A. Pengertian Ideologi
Berasal dari bahasa Yunani idea (ide/gagasan) dan logos (studi tentang,
pengetahuan tentang). Pada akhir abad ke-18, Destutt de Tracy memunculkan kata
ideologi sebagai istilah yang menunjuk pada “ilmu tentang gagasan. Menurut
sejarahnya, memang istilah ideologi ini pertama-tama dikemukakan oleh de Tracy
oleh seorang filosof Perancis yang punya cita-cita membangun suatu sistem
pengetahuan, yang ia sebut sebagai “science of ideas”. Kata tersebut secara
bervariasi digunakan untuk mencirikan gagasan-gagasan, ideal-ideal, kepercayaan-
kepercayaan, keinginan-keinginan, nilai-nilai, weltanschauungen (pandangan
dunia), agama-agama, filsafat politik, dasar kebenaran moral.
B. Fungsi Ideologi
Fungsi ideologi adalah pembenaran yang menyamarkan sekumpulan
kepentingan-kepentingan tertentu. Ideologi sebagai sistem kepercayaan dapat
digunakan untuk menggerakkan massa untuk melakukan aksi. Ideologi juga
digunakan oleh suatu kelompok sosial agar dunia dapat memahami mereka.
C. Kepribadian Muhammadiyah
1. Latar Belakang Perumusan Kepribadian Muhammadiyah
Perumusan Kepribadian Muhammadiyah sesungguhnya tidak dapat
dilepaskan dari keterkaitannya dengan kondisi dan situasi negara pada sekitar
tahun 1962. Sebagaimana telah dimaklumi secara luas bahwa dengan
dimulainya peristiwa Dekrit Presiden 5 Juli 1959 negara Indonesia memasuki
zaman baru yang dikenal dengan zaman demokrasi Terpimpin, atau lebih
terkenal dengan sebutan zaman Nasakom atau pemerintahan Nasakom.
Secara realitas obyektif dan jujur harus diakui bahwa waktu itu kekuatan
ideologis politis bangsa Indonesia terkelompok dalam tiga kekuatan, yaitu
kelompok Kebangsaan atau Nasionalis, kelompok Islam dan Kelompok
Komunis.
Dalam kenyataannya Muhammadiyah yang berafiliasi dengan Partai
Masyumi menjadikan hubungan Muhammadiyah dengan pemerintah tidak
harmonis. Partai Masyumi memiliki hubungan yang buruk dengan pemerintah
karena selalu menolak kebijakan pemerintah. Sebagai contoh, partai Masyumi
menentang sistem “Demokrasi Terpimpin”, dan menolak untuk duduk di
kabinet bila harus bekerjasama dengan PKI.
Masyumi adalah suatu Partai Islam hasil Muktamar Islam Indonesia
yang berlangsung di Gedung Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah
Yogyakarta tanggal 7-8 November 1945. Dan dalam sejarah perjalanan Partai
Masyumi maka sekian banyak tokoh-tokoh Muhammadiyah mengambil peran
serta sebagai anggota Pimpinan Masyumi.
Akhirnya Partai Masyumi dibubarkan oleh Bung Karno pada tahun
1960 yang tentunya tidak menguntungkan bagi perjalanan Muhammadiyah.
Dalam kondisi demikian, Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada tahun 1961
(menjelang Muktamar setengah abad tahun 1962 ) menyelenggarakan kursus
pimpinan Muhammadiyah seluruh Indonesia yang berlangsung di Yogyakarta.
Salah satu pembicaranya yaitu, KH. Faqih Usman membawakan makalah yang
berjudul “Apakah Muhammadiyah itu?” Dalam makalah ini Fakih Usman
menguraikan secara tepat tentang jati diri Muhammadiyah yang sebenarnya,
menguraikan tentang hakekat apa dan siapa Muhammadiyah itu.
Makalah yang disampaikan oleh Fakih Usman itu kemudian disepakati
untuk dirumuskan menjadi “KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH”. Yang
menjadi tim perumusnya adalah Prof. DR. HAMKA, KH. Wardan Diponingrat,
H. Djarnawi Hadikusumo, HM. Djindar Tamimy, HM. Saleh Ibrahim, serta
KH. Fakih Usman.
2. Fungsi Kepribadian Muhammadiyah
Kepribadian Muhammadiyah berfungsi sebagai landasan, pedoman dan
pegangan bagi gerak Muhammadiyah menuju cita-cita terwujudnya masyarakat
utama, adil makmur yang diridhai Allah swt.