Dosen Pengampu :
Kelas : PAI 1 F
Disusun Oleh :
Kelompok 6
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Tradisi-tradisi Islam di
Indonesia" dengan tepat waktu.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 6
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN……………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………......iii
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………………….…1
A. Latar Belakang…………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………….2
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………...2
BAB II
PEMBAHASAN………………………………………………………………….3
A. Kesimpulan……………………………………………………………13
B. Saran…………………………………………………………………..13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………14
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tradisi adalah kebiasaan yang turun temurun dalam suatu
masyarakat. Tradisi merupakan mekanisme yang dapat membantu untuk
memperlancar perkembangan pribadi anggota masyarakat, misalnya dalam
membimbing anak menuju kedewasaan. Tradisi juga penting sebagai
pembimbing pergaulanbersama di dalam masyarakat. W.S. Rendra
menekankan pentingnya tradisi dengan mengatakan bahwa tanpa tradisi,
pergaulan bersama akan menjadi kacau, dan hidup manusia akan menjadi
biadab. Namun demikian, jika tradisi mulai bersifat absolut, nilainya
sebagai pembimbing akan merosot.1
Islam sebagai agama yang universal (rahmatan lil’alamin), memiliki
sifat mudah beradaptasi untuk tumbuh di segala tempat dan waktu. Hanya
sajapengaruh lokalitas dan tradisi dalam kelompok suku bangsa, diakui
atau tidak, sulit dihindari dalam kehidupan masyarakat muslim. Namun
demikian, sekalipun berhadapan dengan budaya lokal di dunia,
keuniversalan Islam tetap tidak akan batal. Hal ini menjadi indikasi bahwa
perbedaan antara satu daerah dengan daerah lainnya tidaklah menjadi
kendala dalam mewujudkan tujuanIslam, dan Islam tetap menjadi
pedoman dalam segala aspek kehidupan.2
Sejarah perkembangan Islam di Indonesia yang diperkirakan telah
berlangsung selama tiga belas abad, menunjukkan ragam perubahan pola,
gerakan dan pemikiran keagamaan seiring dengan perubahan sejarah
bangsa. Keragaman demikian juga dapat melahirkan berbagai bentuk studi
mengenai Islam di negeri ini yang dapat dilihat dari berbagai sudut
1
Mardimin Johanes, Jangan Tangisi Tradisi (Yogyakarta: Kanisius, 1994), 12-13.
2
Prof. Dr. Azyumardi Azra (1999), Renaisans Islam Asia Tenggara Sejarah Wacana dan
Kekuasaan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, h. 133
vi
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Tradisi Islam?
2. Apa saja tradisi-tradisi yang ada di Indonesia?
3. Bagaimana cara mengembangkan tradisi-tradisi Islam yang ada di
Indonesia saat ini?
4. Apa Apresiasi Budaya Lokal Sebagai Tradisi Islam?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui nilai-nilai yang ada di dalam tradisi-tradisi Islam di
Indonesia.
2. Mengetahui apa saja tradisi-tradisi yang ada di Indonesia dan
bagaimana cara melestarikannya.
vii
BAB II
PEMBAHASAN
3
M. Jandra, Islam dalam konteks Budaya da Tradisi Plural, dalam buku Agama dan Pluralitas
Budaya lokal, editor Zakiyyudin Baidhay dan Mutohharun Jina UMS Press 2022. hlm 1-3
4
Ifrosin, Fiqh Adat Tradisi Masyarakat Dalam Pandangan Fiqh, (Kediri: Mu’jizat Group, 2007),
70.
ix
5
Zakiyudiddin Baidhawy, Islam dan Budaya Lokal, dalam profetika (Jurnal Study Islam, vol.2,
juli 2002.PMSI UMS
xi
6
Fatma Dian Pratiwi, Facebook, Silaturahim, dan Budaya Membaca, Jurnal Komunikasi, Vol. 4,
No.2, 2010
xiv
saat ini tradisi ini masih dilakukan di semua lapisan masyarakat, dan
masih tetap dilestarikan di setiap daerah.
b. Tradisi Tabot atau Tabuik
Tabot atau Tabuik, adalah upacara tradisional masyarakat
Bengkulu untuk mengenang kisah kepahlawanan dan kematian Hasan
dan Husein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Nabi Muhammad saw. Kedua
cucu Rasulullah saw. ini gugur dalam peperangan di Karbala, Irak
pada tanggal 10 Muharam 61 Hijriah (681 M). Perayaan di Bengkulu
pertama kali dilaksanakan oleh Syaikh Burhanuddin yang dikenal
sebagai Imam Senggolo pada tahun 1685. Syaikh Burhanuddin
menikah dengan wanita Bengkulu kemudian keturunannya disebut
sebagai keluarga Tabot.
Upacara ini dilaksanakan dari 1 sampai 10 Muharram (berdasar
kalendar Islam) setiap tahun. Istilah Tabot berasal dari kata Arab,
“tabut”, yang secara harfah berarti kotak kayu atau peti. Tidak ada
catatan tertulis sejak kapan upacara Tabot mulai dikenal di Bengkulu.
Namun, diduga kuat tradisi ini dibawa oleh para tukang yang
membangun Benteng Marlborought (1718-1719) di Bengkulu. Para
tukang bangunan tersebut, didatangkan oleh Inggris dari Madras dan
7
Bengali di bagian selatan India.
c. Tradisi Kupatan (Bakdo Kupat)
Tradisi membuat kupat ini biasanya dilakukan seminggu setelah
hari raya Idul Fitri. Biasanya masyarakat berkumpul di suatu tempat
seperti mushala dan masjid untuk mengadakan selamatan dengan
hidangan yang didominasi kupat (ketupat). Kupat merupakan makanan
yang terbuat dari beras dan dibungkus anyaman (longsong) dari janur
kuning (daun kelapa yang masih muda). Sampai saat ini ketupat
menjadi maskot Hari Raya Idul Fitri. Ketupat memang sebagai
makanan khas lebaran. Makanan itu ternyata bukan sekadar sajian
7
Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya, Vol. 2 No. 2, November 2016
xv
8
Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 2004), hlm. 329.
xvi
9
Bustanuddin Agus, Agama dalam Kehidupan Manusia (Pengantar Antropologi Agama), (Jakarta:
RajaGarafindo Persada, 2007), hlm. 5-6.
xvii
atas tampah (wadah tradisional) dan dialasi daun pisang. Ada tradisi
tidak tertulis yang menganjurkan bahwa pucuk dari kerucut tumpeng
dihidangkan bagi orang yang dituakan dari orang-orang yang hadir.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tradisi Islam di Nusantara digunakan sebagai metode dakwah para
ulama zaman itu. Para ulama tidak memusnahkan secara total tradisi
yang telah ada di masyarakat. Seni budaya, adat, dan tradisi yang
bernapaskan Islam tumbuh dan berkembang di Nusantara. Tradisi ini
sangat bermanfaat bagi penyebaran Islam di Nusantara.
2. Banyak sekali tradisi atau budaya Islam yang berkembang hingga saat
ini. Semuanya mencerminkan kekhasan daerah atau tempat masing-
masing. Berikut ini adalah beberapa tradisi atau budaya Islam
dimaksud.
a. Tradisi Halal Bihalal
b. Tradisi Tabot atau Tabuik
c. Tradisi Kupatan (Bakdo Kubat)
d. Tradisi Sekaten di Yogyakarta dan Surakarta
e. Tradisi Grebeg Besar di Demak
f. Tradisi Kerobok Maulid di Kutai dan Pawai Obor di Manado
g. Tradisi atau Budaya Tumpeng
3. Kita sebagai generasi penerus Islam kita harus bijaksana dalam
menyikapi tradisi tersebut. Memang harus diakui ada tradisi-tradisi
lokal yang tidak sesuai dengan Islam. Tradisi seperti ini harus kita
tolak, dan buang supaya tidak ditiru oleh generasi berikutnya.
B. Saran
Pembelajaran tentang seni budaya lokal sebagai bagian dari tradisi
Islam nusantara akan lebih memahami tentang bagaimana islam masuk ke
xviii
http://patrakomputer.blogspot.com/2017/05/makalah-tradisi-tradisi-islam-di.html
https://hanumzuraida849975131.wordpress.com/2018/04/30/makalah-tentang-
sejarah-tradisi-islam-nusantara/
http://kumpulanmakalah-mey.blogspot.com/2015/03/makalah-tentang-tradisi-
islam-nusantara.html
Ifrosin, Fiqh Adat Tradisi Masyarakat Dalam Pandangan Fiqh, (Kediri: Mu’jizat
Group, 2007)
M. Jandra, Islam dalam konteks Budaya da Tradisi Plural, dalam buku Agama
dan Pluralitas Budaya lokal, editor Zakiyyudin Baidhay dan Mutohharun
Jina UMS Press 2022
Prof. Dr. Azyumardi Azra (1999), Renaisans Islam Asia Tenggara Sejarah
Wacana dan Kekuasaan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Zakiyudiddin Baidhawy, Islam dan Budaya Lokal, dalam profetika (Jurnal Study
Islam, vol.2, juli 2002.PMSI UMS