Anda di halaman 1dari 8

TOPIK PERCOBAAN : STRUKTUR SEL

TUJUAN : 1. DAPAT MENGAMATI PERBEDAAN

STRUKTUR SEL HIDUP DAN MATI

2. DAPAT MENGAMATI STRUKTUR YANG

TERDAPAT PADA SEL HIDUP

3. DAPAT MEMBEDAKAN STRUKTUR SEL

TUMBUHAN

4. DAPAT MENGGAMBARKAN STRUKTUR

SEL TUMBUHAN

5. DAPAT MEMBUAT PREPARAT SEL

TUMBUHAN

NAMA DAN STAMBUK : AYU RAHMAH PUTRI (F1B121031)

TANGGAL PERCOBAAN : 7 OKTOBER 2021

KELAS : FISIKA A

ASISTEN PEMBIMBING : ATMA AMALIA RAMADHANI

I. PENDAHULUAN
Biologi merupakan salah satu ilmu pengetahuan alam dirintis oleh
Aristoteles yang merupakan ilmuwan berkebangsaan Yunani yang disebut
sebagai bapak perintis biologi. Biologi berasal dari kata bios dan logos yang
artinya hidup dan ilmu. Jadi artinya ilmu yang mempelajari tentang organisme
hidup dan interaksinya dengan lingkungan. Biologi merupakan ilmu yang
kajianya sangat luas karena membahas seluruh makhluk hidup diseluruh
permukaan bumi (Afriadi, dkk. 2018:4).
Sel berasal dari kata latin cella, yang berarti ruangan kecil, yang ditemukan
oleh Robert Hooke, yang melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus
(terdapat ruangan-ruangan kecil yang meyusun gabus tersebut). Dalam biologi,
sel merupakan kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan
merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu melakukan semua
aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan
kehidupan berlangsung di dalam sel. Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas
sel tunggal, atau disebut organisme uniseluler, misalnya bakteri dan amuba.
Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia, merupakan
organisme multi seluler yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi dengan
fungsinya masing-masing. Tubuh manusia, misalnya, tersusun atas lebih dari
1013 sel. Namun demikian, seluruh tubuh semua organisme berasal dari hasil
pembelahan satu sel. Contohnya, tubuh bakteri berasal dari pembelahan sel
bakteri induknya, sementara tubuh tikus berasal dari pada pembelahan sel telur
induknya yang sudah dibuahi (Waluyo dan Wahyuni, 2020:13).
Sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti
biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena
itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya
terpenuhi. Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular),
misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan protozoa) atau dari banyak
sel (multiselular). Pada organisme multiselular terjadi pembagian tugas terhadap
sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar bagi hirarki hidup. Sel terdiri atas
beberapa organel. Bentuk, ukuran, komposisi organel sel bervariasi. Struktur sel
pada bagian luar dibatasi dengan selaput yang tipis sekali dan dinamakan
membran plasma atau plasmalemma. Pada beberapa sel jaringan tubuh,
membrane plasma ini membentuk lipatan-lipatan disebut mikrovilli berguna
untuk memperlua permukaan. Membran plasma dari sel yang satu berhubungan
dengan membran plasma sel tetangganya dengan desmosom atau dengan
menggunakan bentuk- bentuk hubungan lainnya. Pada sitoplasma sel terdapat
komponen-komponen lainnya misalnya RE, ribosom, mitokondria, badan golgi
vakoula dan sebagainya (Gade, 2014:4).
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan praktikum yang berjudul
struktur sel.
II. HASIL DAN PENGOLAHAN DATA
1. Pengamatan Pada Sel Tumbuhan
a. Pengamatan sel mati pada empulur ubi kayu (Manihot utillisima)
Keterangan:1. Dinding se
2. Ruang sel
3 3. Ruang antar sel
4. Gelembung udara
2
1
4

Pembesaran 100 X

b. Pengamatan Pada Sel Hidup


Pengamatan pada sel daun Hydrilla verticillata
Keterangan: 1. Dinding sel
3 2. Plastid
3. Sitoplasma
1

Pembesaran 100 X

c. Pengamatan Pada Kristal Ca-Oksalat


Pengamatan pada tangkai Begonia (Begonia sp.)

Keterangan: 1. Kristal Ca-Oksalat

Pembesaran 100 X
III. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
Sel (Sitologi) merupakan salah satu cabang Ilmu Biologi yang
mempelajari tentang sel. Sel merupakan salah satu unit dasar kehidupan yang
susunannya secara struktural dan fungsional sangat berpengaruh terhadap
kepribadian dan tingkah laku dari masing–masing makhluk hidup. Seluruh
makhluk hidup tersusun atas sel yang saling berinteraksi satu dengan yang
lainnya. Dewasa ini pemahaman setiap orang mengenai sel dan juga cara
mereka untuk mengetahui keberadaan sel tersebut sudah mengalami
perkembangan yang sangat jauh jika dibandingkan dengan zaman dahulu saat
pertama kali mengenai sel ini dilahirkan sebagai bahan pembelajaran bagi
kehidupan. Sel memiliki sifat yang fundamental (mendasar) dalam ilmu biologi.
Semua organisme kehidupan ini tersusun atas sel tunggal. Makhluk bersel
tunggal ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan alat khusus berupa
mikroskop. Walaupun demikian, sel tunggal ini banyak menyimpan materi
yang lebih kecil lagi yang disebut mikroplasma. Sel tunggal ini merupakan
salah satu organisme kehidupan yang dapat dipercaya sehingga dapat
memperlihatkan semua atribut kehidupan. Mereka merupakan makhluk terkecil
yang membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mengumpulkan dan menata
dengan mudah mesin molekulernya yang dapat dijadikan dalam satu kemasan
yang lebih kecil lagi daripada mikoplasma (Rahmadina dan Husnarika F.,
2017:7).
Struktur sel hidup adalah ruang sel yang berisi nukleus, sitoplasma, dan
antar selnya dibatasi oleh dinding sel. Struktur sel mati adalah ruang sel yang di
dalamnya kosong dan mempunyai dinding sel untuk membatasi sel satu dengan
sel yang lainnya. Sel gabus tumbuhan (Quercus suber) termasuk sel mati karena
sudah tidak mempunyai inti sel dan sitoplasma, sehingga ruang selnya nampak
kosong. Sel gabus yang satu dengan sel yang lainnya tersusun rapi dan rapat,
didalam dinding sel terlihat kosong. Hal ini menyatakan bahwa sel gabus
adalah sel mati (Abdillah Fega, 2017:4).
Sel mati dan sel hidup, baik sel tumbuhan dan sel hewan, dapat dilihat
perbedaannya secara struktural melalui pengamatan secara mikroskopis. Pada
sel tumbuhan yang mati akan terlihat ruang-ruang kosong di tengahnya,
sedangkan pada sel tumbuhan yang hidup, senantiasa mengandung
protoplasma, karena protoplasma didefinisikan sebagai isi sel hidup, dan tidak
mencakup dinding sel. Pada hakikatnya, sebuah sel tumbuhan mempunyai 2
bagian penting, yaitu protoplas dan dinding sel. Protoplas adalah seluruh isi sel
yang terdiri atas: (1) Protoplasma, yaitu bagian isi sel yang hidup, yang
mencakup sitoplasma yang berisi organel-organel, seperti inti sel, plastid,
mitokondria, ribosom, retikulum endoplasma, diktiosom, dan mikrobodi; (2)
Non Protoplasma, yaitu bagian isi sel yang bersifat tidak hidup, seperti vakuola,
lemak dan minyak, minyak atsiri dan damar, kristal, butir aleuron, dan butir pati
(Sihombing, dkk. 2016:6).
Sel tumbuhan mempunyai dinding sel yang tersusun oleh selulosa yang
berfungsi untuk melindungi bagian yang ada di dalamnya. Bentuk sel pada
tumbuhan dapat bermacam-macam, seperti bentuk bulat, pipih, kubus, dan
memanjang polyedris. Sel tumbuhan yang hidup terdiri dari protoplasma
dikelilingi oleh dinding sel. Di dalam protoplasma terdapat komponen
protoplasmik dan substansi ergastik. Pada protoplasma terdapat aliran plasma
(cyclosis) yang berlangsung satu arah (rotasi) dan beberapa arah (sirkulasi).
Selain itu, di dalam protoplasma terdapat benda-benda hidup yang memiliki
struktur dan fungsi khusus, disebut organel (Sumarsono dan Siti S., 2009:22).
Cara membuat preparat sel tumbuhan yaitu irislah tumbuhan yang akan
diamati dengan pisau silet yang tajam, buatlah beberapa irisan setipis mungkin
agar bias dipilih yangpaling baik, letakkan irisan pada kaca objek dan teteskan
air sebagai medium untuk memperjelas objek, kemudian tutup dengan gelas
penutup, amatilah preparat ini pada mikroskop dan gambar bentuk dari sel
tersebut.
Benda ergastik adalah bahan non protoplasma, baik organik maupun
anorganik, sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan,
pemeliharaan struktur sel, dan juga sebagai penyimpanan cadangan makanan,
terletak di bagian sitoplasma, dinding sel, maupun di vakuola. Dalam sel benda
ergastik dapat berupa karbohidrat (amilum), protein (aleuron dan gluten), lipid
(lilin, kutin, dan suberin), dan Kristal (Kristal ca-oksalat dan silika). Benda
ergastik memiliki banyak fungsi untuk sel, misalnya penyimpanan cadangan
makanan, contohnya amilum; pemeliharaan struktur (lilin); dan perlindungan,
misalnya adanya Kristal ca oksalat dalam suatu jaringan tumbuhan dapat
menyebabkan reaksi alergi bagi hewan yang memakannya, sehingga hewan
tersebut tidak akan bernafsu menyentuhnya untuk yang kedua kali. Di dalam sel
tumbuhan, benda-benda ergastis sebenarnya adalah senyawa-senyawa yang
dapat dibedakan dari protoplasma sel hidup yang biasa disebut bioplasma. Saat
ini, banyak ahli lebih suka menyebut benda-benda ergastis ini sebagai senyawa
organik dan senyawa anorganik, karena sejatinya memang demikian. Senyawa-
senyawa tersebut muncul sebagai produk metabolisme sel-sel tumbuhan yang
bersangkutan (Hakim, dkk. 2013:11).
Oksalat memiliki peran bagi tanaman. Tidak hanya untuk kepentingan
ekologis dari serangan herbivora saja melainkan untuk kepentingan fisiologis
tanaman tersebut. Oksalat dapat berbentuk oksalat terlarut (soluble oxalte) dan
oksalat tidak terlarut (insoluble oxalate). Oksalat terlarut dapat berupa asam
oksalat dan oksalat tidak terlarut dapat berupa kristal kalsium oksalat. Pada
tanaman angiospermae, oksalat dalam bentuk asam oksalat maupun kristal
kalsium oksalat, disimpan di dalam vakuola sel. Oksalat dapat terdistrusi pada
bagian–bagian tertentu pada tanaman maupun pada hampir seluruh bagian
tanaman. Informasi tentang distrusi oksalat, khususnya dalam bentuk kristal
kalsium oksalat pada beberapa tanaman telah banyak dilaporkan. Termasuk
tanaman–tanaman berprospek tanaman hias, pangan, maupun obat. Selain itu,
penelitian yang mengkaji tentang kadar oksalat baik terlarut maupun tidak
terlarut pada beberapa bahan makan juga banyak dilaporkan. Ada pula yang
mengkaji metode yang dapat digunakan untuk mengurangi kadar oksalat pada
beberapa bahan sayur. Pada sisi lain ada pula yang mengkaji tentang pengaruh
faktor lingkungan tanaman tersebut dibudidayakan terhadap kadar oksalat
(Santoso, 2011:1).
Bentuk dari kristal kalsium oksalat bervariasi dan umumnya
dideskripsikan dalam bentuk rafida, druse, stiloid, prisma, dan kristal pasir.
Bentuk rafida biasanya terhimpun dalam berkas. Kristal oksalat kadang
dibentuk di sel khusus yang hanya berfungsi untuk membentuk kristal, sel
tersebut dinamakan idioblas kristal. Bentuk morfologi dari kristal kalsium
oksalat yang dihasilkan oleh tumbuhan dapat terdiri dari satu bentuk maupun
bervariasi pada organ-organ tertentu dan distribusinya terdapat dijaringan
tertentu, misalnya hipodermis. Distribusi dari kristal kalsium oksalat juga
bervariasi pada berbagai spesies. Kristal-kristal tersebut dapat ditemukan pada
organ vegetatif, reproduktif, penyimpan dan organ-organ yang masih
berkembang, serta pada jaringan fotosintetik dan non fotosintetik. Distribusi
dan bentuk dari kristal-kristal kalsium oksalat sering digunakan sebagai
karakter taksonomi familia tanaman. Dalam pembentukan kristal oksalat,
diperlukan asam oksalat yang disintesis tanaman secara endogen dan kalsium
yang diperoleh secara eksogen. Kombinasi antara faktor genetik dan
lingkungan mempengaruhi jumlah, bentuk dan ukuran kristal oksalat. Dalam
penelitian ingin diketahui bentuk-bentuk dari kristal, distribusi serta
kerapatannnya dari Amorphophallus campanulatus pada organ daun, tangkai
daun dan umbi (Harijati, dkk. 2011:2).
Berdasarkan percobaan yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Perbedaan sel hidup dengan sel mati adalah pada struktur dan aktivitas dari
masing-masing sel tersebut. Selain itu, ciri-ciri sel yang hidup adalah sel
yang memiliki nukleus dan sitoplasma. Sedangkan sel mati adalah sel yang
sudah tidak memiliki peranan dalam proses kelangsungan kehidupan dan
hanya berupa dinding sel.
2. Sel terdiri atas 3 bagian utama, yaitu membran sel, sitoplasma, dan inti sel.
Sel juga memiliki komponen padat di dalam sitoplasma yang disebut organel
sel.
3. Tumbuhan tersusun dari sel, sel membentuk jaringan, jaringan membentuk
organ. Sel tumbuhan memiliki komponen atau bagian yang berbeda dengan
sel hewan. Perbedaan yang khas yaitu sel tumbuhan memiliki dinding sel
yang tebal, plasmodesmata, plastida, vakuola yang besar.
4. Cara membuat preparat tumbuhan yaitu meletakkan kaca preparat di meja
mikroskop, membuat sayatan preparat menggunakan silet, silet digunakan
agar hasil sayatan preparat tampak tipis, meletakkan sayatan preparat di
bagian tengah kaca preparat, meneteskan cairan (air atau Methylen Blue) di
atas sayatan menggunakan pipet tetes, menutup preparat menggunakan kaca
penutup (cover glass) dan menutup dengan kaca penutup dapat
menggunakan bantuan penjepit.
IV. DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, F. 2017. Perbedaan Sel Hidup dan Sel Mati pada Tumbuhan. Jurnal Biologi
Umum. Vol. 1(1) : 1-2.

Ariadi, R. dan Revita Y. 2018. Pengembangan Jiwa Bioentrepeneur Mahasiswa.


Biologi Jurnal Biolokus. Vol. 1(2) : 2-3.

Gade, M. 2014. Struktur, Fungsi Organel dan Kommunikasi Antar Sel. Al Ulum Seri
Sainstek. 2 (1) : 1-9.

Hakim, A.R. Dorly dan Sry R. 2013. Keragaman dan Analisis Kekerabatan Hoya spp
Bertipe Daun Non Sukulen Berdasarkan Karakter Anatomi Daun. Buletin
Kebun Raya. Vol. 16(1) : 3-9.

Harijati, N. Nurul C. Sinta D.K. dan Rian H. 2011. Morfologi Kristal Kalsium
Oksalat pada Amorphophallus Campanulatus. Jurnal Biologi, Fakultas
MIPA. Vol. 1(1) : 1-2.

Rahmadina dan Husnarika, F. 2017. Biologi Sel Unit Terkecil Penyusun Makhluk
Hidup. Surabaya: CV. Selembar Papyrus, : 1-5.

Santoso, M.I. 2011. Distribution of Calcium Oxalate Cristal, Reduction of Oxalates,


and The Effect of Cultivation Method on its Formation in Some
Vegetables. Jurnal Pendidikan Biologi Universitas Nusantara PGRI
Kediri. Vol. 1(1) : 1-5.

Sihombing, B. dan Eka P.A. 2016. Biologi Umum. Jurnal Biologi. Vol. 1(1) : 2-4.

Sumarsono dan Siti S. 2009. Struktur Morfologi Tumbuhan dan Struktur Sel.
Bandung: F-MIPA. ITB, : 1-4.

Waluyo, J. dan Dwi W. 2020. Biologi Dasar. Bantul: Trusmedia Grafika, : 2-6.

Anda mungkin juga menyukai