3439 6355 1 SM
3439 6355 1 SM
Indah,*
Ahmad Syamsu Rizal, A. Toto Suryana A.,
ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji program ekstrakurikuler sebagai salah satu sarana penunjang dalam
keberhasilan pembela-jaran untuk tercapainya tujuan pendidikan. Kegiatan ekstrakurikuler
mempunyai efek positif pada prestasi akademik siswa serta dapat menunjang proses belajar
mengajar. Sehingga keberadaan ekstrakurikuler keagamaan dipandang perlu guna menunjang
ketercapaian tujuan pembela-jaran PAI. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan kegiatan ekstra-kurikuler keagamaan di sekolah dalam menunjang
tercapainya tujuan pembela-jaran PAI yang dilaksanakan di SMP Negeri 44 Bandung.
Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) pelaksanaan
pembelajaran PAI, 2) manajemen program ekstrakurikuler keagamaan, 3) faktor pendukung
dan penghambat pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dan 4) upaya sekolah
dalam mendorong siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan. Peneliti memilih
SMP Negeri 44 Bandung karena disamping memiliki ekstrakurikuler keagamaan, sekolah ini
juga adalah sekolah SMP Negeri yang mengimplementasikan PAI di lingkungan sekolahnya.
Untuk mendapatkan hasil penelitian, digunakan metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif dan teknik observasi partisipasi, wawancara tak terstruktur, teknik dokumentsi serta
triangulasi. Data penelitian ini bersumber dari: Kepala Sekolah, Wakasek Urusan Kesiswaan,
Guru PAI serta penanggung jawab program ekstrakurikuler keagamaan di SMP Negeri 44
Bandung. Dari penelitian ini ditemukan bahwa pelaksanaan pembelajaran PAI yang
dilaksanakan secara umum berjalan dengan lancar dan kondusif, sedangkan untuk
pelaksanaan ekstrakurikuler keagamaan yang ada di SMP Negeri 44 Bandung, dalam
manajemennya masih belum optimal. Adapun untuk faktor pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dalam hal ini sekolah sudah mampu
mengoptimalkan faktor pendukung yang ada serta berupaya mengantisipasi faktor
penghambat yang terjadi dan secara umum SMP Negeri 44 Bandung sangat mendukung dan
mendorong siswanya untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan.
PENDAHULUAN
Tujuan pendidikan agama Islam yang agama Islam tersebut, agar pendidikan
kita cita-citakan masih belum mampu agama Islam yang ada mampu menunjukan
diwujudkan. Hal tersebut diakibatkan kontribusi nyata dalam menunjang
masih terdapatnya kekurangan-kekurangan keberhasilan sebuah pendidikan dan sampai
dalam proses pembelajaran yang kepada visi dari pendidikan agama islam
dilaksanakan khususnya dalam itu sendiri, yaitu ”Menjadikan pendidikan
pembelajaran PAI di kelas, Rosdianah Islam sebagai pranata yang kuat,
(dalam Muhaimin, 2004, hlm. 89) berwibawa, efektif, dan kredibel, dalam
mengemukakan beberapa kelemahan mewujudkan cita-cita ajaran Islam” (Nata,
lainnya dari pendidikan agama Islam di 2012, hlm. 44). Selain itupun dengan
sekolah, baik dalam pemahaman materi pengajaran pendidikan Islam yang baik,
pendidikan agama Islam, maupun dalam diharapkan mampu membantu sekolah
pelaksanaannya. Diantaranya yaitu: dalam mencetak generasi penerus yang
menjadi harapan bagi bangsanya. Adapun
... (4) dalam bidang hukum (fiqih) Tafsir (2010, hlm. 158-159) menjelaskan
cenderung dipelajari sebagai tata bahwa:
aturan yang tidak akan berubah
sepanjang masa, dan kurang ... kunci keberhasilan pendidikan
memahami dinamika dan jiwa hukum agama di sekolah bukan terutama
Islam; (5) agama Islam cenderung terletak pada metode pendidikan
diajarkan sebagai dogma dan kurang agama yang digunakan dan
mengembangkan rasionalitas serta penguasaan bahan, kunci pendidikan
kecintaan pada kemajuan ilmu agama di sekolah sebenarnya terletak
pengetahuan; (6) orientasi mempelajari pada pendidikan agama dalam rumah
Al-Qur’ān masih cenderung pada tangga. Inti pendidikan agama dalam
kemampuan membaca teks, belum rumah tangga itu ialah hormat kepada
mengarah pada pemahaman arti dari Tuhan, kepada orang tua, kepada guru.
penggalian makna. Di sekolah hormat kepada guru inilah
kuncinya. Bila anak didik tidak hormat
Selain permasalahan di atas, jika kita kepada guru, berarti ia juga tidak akan
tengok pada realita yang sebenarnya menghormati agama. Bila agama Islam
terdapat kekurangan jam pelajaran untuk dan guru agama tidak dihormati, maka
pengajaran agama Islam yang disediakan di metode pendidikan agama yang
sekolah-sekolah umum seperti Sekolah baikpun tidak akan ada artinya.
Dasar, Sekolah Menengah Umum dan
seterusnya. Masalah inilah yang dianggap Pendukung lainnya, guna menunjang
sebagai penyebab utama timbulnya keberhasilan sebuah pendidikan agama
kekurangan para pelajar dalam memahami, Islam, siswa sebaiknya disibukkan dengan
meghayati dan mengamalkan ajaran agama. berbagai macam aktivitas keagamaan, salah
Sebagai akibat dari kekurangan ini, Nata satunya adalah kegiatan ekstrakurikuler
(2010, hlm. 18) mengatakan ”para pelajar keagamaan. Ekstrakurikuler keagamaan ini
tidak memiliki bekal yang memadai untuk bisa dikatakan juga sebagai kegiatan
membentengi dirinya dari berbagai tambahan di sekolah, yang dilaksanakan di
pengaruh negatif akibat globalisasi yang luar kegiatan kurikuler. Meskipun kegiatan
menerpa kehidupan”. ini bersifat ekstra, namun tidak sedikit dari
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan ini
Maka dari itu, harus ada solusi dari berhasil mengembangkan bakat siswa,
permasalahan pengajaran pendidikan bahkan dalam kegiatan ekstrakurikuler
menghasilkan out put yang berkualitas daya yang akan tidak akan mampu
serta berakhlak mulia, cerdas dan termaksimalkan.
berpengatahuan luas Adapun tujuan utama dibentuknya
ekstrakurikuler keagamaan adalah
2. ManajemenProgram membentuk karakter siswa yang beriman
Ekstrakurikuler Keagamaan di dan bertaqwa kepada Allah swt, bisa
SMP Negeri 44 Bandung membaca Al-Qur’ān, berakhlak mulia serta
memiliki karakter islami. kemudian
SMP Negeri 44 Bandung berupaya mengembangkan strategi untuk mencapai
mengoptimalkan potensi yang dimiliki tujuan yang telah dibuat tersebut, dalam
oleh siswanya dan mewadahinya dengan tahapan ini penanggung jawab
kegiatan ekstraurikuler, salah satunya ekstrakurikuler keagamaan membuat
adalah ekstrakurikuler keagamaan. program kerja organisasi yang akan
Ekstrakurikuler keagamaan sebagai dilaksanakan dalam ekstrakurikuler ini,
ekstrakurikuler yang mengembangkan diantaranya baca tulis Al-Qur’ān, keputrian
minat dan bakat siswa dalam bidang serta kajian agama praktis.
keagamaan juga sebagai salah satu upaya Adapun konsep pelaksanaan kegiatan
dalam menunjang tercapainya tujuan ekstrakurikuler keagamaan yang telah
pembelajaran PAI, idealnya memiliki disusun adalah dengan sistem halaqoh,
manajemen yang baik. Namun tutor sebaya, bandungan yaitu sistem
ekstrakurikuler keagamaan yang ada di mengaji dimana satu orang mengaji dan
SMP Negeri 44 Bandung, dalam yang lainnya memperhatikan bacaannya
manajemennya masih belum optimal. dan sistem kelompok baca Al-Qur’ān atau
Sementara menajemen menjadi komponen klasikal.Tahap terakhir dari proses
utama dalam menjalankan sebuah perencanaan ini adalah implementasi dan
organisasi. Sebagaimana Handoko (2003, evaluasi rencana. Hal tersebut dibuat
hlm. 6-7) menjelaskan bahwa manajemen dalam bentuk jadwal kegiatan
sangat diperlukan oleh semua organisasi, ekstrakurikuler keagamaan diantaranya
karena tanpa manajemen, semua usaha setiap Senin pukul 13.00 s.d 14.30, Rabu
akan sia-sia dan pencapaian tujuan dalam pukul 13.00 s.d 14.30 dan Sabtu pukul
sebuah organisasi akan lebih sulit 08.00 s.d 10.00.
Sebagai suatu proses maka Tahap selanjutnya adalah
perencanaan efektif dan efisien dapat pengorganisasian, dimana dalam proses
diwujudkan jika dilakulan melalui tahap- pengorganisasian, manajer mengalokasikan
tahapan tetapkan tujuan, formulasi rencana keseluruhan sumber daya organisasi sesuai
strategis, kembangkan rencana oprasional dengan rencana yang telah dibuat
dan implementasi dan monitor berdasarkan suatu kerangka kerja
hasil(Silalahi, 2011, hlm. 155). organisasi tertentu (Sule dan Saefullah,
Tahapan-tahapan perencanaan yang 2009, hlm. 152).
ditempuh oleh ekstrakurikuler keagamaan pengorganisasian yang dilaksanakan
yang berada di SMP Negeri 44 Bandung ekstrakurikuler keagamaan dalam
sudah sejalan dengan empat tahap penyusunanya melibatkan Kepala Sekolah,
perencanaan tersebut, yaitu dimulai dengan Wakasek Urusan Kesiswaan dan Guru
menetapkan tujuan, dalam tahap ini suatu Agama. Adapun pihak-pihak yang masuk
organisasi menyusun suatu rencana yang dalam keorganisasian ekstrakurikuler
memuat tujuan yang akan dicapai, karena keagamaan ini adalah Kepala Sekolah
tanpa rumusan tujuan yang jelas, suatu yang bertindak sebagai penanggung jawab,
organisasi tidak akan mampu mencapai Wakasek Urusan Kesiswaan sebagai
tujuannya secara efektif, selain itu sumber Pembina, Guru Agama sebagai kordinator
Dalam hal ini SMP Negeri 44 khususnya dalam bidang keagamaan, SMP
Bandung mendukung penuh terhadap Negeri 44 Bandung mewadahinya dengan
kegiatan ekstrakurikuler, salah satunya kegiatan ekstraurikuler yang dinamakan
adalah ekstrakurikuler Keagamaan. Bukti ekstrakurikuler BTAQ (Baca Tulis Al-
nyata dari dukungan sekolah terhadap Qur’ān). Ekstrakurikuler BTAQ ini dalam
kegiatan ekstrakurikuler keagamaan adalah manajemennya masih belum optimal. Pada
dengan mengadakan ekstrakurikuler tahap perencanaan, ekstrakurikuler BTAQ
keagamaan yang dinamakan BTAQ (Baca tidak membuat Visi dan Misi, Pada tahap
Tulis Al-Qur’ān) selain itu, memasukan pengorganisasian, struktur keoraganisasian
ekstrakurikuler keagamaan kedalam yang telah ada tidak dibuat secara tertulis.
program kerja kurikulum yang masuk Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang
kedalam kegitan pengembangan diri berjalan terus secara konsisten baru
bidang pengembangan minat dan bakat program membaca Al-Qur’ān yang
yang masuk dalam bidang non akademik. dilaksanakan setiap hari Senin pukul
13.00-14.30 dan hari Sabtu pukul 08.00-
Dari seluruh ekstrakurikuler yang 10.00. Pada tahap pengawasan, standar
ada, pihak sekolah memasukan yang dilakukan sekolah ialah dengan
ekstrakurikuler keagamaan kedalam melakukan monitoring, dengan cara
ekstrakurikuler pilihan wajib. Selain itu, Wakasek Urusan Kesiswaan turun
salah satu cara sekolah guna menarik langsung melihat absensi Pembina serta
perhatian siswa untuk mengikuti kegiatan pelatih ekstrakurikuler keagamaan, karena
ekstrakurikuler keagamaan adalah dengan sampai saat ini Wakasek Urusan
mempublikasikan kegiatan ekstrakurikuler Kesiswaan belum meminta laporan secara
keagamaan pada kegiatan Masa Orientasi tertulis kepada penanggung jawab
Siswa. ekstrakurikuler BTAQ, sehingga selama ini
Mars dan Oliver (dalam Sopiatin, penanggung jawab ekstrakurikuler BTAQ
2010, hlm. 104) menjelaskan bahwa belum pernah membuat laporan
partisipasi pada kegiatan ekstrakurikuler pertanggungjawaban secara tertulis.
yang dilaksanakan oleh sekolah dapat Dalam pelaksanaan ekstrakurikuler
meningkatkan keterlibatan sekolah yang keagamaan di SMP Negeri 44 Bandung ini
menunjukkan pengembangan sikap positif terdapat faktor pendukung pelaksanaan
yang lebih terhadap sekolah dan belajar, kegiatan tersebut diantaranya terletak pada
serta menimbulkan persepsi positif lingkungan sekolah yang mendukung,
terhadap sekolah dan kemungkinan siswa Sumber Daya Manusia (SDM) yang solid,
drop-out yang rendah. media atau sarana yang memadai serta
dukungan dari orang tua siswa. Adapun
yang menjadi faktor penghambat kegiatan
KESIMPULAN ekstrakurikuler keagamaan ini terletak
pada fluktuasi kehadiran siswa dalam
Hasil penelitian menunjukan bahwa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, adanya
pada pelaksanaan pembelajaran PAI yang ekstrakurikuler lain yang diikuti siswa,
diselenggarakan di SMP Negeri 44 serta sustainability gurunya. Dalam hal ini
Bandung secara umum berjalan dengan sekolah sudah mampu mengoptimalkan
lancar dan kondusif. Hal ini ditandai faktor pendukung yang ada serta berupaya
dengan kondisi guru yang sudah dalam mengantisipasi faktor penghambat yang
keadaan siap ketika akan melaksanakan terjadi.
pembelajaran. Secara umum SMP Negeri 44
Selaian itu, guna mengoptimalkan Bandung sangat mendukung dan
potensi yang dimiliki oleh siswanya mendorong siswanya untuk mengikuti