Anda di halaman 1dari 2

Nama : Sahara Almadina

Semester :2
Prody : Pendidikan Agama Islam
Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan Islam ( Resume : “Nilai Tanggung Jawab
Lembaga Pendidikan Islam”)

A. Penanggung  Jawab Pendidikan Islam dalam Lembaga Pendidikan


1. Sekolah
 Sekolah sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran telah ada sejak beberapa abad yang
lalu, yaitu pada zaman Yunani Kuno. Kata sekolah berasal dari bahasa yunani Schola  yang
berarti waktu menganggur atau waktu senggang. Bangsa Yunani Kuno mempunyai kebiasaan
berdiskusi guna menambah ilmu dan mencerdaskan akal. Lambat laun usaha ini
diselenggarakan secara teratur dan terencana, sehingga akhirnya timbullah sekolah sebagai
lembaga pendidikan formal yang bertugas untuk menambah ilmu pengetahuan dan
kecerdasan akal.
Sekolah atau madrasah adalah adalah lembaga lembaga yang penting setelah keluarga.
Sekolah berfungsi untuk membantu keluarga menanamkan nilai – nilai pendidikan.
Begitu tinggi nilai dan kewajiban yang diemban oleh seorang guru yang di bekali
dengan sifat-sifat kesucian dan kehormatan maka Imam Ghazali di dalam kitabnya
“Fathihatul Ulum” dan “Ihya Ulumuddin” menempatkan guru langsung sesudah kedudukan
para nabi, sebagaimana sabda Nabi saw :
‫ان مدادالعلماء لخيرمن دماء الشهداء‬
Tinta para ulama’ lebih baik dari darahnya para syuhada’
Penyair terkenal Ahmad Syauki melukiskan keutamaan seorang guru dalam syairnya :
‫قم للمعلم وفه التبجيال – كادالمعلم ان ينكون رسوال‬
Berdiri dan hormatilah guru serta berilah ia penghargaan, seorang guru itu hampir saja
merupakan seorang Rasul
Jadi, tugas dan tanggung jawab sekolah yang dikendalikan oleh kepala sekolah dan guru
bukanlah hanya menidik kemampuan membaca, menulis, berhitung, dan lain sebagainya
tetapi lebih dari itu yakni menanamkan sikap yang sesuai dengan tuntutan masyarakat.
Sifat-sifat kepribadian dan kewajiban guru adalah :
a. Taqwa kepada Allah swt
b. Sehat jasmani dan rohani
c. Berilmu pengetahuan
d. Mencintai jabatannya sebagai guru
e. Berwibawa
f. Bersifat sabar dan ikhlas berkorban
g. Manusiawi dan bersifat pemaaf
h. Bersikap adil terhadap semua murid
i. Periang atau gembira
j. Dapat bekerja sama dengan orang lain dan masyarakat 
Guru adalah pendidik professional, karenanya secara implisit ia telah merelakan
dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul dipundak
para orang tua. Dilihat dari ilmu pendidikan Islam, maka secara umum untuk menjadi guru
yang baik dan dan diperkirakan dapat memenuhi tanggung jawab yang dibebankan le[adanya
hendaknya bertakwa kepada Allah, berilmu, sehat jasmaniahnya, baik berakhlak,
bertanggung jawab dan berjiwa nasional.
Menurut Syahinan Zaini , tanggung jawab sekolah ini ada dua macam yaitu :
a. Tanggung jawab yang dibebankan oleh karena pelimpahan sebagian tanggung jawab orang
tua kepada sekolah.
b. Tanggung jawab yang dibebankan oleh karena tanggung jawab guru sebagai seorang muslim
terhadap muslim lainnya. [9]
2. Pesantren
Pembangunan manusia, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau
masyarakat semata-mata, tetapi menjadi tanggung jawab semua komponen, termasuk dunia
pesantren. Pesantren yang telah memiliki nilai historis dalam membina dan mengembangkan
masyarakat.
Proses pengembangan dunia pesantren yang selain menjadi tanggung jawab internal
pesantren, juga harus didukung oleh perhatian yang serius dari proses pembangunan
pemerintah. Meningkatkan dan mengembangkan peran serta pesantren dalam proses
pembangunan merupakan langkah strategis dalam membangun masyarakat, daerah, bangsa,
dan negara. Terlebih, dalam kondisi yang tengah mengalami krisis (degradasi) moral.
Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang membentuk dan mengembangkan nilai-nilai
moral, harus menjadi pelopor sekaligus inspirator pembangkit moral bangsa. Pesantren pada
umumnya bersifat mandiri, tidak tergantung kepada pemerintah atau kekuasaan yang ada.
Pendidikan pondok pesantren yang merupakan bagian dari Sistem Pendidikan Nasional
memiliki 3 unsur utama yaitu:
a. Kyai sebagai pendidik sekaligus pemilik pondok dan para santri;
b. Kurikulum pondok pesantren
c. Sarana peribadatan dan pendidikan, seperti masjid, rumah kyai, dan pondok, serta
sebagian madrasah .Merujuk pada Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, posisi dan keberadaan pesantren sebenarnya
memiliki tempat yang istimewa. Namun, kenyataan ini belum disadari oleh
mayoritas masyarakat muslim. Karena kelahiran Undang-undang ini masih amat
belia dan belum sebanding dengan usia perkembangan pesantren di Indonesia. 

Anda mungkin juga menyukai