Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan teknologi di bidang otomotif berkembang sangat pesat dan hal ini

mendorong manusia untuk selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknolgi.

Kehadirannya memberikan dampak positif untuk mempermudah pekerjaan manusia

dalam berbagai aspek, teknologi otomotif merupakan perangkat yang mempermudah

pekerjaan manusia untuk bisa bekerja dengan cepat dan tidak berat. Dahulu orang-orang

bepergian dari satu daerah ke daerah lain dengan berjalan kaki atau dengan menaiki

hewan sebagai alat transportasi, bisa menghabiskan waktu beberapa hari bahkan

berbulan-bulan untuk bisa mencapai daerah yang dituju. Namun adanya teknologi

otomotif sebagai alat tranfortasi yang waktu demi waktu terus berkembang, sekarang

orang-orang bisa mempersingkat waktu tempuh.

Bagian engine yang bergerak menyebabkan adanya gesekan dan menimbulkan

keausan pada komponen engine. Setiap permukaan benda yang bersentuhan atau

bergesekan dengan benda lain akan menimbulkan gaya gesek. Akibat dari gaya gesek

yang akan mengakibatkan kerugian yang bisa menurunkan out put dari kerja suatu sistem,

saat engine beroperasi. Maka, usaha untuk meminimalkan kerugian akibat dari adanya

gesekan tersebut, dibuatlah suatu sistem pelumasan pada engine, dimana sistem

pelumasan ini di desain sebaik mungkin sesuai kebutuhan engine, walaupun belum bisa

seluruhnya untuk menghilangkan akibat gesekan tetapi adanya sistem pelumasan pada

engine sudah sedikit menambah umur komponen yang beroperasi.

Sistem pelumasan sangat berperan penting dalam proses kerja engine, apabila

terjadi kerusakan pada sistem pelumasan maka kerja engine akan terganggu. Dalam

proses kerjanya komponen-komponen sistem pelumasan dapat mengalami gangguan-

gangguan atau masalah setelah digunakan dalam jangka waktu yang lama. Gangguan-

gangguan yang sering terjadi pada sistem pelumasan yaitu: terlalu rendah atau tinggi pada
tekanan oli, boros pada pemakaian oli, dan oli berubah menjadi encer. Dari berbagai

gangguan tersebut biasanya terdengar bunyi abnormal pada bagian dalam engine

khususnya pada bagian block silinder diantaranya yaitu: crank shaft, connecting rod, dan

piston. Kerusakan tersebut bisa diakibatkan oleh besarnya gesekan yan terjadi atau

kurangnya pelumasan pada bagian komponen tersebut.

Pelumasan memiliki suatu peranan yang penting pada suatu mesin dan

peralatan yang didalamnya terdapat suatu komponen yang saling bergesekan yaitu

sebagai pengaman agar tidak terjadi kerusakan yang fatal. Pelumasan memiliki

fungsi dan guna yang sangat menentukan panjang pendeknya umur mesin. Fungsi

dari pelumasan itu sendiri adalah mengurangi adanya gesekan antara metal dan

komponen-komponen mesin lainnya sehingga dapat meminimalkan resiko

terjadinya kerusakan pada mesin. Di dalam dunia industri sekarang ini, misalnya

pada industri otomotif, efisiensi dan efektifitas kinerja mesin kendaraan bermotor
sangat dipengaruhi oleh kondisi minyak pelumas yang digunakan. Minyak pelumas

yang digunakan mempunyai jangka waktu pemakaian tertentu, tergantung dari

kerja mesin, minyak pelumas merupakan sarana pokok dari suatu mesin untuk dapat

beroperasi secara optimal. (Effendi, 2014: 1 )

Sifat-sifat pelumas dipengaruhi oleh properties sebagai berikut : Specific gravity, Titik
nyala (flash point), Viskositas, Total Base Number (TBN), Viskositas Indeks (VI),
Kandungan aditif, Titik tuang (pour point), Sidik jari pelumas (FTIR). Dari data hasil

pengukuran sifat-sifat diatas, unjuk kerja dari pelumas pada mesin dapat diprediksi.

Pemakaian oli direkomendasikan dalam jarak tempuh (5000 km, 10000 km, atau

bahkan ada yang sampai 20000 km). Oleh karena kondisi berkendara tidak sama

(Start, Jalan pelan, macet di jalan, ngebut, nunggu di traffic light, nunggu keluar

belanja dari mall), maka dibuatlah satu Standard kondisi “NORMAL DRIVING”
yang didasarkan pada kecepatan konstan/tetap pada kelajuan 45 mph (70 km/jam).
Maka dengan kondisi kecepatan konstan 70 km/jam dan lama perjalanan adalah 200

jam, diatas kertas umur oli adalah = 200 jam x 70 km/jam = 14000 km. Kondisi riil

berkendara tidaklah sama dengan kondisi test laboratorium, atau kondisi yang

diasumsi oleh para pembuat mobil. Untuk patokan memperpanjang umur mesin

maka pergantian oli dilakukan secara teratur :

1. Dino oil (mineral) : antara 2000 km s/d 3000 km

2. Synthetic Based Oil (Semi Synthetic) : antara 3000 km s/d 5000 km

3. Fully-Synthetic Oil : antara 5000 km s/d 7000 km

Penggunaan oli lebih dari yang diatas tidaklah dilarang, dan menjadi tanggung

jawab diri masing-masing. Sedangkan untuk oli mineral digunakan pada sistem

kerja standar harian, oli semi synthetic digunakan pada perputaran mesin yang lebih

berat, sedangkan full synthetic digunakan pada putaran mesin yang tinggi extrim

contohnya motor balap (Antonius, 2012).

Anda mungkin juga menyukai