Anda di halaman 1dari 3

TUGAS

1. Jelaskan peran enzim topoisomerase dan potensi penggunaannya dalam terapi


kanker!

Pada saat terjadi proses replikasi DNA, bagian tertentu molekul DNA akan mengalami
relaksasi sehingga dapat diakses oleh seperangkat enzim yang digunakan dalam proses
replikasi. Sebaliknya, pada fase atau bagian lain molekul DNA dapat berada dalam keadaan
terpilin (supercoiled). Keadaan berpilin (supercoiling state) pada molekul DNA merupakan
bagian sangat penting dalam proses pengemasan DNA, baik pada prokariot maupun eukariot.
Keadaan berpilin adalah suatu keadaan dimana molekul DNA, yang pada dasarnya sudah
membentuk struktur heliks, mengalami proses “pemutaran” (twist) lebih lanjut. Keadaan
semacam ini membuat DNA yang berpilin akan mengalami torsi. Keadaan berpilin dapat
berupa pilinan negatif (negative supercoiling) atau pilinan positif (positive supercoiling).
Enzim lain yang juga berperan dalam pemisahan untaian DNA adalah enzim DNA girase.
DNA girase adalah salah satu enzim topoisomerase, yaitu suatu enzim yang dapat mengubah
topologi molekul DNA. Perubahan topologi tersebut dilakukan dengan cara memutuskan
ikatan hydrogen pada salah satu atau kedua untaian DNA secara sementara (transient). DNA
girase (topoisomerase II) adalah enzim yang dapat menghilangkan pilinan positif (atau
dengan kata lain menimbulkan pilinan negative) yang terbentuk sewaktu terjadi replikasi
DNA (yaitu sewaktu garpu replikasi bergerak maju). Oleh karena itu, DNA girase dalam
replikasi DNA dibuktikan dengan menggunakan antibiotic yang dapat menghambat aktivitas
enzim ini.

 Inhibitor Topoisomerase

Golongan obat kemoterapi ini menghambat kerja enzim topoisomerase, baik topoisomerase I
dan II. Enzim topoisomerase merupakan enzim yang mengatur perubahan struktur DNA.
Sekarang ini enzim topoisomerase menjadi target populer bagi pengobatan kemoterapi. Hal
ini disebabkan karena adanya dugaan bahwa bila enzim ini dihambat maka tahap ligasi pada
siklus sel akan terhambat pula, akibatnya akan terjadi pemecahan rantai DNA yang
menyebabkan kematian sel dan apoptosis

Contohnya yaitu irinotecan dan topotecan


 Inhibitor Topoisomerase II

Golongan obat kemoterapi ini memutus untaian DNA secara bersamaan menggunakan
hidrolisis ATP. Contoh:

– etoposide

– teniposide

2. Contoh obat kanker yang menargetkan pada DNA kanker dan mekanismenya
bagaimana?

Klorambusil

Klorambusil adalah salah satu zat pengalkil yang paling banyak digunakan dalam pengobatan
kanker dan merupakan zat pengalkil dwifungsi yakni zat yang mempunyai lebih dari satu
gugus fungsi aktif pada molekulnya dan merupakan turunan mustar nitrogen yang aktif
melawan penyakit kanker pada manusia. Klorambusil merupakan bubuk kristal putih sedikit
berbau dengan berat molekul 304,23. Memiliki titik lebur berkisar antara 64oC sampai 69oC.
Klorambusil hampir tidak larut dalam air tetapi larut dalam alkali hidroksida encer,alkohol,
aseton, dan kloroform. Klorambusil mengalami hidrolisis dengan adanya air. Laju
hidrolisisnya berlangsung paling cepat dan tidak tergantung pada pH pada daerah pH antara
pH 4,5 dan 10.
Sediaan : Klorambusil tersedia sebagai tablet 2 mg. Untuk leukemia limfositik
kronik, limfoma hodgkin dan non-hodgkin diberikan 1-3 mg/m2/hari
sebgai dosis tunggal (pada penyakit hodgkin mungkin diperlukan dosis
0,2 mg/kg berat badan, sedangkan pada limfoma lain cukup 0,1 mg/kg
berat badan).
Indikasi : Leukimia limfositik Kronik, Penyakit Hodgkin, dan limfoma non
Hodgkin, Makroglonbulinemia primer.
Mekanisme kerja : Klorambusil (Leukeran) merupakan mustar nitrogen yang kerjanya
paling lambat dan paling tidak toksik. Obat ini berguna untuk
pengobatan paliatif leukemia limfositik kronik dn penyakin hodgkin
(stadium III dan IV), limfoma non-hodgkin, mieloma multipel
makroglobulinemia primer (Waldenstrom), dan dalam kombinasi
dengan metotreksat atau daktinomisin pada karsinoma testis dan
ovarium.

Anda mungkin juga menyukai