Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat,
karunia, hidayah, dan innayah-Nya sehingga tugas akhir yang berjudul “Analisis
Persimpangan Pada Persimpangan Tak Bersinyal”. Sholawat serta salam tak lupa
pula kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang
membawa umatnya dari zaman kegelapan sampai terang menerang sampai saat ini.
Kelancaran skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak, penulis terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah
1. Kepada kedua orang tua dan seluruh keluarga yang senantiasa selalu memberi doa
Buton.
Muhammadiyah Buton.
(IMM)
Semoga Allah SWT membalas segala kabaikan bagi semua pihak yang ikhlas
Akhir ini dengan imbalan pahala yang setimpal, Amiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.
Baubau,….Agustus,2021
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
Jalan raya merupakan bagian dari sarana transportasi darat yang memiliki
peranan penting untuk menghubungkan suatu tempat ke tempat lain. Sejalan dengan
Salah satu hal penting dalam mendesain jalan raya adalah merencanakan
pelayanan jalan sangat tergantung dari kemampuan ruas jalan dan persimpangan.
pada daerah persimpangan sering terjadi konflik arus lalu lintas yang menimbulkan
adanya penundaan dan antrian. Simpang sebagai titik lemah sistem jaringan jalan
simpang yang tidak efisien dan berbahaya. Pentingnya strategi penanganan simpang
lahan parker hingga terkadang mengalami kemacetan dan tundan pada pengendara
1. Berapa Kapasitas arus lalu lintas pada persimpangan tak tersinyal di jalan
1. Untuk mengetahui kapasitas arus lalu lintas pada persimpangan jalan Betoambari
persimpangan tak bersinyal dan dapat mengetahui perilaku lalu lintas dengan
sasaran derajat kejenuhan kurang dari 0,85 atau lebih nantinya, pada saat jam
kesibukan yang terjadi pada persimpangan jalan Buetombari serta dapat menentukan
persimpangan, pada pagi hari jam (07:00 s\d 09:00 WITA), siang hari (12;00 s\d
14:00 WITA), dan (15:00 s\d 17.00 sore). yang dilakukan selama dua hari, yaitu
2. Pengamatan volume lalu lintas dilakukan selama 6 (enam) jam yang terbagi atas
pagi 2 jam (07:00 s/d 09:00 WITA), siang 2 jam (12:00 s/d 14:00 WITA) dan sore 2
3. Adapun perhitungan volume lalu lintas yang dilakukan yaitu menghitung secara
langsung di lapanan.
Sistematik penulisan dalam tugas akhir di dalam 5 bab yang akan di jelaskan
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
Pada bab ini menjelaskan pada mengenai teori yang menjadi landasan
Bab ini membahas tentang bagai mana cara mendapatkan data dan analisis apa yang
di gunakan dalam penulisan serta dasar dasar langkah dan data data yang di gunakan
dalam penelitian.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini merupakan inti dari penulisan pembahasan dari berbagai factor
Buton.
BAB V PENUTUP
kesimpulan dan saran dari penelitian serta yang berkaitan dengan hal-hal yang di
TINJAUAN PUSTAKA
Sesuai dengan topik penelitian, maka pada bab ini penulis akan membahas
aspek karakteristik lalu lintas dalam mengatasi masalah lalu lintas yang terjadi
sebagai rujukan untuk memperkaya bahan penelitian. Berikut ini adalah studi
sebelumnya dalam beberpa jurnal yang berkaitan dengan beberapa penelitian yag di
lakukan penulis.
Penelitian terdahulu pertama yang di lakuan oleh Reza Harsida di tahun 2016
a. Berdasarkan parameter kinerja simpang yang ditinjau di peroleh arus lalu lintas
pada persimpangan sebesar (Q) = 5073 smp/jam, maka dari perhitungan arus lalu
15 - 32 %
dapat dilihat dari nilai derajat kejenuhan (DS) yang kondisi persimpangan sudah
2015 dengan mengambil judul “Analisis Kinerja Simpang Tidak Bersinyal Di Ruas
pada keadaan eksisting dengan adanya parkir disisi jalan yang dianggap
mengurangi lebar efektif, Hasil perhitungan di dapat jumlah arus total 2050
smp/jam, nilai kapasitas (C) = 2140 smp/jam dan derajat kejenuhan (DS) =
b. Pada alternatif pemberian rambu lalu lintas di larang parkir disisi jalan maka
dalam analisa di dapat nilai kapasitas (C) = 2553 smp/jam dan derajat kejenuhan
(DS) = 0,803. Dari nilai derajat kejenuhan (DS) yang didapat maka dapat
3. Penelitian Gusmulyani
a. Kapasitas simpang terbesar terdapat pada siang hari jam 13.00-14.00 sebesar 683
smp /jam dan kinerja simpang masih stabil dengan derajat kejenuhan simpang
0,214. Tundaan Lalu lintas Simpang DTI sebesar 2,184 det/smp, Tundaan Lalu
Lintas Jl. Utama DMA sebesar 1,631 det/smp, Tundaan Lalu Lintas Jalan Minor
det/smp, Tundaan Simpang 5,905 det/smp dan peluang antrian sebesar 2,979 % -
9,633% yang berarti kendaraan masih bisa melewati persimpangan dengan lancar
dan stabil.
0,111%, mendapat gap sebesar 9,591% yang berarti kendaraan masih dapat
melewati persimpangan tanpa mendapat gangguan dari kendaraan lain dan hanya
2.2 Tranportasi
dari satu tempat ke tempat lain secara fisik dalam waktu yang tertentu dengan
menggunakan atau digerakkan oleh manusia, hewan atau mesin. Secara umum
transportasi dibagi menjadi tiga yaitu transportasi darat, transportasi laut dan
berikut:
1. Menurut Hadihardaja dkk, dalam buku Sistem Transportasi (1997), transportasi
adalah pemindahan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain. Dalam
transportasi ada dua unsur yang terpenting yaitu pergerakan (movement) dan
secara fisik terjadi perpindahan tempat atas barang atau penumpang dengan atau
2. Menurut Kamaludin (1986) dalam Musa dan Setiono (2012), transportasi adalah
mengangkut atau membawa suatu barang dari suatu tempat ke tempat lainnya atau
dengan kata lain yaitu merupakan suaatu gerakan pemindahan barang-barang atau
Sistem Transportasi adalah gabungan dari beberapa komponen atau objek yang
saling berkaitan. Dalam setiap organisasi, perubahan pada satu komponen akan
sistem yang lebih kecil (mikro) yang masing-masng saling berkaitan.untuk lebih
Sistem Pergerakan
Sistem Kelembagaan
Kita perlu bergerak karena kebutuhan kita tidak bisa dipenuhi di tempat kita
berada. Setiap tata guna lahan atau sistem kegiatan (sistem mikro yang pertama)
mempunyai jenis kegiatan tertentu yang akan membangkitkan. Pergerakan dan akan
sistem pola kegiatan tata guna lahan yang terdiri dari pola kegiatan sosial, ekonomi,
kebudayaan dan lain - lain. Interaksi yang terjadi antara sistem kegiatan dengan
kendaraan dan/atau orang (pejalan kaki). Sistem pergerakan yang aman, cepat,
nyaman, murah, handal dan sesuai dengan lingkungannya dapat tercipta jika
pergerakan tersebut diatur oleh sistem rekayasa dan manajemen lalu lintas yang baik
(Tamin, 2008).
lancar, murah, handal, dan sesuai dengan lingkungannya, maka dalam sistem
transportasi makro terdapat sistem mikro tambahan lainnya yang disebut sistem
serta swasta yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam setiap sistem
dibedakan menjadi moda darat air dan udara. Lebih Jauh moda darat dapat dibedakan
menjadi moda jalan dan kereta api (Aziz dan Asrul, 2014). Moda transportasi darat
terdiri dari berbagai variasi dan jenis alat transportasinya. Menurut Miro (2012),
1. Geografis fisik, terdiri dari moda transportasi jalan rel, moda transportasi
perairan daratan, moda transportasi khusus dari pipa dan kabel serta moda
( internasional).
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yang dimaksud dengan jalan adalah prasarana
transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap
dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air,
serta di atas permukaan ait, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
menjadi 3 yaitu:
1. Jalan yang berupa jalur gerak seperti jalan raya, jalan baja, jalan air, jalan udara
pergerakan menuju suatu tempat untuk melakukan kegiatan. Menurut Aziz dan Azrul
antara lain :
1. Ekonomi
a. Mencari nafkah
b. Belanja
c. Hubungan bisnis
2. Sosial
3. Pendidikan
a. Perjalanan ke sekolah
c. Study tour
5. Kebudayaan
b. Pertemuan keluarga
c. Pertemuan politik
Dari segi kelompok Pengguna jasa, Menurut Miro, 2008 dalam Ardiansyah,
berkembang, yaitu :
golongan masyarakat yang terpaksa menggunakan angkutan umum karena
maju, yait:
dan dapat memilih untuk menggunakan angkutan umum atau angkutan pribadi.
Mereka secara ekonomi adalah golongan masyarakat lapisan menengah ke atas (kaya
sistem sewa atau bayar, seperti angkutan kota (bus, mini bus, dsb), kereta api,
angkutan air, dan angkutan udara. Adapun tujuan utama keberadaan Angkutan
Trayek merupakan lintasan jalan umum untuk pelayanan jasa angkut orang
dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan tetap, lintasan tetap jadwal tetap
maupun tidak berjadwal. Jaringan trayek adalah kumpulan trayek yang menjadi satu
kesatuan jaringan pelayaan angkutan orang. Trayek tetap dan teratur adalah
pelayanan angkutan yang dilakukan dalam jaringan trayek secara tetap dan teratur,
Menurut Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2014, Bab IV Pasal 22, jenis pelayanan
angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum dalam trayek terdiri atas:
4. Angkutan kota.
5. Ankutan perdesaan.
6. Angkutan perbatasan.
7. Angkutan Khusus.
dari sebelah kiri) digunakan di daerah permukiman perkotaan dan daerah pedalaman
untuk persimpangan antara jalan lokal dengan arus lalu-lintas rendah. Untuk
persimpangan dengan kelas dan/atau fungsi jalan yang berbeda, lalulintas pada jalan
minor harus diatur dengan tanda "yield" atau "stop". Manual Kapasitas Jalan
Indonesia (MKJI 1997) membedakan simpang atas simpang bersinyal ( traffic signal)
yang memberi jalan pada kendaraan dari sebelah kiri, sedangkan pada simpang
bersinyal dikendalikan oleh traffic light . Metoda ini berasumsi bahwa simpang jalan
tegak lurus pada alinyemen datar, dihitung berdasarkan pendekatan empiris tidak
apabila ukurannya kecil dan daerah konflik lalu-lintasnya ditentukan dengan baik.
Karena itu simpang ini sangat sesuai untuk persimpangan antara jalan dua lajur
takterbagi. Untuk persimpangan antara jalan yang lebih besar, misalnya antara dua
jalan empat lajur, penutupan daerah konflik dapat terjadi dengan mudah sehingga
selama periode waktu yang lebih lama lebih rendah dari tipe simpang yang lain,
simpang ini masih lebih disukai karena kapasitas tertentu dapat dipertahankan
- Kapasitas.
- Derajat kejenuhan.
- Tundaan.
- Peluang antrian.
1. Jalur-jalur tanah di atas permukaan bumi yang sengaja dibuat oleh manusia dengan
menyalurkan lalu lintas orang, hewan dan kendaraan yang mengangkut barang-
barang dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya dengana cepat dan mudah.
2. Prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang ada di
atas dipermukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.(Wilkimedia.
Jalan Arteri.com).
1. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
lintas, yang ada di atas dipermukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau
air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Menurut Bukhari (2002), volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang
melewati suatu penampang jalan dalam satu satuan waktu, atau secara praktis dapat
ditentukan dengan menghitung langsung jumlah kendaraan yang lewat dalam satu
satuan waktu. Volume lalu lintas yang terjadi selalu tidak tetap, tetapi akan berubah-
ubah menurut hari pada jalur tetap. Volume lalu lintas ini sangat dipengaruhi oleh
musim dalam setahun, hari dalam seminggu, jam dalam sehari. Disamping itu juga
dipengaruhi oleh komposisi lalu lintas, pembagian jurusan jalan, klasifikasi jalan,
jenis penggunaan daerah, sifat jalan (jalan komplek, jalan tol dan lain-lain) dan
secara umum dipengaruhi oleh geometrik jalan. Untuk menghitung volume lalu
lintas digunakan waktu sibuk (Peak hour). Waktu sibuk adalah volume saat jalan
menerima jumlah lalu lintas tertinggi pada saat jam sibuk. Umumnya dalam
menentukan volume lalu lintas berpedoman pada waktu sibuk, yaitu saat jalan
menerima beban maksimum. Volume lalu lintas di hitung berdasarkan rumus sebagai
berikut :
T N .....................................................(2.1)V Keterangan :
waktu (kend);
Menurut Bukhari (2002), volume lalu lintas tidak merata sepanjang waktu
melainkan berfluktuasi. Hubungan antara volume dan waktu (fluktuasi) lalu lintas
Menurut Bukhari (2002), persimpangan jalan adalah suatu daerah umum dimana
dua atau lebih ruas jalan (link) saling bertemu berpotongan yang mencakup fasilitas
jalur jalan (road way) dan tepi jalan (side road), dimana lalu lintas dapat bergerak
didalamnya. Persimpangan merupakan bagian yang terpeting dari jalan raya sebab
sebagian besar dari efisiensi, kapasitas lalu lintas, kecepatan, biaya opersi, waktu
yang saling memotong pada satu atau lebih dari kaki persimpangan dan mencakup
MSCE, (2004), simpang jalan pada pertemuan sebidang, sangat potensial untuk
menjadi :
Menurut Bukhari, (2004 : 8), menyatakan jalan ideal adalah jalan yang
mempunyai lebar lajurnya sebesar 3,75 m (12 ft) dan tidak ada gangguan benda- 9
benda lain sejarak 2 m (6 ft) dari tepi perkerasan. Menurut Sukirman (1999 : 24, 28,
29), lebar jalan minimum untuk jalan lokal adalah 5,50 m (2 x 2,75 m), lebar ini
cukup memadai untuk jalan 2 lajur 2 arah. Nama jalan minor dan utama dan nama
kota dicatat pada bagian atas sketsa sebagaimana juga nama pilihan dari alternatif
rencana. Untuk orientasi sketsa sebaiknya juga memuat panah penunjuk arah. Jalan
utama adalah jalan yang dipertimbangkan terpenting pada simpang, misalnya jalan
dengan klasifikasi tertinggi. Untuk simpang 4-lengan, jalan yang menerus selalu jalan
utama. Pendekat jalan minor sebaiknya diberi notasi A dan C, pendekat jalan utama
Sketsa sebaiknya memberikan gambaran yang baik dari suatu simpang mengenai
informasi tentang kereb, lebar jalur, bahu dan median. Jika median cukup lebar
2.12. Kapasitas
Definisi umum kapasitas jalan adalah kapasitas satu ruas jalan dalam satu sistem
jalan raya adalah jumlah kendaraan maksimum yang memiliki kemungkinan yang
cukup untuk melewati ruas jalan tersebut (dalam satu maupun dua arah ). Dalam
periode waktu tertentu dan di bawah kondisi jalan dan lalulintas yang umum.
Menurut (Clarkson H. Oglesby dan R. Gary Hicks, 1988), kapasitas suatu ruas jalan
dalam suatu sistem jalan raya adalah jumlah kenderaan maksimum yang memiliki
kemungkinan yang cukup untuk melewati ruas jalan tersebut (dalam satu maupun dua
arah) dalam periode waktu tertentu dan di bawah kondisi jalan dan lalu lintas yang
ruang yang dibutuhkan dan sebagian. Kapasitas total suatu simpang dapat dinyatakan
sebagai hasil perkiraan antara kapasitas dasar (C0) yaitu kapasitas ideal dan faktor-
terhadap kapasitas.
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (1997), memberikan formula untuk
dimana :
FRSU : Faktor penyesuaian tipe lingkungan jalan, hambatan samping dan kenderaan
tak bermotor;
Kapasitas dasar diambil dari tipe simpang yang di gunakan. Cara menentukan tipe
simpang adalah menentukan jumlah lengan simpang terlebih dahulu dan kemudian
menentukan jumlah lajur pada jalan utama dan jalan minor pada persimpangan
342 2900
422 2900
Indonesia, 1997
Derajat kejenuhan dihitung sebagai hasil pembagian antara arus lalu lintas total
Ds = C QTOT ..............................................................................................(2.5)
C : Kapasitas (smp/jam);
Dimana hasil yang didapatkan untuk derajat kejenuhan menentukan hasil layak
atau tidaknya ruas jalan yang ditinjau, dengan membandingkan hasil yang didapatkan
melebihi atau tidak dengan hasil yang ditetapkan yaitu dengan nilai 0,85 dimana nilai
ini sudah menunjukan kondisi persimpangan sudah buruk atau mengalami kemacetan
tundaan geometrik.
BAB III
METODE PENELITIAN
Baubau Lokasi ini salah satu titik keramaian, di karenakan pusat kota serta di depan
hasil penelitian.
yang telah disediakan. Hasilnya disusun dalam bentuk tabel. Untuk dapat diketahui
data dilakukan pada waktu puncak kesibukan yang terjadi pada persimpangan
tersebut. Pencatatan dilakukan selama 4 (hari) hari yaitu Sabtu, minggu, senin dan
jum’at dimulai jam (07:00 s/d 09:00 WITA), siang 2 jam (12:00 s/d 14:00 WITA)
Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk peta kota Baubau,
Data primer adalah data yang diperoleh dari pencatatan langsung di lapangan
secara manual. Data yang diperoleh meliputi bentuk layout persimpangan dan Cross
Section, foto sementara kondisi dilapangan, lebar pendekat, jumlah lajur, kondisi
2 jam, dan hasilnya dimasukkan kedalam formulir yang sudah disediakan seperti
tertera.
Volume arus lalu lintas diperoleh dari pencatatan seluruh jenis kendaraan dan
formulir yang telah disedikan sebelumnya, yang dikelompokkan menurut jenis arah
gerak kendaraan pada masing-masing kaki persimpangan dengan waktu yang telah
ditentukan.
Nilai kapasitas dasar diambil dari jenis tipe simpang yang digunakan, seperti
yang diperlihatkan pada Tabel B.2.7. Halaman 13, variabel masukan adalah tipe
simpang IT.
Median disebut lebar jika kendaraan ringan standar dapat berlindung pada daerah
median tanpa mengganggu arus lalu lintas pada jalan utama. Hal ini mungkin terjadi
jika lebar median 3 m atau lebih. Pada beberapa keadaan, misalnya jika pendekat
jalan utama lebar, hal ini mungkin terjadi jika median lebih sempit. Faktor
penyesuaian median jalan utama (FM ). Penyesuaian 19 hanya digunakan untuk jalan
utama dengan 4 lajur. Variabel masukan adalah tipe median jalan utama
3.9. Faktor penyesuaian belok kiri (F LT )
masukan adalah belok kiri. Batas nilai yang diberikan untuk P LT adalah rentang
adalah belok kanan, Batas nilai yang diberikan untuk P RT adalah rentang dasar
panjang arah memanjang dan melintang pada jalan dan lapisan permukaan jalan
tersebut.
Identivikasi Masalah
Pengumpulan Data
Pengelolaan Data
Merujuk Metode
MKJI 1997
Selesai
Selesai
DAFTAR
MulaiPUSTAKA
Anonim, Badan Pusat Statistik, 2013 ,Data Jumlah Penduduk Aceh Barat.
Anonim , Dinas Pekerjaan Umum, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia.
Bukhari R.A., 2004, Rekayasa Lalu Lintas II, Bidang Studi Teknik Transportasi
Bukhari R.A., 2002, Rekayasa Lalu Lintas I , Bidang Studi Teknik Transportasi
Jakarta.
Novriadi Rororng .,2015 “Analisis Kinerja Simpang Tak Bersinyal, Jln S.Parman,
Jln Panjaitan.
Reza Harsida .,2016, Analisis Persimpangan Tak bersinyal, Jln S.Parman Dan
Jln Panjaitan.
Saondang, H., 2004, Konstruksi Jalan Raya, Buku 1, Geometri Jalan, Nova
Bandung.