Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

PERCOBAAN PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN

Laporan Praktikum ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Kimia Dasar I

Disusun Oleh:

MURNI FEBRIANY

213030208035

Dosen:

Drs. I Made Sadiana, M.Si

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PRODI PENDIDIKAN KIMIA

UNIVERSITAS PALANGKARAYA

2021
I. TOPIK PERCOBAAN

Percobaan Pembuatan dan Pengenceran Larutan

II. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mampu melarutkan dan mengencerkan larutan dengan konsentrasi tertentu


2. Mampu membuat 100 ml larutan NaCl 0,1 M
3. Mampu membuat 100 ml larutan NaCl 100 Ppm
4. Mampu membuat 100 ml larutan Ethanol 30% dari 96%
5. Mampu membuat 100 ml larutan gula 12% (b/v)
6. Mampu membuat 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37%

III. DASAR TEORI

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi.
Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Laruran encer adalah larutan yang
mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan
pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut,
sedangkan solvent adalah medium dalam mana solute terlarut.

Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari cara pembuatan larutan dari
bahan cair atau padat dengan konsentrasi tertentu. Untuk menyatakan kepekaan atau
konsentrasi suatu larutan dapat dilakukan berbagai cara tergantung pada tujuan
penggunaannya. Adapun satuan yang digunakan adalah molaritas,molalitas, normalitas,
persen massa, persen volume, persen berat per volume.

1. Molaritas (M)
Banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Harga kemolaran dapat
ditentukan dengan menghitung mol zat terlarut dan volume larutan. Volume
larutan adalah volume zat terlarut dan pelarut setelah bercampur.
2. Molalitas (m)
Molalitas adalah jumlah ml zat terlarut dalam 1000gr pelarut murni.
3. Normalitas (N)
Jumlah ekivalen zat terlarut dalam setiap liter larutan. Evikalen zat dalam larutan
bergantung pada jenis reaksi yang dialami zat itu, karena ini dipakai untuk
penyetaraan zat dalam reaksi.
4. Persen Massa (%W)
Perbandingan massa zat terlarut dengan massa larutan dikali 100%. Biasanya
dipakai pada larutan padat-cair atau padat-padat.
5. Persen Volume (%V)
Perbandingan volume zat terlarut dengan volume larutan dikalikan 100% (untuk
campuran dua cairan atau lebih).

Banyak cara untuk menentukan konsentrasi larutan yang semuanya menyatakan


kuantitas zat terlarut dalam kuantitas pelarut atau larutan. Dengan demikian, setiap
sistem konsentrasi harus menyatakan hal-hal sebagai berikut:

1. Satuan yang digunakan untuk zat terlarut


2. Kuantitas kedua dapat berupa pelarut atau larutan keseluruhan
3. Satuan yang digunakan untuk kuantitas kedua konsentrasi

Untuk membuat suatu larutan dengan konsentrasi tertentu dapat dilakukan


dengan cara:

1. Melarutkan zat terlarut yang berada dalam bentuk padatan. Jika larutan yang
diinginkan komponen terlarutnya pada suhu kamar berupa padatan, maka untuk
membuat larutan tersebut, ditimbang sejumlah tertentu zat terlarut yang
diperlukan.
2. Mengencerkan suatu larutan pekat. Untuk membuat jenis larutan semacam ini,
sangat penting diketahui sifat-sifat dari larutan pekat yang tersedia dan
konsentrasi awal dari larutan pekat tersebut. Untuk menentukan berapa banyak
larutan pekat yang diperlukan untuk membuat sejumlah tertentu larutan dengan
konsentrasi yang lebih encer, persamaan yang lazim digunakan adalah rumus
sederhana pengenceran menurut Lansida (2010), adalah sebagai berikut:
V1 M1 = V2 M2
V1 = Volume larutan atau massa sebelum diincerkan
M1 = Konsentrasi larutan sebelum diincerkan
V2 = Volume larutan atau massa sesudah diincerkan
M2 = Konsentrasi larutan sesudah diincerkan

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air
yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkhol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, dan
asam asetat.

Larutan dibagi menjadi tiga jenis yaitu:

1. Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute kurang dari yang diperlukan
untuk membuat larutan jenuh.
2. Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan
mengadakan kesetimbangan dengan solute padatnya.
3. Larutan lewat jenuh yaitu larutan yang mengandung lebih banyak solute yang
diperlukan dari solvet.

IV. ALAT DAN BAHAN

a. Alat

N NAMA ALAT UKURAN JUMLAH


O
1 Gelas kimia 1

2 Corong 1

3 Labu ukur 100 ml 2

4 Botol pneumatik (aquades) 1

5 Spatula dan pengaduk kaca 1


6 Kaca arloji 2

7 Pipet ukur 1

8 Bulb pipet 1

9 Alat pembersih 3

b. Bahan

N BAHAN JUMLAH
O
1 Glukosa (C6H12O6)

2 NaCl

3 HCl 37%

4 Etanol 96%

V. PROSEDUR KERJA

1. Membuat 100 ml larutan NaCl 0,1 M


Timbang massa NaCl serbuk yang diperlukan, kemudian dimasukkan ke dalam
gelas kimia dan ditambahkan aquades secukupnya aduk hingga NaCl larut dalam
gelas kimia. Lalu larutan NaCl dimasukan ke dalam labu ukur 100 ml, selanjutnya
ditambahkan aquades hingga tanda batas pada labu ukur.

2. Membuat 100 ml larutan NaCl 100 Ppm


Timbang massa NaCl serbuk yang diperlukan, kemudian dimasukan ke dalam gelas
kimia dan ditambahkan aquades secukupnya aduk hingga NaCl larut dalam gelas
kimia. Lalu larutan NaCl dimasukan ke dalam labu ukur 100 ml selanjutnya
ditambahkan aquades hingga tanda batas pada labu ukur.
3. Membuat ethanol 100 ml larutan ethanol 30% dari ethanol 96%
Ambil Etanol 96% yang diperlukan, kemudian dimasukan ke dalam gelas kimia dan
ditambahkan aquades secukupnya. Lalu larutan NaCl dipindahkan ke dalam labu
ukur 100 ml selanjutnya ditambahkan aquades hingga tanda batas pada labu ukur.
Lalu dihomogenkan.

4. Membuat 100 ml larutan gula 12 % (b/v)


Timbang massa gula pasir yang diperlukan, kemudian dimasukan ke dalam gelas
kimia dan ditambahkan aquades secukupnya aduk hingga gula pasir dalam gelas
kimia. Lalu larutan gula dimasukan ke dalam labu ukur 100 ml selanjutnya
ditambahkan aquades hingga tanda batas pada labu ukur.

5. Membuat 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37%


Ambil larutan HCl 37% yang diperlukan, kemudian dimasukan ke dalam gelas
kimia. Siapkan aquades di dalam labu ukur 100 ml secukupnya, setelah itu HCl 37%
dipindahkan ke dalam labu ukur tersebut. Selanjutnya ditambahkan aquades hingga
tanda batas pada labu ukur. Lalu di homogenkan.

VI. DATA HASIL PENGAMATAN

Tabel Pengamatan

Percobaa Perlakuan Hasil


n
1 NaCl 0,58 gram dilarutkan Serbuk putih NaCl larut dengan
dengan aquades lalu aquades menjadi larutan tak berwarna
dihomogenkan. dan tidak berbentuk endapan.
2 NaCl 0,01 gram dilarutkan Serbuk putih NaCl larut dengan
dengan aquades lalu aquades menjadi larutan tak berwarna
dihomogenkan. dan tidak terbentuk endapan.
3 Larutan ethanol dilarutkan dengan Ethanol yang tak berwarna menjadi
aquades lalu dihomogenkan. larutan tak berwarna dan suhunya
bertambah panas.
4 Gula pasir 12 gram dilarutkaan Serbuk putih gula larut dengan
dengan aquades lalu aquades menjadi larutan tak berwarna
dihomogenkan. dan tidak terbentuk endapan.
5 HCl 0,83 ml dilarutkan dalam HCl yang berwarna kekuningan
aquades lalu dihomogenkan. dilarutkan dengan aquades menjadi
larutan tak berwarna.

VII. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

a. Perhitungan

 Percobaan Ke-1
Untuk membuat 100 ml larutan NaCl 0,1 M. Hal pertama yang dilakukan
adalah menghitung jumlah zat yang diperlukan dengan rumus :

Massa = 0,1 x 58,5 x 100 / 1000


= 0,58 gram

 Percobaan Ke-2
Untuk membuat 100 ml larutan NaCl 100 Ppm. Hal pertama yang dilakukan
adalah menghitung jumlah zat yang diperlukan dengan rumus :
Berat zat terlarut = Ppm x volume larutan
= 100 x 0,1
= 10 mg
= 0,1 gram

 Percobaan Ke-3
Untuk membuat 100 ml Ethanol 70% dari Ethanol 96%. Hal pertama yang
dilakukan adalah menghitung jumlah zat yang diperlukan dengan rumus :

V1 M1 = V2 M2

V1 = V2 M2 / M1
V1 = 100 x 70 / 96
= 72,92 ml

 Percobaan Ke-4
Untuk membuat 100 ml glukosa 12% . Hal pertama yang dilakukan adalah
menghitung jumlah zat yang diperlukan dengan rumus :

Berat zat terlarut = b/v x 100 ml larutan / 100


= 12 x 100 ml / 100
= 12 gram
 Percobaan Ke-5
Untuk membuat 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37%. Hal
pertama yang dilakukan mengetahui konsentrasi HCl 37% dalam satuan
molar dengan rumus :

M = 1.1789 x 10 x 37 / 36,5

= 11,95

Kemudian mencari volume awal :

V1 = 100 x 0,1 / 11,95

= 0,84 ml

b. Pembahasan

Pada percobaan kali ini mengenai pembuatan larutan dan pengenceran


larutan dengan konsentrasi tertentu. Larutan merupakan campuran homogen
antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion
yang komposisinya dapat berpariasi. Untuk membuat suatu larutan perlu dihitung
konsentrasinya terlebih dahulu, konsentrasi tersebut dapat dinyatakan dengan
molalitas, molaritas, normalitas dan lain sebagainya. Sebelum menghitung
konsentrasi, kita perlu menentukan massa atom relative, massa molekul relative,
dan volume dari pelarut massa larutan tersebut.
Dalam pembuatan larutan juga perlu menggunakan ketelitian yang tinggi karena
jika terjadi kesalahan yang kecil saja larutannya tidak akan menjadi larutan yang
diinginkan.
1. Mampu membuat 100 ml larutan NaCl 0,1 M
Pembuatan larutan NaCl dapat dilakukan dengan cara melarutkan
serbuk NaCl ke dalam aquades. Hal pertama yang dilakukan adalah
menghitung jumlah zat yang diperlukan. Dari hasil perhitungan didapatkan
massa NaCl yang diperlukan sebanyak 0,58 gram. Bahan ditimbang dan
dilarutkan dalam gelas ukur dengan. Aquades, lalu dipindahkan ke dalam labu
ukur 100 ml menggunakan corong, tambahkan aquades hingga tanda batas.
Dalam percobaan ini dihasilkan 100 ml larutan NaCl 0,1M. Dari serbuk putih
menjadi larutan tidak berwarna dan tidak membentuk endapan. Hal tersebut
terjadi karena pelarut/solven (aquades) lebih banyak jumlahnya dibandingkan
dengan zat terlarutnya/solut(NaCl) sehingga serbuk NaCl larut seluruhnya
didalam aquades dan tidak membentuk endapan.

2. Mampu membuat 100 ml larutan NaCl 100 Ppm


Pembuatan larutan NaCl dapat dilakukan dengan cara melarutkan
serbuk NaCl ke dalam aquades. Hal pertama yang dilakukan adalah
menghitung jumlah zat yang diperlukan. Dari hasil perhitungan didapatkan
massa NaCl yang diperlukan sebanyak 0,01 gram. Bahan ditimbang dan
dilarutkan dalam gelas ukur dengan. Aquades, lalu dipindahkan ke dalam labu
ukur 100 ml menggunakan corong, tambahkan aquades hingga tanda batas.
Dalam percobaan ini dihasilkan 100 ml larutan NaCl 100 Ppm. Dari serbuk
putih menjadi larutan tidak berwarna dan tidak membentuk endapan. Hal
tersebut terjadi karena pelarut/solven (aquades) lebih banyak jumlahnya
dibandingkan dengan zat terlarutnya/solut(NaCl) sehingga serbuk NaCl larut
seluruhnya didalam aquades dan tidak membentuk endapan.

3. Mampu membuat 100 ml larutan Etanol 70% dari Etanol 96%


Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa etanol 96% yang
diperlukan sebanyak 72,92 ml. Setelah ittu bahan dimasukkan ke gelas ukur
menggunakan pipet sebanyak 18 ml dan sisanya menggunakan pipet tetes
sebanyak 5 tetes agar pengambilan zat lebih akurat. 5 tetes didapatkan dari
perhitungan 0,23 x 20 = 4,6 dan dibulatkan menjadi 5, angka pengali yaitu 20
menunjukkan bahwa 1 ml = 20 tetes. Sehingga kita dapatkan 72,92 ml etanol
96% di dalam gelas ukur, setelah itu pindahkan kedalam labu ukur 100 ml
menggunakan corong dan larutkan aquades hingga tanda batas. Selanjutnya,
tutup labu ukur dan homogenkan. Barulah kita kaan mendapatkan 100 ml
larutan Etanol 70% dari Etanol 96%.
Berdasarkan pengamatan larutan, yang dihasilkan adalah 100 ml
larutan Etanol 70% tanpa adanya perubahan warna namun suhunya
bertambah tinggi perubahan suhu tersebut terjadi karena pencampuran etanol
dengan aquades bersifat eksotermik dengan energi sekitar 777 J/mol
dibebaskan pada 298 . Eksotermik yaitu proses atau reaksi yang melepaskan
energi panas. Etanol akan melepaskan panas ke lingkungan sehingga saat
menghomogenkan, labu ukur akan terasa sedikit hangat.

4. Mampu membuat 100 ml larutan gula 12 % (b/v)


Berdasarkan hasil pengamatan pelarutan gula 12 % , gula pasir
dilarutkan dalam aquades menghasilkan larutan gula tak berwarna dan tidak
membentuk endapan. Hal tersebut terjadi karena pelarut (solven) lebih banyak
jumlahnya dibandingkan dengan zat terlarutnya (solut) sehingga gula pasir
larut seluruhnya di dalam aquades dan tidak membentuk endapan.

5. Mampu membuat 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37%
Untuk membuat 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37% dapat
dilakukan dengan pengenceran. Hal pertama yang harus dilakukan adalah
menghitung jumlah zat yang diperlukan. Dari hasil perhitungan diketahui HCl
yang di butuhkan sebanyak 0,84 ml. setelah itu HCl dimasukan ke dalam
gelas ukur menggunakan pipet ukur. Kemudian dilarutkan dengan cara
menambahkan HCl pada aquades, bukan sebaliknya. Pindahkan ke dalam
labu ukur 100 ml menggunakan corong, tambahkan aquades hingga tanda
batas.
Pengenceran HCl dilakukan dengan cara menambah HCl ke dalam air
atau aquades bukan sebaliknya. Hal ini disebabkan adanya perbedaan massa
jenis kedua zat tersebut, hingga air akan mengapung di atas HCl karena massa
jenisnya lebih rendah. Oleh sebab itu jika pengenceran dilakukan dengan cara
menambahkan air pada HCl maka akan terjadi reaksi keras atau mendidih,
sama seperti air yang jatuh ke dalam minyak panas.
Berdasarkan hasil pengamatan, larutan yang terbentuk adalah 50 mL
larutan HCl 0,1 M yang tak berwarna dari larutan HCl 37% yang berwarna
kekuningan. Perubahan warna ini terjadi akibat efek pengenceran.

Perlu diingat ketika larutan sudah hampir mendekati tanda batas, penambahan
aquades sebaiknya menggunakan pipet tetes. Apabila larutan terlalu ber;ebih
sampai melewati tanda batas, percobaan tersebut harus diulangi, karena jika hal
ini terjadi akan menghambat proses pengamatan yang mengakibatkan
ketidakakuratab hasil percobaan.

VIII. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa :


1. Dengan percobaan yang dilakukan, kita dapat maengetahui tahapan – tahapan
membuat larutan dan mengencerkan larutan dengan konsentrasi tertentu.
2. Pada larutan atau pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M, larutan yang terbentuk
adalah larutan tak berwarna. NaCl yang diperlukan untuk membuat larutan ini
sebanyak 0,58 gram serbuk NaCl.
3. Pada pembuatan 100 ml NaCl 100 Ppm dibutuhkan 0,01 gram NaCl serbuk,
larutan yang terbentuk adalah larutan NaCl 100 Ppm tak berwarna.
4. Pembuatan 100 ml Etanol 70% dari Etanol 90% dilakukan dengan cara
pengenceran, diperlukan 72,92 ml Etanol 90%, dan hasilnya adalah larutan Etanol
70% tak berwarna dan suhunya naik. Pencampuran air dan Etanol bersifat
eksotermik.
5. Pada pembuatan 100 ml larutan gula 12 % diperlukan 12 gram gula pasir, larutan
yangterbentuk adalah 100 ml larutan gula 12 % tak berwarna.
6. Pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37% dilakukan dengan cara
pengenceran, diperlukan 0,84 ml HCl 37% dan hasilnya adalah 100 mL larutan
HCl 0,1 M tak berwarna. Proses pengenceran ini dilakukan dengan cara
menambahkan HCl ke dalam aquades/air bukan sebaliknya.

IX. DAFTAR PUSTAKA

 Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar I. Erlangga : Jakarta


 Keenan, 1986. Kimia Untuk Universitas. Erlangga : Jakarta
 http://id.m.wikipedia.org/wiki/etanol/
 Kurniasih, Nunung. 2014. Modul Praktikum Kimia Dasar I. Bandung : UIN
SGD Bandung

Anda mungkin juga menyukai