573-Article Text-3524-1-10-20180605
573-Article Text-3524-1-10-20180605
1, Juni 2018,
P-ISSN: 2503-1031, E-ISSN: 2503-1112
Saifullah#1, Susilawati*2
1Prodi Agribisnis Perikanan dan Kelautan, Jurusan Agribisnis, Politeknik Negeri Sambas
2Prodi Agrobisnis, Jurusan Agribisnis, Politeknik Negeri Sambas
Email : saifullahtatang@yahoo.co.id
ABSTRAK
Selama ini, nelayan tradisional menentukan spot pancing (lokasi penangkapan) hanya dengan
mengira-ngira, sehingga tangkapan mereka terbatas. Kondisi cuaca yang tak menentu pada bulan-
bulan tertentu, terutama rentang bulan November sampai Februari kadang membuat nelayan ragu
untuk melaut. Tidak jarang pada masa itu nelayan yang turun kelaut tanpa hasil sama sekali
karena tidak bisa melakukan aktivitas penangkapan akibat cuaca buruk sehingga kerugianlah yang
mereka peroleh. Pada solusi pertama yakni pelatihan manajemen keuangan, mitra akan dilatih
bagaimana melakukan pembukuan keuangan tiap kali melaut dan melakukan penyihan hasil untuk
disimpan di bank sebagai cadangan dikala tidak melaut. Solusi kedua yakni pembuatan dan
pemasangan rumpon, rumpon merupakan salah satu alat bantu penangkapan untuk meningkatkan
hasil tangkapan dimana mempunyai kontruksinya menyerupai pepohonan yang dipasang
(ditanam) di suatau tempat di perairan laut. Dalam kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat yang
merupakan penerapan Ipteks bagi Masyarakat (IbM) ini memerlukan total biaya sebesar Rp.
48.000.000.
PENDAHULUAN
Mencari dan secara konsisten
memproduksi ikan adalah tujuan dari setiap
nelayan. Selama ini, nelayan tradisional
menentukan spot pancing (lokasi
penangkapan) hanya dengan mengira-ngira,
sehingga tangkapan mereka terbatas. Tanda-
tanda alam seperti letak gunung (gb.1),
keberadaan burung camar (gb.2), arah arus
laut dan kedalaman laut menjadi patokan
nelayan tradisional dalam memperkirakan
lokasi penangkapan. Jelas dengan cara ini Gambar 1. Letak gunung
keberadaan pasti lokasi ikan tidak dapat
terdeteksi dengan jelas sehingga tidak jarang
nelayan tradisional pulang dari melaut
dengan tangan kosong, tanpa memperoleh
hasil maupun hasil tangkapan yang sedikit.
Dengan tanpa hasil ini jelas membuat nelayan
merugi, karena dalam sekali melaut
diperlukan biaya yang tidak sedikit, terutama
untuk biaya bahan bakar dan umpan untuk
nelayan pancing.
Gambar 2. Burung Camar
51
Jurnal Pengabdian Masyarakat J-DINAMIKA, Vol. 3, No. 1, Juni 2018,
P-ISSN: 2503-1031, E-ISSN: 2503-1112
Kondisi cuaca yang tak menentu pada bulan- produksi ikan di komunitas nelayan. Hadirnya
bulan tertentu, terutama rentang bulan teknologi (TIK) seperti, GPS, Fishfinder,
November sampai Februari kadang membuat telephone seluler dan internet yang
nelayan ragu untuk melaut. Tidak jarang dikonstruksi oleh nilai sosial dan budaya
pada masa itu nelayan yang turun kelaut (kearifan lokal) sesuai kebutuhan di
tanpa hasil sama sekali karena tidak bisa lingkungan nelayan mempunyai peluang
melakukan aktivitas penangkapan akibat untuk dapat digunakan sebagai
cuaca buruk sehingga kerugianlah yang pemberdayaan nelayan tradisional di
mereka peroleh. Ketidakjelasan lokasi komunitasnya.
gerombolan ikan (spot pancing) yang tepat Dalam PPM Teknologi Rumpon Untuk
tiap turun kelaut menjadi masalah utama Nelayan Tradisional ini akan membantu mitra
nelayan tradisional dalam memproduksi ikan. dalam rangka meningkatkan pendapatan
Ketika musim cuaca buruk tiba dimana usaha. Solusi yang ditawarkan dan disepakati
ombak dilaut cukup tinggi, yakni sekitar yakni :
bulan November sampai Februari (± 4 bulan) 1) Pelatihan manajemen keuangan untuk
kebanyakan nelayan terutama mitra lebih mengatasi musim pacaklik.
memilih tidak melaut. Disaat ini yang akan 2) Pembuatan rumpon dasar.
memperparah kondisi ekonomi mitra 3) Pemasangan rumpon dilaut dan
dikarenakan tidak pahamnya mitra tentang pengambilan data hasil tangkapan.
manajemen keuangan. Budaya menabung
saaat panen untuk musim pacaklik masih
belum diterapkan oleha nelayan tradisional. 1.2 Target Luaran
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- Target luaran yang dihasilkan dari
hari ketika tidak melaut para nelayan ini kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat ini
bekerja serabutan. Tidak sedikit dari nelayan adalah :
ini yang menjual kapal motor miliknya hanya 1) Adanya buku catatan produksi dan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. rekening tabungan di salah satu bank.
Akses insfrastruktur, pendidikan, 2) Empat 16 rumpon (masing-masing mitra 8
pengetahuan, SDM, pemanfaatan Teknologi rumpon) model balok dengan ukuran
Informasi Kelautan (TIK) masih relatif lebar 1.5 x panjang 3 x tinggi 2 meter per
rendah. Hal ini berpengaruh terhadap sistem rumpon dengan bahan : pohon bamboo,
penangkapan, pengolahan, dan distribusi pelepah kelapa, ranting kayu bakau, tali
produksi ikan di komunitas nelayan. Hadirnya pengikat, pemberat dari beton, dan
teknologi (TIK) seperti, GPS, Fishfinder, pelampung.
telephone seluler dan internet yang 3) Peningkatan hasil tangkapan dengan
dikonstruksi oleh nilai sosial dan budaya target minimal 50 %.
(kearifan lokal) sesuai kebutuhan di
lingkungan nelayan mempunyai peluang Solusi dan target luaran secara
untuk dapat digunakan sebagai sistematis dapat dilihat pada tabel 1. Pada
pemberdayaan nelayan tradisional di solusi pertama yakni pelatihan manajemen
komunitasnya. Dalam PKM Teknologi keuangan, mitra akan dilatih bagaimana
Rumpon Untuk Nelayan Tradisional ini akan melakukan pembukuan keuangan tiap kali
membantu mitra dalam rangka meningkatkan melaut dan melakukan penyihan hasil untuk
pendapatan usaha. disimpan di bank sebagai cadangan dikala
tidak melaut.
SOLUSI DAN TARGET LUARAN
1.1 Solusi yang Ditawarkan
Akses insfrastruktur, pendidikan,
pengetahuan, SDM, pemanfaatan Teknologi
Informasi Kelautan (TIK) masih relatif
rendah. Hal ini berpengaruh terhadap sistem
penangkapan, pengolahan, dan distribusi
52
Jurnal Pengabdian Masyarakat J-DINAMIKA, Vol. 3, No. 1, Juni 2018,
P-ISSN: 2503-1031, E-ISSN: 2503-1112
53
Jurnal Pengabdian Masyarakat J-DINAMIKA, Vol. 3, No. 1, Juni 2018,
P-ISSN: 2503-1031, E-ISSN: 2503-1112
Rencana capaian luaran tahunan dapat dilihat bagaimana melakukan penyisihan untuk
pada tabel 2 dibawah ini. disimpan di Bank.
2) Pembuatan rumpon, Pelaksana bersama-
TABEL 2. RENCANA TARGET CAPAIAN LUARAN sama mitra menyiapkan bahan, membuat
gambar dan merakit rumpon. Rumpon
No Jenis Luaran Indikator yang dihasilkan 16 unit, masing-masing
Capaian
mitra mendapatkan 8 unit rumpon.
1 Publikasi ilmiah di jurnal/prosiding Published 3) Pemasangan rumpon dan pengambilan
2 Publikasi pada media masa Ada data, Pemasangan rumpon menggunakan
(cetak/elektronik) kapal motor milik mitra dengan cara 8
3 Peningkatan omzet pada mitra yang Ada rumpon satu spot pancing sesuai dengan
bergerak dalam bidang ekonomi
gambar 4. Lokasi yang dipilih untuk
4 Peningkatan kuantitas dan kualitas Ada
produk memasang rumpon adalah lokasi yang
5 Peningkatan pemahaman dan Ada
ketrampilan masyarakat
berkarang dan berdasarkan pengalaman
6 Peningkatan ketentraman /kesehatan Ada mitra dan di dengan bantuan alat navigasi
masyarakat (mitra masyarakat berupa GPS dan fish finder.
umum) 3)
7 Jasa, model, rekayasa sosial, sistem, Produk dan
produk/barang penerapan TABEL 3. RENCANA KEGIATAN, METODE DAN
Hak kekayaan intelektual (paten, paten Tidak ada LUARAN YANG DISEPAKATI
8 sederhana, hak cipta, merek dagang, No Rencana Metode Jumlah Luaran
rahasia dagang, desain produk Kegiatan kegiatan
industri, perlindungan varietas
tanaman, perlindungan topografi) 1. Pelatihan Tutorial 2 kali Buku
manajemen , Diskusi kegiatan Catatan
9 Buku ajar Ada
keuangan Produksi
dan Buku
Rekening
Pada PKM ini rencana target capaian
luaran dari hasil kegiatan akan dipublikasikan 2. Pembuatan Praktek 4 kali 15 unit
Rumpon kegiatan Rumpon
pada jurnal ilmiah nasional dan media massa
setempat. Diharapkan manfaat yang nyata 3. Pemasanga Praktek 10 kali Koordina
bagi mitra berupa peningkatan pendapatan n Rumpon kegiatan t Rumpon
mitra, peningkatan kualitas hasil tangkapan (4 titik)
dan peningkatan pemahaman dan
4. Pengambila Praktek 10 kali Peningkat
ketrampilan mitra. Hasil kegiatan PKM juga n data kegiatan an
diharapkan bisa menjadi bahan ajar atau draf Produksi
buku ajar untuk mata kuliah Penangkapan.
54
Jurnal Pengabdian Masyarakat J-DINAMIKA, Vol. 3, No. 1, Juni 2018,
P-ISSN: 2503-1031, E-ISSN: 2503-1112
pada kelompok nelayan tradisional terkait pembuatan rumpon yang dilakukan oleh
erat pada Politeknik Negeri Sambas pada mitra. Ada pun bahan yang digunakan dalam
jurusan agrobisnis prodi agribisnis perikanan. proses pembuatan rumpon yaitu semen, pasir
Hal ini dilandasi oleh kualifikasi yang dimiliki dan batu. Pertama-tama dilakukan
oleh tim pelaksanaan yang berasal dari pencampuran dua bahan yaitu semen dan
pendidikan perikanan. pasir, setelah bahan tersebut sudah
Pada pembuatan rumpon ini tim tercampur kemudian ditambakan batu,
pelaksana bekerja sama dengan mitra yaitu kemudian di aduk sampai merata. Dari ketiga
pada kelompok nelayan tradisional yang ada bahan tersebut setelah tercampur dengan
di Kecamatan Pemangkat. Di tempat ini tim merata kemudian dicamur air secukupnya
pelaksanaan menyiapkan segala keperluan sehingga bahan tersebut mudah melakukan
untuk pelatihan pembuatan rumpon, secara pencetakan. Adapun tahapan pencetakan dan
garis besar komponen tersebut adalah batu pemberat rumpon dapat dilihat pada
pelampung (float), tali (rope), pemikat gambar 5, 6 dan 7 dibawah ini.
(atractor), pemberat (sinker). Secara ringkas,
pelaksanaan pelatihan ini dipaparkan
berdasarkan pembuatan komponen rumpon
yang dilaksanakan.
55
Jurnal Pengabdian Masyarakat J-DINAMIKA, Vol. 3, No. 1, Juni 2018,
P-ISSN: 2503-1031, E-ISSN: 2503-1112
56
Jurnal Pengabdian Masyarakat J-DINAMIKA, Vol. 3, No. 1, Juni 2018,
P-ISSN: 2503-1031, E-ISSN: 2503-1112
57
Jurnal Pengabdian Masyarakat J-DINAMIKA, Vol. 3, No. 1, Juni 2018,
P-ISSN: 2503-1031, E-ISSN: 2503-1112
Pada gambar 14 dan 15 terlihat pelaksana Pada gambar 16 tampak gambar ikan
dan mitra bersama-sama menginstal fish yang terekam pada layar monitor, pada
finder, dari mulai pemasangan sonar, gambar cuma terekam 1 ekor ikan dan dasar
menghubungkan konektor sonar dan laut kelihatan datar, pada posisi seperti ini
konektor baterai, sampai mempelajari peluang hasil tangkapan cenderung sedikit.
masing-masing fungsi tombol. Perlu dilakukan pemilihan lokasi lain yang
kondisi dasar laut bergelombang (indicator
1.8 Pelatihan Pengoperasian Fish Finder adanya karang) dan ikan yang terekam
Setelah fish finder terinstal dengan monitor terlihat banyak, sehingga peluang
sempurna, Pengoperasian fish finder dimulai hasil tangkapan juga lebih banyak. Pada
dengan menekan tombol power, dilanjutkan gambar 6 ditampilkan hasil tangkapan berupa
dengan pengaturan menu utama, yakni zoom, ikan karang dengan berat lebih kurang dua
gain, dept, dan setup. Mitra diajarkan cara- kilogram. Hasil tangkapan seperti inilah yang
cara mengoperasikan fish finder, terutama selalu diharapkan nelayan tradisional.
cara membaca tombol dan maksud dari fitur-
fitur yang tertera pada fish finder. Cara kerja 1.9 Pengambilan Sampel Ikan
fish finder dan tampilan fish finder juga Setelah dilakukan beberapa minggu
diajarkan pada mitra, berikut gambar ikan pemasangan rumpon bersama nelayan,
yang terekam pada monitar fish finder dan kemudian dilakukan pengambilan sampel.
hasil tangkapan diperlihatkan pada gambar Pengambilan sampel bertujuan untuk
16 dan 17. mengetahui jenis ikan yang ada disekitar
rumpon. Adapun gambar pengambilan
sempel dapat dilihat pada gambar dibawah
ini;
58
Jurnal Pengabdian Masyarakat J-DINAMIKA, Vol. 3, No. 1, Juni 2018,
P-ISSN: 2503-1031, E-ISSN: 2503-1112
KESIMPULAN
Kegiatan PKM dengan judul “Teknologi
Rumpon Untuk Nelayan Tradisional di
Kecamatan Pemangkat Kabupaten Sambas “
diharapkan dapat meningkatkan pendapatan
nelayan tradisional di Pemangkat.
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasi penulis sampaikan
kepada Kemenristek Dikti yang telah
memberikan bantu dana kegiatan Pengabdian
Kepada Masayarakat dengan judul teknologi
rumpon untuk nelayan tradisional di
Kecamatan Pemangkat Kabupaten Sambas.
DAFTAR PUSTAKA
Sambas, B.P.S.S., 2013. Kabupaten Sambas
dalam angka 2012. BPS, Sambas. 149p.
Handayani, B., 2013. Studi pendapatan
penjala rumpon di Manggar Baru
Balikpapan. J. Ilmu Perikanan
Tropis, 18(2), pp.1-9.
60