Anda di halaman 1dari 2

RESUME JURNAL STUDI KASUS TENTANG PERSATUAN INDONESIA DEWASA

INI

Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologilah yang membuat bangsa Indonesiaa juga
mengalami kemajuan pesat. Dengan adanya IPTEK ini, masyarakat bisa merasakan kedekatan
meskipun mereka berada di tempat yang berbeda dan terpisah oleh jarak yang jauh sekalipun.
Contohnya adalah dengan adanya Gadget. Dalam gadget kita bisa berkomunikasi seperti tanpa
terpisah oleh jarak dan tempat.
Kemajuan IPTEK pun sebenarnya juga memiliki kerugian yang tidak setiap orang
memperdulikan. Jika mereka sudah asyik dengan Gadgetnya, mereka cenderung tidak perduli
dengan orang disekitarnya, mereka lebih fokus dengan apa yang ada didalam gadgetnya masing-
masing. Berkurangnya atau hilangnya kepakan dari diri setiap individu akan berpengaruh juga
bagi lingkungan disekitarnya. Pengaruh ang ditimbulkan biasanya bersifat negatif, karena
pengaruh yang bersifat negatif pasti lebih mudah tersebar dibanding dengan pengaruh yang
berbau positif. Karena dengan tidak adanya rasa peduli atau kepekaan dari diri setiap individu,
maka orang biasanya akan bersikap acuh atau tidak memperdulikan keadaan disekitarnya. Entah
apapun keadaannya, baik atau buruk yang terjadi ia tetap tidak mau tau dan masa bodo. Ia hanya
akan fokus pada gadgetnya dan melupakan keberadaan orang lain yang ada disekitarnya.
Memang tidak terlalu rumit jika hanya dipandang biasa, tapi jika kita memandang lebih dalam
lagi, maka akan semakin terlihat dampak negatif yang akan timbul. Namun jika sudah tidak
peduli terhadap kepada khalayak umum yang didalamnya terdapat masalah yang menyangkut
bangsa dan negara maka lama kelamaan akan menimbulkan ketidak pedulian terhadap
berlangsungnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Yang katanya Kesatuan dan Persatuan Indonesia. Akankah terwujud dan bertahan jika sikap
individualis masyarakat telah menyebar luas? Jawabannya pasti TIDAK. Karena apa ? Karena
jika masyarakat telah terbiasa untuk bersikap menyendiri, maka tidak akan ada yang namanya
kesatuan atau persatuan.
Mereka tidak akan merasa butuh untuk bersatu dengan indiviu lain,karena dia sudah merasa
bahwa dirinya mampu untuk hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Hal semacam ini adalah
awaluntuk memecah belah persatuan yang tertera dalam pancasila pada sila ke-3. Wujud dari
persatuan tersebut, bisa dalam hal bekerja sama, saling membantu satu sama lain antar teman,
tetangga atau yang lainnya. Karena pada dasarnya perasan dari Pancasila adalah gotong royong.
Yang berarti bekerja sama antar masyarakat yang tinggal dan hidup dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Setiap warga negara Republik Indonesia harus bisa menyadari bahwa mereka terlahir didalam
Bangsa dan Negara yang memiliki Persatuan dan Kesatuan. Jika masyarakat bisa menyadari ini
semua, mereka tidak mungkin akan bersikap individualis, tidak peka dan tidak peduli dengan
lingkungan sekitarnya.
Tapi apa yang terjadi akhir-akhir ini ? sikap individual merajalela, kepekaan akan dunia nyata
semakin menurun, kecanduan akan dunia maya malah meningkat drastis. Contohnya adalah
dengan adanya game online yang tengah merajalela dikalangan remaja bahkan anak-anak dan
juga orang dewasa.
Dengan adanya contoh diatas bisa diambil kesimpulan bahwa masyarakat modern mulai
bersikap individualis. Penjelasan yang lebih jelas dari sikap individual dalam contoh diatas
adalah saat seseorang sudah memegang gadget dan sudah asyik dengan dunia mayanya, ia akan
melupakan orang-orang disekitarnya. “Mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat”.
Nyata adanya dengan kasus gadget ini. Kepedulian seseorang akan berkurang jika sudah
berasyik ria dengan dunia mayanya dan malah mengabaikan dunia nyata yang ada dikehidupan
nyata.
Namun, dewasa ini kebiasaan gotong royong yang juga menjadi ciri khas dari bangsa
Indonesia telah luntur sedikit demi sedikit. Dengan tidak adanya kerjasama atau gotong royong,
maka persatuan pun juka tidak akan ada, yang ada hanyalah sikap acuh tak acuh dan tidak saling
peduli.
Inilah yang terjadi dewasa ini dalam bangsa Indonesia. Maraknya sikap idividual dan
persaingan-persaingan dalam hal yang berbau kekayaan atau harta yang dimiliki. Semua orang
berebut untuk menjadi yang nomor 1 padahal dalam dasar negara terdapat prinsip persatuan
angartinya harus menyatu antar setiap warga Negara Kesatuan Republik Indonesia.

SUMBER https://osf.io/upe8h/download/?format=pdf

Anda mungkin juga menyukai