Kelas XI
F IS IK A
Teori Kinetik Gas
Tujuan Pembelajaran
Keterangan:
PV = nRT
P = tekanan gas (N/m²);
Contoh Soal 1
Tentukan volume 1 mol gas pada suhu dan tekanan standar (0oC dan 1 atm).
Pembahasan:
Diketahui:
T = 0 + 273 = 273 K
R = 8,314 J/mol.K
P = 1 atm = 1,01 × 105 N/m2
Ditanya: V = …?
Dijawab:
Berdasarkan persamaan umum gas ideal, diperoleh:
PV nRT
nRT
V
P
1 8, 314 273
1, 01 105
0, 0224 m3
Jadi, volume 1 mol gas pada suhu dan tekanan standar adalah 0,0224 m³ atau 22,4 liter.
1. Hukum Boyle
Hukum Boyle menyatakan, “Jika suhu suatu gas dijaga konstan, maka tekanan gas
berbanding terbalik terhadap volumenya”. Pernyataan lain dari hukum ini adalah
hasil kali antara tekanan dan volume suatu gas pada suhu tertentu adalah tetap.
Keadaan gas dengan suhu tetap ini disebut isotermal. Secara matematis, persamaan
keadaannya dapat dituliskan sebagai berikut.
P1V1 = P2V2
Keterangan:
P1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m²);
P2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m²);
V1 = volume gas pada keadaan 1 (m³); dan
V2 = volume gas pada keadaan 2 (m³).
2. Hukum Charles
Hukum Charles menyatakan, “Jika tekanan suatu gas dijaga konstan, maka volume
gas sebanding dengan suhu mutlaknya”. Pernyataan lain dari hukum ini adalah hasil
bagi antara volume dan suhu suatu gas pada tekanan tertentu adalah tetap. Keadaan
gas dengan tekanan tetap ini disebut isobarik. Secara matematis, persamaan
keadaannya dapat dituliskan sebagai berikut.
V1 V2
=
T1 T2
Keterangan:
V1 = volume gas pada keadaan 1 (m³);
V2 = volume gas pada keadaan 2 (m³);
T1 = suhu gas pada keadaan 1 (K); dan
T2 = suhu gas pada keadaan 2 (K).
P1 P 2
=
T1 T2
Keterangan:
P1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2);
P2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2);
T1 = suhu gas pada keadaan 1 (K); dan
T2 = suhu gas pada keadaan 2 (K).
P1 V 1 P 2V 2
=
T1 T2
Keterangan:
V1 = volume gas pada keadaan 1 (m³);
V2 = volume gas pada keadaan 2 (m³);
T1 = suhu gas pada keadaan 1 (K);
T2 = suhu gas pada keadaan 2 (K);
P1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m²); dan
P2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m²).
Contoh Soal 2
Suatu gas ideal bertekanan 1 atm mengalami proses isotermal dari volume 1 m3 menjadi
2 m3. Perubahan tekanan pada proses tersebut adalah ....
Pembahasan:
Diketahui:
P1 = 1 atm = 105 N/m²
V1 = 1 m³
V2 = 2 m³
Dijawab:
Oleh karena prosesnya isotermal, maka suhunya konstan dan berlaku hukum Boyle
berikut.
P1V1 = P2V2
⇔ 105(1) = P2 · 2
⇔ P2 = 0,5 x 105 N/m2
Contoh Soal 3
Dalam suatu wadah tertutup terdapat 2 liter gas dengan suhu 227oC dan tekanan 2 atm.
Jika tekanan ditambah 2 atm pada proses isokorik, tentukan suhu gas akhir pada proses
tersebut.
Pembahasan:
Diketahui:
T1 = 227oC = 227 + 273 = 500 K
V1 = 2 liter
P1 = 2 atm
P2 = 2 + 2 = 4 atm
Ditanya: T2 = ...?
Dijawab:
Oleh karena prosesnya isokorik, maka volumenya konstan dan berlaku hukum Gay
Lussac berikut.
P1 P 2
T1 T2
2 4
500 T 2
2T 2 2000
T 2 1000 K
Jadi, suhu gas akhir pada proses tersebut adalah 1000 K atau 727oC.
Teori Kinetik Gas 5
Contoh Soal 4
Sebuah tangki yang berbentuk tabung memiliki lubang kecil. Tangki tersebut berisi gas
ideal dengan massa 10 kg dan tekanan 4 atm pada suhu 27oC. Jika tangki dipanaskan
hingga suhunya 47oC dan tekanannya berubah menjadi 3,2 atm (pemuaian tangki
diabaikan), massa gas yang keluar dari tangki sebanyak ....
Pembahasan:
Diketahui:
m1 = 10 kg
P1 = 4 atm
T1 = 27oC = 27 + 273 = 300 K
T2 = 47oC = 47 + 273 = 320 K
P2 = 3,2 atm
Ditanya: Δm = …?
Dijawab:
Berdasarkan persamaan umum gas ideal, diperoleh:
PV nRT
m
PV RT
Mr
m R T
V
P Mr
V1 V2
m1 R T 1 m2 R T 2
P1 Mr P 2 Mr
m1 T 1 m2 T 2
P1 P2
10 300 m2 320
4 3, 2
m2 7, 5 kg
Dengan demikian, massa gas yang keluar dari tangki dapat ditentukan sebagai berikut.
Δm = m1 - m2
= 10 - 7,5
= 2,5 kg
Jadi, massa gas yang keluar dari tangki sebanyak 2,5 kg.
Teori Kinetik Gas 6
Contoh Soal 5
Suatu gas ideal mula-mula menempati ruang dengan volume V dan tekanan P pada suhu
3
T. Jika suhu gas dinaikkan menjadi 3T dan tekanannya berubah menjadi P, berapakah
2
volume akhir gas tersebut?
Pembahasan:
Diketahui:
T1 = T
T2 = 3T
V1 = V
P1 = P
3
P2 = P
2
Ditanya: V2 = ...?
Dijawab:
Berdasarkan hukum Boyle-Gay Lussac, diperoleh:
P1V 1 P 2V 2
T1 T2
3
P V 2
P V 2
T 3T
1
V V2
2
V 2 2V
2
1N mv 2N
P P= E
3 V 3V K
3
EK = kT
2
Keterangan:
3
EK = energi
kT kinetik rata-rata molekul (J);
2
k = konstanta Boltzman (1,38 × 10–23 J/K)
T = suhu gas (K);
N = jumlah partikel;
n = jumlah mol gas (mol); dan
R = tetapan gas (8,314 J/mol.K).
Untuk N partikel:
3 3
=EK = NkT nRT
2 2
Dari hubungan energi kinetik gas ideal tersebut, dapat diperoleh persamaan untuk
menentukan kecepatan efektif gas pada ruang tertutup, yaitu sebagai berikut.
3
EK = kT
2
1 3
mv 2 = kT
2 2
Contoh Soal 6
Suhu gas mula-mula 300 K. Jika kelajuan efektif gas dijadikan tiga kali semula, berapakah
perubahan suhu yang dialami gas tersebut (°C)?
Pembahasan:
Diketahui:
T1 = 300 K
vrms · 1 = v
vrms · 2 = 3v
Ditanya: ΔT = ...?
Dijawab:
v rms1 T1
v rms2 T2
v 300
(kedua ruas dikuadratkan)
3v T2
1 300
9 T2
T2 2.700 K
Besarnya suhu gas setelah kelajuan efektif dijadikan tiga kali semula adalah 2.700 K.
T1 = 300 K = 300 – 273 = 27oC
T2 = 2.700 K = 2.700 – 273 = 2.427oC
Teori Kinetik Gas 9
Dengan demikian, diperoleh:
ΔT = T1 - T2
= 2.427 - 27
= 2.400oC
Jadi, besarnya perubahan suhu yang dialami gas tersebut adalah 2.400oC.
Berkaitan dengan derajat kebebasannya, energi dalam dari berbagai gas dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1. Energi dalam gas untuk gas monotomik (He, Ne, Ar)
3 3
U
= E=
k
NkT = nRT
2 2
3 3
=U = NkT nRT
2 2
5 5
=U = NkT nRT
2 2
7 7
=U = NkT nRT
2 2
Keterangan:
U = energi dalam gas (J);
N = jumlah partikel gas;
k = konstanta Boltzman (1,38 × 10–23 J/K);
T = suhu gas (K);
n = jumlah mol gas (mol); dan
R = tetapan gas (8,314 J/mol.K).
Teori Kinetik Gas 10
Contoh Soal 7
Berapa mol gas ideal dalam ruang tertutup yang mempunyai energi dalam 6 kJ pada
suhu 27oC jika gas tersebut monoatomik?
Pembahasan:
Diketahui:
U = 6 kJ = 6 × 103 J
R = 8,314 J/mol.K
T = 27 + 273 = 300 K
Ditanya: n = …?
Dijawab:
Berdasarkan rumus energi dalam gas untuk gas monoatomik, diperoleh:
3
U nRT
2
2 U
n
3 R T
2 (6 103 )
3 (8, 314 ) 300
1, 6 mol
1
EK f kT
2
Keterangan:
EK = energi rata-rata (J);
f = jumlah derajat kebebasan;
k = konstanta Boltzmann (1,38 × 10-23 J/K); dan
T = suhu mutlak (K).
1
EK f kT
2
1
EK 3 kT
2
3
EK kT
2
Secara matematis, energi kinetik rata-rata molekul gas monoatomik dapat dituliskan
dengan persamaan berikut.
3
EK = kT
2
Untuk gas monoatomik, biasanya digunakan suhu rendah (kurang dari 250 K).
Pada gas diatomik seperti hidrogen (H2), oksigen (O2), dan nitrogen (N2), molekul gas
tidak hanya melakukan gerak translasi. Akan tetapi, juga melakukan gerak rotasi
dan gerak vibrasi. Gambar (a) menunjukkan gerak molekul gas diatomik pada suhu
rendah (± 250 K). Pada suhu ini, molekul gas melakukan 3 gerak translasi dari pusat
massa. Ini berarti, nilai f = 3. Gambar (b) menunjukkan gerak molekul gas diatomik
pada suhu sedang (± 500 K). Pada suhu ini, selain melakukan 3 gerak translasi,
molekul gas juga melakukan 2 gerak rotasi terhadap berbagai sumbu. Ini berarti,
nilai f = 5. Sementara itu, Gambar (c) menunjukkan gerak molekul gas diatomik pada
suhu tinggi (± 1.000 K). Pada suhu ini, selain melakukan 3 gerak translasi dan 2 gerak
3
EK = kT
2
5
EK = kT
2
7
EK = kT
2
Jika tidak ada keterangan tentang suhu, dapat diasumsikan bahwa suhunya adalah
suhu sedang.
1
EK f kT
2
Dalam soal-soal, jenis gerakan yang dilakukan oleh molekul gas poliatomik pada
berbagai suhu akan disebutkan. Dengan begitu, nilai derajat kebebasaanya dapat
diketahui.
Energi kinetik rata-rata gas diatomik pada suhu 827oC adalah …. (k = 1,38 × 10-23 J/K)
A. 2,277 × 10-20 J
B. 3,795 × 10-20 J
C. 4,554 × 10-20 J
D. 5,313 × 10-20 J
E. 6,831 × 10-20 J
Pembahasan:
Diketahui:
Gas diatomik
T = 827oC = (827 + 273) K = 1.100 K
k = 1,38 × 10-23 J/K
Ditanya: EK = …?
Dijawab:
Oleh karena suhunya 1.100 K, maka digunakan persamaan energi kinetik rata-rata
molekul gas diatomik pada suhu tinggi. Ini berarti:
7
EK ==
EK kT
kT
2
7
EK == (1,38 × 10-23) (1100)
kT
2
= 5313 × 10-23 J
= 5,313 × 10-20 J
Jadi, energi kinetik rata-rata gas diatomik pada suhu 827oC adalah 5,313 × 10-20 J.
Jawaban: D
Contoh Soal 9
[Soal HOTS]
Sebanyak 500 g gas diatomik pada suhu 250 K mempunyai kalor jenis sebesar
1.235 J/kgK. Gas tersebut kemudian diberi kalor sebesar 216.125 J. Jika gas diatomik
memiliki massa molekul relatif 44 g/mol, energi kinetik gas tersebut setelah diberi kalor
adalah …. (k = 1,38 × 10-23 J/K)
Pembahasan:
Diketahui:
m = 500 g = 0,5 kg
T1 = 250 K
c = 1.235 J/kgK
Q = 216.125 J
Mr = 44 g/mol
k = 1,38 × 10-23 J/K
Ditanya: EK = …?
Dijawab:
Mula-mula, tentukan suhu gas setelah diberi kalor.
Q = mc∆T
⇔ Q = mc (T2 - T1)
⇔ 216125 = (0,5) (1235) (T2 - 250)
⇔ 216125 = (617,5) (T2 - 250)
216125
⇔ (T2 - 250) =
617, 5
⇔ (T2 - 250) = 350
⇔ T2 = 600 K
Oleh karena suhunya 600 K, maka digunakan persamaan energi kinetik rata-rata molekul
gas diatomik pada suhu sedang. Ini berarti:
5
EK
EK == kT
kT
2
5
EK == kT
(1,38 × 10-23)(600)
2
= 2070 × 10-23 J
= 2,07 × 10-20 J
Jadi, energi kinetik gas tersebut setelah diberi kalor adalah 2,07 × 10-20 J.
Jawaban: A