kecakapan baca tulis kini semakin terus digali dan disosialisaikan kepada khalayak.
Terlebih lagi setelah terjadinya ledakan informasi. Kecakapan dan kecerdasan untuk
menyaring informasi tersebut harus dimiliki seseorang dalam memilah informasi yang
baik dan buruk.

Literasi menjadi populer sekitar tahun 2000-an dan mulai dilakukan di negra dunia
ketiga seperti Indonesia. Dalam Undang-Undang No.32/2003 tentang Penyiaran,
literasi media dimaknai sebagai kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan sikap kritis
masyarakat.

Literasi media dan digital kini sudah mulai dibicarakan di masyarakat. Keduanya saling
terkait satu sama lain. Hanya saja literasi media lebih memfokuskan pada penafsiran
pesan yang disampaikan melalui media dan cara kita menanggapi pesan tersebut.
Sedangkan literasi digital berfokus pada akses informasi berbasis teknologi informasi

4
dan komunikasi serta solusi atas sulitnya mengakses informasi karena sudah ada
layanan internet yang mempermudah dalam berbagai aktivitas masyarakat.

Dengan kemampuan digital, orang dapat memanfaatkan teknologi secara maksimal


tetapi bertanggung jawab penuh atas apa yang mereka lakukan. Digital merupakan
respon terhadap perkembangan teknologi dalam penggunaan media untuk membuat
orang dapat membaca dan meningkatkan keinginan orang untuk membaca. Kegiatan
pendidikan di sekolah saat ini harus menyesuaikan dengan kebutuhan era 4.0.

Penyesuaian ini termasuk implementasi digital. Pada milenium ini penggunaan media
digital semakin marak, dengan siswa dan guru sebagai pengguna aktif. Penggunaan
teknologi digital sangat penting di masa pandemi seperti sekarang ini. Berkat
pengetahuan digital, Anda akan dapat menghemat waktu mencari referensi. Ada banyak
sumber belajar yang bisa dibaca, baik berupa ebook, blog atau majalah.

Pemberian tugas kepada siswa juga lebih cepat karena guru tidak harus pergi ke kelas
atau sekolah untuk memberikan tugas. Hanya dengan menggunakan smartphone atau
komputer yang terhubung dengan internet, tugas guru dapat dikirimkan kepada siswa
dan sebaliknya, siswa juga dapat mengirimkan pekerjaan rumah yang telah diberikan
guru kepada mereka. Hal ini tentunya akan mengurangi frekuensi kontak sosial,
sehingga membantu meminimalisir penyebaran virus COVID-19.

Dengan literasi digital, kita akan mampu berpikir kritis, memecahkan masalah,
berkomunikasi dengan lebih lancar, serta dapat berkolaborasi dengan banyak orang.
Hal ini sangat diperlukan di tengah gencarnya serbuan informasi. Berdasarkan data dari
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) selama periode Agustus
2018-Agustus 2021 ada 8.878 temuan isu hoaks.

Selain itu, literasi digital memainkan peran penting untuk mengoptimalkan potensi
ekonomi digital nasional. Namun, masih ada pekerjaan rumah untuk mendorong daya
saing digital dan menyiapkan masyarakat dalam menghadap transformasi digital.

5
BAB II PENELITIAN YANG RELEVAN

1. Digital Literacy – Robert J. Baron (2019)


Literasi digital menggambarkan serangkaian keterampilan yang diperlukan
bagi seorang individu untuk mengakses, menavigasi, memahami, dan
berkontribusi pada ekonomi informasi digital modern. Dengan kata lain, itu
adalah seperangkat keterampilan yang diperlukan seseorang untuk menjadi
anggota aktif dari dunia yang dimediasi Internet modern. Untuk dianggap
melek digital, seseorang perlu memahami: bagaimana menggunakan
teknologi digital modern untuk mengakses informasi, bagaimana
bermanuver melalui web kompleks informasi yang disediakan oleh
teknologi digital, bagaimana “membaca” dan memahami pesan di media
digital, dan bagaimana dia dapat berkontribusi pada ekonomi informasi
digital dengan menggunakan teknologi digital.

2. Media Literacy Outcomes, Measurement - Grzegorz Ptaszek (2019)


Saat ini, pengukuran hasil literasi media menjadi tantangan tersendiri bagi
para peneliti literasi media. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kejelasan di
kalangan akademisi tentang apa yang dimaksud dengan literasi media.
Sebuah proses pengukuran adalah multitahap, dan memerlukan peneliti,
misalnya, definisi area pengukuran dan definisi kompetensi penilaian,
menentukan tingkat kemahiran dan kriteria kinerja mereka. Selain itu,
keberhasilan pengukuran literasi media tergantung pada pemilihan metode
dan alat pengukuran yang tepat. Kebanyakan dari mereka bersifat
kuantitatif dan penilaian diri (dilakukan dalam kelompok kecil responden),
yang tidak memberikan pengukuran yang akurat dari hasil literasi media.

3. Digital Citizenship During a Global Pandemic: Moving Beyond Digital


Literacy - Beth A. Buchholz,Jason DeHart,Gary Moorman (2020)
Dalam komentar ini, penulis bergerak melampaui literasi digital dan
menjawab pertanyaan tentang apa arti dan tampilan kewarganegaraan
digital dalam konteks pandemi COVID-19. Untuk terlibat dengan
pertanyaan tentang praktik etis, penulis memulai dengan kerangka kerja
Masyarakat Internasional untuk Teknologi dalam Pendidikan untuk

6
kewarganegaraan digital. Mereka memperluas standar ini untuk
memperdebatkan kesadaran akan pertanyaan etis yang dihadapi warga
online yang sulit untuk dicakup sebagai seperangkat keterampilan atau
kompetensi. Para penulis kemudian mengambil pertimbangan ini ke dalam
serangkaian langkah praktis bagi guru untuk memelihara kewarganegaraan
digital yang partisipatif dan berorientasi keadilan sosial sebagai bagian dari
kurikulum. Para penulis menyimpulkan dengan mencatat kesenjangan
digital dan ketidakadilan sosial yang telah disorot oleh krisis saat ini.

4. Digital Literacy and Adult English Learners - Kathy Harris (2020)


Literasi digital adalah praktik yang tertanam secara sosial dan budaya yang
diperlukan sebagai bagian dari kehidupan abad ke-21 di hampir setiap
domain, mulai dari pekerjaan, pendidikan, kesehatan, serta untuk tujuan
pribadi dan komunitas. Literasi digital mencakup konvensi linguistik,
pragmatis, dan teknis dalam menulis komunikasi digital kepada guru
tentang anak-anak mereka, kepada tetangga tentang suatu masalah, atau
kepada supervisor pekerjaan tentang masalah penjadwalan, misalnya.
Semua pekerja, termasuk pelajar bahasa Inggris dewasa, dapat
mengharapkan bahwa keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan
pekerjaan mereka akan berubah dan membutuhkan peningkatan
keterampilan teknologi dan literasi digital. Guru bahasa dapat
mengintegrasikan instruksi literasi digital ke dalam pelajaran dan kurikulum
yang ada dalam berbagai cara yang mempromosikan pembelajaran bahasa
Inggris dan perolehan literasi digital. Kegiatan literasi digital harus relevan
dengan tujuan peserta didik, mencakup berbagai eksposur, dan mendukung
pola pikir coba-dan-lihat. Entri ini membahas masalah ini.

BAB III HASIL OBSERVASI WAWANCARA

7
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 7 Desember 2021, oleh Ibu Mardiyana, Guru
Mata Pelajaran Sosiologi SMAN 36 Jakarta. Peneliti melakukan wawancara online
mengenai Implementasi Literasi Digital via Zoom.

Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa definisi literasi digital menurut Ibu
Mardiyana adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-
alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan,
membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat,
dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan
sehari-hari.

Pelaksanaan dalam proses pembelajaran sosiologi menggunakan literasi digital terdapat


adanya mengakses, dengan mengakses siswa dapat memperoleh materi pelajaran
dengan sangat luas tampa terhalang batasan ruang dan waktu.

Pada saat mengakses siswa diarahkan oleh guru sosiologi yaitu Ibu Mardiyana untuk
membuka alamat website/link yang telah disiapkannya. Hal ini dilakukan ialah untuk
memudahkan siswa dalam mengakses materi ataupun berita sesuai dengan materi yang
dipelajari pada hari tersebut.

Selanjutnya ialah merangkai, pada saat merangkai siswa diarahkan oleh guru sosiologi
untuk menata bacaan yang telah didapatkannya dari internet tersebut untuk di tata
dengan baik, dalam hal ini guru sosiologi membantu siswa yang kesulitan di dalam
menata bacaan.

Setelah siswa dapat merangkai bacaan dengan baik dan benar guru sosiologi
mengarahkan siswa untuk memahami bacaan dengan bersungguh-sungguh sehingga
nantinya siswa dapat menyampaikan informasi dengan jelas.

Dari hasil wawancara tersebut, penilaian pembelajaran diambil dari poin keaktifan dan
kreativitas siswa dalam menggunakan media digital saat proses pengerjaan soal-soal
dari link yang diberikan dalam mata pelajaran sosiologi.

Media pembelajaran yang digunakan oleh Ibu Mardiyana adalah dari website online
learning SMAN 36 Jakarta. Didalamnya terdapat tugas dan quiz yang harus dikerjakan
oleh siswa. Nantinya tugas yang telah di nilai secara otomatis tertulis di Microsoft Excel
penilaian tugas.

8
Menurut Ibu Mardiyana, konten kreator adalah orang yang berprofesi membuat konten
dengan tujuan untuk promosi bisnis. Beliau pernah membuat konten Youtube tentang
“Cara Belajar yang Efektif di Masa Pandemi COVID-19”.

BAB IV ANALISIS

9
Menurut wawancara yang telah dilakukan, literasi digital adalah kemampuan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menemukan, mengevaluasi,
menciptakan, dan mengomunikasikan informasi, yang membutuhkan keterampilan
kognitif dan teknis. Guru saat ini dituntut untuk dapat membuat, berkolaborasi, dan
berbagi konten digital secara bertanggung jawab. Karena itu, kepala sekolah, sumber
daya kependidikan, dan guru perlu memahami pentingnya literasi digital dalam
pembelajaran. Literasi digital diawali dengan kemampuan menganalisis dan
mengevaluasi. Menganalisis pesan dalam berbagai bentuk dengan mengidentifikasi
penulis, tujuan, dan sudut pandang serta mengevaluasi kualitas dan kredibilitas konten.
Guru dengan literasi digital kurang baik tidak mampu melakukan tugas ini, dengan
risiko informasi yang didapat memiliki kredibilitas rendah. Kedua, membuat dan
berkolaborasi. Ini berkaitan dengan kemampuan mencipta dan berkreasi. Menyusun
atau menghasilkan konten dengan menggunakan kreativitas dan kepercayaan diri dalam
berekspresi, dengan memperhatikan tujuan, audiens, dan teknik komposisi. Proses
pembuatan konten dapat dilakukan sendiri atau bersama dengan guru lain, untuk
berbagi pengetahuan dan memecahkan berbagai masalah yang terjadi baik dalam
keluarga, tempat kerja dan komunitas. Ketiga, menggunakan dan membagikan.
Keterampilan menggunakan media dan meng akses informasi sangat menentukan
seberapa baik guru dapat menggunakan teknologi informasi dan berbagi konten
dengan siswa. Konten dalam berbagai bentuk, dengan memanfaatkan bahasa, gambar,
suara, dan teknologi digital baru akan sangat bermanfaat dalam proses pembelajaran.
Siswa milenial sangat menghargai guru yang melek digital. Memiliki akses luas di
dunia maya dan bersedia berbagi dengan mereka.
Kreator konten Pembuat konten ialah seseorang yang bertanggung jawab atas
kontribusi informasi kepada media apa pun, terutama media digital. Mereka umumnya
menargetkan pengguna akhir/audiens tertentu, dalam konteks tertentu. Seorang kreator
konten dapat berkontribusi dalam blog, berita, gambar, video, audio, e-mail, media
sosial, dan konten terkait lainnya. Agar dapat membuat konten yang meyakinkan,
berkualitas tinggi, penciptaan konten bukan sekadar menyatukan kutipan dari sana-sini
kemudian mem-posting-nya. Pembuatan konten, sebagai kegiatan, ialah bentuk seni
dan upaya profesional. Sebuah aktivitas yang membutuhkan campuran kemampuan
otak kanan dan otak kiri. Dengan kata lain, pelakunya harus terorganisasi dan kreatif,
analitis dan asosiatif, disiplin dan beragam. Guru perlu memahami apa yang membuat
kreator konten sukses. Dengan akses yang nyaris tak berbatas ke sumber-sumber

10
pembelajaran, guru milenial diharapkan dapat berkreasi membuat kontenkonten
edukatif, yang lebih sesuai dengan perkembangan zaman.

BAB V KESIMPULAN

11
Media memang merupakan perpanjangan kemampuan manusia, sehingga disadari atau
tidak, integritas dalam kehidupan sehari hari pun sangat tinggi. Ini bisa berdampak
positif bisa juga sebaliknya jika tidak dimaknai secara fungsional. Terutama ancaman
kapital yang kemudian dapat mempengaruhi para khalayak media, disinilah mengapa
literasi emdia menjadi penting karena kemampuan mengkritisi teks media akan sangat
membantu dan memahami pesan pesan yang dimunculkan sehingga tidak menjadi
korban.

Literasi diartikan melek huruf dan kemampuan baca tulis. Literasi sangat erat kaitannya
dengan informasi. Jenis literasi selain informasi ada literasi media dan literasi digital.
Literasi media merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan berbagai media
guna mengakses, analisis serta menghasilkan informasi untuk berbagai keperluan.
Untuk medefinisikan literasi digunakan pendekatan trikotomi yang mencakup 3 bidang
yaitu akses, pemahaman, dan menciptakan. Literasi media dapat dilakukan dengan
kegiatan menganalisa, evaluasi, pengelompokan, induksi, deduksi, sintesis, dan
abstrak. Literasi media menjadi solusi atas kekhawatiran banyak pihak akan dampak
negatif dari media.

Literasi digital adalah himpunan sikap, pemahaman, dan keterampilan menangani dan
mengkomunikasikan informasi dan pengetahuan secara efektif dalam berbagai media
dan format. Literasi digital memiliki empat komponen utama yaitu tonggak pendukung,
pengetahuan latar belakang, kompetensi, sifat dan perspektif.

Dengan perkembangan teknologi informasi yang saat ini telah berkembang pesat
Literasi media sangat dibutuhkan agar masyarakat menjadi cerdas dan memiliki
kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevakuasi dan mengkomunikasikan
pesan sehingga dapat memilih mana yang baik dan mana yang buruk, untuk itu kita
harus lebih bijak dan lebih selektif lagi dalam memilih berita di media misalnya pilih
informasi yang berasal dari portal berita yang kredibel. Jika lebih teliti, bisa
menggunakan perangkat yang telah disiapkan oleh google atau aplikasi serupa untuk
mengidentifikasi asal-usul foto atau berita, pasti akan terhindar dari hoaks.

DAFTAR PUSTAKA

12
https://ilmukomunikasi2016.blogspot.com/2018/12/makalah-literasi-media-
digital.html?m=1

https://m.mediaindonesia.com/teknologi/445079/ini-pengertian-literasi-digital-dan-
pentingnya-bagi-pelajar

LAMPIRAN

13
14

Anda mungkin juga menyukai