Disusun Oleh:
MURNI FEBRIANY
213030208035
Dosen:
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2021
I. TOPIK PERCOBAAN
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi.
Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Laruran encer adalah larutan yang
mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan
pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut,
sedangkan solvent adalah medium dalam mana solute terlarut.
Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari cara pembuatan larutan dari
bahan cair atau padat dengan konsentrasi tertentu. Untuk menyatakan kepekaan atau
konsentrasi suatu larutan dapat dilakukan berbagai cara tergantung pada tujuan
penggunaannya. Adapun satuan yang digunakan adalah molaritas,molalitas, normalitas,
persen massa, persen volume, persen berat per volume.
1. Molaritas (M)
Banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Harga kemolaran dapat
ditentukan dengan menghitung mol zat terlarut dan volume larutan. Volume
larutan adalah volume zat terlarut dan pelarut setelah bercampur.
2. Molalitas (m)
Molalitas adalah jumlah ml zat terlarut dalam 1000gr pelarut murni.
3. Normalitas (N)
Jumlah ekivalen zat terlarut dalam setiap liter larutan. Evikalen zat dalam larutan
bergantung pada jenis reaksi yang dialami zat itu, karena ini dipakai untuk
penyetaraan zat dalam reaksi.
4. Persen Massa (%W)
Perbandingan massa zat terlarut dengan massa larutan dikali 100%. Biasanya
dipakai pada larutan padat-cair atau padat-padat.
5. Persen Volume (%V)
Perbandingan volume zat terlarut dengan volume larutan dikalikan 100% (untuk
campuran dua cairan atau lebih).
1. Melarutkan zat terlarut yang berada dalam bentuk padatan. Jika larutan yang
diinginkan komponen terlarutnya pada suhu kamar berupa padatan, maka untuk
membuat larutan tersebut, ditimbang sejumlah tertentu zat terlarut yang
diperlukan.
2. Mengencerkan suatu larutan pekat. Untuk membuat jenis larutan semacam ini,
sangat penting diketahui sifat-sifat dari larutan pekat yang tersedia dan
konsentrasi awal dari larutan pekat tersebut. Untuk menentukan berapa banyak
larutan pekat yang diperlukan untuk membuat sejumlah tertentu larutan dengan
konsentrasi yang lebih encer, persamaan yang lazim digunakan adalah rumus
sederhana pengenceran menurut Lansida (2010), adalah sebagai berikut:
V1 M1 = V2 M2
V1 = Volume larutan atau massa sebelum diincerkan
M1 = Konsentrasi larutan sebelum diincerkan
V2 = Volume larutan atau massa sesudah diincerkan
M2 = Konsentrasi larutan sesudah diincerkan
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air
yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkhol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, dan
asam asetat.
1. Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute kurang dari yang diperlukan
untuk membuat larutan jenuh.
2. Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan
mengadakan kesetimbangan dengan solute padatnya.
3. Larutan lewat jenuh yaitu larutan yang mengandung lebih banyak solute yang
diperlukan dari solvet.
a. Alat
2 Corong 1
7 Pipet ukur 1
8 Bulb pipet 1
9 Alat pembersih 3
b. Bahan
N BAHAN JUMLAH
O
1 Glukosa (C6H12O6)
2 NaCl
3 HCl 37%
4 Etanol 96%
V. PROSEDUR KERJA
Tabel Pengamatan
a. Perhitungan
Percobaan Ke-1
Untuk membuat 100 ml larutan NaCl 0,1 M. Hal pertama yang dilakukan
adalah menghitung jumlah zat yang diperlukan dengan rumus :
Percobaan Ke-2
Untuk membuat 100 ml larutan NaCl 100 Ppm. Hal pertama yang dilakukan
adalah menghitung jumlah zat yang diperlukan dengan rumus :
Berat zat terlarut = Ppm x volume larutan
= 100 x 0,1
= 10 mg
= 0,1 gram
Percobaan Ke-3
Untuk membuat 100 ml Ethanol 70% dari Ethanol 96%. Hal pertama yang
dilakukan adalah menghitung jumlah zat yang diperlukan dengan rumus :
V1 M1 = V2 M2
V1 = V2 M2 / M1
V1 = 100 x 70 / 96
= 72,92 ml
Percobaan Ke-4
Untuk membuat 100 ml glukosa 12% . Hal pertama yang dilakukan adalah
menghitung jumlah zat yang diperlukan dengan rumus :
M = 1.1789 x 10 x 37 / 36,5
= 11,95
= 0,84 ml
b. Pembahasan
5. Mampu membuat 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37%
Untuk membuat 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37% dapat
dilakukan dengan pengenceran. Hal pertama yang harus dilakukan adalah
menghitung jumlah zat yang diperlukan. Dari hasil perhitungan diketahui HCl
yang di butuhkan sebanyak 0,84 ml. setelah itu HCl dimasukan ke dalam
gelas ukur menggunakan pipet ukur. Kemudian dilarutkan dengan cara
menambahkan HCl pada aquades, bukan sebaliknya. Pindahkan ke dalam
labu ukur 100 ml menggunakan corong, tambahkan aquades hingga tanda
batas.
Pengenceran HCl dilakukan dengan cara menambah HCl ke dalam air
atau aquades bukan sebaliknya. Hal ini disebabkan adanya perbedaan massa
jenis kedua zat tersebut, hingga air akan mengapung di atas HCl karena massa
jenisnya lebih rendah. Oleh sebab itu jika pengenceran dilakukan dengan cara
menambahkan air pada HCl maka akan terjadi reaksi keras atau mendidih,
sama seperti air yang jatuh ke dalam minyak panas.
Berdasarkan hasil pengamatan, larutan yang terbentuk adalah 50 mL
larutan HCl 0,1 M yang tak berwarna dari larutan HCl 37% yang berwarna
kekuningan. Perubahan warna ini terjadi akibat efek pengenceran.
Perlu diingat ketika larutan sudah hampir mendekati tanda batas, penambahan
aquades sebaiknya menggunakan pipet tetes. Apabila larutan terlalu ber;ebih
sampai melewati tanda batas, percobaan tersebut harus diulangi, karena jika hal
ini terjadi akan menghambat proses pengamatan yang mengakibatkan
ketidakakuratab hasil percobaan.
VIII. KESIMPULAN