Anda di halaman 1dari 10

Indah, Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di Sekolah

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER KEAGAMAAN DI SEKOLAH


DALAM MENUNJANG TERCAPAINYA TUJUAN PEMBELAJARAN
PAI (Studi Deskriptif Analisis di SMP Negeri 44 Bandung
Tahun Ajaran 2014/2015)

Indah,*
Ahmad Syamsu Rizal, A. Toto Suryana A.,

Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam,


Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia
*Email: indah_ipai@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji program ekstrakurikuler sebagai salah satu sarana penunjang dalam
keberhasilan pembela-jaran untuk tercapainya tujuan pendidikan. Kegiatan ekstrakurikuler
mempunyai efek positif pada prestasi akademik siswa serta dapat menunjang proses belajar
mengajar. Sehingga keberadaan ekstrakurikuler keagamaan dipandang perlu guna menunjang
ketercapaian tujuan pembela-jaran PAI. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan kegiatan ekstra-kurikuler keagamaan di sekolah dalam menunjang
tercapainya tujuan pembela-jaran PAI yang dilaksanakan di SMP Negeri 44 Bandung.
Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) pelaksanaan
pembelajaran PAI, 2) manajemen program ekstrakurikuler keagamaan, 3) faktor pendukung
dan penghambat pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dan 4) upaya sekolah
dalam mendorong siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan. Peneliti memilih
SMP Negeri 44 Bandung karena disamping memiliki ekstrakurikuler keagamaan, sekolah ini
juga adalah sekolah SMP Negeri yang mengimplementasikan PAI di lingkungan sekolahnya.
Untuk mendapatkan hasil penelitian, digunakan metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif dan teknik observasi partisipasi, wawancara tak terstruktur, teknik dokumentsi serta
triangulasi. Data penelitian ini bersumber dari: Kepala Sekolah, Wakasek Urusan Kesiswaan,
Guru PAI serta penanggung jawab program ekstrakurikuler keagamaan di SMP Negeri 44
Bandung. Dari penelitian ini ditemukan bahwa pelaksanaan pembelajaran PAI yang
dilaksanakan secara umum berjalan dengan lancar dan kondusif, sedangkan untuk
pelaksanaan ekstrakurikuler keagamaan yang ada di SMP Negeri 44 Bandung, dalam
manajemennya masih belum optimal. Adapun untuk faktor pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dalam hal ini sekolah sudah mampu
mengoptimalkan faktor pendukung yang ada serta berupaya mengantisipasi faktor
penghambat yang terjadi dan secara umum SMP Negeri 44 Bandung sangat mendukung dan
mendorong siswanya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.

Kata Kunci: Ekstrakurikuler keagamaan, Pembelajaran PAI, Manajemen

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 1, (2015) | 82


Indah, Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di Sekolah

PENDAHULUAN
Tujuan pendidikan agama Islam yang agama Islam tersebut, agar pendidikan
kita cita-citakan masih belum mampu agama Islam yang ada mampu menunjukan
diwujudkan. Hal tersebut diakibatkan kontribusi nyata dalam menunjang
masih terdapatnya kekurangan-kekurangan keberhasilan sebuah pendidikan dan sampai
dalam proses pembelajaran yang kepada visi dari pendidikan agama islam
dilaksanakan khususnya dalam itu sendiri, yaitu ”Menjadikan pendidikan
pembelajaran PAI di kelas, Rosdianah Islam sebagai pranata yang kuat,
(dalam Muhaimin, 2004, hlm. 89) berwibawa, efektif, dan kredibel, dalam
mengemukakan beberapa kelemahan mewujudkan cita-cita ajaran Islam” (Nata,
lainnya dari pendidikan agama Islam di 2012, hlm. 44). Selain itupun dengan
sekolah, baik dalam pemahaman materi pengajaran pendidikan Islam yang baik,
pendidikan agama Islam, maupun dalam diharapkan mampu membantu sekolah
pelaksanaannya. Diantaranya yaitu: dalam mencetak generasi penerus yang
menjadi harapan bagi bangsanya. Adapun
... (4) dalam bidang hukum (fiqih) Tafsir (2010, hlm. 158-159) menjelaskan
cenderung dipelajari sebagai tata bahwa:
aturan yang tidak akan berubah
sepanjang masa, dan kurang ... kunci keberhasilan pendidikan
memahami dinamika dan jiwa hukum agama di sekolah bukan terutama
Islam; (5) agama Islam cenderung terletak pada metode pendidikan
diajarkan sebagai dogma dan kurang agama yang digunakan dan
mengembangkan rasionalitas serta penguasaan bahan, kunci pendidikan
kecintaan pada kemajuan ilmu agama di sekolah sebenarnya terletak
pengetahuan; (6) orientasi mempelajari pada pendidikan agama dalam rumah
Al-Qur’ān masih cenderung pada tangga. Inti pendidikan agama dalam
kemampuan membaca teks, belum rumah tangga itu ialah hormat kepada
mengarah pada pemahaman arti dari Tuhan, kepada orang tua, kepada guru.
penggalian makna. Di sekolah hormat kepada guru inilah
kuncinya. Bila anak didik tidak hormat
Selain permasalahan di atas, jika kita kepada guru, berarti ia juga tidak akan
tengok pada realita yang sebenarnya menghormati agama. Bila agama Islam
terdapat kekurangan jam pelajaran untuk dan guru agama tidak dihormati, maka
pengajaran agama Islam yang disediakan di metode pendidikan agama yang
sekolah-sekolah umum seperti Sekolah baikpun tidak akan ada artinya.
Dasar, Sekolah Menengah Umum dan
seterusnya. Masalah inilah yang dianggap Pendukung lainnya, guna menunjang
sebagai penyebab utama timbulnya keberhasilan sebuah pendidikan agama
kekurangan para pelajar dalam memahami, Islam, siswa sebaiknya disibukkan dengan
meghayati dan mengamalkan ajaran agama. berbagai macam aktivitas keagamaan, salah
Sebagai akibat dari kekurangan ini, Nata satunya adalah kegiatan ekstrakurikuler
(2010, hlm. 18) mengatakan ”para pelajar keagamaan. Ekstrakurikuler keagamaan ini
tidak memiliki bekal yang memadai untuk bisa dikatakan juga sebagai kegiatan
membentengi dirinya dari berbagai tambahan di sekolah, yang dilaksanakan di
pengaruh negatif akibat globalisasi yang luar kegiatan kurikuler. Meskipun kegiatan
menerpa kehidupan”. ini bersifat ekstra, namun tidak sedikit dari
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan ini
Maka dari itu, harus ada solusi dari berhasil mengembangkan bakat siswa,
permasalahan pengajaran pendidikan bahkan dalam kegiatan ekstrakurikuler

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 1, (2015) | 83


Indah, Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di Sekolah

inilah siswa mengembangkan berbagai sebesar 0.385, determinan 14,8 %. Hal


potensi yang dimilikinya, karena dalam ini menunjukkan bahwa kegiatan
ekstrakulikuler tersebut, siswa akan ekstraklikuler merupakan unsur
mendapatkan pelatihan soft skill yang tidak penting yang dapat berpengaruh
didapatkan di dalam kelas. Contohnya terhadap mutu proses belajar
diskusi wawasan keislaman, taħsin Al- mengajar.
Qur’ān, kesenian islami, public speking dan
lain sebagainya. Dari pendapat tersebut dapat ditarik
pengertian bahwa berpartisipasi pada
Selain menjadi tempat untuk kegiatan ekstraklikuler mempunyai efek
mengembangkan bakat dan keterampilan, positif pada prestasi akademik siswa serta
kegiatan ekstrakurikuler ini juga adalah kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler dapat
salah satu sarana bagi siswa dalam mengisi menunjang proses pembelajaran. Sehingga
waktu luangnya dengan kegiatan-kegiatan keberadaan ekstrakurikuler keagamaan
positif. Selain itupun dengan adanya dipandang perlu guna menunjang
kegiatan ekstrakurikuler mampu tercapainya tujuan pembelajaran
menjadikan siswa saling kenal mengenal pendidikan agama Islam.
satu sama lain tidak hanya dalam satu
sekolah saja, tetapi juga lintas sekolah, METODE
lintas daerah, bahkan lintas negara.
Untuk mendapatkan hasil
Sehingga kegiatan ekstrakurikuler ini selain
penelitian, digunakan metode deskriptif
wadah untuk mengembangkan bakat dan
dengan pendekatan kualitatif. Penelitian
keterampilan juga bisa dijadikan sebagai
deskriptif adalah penelitian yang
ajang silaturahmi antar siswa. Hal tersebut
bermaksud untuk membuat gambaran
sejalan dengan tujuan ekstrakurikuler yang
mengenai situasi-situasi atau kejadian-
tercantum dalam Departemen Pendidikan
kejadian dan mengakumulasikan data dasar
dan Kebudayaan No. 62 Tahun 2014 pasal
dalam cara deskriptif (Suryabrata, 2012,
2 yang berbunyi:
hal. 76).
Kegiatan Ekstrakurikuler diselenggarakan Penelitian ini dilaksankan di SMP
dengan tujuan untuk mengembangkan Negeri 44 Bandung yang berlokasi di
potensi, bakat, minat, kemampuan, JL.Cimanuk No.1 Kota Bandung. Adapun
kepribadian, kerjasama, dan yang menjadi partisipan dalam penelitian
kemandirian peserta didik secara ini terdiri dari Kepala Sekolah, Guru PAI,
optimal dalam rangka mendukung Penanggung Jawab Kegiatan
pencapaian tujuan pendidikan nasional. Ekstrakurikuler Keagamaan dan Wakasek
Urusan Kesiswaan di SMP Negeri 44
Sehingga dapat ditarik pengertian Bandung.
bahwa keberadaan ekstrakurikuler adalah Dalam penelitian ini teknik
salah satu sarana penunjang dalam pengumpulan data yang digunakan oleh
keberhasilan subuah pembelajaran guna peneliti adalah dengan cara observasi
tercapainya tujuan pendidikan. Hal partisipatif, wawancara, studi dokumentasi
tersebut didukung oleh pendapat dari dan triangulasi.
Sopiatin (2010, hlm. 104) yang
menyebutkan bahwa: Teknik observasi partisipasi ini
digunakan peneliti untuk mengamati
…kegiatanekstrakurikuler beberapa hal terkait pelaksanaan kegiatan
menghasilkan perhitungan statistik ekstrakurikuler keagamaan dalam
yang menunjukkan bahwa kegiatan menunjang tercapainya tujuan
ekstrakurikuler berpengaruh signifikan

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 1, (2015) | 84


Indah, Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di Sekolah

pembelajaran PAI di SMP Negeri 44 yang telah kita dapatkan.


Bandung, diantaranya: Triangulasimetode menujuk pada
a. Situasi dan kondisi sekolah yang penggunaan metode yang berbeda
meliputi visi dan misi Sekolah, sarana untuk melakukan “cek dan ricek”.
dan prasarana yang ada di Sekolah Triangulasiwaktu bisa berarti
tersebut. melakukan pengamatan/wawancara
b. Situasi kegiatan pembelajaran PAI dalam waktu yang berbeda, misalnya
yang dilakukan di dalam dan diluar pagi, siang, sore dan malam, atau
kelas. waktu orang itu sendiri, berdua dan di
c. Situasi kegiatan ekstrakurikuler keramaian.
keagamaan meliputi jadwal kegiatan
jenis kegiatan dan pelaksanaan Dengan menggunakan teknik
kegiatan. triangulasi ini, sebenarnya peneliti
Selanjutnya dengan teknik wawancara, mengumpulkan data yang sekaligus
dalam hal ini peneliti akan menggunakan menguji kredibilitas data. yaitu mengecek
teknik wawancara tidak terstuktur kredibilitas data yang sudah didapatkan
(Unstructured Interview) dengan bentuk melalui berbagai teknik pengumpulan data
pertanyaan yang digunakan adalah dan berbagai sumber data. Adapun
pertanyaan terbuka. Adapun informan yang triangulasi teknik yang peneliti gunakan
diambil oleh peneliti untuk mengetahui adalah observasi partisipatif, wawancara
tentang kegiatan ekstrakurikuler mendalam dan dokumentasi untuk sumber
keagamaan dalam menunjang tercapainya data yang sama. Sedangkan triangulasi
tujuan pembelajaran PAI di SMP Negeri 44 sumber peneliti mendapatkannya dari
Bandung adalah Kepala Sekolah, guru Kepala Sekolah, guru mata pelajaran PAI,
mata pelajaran PAI, Guru atau Penanggung Guru atau Penanggung jawab program
jawab program ekstrakurikuler kaagamaan ekstrakurikuler keagamaan serta Wakasek
dan Wakasek Urusan Kesiswaan di SMP Urusan Kesiswaan yang dilakukan dengan
Negeri 44 Bandung. menggunakan teknik yang sama.
Dalam penelitian ini, tahap-tahap
Kemudianteknik dokumentasi, adapun analisis data yang digunakan peneliti
yang dicari oleh peneliti berupa gambaran berpegang pada pendapat Sugiono (2010,
umum sekolah yang mencangkup profil hlm. 338-345) yaitu Reduksi Data (Data
sekolah, visi, misi serta program kerja Reduction) yang artinya merangkum,
sekolah. Adapun dokumentasi untuk dengan memilih hal-hal yang pokok
pembelajaran PAI diantaranya rencana kemudian mengfokuskan pada hal-hal
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Selain yang penting, selanjutnya Penyajian Data
itupun dokumen-dokumen tentang (Data Display) yaitu menyajikan data
perencanaan program kegiatan secara jelas dan singkat dan terakhir adalah
ekstrakurikuler keagamaan di SMP Negeri Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
44 Bandung. (conlusion Drawing) yang bertujuan untuk
Dan terakhir adalah triangulasiPutra mencari makna dan data yang telah
dan Lisnawati (2012, hlm. dikumpulkan, agar mencapai kesimpulan
34)menerangkan bahwa: yang akurat.
triangulasi itu setara dengan “cek dan
ricek” yaitu pemeriksaan kembali data HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan tiga cara, yaitu triangulasi
sumber, metode dan waktu. 1. Pelaksanaan PembelajaranPAI di
Triangulasi sumber berarti mencari SMP Negeri 44 Bandung
sumber-sumber lain disamping sumber

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 1, (2015) | 85


Indah, Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di Sekolah

Budimansyah (2003, hlm. 1) secara optimal dalam mengembangkan potensi


menjelaskan bahwa pendidikan Agama yang dimiliknya.
Islam adalah upaya sadar dan terencana Disamping itu, pelaksanaan
dalam menyiapkan peserta didik untuk pembelajaran PAI di SMP Negeri 44
mengenal, memahami, menghayati hingga Bandung dalam penyampaian materi
mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia pembelajarannya menggunakan metode
dalam mengamalkan ajaran agama Islam yang bervariatif mulai dengan
dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’ān menggunakan metode ceramah, diskusi,
dan Al-Hadits, melalui kegiatan demonstrasi, ataupun lainnya. Hal tersebut
bimbingan, pengajaran, latihan serta disesuaikan dengan materi yang
penggunaan pengalaman. disampaikan dan ditujukan agar siswa
Dalam hal ini, pelaksanaan senantiasa dapat mengikuti pembelajaran
pembelajaran PAI yang diselenggarakan di PAI dengan kodusif, ceria dan
SMP Negeri 44 Bandung didasari dari cita- menyenangkan sekaligus membantu siswa
cita sekolah untuk mengejawantahkan dalam memahami ajaran Islam secara
nilai-nilai Islam di lingkungan sekolah. Hal menyeluruh, yang pada akhirnya dapat
tersebut diwujudkan dengan menjadikan mengamalkan serta menjadikan Islam
SMP Negeri 44 Bandung menjadi sekolah sebagai pandangan hidup. Hal tersebut
yang mengimplementasikan PAI. Hal sejalan dengan yang diutarakan oleh
tersebut terlihat dari pembelajaran PAI Muhaimin (2004, hlm. 151) bahwa:
yang diberikan kepada setiap peserta Strategi penyampaian pembelajaran
didiknya. Adapun untuk pembelajaran PAI PAI adalah metode-metode
yang dilaksanakan di SMP Negeri 44 penyampaian pembelajaran PAI yang
Bandung ini berlaku bagi semua kelas, dikembangkan untuk membuat siswa
mulai kelas VII, VIII dan IX. Namun yang dapat merespon dan menerima
membedakan hanya jumlah jamnya saja. pembelajaran PAI dengan mudah,
Untuk kelas VII dan kelas VIII cepat dan menyenangkan. Karena itu,
dilaksanakan selama 3 jam pelajaran penetapan srtrategi panyampaian perlu
dengan alokasi waktu satu jam pelajaran menerima serta merespon masukan
adalah 40 menit, sedangkan untuk kelas IX dari peserta didik. Dengan memikian,
dilaksanakan selama 2 jam pelajaran. strategi penyampaian, mencakup
Karena di SMP Negeri 44 Bandung untuk lingkungan fisik, guru atau orang,
kelas VII dan kelas VIII sudah bahan-bahan pembelajaran dan
menggunakan kurikulum 2013 sedangkan kegiatan-kegiatan yang berkaitan
kelas IX masih menggunakan kurikulum dengan pembelajaran lain.
2006.
Kemudian dalam pelaksanaan pendidikan Selain guru PAI yang terus berupaya
yang dilaksanakan di SMP Negeri 44 Bandung dalam mencapai tujuan pembelajaran PAI,
ini tidak hanya fokus terhadap aspek kognitif SMP Negeri 44 Bandung memiliki strategi
saja, melainkan sampai menyentuh aspek dalam membantu guru PAI mencapai
afektif dan psikomotorik. Ini terlihat dari tujuan pembelajarannya tersebut, yaitu
tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dengan adanya program pembiasaan PAI
yang dilaksanakan di SMP Negeri 44 Bandung
yang disesuaikan dengan Undang-Undang diantaranya program one day one verse,
Pendidikan Nasional yang pada intinya adalah peringatan hari besar keagamaan,
untuk menjadikan siswa berkarakter, pembacaan sholawat, raja istigfar dan
berakhlakul karimah, beribadah dengan baik asmaul husna, kemuadian sholat duha,
sesuai dengan tuntunan Al-Qur’ān dan sunah sholat dzuhur berjama’ah, membaca juz
Nabi. Dengan demikian, pendidikan yang amma sebelum sholat dzuhur berjamaa’ah
diberikan mampu menuntun peserta didik dan mabit bagi kelas IX. Sehingga dapat

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 1, (2015) | 86


Indah, Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di Sekolah

menghasilkan out put yang berkualitas daya yang akan tidak akan mampu
serta berakhlak mulia, cerdas dan termaksimalkan.
berpengatahuan luas Adapun tujuan utama dibentuknya
ekstrakurikuler keagamaan adalah
2. ManajemenProgram membentuk karakter siswa yang beriman
Ekstrakurikuler Keagamaan di dan bertaqwa kepada Allah swt, bisa
SMP Negeri 44 Bandung membaca Al-Qur’ān, berakhlak mulia serta
memiliki karakter islami. kemudian
SMP Negeri 44 Bandung berupaya mengembangkan strategi untuk mencapai
mengoptimalkan potensi yang dimiliki tujuan yang telah dibuat tersebut, dalam
oleh siswanya dan mewadahinya dengan tahapan ini penanggung jawab
kegiatan ekstraurikuler, salah satunya ekstrakurikuler keagamaan membuat
adalah ekstrakurikuler keagamaan. program kerja organisasi yang akan
Ekstrakurikuler keagamaan sebagai dilaksanakan dalam ekstrakurikuler ini,
ekstrakurikuler yang mengembangkan diantaranya baca tulis Al-Qur’ān, keputrian
minat dan bakat siswa dalam bidang serta kajian agama praktis.
keagamaan juga sebagai salah satu upaya Adapun konsep pelaksanaan kegiatan
dalam menunjang tercapainya tujuan ekstrakurikuler keagamaan yang telah
pembelajaran PAI, idealnya memiliki disusun adalah dengan sistem halaqoh,
manajemen yang baik. Namun tutor sebaya, bandungan yaitu sistem
ekstrakurikuler keagamaan yang ada di mengaji dimana satu orang mengaji dan
SMP Negeri 44 Bandung, dalam yang lainnya memperhatikan bacaannya
manajemennya masih belum optimal. dan sistem kelompok baca Al-Qur’ān atau
Sementara menajemen menjadi komponen klasikal.Tahap terakhir dari proses
utama dalam menjalankan sebuah perencanaan ini adalah implementasi dan
organisasi. Sebagaimana Handoko (2003, evaluasi rencana. Hal tersebut dibuat
hlm. 6-7) menjelaskan bahwa manajemen dalam bentuk jadwal kegiatan
sangat diperlukan oleh semua organisasi, ekstrakurikuler keagamaan diantaranya
karena tanpa manajemen, semua usaha setiap Senin pukul 13.00 s.d 14.30, Rabu
akan sia-sia dan pencapaian tujuan dalam pukul 13.00 s.d 14.30 dan Sabtu pukul
sebuah organisasi akan lebih sulit 08.00 s.d 10.00.
Sebagai suatu proses maka Tahap selanjutnya adalah
perencanaan efektif dan efisien dapat pengorganisasian, dimana dalam proses
diwujudkan jika dilakulan melalui tahap- pengorganisasian, manajer mengalokasikan
tahapan tetapkan tujuan, formulasi rencana keseluruhan sumber daya organisasi sesuai
strategis, kembangkan rencana oprasional dengan rencana yang telah dibuat
dan implementasi dan monitor berdasarkan suatu kerangka kerja
hasil(Silalahi, 2011, hlm. 155). organisasi tertentu (Sule dan Saefullah,
Tahapan-tahapan perencanaan yang 2009, hlm. 152).
ditempuh oleh ekstrakurikuler keagamaan pengorganisasian yang dilaksanakan
yang berada di SMP Negeri 44 Bandung ekstrakurikuler keagamaan dalam
sudah sejalan dengan empat tahap penyusunanya melibatkan Kepala Sekolah,
perencanaan tersebut, yaitu dimulai dengan Wakasek Urusan Kesiswaan dan Guru
menetapkan tujuan, dalam tahap ini suatu Agama. Adapun pihak-pihak yang masuk
organisasi menyusun suatu rencana yang dalam keorganisasian ekstrakurikuler
memuat tujuan yang akan dicapai, karena keagamaan ini adalah Kepala Sekolah
tanpa rumusan tujuan yang jelas, suatu yang bertindak sebagai penanggung jawab,
organisasi tidak akan mampu mencapai Wakasek Urusan Kesiswaan sebagai
tujuannya secara efektif, selain itu sumber Pembina, Guru Agama sebagai kordinator

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 1, (2015) | 87


Indah, Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di Sekolah

pelaksana serta OSIS sebagai pembantu dilaksanakan di SMP Negeri 44 Bandung


umum. Tidak ada kreteria khusus yang adalah dengan dilakukannya monitoring
harus dimiliki untuk bergabung dalam oleh Wakasek Urusan Kesiswaan kepada
struktur keorganisasian ini, yang terpenting penanggung jawab ekstrakurikuler
mempunyai kemauan untuk berdakwah. keagamaan serta pelatih lain yang
Sedangkan yang menjadi pertimbangan diikutsertakan untuk membina siswa dalam
bagi pembagian tugas dan tanggung jawab kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.
dalam keorganisasian disesuaikan dengan Dadapun cara yang digunakannya adalah
jabatan dan kemampuan dari setiap orang dengan turun langsung, dimana Wakases
yang tergabung dalam keorganisasian ini. Urusan Kesiswaan melihat absensi
Tahap selanjutnya adalah tahap Penanggung jawab serta pelatih
pelaksanaan. Pelaksanaan ini merupakan ekstrakurikuler keagamaan. Kemudian
aktivitas, dimana para manajer Wakasek Urusan Kesiswaan yang melapor
mengarahkan dan mempengaruhi pihak kepada Kepala Sekolah terkait
bawahan mereka, agar mereka keberlangsungan ekstrakurikuler
melaksanakan tugas-tugas yang ditugasi keagamaan di SMP Negeri 44 Bandung.
kepada mereka, dengan baik, serta efisien.
Suasana dan lingkungan kerja yang 3. Faktor Pendukung dan Penghambat
kondusif (membantu) pelaksanaan tugas- Pelaksanaan Kegiatan
tugas dengan baik (Winardi, 2009, hlm. 3- Ekstrakurikuler Keagamaan
4).
Dalam pelaksanaannya kegiatan yang Faktor pendukungkegiatn
berjalan terus secara konsisten baru ekstrakurikuler keagamaan yang ada di
program membaca Al-Qur’ān yang SMP Negeri 44 Bandung terletak dalam
dilaksanakan setiap hari Senin pukul empat faktor Pertama, lingkungan sekolah
13.00-14.30 dan hari Sabtu pukul 08.00- yang mendukung, karena SMP Negeri 44
10.00.Secara kasat mata, pelaksanaan Bandung adalah Sekolah negeri unggulan
ekstrakurikuler keagamaan ini sangat yang implementasi PAI. Terlihat dari
mendukung pencapaian-pencapain tujuan kegiatan pembiasaan yang dilakukan
mata pelajaran PAI. Selain itu juga ada diantaranya one day one ayat, solat dzuhur
dampak terhadap pencapaian tujuan mata berjama’ah, peringatan hari besar
pelajaran lainnya. Misalnya disiplin, taat, keagamaan, pembacaan sholawat, raja
dan anak peduli terhadap teman lainnya, istigfar dan asmaul husna, sholat duha, dan
karena untuk keagamaan ini menggunakan mabit bagi kelas IX.
sistem tutor sebaya yang menjadikan anak Kedua, Sumber Daya Manusia (SDM)
sebagai tutor untuk temannya, dengan yang solid, SMP Negeri 44 Bandung
demikian siswapun merasa bengga karenan memiliki SDM yang cukup bagus untuk
mampu menjadi tutor untuk temannya. pelaksanaan kegiatan-kegiatan keagamaan
Tahap terakhir adalah pengawasan atau pembiasaan-pembiasaan yang sering
yang merupakan jaringan akhir dalam dilaksanakan di SMP Negeri 44 Bandung,
fungsi-fungsi manajemen. Pengawasan ini begitupula untuk pelaksanaan kegiatan
adalah fungsi manajemen yang diarahkan ekstrakurikuler keagamaan. Diantaranya
untuk memastikan apakah rencana yang adalah guru PAI dan tim DKM yang cukup
diimplementasikan berjalan sebagaimana solid dalam menjalakan kegiatan-kegiatan
mestinya dan mencapai tujuan yang keagamaan.
ditetapkan ataukah tidak (Sule dan Ketiga, media atau sarana yang
Saefullah, 2009, hlm. 316). memadai, SMP Negeri 44 Bandung
Dalam hal ini, Pengawasan memiliki sebuah masjid yang cukup luas,
ekstrakurikuler keagamaan yang selain itupun banyak buku agama, Al-

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 1, (2015) | 88


Indah, Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di Sekolah

Qur’ān, dan buku-buku lainnya yang untuk meminimalisir faktor-faktor tersebut.


tersusun rapih di dalam masjid. Salah satu caranya dengan mengadakan
Kempat, dukungan orang tua siswa, jadwal tambahan untuk kegiatan
yang selalu memotovasi anaknya untuk ekstrakurikuler keagamaan.
mengikuti kegiatan serta mendorong agar Schwartz (2007, hlm. 327)
hadir disetiap pelaksanaan kegitan. menyebutkan bahwa tidak mungkin untuk
Dalam pelaksanaan ekstrakurikuler mencapai keberhasilan yang besar tanpa
keagamaan ini, terlihat sekolah sangat menjuampai perlawanan, kesukaran dan
mendukug sekali terhadap keberadaan kemunduran. Akan tetapi adalah mungkin
ekstrakurikuler keagamaan, hal tersebut untuk menjalani hidup anda selebihnya
terlihat dari SMP Negeri 44 Bandung yang tanpa kekalahan. Adalah mungkin untuk
menjadi sekolah yangmengimplemen- menggunakan kemunduran sebagai
tasikan PAI. Begitupun dengan faktor pendorong anda untuk maju.
pendukung lainnya terlihat sudah Dari pernyataan Schwartz tersebut,
dimaksimalkan, mulai dari SDM yang dapat ditarik pengertian bahwa tidak ada
solid, media atau sarana yang memadai keberhasilan tanpa adanya kesukaran. Dan
serta dukunngan dari orang tua siswa. jadikanlah kesukaran tersebut sebagai
Untuk menjamin pelaksanaan yang motivasi dalam memperoleh keberhasilan.
tepat dari suatu rencana, tentu perlu Schwartz (2007, hlm. 329) mengatakan
dukungan baik administratif maupun bahwa “…rahasia keberhasilan dan
teknis. Artinya perlu diidentifikasi dengan kemajuan adalah selamatkan sesuatu dari
cermat hambatan-hambatan yang mungkin setiap kemunduran”. Oleh sebab itu, dalam
menghadang pelaksanaan baik dalam menghadapi suatu kemunduran, hambatan
bidang ketenagaan, cara kerja, dan sistem ataupun rintangan yang terpenting adalah
yang berlaku diwilayah dimana program usaha dan kerja keras. Sebagaimana Allah
dilakukan (Sihombing, 2000, hlm. 66). swt berfirman:
Adapun yang menjadi faktor ِ ۡ ِ‫س ل‬
٣٩ ‫ۡن ٰ َس ِن إِ ََ َما َس َع ٰى‬ َ ‫َوأَن لَ ۡي‬
penghambat dalam pelaksanaan Dan bahwasanya seorang manusia
ekstrakurikuler initerletak dalam ketiga tiada memperoleh selain apa yang telah
faktor. Perama, fluktuasi kehadiran siswa, diusahakannya (QS. An-Najm [53]: 39.
keadaan jiwa atau suasana hati siswa yang
terkadang berubah ubah, mengakibatkan 4. Upaya Sekolah dalam Mendorong
siswa bisa semangat dalam mengikuti Siswa Mengikuti Kegiatan
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dan Ekstrakurikuler Keagamaan di
tidak jarang juga siswa malas megikutinya. SMP Negeri 44 Bandung
Hal tersebut tergantung dengan suasana
hati siswa. Proses belajar mengajar merupakan
Kedua, adanya ekstrakurikuler lain suatu proses manusia yang menuntut
yang diikuti siswa, banyak sekali keterlibatan siswa sebagai pribadi, maka
ekstrakurikuler yang ada di SMP Negeri 44 dari itu keberhasilan proses belajar
Bandung, hal ini mendorong siswa untuk mengajar menuntut sikap hidup yang
mengikuti kegiatan ekstrakurikuler lebih terbuka terhadap lingkungan dan mau
dari satu. bekerja sama dengan orang lain atau dapat
Ketiga, sustainability gurunya, hal ini bekerja secara kooperatif. Oleh karena itu,
terlihat dari semangat guru yang diawal sekolah perlu untuk menyediakan
sangat semangat, namun di tengah-tengah kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler sehingga
itu terlihat tidak terlalu semangat lagi. dapat menunjang proses belajar mengajar
Dalam mengantisipasi faktor (Sopiatin, 2010, hlm. 105).
penghambat, Pembina sudah berupaya

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 1, (2015) | 89


Indah, Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di Sekolah

Dalam hal ini SMP Negeri 44 khususnya dalam bidang keagamaan, SMP
Bandung mendukung penuh terhadap Negeri 44 Bandung mewadahinya dengan
kegiatan ekstrakurikuler, salah satunya kegiatan ekstraurikuler yang dinamakan
adalah ekstrakurikuler Keagamaan. Bukti ekstrakurikuler BTAQ (Baca Tulis Al-
nyata dari dukungan sekolah terhadap Qur’ān). Ekstrakurikuler BTAQ ini dalam
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan adalah manajemennya masih belum optimal. Pada
dengan mengadakan ekstrakurikuler tahap perencanaan, ekstrakurikuler BTAQ
keagamaan yang dinamakan BTAQ (Baca tidak membuat Visi dan Misi, Pada tahap
Tulis Al-Qur’ān) selain itu, memasukan pengorganisasian, struktur keoraganisasian
ekstrakurikuler keagamaan kedalam yang telah ada tidak dibuat secara tertulis.
program kerja kurikulum yang masuk Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang
kedalam kegitan pengembangan diri berjalan terus secara konsisten baru
bidang pengembangan minat dan bakat program membaca Al-Qur’ān yang
yang masuk dalam bidang non akademik. dilaksanakan setiap hari Senin pukul
13.00-14.30 dan hari Sabtu pukul 08.00-
Dari seluruh ekstrakurikuler yang 10.00. Pada tahap pengawasan, standar
ada, pihak sekolah memasukan yang dilakukan sekolah ialah dengan
ekstrakurikuler keagamaan kedalam melakukan monitoring, dengan cara
ekstrakurikuler pilihan wajib. Selain itu, Wakasek Urusan Kesiswaan turun
salah satu cara sekolah guna menarik langsung melihat absensi Pembina serta
perhatian siswa untuk mengikuti kegiatan pelatih ekstrakurikuler keagamaan, karena
ekstrakurikuler keagamaan adalah dengan sampai saat ini Wakasek Urusan
mempublikasikan kegiatan ekstrakurikuler Kesiswaan belum meminta laporan secara
keagamaan pada kegiatan Masa Orientasi tertulis kepada penanggung jawab
Siswa. ekstrakurikuler BTAQ, sehingga selama ini
Mars dan Oliver (dalam Sopiatin, penanggung jawab ekstrakurikuler BTAQ
2010, hlm. 104) menjelaskan bahwa belum pernah membuat laporan
partisipasi pada kegiatan ekstrakurikuler pertanggungjawaban secara tertulis.
yang dilaksanakan oleh sekolah dapat Dalam pelaksanaan ekstrakurikuler
meningkatkan keterlibatan sekolah yang keagamaan di SMP Negeri 44 Bandung ini
menunjukkan pengembangan sikap positif terdapat faktor pendukung pelaksanaan
yang lebih terhadap sekolah dan belajar, kegiatan tersebut diantaranya terletak pada
serta menimbulkan persepsi positif lingkungan sekolah yang mendukung,
terhadap sekolah dan kemungkinan siswa Sumber Daya Manusia (SDM) yang solid,
drop-out yang rendah. media atau sarana yang memadai serta
dukungan dari orang tua siswa. Adapun
yang menjadi faktor penghambat kegiatan
KESIMPULAN ekstrakurikuler keagamaan ini terletak
pada fluktuasi kehadiran siswa dalam
Hasil penelitian menunjukan bahwa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, adanya
pada pelaksanaan pembelajaran PAI yang ekstrakurikuler lain yang diikuti siswa,
diselenggarakan di SMP Negeri 44 serta sustainability gurunya. Dalam hal ini
Bandung secara umum berjalan dengan sekolah sudah mampu mengoptimalkan
lancar dan kondusif. Hal ini ditandai faktor pendukung yang ada serta berupaya
dengan kondisi guru yang sudah dalam mengantisipasi faktor penghambat yang
keadaan siap ketika akan melaksanakan terjadi.
pembelajaran. Secara umum SMP Negeri 44
Selaian itu, guna mengoptimalkan Bandung sangat mendukung dan
potensi yang dimiliki oleh siswanya mendorong siswanya untuk mengikuti

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 1, (2015) | 90


Indah, Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di Sekolah

kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, salah Schwartz, J.D. (2017). Berfikir dan


satu upaya yang dilakukan adalah dengan berjiwa besar. Batam: Binarupa
memasukan ekstrakurikuler keagamaan Aksara.
yang dinamakan ekstrakurikuler BTAQ Silalahi, U. (2011). Asas-asas manajemen.
(Baca Tulis Al-Qur’ān) dalam program Bandung: Refika Aditama.
kurikulum yang masuk pada kegitan Sihombing, U. (2000). Pendidikan luar
pengembangan diri bidang pengembangan sekolah manajemen strategi. Jakarta:
minat dan bakat dan masuk dalam bidang PD. Mahkota.
non akademik. Selain itu sekolah Suhartono, S. (2009). Wawasan
memberlakukan kebijakan bahwa siswa pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruz Media
yang sudah mengikuti kegiatan Group.
ekstrakurikuler keagamaan akan Suryabrata, S. (2012).
mendapatkan nilai tambahan dalam Metodologipenelitian. Jakarta:
pelajaran PAInya. Disamping itu Rajawali Pers.
ekstrakurikuler keagamaan mendapatkan Sopiatin, P. (2010). Manajemen belajar
bagian untuk mempromosikan kegiatannya berbasis kepuasan siswa . Bogor:
pada acara demo ekskul yang dilaksanakan Gahlia
ketika MOS. Sugiono. (2010). Metode penelitian
kuantitatif, kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
DAFTAR PUSTAKA Sule, E.T. & Saefullah, K. (2009).
Pengantar manajemen. Jakarta:
____________. (2010). Al-Qur’ān dan Kencana Prenada Media Group.
terjemah. Penerjemah: Tim Tafsir, A. (2010). Ilmu Pendidikan dalam
Penerjemah Depag RI. Jakarta: CV Perspektif Islam. Bandung: Remaja
Darus Sunnah. Rosdakarya.
Departemen pendidikan dan Kebudayaan Winardi, J. (2009). Manajemen perilaku
(2014). Permendikbud No.62 Tahun organisasi. Jakarta: Kencana Prenada
2014 tentang Kegiatan Media Group.
Ekstrakurikuler Pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah.
Jakarta: Depdikbud.
Handoko, U. (2003). Manajemen.
Yogyakarta: BPFE.
Muhaimin. (2004). Paradigma pendidikan
islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nata, A. (2010 ). Manajemen
pendidikanmengatasi kelemahan
pendidikan islam di indonesia.
Jakarta: Kencana.
Nata, A. (2012). Ilmu pendidikan islam.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Putra, N. & Lisnawati, S. (2012).
Penelitian kualitataif pendidikan
agama islam. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

TARBAWY, Vol. 2, Nomor 1, (2015) | 91

Anda mungkin juga menyukai