Anda di halaman 1dari 3

1. Jelaskan secara lengkap tentang surplus konsumen dan surplus produsen!

2. Jelaskan yang dimaksud dengan keseimbangan parsial dan keseimbangan umum serta
jelaskan gambarkan analisis keseimbangannya!
3. Jelaskan tentang kegagalan pasar serta sebutkan dan jelaskan 3 elemen utama
kegagalan pasar!

jawaban

1. Surplus konsumen adalah luas daerah di atas harga dan di bawah kurva permintaan
dan surplus produsen adalah luas daerah di bawah harga dan di atas kurva penawaran.
Oleh karena itu, luas daerah antara kurva permintaan dan kurva penawaran sampai
titik keseimbangan mencerminkan surplus total di pasar tersebut.

2. Analisis Keseimbangan Umum : menentukan keseimbangan harga dan jumlah barang


dalam semua pasar dengan mempertimbangkan   pengaruh balik dari pasar yang
ada. Dalam keseimbangan umum, dibahas mengenai keterkaitan antara keseimbangan
di suatu pasar dengan pasar yang lain, dan sebaliknya.

Analisis Keseimbangan Parsial : menentukan keseimbangan harga dan jumlah barang


dalam suatu pasar terlepas dari pengaruh luar misalnya pasar yang lain. Dalam
keseimbangan parsial, dibahas mengenai keseimbangan di satu pasar saja. Tidak
melihat jika satu pasar seimbang, pasar yang lain bagaimana.
3. Kegagalan pasar adalah suatu kondisi dimana pasar mengalami kegagalan dalam
menyediakan kebutuhan pasar secara efisien atau ketimpangan
antara produsen dan konsumen. Dalam hal ini, mekanisme pasar yang tidak effisien
akan menyebabkan kebutuhan pasar yang dihasilkan menjadi terlalu banyak atau
terlalu sedikit. Implikasi ekstrim dari fenomena ini adalah kolapsnya pasar tersebut
sehingga tidak dihasilkannya lagi komoditas pasar terkait. Kegagalan pasar juga dapat
diartikan sebagai kegagalan dari suatu institusi, yang berkaitan dengan pasar atau
pengaturannya dalam menyokong aktivitas yang diperlukan juga menghentikan
aktivitas yang tidak diperlukan dalam kegiatan pasar. Kegagalan pasar terjadi ketika
mekanisme harga gagal memperhitungkan keseluruhan harga dan keuntungan yang
berkaitan dengan penyediaan maupun konsumsi dari suatu barang dan jasa. Hal ini
kemudian berdampak pada alokasi atau penggunaan yang tidak effisien. Istilah
kegagalan pasar pertama kali digunakan pada tahun 1958, namun fondasi konseptual
dari kegagalan pasar telah muncul pada abad ke-18.
Kegagalan pasar dapat terjadi karena beberapa faktor misalnya:
praktek monopoli atau oligopoli(kartel), barang publik, eksternalitas, dan informasi
yang tidak lengkap atau asimetris . Selain fakto-faktor tersebut, aktivitas pasar juga
dipengaruhi suatu regulasi atau peraturan, dalam hal ini yang berkaitan dengan
pemerintahan seperti pajak, subsidi, upah minimum, dan pengaturan harga. Oleh
karena itu, kebijakan yang tidak terpikirkan dengan baik oleh suatu pemerintah juga
dapat membuat suatu pasar berjalan tidak efisien sehingga berujung pada kegagalan.

3 elemen kegagalan utama kegagalan pasar :

1. Informasi tidak sempuma (incomplete information) 


Dalam kenyataannya, kita tidak pernah mengetahui persis tentang kualitas
barang yang digunakan. Misalnya, ketika membeli mobil bekas. Untuk
memperoleh informasi tentang mobil, kita harus membayar. Misalnya, dengan
menyewa montir mobil yang ahli mesin dan dapat dipercaya. Demikian juga,
perusahaan-perusahaan yang ingin merekrut pegawai. Untuk mengetahui
kualitas calon pegawai, mereka menggunakan konsultan. Untuk menikmati
jasanya, perusahaan harus membayar.
2. Daya monopoli (monopoly power) 
Asumsi pasar persaingan sempurna adalah banyaknya jumlah produsen kecil,
sehingga secara individu tidak mampu memengaruhi pasar. Keputusan
produsen dalam memasok. bereferensi pada harga yang berlaku di pasar (price
taker). Dalam kenyataannya, hanya ada satu (monopoli) atau beberapa
produsen (oligopoli) yang begitu kuat. Mereka mampu memengaruhi pasar
dengan menentukan tingkat harga (price setter). Kemampuan itu menyebabkan
barang yang diproduksi lebih sedikit, harga yang lebih tinggi dibanding di
pasar persaingan sempuma.
3. Ekstemalitas (externality) 
Eksternalitas adalah keuntungan atau kerugian yang dinikmati atau diderita
pelaku ekonomi sebagai akibat tindakan pelaku ekonomi lain, tetapi tidak
dapat dimasukkan dalam perhitungan biaya secara formal. Misalnya, di
Provinsi Lampung, banyak pabrik tapioka membuang limbahnya ke sungai
sehingga mencemarkan Iingkungan. Kerugian yang diderita masyarakat ini
tidak masuk dalam perhitungan biaya produksi tapioka. Akibatnya, walaupun
secara finansial biaya produksi tapioka menjadi murah (tidak perlu investasi
fasilitas pengolahan limbah), secara ekonomis biayanya mahal. Sebagian biaya
itu ditanggung masyarakat dalam bentuk biaya sosial (social cost).

Anda mungkin juga menyukai