Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Adanya Gen Resesif Rangkap

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

NAMA : TRI INDRI LESTARI

NIM : 4193520003

KELAS : PSB 2019 A

MATA KULIAH : GENETIKA

DOSEN PENGAMPU : Dr. Syahmi Edi, M.Si.

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hukum Mendel II menyatakan adanya pengelompokkan gen secara bebas.


Seperti telah diketahui, persilangan antara dua individu dengan satu sifat beda (
monohibrid) akan menghasilkan rasio genotipe 1:2:1 dan rasio fenotipe 3:1. Sementara itu,
persilangan dengan dua sifat beda ( dihibrid) menghasilkan rasio fenotipe 9:3:3:1, hanya
berlaku apabila kedua pasang gen yang mewarisi kedua pasang sifat tersebut masing-
masing terletak pada 2 kromosom yang berlainan, dan masing-masing mengekspresikan
sifatnya sendiri. Beberapa cara penurunan tak mengikuti hukum ini, mengingat bahwa
pengawasan suatu sifat kadang– kadang tidak dilakukan oleh suatu pasang gen saja, tetapi
oleh dua pasang atau lebih gen yang mengadakan interaksi ( kerjasama ). Dan hal ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor.

Pada 1906, W.Batenson dan R.C Punnet menemukan bahwa pada persilangan F2
dihasilkan rasio fenotipe 14 : 1 : 1 : 3. Mereka menyilangkan kacang kapri berbunga ungu
yang serbuk sarinya lonjong dengan kacang kapri berbunga mearah yang serbuk sarinya
bundar. Rasio fenotipe dari keturunan ini menyimpang dari hukum mendel yang
seharusnya pada keturunan kedua (F2), perbandingan fenotipenya 9 : 3 : 3 : 1.

Pada 1910, seorang sarjana Amerika yang bernama T.H Morgan dapat
memecahkan misteri tersebut.Morgan menemukan bahwa kromosom mengandung banyak
gen dan mekanisme pewarisannya menyimpang dari hukum Mendel. Hingga saat ini, telah
diketahui bahwa lalat buah memiliki kira–kira 5000 gen,padahal lalat buah hanya
memiliki 4 pasang kromosom saja. Sepasang di antaranya memiliki ukuran kecil sekali,
menyerupai dua buah titik. Jadi, dalam sebuah kromosom tidak terdapat sebuah gen saja
melainkan puluhan,bahkan ratusan gen.

Pada umumnya gen memiliki pekerjaan sendiri–sendiri untuk menumbuhkan


karakter, tetapi ada beberapa genyang berinteraksi atau menumbuhkan karakter. Gen
tersebut mungkin terdapat pada kromosom yang sama atau pada kromosom yang berbeda.
Interaksi antar gen akan menimbulkan perbandingan fenotipe keturunan yang

2
menyimpang dari hukum Mendel, keadaan ini disebut penyimpangan hukum Mendel.
Menurut mendel, perbandingan fenotipe F2 pada persilangan dihibrid adalah 9 : 3 :
3 : 1. Apabila terjadi penyimpangan hukum Mendel, perbandingan fenotipe dapat menjadi
9 : 3 : 4, 9 : 7 atau 12 : 3 : 1. Perbandingan tersebut merupakan modifikasi dari 9 : 3 : 3 :1

1.2 Rumusan Masalah

Adapun tujuan masalah dalam pembuatan makalah ini adalah:


1. Apakah pengertian interaksi gen-gen?
2. Apakah yang dimaksud dengan epistasis dominan dan epistasis resesif?
3. Apakah yang dimaksud dengan epistasis dominan dan epistasis resesif?
4. Apakah yang dimaksud dengan gen resesif rangkap dan gen dominan rangkap?
5. Apakah yang dimaksud dengan gen-gen rangkap yang mempunyai pengaruh komulatif
serta atavisme?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah:


1. Mengetahui pengertian interaksi gen-gen.
2. Mengetahui epistasis dominan dan epistasis resesif?
3.Mengetahui epistasis dominan dan epistasis resesif?
4.Mengetahui gen resesif rangkap dan gen dominan rangkap?
5.Mengetahui gen-gen rangkap yang mempunyai pengaruh komulatif serta atavisme?

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Interaksi Gen-Gen

Interaksi gen adalah penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak
melibatkan modifikasi nisbah fenotipe, tetapi menimbulkan fenotipe-fenotipe yang merupakan
hasil kerja sama atau interaksi dua pasang gen nonalelik.

Selain terjadi interaksi antar alel, interaksi juga dapat terjadi secara genetik. Selain
mengalami berbagai modifikasi rasio fenotipe karena adanya peristiwa aksi gen tertentu,
terdapat pula penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak melibatkan modifikasi
rasio fenotipe, tetapi menimbulkan fenotipe-fenotipe yang merupakan hasil kerja sama atau
interaksi dua pasang gen nonalelik. Peristiwa semacam ini dinamakan interaksi gen menurut
(Suryo: 2001). Peristiwa interaksi gen pertama kali dilaporkan oleh W. Bateson dan R.C.
Punnet setelah mereka mengamati pola pewarisan bentuk jengger ayam.

Menurut William D. Stansfield (1991 : 56) fenotipe adalah hasil produk gen yang dibawa
untuk diekspresikan ke dalam lingkungan tertentu. Lingkungan ini tidak hanya meliputi
berbagai faktor eksternal seperti: temperatur dan banyaknya suatu kualitas cahaya. Sedangkan
faktor internalnya meliputi: Hormon dan enzim. Gen merinci struktur protein. Semua enzim
yang diketahui adalah protein. Enzim melakukan fungsi katalis, yang menyebabkanpemecahan
atau penggabungan berbagai molekul. Semua reaksi kimiawi yang terjadi di dalam sel
merupakan persoalan metabolisma. Reaksi – reaksi ini merupakan reaksi pengubahan bertahap
satu substansi menjadi substansi lain, setiap langkah (tahap) diperantarai oleh suatu enzim
spesifik. Semua langkah yang mengubah substansi pendahulu (precursor) menjadi produk akhir
menyusun suatu jalur biosintesis.Interaksi gen terjadi bila dua atau lebih gen mengekspresikan
protein enzim yang mengkatalis langkah – langkah dalam suatu jalur bersama.

2.2 Epistasis Dominan dan Epistasis Resesif

Interaksi beberapa gen, gen yang bersifat menutup disebut (epistasis) dan gen yang bersifat
tertutupi (hipostasis). Epistasis-hipostasis pertama kali ditemukan oleh (Nelson dan Ehle).
Interaksi gen bisa berupa gen-gen dominan (epistasis dominan), dan jika interaksi terjadi antar
gen-gen resesif (epistasis resesif)
4
1. Epistasis Dominan

Epistasis dominan : gen dengan alel dominan yang menutupi kerja gen lain. Pada
peristiwa epistasis dominan terjadi penutupan ekspresi gen oleh suatu gen dominan yang
bukan alelnya. Nisbah fenotipe pada generasi F2 dengan adanya epistasis dominan adalah
12 : 3 : 1.

Peristiwa epistasis dominan dapat dilihat misalnya pada pewarisan warna buah waluh
besar (Cucurbita pepo). Dalam hal ini terdapat gen Y yang menyebabkan buah berwarna kuning
dan alelnya y yang menyebabkan buah berwarna hijau. Selain itu, ada gen W yang menghalangi
pigmentasi dan w yang tidak menghalangi pigmentasi.

2. Epistasis Resesif

Epistasis resesif : gen dengan alel homozigot resesif yang mempengaruhi gen lain.
Peristiwa epistasis resesif terjadi apabila suatu gen resesif menutupi ekspresi gen lain yang
bukan alelnya. Akibat peristiwa ini, pada generasi F2 akan diperoleh nisbah fenotipe 9 : 3 : 4.
Contoh epistasis resesif dapat dilihat pada pewarisan warna bulu mencit (Mus
musculus). Ada dua pasang gen nonalelik yang mengatur warna bulu pada mencit, yaitu gen A
menyebabkan bulu berwarna kelabu, gen a menyebabkan bulu berwarna hitam, gen C
menyebabkan pigmentasi normal, dan gen c menyebabkan tidak ada pigmentasi.

2..3 Gen Resesif Rangkap dan Gen Dominan Rangkap


1.Gen Resesif Rangkap
Komplementer / epistasis resesif rangkap : interkasi beberapa gen yang saling
melengkapi. Apabila gen resesif dari suatu pasangan gen, katakanlah gen I, epistatis terhadap
pasangan gen lain, katakanlah gen II, yang bukan alelnya, sementara gen resesif dari pasangan
gen II ini juga epistatis terhadap pasangan gen I, maka epistasis yang terjadi dinamakan
epistasis resesif ganda. Epistasis ini menghasilkan nisbah fenotipe 9 : 7 pada generasi F2.
2.Gen Dominan Rangkap
Epistasis dominan rangkap : peristiwa dua gen dominan atau lebih yang bekerja untuk
munculnya satu fenotip tunggal. Apabila gen dominan dari pasangan gen I epistatis terhadap
5
pasangan gen II yang bukan alelnya, sementara gen dominan dari pasangan gen II ini juga
epistatis terhadap pasangan gen I, maka epistasis yang terjadi dinamakan epistasis dominan
ganda. Epistasis ini menghasilkan nisbah fenotipe 15 : 1 pada generasi F2.

2.4 Gen-gen Rangkap Yang Mempunyai Pengaruh Komulatif

Atavisme : Interaksi gen dapat menyebabkan tersembunyi sifat keturunan untuk beberapa
generasi. Atavisme adalah interaksi dari beberapa gen yang menyebabkan munculnya suatu
sifat yang berbeda dengan karakter induknya
Atavisme pertama kali ditemukan oleh Bateson dan Punnet. ada 4 macam bentuk
pial/jengger ayam yaitu: Interaksi antar gen-gen yang menentukan bentuk dari pial (jengger
ayam). Hasil temuan: karakter pial/jengger ayam tidak hanya diatur oleh satu gen, tetapi oleh
dua gen yang berinteraksi.

Pada Cucurbita pepo dikenal tiga macam bentuk buah, yaitu cakram, bulat, dan lonjong.
Gen yang mengatur pemunculan fenotipe tersebut ada dua pasang, masing- masing B dan b
serta L dan l. Apabila pada suatu individu terdapat sebuah atau dua buah gen dominan dari
salah satu pasangan gen tersebut, maka fenotipe yang muncul adalah bentuk buah bulat (B-ll
atau bbL-). Sementara itu, apabila sebuah atau dua buah gen dominan dari kedua pasangan gen
tersebut berada pada suatu individu, maka fenotipe yang dihasilkan adalah bentuk buah cakram
(B-L-). Adapun fenotipe tanpa gen dominan (bbll) akan berupa buah berbentuk lonjong.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Beberapa cara penurunan sifat tidak mengikuti hukum Mendel II dengan rasio klasik
F2 9 : 3 : 3 : 1. Akan tetapi kedua pasang gen ini akan mengadakan interaksi (kerjasama)
yang menghasilkan fenotip baru, atau adapula terjadi penutupan ekspresi oleh pasangan gen
lain yang disebut epistasis. Ada beberapa macam epistasis yaitu :

1. Epistasis dominan (perbandingan 12 :3 :1 ).

2. Epistasis resesif ( modifying gen ) ( perbandingan 9 : 3 : 4 ).

3. Epistasis dominan resesif ( Inhibiting gen ) ( perbandingan 13 : 3).

4. Epistasis dominan duplikat ( polimeri ) ( perbandingan 15 : 1 ).

5. Epistasis resesif duplikat ( complementary factor ) ( perbandingan 9 :7 ).

6. Gen duplikat dengan efek kumulatif ( 9 : 6 : 1 ).

3.2 Saran

Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen serta pihak-pihak yang membantu
terselesainya makalah ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca dan kami mengharapkan kritik dan
saran demi sempurnanya makalah ini

7
DAFTAR PUSTAKA

Agus Harry Susanto.2011.Genetika.Yogyakarta:Graha Ilmu


Suryo. 2008. Genetika Strata 1. Yogyakarta: UGM.

Yatim, Wildan.2017. genetika. Bandung: Tarsito

Anda mungkin juga menyukai