Dosen pengampu :
Dr. apt. Lucia Vita Inandha Dewi S.Si., M.Sc
Disusun oleh :
Kelas B3– Kelompok 3
Maria Anilda Dewi Bastian (2120424750)
Muhammad Yusuf Islami (2120424755)
A. Defenisi
Gonore adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria
gonorrhoeae, suatu bakteri Gram-negatif diplokokus yang pertama kali diisolasi oleh
Neisser pada tahun 1879. Bakteri ini ditularkan melalui hubungan seksual (genito-genital,
genito-oral maupun genito rektal) dengan orang yang telah terinfeksi dan jarang
ditularkan akibat higiene yang buruk. Infeksi N.gonorrhoeae melibatkan membran
mukosa yang terdiri dari sel-sel epitel kolumnar. Adapun daerah-daerah yang sering
terlibat yaitu uretra, endoserviks, faring, rektum dan konjungtiva (Dermatology in
General Medicine. Edisi ke-7).
Gonore sangat menular melalui kontak seksual. Resiko wanita memperoleh
infeksi serviks setelah satu episode hubungan seksual dengan pasangan pria yang
terinfeksi adalah 50% hingga 70%; Namun, risiko perempuan ke laki-laki penularan
setelah satu tindakan koitus adalah 20%. Dengan berulang paparan, risiko penularan dari
wanita ke pria meningkat menjadi 60% hingga 80%. Tidak tersedia data tentang tingkat
penularan setelah jenis kontak seksual lainnya.Namun, penularan melalui hubungan seks
anal lebih efisien dibandingkan dengan fellatio atau berdiri basah (Dipiro 11).
E. Diagnosa (Dipiro 9)
1. Diagnosa infeksi gonococcal bisa dilakukan dengan pemeriksaan bekuan dengan
pewarnaan gram, biakan (metode yang paling diandalkan) atau metode terbaru yang
berdasarkan deteksi komponen selular dari gonococcus (seperti, enzim, antigen, DNA
atau lipopolisakarida) pada spesimen klinik.
2. Biakan area tubuh yang terpapar adalah metode diagnosa yang paling diandalkan
untuk infeksi gonococcal.
3. Metode alternatif termasuk enzyme immuno assay (EIA), DNA probes, dan teknik
amplifikasi asam nukleat.
G. Mekanisme Obat
1. Golongan Sefalosporin merupakan antibiotik yang memiliki cincin beta-laktam dalam
strukturnya sehingga tergolong antibiotik beta laktam. Efek sampingnya antara lain
reaksi hipersensitivitas yang identik dengan reaksi-reaksi pada golongan penisilin
termasuk anafilaksi ruam, nefritis, granulositopenia, dan anemia hemolitik.
Mekanismenya yaitu menghambat metabolisme dinding sel bakteri (Jawetz et al.,
2005).
2. Golongan aminoglikosida merupakan antibiotik dengan spektrum luas tetapi tidak
boleh digunakan pada setiap jenis infeksi oleh kuman yang sensitif karena resistensi
terhadap aminoglikosida relatif cepat berkembang, toksisitasnya relatif tinggi, dan
tersedianya berbagai antibiotik lain yang cukup efektif dan toksisitasnya lebih rendah.
Gentamisin yang sudah cukup luas digunakan dibeberapa tempat sudah menunjukkan
resistensi yang cukup tinggi (Departemen Farmakologi dan Terapeutik., 2007).
FOAM DATA BASE PASIEN
Riwayat Masuk RS :
Seorang pasien wanita berusia 30 tahun mengalami nyeri pelvis, demam 4 hari dengan suhu
38-39 C, mual dan muntah 5x sehari dan pusing, kesakitan bila BAK, Anuria, keluar lendir
dan nanah dari alat kelamin, pasien juga mengalami lesi-lesi pada mukosa kulit pada alat
kelamin. Pada pemeriksaan serologi assay terdeteksi adanya HSV 1 dan HSV 2, pada uji
secret vagna didapati + N gonorrhea. Pada saat ini telah dilakukan PICT HIV dan hasil
negatif.
Diagnosa :
STD (Sexual Transmitted Disease)-urethritis ghonorhe
Herpes Genitalis
Kultur sekret
Perkembangan Penyakit :
Tanggal Perkembangan Penyakit
1/8/13 Suhu : 38 C
Anuria ++
Nanah/lendir ++
Nyeri BAK +++
Nyeri pelvis +++
Mual/muntah 6x sehari
Pusing ++
TD 100/80
2/8/13 Suhu : 39 C
Anuria ++
Nanah/lendir ++
Nyeri BAK +++
Nyeri pelvis +++
Mual/muntah 5x sehari
Pusing ++
TD 110/80
3/8/13 Suhu : 38 C
Anuria ++
Nanah/lendir +
Nyeri BAK ++
Nyeri pelvis ++
Mual/muntah 5x sehari
Pusing ++
TD 80/60
TABEL MONOGRAFI OBAT
RUTE OUTCOME
NO NAMA OBAT INDIKASI DOSIS PEMBERIAN INTERAKSI ESO TERAPI
1. Infus RL 20 tpm Mengatasi deplesi 20-21 IV Preparat K dan Ca - Mengatasi
volume berat saat tts/menit Ringer laktat tidak keadaan lemah
tidak dapat dapat bekerja
diberikan rehidrasi dengan baik
oral apabila digunakan
bersamaan dengan
obat-obatan
berikut:
Ceftriaxone,
mannitol,
methylpredn isone,
nitroglycerin,
nitroprusside,
norepinephr ine,
procainamide,
propranolol
2. Sistenol Analgetik 1 Kaplet PO Metoclopramide,Col Mual, Muntah Menurunkan
Antipiretik 3x1 estyramine, Mengantuk Demam
Lixisenatide, Tekanan darah
Carbamazepine, rendah
Antikoagulan hipotensi)
Reaksi alergi,
seperti ruam
atau gatal pada
kulit
3. Acyclovir Antibakteri 200 mg 3x1 PO Ciclosporin, nausea, muntah, Membunuh
tacrolimus, atau nyeri Bakteri
bacitracin, Obat abdominal,
antiinflamasi diare, sakit
nonsteroid (NSAID),
seperti ibuprofen, kepala,lelah,
diclofenac, atau ruam kulit,
meloxicam, urtikaria,
Probenecid, pruritis,
cimetidine, fotosensitifitas,
dan mycophenolate hepatitis,
mofetil
jaundice,
dyspnoea,
angiodema,
anafilaksis,
reaksi
neurologi
4. Cefotaxim inj 1 gram 3x1 IV peningkatan efek Diare Membunuh
toksik pada ginjal berdarah/berair, Bakteri
jika digunakan ruam, memar,
bersama obat kemerahan,
golongan aminogli demam,
kosida atau diureti k. menggigil
kadar cefotaxim
dalam darah juga
dapat meningkat jika
digunakan bersama
probeneci d
5. Azihtromisin Antibakteri 500 mg 1x1 PO pusing, sakit Menghambat
kepala, pertumbuhan
mengantuk, Bakteri
agitasi, ansietas,
hiperaktivitas,
asthenia,
paraesthesia,
konvulsi,
neutropenia
ringan,
trombositopenia
, interstisial
nephritis, gagal
ginjal akut,
arthralgia,
fotosensitivitas
6. Ranitidine inj Tukak lambung 2x1 IV Prokanamide Takikardi, Mengatasi Mual
Tukak duodenum Warfarin alopsia, agitasi, dan Muntah
Midazolam sakit kepala,
lesu, pusing,
kurang enak
badan, pusing,
konstipasi, mual
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kasus
Data pasien :
Nama : Ibu W
Usia : 30 tahun
Alamat : Jln bundar 24
Pekerjaan : swasta
BB/TB : 45 kg/ 154 cm
Tanggal masuk RS : 1 Agustus 2013
Riwayat Masuk RS :
Seorang pasien wanita berusia 30 tahun mengalami nyeri pelvis, demam 4 hari dengan
suhu 38-39ºC, mual dan muntah 5x sehari dan pusing, kesakitan bila BAK, Anuria, keluar lendir
dan nanah dari alat kelamin, pasien juga mengalami lesi-lesi pada mukosa kulit pada alat
kelamin. Pada pemeriksaan serologi assay terdeteksi adanya HSV 1 dan HSV 2, pada uji secret
vagina didapati + N gonorrhea. Pada saat ini telah dilakukan PICT HIV namun hasil belum
keluar.
Riwayat Penyakit Terdahulu : saat ini pasien sedang menyusui bayi berusia 1 tahun.
Diagnosa :
STD (Sexual Transmitted Disease)-urethritis ghonorhe
Herpes Genitalis
Kultur secret
Riwayat Pengobatan :
Nama obat 1/8/13 2/8/13 3/8/13
Infus RL 20 tpm √ √ √
Sistenol tab 3x1 √ √ √
Acyclovir tablet 200 √ √ √
mg 3x1
Cefotaxim inj 1 gram √ √ √
3x1
Azihtromisin 500 mg √ √ √
1x1
Ranitidine inj 2x1 √ √ √
HP pro kaps √ √ √
Parolit ad lib √ √ √
Perkembangan penyakit :
Tanggal Perkembangan penyakit
1/8/13 Suhu : 38 C
Anuria ++
Nanah/lendir ++
Nyeri BAK +++
Nyeri pelvis +++
Mual/muntah 5x sehari
Pusing ++
TD 100/80
2/8/13 Suhu : 39 C
Anuria ++
Nanah/lendir ++
Nyeri BAK +++
Nyeri pelvis +++
Mual/muntah 5x sehari
Pusing ++
TD 110/80
3/8/13 Suhu : 38 C
Anuria ++
Nanah/lendir +
Nyeri BAK ++
Nyeri pelvis ++
Mual/muntah 5x
sehari Pusing ++
TD 80/60
FORM PEMANTAUAN TERAPI OBAT
Nama Pasien : Ibu W Tanggal masuk RS : 1 Agustus 2013
Umur/TB/BB Pasien : 30 tahun/154 cm/45 kg Waktu masuk RS : -
Alamat Pasien : Jl.Bundar 24 Diagnose dokter : Herpes Genitalis dan Gonnorhea
TD 100/80
Pemeriksaan serologi assay terdeteksi adanya HSV 1 dan
HSV 2
Uji secret vagina didapati + N gonorrhea
- Assesmen
Demam tidak turun
Cefotaxime tidak tepat dosis
Azithromisin tidak tepat dosis
Acyclovir tidak tepat dosis
Ranitidine tidak adekuat
Indikasi tanpa terapi
- Planning
Sistenol dilanjutkan pengobatan-nya
Cefotaxime IM 500 mg 1x sehari (UK national
guidelines 2011)
Azithromisin 1 g PO 1x sehari (UK national
guidelines 2011)
Acyclovir 200 mg per oral 5xsehari selama 7 hari
(Dipiro ed 11)
Ranitidine diganti dengan PPI Omeprazole
2 Agustus 2013 - Subjek 1. Gunakan dosis yang tepat
Nyeri pelvis, demam dengan, mual dan muntah 5x sehari 2. Penggunaan sistenol dilanjutkan
dan pusing, kesakitan bila BAK, Anuria, keluar lendir dan 3. Ranitidine diganti PPI Omeprazole
nanah dari alat kelamin.
- Objek
Suhu : 39 C
TD 110/80
- Assesmen
• Demam tidak turun
• Cefotaxime tidak tepat dosis
• Azithromisin tidak tepat dosis
• Acyclovir tidak tepat dosis
• Ranitidine tidak adekuat
• Indikasi tanpa terapi
- Planning
• Sistenol dilanjutkan pengobatan-nya
• Cefotaxime IM 500 mg 1x sehari (UK national
guidelines 2011)
• Azithromisin 1 g PO 1x sehari (UK national
guidelines 2011)
• Acyclovir 200 mg per oral 5xsehari selama 7 hari
(Dipiro ed 11)
• Ranitidine diganti dengan PPI Omeprazole
TD 80/60
- Assesmen
• Demam tidak turun
• Cefotaxime tidak tepat dosis
• Azithromisin tidak tepat dosis
• Acyclovir tidak tepat dosis
• Ranitidine tidak adekuat
• Indikasi tanpa terapi
- Planning
• Sistenol dilanjutkan pengobatan-nya
• Cefotaxime IM 500 mg 1x sehari (UK national
guidelines 2011)
• Azithromisin 1 g PO 1x sehari (UK national
guidelines 2011)
• Acyclovir 200 mg per oral 5xsehari selama 7 hari
(Dipiro ed 11)
• Ranitidine diganti dengan PPI Omeprazole
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK UI. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta:
Bagian Farmakologi FK UI.
Dipiro JT, Talbert RL, Yee GC, Matzke G, Wells BC and Posy LM. Pharmacotherapy : A
Pathophysiologic Approach 9th edition. United State of America: The McGraw-Hill
Companies; 2014.
DiPiro J.T., & Talbert R.L., & Yee G.C., & Matzke G.R., & Wells B.G., & Posey L(Eds.),Eds.
Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach 11th edition. United State of America:
The McGraw-Hill Companies; 2017.
Istiantoro YH, Gan VHS. Aminoglikosid. In: Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi, editors,
editor. Farmakologi dan Terapi (Edisi Kelima). Badan Penerbit FKUI, Jakarta:
Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
2007; hal.705-14.
Jawetz, E., Melnick, J.L. & Adelberg, E.A., 2005, Mikrobiologi Kedokteran, diterjemahkan oleh
Mudihardi, E., Kuntaman, Wasito, E. B., Mertaniasih, N. M., Harsono, S., Alimsardjono,
L., Edisi XXII, 327-335, 362-363, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.