Anda di halaman 1dari 32

DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu memahami desain penelitian
2. Mahasiswa mampu memahami jenis-jenis penelitian
DESAIN PENELITIAN ?
Penyusunan Desain Penelitian dilakukan setelah kita menetapkan topik/tema
Desain penelitian memaparkan apa, mengapa, dan bagaimana topik/tema tersebut
diteliti
Desain penelitian: sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian.
Desain penelitian: berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian.
PROSES PENELITIAN

MASALAH

Proses Teoretik Proses Empiris

Hipotesis Uji Hipotesis Data

Kesimpulan
(Inferensi)
PENGGOLONGAN JENIS PENELITIAN
Berdasarkan paradigma/pendekatan :
- Penelitian kuantitatif
- Penelitian kualitatif
Berdasarkan Fungsi dan tujuan :
- Penelitian dasar
- Penelitian terapan
- Penelitian evaluasi
- Penelitian pengembangan
Berdasarkan jenis metode :
- Survei korelasional
- Survei komparatif
- Eksperimen
- Action research
- Grounded research
PERBEDAAN KUANTITATIF &
KUALITATIF
KN : Inferensial; KL : Kasus
KN: Variabel KL: Fokus Masalah
KN : Eksplanatif; KL : Eksploratif
KN : Mengukur ; KL : Mengungkap
KN : Inst Baku; KL : Peneliti sbg Inst
KN : Analisis Data;KL: Peng. Data
KN : Tema Umum;KL : Tema Khas
KN : Percaya hasil KL : asumsinya: Tdk percaya
(tdk perlu crosscek)
CIRI KUANTITATIF
Ada unit analisis sbg pusat penelitian (penelitian kualitatif berfokus ke
masalah yg menjadi pusat perhatian, bukan pada unit analisis)
Penelitian Kuantitatif adalah metode penelitian yg digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu,
Penelitian kuantitatif selalu berbicara data sampel yg digeneralisasi pada
populasi.
Penelitian kuantitatif harus ada sampel yg diambil dari populasi terjangkau,
dan memiliki populasi terget yg menjadi wilayah generalisasi
Perhatian utama pada variabel
teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis.
CIRI-CIRI PENELITIAN KUANTITATIF

Bersifat inferensial (populasi & sampel)


Menggunakan data kuantitatif yg diperoleh melalui pengukuran
Mempunyai proses yg baku
Fokus pada variabel
Sasaran kajian adalah unit penelitian/analisais
Menggunakan teknik statistika
JENIS PENELITIAN
KUANTITATIF
PENELITIAN
Eksperimen
KUANTIATIF
KOMPARATIF EXPOST FACTO

PENELITIAN ASOSIASI
KUANTITATIF KORELASIONAL
ASOSIATIF
ASOSIASI KAUSAL
AKSIOMA DASAR
Aksioma dasar Metode kuantitaif Metode kualitatif

Sifat realitas Dapat Ganda, holistik,


diklasifikasikan, dinamis, hasil
konkrit, teramati, konstruksi dan
terukur pemahaman

Hubungan Independen agar Interaktif dg


peneliti dg yg objektif sumber data
diteliti supaya
memperoleh
makna
Aksioma dasar Metode Metode kualitatif
kuantitaif
Hubungan Sebab akibat Timbal balik
variabel (kausal) (interaktif)

X Y X Y

Z
Kemungkinan Cenderung Hanya mungkin dalam
generalisasi membuat ikatan konteks dan
generalisasi waktu

Peranan nilai Cenderung Terikat nilai-nilai yg


bebas nilai dibawa peneliti dan
sumber data
KARAKTERISTIK
PENELITIAN
Metode Kuantitatif Metode Kualitatif
Desain:
Spesifik, jelas, rinci Umum
Ditentukan sejak awal Fleksibel
Menjadi pegangan setiap Berkembang dan muncul dalam
langkah proses penelitian
Tujuan:
Menunjukkan hubungan antar Menemukan pola hubungan yg
variabel interaktif
Menguji teori Menemukan teori
Mempunyai generalisasi yg Menggambarkan realitas yg
mempunyai nilai prediktif kompleks
Memperoleh pemahaman
makna
Metode Kuantitatif Metode Kualitatif
Teknik pengumpulan data:
Kuesioner Observasi partisipan
Observasi dan wawancara Interview
terstruktur Dokumentasi
triangulasi
Instrumen penelitian:
Tes, angket, daftar Peneliti sebagai instrumen
wawancara Buku catatan, tape
Instrumen yg telah recorder, camera, handycam,
terstandar peralatan lain yg menunjang
Data:
Kuantitatif Deskriptif kualitatif
Hsl pengukuran variabel yg Dokumen pribadi, catatan
dioperasionalkan dg lapangan, ucapan dan
menggunakan instrumen tindakan responden,
dokumen lain yg menunjang
Metode Kuantitatif Metode Kualitatif
Sampel:
Besar Kecil
Representatif Tidak representatif
Sedapat mungkin random Purposive, snowball
Ditentukan sejak awal Berkembang saat penelitian
Analisis:
Setelah selesai Terus menerus sejak awal
pengumpulan data Induktif
Deduktif Mencari pola, model, tema,
Menggunakan statistik teori
untuk menguji hipotesis
Hubungan dengan responden:
Dibuat jarak agar objektif Akrab, agar memperoleh
Kedudukan peneliti lebih pemahaman yg mendalam
tinggi dr responden Kedudukan sama
Jangka pendek sampai Jangka waktu lama, sampai
hipotesis dpt dibuktikan datanya jenuh, dpt ditemukan
hipotesis atau teori
Metode Kuantitatif Metode Kualitatif
Usulan desain:
Luas dan rinci Singkat, umum bersifat
Literatur yg digunakan sementara
berhubungan dg masalah dan Literatur yg digunakan
variabel yg diteliti bersifat sementara, tdk
Prosedur spesifik dan rinci menjadi pegangan utama
langkah-langkahnya Prosedur bersifat umum
Masalah dirumuskan dg Masalah bersifat sementara
spesifik dan jelas dan akan ditemukan setelah
Hipotesis dirumuskan dg studi pendahuluan
jelas Tidak dirumuskan hipotesis,
Ditulis secara rinci dan jelas krn justru akan menemukan
sebelum terjun ke lapangan hipotesis
Fokus penelitian ditetapkan
setelah data awal dari
lapangan
Metode Kuantitatif Metode Kualitatif
Kapan penelitian dianggap selesai?
Setelah semua Setelah tidak ada data
kegiatan yg yg dianggap baru atau
direncanakan dpt jenuh
diselesaikan
Kepercayaan (absah) terhadap hasil penelitian:
Pengujian Pengujian kredibilitas (al:
validitas dan trianggulasi), transferabilitas
reliabilitas (ulang-lain), dependabilitas
instrumen (ulang-metode), konfirmabilitas
(hasil sesuai proses)
BEBERAPA MACAM BENTUK DESAIN PENELITIAN
EKSPERIMEN
Pre-Experimental Design
True Experimental Design
Factorial Design
Quasi Experimental Design
1. PRE-EXPERIMENTAL DESIGN
Dikatakan pre-experimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen
sungguh-sungguh.
Mengapa?, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap
terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel
dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini
dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara
random.
Bentuk pre-experimental designs ada beberapa macam yaitu:
a. One-Shot Case Study ;
b. One-Group Pretest-Postest ;
c. Intact-Group Comparison.
A. ONE-SHOT CASE STUDY
Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini dapat digambarkan sbb:

Ket:
X=treatment yang diberikan (variabel independen)
O=Observasi (variabel dependent).
Model eksperimen dapat dibaca sebagai berikut: terdapat suatu kelompok
diberi treatment/perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya (treatment
adalah sebagai variabel independen, dan hasil adalah sebagai variabel
dependen).
CONTOH:

Pengaruh alat kerja baru diklat (X) terhadap produktivitas kerja karyawan (0).
Terdapat kelompok pegawai yang menggunakan alat kerja baru kemudian setelah bulan
diukur produktivitas kerjanya. Pengaruh alat kerja baru terhadap produktivitas kerja diukur
dengan membandingkan produktivitas sebelum menggunakan alat baru dengan produktivitas
setelah menggunakan alat baru (misalnya selalu menggunakan alat baru produktivitasnya
l50/jam dan setelah menggunakan alat baru produktivitasnya 500/jam. Jadi pengaruh alat
baru adalah 500 – 150 = 350/jam.
B. ONE-GROUP PRETEST-POSTTEST
DESIGN
Kalau pada desain no. a, tidak ada pretest, maka pada desain ini terdapat
pretest, sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat
diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan
sebelum diberi perlakuan. Desain ini dapat di gambarkan seperti berikut:

Ket:
O1=nilai pretest (sebelum diberi diklat)
O2=nilai posttest (setelah diberi diklat)
Pengaruh diklat terhadap prestasi kerja pegawai = (O2 – O1).
C. INTACT-GROUP COMPARISON
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian,
tetapi dibagi dua, yaitu setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi
perlakuan) dan setengah untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi
perlakuan). Paradigma penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut.

Ket:
O1=hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan
O2=hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi perlakuan.
Pengaruh perlakukan = O1 – O2
CONTOH:
Terdapat sekelompok karyawan di bidang produksi, yang setengah dalam
melaksanakan pekerjaannya menggunakan lampu yang sangat terang (01), dan
setengahnya lagi dengan lampu yang kurang terang (02). Setelah beberapa minggu
diukur produktivitas kerjanya. Kelompok mana yang lebih produktif. Jadi pengaruh
cahaya lampu terhadap produktivitas kerja adalah (01 – 02).

Seperti telah dikemukakan bahwa, ketiga bentuk desain pre-experimen itu bila
diterapkan untuk penelitian, akan banyak variabel-variabel luar yang masih
berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga Validitas internal penelitian menjadi
rendah.
2. TRUE EXPERIMENTAL DESIGN
Dikatakan true experimental (eksperimen yang betul-betul), karena dalam desain ini,
peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya
eksperimen.
Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian)
dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang
digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara
random dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan
sampel dipilih secara random.
Bentuk True experimental terdiri 2 (dua) macam design yaitu:
a. Posttest-Only Control Design;
b. Pretest-Posttest Control Group Design;
A. POSTTEST-ONLY CONTROL DESIGN

Dalam design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara
random (R).
Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak.
Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok
yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Pengaruh adanya
perlakuan (treatment) adalah (01: 02).
Dalam penelitian yang sesungguhnya, pengaruh treatment dianalisis dengan
uji beda, pakai statistik t-test misalnya. Kalau terdapat perbedaan yang
signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka
perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan.
B. PRETEST-POSTTEST CONTROL GROUP
DESIGN
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random.
kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik
bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh
Perlakuan adalah (O2-O1)-(O4 O3).
3. FACTORIAL DESIGN
Desain penelitian ini merupakan pengembangan/modifikasi dari design true
experimental.
Desain faktorial merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu
dengan memperhatikan adanya variabel moderator yang mempengaruhi
perlakuan (Variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen).
Paradigma desain faktorial dapat digambarkan seperti berikut.
Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-
masing diberi pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, bila setiap
kelompok nilai pretesmya sama. Jadi O1 = O3 = O5 = O7. Dalam hal ini
variabel moderatornya adalah Y1 dan Y2.
CONTOH:
Dilakukan penelitian unluk mengetahui pengaruh prosedur kerja baru terhadap kepuasan
pelayanan pada masyarakat. Untuk itu dipilih empat kelompok secara random. Variabel
moderatornya adalah jenis kelamin, yaitu laki-laki (Y1) dan perempuan (Y2).
Treatment/perlakuan (prosedur kerja baru) dicobakan pada kelompok eksperimen pertama yang
telah diberi pretest (O1 = kelompok laki-laki) dan kelompok eksperimen ke dua yang telah diberi
pretest (05 = kelompok perempuan). Pengaruh perlakuan (X) terhadap kepuasan pelayanan untuk
kelompok laki-laki = (O2 O1) – (O4 – O3). Pengaruh perlakuan (prosedur kerja baru) terhadap
nilai penjualan barang untuk kelompok perempuan = (O6 – O5) – (O8 – O7).
Bila terdapat perbedaan pengaruh prosedur kerja baru terhadap kepuasan masyarakat antara
kelompok kerja pria dan wanita, maka penyebab utamanya adalah bukan karena treatment yang
diberikan (karena treatment yang diberikan sama), tetapi karena adanya variabel moderator,
yang dalam hal ini adalah jenis kelamin. Pria dan wanita menggunakan prosedur kerja baru yang
sama, tempat kerja yang sama nyamannya, tetapi pada umumnya, kelompok wanita lebih ramah
dalam memberikan pelayanan, sehingga dapat meningkatkan kepuasan masyarakat.
4. QUASI EXPERIMENTAL DESIGN
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental
design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak
dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian desain ini lebih baik
dari preexperimental design. Quasi-experimental design, digunakan karena pada
kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.
Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen, sering tidak mungkin
menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak.
Sebagian menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk
mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka
dikembangkan desain Quasi Experimental.
Berikut ini dikemukakan dua bentuk desain quasi eksperimen, yaitu:
a. Time-Series Design;
b. Nonequivalent Control Group Design.
A. TIME-SERIES DESIGN

Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih
secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat
kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok
sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali temyata nilainya
berbeda-beda. berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan
tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas,
maka baru diberi treatment.
Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak
memerlukan kelompok kontrol.
Hasil pretest yang baik adalah O1 = O2= O3 = O4 dan hasil perlakuan yang
baik adalah O5=O6
= O7=O8. Besamya pengaruh perlakuan adalah = (O5 + O6 + O7 + O8) – ( O1
+ O2+ O3 + O4)
KEMUNGKINAN HASIL PENELITIAN DARI DESAIN INI DITUNJUKKAN PADA GA MBAR. DARI GAMBAR
TERLIHAT BAHWA, TERDAPAT BERBAGAI KEMUNGKINAN HASIL PENELITIAN YANG MENGGUNAKAN
DESAIN TIME SERIES.

Berbagai kemungkinan hasil penelitian yang menggunakan desain Time Series


Hasil penelitian yang paling baik adalah ditunjukkan pada Grafik A.
Hasil pretest menunjukkan keadaan kelompok stabil dan konsisten (O1 = O2= O3 = O4)
setelah diberi perlakuan keadaannya meningkat secara konsisten (O5 = O6 = O7 = O8).
Grafik B memperlihatkan ada pengaruh perlakuan terhadap kelompok yang sedang
dieksperimen, tetapi setelah itu kembali lagi pada posisi semula. Jadi pengaruh perlakuan
hanya sebagai contoh: Pada waktu penataran, pengetahuan, dan keterampilannya meningkat,
tetapi setelah kembali ke tempat kerja kemampuannya kembali seperti semula.
Grafik C memperlihatkan pengaruh luar lebih berperan dari pada pengaruh perlakuan,
sehingga grafiknya naik terus.
Grafik D menunjukkan keadaan kelompok tidak menentu.
.

B. NONEQUIVALENT CONTROL GROUP DESIGN


Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya
pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih
secara random
Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan senam pagi terhadap
derajat kesehatan karyawan. Desain penelitian dipilih satu kelompok
karyawan. Selanjutnya dari satu kelompok tersebut yang setengah diberi
perlakuan senam pagi setiap hari dan yang setengah lagi tidak. O1 dan O3
merupakan derajat kesehatan karyawan sebelum ada perlakuan senam pagi.
O2 adalah derajat kesehatan karyawan setelah senam pagi selama 1 tahun.
O4, adalah derajat kesehatan karyawan yang tidak diberi perlakuan senam
pagi. Pengaruh senam pagi terhadap derajat kesehatan karyawan adalah
(02-O1) – (O4 O3).

Anda mungkin juga menyukai