Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

AYAT DAN HADITS TENTANG RIBA DAN BUNGA BANK


Dosen Pengampu : Imas Ummu. Salamah, S.E.Sy., M.H

Nama : Moch. Fauzan Misbahudin


Nim: 203971001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar dan lagi Maha Melihat dan atas
segala limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Ayat dan Hadts tentang riba dan bunga bank” sesuai waktu yang
telah direncanakan.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Besar
Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya yang selalu membantu
perjuangan beliau dalam menegakkan Dinullah di muka bumi ini.
Dalam penulisan makalah ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik
moril maupun materil. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
yang tiada hingganya kepada rekan dan teman yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik
yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya.
Hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya,
semoga Allah meridhai dan dicatat sebagai ibadah disisi-Nya, Amin.

Garut, 09 Oktober 2021

Penyusun

Bab 1
Pendahuluan
A. Latar belakang
Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan
prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga juga
dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan)
dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh
pinjaman.) Persoalan halal tidaknya bunga bank sebagai instrumen keuangan sudah
merupakan hal yang kontroversial dalam dunia Islam sejak lama. Kontroversi tersebut
berkaitan dengan penafsiran ayat-ayat Al-Quran yang melarang praktek riba. Berdasarkan
penafsirannya, ada sebagian kaum muslimin yang menyimpulkan bahwa kontrak pinjaman
adalah perbuatan yang tidak bermoral, tidak sah dan haram.
Riba dalam Pandangan Al-Qur’an dan Hadis. Riba merupakan kegiatan eksploitasi dan
tidak memakai konsep etika atau moralitas. Masalah mengharamkan transaksi yang
mengandung unsur ribawi, hal ini disebabkan mendholimi orang lain dan adanya unsur
ketidakadilan (unjustice). Para ulama sepakat dan menyatakan dengan tegas tentang
pelarangan riba. Secara garis besar riba riba ada dua yaitu: riba akibat hutang piutang dan
riba akibat jual beli.

B. Rumusan masalah
1. Apa itu riba ?
2. Sebutkan jenis-jenis riba?
3. Dalil dalil riba dan bunga bank?

C. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui apa itu pengertian kerja atau pekerjaan, dan
apa saja prinsip-prinsip dalam bekerja yang harus dimiliki oleh seorang muslim .

D. Manfaat tulisan
Agar mengetahui bagaimana pekerjaan dapat menjadi nilai ibadah bagi seorang muslim.
Dan pembaca khusunya pemakalah dapat merealisasikan prinsip-prinsip yang harus dimiliki
oleh seorang pekerja muslim.

Bab II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Riba
Kata riba berasal dari bahasa Arab, Secara etimologis berarti tambahan
(azziyadah),berkembang (an-numuw), Membesar (al-‘uluw) dan meningkat (al-irtifa’).1
Sehubungan dengan arti riba dari segi bahasa tersebut, ada ungkapan orang Arab kuno
menyatakan sebagai berikut; Arba fulan ‘ala fulan idza azada ‘alaihi (seorang melakukan riba
terhadap orang lain jika di dalamnya terdapat unsur tambahan atau disebut liyarbu ma
a’thaythum min syai’in lita’khuzu aktsara Minhu (mengambil dari sesuatu yang kamu
berikan dengan cara berlebih dari apa yang diberikan). Secara istilah syar’i menurut
A.Hassan, riba adalah suatu tambahan yang diharamkan didalam urusan pinjam meminjam.
Menurut Jumhur ulama prinsip utama dalam riba adalah penambahan, penambahan atas
harta pokok tanpa adanya transaksi bisnis riil. Berbicara riba identik dengan bunga bank
atau rente, sering kita dengar di tengah-tengah masyarakat bahwa rente disamakan dengan
riba. Pendapat itu disebabkan rente dan riba merupakan “bunga” uang, karena mempunyai
arti yang sama yaitu sama-sama bunga, maka hukumnya sama yaitu haram.
Adapun karakteristiknya:
Karakteristik Riba dan Bunga
RIBA :
-Tambahan dihitung atas pokok
- Ditentukan diawal secara pasti
- Bersifat aniaya (Zulm)
- Ada denda bila terlambat pembayaran
- Dapat berlipat ganda
- Pihak : kreditur dan debitur
- Objeknya adalah uang dan barang
- Hukumannya haram
BUNGA :
- Biaya dihitung atas pokok
- Ditetapkan dimuka secara fixed
- Bersifat memaksa
- Dikenakan penalty bila default
- Pihak : Kreditur dan debitur
- Objeknya uang
- Hukumnya diqiaskan dengan riba
B. Jenis-jenis Riba
Secara garis besar riba terbagi menjadi dua macam yaitu riba akibat hutang piutang yang
telah dijelaskan tentang keharamannya dalam al-Qur’an, dan riba jual beli yang juga telah
dijelaskan boleh dan tidaknya dalam bertransaksi dalam as- Sunnah.
1. Riba akibat hutang-piutang yaitu suatu
Manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang berhutang
(muqtarid), dan Riba Jahiliyah, yaitu hutang dari pokoknya, karena si peminjam tidak
mampu membayar hutangnya pada waktu yang ditetapkan.
2. Riba akibat jual-beli yaitu pertukaran
Antar barang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda dan barang yang
dipertukarkan termasuk dalam jenis barang ribawi. Riba utang piutang terbagi menjadi dua
yaitu riba qardh dan riba jahiliyah. Adapun riba jual beli terbagi menjadi riba fadl dan riba
nasi’ah.
1. Riba Qardh
Suatu manfaat atau tingkat kelebihan yang disyaratkan terhadap yang berhutang. Contoh :
Ahmad meminjam uang sebesar Rp. 25.000 kepada Adi. Adi mengharuskan dan
mensyaratkan agar Ahmad mengembalikan hutangnya kepada Adi sebesar Rp. 30.000 maka
tambahan Rp. 5.000 adalah riba Qardh.
2. Riba jahiliyah
Utang yang dibayar lebih dari pokoknya karena peminjam tidak mampu membayar
utangnya pada waktu yang ditentukan, dan biasa disebut juga dengan riba yad. Biasanya
tambahan ini bertambah sesuai dengan lama waktu si peminjam dan membayar utangnya.
3. Riba fadhl
Pertukaran antar barang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda, sedangkan
barang yang ditukarkan itu termasuk barang ribawi (emas, perak,gandum, tepung, kurma
dan garam). Contohnya tukar menukar emas dengan emas,perak dengan perak.
4. Riba Nasi’ah
penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang ditukarkan dengan
jenis barang ribawi lainnya, riba ini muncul karena adanya perbedaan atau tambahan antara
yang diserahkan hari ini dan yang diserahkan kemudian. Contoh :Seseorang meminjam
sekilo gandum dalam jangka waktu tertentu. Apabila saat pembayaran tiba, pihak yang
mempunyai hutang tidak dapat membayarnya maka ia harus menambah menjadi 1.5 kilo.
Yang maksudnya menambah pembayaran utangnya sesuai dengan pengunduran waktu
Pembayaran.

C. Dalil - dalil riba

Berikut adalah ayat-ayat dan hadits-hadits tentang riba

1. Allah SWT mengharamkan secara tegar praktik riba. Allah SWT berfirman:  
‫ َواَ َح َّل هّٰللا ُ ۡالبَ ۡي َع َو َح َّر َم الر ِّٰبوا‬ "Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba." (Al
Baqarah: 275).

2. Kemudian Allah juga memerintahkan orang-orang beriman untuk menghentikan


praktik riba. Allah berfirman: 

َ‫ ٰۤيـاَيُّهَا الَّ ِذ ۡينَ ٰا َمنُ وا اتَّقُ وا هّٰللا َ َو َذر ُۡوا َما بَقِ َى ِمنَ الرِّ ٰبٓ وا اِ ۡن ُك ۡنتُمۡ ُّم ۡؤ ِمنِ ۡين‬ "Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang beIum dipungut) jika kamu
orang-orang yang beriman" (Al Baqarah 278). 

3. Allah SWT mengancam akan memerangi orang-orang yang tidak menuruti


perintah-Nya untuk meninggalkan riba. Allah berfirman: 

ۚ‫ب ِّمنَ هّٰللا ِ َو َر ُس ۡولِ ٖ‌ه‬


ٍ ‫فَا ِ ۡن لَّمۡ ت َۡف َعلُ ۡوا فَ ۡا َذنُ ۡوا بِ َح ۡر‬  "Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan
sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan RasulNya akan memerangimu." (QS Al
Baqarah 279). 

1. Dalam hadits, Nabi ‫ ﷺ‬juga memerintahkan agar seorang muslim


menjauhi riba. Riba termasuk salah satu dari tujuh dosa besar. Nabi SAW bersabda: 

،ِّ‫س الَّتِي َح َّر َم هَّللا ُ إِالَّ بِ ْال َحق‬ ِّ ‫ َو‬،ِ ‫ك بِاهَّلل‬


ِ ‫ َوقَ ْت ُل النَّ ْف‬،ُ‫الس حْ ر‬ ِ ‫اجْ تَنِبُوا ال َّس ْب َع ْال ُموبِقَا‬
ِّ " ‫ َو َما ه َُّن قَ ا َل‬،ِ ‫ قَالُوا يَا َرسُو َل هَّللا‬." ‫ت‬
ُ ْ‫الش ر‬
ِ َ‫ت ْالغَافِال‬
"‫ت‬ ِ ‫ت ْال ُم ْؤ ِمنَا‬ َ ْ‫ َوقَ ْذفُ ْال ُمح‬،‫ف‬
ِ ‫صنَا‬ ِ ْ‫ َوالتَّ َولِّي يَوْ َم ال َّزح‬،‫ َوأَ ْك ُل َما ِل ْاليَتِ ِيم‬،‫َوأَ ْك ُل ال ِّربَا‬

"Jauhi tujuh hal yang membinasakan! Para sahabat berkata, "Wahai, Rasulullah!
apakah itu? Beliau bersabda, "Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang
diharamkan Allah tanpa haq, memakan harta riba, memakan harta anak yatim, lari
dari medan perang dan menuduh wanita beriman yang Ialai berzina" (Muttafaq
'alaih). 

2. Dosa riba setara dengan perbuatan dosa seseorang menzinahi ibundanya.


Diriwayatkan dari Baraa' bin 'Azib RA bersabda: 

 ‫َّجل أ َّمه‬
ِ ‫إتيان الر‬
ِ ‫" الرِّبا اثنان وسبعون بابًا أدناها مث ُل‬Dosa riba terdiri dari 72 pintu. Dosa riba yang
paling ringan adalah bagaikan seorang Iaki-Iaki yang menzinai ibu kandungnya." (HR
Thabrani). Salah seorang perawi hadits ini bernama Umar bin Rashid. Dia dhukumi
lemah oleh mayoritas ulama hadits. 

3. Lebih besar dari zina. Diriwayatkan dari Anas bin Malik RA bahwa Nabi
‫ ﷺ‬bersabda: 

‫إن ال درهم يص يبه الرجل من الربا أعظم عند اللهفي الخطيئة من ست وثالثين زنية يزنيها الرجل‬ "Sesungguhnya
satu dirham yang didapatkan seorang Iaki-laki dari hasil riba Iebih besar dosanya di
sisi Allah daripada berzina 36 kali."  (HR Ibnu Abi Dunya).

4. Laknat untuk para pelaku riba. Begitu besarnya dosa riba, pantas Rasulullah
melaknat pelakunya sebagaimana diriwayatkan Jabir RA,  

‫لَ َعنَ َرسُو ُل هَّللا ِ صلى هللا عليه وسلم آ ِك َل الرِّ بَا َو ُمو ِكلَهُ َو َكاتِبَهُ َو َشا ِه َد ْي ِه َوقَا َل هُ ْم َس َوا ٌء‬  "Rasulullah ‫ﷺ‬
mengutuk orang yang makan harta riba, yang memberikan riba, penulis transaksi
riba dan kedua saksi transaksi riba. Mereka semuanya sama (berdosa)." (HR
Muslim).
Bab III
Penutup

A. Kesimpulan
Dari urain di atas, maka dapat Disimpulkan bahwa riba merupakan
kegiatan Eksploitasi dan tidak memakai konsep etika Atau moralitas.
Masalah mengharamkan Transaksi yang mengandung unsur ribawi,
hal Ini disebabkan mendholimi orang lain dan Adanya unsur
ketidakadilan (unjustice). Para Ulama sepakat dan menyatakan
dengan tegas tentang pelarangan riba. Secara garis besar, riba ada
dua yaitu: riba akibat hutang Piutang dan riba akibat jual beli.
Berbicara riba identik dengan bunga bank atau rente, sering kita
dengar di tengah-tengah masyarakat bahwa rente disamakan dengan
riba. Pendapat itu disebabkan rente dan riba merupakan “bunga”
uang, karena mempunyai arti yang sama yaitu sama-sama bunga,
maka hukumnya sama yaitu haram.

Anda mungkin juga menyukai