Anda di halaman 1dari 6

ISSN 2614-0357

PENGGUNAAN KRITERIA KARUSH – KUHN – TUCKER (KKT) DALAM


ANALISIS ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) MODEL INVENTORI DALAM
PERMASALAHAN RANTAI PASOK

1)Rubono Setiawan, 2)Getut Pramesti


1)2)Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Sebelas Maret

Gedung D Lantai 1, Jalan Ir. Sutami No. 36 A Kentingan, Jebres, Surakarta


Corresponding author e-mail : 1)rubono.matematika@staff.uns.ac.id

ABSTRAK.
Model inventori merupakan model matematika untuk menentukan formula total biaya yang
dibutuhkan dalam sistem rantai pasok produk produksi. Tujuan dari analisa model
inventori adalah untuk menentukan total biaya minimum yang dapat memaksimalkan
keuntungan. Analisa keoptimalan model inventori umumnya menggunakan kriteria turunan
parsial pertama dalam kalkulus. Kriteria turunan parsial pertama dalam kalkulus
merupakan metode optimasi tanpa kendala. Dalam beberapa kasus inventori terdapat
asumsi berupa kendala yang harus dipenuhi, sebagai contoh kendala tingkat layanan
(service level constraint) oleh pihak buyer dalam model dua echelon. Kendala tersebut
apabila diformulasikan secara matematika akan membentuk permasalahan optimasi
berkendala. Permasalahan optimasi berkendala tidak bisa langsung diselesaikan dengan
kriteria optimasi biasa dengan menggunakan turunan parsial pertama. Salah satu metode
atau kriteria yang bisa digunakan adalah kriteria Karush – Kuhn – Tucker (KKT).

Kata Kunci: KKT, EOQ, Inventori, Service Level

PENDAHULUAN biaya akan membuat nilai total biaya


menjadi optimum ( yang dalam banyak
Model inventori adalah suatu model kasus adalah nilai minimum). Dalam
matematika yang menggambarkan kondisi analisa optimasi suatu model inventori,
dari suatu sistem rantai pasok. Dalam teknik yang umum digunakan untuk
perkembangannya, model inventori lebih analisa adalah teknik optimasi kalkulus
diarahkan untuk menganalisa suatu sistem yang menerapkan turunan parsial pertama.
rantai pasok dengan dua atau lebih pihak Teknik ini memanfaatkan konsep nilai
yang terlibat didalamnya. Model inventori maksimum atau minimum dari suatu
dapat digolongkan sebagai suatu model fungsi. Hal ini sejalan dengan tujuan
matematika yang membutuhkan proses utama dari permasalahan optimasi yaitu
optimasi untuk menganalisanya. Tujuan adalah menentukan nilai – nilai tertentu
dari analisa model inventori adalah yang membuat nilai fungsi tujuan menjadi
menentukan nilai optimum dari dari tiap – minimum atau maksimum tergantung dari
tiap variabel keputusan dari fungsi tujuan konteks permasalahan yang dibahas.
yang dalam hal ini adalah fungsi total Teknik optimasi kalkulus diterapkan
biaya yang dibutuhkan oleh sistem. Nilai – terhadap suatu fungsi tujuan dengan
nilai optimum tersebut disebut sebagai menentukan turunan parsial pertama untuk
Economic Order Quantity (EOQ). Nilai menentukan nilai optimum dari variabel
EOQ tersebut merupakan nilai yang keputusan. Penggunaan konsep turunan
apabila dimasukkan ke dalam fungsi total parsial pertama dalam penentuan nilai

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.4 Juli 2018 | 327
ISSN 2614-0357

optimum banyak digunakan pada hampir pasok produksi adalah menentukan nilai
semua penelitian dalam model inventori ( [ Economic Order Quantity (EOQ)
1 ] – [ 20 ] ). Lebih khusus, dalam sekaligus dapat menentukan total biaya
beberapa model inventori yang di dalam minimum yang dibutuhkan dalam sistem
asumsinya melibatkan kendala – kendala rantai pasok tersebut. Hal tersebut secara
yang harus dipenuhi (constraint), maka matematika dapat digolongkan dalam
dibutuhkan metode optimasi yang dapat permasalahan optimasi. Secara umum
menganalisa hal tersebut. Salah satunya dalam analisa model rantai pasok,
adalah penggunaan kriteria Karush – Kuhn penentuan EOQ berdasarkan fungsi total
– Tucker (KKT). Berdasarkan fakta bahwa biaya yang ditentukan sebagai fungsi
masih cukup kurangnya referensi yang tujuan. Analisa keoptimalan menggunakan
membahas secara detail terkait prinsip – prinsip kalkulus yaitu kriteria
penggunaan kriteria KKT dalam analisa turunan / turunan parsial pertama dan
penentuan EOQ dari model inventori, kedua. Dalam hal untuk dapat lebih
maka dalam artikel ini akan dijelaskan menggambarkan kondisi real dari sistem
terkait kriteria KKT dan penjelasan rantai pasok, maka perkembangan model
penggunaannya dalam model inventori. rantai pasok diarahhkan untuk semakin
Hasil penjelasan ini diharapkan dapat kompleks dengan terus menambahkan
digunakan sebagai tambahan referensi aspek – aspek / asumsi – asumsi baru.
dalam bidang manajemen rantai pasok. Beberapa asumsi ada yang bersifat sebagai
Paper ini disusun dengan urutan sebagai kendala yang harus dipenuhi oleh pihak –
berikut: Pendahuluan, Metodologi, pihak dalam sistem rantai pasok.
Pembahasan, yang berisi deskripsi Berdasarkan prinsip optimasi, kondisi
masalah, kriteria KKT dan Penggunaan tersebut digolongkan dalam optimasi
kriteria KKT dalam analisa keoptimalan berkendala (constrained optimization) dan
model inventori, dan diakhiri dengan prinsip kallkulus turunan/turunan parsial
kesimpulan dan saran. tidak dapat langsung digunakan.
Berdasarkan referensi yang ada, ada
METODOLOGI beberapa metode yang dapat digunakan,
Hasil dalam tulisan ini merupakan salah satunya yang cukup mudah
hasil kajian secara matematika diterapkan adalah kriteria Karush – Kuhn
berdasarkan referensi dan hasil – hasil – Tucker. Dalam makalah ini akan diulas
penelitian terkait yang telah dilakukan oleh penggunaan kriteria Karush – Kuhn –
tim peneliti sebelumnya. Metode kajian Tucker dalam analisa keoptimalan model
pustaka digunakan untuk menjelaskan rantai pasok.
perkembangan literatur terkait penggunaan 3.2. Kriteria Karush – Kuhn – Tucker
konsep optimasi dalam penentuan
Metode KKT adalah metode optimasi
Economic Order Quantity (EOQ) dari
dimana terdapat kendala berupa
suatu sistem supply chain. Kemudian hasil
pertidaksamaan
kajian literatur tersebut dikombinasikan
Teorema: Teorema KKT . Misalkan
dengan hasil – hasil penelitian
, ℎ, ∈ ℓ . Misalkan ∗ adalah titik
pengembangan yang telah dilakukan tim
reguler dan nilai minimum lokal dari
peneliti dalam hal penggunaan kriteria
permasalahan meminimumkan f dengan
KKT dalam penentuan EOQ.
kendala ℎ( ) = 0, ( ) ≤ 0, maka akan
∗ ∗
terdapat ∈ℝ dan ∈ℝ
PEMBAHASAN
sedemikian sehingga

Deskripsi Permasalahan 1. ≥
Salah satu aspek utama dalam 2. ( ∗) + ∗ ( ∗) + ∗ ( ∗) =
pembahasan terkait manajemen rantai

328 | Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.4 Juli 2018
ISSN 2614-0357
∗ ( ∗ ) = 0. total biaya suatu sistem rantai pasok
3.
digunakan sebagai dasar (fungsi tujuan)
D merupakan operator diferensial, ∗ yang akan diminimumkan dalam proses
merupakan vektor pengali Lagrange dan optimasi. Dalam hampir semua penelitian

merupakan vektor pengali KKT. tentang model rantai pasok, proses
optimasi untuk mendapatkan variabel
3.3. Penggunaan Kriteria KKT dalam keputusan yang optimum menggunakan
analisa keoptimalan model inventori optimasi kalkulus menggunakan kriteria
Permasalahan rantai pasok (supply turunan parsial pertama. Turunan parsial
chain management) merupakan digunakan karena fungsi total biaya
permasalahan optimasi dalam menentukan sebagai fungsi tujuan umumnya memuat
keputusan optimum terkait variabel variabel keputusan lebih dari satu. Proses
keputusan atau disebut juga Economic optimasi tersebut merupakan optimasi tak
Order Quantity (EOQ) yang dapat berkendala.
meminimumkan total biaya dari sistem Semakin berkembangnya penelitian
rantai pasok dan meningkatkan dalam permasalahan rantai pasok, maka
keuntungan untuk tiap – tiap pihak dalam asumsi – asumsi yang disusun juga
sistem rantai pasok tersebut. Manajemen semakin diperluas agar didapat model
rantai pasok merupakan aspek penelitian matematika yang dapat menggambarkan
yang penting dalam dunia industri. Dalam keadaan suatu sistem rantai pasok dengan
manajemen rantai pasok diperlukan proses lebih baik. Terdapat satu satu jenis kondisi
pemodelan matematika berdasarkan dalam rantai pasok yang menjadi suatu
asumsi – asumsi yang telah ditentukan kendala yang harus dipenuhi oleh suatu
berdasarkan kondisi yang ada dalam pihak tertentu. Sebagai contoh adalah
manajemen rantai pasok untuk penentuan kondisi kendala tingkat layanan (Service
formula total biaya tiap – tiap pihak dalam Level Constraint). Kendala tingkat layanan
sistem. Kemudian penentuan total biaya merupakan suatu kondisi yang diterapkan
yang dibutuhkan oleh sistem berdasarkan oleh pihak yang memanfaatkan produk
skema yang sesuai dengan strategi yang yang dihasilkan oleh pihak lain (dalam hal
dipilih oleh tiap pihak dalam interaksi di ini dapat dicontohkan adalah Pengecer /
dalam sistem rantai pasok. Dalam Retailer) untuk mencegah terjadinya
perkembanganya, skema yang sering kondisi kehabisan persediaan (stok)
diteliti adalah skema intergrasi atau produk atau bisa disebut sebagai kondis
kerjasama antar pihak untuk kepentingan Shortage. Dalam banyak model rantai
keuntungan bersama dalam jangka pasok, sering dijumpa asumsi bahwa
panjang. Pada kenyataannya tidak semua kondisi Shortage tidak diperbolehkan, hal
kondisi sistem rantai pasok dapat ini dikarenakan kondisi kehabisan produk
dijelaskan dengan skema integrasi. Dalam dapat mengurangi pendapata bagi
persaingan industri, dimungkinkan tiap pengecer dan juga ada ada resiko
pihak dalam sistem rantai pasok kepercayaan dari konsumen. Pada
mempunyai strategi sendiri – sendiri sesuai kenyataanya, kondisi Shortage sangat sulit
dengan kepentingan masing – masing, untuk diprediksi dan diperkirakan /
ataupun dimungkinkan adanya pihak yang estimasi, sehingga menerapkan kondisi
mendominasi sehingga strategi yang Service Level Constraint guna mencegah
diambil oleh pihak tertentu harus kondisi Shortage menjadi pilihan
mengikuti strategi pihak yang lain yang alternative yang sering digunakan.
lebih dominan. Konsep matematika yang Kondisi kendala tingkat layanan secara
dapat digunakan untuk menggambarkan matematika akan diformulasikan sebagai
kondisi tersebut adalah dengan kendala dalam proses optimasi. Hal
menggunakan teori permainan. Formulasi tersebut berarti proses optimasi yang

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.4 Juli 2018 | 329
ISSN 2614-0357
[ ]
dilakukan menjadi optimasi dengan +ℎ + √ + (1 −
kendala (Constrained Optimization).
Banyak metode optimasi yang dapat ) √
√1 + − +
digunakan untuk menyelesaikan optimasi
dengan Kendala (Constrained ( )( )
( ) ( )( )

Optimization), salah satunya adalah + ( )( )( )

penerapan kondisi Karush – Kuhn –


Tucker. Fungsi tujuan yang akan + − √ √1 + −
dioptimumkan merupakan fungsi total
biaya dari sistem rantai pasok dan
ditambah dengan kondisi kendala tingkat (3.1)
layanan sedemikian sehingga membentuk dengan adalah pengali Lagrange yang
fungsi tujuan baru dengan format fungsi berhubungan dengan adanya kendala
Lagrange dengan penambahan satu tingkat layanan (service level constraint /
parameter pengali Lagrange . Kemudian SLC). Kemudian diterapkan kriteria KKT
proses optimasi dilakukan terhadap fungsi dengan mengambil turunan parsial
tujuan tersebut untuk mendapatkan nilai pertama dari fungsi L terhadap semua
optimum/EOQ dari model inventori variabel keputusan, yang dalam hal ini
tersebut. Secara umum langkahnya dapat adalah Q, k, L dan sebagai parameter
dirangkum sebagai berikut: Lagrange untuk mendapatkan nilai EOQ.
1. Penentuan turunan parsial pertama dari Hasil setiap turunan parsial
fungsi total biaya terhadap setiap disamadengankan nol dan didapat sistem
variabel keputusan termasuk . persamaan nonlinear dalam setiap variabel
2. Setiap hasil dari langkah 1 keputusan. Bila diselesaikan untuk setiap
disamadengankan dengan nol dan variabel keputusan dengan menggunakan
didapat sistem persamaan. teknik manipulasi aljabar akan didapat
3. Selesaikan sistem persamaan pada (2) nilai optimum untuk tiap – tiap variabel
untuk setiap variabel keputusan keputusan. Nilai optimum tersebut
termasuk . merupakan nilai EOQ untuk tiap variabel
4. Hasil yang didapat pada langkah (3) keputusan.
adalah nilai optimum / EOQ yang
dicari.
Sebagai contoh misal diberikan fungsi KESIMPULAN DAN SARAN
total biaya dari suatu model inventori
dengan kendala tingkat layanan yang ada Berdasarkan penjelasan pada sub bab
dalam [17] sebagai berikut: sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
konsep teori optimasi memegang peranan
( , , , )= + +
( )( )( ) penting dalam analisa model inventori
dalam permasalahan di sistem rantai
√ pasok. Karena tujuan dari analisa model
√1 + − + C( )
inventori dalam sistem rantai pasok adalah
untuk menentukan nilai optimum dari
+( )( )( )
+ + variabel keputusan yang akhirnya akan
meminimumkan total biaya yang
( )( )
ℎ dibutuhkan oleh sistem. Teori optimasi
( )( )( )
diterapkan terhadap fungsi total biaya dari
sistem rantai pasok. Kriteria turunan
parsial pertama tidak dapat langsung
digunakan ketika dalam sistem rantai
pasok terdapat kendala / batasan yang

330 | Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.4 Juli 2018
ISSN 2614-0357

harus dipenuhi, sebagai contoh adalah with equal and unequal sized batch
adanya kendala tingkat layanan (Service shipments between production
Level Constraint) dan harus menggunakan stages. Engineering Costs and
konsep optimasi berkendala. Salah satu Production Economics, 10, 203 –
metode optimasi berkendala yang dapat 210.
digunakan adalah kriteria Karush – Kuhn – [8] Goyal, S.K. & Gupta, Y.P. (1989).
Tucker (KKT). Integrated inventory models: the
buyer-vendor coordination.
DAFTAR PUSTAKA European Journal of Operational
Research. 41, 261-269.
[1] Alaei, S.,Hajj, A.,Alaei,
R.,Behravesh, M.(2015).A [9] Goyal, S.K. (1995). A one-vendor
Theoritical Game Approach for multi-buyer integrated inventory
Two Echelon Stochastic Inventory model: a comment. European
System. Acta Polytechnica Journal of Operational Research.
Hungarica, 12(4). 82, 209-210.
[2] Banerjee, A. (1986). A joint [10] Goyal, S.K. (1988). A joint
economic –lot – size for purchaser economic-lot-size model for
and vendor. Decision Sciences,3, purchaser and vendor: a comment.
292-311. Decision Sciences. 19, 236-241.
[3] Cachon, G.& Netessine, S. (2004). [11] Hsu, J.-T.& Hsu, L.-F. (2012). An
Game theory in supply chain Integrated Vendor – Buyer
analysis. In D. Simchi-Levi, S.D. Cooperative Inventory Model for
Wu & Z.-J. Shen (Eds.), Handbook Items with Imperfect Quality and
of Qualitative Supply Chain Shortage Backordering. Advances
Analysis. 4, 200-233. US: Springer in Decision Sciences.
US. [12] Huang, C.K. (2002). An integrated
[4] Chang, H.C.& Ho, C.H. (2010). vendor-buyer cooperative model
Exact closed-form solutions for for items with imperfect quality.
optimal inventory model for items Production Planning and Control,
with imperfect quality and shortage 13, 355 – 361.
back ordering. Omega, 38, 233-237. [13] Huang, C.K. (2004). An optimal
[5] Elyasi, M., Khoshalhan, F., and policy for a single-vendor-buyer
Khanmirzae, M. (2014). Modified integrated production-inventory
economic order quantity (EOQ) problem with process unreliability
model for items with imperfect consideration. International
quality: Game theoretical Journal of Production Economics.
approaches.International Journal of 91, 91-98.
Industrial Enginering [14] Hsu, J.-T.& Hsu, L.-F. (2012). An
Computations, 5, 211-222. integrated single – vendor single –
[6] Goyal, S.K. (1977). An Integrated buyer production inventory model
inventory model for a single for items with imperfect quality
supplier – single customer and inspection errors. International
problem. International Journal of Journal of Industrial Engineering
Production Research, 15, 107-111. Computations, 3,703 – 720.

[7] Goyal, S.K. & Szendrovits, A.Z. [15] Sadigh, A.L., Chaharsooghi,
(1986). A constant lot size model S.K.,Sheikhmohammady, M.
(2016). A Game Theoritic

Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.4 Juli 2018 | 331
ISSN 2614-0357

Approach to Coordination of Kalkulus Optimasi dalam Analisa


Pricing, Advertising and Inventory Optimum Variabel Keputusan
Decisions in a Competitive Supply Model Matematika Inventori
Chain. Journal of Industrial and Terintegrasi Dua Level dengan
Management Optimization, 12(1), Produk Tidak Sempurna, Lead Free
337-355. Demand dan Kendala Tingkat
Layanan. Prosiding Seminar
[16] Salameh, M.K. & Jaber, M.Y. Nasional Matematika dan
(2000). Economic production Pendidikan Matematika 2016,
quantity model for items with Program Studi S2 Pendidikan
imperfect quality. International Matematika, Universitas Sebelas
Journal of Production Economics, Maret, 977-984.
64, 59 – 64.
[17] Setiawan, R.(2016). A Game [20] Setiawan, R. (2017). Several
Theoritical Approach in Vendor – Comparison Result of Two Types
Buyer Probabilistic Inventory of Equilibrium (Pareto Schemes
System with Imperfect Quality, and Stackelberg Scheme) of Game
Inspection Error, Minimum Service Theory Approach in Probabilistic
Level Constraint and Partial Vendor – Buyer Supply Chain
Backordering. Far East Journal of System with Imperfect Quality.
Mathematical Sciences, 100(10), The 1st International Conference
1695-1704. on Mathematics, Environmental
and Education (ICoSMEE 2017),
[18] Setiawan, R., & Triyanto. (2016), Sebelas Maret University, IOP
A Probabilistic Integrated Vendor Journal of Physics: Proceeding
– Buyer Cooperative Inventory Series, 983.
Model wth Imperfect Quality
Items, Controllable Lead Time, Ucapan Terima Kasih
Uncertainty Demands, Inspection Peneliti berterimakasih kepada LPPM
Error, Shortage and Backordering UNS, karena penelitian ini merupakan
Allowed, Far East Journal of bagian dari keterlaksanaan Hibah Riset
Mathematical Sciences, 99(1), 109- Fundamental dana PNBP UNS 2018
132. dengan nomor kontrak 543
UN27.21/PP/2018
[19] Setiawan, R., Kuswardi, Y.,
Pramudya, I. (2016). Aplikasi

332 | Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika (JPMM) Solusi Vol.II No.4 Juli 2018

Anda mungkin juga menyukai