Anda di halaman 1dari 24

BAB 4

KONSEP DESAIN

4.1 Landasan Teori

4.1.1 Branding

Pengertian brand menurut Mendiola B Wiryawan adalah persepsi,

pengalaman, harapan terhadap sebuah produk, jasa, pengalaman personal ataupun

organisasi; Merupakan gabungan dari berbagai atribut, baik secara nyata maupun

tidak nyata, disimbolisasikan dalam merek dagang, dan apabila dikelola secara

baik akan menciptakan nilai dan pengaruh. Konon berasal dari bahasa

skandinavian kuno ‘Brandr’ yang berarti membakar. Dan Branding merupakan

upaya aktif membangun sebuah brand; sebuah proses pembangunan brand.

Walter Landor, pendiri perusahaan branding berskala Internasional

Landor Associates mengemukakan bahwa Produk di buat dalam sebuah pabrik,

tetapi sebuah Brand diciptakan di dalam benak khalayaknya.

Branding bertujuan lebih kepada membuat sebuah hubungan emosional

dengan konsumen. Ketika orang jatuh cinta dengan brand, maka timbul sebuah

kepercay aan terhadap brand tersebut, kemudian membelinya, percaya akan

keunggulannya, lalu timbul sikap loyalitas yang tinggi terhadap brand tersebut.

Perancangan identitas visual untuk brand destinasi ini dikemas agar

persepsi, pengalaman, harapan terhadap “Flores” sebagai sebuah produk pariwisata

yang dapat menarik target audience / wisatawan asing. Dimana mereka dapat

81
82

merasakan hubungan emosional dengan brand ini. Dalam perancangan identitas

visual brand destinasi “Flores” ini diharapkan Flores dapat dipercaya menjadi

salah satu pilihan destinasi pariwisata di Indonesia yang menarik.

4.1.2 Destination Branding

4.1.2.1 Pengertian

Menurut buku Kamus Brand karangan Mendiola B Wiryawan pengertian

dari Destination Branding atau disebut juga Place Branding adalah penerapan

konsep dan model branding pada suatu lokasi tertentu (bisa berupa Negara, kota,

propinsi atau wilayah). Tujuan dari Place Branding adalah memaksimalkan

potensi suatu wilayah agar terjadi peningkatan kunjungan (wisata maupun bisnis)

yang akhirnya meningkatkan devisa dan nilai ekonomi wilayah tersebut. Place

branding biasanya digagas atas inisiatif pemerintah setempat lewat rangkaian

kebijakan publik.

Diperkuat oleh pendapat Matthew Healey dalam buku What is Branding?,

semua tempat adalah sebuah merek, baik itu sebuah Negara, wilayah, kota,

distrik, jalan, bahkan sebuah shopping mall dan gedung. Setiap daerah saling

berkompetisi untuk mendapatkan market baik untuk menigkatkan pariwisata atau

pun investasi. Semakin besar sebuah tempat, semakin rumit dan panjang proses

pembentukan mereknya atau brand-nya. Sebuah gedung dapat menjadi branded

dalam waktu beberapa minggu, tetapi hal ini berbeda bagi sebuah Negara atau

region karena perlu butuh beberapa generasi untuk memebentuk identitas atau

brand image daerah tersebut.


Menurut Ayip, pengamat seni dan design grafis dari Bali dalam

artikelnya, mengatakan dalam strategi destination branding di banyak tempat

setidaknya ada 6 elemen penting pembentuk destination branding atau prasyarat

terciptanya destinasi yang baik ; pariwisata adalah salah satu komponennya.

Komponen lainnya adalah people, governance, export, investment/ immigration,

culure&heritage. Destination Branding memiliki kekuatan untuk merubah

presepsi dan merubah cara pandang seseorang terhadap suatu tempat tujuan

termasuk melihat perbedaan sebuah tempat dengan tempat lainnya untuk di pilih

sebagai tujuan. Pentingnya branding yang dilambangkan dengan logo atau symbol

adalah memvisualisasikan gagasan dan cita-cita menjadi sebuah icon yang mampu

mengimajinasikan atau menggambarkan cita-cita tersebut. Simbol atau icon ini

akan berfungsi sebagai “awareness campaign” yang memiliki asosiasi positif,

imajinatif dan mudah dipahami.

4.1.1.2 Negara atau wilayah

Tempat kelahiran atau asal muasal sebuah brand adalah komponen utama

suatu pembentukan destination branding. Nasionalitas telah mejadi kunci bagi

mobil-mobil jerman, coklat-coklat di swiss, pakaian dari Inggris, wine dari

Perancis, dan barang-barang elektronik buatan Jepang. Banyak orang percaya

kalau olive oil dari italia adalah yang terbaik diseluruh dunia padahal Negara-

negara di mediterania juga meproduksi olive oil yang serupa bahkan lebih baik

kualitasnya. Hal ini terbukti bahwa Italia telah membangun brand olive oil buatan

mereka dangan sangat menakjubkan. Banyak merek-merek yang memakai

identitas nasional mereka untuk mengembangkan brand nya agar lebih global dan

hal itu digunakan untuk membedakan diri mereka dalam kompetisi internasional.
Menurut Antonio Marazza, General Manager Landor office di Milan :

Dalam Destination Branding, sebuah tempat harus diperlakukan sebagai sebuah

brand (merek). Tujuan dari Brand sebuah Destinasi adalah untuk menarik dan

memenangkan hati kostumer dari seluruh dunia. Market dari sebuah brand

destinasi merupakan market yang Global, rumit dan kompetitif.

Destination branding merupakan gabungan antara komunikasi visual dan

teknik marketing untuk mempromosikan sebuah destinasi. Seperti dalam

branding untuk barang dan jasa komersil, peraturan yang spesifik membentuk

positioning dari brand tersebut, sesuai dengan reputasi dimana tempat tersebut

telah dibangun, bagaimana pilihan costumer telah ditetapkan dan kesetian adalah

pencapaiannya dan bagaimana brand tersebut telah diatur.

Negara, suatu wilayah, kota, daerah local, dan project pembangunan real

estate sekarang ini telah menjadi branded product. Sebagai suatu destinasi yang

membuat dirinya dikenal, mereka telah di coba, dirasakan, di diskusikan, di

rekomendasikan bahkan di tolak, sama posisinya sebagai brand-brand lain yang

telah di pasarkan. Semakin penting suatu daerah semakin kompleks proses

branding nya. Dalam membangun branding sebuah Negara, struktur,

kebudayaan, sosial dan political aspek digabungkan dengan produk dan layanan

teknik marketing dan komunikasi visual yang baik.

Menurut Nigel Morgan, dalam buku Destination Branding, untuk menciptakan

sisi emosional dengan sukses terhadap suatu destination branding harus :

- credible ( dapat dipercay a)


- delivar able

- differentiating (berbeda/ unik)

- conveying powerful ideas ( menyampaikan pemikiran cemerlang)

- enthusing for trade partners ( meyakinkan bagi partner dagang)

- resonating with the consumer

Flores merupakan salah satu pulau terbesar di kawasan Provinsi Nusa

Tenggara Timur. Saat ini Flores belum memiliki branding yang cukup kuat

dimata wisatawan mancanegara dan juga wisatawan nusantara. Pola tujuan para

wisatawan saat ini telah berubah dimana mereka tidak hanya ingin menikmati

liburan yang santai dan menikmati sun-sea and sand , saat ini pola konsumsi

yang mulai berubah ke jenis wisata yang lebih tinggi , yang meskipun tetap

santai tetapi dengan selera yang lebih meningkat yakni menikmati produk atau

kreasi budaya ( culture ) dan peninggalan sejarah ( heritage ) serta nature atau

eko-wisata dari suatu tempat destinasi wisata. Hal ini sangatlah membantu

penemp atan image dari Flores itu sendiri dimana selain Flores memiliki

kekayaan alam yang indah, tetapi juga memiliki kebudayaan tradisional dan

religius yang masih melekat di masyarakatnya. Keunikan wisata bahari,

kebudayaan dan eco-tourism yang dimiliki Flores inilah yang sangat membantu

potensi pengembangan destinasi pariwisata di Flores.

Trend Destination branding menurut FutureBrand, untuk dapat membangun

kepercayaan konsumen, hanya dengan melihat saja tidaklah cukup, para

wisatawan kini mencari sesuatu yang lain dari tempat yang ingin mereka
kunjungi, mereka ingin membenamkan diri mereka kedalam suatu kebudayaan

dan mencari nilai emosional dari pengalaman perjalanannya.

 wisatawan cenderung memilih suatu destinasi yang menawarkan

kebudayaan, sejarah dan atraksi alam – mereka sudah tidak hanya

ingin melihat suatu tempat dan pemandangan tetapi ingin mengerti

tentang

penduduk yang menempati daerah yang dia kunjungi.

 Wisata sudah tidak lagi mengenai menaruh kepala diatas bantal,

melainkan sebagai fasilitas pembelajaran meningkatkan pengetahuan, dan

eksplorasi terhadap alam, sejarah dan kebudayaan dan keinginan untuk

menemukan (discovering) keaslian yang terdapat di suatu destinasi

tersebut.

Masyarakat sekarang sedang mencari pengalaman yang signif icant (baik secara

finansial dan emosional), keaslian dan mungkin lebih dari pada itu, suatu

peluang untuk dapat menghubungkan mereka dengan masyarakat dan

kebudayaan di suatu destinasi wisata.

Pembentukan destination branding bagi Flores merupakan salah satu

usaha untuk mempromosikan sektor pariwisata Flores sebagai salah satu

destinasi pariwisata unggulan di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur

khususnya di wilayah Indonesia Timur. Belum adanya program pengembangan

pariwisata di pulau Flores, merupakan salah satu alasan untuk membentuk

destination branding bagi pulau ini. Positioning dan perencanaan branding bagi

pulau Flores ini merupakan suatu penempatan fondasi Flores sebagai brand

(produk jasa) yang nantinya akan mempermudah dan mendukung media promosi
dan pemasaran pariwisata Flores untuk kedepannya. Melalui perancangan visual

identitas brand destiation “Flores” dan pengaplikasiannya yang tetap konsisten

diharapkan dapat menyentuh hati wisatawan asing untuk kemudian mereka

tertarik mengunjingi Flores dan pengalamannya dapat selalu dikenang. Hal ini

nantinya akan membantu eksistensi Pulau Flores sebagai destinasi pilihan

diantara tawaran pilihan destinasi di Indonesia lainnya.

4.1.3 Teori Logo

Menurut Jörg Zintzmeyer, dalam buku Logo Design, menyatakan bahwa

logo adalah sebuah janji. Logo bukanlah sebuah brand. Logo merupakan suatu

bentuk ekspresi terhadap brand. Logo harus terlihat simple. Logo merupakan

medium dari sebuah brand dan merupakan medium yang brilian, layaknya

projeksi yang memainkan Film. Juga merupakan penampung imajinasi. Logo

sangatlah powerful karena gambarnya menjanjikan sesuatu. Brand juga powerful

karena kita mempercayainya dan karena brand berdiri untuk suatu nilai. Semakin

jelas positioning suatu brand, semakin jelas definisinya merupakan nilainya.

Kriteria suatu logo yang baik :

1. Origin al atau asli dan berbeda ( distinctive)

2. Mudah dibaca ( legible)

3. Sederhana (simple)

4. Mudah diingat (memorable )

5. Ada kesesuaian dan karakteristik

6. Mudah diap likasikan dalam media grafis


Dalam buku Logo Design Workbook, Adams Morioka mengemukakan,

mengenai apa itu logo? dan menurutnya logo ada 3 macam :

1) Wordmark

Wordmark menggunakan nama perusahaan yang di presentasikan secara

visual dengan gaya design huruf tertentu.

Keuntungannya

Banyaknya logo di dunia ini telah membuat orang mudah mengingat

sebuah symbol. Menggunakan seluruh nama perusahaan menjadi logo

merupakan jalan lain untuk masalah pengenalan logo. Contohnya ketika

logo Mobil memang seharusnya untuk Mobil, orang-orang menyadari itu.

Kerugian

Apabila tidak di atasi dengan baik, sebuah wordmark saja hanya akan

terlihat tidak menarik, dan kurang nilai mnemonic.

2) Symbol

Symbol merupakan icon pada bagian logo. contohnya manusia pada logo

cingular. Tetapi ada saatnya dimana logomark lebih eksis dibandingkan

wordmark, contohnya gambar ceklist pada nike, buah apel pada logo aple.

Keuntungan

Hal ini mendukung sebuah pemikiran “a picture is worth a thousand

words”

Kerugian
Apabila simbolnya terpisah dari wordmark dan logo tersebut tidak

memiliki equitas, hal ini sangat susah untuk di kenali.

3) Monogram

Merupakan design logo yang menggunakan salah satu huruf insial yang

digunakan untuk mengidetifikasi sebuah perusahaan, publikasi, seseorang,

objek atau ide.

Keuntungan

Monogram merupakan solusi dari persoalan mnemonic dan legibilitas.

Kerugian

Monogram biasanya kadang terlihat sebagai logo. Inisial generic, yang

diperlakukan dengan baik dapat terlihat bagus di handuk dan kacamata

dibandingkan di kartu nama. Inisial hanya memiliki makna yang kecil.

Dalam pembuatan logo brand destinasi “Flores” akan menggunakan stilasi atau

penyederhanaan symbol dengan wordmark, sehingga tercipta logo yang simple,

legible dan memorable. Untuk memudahkan proses eksplorasi sebuah logo

dengan menggunakan metode morphological matrix. Metode ini mempermudah

kita untuk mengolah sebuah logo, ini merupakan salah satu latihan yang

bermanfaat dari brainstorming. Pertama buatlah sebuah table dengan

menggunakan atribut-atribut yang berhubungan dengan konsep anda sebagai

judul kolom. Tulislah berbagai macam icon yang dianggap berhubungan dengan

judul kolom. Setelah itu memilih salah satu icon dari tiap kolom, entah dengan

acak atau kombinasi yang menarik. Dengan menggabungkan icon-icon dari


setiap kolom diharapkan akan tercipta sebuah symbol / logomark yang menarik

dan dapat merepresentasikan konsep anda.

4.1.4 Teori Typography

Menurut Sihombing (2001, p80 ) dalam bukunya”tipografi dalam desain

grafis, mengungkapkan bahwa proses perancangan dengan menggunakan huruf

merupakan tahapan yang paling menentukan dalam solusi masalah tipografi,

seorang designer akan bertindak sebagai komunikator visual yang memiliki

berbagai peluang mengontrol setiap keputusan kreatif yang dapat memperkuat

efetivitas dan efisiensi dari sebuah pesan yang akan disampaikan kepada

penerima.

Menurut Rob Carter, faktor faktor yang perlu diperhatikan dalam tipografi

diantaranya adalah :

 Legibility, yaitu mudah dibaca. Penting dalam penyampaian pesan

dan gagasan.

 Readability, yaitu dapat dibaca

 Visibility, mudah diliat

 Clarity, Jelas

Tipe huruf yang akan digunakan dalam logotype brand destination

“Flores” adalah huruf-huruf yang decorative, hal ini dikarenakan jenis huruf ini

sangat berkesan dinamis dan tidak kaku, dimana dalam destination brand

“Flores” memiliki kesan yang welcoming dan tidak berkesan kaku, dan huruf

decorative ad alah pilih annya. Penggunaan huruf seperti serif merupakan pilihan
penerapan huruf untuk body text, penggunaan ini akan mendukung sisi etnic dari

masyarakat Flores yang masih menjunjung tinggi tradisinya.

4.1.5 Teori Warna

Menurut William Lidwell, Krtina Holden dan Jill Buttler dalam buku

Universal principles of design, warna digunakan dalam design untuk menarik

perhatian, mengelompokkan elemen, mengindikasi maksud, dan menciptakan

pesona estetika. Warna memiliki kemampuan untuk membuat design lebih

menarik secara visual dan estetika, dan dapat mengubah tatanan dan arti dari

elemen design. Apabila di aplikasikan dengan tidak benar, warna dapat

mengganggu bentukan dan fungsi dari desain.

Warna mempunyai kekuatan untuk menciptakan emosi, mengekspresikan

kepribadian, serta memacu ingatan untuk memberikan sensasi Menggunakan

wana yang tepat dalam bidang desain grafis meerupakan sesuatu yang cukup

rumit, hal ini disebabkan warna mempunyai konotasi yang berbeda disetiap

kebudayaan dan masyrakat yang berbeda. Seperti dikatakan oleh Henry

Dreyfuss, bahwa warna digunakan dalam simbol-simbol grafis untuk

mempertegas maksud dari simbol-simbol tersebut.

Warna juga dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu terang, sedang, gelap

dan sebagai pertimbangan dari daya lihat target audience, maka daya pantul

cahaya dapat dinilai sebagai berikut :

 Warna terang adalah warna yang disukai muda-mudi, yang dapat

membuat produk menjadi lebih besar dan lebih dekat ke mata


 Warna keras/ hangat seperti merah, orange, kuning, warna-warna ini

dapat menjadi daya tarik dan dampak sangat besar, dan sangat tepat

diap likasikan pada media

 Warna lembut/dingin seperti hijau dan biru, warna ini sangat dinamis

dan cocok untuk produk-produk tertentu

 Warna tua, seperti coklat dan hitam, warna ini harus dikomposisikan

dengan warna yang tingkat pantulnya tinggi serta latar belakang yang

harus diletakkan dengan warna yang lebih kontras.

Dalam perancangan Identitas Visual Brand destinasi “Flores” warna yang

ingin ditampilkan adalah warna-warna yang membawa mood natural dan

tradsional tetapi tetap terdapat kesan inviting / mengundang.

Untuk warna-warna natural sebagai referensi mungkin bisa menggunakan

warna-warna pada kain tradisional di Flores. Dengan warna dasar tenunan pada

umumnya warna-warna dasar gelap, seperti warna hitam, coklat, merah hati

dan biru tua. Hal ini disebabkan karena masyarakat/ pengrajin dahulu selalu

memakai zat warna nabati seperti tauk, mengkudu, kunyit dan tanaman lainnya

dalam proses pewarnaan benang, dan warna-warna motif dominan warna putih,

kuning langsat, merah maroon.

4.1.6 Visual Identity Manual

Menurut Mendiola B Wiryawan, dalam buku kamus branding, Visual

Identity Manual adalah panduan tata cara pemakaian elemen visual/design agar

dicapai kesatuan dan kesamaan presepsi identitas visual sebuah brand. Visual
Identity manual dapat berupa buku, CD-ROM, e-book, dan website. Istilah

lainnya adalah Graphic Standard Manual, Graphic Standard Guidelines, Brand

Identity Manual, Visual Guid elin es.

Dalam perancangan identitas visual brand destination “Flores”

membutuhkan sebuah panduan untuk menjaga konsistensi identitas visualnya

supaya tidak melenceng dari karakter desain. Lebih jauh, panduan ini diperlukan

untuk mencegah perubahan desain, sehingga tercipta Brand Harmonization.

Brand Harmonization adalah sinkronisasi seluruh elemen pada identitas

brand di seluruh lini produk/layanan dan pasar. Hal ini untuk memastikan bahwa

semua produk dalam jajaran brand tertentu memiliki nama, id entitas visual yang

konsisten, dalam positioning tertentu.

4.1.7 Teori Positioning

Dalam buku Kamus Brand positioning adalah strategi penempatan posisi sebuah

brand dalam pikiran khalayak sasaran tertentu. Positioning menyangkut

bagaimana sebuah brand membangun keyakinan dalam benak pelanggan.

Ada beberapa pengertian yang berkaitan dengan konsep positioning :

 Keunikan posisi yang diadopsi brand dalam lingkungan yang kompetitif

untuk menjamin agar konsumen dalam pasar sasaran dapat mengenal brand

tersebut dibandingkan brand lainnya. Positioning melibatkan setiap element

dalam bauran pemasaran yang ditetapkan.

 Merupakan ide yang berbeda dan selalu diingat dalam brand, dimana ide

tersebut diharapkan selalu berada dalam bentuk pelanggan/ calon konsumen.


 Adalah janji yang diperoleh berupa pengalaman setiap hari, baik besar

maupun kecil; melalui pesan, produk/jasa, apabila dilakukan dengan baik

positioning menciptakan hubungan emotional antara brand dengan

pelanggan.

Untuk penetapan positioning brand destinasi “Flores” sebagai salah satu

Pernyataan dari Nigel Morgan, dalam buku Destination Branding, point utama

dalam destination branding adalah nilai positioning yang harus berakar dari

kebenaran mendasar dari tempat tersebut dan kebudayaannya. Positioning Flores

adalah “Experiences the wonder of Eastern Indonesia in Flores island”.

4.2 Strategi Kreatatif

4.2.1 Strategi Komunikasi

4.2.1.1 Fakta Kunci

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Nusa Tenggara Timur (NTT)

segera melakukan kajian pembentukan badan promosi pariwisata,

sebagaimana disyaratkan oleh Undang-Undang No.10/2009 tentang

Pariwisata. Setelah UU tersebut berlaku, pemerintah daerah diberi

kesempatan selama tiga tahun untuk membentuk badan tersebut, sehingga

pihaknya masih punya waktu untuk lakukan kajian.

Pemerintah menetapkan provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)

menjadi daerah unggulan baru pariwisata di kawasan timur Indonesia

mulai 2007. Penetapan itu bertujuan menjadikan NTT sebagai gerbang

Asia-Pasifik berbasis pariwisata, seni, dan budaya yang spesifik. Hal ini
membuka peluang yang besar bagi wilayah Flores yang juga termasuk

dalam provinsi NTT untuk mengembangkan diri menjadi destinasi wisata

favorit di kawasan NTT.

Sebagai salah satu daerah yang ditetapkan sebagai daerah tujuan

wisata di Indonesia, NTT dimana memiliki Flores yang merupakan

destinasi wisata yang potensial, harus melakukan terobosan untuk

menggaet wisatawan. Hal ini sudah dilakukan dengan menetapkan NTT

menjadi 5 kawasan wisata untuk memudahkan wisatawan melakukan

perjalanan dari satu daerah ke daerah lain.

4.2.1.2 Profil Target

4.2.1.2.1 Target Primer (Target

Umum) Demografi

Jenis kelamin : Pria dan wanita

Usia : 20-54 tahun

Kelas sosial : A –B Level

Pekerjaan : Seniman, Pecinta seni, Profesional, Karyawan, Manajer,

Pelajar, Pekerja Seni, fotografer.

Penghasilan : Diatas UMR

WNI dan WNA


Geografi :

o Wisatawan M ancanegara yang berlibur ke Bali dan Wisatawan dari

negara-negara tetangga ( ASEAN). M isalnya : Singapore, Malaysia,

Australia, Korea, Jepang, Eropa, dan Amerika.

o Wisatawan nusantara

Psikografi : Menyukai Seni dan Kebudayaan, Sibuk dan butuh liburan,

Petualang, Menyukai tempat yag eksotis, Menyukai olahraga yang

ekstrim, mapan, kolektor kain tradisional, suka diving, fotografer,

menghargai alam (pecinta alam), explorer.

4.2.1.2.2 Target Sekunder

Peserta event Rally Layar International “ Sail Indonesia” dan pecinta

wisata bahari.

Demografi

Jenis kelamin : Pria dan

wanita Usia : 25-54 tahun

Kelas sosial : A –B Level

Hobby : M enyukai kegiatan berlayar, pecinta wisata bahari.

Penghasilan : Diatas UMR

WNI dan WNA

Geografi :
o Wisatawan Mancanegara yang menjadi peserta Rally Layar

Internasional ini. (Amerika, Australia, Jerman, Jepang, Inggris,

Belanda, Belgia,

Kanada, Swiss, Norwegia, Perancis, Jepang, Spanyol, New Zealand,

Afrika Selatan, Swedia).

o Wisatawan M ancanegara dan wisatawan Nusantara yang tertarik akan

event ini atau menyukai wisata bahari.

Psikografi : Pelaut, hobby berlayar, meyukai keindahan bahari, suka

diving, Menyukai Seni dan Kebudayaan, Petualang, Menyukai tempat yag

eksotis, Menyukai olahraga yang ekstrim, mapan, fotografer, backpacker,

explorer.

4.2.1.3 Isu yang akan dikomunikasikan

Mengangkat sektor pariwisata Pulau Flores dengan segala keindahan

yang dimilikinya, dan potensi utamanya yaitu wisata bahari, wisata

kebudayaan dan eco-tourism melalui beberapa objek wisata seperti Danau

Kelimutu (danau 3 warna), Komodo, Upacara adat dan religius. Dapat

menamp ilkan suasana yang welcoming diupayakan dapat menarik minat

wisatawan untuk datang melancong ke pulau Flores dan menikmati tidak

hanya alamnya tetapi juga kebudayaannya.

4.2.1.4 Brand Platform

Brand Vision : Menjadi destinasi wisata unggulan di wilayah

Indonesia timur yang selalu memberikan pengalaman yang menarik

bagi wisatawan.
Brand Mision: mengembangkan berbagai jenis wisata yang dapat

langsung berinteraksi dengan wisatawan di Flores, seperti :

o wisata bahari

o wisata eco‐tourism

o wisata kebudayaan

o wisata religi

Brand Value: Cr eate / Discover a mosaic of experience of wonderful

Flores island through it’s nature, cultur e, dan the people.

Brand Personality:

‐ Tradisional tetapi sangat ramah dan welcoming

‐ Terpencil tetapi dapat di akses

‐ Warm

‐ Open minded

‐ Mysterious

‐ Vigorous

Tone of voice: mosaic exper ience, exotic, welcoming, traditional, &

Flores.

Positioning : “Experiences the wonder of Eastern Indonesia in Flores

island”.
4.2.1.5 Keyword

mosaic experience , exotic, welcoming, traditional,


flores

4.2.1.4 Tujuan Komunikasi

Proses komunikasi yang ingin dituju adalah AIDA, ( Attention,

Interest, Desire, and Action ). Adapun proses komunikasi tersebut adalah

sebagai berikut :

 Attention

Menarik perhatian dari target audience untuk mengetahui adanya

tempat wisata menarik di Flores.

 Interest

Timbulnya ketertarikan lebih jauh dari target audience untuk

datang mengunjungi Flores.

 Desire

Menjadikan pengalaman berwisata ke Flores sebagai pengalaman

yang menarik. Hal ini nantinya akan memb antu eksistensi Pulau

Flores sebagai destinasi pilihan diantara tawaran pilihan destinasi

di Indonesia lainnya.

 Action

Menginsipirasi target audience untuk datang ke Flores dan

menikmati kebudayaan dan alam Flores.


4.2.1.6 Positioning

“Exper iences the wonder of Eastern Indonesia in Flor es island.”

4.2.1.7 Unique Selling Point

Flores memiliki fenomena alam komodo dan danau tiga warna serta

masyarakatnya yang masih mengikuti adat istiadat dan saling

menghormati satu sama lain meskipun mayoritas di pulau itu sekitar 81%

beragama katolik. Ditemukannya manusia purba “Homo Florensis”

yang diyakini oleh peneliti dan ilmuwan sebagai jenis manusia purba

yang tinggal di Pulau ini. Adanya event sail Indonesia dimana event

ini dapat menjadi trigger agar Flores dapat dikunjungi oleh

wisatawan mancanegara dan hal ini sagat berguna bagi

perkembangan pariwisata di tiap kabupaten di Flores.

4.2.1.8 Tagline

Tagline yang digunakan dalam brand destination ini :

Flores : “ The island of wonder”

4.2.1.9 Pendekatan Emosional

Pendekatan yang dilakukan pada branding destination ini lebih

bersifat emosional, yaitu dengan memperlihatkan visual yang sesuai

dengan cirri khas Flores yang diharapkan dapat mengundang target

audience untuk mengunjungi Flores karena rasa keingintauan mereka


yang besar. Dengan mengemas Flores sebagai destinasi wisata melalui

perancangan identitas visual yang menarik, dimana akan mewakili Flores

secara keseluruhan sebagai pulau yang menarik untuk dikunjungi,

sehingga mengundang dan menggerakkan target audience secara

emosional tertarik untuk mengunjungi Flores.

4.2.1.10 Pendekatan Rasional

Menunjukkan visual kekayaan alam dan kebudayaannya yang ada di Pulau

Flores, dan juga menampilkan potensi wisata serta text-text fakta yang ada

di Flores, sehingga membuat target audience mengunjungi tempat ini.

4.2.1.2.1 Strategi Desain

4.2.1.2.1.1Looks, Mood, Tone & Manner

 mosaic experien ce

 exotic

 welcoming

 traditional

 flores

4.2.1.2.1.2 Strategi Verbal

Sesuai dengan profil target audience dan konsep promosi event ini

maka digunakanlah gaya bahasa yang sesuai dan menarik, namun

deskriptif dan tidak kaku .


4.2.1.2.1.3 Strategi Visual

Warna : orange, biru laut, hijau, Coklat. Warna – warna natural

mendomin asi dalam desain promosi ini sebagai

pengungkapan kesan natural, tradisional, dan welcoming.

Ekspresif namun, santai dan nyaman yang dapat mewakili

image pulau Flores sebagai destinasi wisata unggulan di

Indonesia Timur.

Tipografi : Penggunaan jenis type berjenis Decorative pada logo

untuk membawa kesan dinamis dan welcoming. Typeface

yang digunakan memiliki elemen-elemen geometris mir ip

seperti motif-motif kain tenun di Flores.

Layout : Elemen dan motif desain disesuaikan dnegan mood yang

Diinginkan, yaitu lebih mengarah pada nuansa keindahan

alam dan kean ekaragaman pengalaman yang dapat

dirasakan di Flores. Layout diharapkan dapat memberikan

visualisasi dari konsep mosaic experience di Flores.

Diharapkan dapat tercipta sintaktik antara logo dan layout

untuk materi-materi promosi lainnya.

Fotografi : Jenis gambar atau foto yang digunakan dalam materi-

materi promosi destination branding harus memiliki

warna-warna contrast yang bertujuan untuk lebih dapat

menyampaikan pesan dengan baik. Dalam materi promosi


foto merupakan hal yang sangat penting, dan dalam

pembuatan layout material promosi, banyak menggunakan

teknik cropping gambar, jadi diharpkan jenis-jenis foto

yang ada tidak hanya gambar pemandangan tetapi juga

gambar-gambar yang lebih detil.

4.2.2 Pemilihan item

Item – item yang digunakan adalah :

1. Logo Flores

2. GSM

3. Stationary

4. Poster

5. Flyer

6. Print Ad Majalah

7. Iklan Surat Kabar Kompas

8. T- Banner

9. Signage

10. Spanduk

11. Umbul – Umbul

12. Web

13. Goodie Bags

14. Book Travel directory


15. Postcard

16. Package Postcard

17. Take out Box

18. Vehicle

19. Uniform

20. Merchandise

Anda mungkin juga menyukai