Anda di halaman 1dari 2

Nama: Muhammad Shifaatul Ulyaa Albar

No Absen: 21

1. - Kekuasaan Legislatif

Kekuasaan yang dibentuk untuk membentuk undang-undang supaya mengatur dalam sebuah negara.
Dalam hal ini kekuasaan legislatif di Republik Indonesia dipegang oleh DPR.

- Kekuasaan Eksekutif

Ini adalah kekuasaan untuk menjalankan undang-undang dan kekuasaan ini dipegang oleh Presiden.

- Kekuasaan Yudikatif

Ini adalah kekuasaan untuk menyelenggarakan peradilan demi tegaknya hukum dan keadilan. Pemegang
kekuasaan yudikatif adalah Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi.

2.(1) Kekuasaan Legislatif yaitu kekuasaan untuk membuat undang-undang dasar. Kekuasaan legislatif


dipegang oleh DPR (Dewan Perwakilan Rakyat).

(2) Kekuasaan Eksekutif yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang. Kekuasaan eksekutif


dipegang oleh Presiden.

(3) Kekuasaan Yudikatif / kehakiman yaitu kekuasaan untuk mengadili, menegakan hukum dan keadilan.
Kekuasaan kehakiman dipegang oleh Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi (MK) dan badan
peradilan yang ada di bawahnya.

(4) Kekuasaan Konstitutif yaitu kekuasaan untuk menetapkan dan mengubah undang-undang dasar.


Kekuasaan konstitutif dipegang oleh MPR / Majelis Permusyawaratan Rakyat.

(5) Kekuasaan Eksaminatif / Inspektif yaitu kekuasaan dalam pemeriksaan, pengelolaan dan tanggung


jawab keuangan negara. Kekuasaan eksaminatif dipegang oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

(6) Kekuasaan Moneter yaitu kekuasaan untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter atau
yang berhubungan dengan keuangan, seperti mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran,
memelihara kestabilan nilai rupiah. Kekuasaan Moneter dipegang oleh BI / Bank Indonesia selaku Bank
Sentral di Indonesia.

3. Penyelenggara pemerintahan pusat dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia adalah presiden


dibantu oleh wakil presiden, dan menteri negara. Berkaitan dengan pelaksanaan otonomi daerah,
kebijakan yang diambil dalam menyelenggarakan pemerintahan digunakan asas desentralisasi, tugas
pembantuan, dan dekonsentrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
4. Pemerintah pusat dalam hal ini presiden memegang kekuasaan tertinggi dalam penyelenggaraan
urusan pemerintahan. pemerintah pusat berperan sebagai pihak yg mengatur hubungan antara pusat
dan daerah. peran pemerintah pusat dalam kerangka otonomi daerah cenderung bersifat menentukan
kebijakan makro, melakukan pengawasan, evaluasi, kendali,dan pemberdayaan.

5. a. Struktural:Terdapat 2 cara yang dapat menjelaskan hubungan struktural antara pemerintah pusat
dan daerah:

1. Sentralisasi : segala urusan, wewenang, tugas, dan fungsi penyelenggaran pemerintahan terletak pada
pemerintah pusat yang dilakukan secara dekonsentrasi

2. A. Desentralisasi : segala wewenang, tugas, dan urusan pemerintahan diberikan kepada pemerintah
daerah. Pada cara ini, pelimpahan wewenang dilakukan dengan mendelegasikan urusan kepada daerah
otonom. Perihal hubungan struktural antara pemerintah pusat dan daerah diatur lebih lanjut dalam PP
No. 84 Tahun 2000.

b. Hubungan Fungsional pemerintah pusat dan daerah:

Pada dasarnya, baik pemerintah daerah dan pusat memiliki kewenangan yang saling melengkapi.
Hubungan tersebut terletak pada fungsi, tujuan, misi, dan visi masing-masing. Baik pemerintah daerah
dan pusat berujuan memberi serta melindungi ruang kebebasan pada daerah dalam mengelola rumah
tangganya secara otonom berdasarkan kemampuan dan kondisi daerah. Sedangkan tujuannya sendiri
untuk melayani seluruh masyarakat secara merata dan adil dalam seluruh aspek kehidupan.

Sementara itu, pemerintah daerah dan pusat menjalankan fungsinya sebagai pemberdaya, pengatur,
dan pelayan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai