Anda di halaman 1dari 19

Muhammad Irfan Setiawan

190512531229

D3 Teknik Mesin

Modal Pinjaman

Pinjaman Perbankan

Perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam kehidupan suatu Negara, apalagi Negara yang sedang berkembang seperti
Indonesia. Peran strategis bank tersebut terutama disebabkan oleh fungsi utama bank
sebagai lembaga yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana masyartakat secara
efektif dan efisien. Dengan berperan sebagai perantara antara pihak yang kelebihan dana
dengan pihak yang kekurangan dana, sehingga dana tersebut diharapkan dapat
memberikan kemanfaatan yang besar bagi masyarakat, serta diberi kebebasan untuk
memilih antara bank syariah atau bank konvensional. Bagi mereka yang mempunyai
kekhawatiran adanya bunga bank (riba) maka bank syari’ah bisa menjadi alternatif yang
lebih inovatif sebagai sarana peminjam modal ataupun menginvestasikan dana.

Akan tetapi untuk dapat mengakses sumber pendanaan dari bank, bagi masyarakat
menengah kebawah dan pengusaha mikro mengalami kesulitan, hal in disebabkan karena
terbentur pada sistem dan prosedur perbankan tersebut. Melihat fenomena tersebut
PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil) merasa prihatin terhadap kondisis usaha
kecil dan menengah, sehingga mulai merumuskan sistem keuangan yang lebih sesuai
dengan kondisi usaha kecil dan sesuai dengan prinsip syari’ah islam, alternatif tersebut
adalah dengan terealisasinya BMT dikalangan masyarakat.

BMT singkatan dari Baitul Maal wat-Tamwil. BMT merupakan lembaga


keuangan yang berpola syariah dengan sistem “bagi hasil” baik pada kegiatan simpanan/
tabungan harian/ simpanan berjangka, kegiatan pemberian modal/ kredit pembiayaan.

BMT memiliki misi pemberdayaan ekonomi umat melalui usaha perniagaan


sesuai syari’ah, hal ini berlaku untuk seluruh segmen/ lapisan masyarakat yang
membutuhkan dana dengan layanan kecepatan dan ketepatan proses pelayanan. Sebagai
lembaga ekonomi yang bermisi memperdayakan pengusaha kecil bawah dan kecil
menengah yang menerapkan prinsip-prinsip syari’ah dan sendi-sendi keislaman. Sebagai
salah satu model lembaga keuangan syariah yang paling sederhana dan saat ini banyak
muncul di Indonesia bahkan hingga ribuan BMT, yang bergerak dikalangan masayarakat
ekonomi bawah dan berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi
dalam rangka meningkatkan ekonomi pengusaha kecil berdasarkan prinsip-prinsip
syari’ah yang kemudian disalurkan melalui pembiayaanpembiayaan.

Pembiayaan merupakan salah satu aktivitas penting dalam manajemen BMT yang
sering digunakan untuk menunjukkan aktivitas utama BMT, karena berhubungan
langsung dengan rencana memperoleh pendapatan. Pembiayaan menjadi kegiatan uatama
lembaga ini, oleh karena itu memerlukan analisis yang cermat agar bias menghasilkan
keuntungan dan mendukung kelansungan usaha lembaga tersebut. Sebagian besar dana
operasi BMT diputar dalam pembiayaan, keberhasilan dalam mengelola pembiayaan
merupakan keberhasilan bisnis BMT. Sebaliknya apabila BMT terjerat dalam masalah
pembiayaan maka BMT akan mengahadapi masalah besar, seperti resiko tak tertagihnya
hutang atau pembiayaan macet. Bank-bank di Indonesia terbukti pernah dan sering terjadi
kredit macet atau tidak terbayarnya tagihan sebagian bahkan seluruhnya, salah sebabnya
yaitu analisis pembiayaan yang tidak cermat. Produk pembiayaan bagi hasil yang dimiliki
oleh BMT dibagi menjadi dua jenis yaitu pembiayaan mudharabah dan pembiayaan
musyarakah. Jenis pembiayaan lainya terkemas dalam sistem jual beli yaitu murabahah,
salam dan istishna.

Dalam proses penyaluran dana diperlukan sebuah manajemen yang baik untuk
mengelola dan mengatur posisi dana yang diterima dari aktivitas funding untuk
disalurkan kepada aktivitas financing, dengan harapan lembaga yang bersangkutan tetap
mampu memenuhi kriteria-kriteria likuiditas, rentabilitas dan solvabilitasnya. Hal ini
dikarenakan adanya rentang waktu pengembalian pinjaman/pembiayaan menimbulkan
resiko yang sangat besar yang mungkin akan ditanggung oleh pihak BMT terhadap
ketidakpastian pengembalian pinjaman dari debitur.

Karena dilihat akhir-akhir ini banyak lembaga keuangan baik itu bank maupun
non bank mengalami kerugian yang disebabkan oleh pembiayaan yang macet. Hal ini
dikarenakan kurang adanya ketelitian dalam proses pemberian pembiayaan kepada
nasabah sebelum proses pembiayaan terlaksana. Menurut Kasmir ada beberapa faktor
yang dianggap mempengaruhi tingkat kemacetan dalam pembiayaan, antara lain karena
kekurang telitianya didalam menganalis usaha nasabah, kurangnya pengawasan dari
pihak debitur, kurang mampu manajemen usahanya dan nasabah yang tidak mempunyai
I’tikad baik untuk membayar atau mengembalikan apa yang menjadi tanggung jawabnya.

KJKS BMT Walisongo merupakan lembaga keuangan syariah mikro yang berdiri
pada 9 September 2005 dan beroperasi di Mijen Semarang ini memiliki tujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat sekitar dengan memberikan
pembiayaan pada nasabahnya untuk lebih menumbuh kembangkan usahanya dengan
suntikan modal. Akan tetapi dalam proses penyaluran modal ini diperlukan sebuah
manajemen yang baik dalam hal penyaluran pembiayaannya hal ini untuk menghindari
terjadinya berbagai resiko yang menyebabkan permasalahan pembiayaan. Berbagai
kebijakan Prosedur dan ketentuan yang berlaku di BMT harus menyesuaikan keadaan
nasabah dan dimodifikasi agar tidak memberatkan nasabah dalam pengajuan hingga
penyelesaian pembiayaan. Hal ini untuk memberikan kenyamanan nasabahnya dalam
bermitra. Akan tetapi tidak meninggalkan standar operasional KJKS dan UJKS yang
telah ada.
Kartu Kredit

Perkembangan ekonomi yang makin meningkat pesat belakangan ini

tentunya diimbangi dengan berbagai produk perbankan yang ditawarkan oleh

bank.Semua bank menawarkan kemudahan dan kepraktisan dalam

bertransaksi.Dalam hal ini tentunya bank juga mengedepankan unsur

keamanan, yang menjadi aspek paling diutamakan oleh para nasabah.

Demikianlah sistem transaksi dengan kartu kredit merupakan salah satu

terobosan produk perbankan yang sejak satu dekade terakhir makin popular di

kalangan masyarakat modern di berbagai kota besar yang ada di Indonesia.

Kartu kredit pertama kali diterbitkan oleh Flatbush National Bank

of Brooklyn New York (Amerika Serikat), yakni pada tahun 1946, kemudian

diikuti pula oleh The Dinner Club Inc pada tahun 1950, American Express

Company dan Bank of American Oversease pada tahun 1958. 1 Kartu kredit

masuk di Indonesia sudah sejak sebelum krisis moneter 1998, di mana pada

saat itu kartu kredit yang beredar kurang lebih dua juta unit dan terus

mengalami perkembangan pesat sampai tahun 2006 dengan sekitar delapan

juta unit yang beredar.

Dewasa ini, kartu kredit tidak hanya dipegang oleh kalangan

menengah ke atas, namun sudah merambah ke hampir semua kalangan

pekerja yang hanya memiliki penghasilan sekitar satu setengah juta

perbulan.Hal ini jelas menandakan adanya kelonggaran dari pihak penerbit

dalam menerbitkan kartu kredit.Disamping itu, telah tumbuh kesadaran di

masyarakat bahwa transaksi dengan menggunakan kartu kredit jauh lebih

praktis, dan aman.Berdasarkan Asosiasi Penerbit Kartu Kredit Indonesia,

menyatakan bahwa di awal tahun 2011 rata-rata transaksi kartu kredit

perbulannya mencapai Rp 16Trilyun. Berdasarkan fakta tersebut, apabila

volume transaksi itu dikalikan feeadministrasi yang dipungut dari merchant


sebesar 1,5 %, maka penerbit kartu kredit memperoleh pendapatan sebesar

240 miliar setiap bulannya. Itulah sebabnya bank berlomba- lomba

menawarkan reward agar para nasabahnya terus aktif menggunakan kartu

kredit mereka.

Ketertarikan nasabah terhadap penggunaan kartu kredit yang

diterbitkan oleh bank jelas karena kartu kredit memiliki banyak keunggulan

atau kelebihan yang menguntungkan bagi nasabahnya. Adapun beberapa

keuntungan yang dimaksud antara lain: keamanan dalam transaksi, iuran

tahunan yang kecil, reward program, cicilan dengan bunga rendah, belanja

dengan banyak diskon, kenaikan limit, dan penurunan tingkat suku bunga.

Berdasarkan beberapa kelebihan yang telah disebutkan di atas, maka

sangatlah wajar apabila kartu

kredit merupakan kebutuan penting dalam transaksi secara modern.

Adapun salah satu fungsi dari kartu kredit yang paling mendasar

adalah sebagai alat pembayaran yang selalu dapat digunakan untuk berbagai

kebutuhan yang tidak terduga, misalnya, pembayaran tagihan telpon, listrik,

dan berbagai transaksi sehari-hari. Selain merupakan kebutuhan dari

masyarakat modern, kartu kredit juga dapat meningkatkan prestis tersendiri

bagi pemegangnya, sehingga memunculkan kesan prestis dan modern, serta

jauh lebih aman daripada transaksi secara tunai

Sistem pembayaran dengan kartu kredit adalah salah satu jasa

perbankan dalam hal pemberian kredit.Pengertian kredit adalah kemampuan

seorang pelaku usaha dalam memberikan pinjaman uang, atau memperoleh

barang-barang secara tepat waktu, sebagai argumentasi yang tepat dari

pemberian pinjaman, seperti keandalan dan kemampuan dalam pembayaran. 5

Oleh karena itu prinsip dari pembayaran kredit ini adalah bank sebagai

kreditur dan pemegang sebagai debitur.Artinya, bank membayar terlebih


dahulu dari keperluan nasabah dan barulah kemudian nasabah membayar

kepada bank, setelah waktu dan tanggal yang sudah ditentukan oleh kedua

belah pihak.
KUR (Kredit Usaha Rakyat)

Lembaga perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan mempunyai

nilai setrategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga

tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang mempunyai

kelebihan dana dengan pihak-pihak yang kekurangan dan memerlukan dana.

Dengan demikian perbankan akan bergerak dalam kegiatan perkreditan dan

berbagai jasa yang diberikan, bank melayani kebutuhan pembiayaan serta

melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor

perekonomian. Guna mencapai kemanfaatan yang maksimal dari kegiatan

perbankan tersebut telah terbentuk suatu sistem perbankan yang berlaku

secara umum dan menyeluruh, yaitu sifat serta fungsi pokok dari kegiatan

bank yang hampir sama. Dibalik itu pula terdapat keterkaitan kehidupan dan

kegiatan bank secara global yang melewati batas-batas negara, jadi tidak

terbatas dalam suatu lingkup wilayah negara tertentu, tetapi secara luas

meliputi kehidupan perekonomian dunia.

Perbankan merupakan sumber dana terutama dalam bentuk kredit bagi

masyarakat perorangan maupun badan usaha untuk memenuhi kebutuhan

konsumsinya atau meningkatkan produksinya. Dana yang digunakan bank

untuk membiayai kredit tersebut bukan semata-mata berasal dari modal bank
tetapi sebagian besar berasal dari dana-dana masyarakat. Modal bank sangat

terbatas, sehingga untuk mengembangkan usaha, bank harus berusaha keras

menarik dana dari masyarakat yang kemudian disalurkan kembali kepada

masyarakat. Inilah yang disebut bank menjalankan fungsi intermediasi. Dana-

dana masyarakat yang bisa ditarik dari masyarakat, misalnya tabungan, giro,

sertifikat deposito, obligasi dan surat-surat hutang lainnya. Karena pinjaman

yang diberikan bank dalam bentuk kredit tersebut berasal dari dana

masyarakat maka memiliki resiko (risk asset) yang tinggi yaitu tidak

kembalinya kredit itu tepat pada waktunya yang dinamakan Non Performing

Loan (NPL) akibatnya dapat mengganggu likuiditas bank. Oleh karena itu

bank harus bisa mengelola kredit yang diberikan dengan managemen

perkreditan yang baik, memegang prinsip kehati-hatian, melakukan analisa

yang mendalam dari semua aspek, semuanya itu bertujuan untuk menekan

seminimal mungkin resiko kredit bermasalah.

Salah satu aspek yang menyangkut pemberian kredit adalah aspek

hukum. Aspek hukum memegang peranan penting dalam melakukan analisa

sebelum kredit itu diberikan kepada pemohon. Ada beberapa aspek hukum

yang berkaitan dengan pemberian kredit yaitu aspek hukum pemohon, aspek

hukum perjanjian kredit, aspek hukum jaminan kredit, aspek hukum

restrukturisasi krediit dan aspek hukum tindakan hukum dalam

menyelamatkan dan menyelesaikan kredit macet.


Sering dikatakan bahwa sektor perbankan, swasta maupun pemerintah

(Badan Usaha Milik Negara: BUMN) termasuk pihak yang sangat penting

untuk membantu perkembangan dan pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah (UMKM) di Indonesia. Peran perbankan tidak hanya dalam bentuk

pendanaan melalui skema-skema khusus bersuku bunga murah dan dengan

berbagai kemudahan khusus, tetapi juga sekaligus memberi pembinaan,

misalya di dalam desain, proses produksi dan pemasaran bagi UMKM yang

mendapatkan kredit bank. Sebenarnya peran perbankan ini sudah lama

disadari oleh pemerintah sejak awal pemerintahan Orde Baru. Hal tersebut

tercerminkan oleh dua skema kredit khusus pagi pengusaha kecil, yakni

KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen) dan KIK (Kredit Investasi Kecil).

Sejak itu hingga sekarang sudah banyak skema kredit khusus lainnya yang

pernah (atau masih) dijalankan seperti KUK (Kredit Usaha Kecil) dan yang

terakhir sejak pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan sampai

saat ini pada masa pemerintahan Joko Widodo (JOKOWI) adalah KUR

(Kredit Usaha Rakyat). Dalam kalimat ini, dalam membantu permodalan

UMKM, pemerintah Indonesia sudah banyak mengeluarkan dana sejak awal

Orde Baru hingga saat ini, baik dengan menggunakan sendiri dana dari APBN

maupun dengan pinjaman luar negeri.

Peratutan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua

Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat


Mikro, bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 4 Keputusan Presiden

Nomor 14 Tahun 2015 tentang Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah dan untuk miningkatkan tata kelola yang baik (good

governance) pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat perlu diatur pedoman Pelaksanaan

KUR.

Pelaksanaan KUR Mikro disalurkan oleh bank pelaksana yang telah ditunjuk

yaitu PT. Bank Rakyat Indonesia, PT. Bank Mandiri, PT. Bank Negara Indonesia, PT.

Bank Tabungan Negara, PT. Bank Bukopin, PT. Bank Syariah Mandiri, yang

dilaksanakan dengan mengacu kepada basis data yang dihimpun dari sumber

Kementerian teknis, Pemerintah Daerah, Bank Pelaksana, Perusahaan Penjamin.

Kredit/pembiayaan modal kerja dan atau investasi oleh perusahaan penjamin. Besaran

penjaminan (converage ratio) yang diberikan oleh Perusahaan Penjamin untuk sektor

pertanian, kelautan dan perikanan, dan industri kecil/pengolahan sebesar 80%

(delapan puluh persen), sedangkan untuk sektor lainnya dari kredit/pembiayaan

sebesar 70% (tujuh puluh persen), pelaksanaan KUR untuk Usaha Mikro Kecil tanpa

menggunakan jaminan diberikan dengan plafon maksimal Rp. 25.000.000,-.

Bank yang telah ditunjuk sebagai Bank Pelaksana program KUR sebelumnya

yang mempunyai Non Performing Loan (NPL) di bawah 5% (lima perseratus) pada

periode bulan Oktober 2014 sampai dengan bulan Desember 2014 dapat menjadi

Bank Pelaksana KUR Mikro. Sementara itu, bank dengan NPL 5% (lima perseratus)

ke atas selama periode bulan Oktober 2014 sampai dengan bulan Desember 2014 dan

sebelumnya, tidak dapat menjadi Bank Pelaksana KUR Mikro sampai tingkat NPL-
nya di bawah 5% (lima perseratus) selama tiga bulan berturut-turut

Saham
Saham merupakan salah satu instrumen keuangan jangka panjang yang

diperdagangkan di pasar modal Indonesia. Saham dapat didefinisikan sebagai

tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan usaha dalam suatu

perusahaan atau perseroan terbatas (Darmadji dan Fakhruddin, 2001:5).

Selembar kertas yang berisi mengenai bukti kepemilikan atas perusahaan yang

menerbitkan surat berharga tersebut merupakan wujud dari saham. Posisi

permintaan dan penawaran atas saham yang ada di pasar modal Indonesia,

membuat saham memiliki harga untuk diperjualbelikan. Semakin tinggi tingkat

permintaan dan penawaran terhadap lembar saham, maka harga saham pun

akan tinggi dan juga sebaliknya.

Dalam analisis pergerakan harga saham terdapat analisis fundamental

dimana mencakup aspek ekonomi, aspek industri, dan aspek perusahaan.

Menurut Harianto dan Sudono (1998:475), analisis terhadap aspek perusahaan

penting untuk dilakukan oleh investor, karena analisis perusahaan ini

menyangkut penilaian keadaan keuangan perusahaan, dimana dapat dilihat

pendapatan atau laba yang diperoleh perusahaan. Apabila pendapatan atau laba

yang diperoleh perusahaan tinggi, hal ini akan dapat membuat harga saham

juga tinggi (Harianto dan Sudono, 1998:476). Tingginya pendapatan atau

laba yang diperoleh

perusahaan membuat kepercayaan investor terhadap perusahaan akan

pengembalian yang diharapkan investor. Kepercayaan investor inilah yang


akan memberikan keputusan investasi untuk membeli saham perusahaan

tersebut. Tingkat pembelian saham perusahaan merupakan permintaan yang

nantinya akan mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut. Namun, dalam

menilai harga saham para investor tidak hanya melihat dari dalam

perusahaannya saja, tetapi faktor lain seperti tingkat suku bunga juga perlu

dipertimbangkan. Tingkat suku bunga memberikan pilihan bagi investor untuk

menanamkan modal mereka. Jika tingkat suku bunga tinggi maka investor

akan menyimpan modal mereka di bank. Sedangkan, apabila tingkat suku

bunga rendah investor akan menanamkan modal mereka di pasar modal

dengan harapan pengembalian yang tinggi meski dengan resiko yang tinggi

pula. Investasi akan memberikan hasil jika hal tersebut dilakukan dalam kurun

waktu yang panjang. Investor dapat menilai bagaimana kinerja perusahaan

melalui laporan keuangan perusahaan, maupun faktor eksternal perusahaan seperti

tingkat suku bunga untuk mengetahui pengaruhnya terhadap harga saham

sebagai landasan para investor dalam berinvestasi.

Dalam menilai harga saham sebuah perusahaan, analisis aspek perusahaan

sangat penting dilakukan. Kemampuan perusahaan dalam mengoperasikan

kegiatan operasional perusahaan memiliki hubungan timbal balik dengan

pendapatan atau laba yang diperoleh perusahaan. Hal inilah yang akan

dipertimbangkan oleh investor saat akan menanamkan modalnya. Beberapa

faktor yang diteliti berkaitan dengan harga saham dapat dilihat dari laporan

keuangan
perusahaan diantaranya adalah basic earning power, return on asset, financial

leverage, earning yield, dan kas operasi.

Basic earning power merupakan salah satu ukuran profitabilitas, dimana

mampu mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Atmaja,

2003:415). Basic earning power dihitung dengan membagi laba usaha/operasi

dengan total aktivanya. Tingkat laba atau pendapatan yang tinggi akan dapat

memiliki pengaruh terhadap harga saham. Semakin tinggi pendapatan atau laba

perusahaan tentu saja hal ini akan memperoleh apresiasi dari investor bahwa

perusahaan tersebut mampu memberikan keuntungan yang positif bagi

pemegang saham perusahaan tersebut.

Return on asset menunjukkan kemampuan modal yang diinvestasikan

dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi investor. Return

on asset dihitung dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan total

aktiva. Laba bersih perusahaan merupakan hal yang juga diperhitungkan oleh

calon investor dalam menilai kinerja perusahaan. Semakin positif nilai laba

bersih akan dinilai baik oleh calon investor sebagai tingkat keuntungan bagi

para pemegang saham perusahaan tersebut.

Financial leverage adalah suatu ukuran yang menunjukkan sampai sejauh

mana sekuritas berpenghasilan tetap (utang dan saham preferen) digunakan

dalam stuktur modal perusahaan (Wild, Subramanyam, dan Halsey, 2005:213).

Apabila financial leverage tinggi maka resiko yang perusahaan miliki juga

tinggi. Untuk dapat meningkatkan volume penjualan, suatu perusahaan


membutuhkan modal

yang besar, sehingga penggunaan hutang dapat meningkatkan kemampuan laba

bagi pemegang saham. Pendapatan atau laba inilah yang diharapkan dari

penggunaan hutang yaitu demi kemakmuran pemegang saham. Jika

kemakmuran pemegang saham terjadi, hal ini akan berpengaruh terhadap

permintaan atas saham yang terus meningkat.

Earning yield menurut Damodaran (2004:59), dijelaskan bahwa earning

yield adalah kebalikan dari price-earnings ratio yaitu earnings-price ratio.

Earnings- price ratio atau earning yield ini dapat dihitung dengan membagi

laba per saham dengan harga pasar per lembar saham. Seorang investor dalam

menilai investasi biasanya menggunakan kelipatan pendapatan. Pendapatan

atau laba yang diberikan perusahaan akan mempengaruhi keputusan investasi

seorang investor. Earning yield ini mampu menunjukkan kepada investor

tingkat laba per saham yang diberikan perusahaan dengan perbandingan harga

pasar per lembar saham. Jika earning yield tinggi berarti pengembalian

pendapatan atau laba yang diperoleh investor juga pasti tinggi. Kelipatan

pendapatan atau laba yang diperoleh investor akan mampu menarik permintaan

investor terhadap saham yang ada.

Kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi merupakan titik awal

yang baik dalam pemeriksaan laporan arus kas (Kieso, Weygandt, dan

Warfield, 2002:242). Arus kas bersih mencerminkan jumlah kas yang

dihasilkan oleh bisnis untuk para pemegang sahamnya dalam satu tahun
tertentu (Brigham dan Houston, 2006:58). Kemampuan arus kas untuk

melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar

dividen, dan melakukan investasi

baru tanpa mengandalkan pada sumber lain akan memberikan kepercayaan

bagi investor.

Suku bunga Bank Indonesia adalah suku bunga kebijakan yang

mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank

Indonesia dan diumumkan kepada publik (website Bank Indonesia). Perubahan

tingkat suku bunga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi risiko

investasi. Apabila tingkat suku bunga tinggi, maka para investor akan lebih

tertarik untuk menyimpan uang mereka di bank, dan sebaliknya jika tingkat

suku bunga rendah, maka para investor akan lebih memilih berinvestasi di

saham. Walaupun risiko yang diakibatkan lebih besar, namun para investor

mengejar tingkat pengembalian yang lebih tinggi sebab bank sudah dianggap tidak

memadai lagi. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi investor dalam

pengambilan keputusan investasi.

Harga saham di bursa ditentukan oleh kekuatan pasar, yang berarti harga

saham tergantung dari kekuatan permintaan dan penawaran (Harianto dan

Sudono, 1998:73). Jadi, harga saham merupakan nilai dari surat berharga

sebagai tanda kepemilikan seseorang atau badan atas suatu perusahaan

penerbitnya yang dinyatakan dalam satuan mata uang tertentu. Dalam

penelitian ini harga saham dihitung dengan menggunakan indeks harga saham
individual. Menurut buku panduan Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia

tahun 2008 (www.bei.co.id) yang dikeluarkan Bursa Efek Indonesia (BEI),

Indeks Harga Saham Individual (IHSI) merupakan indikator harga saham saat

ini dibandingkan dengan harga perdananya. Pentingnya menganalisis laporan

keuangan untuk menilai kinerja perusahaan saat ini. Selain itu, pentingnya

menganalisis faktor dari luar perusahaan seperti suku bunga Bank Indonesia

yang mungkin dapat mempengaruhi harga saham di Bursa Efek Indonesia

(BEI). Untuk menanamkan modal di suatu perusahaan para investor

membutuhkan informasi yang berkaitan dengan kinerja perusahaan dimana

informasi tersebut akan mempengaruhi keputusan dalam berinvestasi. Laporan

keuangan perusahaan akan mencerminkan kinerja perusahaan, sehingga untuk

mengukur sukses atau tidaknya suatu pengelolaan usaha dapat dilihat dari

besarnya laba atau pendapatan yang diperoleh perusahaan untuk memperkecil

resiko yang ada dalam pengambilan keputusan investasi. Dengan adanya

penelitian ini para investor akan dapat mengetahui kondisi dan kinerja

perusahaan-perusahaan yang ada di Bursa Efek Indonesia sehingga dengan

mudah mengambil keputusan untuk berinvestasi. Berdasarkan uraian di atas

maka penelitian ini akan menganalisa lebih lanjut mengenai pengaruh basic

earning power, return on asset, financial leverage, earning yield, kas operasi,

dan suku bunga Bank Indonesia terhadap harga saham pada perusahaan-

perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Indonesia periode 2000-

2009
Penyertaan Modal

Sebagai salah satu penggerak roda perekonomian Indonesia, Badan Usaha

Milik Negara perlu untuk dijaga kesehatannya oleh pemerintah. Dalam menjaga

kondisi tersebut pemerintah menetapkan beberapa kebijakan. Salah satu kebijakan

yang diterapkan oleh pemerintah adalah penyertaan modal. Tata cara penyertaan

modal pemerintah ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

44 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penyertaan dan Penatausahaan Modal Negara Pada

Badan Usaha Milik Negara dan Perseroan Terbatas.

Tugas dan fungsi penatausahaan Penyertaan Modal oleh pemerintah

merupakan konsekuensi kepemilikan modal pemerintah pada Badan Usaha Milik

Negara (BUMN). Dalam perkembangan pelaksanaannya mengalami beberapa

perubahan atau pergantian instansi/unit yang menanganinya. Hal ini akibat adanya

perubahan/pergantian instansi/unit yang melakukan pembinaan BUMN.

Kebijakan pemerintah untuk menyertakan modalnya pada BUMN tidak

selalu berbanding lurus dengan kinerja BUMN. Salah satu kasus adalah pailitnya

PT. Merpati Airlines, padahal BUMN ini selalu mendapatkan kucuran modal dari

pemerintah setiap tahunnya. Sedangkan pada kasus lainnya, penyertaan modal

pemerintah sangat mempengaruhi kinerja keuangan pada PT. Garuda Indonesia.

Dengan jumlah penyertaan modal negara yang telah mencapai ratusan triliun

rupiah, diharapkan berimbas langsung terhadap pertumbuhan aktiva BUMN.

Penyertaan modal negara berupa asset tetap pemerintah yang digunakan oleh BUMN

secara langsung akan maningkatkan pertumbuhan aktiva tetap, sedangkan penyertaan


modal berupa uang dapat digunakan oleh perusahaan untuk modal kerja sehingga

akan meningkatkan juga pertumbuhan aktiva perusahaan dimaksud Penyertaan modal

pemerintah pada BUMN sering kali tidak manghasilkan

return yang tidak maksimal pada pendapatan negara. Menurut data dari Forum

Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) dalam kurun waktu 2010-2012,

setoran BUMN kepada APBN hanya mencapai Rp. 89 triliun sedangkan kucuran

dana negara pada kurun waktu yang sama mencapai Rp. 154 triliun sedangkan

total penyertaan modal negara sampai dengan Desember 2012 mencapai Rp.

677,3 triliun. Bahkan pada penelitian yang dilakukan oleh M. Syafi’i Idrus dkk

(2013) terhadap BUMD di Propinsi Riau, dinyatakan bahwa tambahan penyertaan

modal pemerintah daerah tidak akan dapat meningkatkan kinerja keuangan.

Dalam kurun waktu tahun 2006 sampai dengan tahun 2014, hanya terdapat

dua BUMN yang secara stimultan menerima penyertaan modal setiap tahunnya.

BUMN tersebut adalah PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) dan Perum

Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo). Kedua BUMN ini bergerak pada sektor

yang sama, dengan tujuan pendirian untuk membantu penjaminan usaha mikro,

kecil dan menengah dalam mendapatkan pinjaman dari perbankan. Untuk

jumlah

penyertaan modal pemerintah Perum Jamkrindo merupakan yang terbesar. Sejak

tahun 2007 sampai dengan 2014 Perum Jamkrindo telah menerima sebanyak Rp.

6.539.000.000.000,00 lebih besar dari PT. Askrindo yang berada tepat dibawah

Perum Jamkrindo dengan jumlah penyertaan modal pemerintah sebanyak Rp.

5.431.000.000.000,00.
Suku bunga 100 jt 12%

Total pinjaman 100 jt


Lama pinjaman 2, 4, 5, 6, 8, 10, dan 15 tahun
Bunga 12% p.a
Pertama-tama kita hitung dulu berapa pokok pinjaman yang harus kita bayarkan per bulan.
Caranya kita bagi pokok pinjaman dengan banyaknya cicilan atau Rp 100.000.000/12 =
8.333.333,33 per bulan.
Lalu menghitung berapa bunga tiap bulan
100.000.000 x 12% = 12.000.000
Perbulan 1.000.000
Sehingga membayar perbulan 8.333.333,33 + 1.000.000
= 9.583.333/bulan
= 114.999.996/ tahun

Anda mungkin juga menyukai