DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
NIM : 4193520003
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada 1906, W.Batenson dan R.C Punnet menemukan bahwa pada persilangan F2
dihasilkan rasio fenotipe 14 : 1 : 1 : 3. Mereka menyilangkan kacang kapri berbunga ungu
yang serbuk sarinya lonjong dengan kacang kapri berbunga mearah yang serbuk sarinya
bundar. Rasio fenotipe dari keturunan ini menyimpang dari hukum mendel yang
seharusnya pada keturunan kedua (F2), perbandingan fenotipenya 9 : 3 : 3 : 1.
Pada 1910, seorang sarjana Amerika yang bernama T.H Morgan dapat
memecahkan misteri tersebut.Morgan menemukan bahwa kromosom mengandung banyak
gen dan mekanisme pewarisannya menyimpang dari hukum Mendel. Hingga saat ini, telah
diketahui bahwa lalat buah memiliki kira–kira 5000 gen,padahal lalat buah hanya
memiliki 4 pasang kromosom saja. Sepasang di antaranya memiliki ukuran kecil sekali,
menyerupai dua buah titik. Jadi, dalam sebuah kromosom tidak terdapat sebuah gen saja
melainkan puluhan,bahkan ratusan gen.
2
menyimpang dari hukum Mendel, keadaan ini disebut penyimpangan hukum Mendel.
Menurut mendel, perbandingan fenotipe F2 pada persilangan dihibrid adalah 9 : 3 :
3 : 1. Apabila terjadi penyimpangan hukum Mendel, perbandingan fenotipe dapat menjadi
9 : 3 : 4, 9 : 7 atau 12 : 3 : 1. Perbandingan tersebut merupakan modifikasi dari 9 : 3 : 3 :1
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Interaksi gen adalah penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak
melibatkan modifikasi nisbah fenotipe, tetapi menimbulkan fenotipe-fenotipe yang merupakan
hasil kerja sama atau interaksi dua pasang gen nonalelik.
Selain terjadi interaksi antar alel, interaksi juga dapat terjadi secara genetik. Selain
mengalami berbagai modifikasi rasio fenotipe karena adanya peristiwa aksi gen tertentu,
terdapat pula penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak melibatkan modifikasi
rasio fenotipe, tetapi menimbulkan fenotipe-fenotipe yang merupakan hasil kerja sama atau
interaksi dua pasang gen nonalelik. Peristiwa semacam ini dinamakan interaksi gen menurut
(Suryo: 2001). Peristiwa interaksi gen pertama kali dilaporkan oleh W. Bateson dan R.C.
Punnet setelah mereka mengamati pola pewarisan bentuk jengger ayam.
Menurut William D. Stansfield (1991 : 56) fenotipe adalah hasil produk gen yang dibawa
untuk diekspresikan ke dalam lingkungan tertentu. Lingkungan ini tidak hanya meliputi
berbagai faktor eksternal seperti: temperatur dan banyaknya suatu kualitas cahaya. Sedangkan
faktor internalnya meliputi: Hormon dan enzim. Gen merinci struktur protein. Semua enzim
yang diketahui adalah protein. Enzim melakukan fungsi katalis, yang menyebabkanpemecahan
atau penggabungan berbagai molekul. Semua reaksi kimiawi yang terjadi di dalam sel
merupakan persoalan metabolisma. Reaksi – reaksi ini merupakan reaksi pengubahan bertahap
satu substansi menjadi substansi lain, setiap langkah (tahap) diperantarai oleh suatu enzim
spesifik. Semua langkah yang mengubah substansi pendahulu (precursor) menjadi produk akhir
menyusun suatu jalur biosintesis.Interaksi gen terjadi bila dua atau lebih gen mengekspresikan
protein enzim yang mengkatalis langkah – langkah dalam suatu jalur bersama.
Interaksi beberapa gen, gen yang bersifat menutup disebut (epistasis) dan gen yang bersifat
tertutupi (hipostasis). Epistasis-hipostasis pertama kali ditemukan oleh (Nelson dan Ehle).
Interaksi gen bisa berupa gen-gen dominan (epistasis dominan), dan jika interaksi terjadi antar
gen-gen resesif (epistasis resesif)
4
1. Epistasis Dominan
Epistasis dominan : gen dengan alel dominan yang menutupi kerja gen lain. Pada
peristiwa epistasis dominan terjadi penutupan ekspresi gen oleh suatu gen dominan yang
bukan alelnya. Nisbah fenotipe pada generasi F2 dengan adanya epistasis dominan adalah
12 : 3 : 1.
Peristiwa epistasis dominan dapat dilihat misalnya pada pewarisan warna buah waluh
besar (Cucurbita pepo). Dalam hal ini terdapat gen Y yang menyebabkan buah berwarna kuning
dan alelnya y yang menyebabkan buah berwarna hijau. Selain itu, ada gen W yang menghalangi
pigmentasi dan w yang tidak menghalangi pigmentasi.
2. Epistasis Resesif
Epistasis resesif : gen dengan alel homozigot resesif yang mempengaruhi gen lain.
Peristiwa epistasis resesif terjadi apabila suatu gen resesif menutupi ekspresi gen lain yang
bukan alelnya. Akibat peristiwa ini, pada generasi F2 akan diperoleh nisbah fenotipe 9 : 3 : 4.
Contoh epistasis resesif dapat dilihat pada pewarisan warna bulu mencit (Mus
musculus). Ada dua pasang gen nonalelik yang mengatur warna bulu pada mencit, yaitu gen A
menyebabkan bulu berwarna kelabu, gen a menyebabkan bulu berwarna hitam, gen C
menyebabkan pigmentasi normal, dan gen c menyebabkan tidak ada pigmentasi.
Atavisme : Interaksi gen dapat menyebabkan tersembunyi sifat keturunan untuk beberapa
generasi. Atavisme adalah interaksi dari beberapa gen yang menyebabkan munculnya suatu
sifat yang berbeda dengan karakter induknya
Atavisme pertama kali ditemukan oleh Bateson dan Punnet. ada 4 macam bentuk
pial/jengger ayam yaitu: Interaksi antar gen-gen yang menentukan bentuk dari pial (jengger
ayam). Hasil temuan: karakter pial/jengger ayam tidak hanya diatur oleh satu gen, tetapi oleh
dua gen yang berinteraksi.
Pada Cucurbita pepo dikenal tiga macam bentuk buah, yaitu cakram, bulat, dan lonjong.
Gen yang mengatur pemunculan fenotipe tersebut ada dua pasang, masing- masing B dan b
serta L dan l. Apabila pada suatu individu terdapat sebuah atau dua buah gen dominan dari
salah satu pasangan gen tersebut, maka fenotipe yang muncul adalah bentuk buah bulat (B-ll
atau bbL-). Sementara itu, apabila sebuah atau dua buah gen dominan dari kedua pasangan gen
tersebut berada pada suatu individu, maka fenotipe yang dihasilkan adalah bentuk buah cakram
(B-L-). Adapun fenotipe tanpa gen dominan (bbll) akan berupa buah berbentuk lonjong.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Beberapa cara penurunan sifat tidak mengikuti hukum Mendel II dengan rasio klasik
F2 9 : 3 : 3 : 1. Akan tetapi kedua pasang gen ini akan mengadakan interaksi (kerjasama)
yang menghasilkan fenotip baru, atau adapula terjadi penutupan ekspresi oleh pasangan gen
lain yang disebut epistasis. Ada beberapa macam epistasis yaitu :
3.2 Saran
Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen serta pihak-pihak yang membantu
terselesainya makalah ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca dan kami mengharapkan kritik dan
saran demi sempurnanya makalah ini
7
DAFTAR PUSTAKA