Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

BUSINESS INTELLIGENCE BASISI DATA DAN MANAJEMEN INFORMASI

Makalah disusun untuk memenuhi tugas sistem informasi manajemen

Dosen Pengampu : Sulton Sholehuddin,SE.,MM

Disusun Oleh:
Alfi Nur Rahmaniyah 21801081
Imam Sanusi 21801081404
Mawaddah 21801081397

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nyalah
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Business IntelIgensi : Basis
Data dan Manajemen Informasi”
Dalam penulisan ini, penulis sangat banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak yang
tidak bisa disebutkan satu persatu. Untuk itu, dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima
kasih yang kepada pihak-pihak yang telah membantu keberhasilan tulisan ini.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga penulis dapat meperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis
miliki sangat kurang, oleh karena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Malang,12 Januari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................………… i

DAFTAR ISI .............................................................................................….…… ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................….……… 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………….…….. 2
1.3 Tujuan......................................................................................…….…… 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 definisi Business Intelegence..................................................…………. 2
2.2 definis manajemen pengetahuan ............................................…………. 7
2.3 pembuatan dashboard visual data ………………………………….…..10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .............................................................................………….13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................………… 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dewasa ini penggunaan Intelegensi Bisnis dalam suatu perusahaan adalah salah
satu hal penting yang harus dimiliki suatu perusahaan jika ingin mendapatkan keputusan
strategis dari permasalah atau sasaran bisnis yang ingin dicapai. Kemampuan teknologi
Intelegensi Bisnis (IB), yaitu untuk mengumpulkan, menyimpan,menganalisis dan
menyediakan akses ke data guna membantu pengguna mengambil keputusan secara
akurat. Hal tersebut dapat dicapai dengan melakukan berbagai aktivitas diantaranya,
sistem pendukung keputusan, query, reporting, Online Analytical
Processing (OLAP),analisa statistik, forecasting, dan data mining. Business Intelligence
report  lahir untuk menjawab tantangan yang tidak bisa dipenuhi oleh standard reporting,
yaitu yang berkaitan dengan empat hal yaitu accessibility, timeliness, format, data
integrity. Sehingga dengan menggunakan Business Intelligence, top level manager dapat
terbantu dalam pembuatan report untuk membantu mengambil keputusan dengan cepat
dan lebih baik (Chaudhuri, Dayal, Narasayya, 2011).

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu Business Intelegence?
2. Apa yang di maksud dengan manajemen pengetahuan?
3. Bagaiamana pembuatan dashboard visual data?

1.3. Tujuan
1. Memahami definisi Business Intelegence
2. Memahami sistem manajemen pengetahuan
3. Untuk mengetahui pembuatan dashboard Business Intelegence
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Business Intelegence


2.1.1. Definisi Business Intelegence

Inteligensi Bisnis (IB) adalah sekumpulan teknik dan alat untuk


mentransformasi dari data mentah menjadi informasi yang berguna dan bermakna
untuk tujuan analisis bisnis. Teknologi IB dapat menangani data yang tak
terstruktur dalam jumlah yang sangat besar untuk membantu mengidentifikasi,
mengembangkan, dan selain itu membuat kesempatan strategi bisnis yang baru.
Tujuan dari IB yaitu untuk memudahkan interpretasi dari jumlah data yang besar
tersebut. Mengidentifikasi kesempatan yang baru dan mengimplementasikan suatu
strategi yang efektif berdasarkan wawasan dapat menyediakan bisnis suatu
keuntungan pasar yang kompetitif dan stabilitas jangka panjang.
  Teknologi IB menyediakan riwayat, pandangan sekarang dan prediksi dari
operasi bisnis. Fungsi-fungsi umum dari teknologi inteligensi bisnis
adalah pelaporan, pemrosesan analisis daring, analitis, penggalian
data, penggalian proses, pemrosesan kejadian kompleks, manajemen performansi
bisnis, pengukuran, penggalian teks, analitis prediktif dan analitis preskriptif.
IB dapat digunakan untuk mendukung sejumlah besar keputusan bisnis
mulai dari operasi sampai strategis. Keputusan operasi termasuk penempatan dan
harga produk. Keputusan strategis termasuk prioritas, tujuan dan arah pada
tingkat yang lebih luas. Pada semua kasus, IB lebih efektif bila digabungkan
dengan data yang didapat dari pasar tempat perusahaan beroperasi (data
eksternal) dengan data dari sumber internal bisnis perusahaan seperti data operasi
dan finansial (data internal). Bila digabungkan, data eksternal dan internal bisa
menyediakan gambaran yang lebih lengkap, yang efeknya, menciptakan
"inteligensi" yang tidak dapat diturunkan dari kumpulan data tunggal manapun.
Istilah "Business Intelligence" awalnya ditemukan oleh Richar Millar Devens
dalam "Cyclopedia of Commercial and Business Anecdotes" pada tahun 1865.
Devens menggunakan istilah tersebut untuk menjelaskan bagaimana seorang
bankir, Sir Henry Furnese, mendapatkan profit dengan memainkan informasi
tentang lingkungannya, sebelum kompetitornya. "Sepanjang Holandia, Flanders,
Perancis, dan Jerman, dia memelihara rentetan inteligensi bisnis yang komplit dan
sempurna. Berita-berita dari banyak pertempuran pertama kali diterima olehnya,
dan jatuhnya Namur menambah keuntungannya, berkat penerimaan paling awal
dari berita." (Devens, (1865), p. 210). Kemampuan untuk mengumpulkan dan
bereaksi berdasarkan informasi yang diterima, suatu kemampuan yang Furnese
sangat handal, sampai sekarang masih menjadi jantung dari BI.
Dalam artikel tahun 1958, peneliti dari IBM Hans Peter Luhn menggunakan
istilah inteligensi bisnis. Dia menggunakan definisi kamus Webster tentang
inteligensi: "kemampuan untuk memahami hubungan mendalam dari fakta yang
ada dengan suatu cara sebagai panduan aksi terhadap tujuan yang diinginkan."
Business Intelligence seperti yang dipahami sekarang dikatakan telah
berkembang dari Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang mulai dari tahun 1960-
an dan berkembang sepanjang pertengahan 1980-an. SPK berasal dari model
dibantu-komputer yang dibuat untuk membantu dalam pembuatan keputusan dan
perencanaan. Dari SPK, gudang data, Sistem Informasi Eksekutif, OLAP dan
inteligensi bisnis muncul menjadi fokus pada akhir 80-an.
Di tahun 1988, konsorsium Itali-Belanda-Prancis-Inggris melaksanakan
pertemuan internasional tentang Analisis Data Ragamcara di Roma. Tujuan
utamanya yaitu untuk mereduksi beragam dimensi menjadi satu atau dua (dengan
mendeteksi pola pada data) yang dapat dipresentasikan pada pembuat-keputusan
manusia.
Pada tahun 1989, Howard Dresner (kemudian sebagai analis Gartner Group)
mengajukan "Business Intelligence" sebagai istilah umum untuk menjelaskan
"konsep dan metode untuk meningkatkan pembuatan keputusan bisnis dengan
menggunakan sistem bantu berdasar-fakta. Baru pada akhir 1990-an penggunaan
ini menyebar luas.

2.1.2. Karakteristik Business Intelegence


Sistem Business Intelligence yang baik mempunyai berbagai karakteristik
(Stevans,2008), diantaranya :
1. Tujuan utama
Seluruh sistem komputer mempunyai tujuan utama bagi seluruh pengguna sesuai
dengan kebutuhan penguna masing-masing.
2. Ketersediaan data yang relevan
Masalah ketersediaan data merupakan poin yang paling penting dalam sistem
business intelligence yang efektif. Dalam proses pembuat keputusan sering terjadi
penyampaian informasi yang tidak lengkap atau bahkan yang tidak sebenarnya.
Namun dengan dukungan BI, ketersediaan data yang relevan dapat diatasis ehingga
dapat menyuguhkan data-data yang relevan.
3. Kemampuan
Dalam hal ini terdapat kemampuan BI yang paling utama yaitu dapat memberikan
kemudahan akses untuk informasi terbaru dari bisnis yang berjalan serta peluang
yang diproyeksikan, selain itu Bi dapat memenuhi kapabilitas untuk melakukan
analisis dan memenuhi permintaan pengguna.
4. Struktur Pendukung
Dalam BI, sistem pendukung didalamnya tidak hanya terdiri dari hardware dan
software, namun juga terdiri dari suatu proses yang dibuat untuk pengambilan
keputusan yang lebih baik serta untuk menentukan strategi untuk misi dan tujuan
kedepan.

2.1.3. Kegunaan Business Intelligence


Perusahaan menggunakan Business Intelligence untuk memahami, meningkatkan
kinerja, penganggaran biaya yang lebih efisien dan mengidentifikasi peluang bisnis
baru. Beberapa hal kegunaan Business Intelligence, antara lain:
1. Analisa dalam perilaku konsumen, pola pembelian dan trend penjualan
2· Mengukur, melacak dan memprediksi penjualan dan kinerja keuangan
3· Penganggaran, perencanaan keuangan dan peramalan
4· Mengetahui kinerja kegiatan pemasaran
5· Optimalisasi proses dan kinerja operasional
6· Meningkatkan efektifitaspengiriman dan pasokan
7· Analisa CRM (Customer Relationship Management)
8· Analisa Resiko
9· Analisa nilai strategis
10·Analisa social media

Jika pada lembaga bisnis (profit organization) Business Intelligence dimanfaatkan


untuk meningkatkan kinerja melalui pemilihan strategi bisnis yang tepat, maka pada
lembaga pemerintahan (non-profit organization) business intelligence dapat digunakan
untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui peningkatan efisiensi pelaksanaan
kerja sehingga pada akhirnya akan tercipta perbaikan layanan pada masyarakat serta
pengelolaan anggaran yang tepat. Business Intelligence juga dapat membantu suatu
perusahaan dalam menganalisis perubahan trend yang terjadi sehingga akan membantu
perusahaan menentukan strategi yang diperlukan dalam mengantisipasi perubahan
trend tersebut.

2.2. manajemen pengetahuan


2.2.1. Definisi manajemen pengetahuan

Manajemen pengetahuan (knowledge management) ialah suatu rangkaian kegiatan


yang digunakan oleh organisasi atau perusahaan untuk mengidentifikasi, menciptakan,
menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui,
dan dipelajari di dalam organisasi. Kegiatan ini biasanya terkait dengan objektif
organisasi dan ditujukan untuk mencapai suatu hasil tertentu seperti pengetahuan
bersama, peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif, atau tingkat inovasi yang lebih
tinggi.

Konsep manajemen pengetahuan ini meliputi pengelolaan sumber daya manusia


(SDM) dan teknologi informasi (TI) dalam tujuannya untuk mencapai organisasi
perusahaan yang semakin baik sehingga mampu memenangkan persaingan bisnis.
Perkembangan teknologi informasi memang memainkan peranan yang penting dalam
konsep manajemen pengetahuan. Hampir semua aktivitas kehidupan manusia akan
diwarnai oleh penguasaan teknologi informasi, sehingga jika berbicara mengenai
manajemen pengetahuan tidak lepas dari pengelolaan.

Pada perkembangan ini menunjukan makin cepatnya perubahan dalam segala


bidang kehidupan, akibat dari efek globalisasi serta perkembangan teknologi informasi
yang sangat akseleratif. Kondisi ini jelas telah mengakibatkan perlunya cara-cara baru
dalam menyikapi semua yang terjadi agar dapat tetap survive. Penekanan akan makin
pentingnya kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu respon dalam
menyikapi perubahan tersebut, dan ini tentu saja memerlukan upaya-upaya untuk
meningkatkan dan mengembangkan SDM.

Sehubungan dengan itu peranan ilmu pengetahuan menjadi makin menonjol,


karena hanya dengan pengetahuanlah semua perubahan yang terjadi dapat disikapi
dengan tepat. Ini berarti pendidikan memainkan peran penting dalam mempersiapkan
SDM yang berkualitas dan kompetitif. Ketatnya kompetisi secara global khususnya
dalam bidang ekonomi telah menjadikan organisasi usaha memikirkan kembali strategi
pengelolaan usahanya, dan SDM yang berkualitas dengan penguasaan pengetahuannya
menjadi pilihan penting yang harus dilakukan dalam konteks tersebut.

2.2.2. Jenis penerapan manajemen pengetahuan

Perbedaan yang paling signifikan di antara jenis knowledge ialah tacit versus
explicit (Nonaka dan Takeuchi, 1995). Di dalam organisasi explicit knowledge tidak
menjadi masalah karena mudah didokumentasikan, diarsipkan, dan diberi kode. Di lain
pihak, tacit knowledge merupakan suatu tantangan tersendiri karena pengetahuan sering
kali dirasakan sangat berharga untuk dibagikan dan digunakan dengan cara yang tepat.
Pemahaman akan perbedaan kedua jenis knowledge ini sangatlah penting, dan yang perlu
diperhatikan juga adalah aplikasinya dengan cara yang berbeda untuk memindahkan jenis
knowledge yang berbeda.

1. Tacit Knowledge
Pada dasarnya tacit knowledge bersifat personal, dikembangkan melalui pengalaman
yang sulit untuk diformulasikan dan dikomunikasikan (Carrillo et al.,2004). Tacit
knowledge tidak dinyatakan dalam bentuk tulisan, melainkan sesuatu yang terdapat
dalam benak orang-orang yang bekerja di dalam suatu organisasi.
Menurut Polanyi (1966) tacit knowledge secara umum dijabarkan sebagai:
1.Pemahaman dan aplikasi pikiran bawah sadar
2. Susah untuk diucapkan
3. Berkembang dari kejadian langsung dan pengalaman
4. Berbagi pengetahuan melalui percakapan (story-telling)
Berdasarkan pengertiannya, maka tacit knowledge dikategorikan sebagai personal
knowledge atau dengan kata lain pengetahuan yang diperoleh dari individu
(perorangan).
2. Explicit Knowledge
Explicit knowledge bersifat formal dan sistematis yang mudah untuk
dikomunikasikan dan dibagi (Carrillo et al., 2004). Menurut pernyataan Polanyi
(1966) pada saat tacit knowledge dapat dikontrol dalam benak seseorang, explicit
knowledge justru harus bergantung pada pemahaman dan aplikasi secara tacit, maka
dari itu semua pengetahuan berakar dari tacit knowledge. Secara umum explicit
knowledge dapat dijabarkan sebagai:
1. Dapat diucapkan secara tepat dan resmi
2. Mudah disusun, didokumentasikan, dipindahkan, dibagi, dan dikomunikasikan
Penerapan explicit knowledge ini lebih mudah karena pengetahuan yang diperoleh
dalam bentuk tulisan atau pernyataan yang didokumentasikan, sehingga setiap
karyawan dapat mempelajarinya secara independent.

2.2.3. Tujuan Penerapan Knowledge Manajemen


Implementasi knowledge management atau manajemen pengetahuan akan memberikan
pengaruh positif terhadap proses bisnis perusahaan baik secara langsung maupun tidak
langsung, beberapa manfaat knowledge management atau manajemen pengetahuan bagi
perusahaan antara lain:

1. Penghematan waktu dan biaya. Dengan adanya sumber pengetahuan yang terstruktur
dengan baik, maka perusahaan akan mudah untuk menggunakan pengetahuan tersebut
untuk konteks yang lainnya, sehingga perusahaan akan dapat menghemat waktu dan
biaya.
2. Peningkatan aset pengetahuan. Sumber pengetahuan akan memberikan kemudahaan
kepada setiap karyawan untuk memanfaatkannya, sehingga proses pemanfaatan
pengetahuan di lingkungan perusahaan akan meningkat, yang akhirnya proses
kreatifitas dan inovasi akan terdorong lebih luas dan setiap karyawan dapat
meningkatkan kompetensinya.
3. Kemampuan beradaptasi. Perusahaan akan dapat dengan mudah beradaptasi dengan
perubahan lingkungan bisnis yang terjadi.
4. Peningkatan produktfitas. Pengetahuan yang sudah ada dapat digunakan ulang untuk
proses atau produk yang akan dikembangkan, sehingga produktifitas dari perusahaan
akan meningkat.

2.3. Dashboard
Dasbor adalah representasi visual dari metrik utama yang memungkinkan Anda
untuk menampilkan dan menganalisis data Anda di satu tempat dengan cepat. Dasbor
tidak hanya menyediakan tampilan data konsolidasi, tetapi kesempatan kecerdasan bisnis
layanan mandiri, di mana pengguna dapat memfilter data untuk menampilkan apa yang
penting bagi mereka. Di masa lalu, pelaporan Excel sering kali mengharuskan Anda
membuat beberapa laporan untuk orang atau Departemen yang berbeda tergantung pada
kebutuhannya.

Anda mungkin juga menyukai