Sistem Rujukan adalah system yang dikelola secara strategis, pragmatis, merata proaktif dan
koordinatif untuk menjamin pemerataan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang
paripurna dan komprehensif bagi masyarakat yang membutuhkannya terutama bagi ibu
dan bayi baru lahir, dimanapun mereka berada dan berasal dari golongan ekonomi
manapun, agar dapat dicapai peningkatan derajat kesehatan ibu hamil dan bayi melalui
peningkatan mutu dan keterjangkauan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal di
wilayah mereka berada.
Rujukan adalah suatu kondisi yang optimal dan tepat waktu ke fasilitas rujukan atau fasilitas
yang memiliki sarana lebih lengkap yang diharapkan mampu menyelamatkan jiwa para ibu
dan bayi baru lahir (JNPK-KR, 2012).
Sistem rujukan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang
memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas masalah
yang timbul, baik secara vertikal maupun horizontal ke fasilitas pelayanan yang lebih
berkompeten, terjangkau, rasional, dan tidak dibatasi oleh wilayah administrasi ( Syafrudin,
2009).
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus penyakit atau
masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti
satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya,
maupun secara horisontal dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan yang sama.
Sistem rujukan dalam mekanisme pelayanan obstetri adalah suatu pelimpahan tanggung
jawab timbal-balik atas kasus atau masalah kebidanan yang timbul baik secara
vertikal,maupun horizontal. Rujukan vertikal,maksudnya adalah rujukan dan komunikasi
antara satu unit ke unit yang telah lengkap. Misalnya dari rumah sakit kabupaten ke rumah
sakit provinsi atau rumah sakit tipe C ke rumah sakit tipe B yang lebih spesialistik fasilitas
dan personalianya. Rujukan horizontal adalah konsultasi dan komunikasi antar unit yang ada
dalam satu rumah sakit,misalnya antara bagian kebidanan dan bagian ilmu kesehatan
anak (Syafrudin,2009)
Dokumentasi juga dikenal dengan istilah charting, recording, dan record keeping.
Chart adalah sebuah dokumen yang memberikan informasi yang berguna bagi pasien dan
informasi tentang perawatan kesehatannya. ... Dalam pelayanan kebidanan, dokumentasi
merupakan bagian dari kegiatan bidan setelah memberikan asuhan kebidanan
Pengertian lain dari record adalah informasi yang berisi kenyataan atau kejadian dalam
pelayanan yang diberikan atau penulisan tentang kenyataan yang menggambarkan tentang
pelayanan yang otentik dan legal.
Tujuan umum sistem rujukan adalah untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi
pelayanan kesehatan secara terpadu (Kebidanan Komunitas). Tujuan umum rujukan untuk
memberikan petunjuk kepada petugas puskesmas tentang pelaksanaan rujukan medis
dalam rangka menurunkan IMR dan AMR.
1. Rujukan Medik yaitu pelimpahan tanggungjawab secara timbal balik atas satu kasus
yang timbal balik secara vertikal maupun horizontal kepada yang lebih berwenang
dan mampu menanganinya secara rasional.
Jenis rujukan medik :
3. Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam
institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke puskesmas
induk.
4. Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan
kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap) maupun
vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).
1. Pengiriman orang sakit dari unit kesehatan kurang lengkap ke unit yang lebih
lengkap
2. Rujukan kasus patologis pada kehamilan, persalinan, dan nifas
3. Pengiriman kasus masalah reproduksi manusia lainnya seperti kasus ginekologi atau
kontrasepsi yang memerlukan penanganan spesialis
4. Pengiriman bahan laboratorium
5. Jika penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai, kembalikan dan
kirimkan ke unit semula, jika perlu disertai dengan keterangan yang lengkap.
1. Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih ditemukan penderita yang tidak dapat
ditangani sendiri oleh keluarga atau kader/dukun bayi, maka segera dirujuk ke
fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat,oleh karena itu mereka belum tentu
dapat menerapkan ke tingkat kegawatdaruratan.
2. Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas Tenaga kesehatan
yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut harus dapat menentukan
tingkat kegawatdaruratan kasus yang ditemui, sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawabnya, mereka harus menentukan kasus mana yang boleh ditangani
sendiri dan kasus mana yang harus dirujuk
Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang mempunyai
kewenangan dan fasilitas terdekat yang termasuk fasilitas pelayanan swasta dengan tidak
mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita.
C. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga
Dijabarkan persiapan penderita yang harus diperhatikan dalam melakukan rujukan yaitu
dengan melakukan BAKSOKU yang merupakan singkatan dari (Bidan, Alat, Keluarga, Surat,
Obat, Kenderaan, Uang),(JNPK-KR,2012).
2. A ( Alat ) Bawa perlengkapan dan bahan – bahan yang diperlukan seperti : Spuit,
infus set, tensi meter, stetoskop dll.
3. K ( Keluarga ) Beritahu keluarga kondisi terakhir ibu ( klien ) dan alasan mengapa
dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang lain harus menemani ibu ( klien ) ke
tempat rujukan.
4. S ( Surat ) Berikan surat ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu ( klien ), alasan
rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan atau obat – obat yang telah diterima ibu ( klien )
5. O ( Obat ) Bawa obat – obat essensial diperlukan selama perjalanan merujuk
6. K (Kendaraan) Siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan ibu
(klien)dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan dalam waktu
yang cepat.
7. U ( Uang ) Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk
membeli obat dan bahan – bahan kesehatan yang diperlukan di tempat rujukan.
8. Da ( Darah ) siapkan darah untuk transfursi