Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

Asuhan Keperawatan Emesis Gravidarum

Disusun Oleh :
Nama : Mirna Kristiani, S.Kep
NPM : 220269046

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Ns. Yeni Ellyanti, S.Kep, M.Kep Ns. Eni Suryani S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
BHAKTI HUSADA BENGKULU
2021
A. Konsep Dasar Teori
1. Definisi
Emesis gravidarum adalah gejala yang sering terjadi pada kehamilan
trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat juga terjadi setiap saat
dan malam hari.
Emesis gravidarum merupakan keluhan umum yang disampaikan pada
kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada
wanita karena terdapat peningkatan hormon esterogen, progesteron, dan
dikeluarkanya human chorionic gonadothropine hormone.. Hormon-hormon inilah
yang diduga menyebabkan terjadinya emesis gravidarum.

2. Etiologi
a. Penyebab tidak diketahui, tetapi diduga disebabkan oleh peningkatan hormon
kelamin yang diproduksi selama hamil.
b. Penyebab hampir dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon
kehamilan. Tetapi, akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau
mengalami tekanan emosional. Mual di pagi hari lebih umum daripada di saat
yang lain, karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang diendapkan
semalaman.
c. Penyebabnya adalah perubahan hormon yang akan mengakibatkan pengeluaran
asam lambung yang berlebihan, terutama di pagi hari .
d. Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan karena selama hamil
muda pergerakan usus menjadi lambat, karena pengaruh hormon hipofisekarena
pengaruh hormon hipofise
e. Penyebab yang pasti masih belum diketahui diduga karena pengaruh perubahan
psikologis dan adanya pengaruh perubahan hormonal selama kehamilan

3. Manifestasi klinis
Gejala klinik emesis gravidarum adalah kepala pusing, terutama pagi hari,disertai
mual muntah sampai kehamilan 4 bulan. Akibat mualdan muntah nafsu makan
berkurang:
Tanda-tanda emesis gravidarum berupa :
a. Rasa mual, bahkan dapat sampai munta Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali
sehari, biasanya terjadi di pagi hari tetapi dapat pula terjadi setiap saat.
b. Nafsu makan berkurang
c. Mudah lelah
d. Emosi yang cenderung tidak stabil

4. Phatway

Faktor alergi Faktor adaptasi

Emesis gravidarum

Komplikasi
Penyesuaian gaster

Hiperemesis gravidarum

Intake nutrisi menurun Pengeluaran nutrisi berlebihan Kehilangan cairan


berlebih

Defisit nutrisi
Dehidrasi

Cairan ekstraseluler dan plasma


Hemokonsentrasi

Risiko ketidakseimbangan Aliran darah


elektrolit kejaringan menurun

Metabolisme intra
sel menurun

Otot lemah

Kelemahan tubuh

Intoleransi aktivitas
5. Komplikasi
Sekitar 2-5% keadaan muntah dan mual semakin menghebat, dan begitu
menghebatnya sehingga memerlukan rawat inap di rumah sakit. Salah satu
komplikasi yang paling sering dialami adalah dehidrasi atau disebut juga
kekurangan cairan. Andaikata dehidrasi tersebut tidak segera diganti dengan
cairan yang cukup dan benar maka sudah dipastikan akan mempengaruhi janin yang
ada dalam kandungan.

6. Pemeriksaan Diagnostik
a. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan
adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta
b. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
c. Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.

7. Penatalaksanaan
a. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang ibu hamil muda yang selalu
dapat disertai emesis gravidarum akan berangsur-angsur berkurang sampai
umur kehamilan 4 bulan.
b. Dinasehatkan agar tidak terlalu cepat bangun dari tempat tidur, sehingga
tercapai adaptasi aliran darah menuju susunan saraf pusat.
c. Nasehat diet, dianjurkan makan dengan porsi kecil, tetapi lebih sering. Makanan
yang merangsang timbulnya mual dan muntah dihindari.
d. Obat-obatan, pengobatan ringan tanpa masuk rumah sakit pada emesis
gravidarum :
1) Vitamin yang diperlukan : (vitamin B kompleks, mediamer B6 sebagai
vitamin dan antimuntah)
2) Pengobatan :
a) Sedativa ringan : Luminal 3 x 30 mg (Barbitural), Valium
b) Antri mual muntah : Stimetil, Primperan, Emetrol dan lainnya.
3) Nasehat Pengobatan
a) Banyak minum air atau minuman lain
b) Hindari minuman atau makanan yang asam untuk mengurangi iritasi
lambung
4) Nasehat Kontrol Antenatal
a) Pemeriksaan hamil lebih sering
b) Segera datang bila terjadi keadaan abnormal.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat
menahan makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa pasien mengeluarkan air
liurnya berlebihan/ hipersalivasi
Riwayat haid sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datangdan
mengetahui mereka hamil. Tetapi kadang-kadang pasien tidak dapat memberikan
informasi yang penting ini.
2. Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan umum
Kulit dan membrane mukosa sering tampak kering dan turgr menurun. Pasien
dapat menjadi kurus. Vomitus yang iritatif dapat membuat erosi pada bibir dan
wajah bagian bawah: lidah tampak merah, kering dan pecah-pecah. Faring kering
dan merah, dan pernafasan berbau busuk dengan bau seperti buah-buahan yang
khas untuk ketoasidosis.
Takikardi dan hipotensi dapat menunjukkan dehidrasi hipovolemia. Pada
penyakit yang berat dan berkepanjangan, abrasi mental, delirium, sakit kepala,
stupor, dan koma dapat terjadi.
3. Diagnosa keperawatan
a. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketimampuan mencerna makanan ditandai
dengan mual muntah.
b. Risiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan ketidakseimbangan
cairan ditandai dengan cairan elektrolit keluar.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen ditandai dengan mengeluh lelah.
4. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan/ Kriteria Hasil Intervensi


. Keperawatan
1. Defisit nutrisi Tujuan: Status Nutrisi Manajemen Nutrisi
membaik Observasi:
berhubungan
- Identifikasi status
dengan Kriteria Hasil: nutrisi
- Nafsu makan - Identifikasi
ketimampuan
membaik makanan yang
mencerna - Berat badan disukai
membaik - Monitor berat badan
makanan ditandai
- Kekuatan otot - Monitor
dengan menelan pemerikasaan
meningkat laboratorium
mual muntah.
- Porsi makanan
yang dihabiskan Teraupetik:
meningkat - Lakukan oral
- Membran hygiene, jika perlu
mukosa - Sajikan makanan
Membaik yang menarik dan
suhu sesuai.
- Berikan makanan
tinggi kalori, tinggi
protein.

Edukasi:
- Anjurkan posisi
duduk, jika mampu

Kolaborasi:
- Kolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan.
- Kolaborasi dengan
ahli gizi.
2. Risiko Tujuan: Keseimbangan Pemantauan Elektrolit
Elektrolit Observasi:
ketidakseimbangan
meningkat - Identifikasi kemungkinan
elektrolit penyebab
Kriteria Hasil: ketidakseimbang elektrolit
berhubungan
- Serum natrium - Monitor kadar
dengan meningkat elektrolit serum.
- Serum kalium - Monitor kehilangan
ketidakseimbangan
meningkat cairan, jika perlu.
cairan ditandai - Serum klorida - Monitor tanda dan
meningkat gejala hipokalemia
dengan cairan (mis. kelemahan
otot, kelelahan,
elektrolit keluar.
anoreksia, pusing,
depresi pernapasan).

Teraupetik:
- Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi
pasien.

Edukasi:
- Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
- Informasikan hasil
pemantauan, jika
perlu.
3. Intoleransi aktivitas Tujuan: Toleransi Manajemen Energi
Aktivitas meningkat Observasi:
berhubungan
- Identifikasi gangguan
dengan Kriteria Hasil: fungsi
- Keluhan lelah tubuh yang
ketidakseimbangan
menurun mengakibatkan kelelahan.
antara suplai dan - Kemudahan - Monitor kelemahan fisik
dalam melakukan dan emosional
kebutuhan oksigen
aktivitas sehari- - Monitor pola dan jam
ditandai dengan hari meningkat tidur.
- Perasaan lemah
mengeluh lelah.
menurun Teraupetik:
- TTV dalam batas - Sediakan lingkungan
normal nyaman dan rendah
stimulus (mis. cahaya,
suara, kunjungan).
- Lakukan latihan
rentang gerak pasif dan
atau aktif.

Edukasi:
- Anjurkan tirah
baring.
- Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap.

Kolaborasi
- Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan
asupan makanan.

Anda mungkin juga menyukai