Anda di halaman 1dari 15

Kurikulum 2013 Revisi

Kelas XI
F IS IK A
Teori Kinetik Gas

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.


1. Memahami definisi gas ideal dan sifat-sifatnya.
2. Memahami persamaan umum gas ideal.
3. Memahami persamaan keadaan gas ideal.
4. Memahami tekanan dan energi kinetik gas ideal.
5. Memahami energi dalam gas ideal.
6. Memahami teorema ekipartisi energi.

A. Definisi Gas Ideal dan Sifat-Sifatnya


Teori kinetik gas adalah suatu teori yang menyelidiki sifat-sifat gas (mikroskopis)
berdasarkan tinjauan energi dan gaya antara partikel-partikel gas. Gas ideal merupakan
kumpulan dari partikel-partikel suatu zat yang jaraknya cukup jauh dibandingkan dengan
ukurannya. Gas ideal memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
1. Jumlah partikelnya banyak.
2. Tidak ada gaya tarik-menarik (interaksi) antarpartikel.
3. Ukuran partikel gas dapat diabaikan terhadap ukuran ruangan.
4. Setiap tumbukan antarpartikel gas dengan dinding ruangan terjadi secara lenting
sempurna.
5. Partikel gas yang berada di suatu ruangan tersebar secara merata.
6. Setiap partikel gas bergerak secara acak ke segala arah.
7. Berlaku hukum Newton tentang gerak.
8. Energi kinetik rata-rata molekul gas sebanding dengan suhu mutlaknya.
B. Persamaan Umum Gas Ideal
Gas ideal memiliki beberapa persamaan umum yang dapat dirangkum sebagai berikut.

Keterangan:
PV = nRT
P = tekanan gas (N/m²);

m Mr = massa molekul relatif (kg/mol);


PV = RT
Mr V = volume gas (m³);
Na = bilangan Avogadro = 6,02 × 1023 partikel/mol
m = 6,02 × 1026 partikel/kmol;
P  Mr  RT
V m = massa 1 partikel gas (kg);
R = tetapan gas (8,314 × 103 J/kmol.K = 8,314 J/mol.K);
P  Mr    RT
k = konstanta Boltzman (1,38 × 10–23 J/K );
N = jumlah partikel gas;
N
PV = RT n = jumlah mol gas (mol);
Na
ρ = massa jenis gas (kg/m3); dan
PV = NkT T = suhu gas (K).

Contoh Soal 1

Tentukan volume 1 mol gas pada suhu dan tekanan standar (0oC dan 1 atm).

Pembahasan:
Diketahui:
T = 0 + 273 = 273 K
R = 8,314 J/mol.K
P = 1 atm = 1,01 × 105 N/m2

Ditanya: V = …?

Dijawab:
Berdasarkan persamaan umum gas ideal, diperoleh:

PV  nRT
nRT
V 
P
1 8, 314  273 

1, 01  105

 0, 0224 m3

Jadi, volume 1 mol gas pada suhu dan tekanan standar adalah 0,0224 m³ atau 22,4 liter.

Teori Kinetik Gas 2


B. Persamaan Keadaan Gas Ideal
Keadaan suatu gas pada ruang tertutup ditentukan oleh tekanan, volume, suhu, dan
jumlah molekul suatu gas. Berdasarkan percobaan dan pengamatan yang dilakukan
oleh para ilmuwan, ditemukan beberapa hukum yang menerangkan hubungan variabel
keadaan suatu gas tersebut.

1. Hukum Boyle
Hukum Boyle menyatakan, “Jika suhu suatu gas dijaga konstan, maka tekanan gas
berbanding terbalik terhadap volumenya”. Pernyataan lain dari hukum ini adalah
hasil kali antara tekanan dan volume suatu gas pada suhu tertentu adalah tetap.
Keadaan gas dengan suhu tetap ini disebut isotermal. Secara matematis, persamaan
keadaannya dapat dituliskan sebagai berikut.

P1V1 = P2V2

Keterangan:
P1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m²);
P2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m²);
V1 = volume gas pada keadaan 1 (m³); dan
V2 = volume gas pada keadaan 2 (m³).

2. Hukum Charles
Hukum Charles menyatakan, “Jika tekanan suatu gas dijaga konstan, maka volume
gas sebanding dengan suhu mutlaknya”. Pernyataan lain dari hukum ini adalah hasil
bagi antara volume dan suhu suatu gas pada tekanan tertentu adalah tetap. Keadaan
gas dengan tekanan tetap ini disebut isobarik. Secara matematis, persamaan
keadaannya dapat dituliskan sebagai berikut.

V1 V2
=
T1 T2

Keterangan:
V1 = volume gas pada keadaan 1 (m³);
V2 = volume gas pada keadaan 2 (m³);
T1 = suhu gas pada keadaan 1 (K); dan
T2 = suhu gas pada keadaan 2 (K).

3. Hukum Gay Lussac


Hukum Gay Lussac menyatakan, "Jika volume suatu gas dijaga konstan, maka
tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya". Pernyataan lain dari hukum ini

Teori Kinetik Gas 3


adalah hasil bagi antara tekanan dan suhu suatu gas pada volume tertentu adalah
tetap. Keadaan gas dengan volume tetap ini disebut isokorik. Secara matematis,
persamaan keadaannya dapat dituliskan sebagai berikut.

P1 P 2
=
T1 T2

Keterangan:
P1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2);
P2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2);
T1 = suhu gas pada keadaan 1 (K); dan
T2 = suhu gas pada keadaan 2 (K).

4. Hukum Boyle-Gay Lussac


Hukum Boyle-Gay Lussac menyatakan, “Hasil kali antara tekanan dan volume dibagi
temperatur pada sejumlah partikel atau mol gas adalah tetap”. Secara matematis,
persamaan keadaannya dapat dituliskan sebagai berikut.

P1 V 1 P 2V 2
=
T1 T2

Keterangan:
V1 = volume gas pada keadaan 1 (m³);
V2 = volume gas pada keadaan 2 (m³);
T1 = suhu gas pada keadaan 1 (K);
T2 = suhu gas pada keadaan 2 (K);
P1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m²); dan
P2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m²).

Contoh Soal 2

Suatu gas ideal bertekanan 1 atm mengalami proses isotermal dari volume 1 m3 menjadi
2 m3. Perubahan tekanan pada proses tersebut adalah ....

Pembahasan:
Diketahui:
P1 = 1 atm = 105 N/m²
V1 = 1 m³
V2 = 2 m³

Teori Kinetik Gas 4


Ditanya: ΔP = ...?

Dijawab:
Oleh karena prosesnya isotermal, maka suhunya konstan dan berlaku hukum Boyle
berikut.

P1V1 = P2V2
⇔ 105(1) = P2 · 2
⇔ P2 = 0,5 x 105 N/m2

Dengan demikian, perubahan tekanannya adalah sebagai berikut.


ΔP = P2 – P1 = 0,5 × 105 – 105 = –0,5 × 105 N/m2

Jadi, perubahan tekanannya adalah –0,5 × 105 N/m2.

Contoh Soal 3

Dalam suatu wadah tertutup terdapat 2 liter gas dengan suhu 227oC dan tekanan 2 atm.
Jika tekanan ditambah 2 atm pada proses isokorik, tentukan suhu gas akhir pada proses
tersebut.

Pembahasan:
Diketahui:
T1 = 227oC = 227 + 273 = 500 K
V1 = 2 liter
P1 = 2 atm
P2 = 2 + 2 = 4 atm

Ditanya: T2 = ...?

Dijawab:
Oleh karena prosesnya isokorik, maka volumenya konstan dan berlaku hukum Gay
Lussac berikut.

P1 P 2

T1 T2
2 4
 
500 T 2
 2T 2  2000

 T 2  1000 K

Jadi, suhu gas akhir pada proses tersebut adalah 1000 K atau 727oC.
Teori Kinetik Gas 5
Contoh Soal 4

Sebuah tangki yang berbentuk tabung memiliki lubang kecil. Tangki tersebut berisi gas
ideal dengan massa 10 kg dan tekanan 4 atm pada suhu 27oC. Jika tangki dipanaskan
hingga suhunya 47oC dan tekanannya berubah menjadi 3,2 atm (pemuaian tangki
diabaikan), massa gas yang keluar dari tangki sebanyak ....

Pembahasan:
Diketahui:
m1 = 10 kg
P1 = 4 atm
T1 = 27oC = 27 + 273 = 300 K
T2 = 47oC = 47 + 273 = 320 K
P2 = 3,2 atm

Ditanya: Δm = …?

Dijawab:
Berdasarkan persamaan umum gas ideal, diperoleh:

PV  nRT
m
 PV  RT
Mr
m  R T
V 
P  Mr

Oleh karena prosesnya isokorik, maka:

V1  V2

m1  R  T 1 m2  R  T 2
 
P1  Mr P 2  Mr
m1  T 1 m2  T 2
 
P1 P2
10  300  m2  320 
 
4 3, 2
 m2  7, 5 kg

Dengan demikian, massa gas yang keluar dari tangki dapat ditentukan sebagai berikut.
Δm = m1 - m2
= 10 - 7,5
= 2,5 kg

Jadi, massa gas yang keluar dari tangki sebanyak 2,5 kg.
Teori Kinetik Gas 6
Contoh Soal 5

Suatu gas ideal mula-mula menempati ruang dengan volume V dan tekanan P pada suhu
3
T. Jika suhu gas dinaikkan menjadi 3T dan tekanannya berubah menjadi P, berapakah
2
volume akhir gas tersebut?

Pembahasan:
Diketahui:
T1 = T
T2 = 3T
V1 = V
P1 = P
3
P2 = P
2

Ditanya: V2 = ...?

Dijawab:
Berdasarkan hukum Boyle-Gay Lussac, diperoleh:

P1V 1 P 2V 2

T1 T2
3
P V 2
P V 2
 
T 3T
1
V  V2
2
 V 2  2V

Jadi, volume akhir gas adalah dua kali volume semula.

C. Tekanan Gas Ideal


Adanya tekanan gas di dalam ruang tertutup diakibatkan oleh adanya benturan-benturan
partikel gas pada dinding tempat gas berada. Besarnya tekanan gas dapat dituliskan
sebagai fungsi energi kinetik rata-rata molekul berikut.

2
1N mv 2N
P P= E
3 V 3V K

Teori Kinetik Gas 7


Keterangan:
2N
P= E = energi kinetik rata-rata partikel gas (J);
3V K
N = jumlah partikel gas;
2
1 N  m  v = kecepatan rata-rata partikel gas (m/s);
P
3 V m = massa partikel gas (kg);
P = tekanan gas (N/m2); dan
V = volume gas (m3).

D. Energi Kinetik Gas Ideal


Sesuai dengan sifat gas ideal, tiap partikel gas akan selalu bergerak dengan energi kinetik
tertentu. Besarnya energi kinetik gas ideal dapat dirumuskan sebagai berikut.

3
EK = kT
2

Keterangan:
3
EK = energi
kT kinetik rata-rata molekul (J);
2
k = konstanta Boltzman (1,38 × 10–23 J/K)
T = suhu gas (K);
N = jumlah partikel;
n = jumlah mol gas (mol); dan
R = tetapan gas (8,314 J/mol.K).

Untuk N partikel:

3 3
=EK = NkT nRT
2 2

Dari hubungan energi kinetik gas ideal tersebut, dapat diperoleh persamaan untuk
menentukan kecepatan efektif gas pada ruang tertutup, yaitu sebagai berikut.

3
EK = kT
2
1 3
mv 2 = kT
2 2

3kT 3RT 3nRT 3P


v rms = v rms = v rms = v rms 
m Mr m 

Teori Kinetik Gas 8


Keterangan:
vrms = kecepatan efektif (m/s);
k = konstanta Boltzman (1,38 × 10–23 J/K);
T = suhu gas (K);
m = massa partikel gas (kg);
Mr = massa molekul relatif (kg/mol);
n = jumlah mol gas (mol);
R = tetapan gas (8,314 J/mol K);
P = tekanan gas (N/m2); dan
ρ = massa jenis gas (kg/m3).

Contoh Soal 6

Suhu gas mula-mula 300 K. Jika kelajuan efektif gas dijadikan tiga kali semula, berapakah
perubahan suhu yang dialami gas tersebut (°C)?

Pembahasan:
Diketahui:
T1 = 300 K
vrms · 1 = v
vrms · 2 = 3v

Ditanya: ΔT = ...?

Dijawab:

SUPER "Solusi Quipper"

v rms1 T1

v rms2 T2

v 300
  (kedua ruas dikuadratkan)
3v T2

1 300
 
9 T2

 T2  2.700 K

Besarnya suhu gas setelah kelajuan efektif dijadikan tiga kali semula adalah 2.700 K.
T1 = 300 K = 300 – 273 = 27oC
T2 = 2.700 K = 2.700 – 273 = 2.427oC
Teori Kinetik Gas 9
Dengan demikian, diperoleh:
ΔT = T1 - T2
= 2.427 - 27
= 2.400oC

Jadi, besarnya perubahan suhu yang dialami gas tersebut adalah 2.400oC.

E. Energi Dalam Gas Ideal


Telah kita ketahui bahwa sejumlah gas ideal mengandung N partikel dan setiap partikel
memiliki energi kinetik tertentu. Jumlah energi kinetik partikel-partikel gas ideal
tersebutlah yang dinamakan dengan energi dalam gas (U).

Berkaitan dengan derajat kebebasannya, energi dalam dari berbagai gas dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1. Energi dalam gas untuk gas monotomik (He, Ne, Ar)

3 3
U
= E=
k
NkT = nRT
2 2

2. Energi dalam gas untuk gas diatomik (H2, N2, O2)


a. Pada suhu rendah (± 300 K):

3 3
=U = NkT nRT
2 2

b. Pada suhu sedang (± 500 K):

5 5
=U = NkT nRT
2 2

c. Pada suhu tinggi (± 1.000 K):

7 7
=U = NkT nRT
2 2

Keterangan:
U = energi dalam gas (J);
N = jumlah partikel gas;
k = konstanta Boltzman (1,38 × 10–23 J/K);
T = suhu gas (K);
n = jumlah mol gas (mol); dan
R = tetapan gas (8,314 J/mol.K).
Teori Kinetik Gas 10
Contoh Soal 7

Berapa mol gas ideal dalam ruang tertutup yang mempunyai energi dalam 6 kJ pada
suhu 27oC jika gas tersebut monoatomik?

Pembahasan:
Diketahui:
U = 6 kJ = 6 × 103 J
R = 8,314 J/mol.K
T = 27 + 273 = 300 K

Ditanya: n = …?

Dijawab:
Berdasarkan rumus energi dalam gas untuk gas monoatomik, diperoleh:

3
U nRT
2
2 U
n
3  R T
2 (6  103 )

3 (8, 314 ) 300
 1, 6 mol

Jadi, ada 1,6 mol gas ideal dalam ruang tersebut.

G. Teorema Ekipartisi Energi


Teorema ekipartisi energi adalah teorema yang merelasikan temperatur suatu sistem
dengan energi rata-ratanya. Jenis gerakan yang dibuat oleh partikel gas karena pengaruh
suhu disebut dengan derajat kebebasan. Energi kinetik rata-rata setiap partikel yang
memiliki derajat kebebasan dapat ditentukan dengan persamaan berikut.

1 
EK  f  kT 
2 

Keterangan:
EK = energi rata-rata (J);
f = jumlah derajat kebebasan;
k = konstanta Boltzmann (1,38 × 10-23 J/K); dan
T = suhu mutlak (K).

Teori Kinetik Gas 11


1. Derajat Kebebasan Molekul Gas Monoatomik
Pada gas monoatomik seperti helium (He), neon (Ne), dan argon (Ar), molekul gas
hanya melakukan gerak translasi. Gerak translasi yang dilakukan memiliki tiga
kemungkinan arah, yaitu sumbu X, sumbu Y, dan sumbu Z. Dengan demikian, pada
gas monoatomik terdapat 3 derajat kebebasan. Oleh karena f = 3, maka:

1 
EK  f  kT 
2 
1 
 EK  3  kT 
2 
3
 EK  kT
2

Secara matematis, energi kinetik rata-rata molekul gas monoatomik dapat dituliskan
dengan persamaan berikut.

3
EK = kT
2

Untuk gas monoatomik, biasanya digunakan suhu rendah (kurang dari 250 K).

2. Derajat Kebebasan Molekul Gas Diatomik


Perhatikan gambar berikut.

Pada gas diatomik seperti hidrogen (H2), oksigen (O2), dan nitrogen (N2), molekul gas
tidak hanya melakukan gerak translasi. Akan tetapi, juga melakukan gerak rotasi
dan gerak vibrasi. Gambar (a) menunjukkan gerak molekul gas diatomik pada suhu
rendah (± 250 K). Pada suhu ini, molekul gas melakukan 3 gerak translasi dari pusat
massa. Ini berarti, nilai f = 3. Gambar (b) menunjukkan gerak molekul gas diatomik
pada suhu sedang (± 500 K). Pada suhu ini, selain melakukan 3 gerak translasi,
molekul gas juga melakukan 2 gerak rotasi terhadap berbagai sumbu. Ini berarti,
nilai f = 5. Sementara itu, Gambar (c) menunjukkan gerak molekul gas diatomik pada
suhu tinggi (± 1.000 K). Pada suhu ini, selain melakukan 3 gerak translasi dan 2 gerak

Teori Kinetik Gas 12


rotasi, molekul gas juga melakukan 2 gerak vibrasi sepanjang sumbu molekul. Ini
berarti, nilai f = 7. Dengan demikian, sebuah molekul gas diatomik dapat memiliki
sampai tujuh derajat kebebasan yang memberi kontribusi terhadap energi kinetik
rata-ratanya. Persamaan energi kinetik rata-rata molekul gas diatomik pada berbagai
suhu dapat ditentukan dengan persamaan berikut.
a. Suhu rendah (± 250 K)
Oleh karena f = 3, maka:

3
EK = kT
2

b. Suhu sedang (± 500 K)


Oleh karena f = 5, maka:

5
EK = kT
2

c. Suhu tinggi (± 1.000 K)


Oleh karena f = 7, maka:

7
EK = kT
2

Jika tidak ada keterangan tentang suhu, dapat diasumsikan bahwa suhunya adalah
suhu sedang.

3. Derajat Kebebasan Molekul Gas Poliatomik


Gas poliatomik (lebih dari 2 atom) memiliki derajat kebebasan yang lebih banyak
dan getaran yang lebih kompleks. Secara umum, energi kinetik rata-rata molekul gas
poliatomik dapat dinyatakan sebagai berikut.

1 
EK  f  kT 
2 

Dalam soal-soal, jenis gerakan yang dilakukan oleh molekul gas poliatomik pada
berbagai suhu akan disebutkan. Dengan begitu, nilai derajat kebebasaanya dapat
diketahui.

Teori Kinetik Gas 13


Contoh Soal 8

Energi kinetik rata-rata gas diatomik pada suhu 827oC adalah …. (k = 1,38 × 10-23 J/K)
A. 2,277 × 10-20 J
B. 3,795 × 10-20 J
C. 4,554 × 10-20 J
D. 5,313 × 10-20 J
E. 6,831 × 10-20 J

Pembahasan:
Diketahui:
Gas diatomik
T = 827oC = (827 + 273) K = 1.100 K
k = 1,38 × 10-23 J/K

Ditanya: EK = …?

Dijawab:
Oleh karena suhunya 1.100 K, maka digunakan persamaan energi kinetik rata-rata
molekul gas diatomik pada suhu tinggi. Ini berarti:

7
EK ==
EK kT
kT
2
7
EK == (1,38 × 10-23) (1100)
kT
2

= 5313 × 10-23 J
= 5,313 × 10-20 J

Jadi, energi kinetik rata-rata gas diatomik pada suhu 827oC adalah 5,313 × 10-20 J.
Jawaban: D

Contoh Soal 9

[Soal HOTS]

Sebanyak 500 g gas diatomik pada suhu 250 K mempunyai kalor jenis sebesar
1.235 J/kgK. Gas tersebut kemudian diberi kalor sebesar 216.125 J. Jika gas diatomik
memiliki massa molekul relatif 44 g/mol, energi kinetik gas tersebut setelah diberi kalor
adalah …. (k = 1,38 × 10-23 J/K)

Teori Kinetik Gas 14


A. 2,07 × 10-20 J
B. 7,02 × 10-20 J
C. 138 × 10-23 J
D. 831 × 10-23 J
E. 6,9 × 10-20 J

Pembahasan:
Diketahui:
m = 500 g = 0,5 kg
T1 = 250 K
c = 1.235 J/kgK
Q = 216.125 J
Mr = 44 g/mol
k = 1,38 × 10-23 J/K

Ditanya: EK = …?

Dijawab:
Mula-mula, tentukan suhu gas setelah diberi kalor.

Q = mc∆T
⇔ Q = mc (T2 - T1)
⇔ 216125 = (0,5) (1235) (T2 - 250)
⇔ 216125 = (617,5) (T2 - 250)
216125
⇔ (T2 - 250) =
617, 5
⇔ (T2 - 250) = 350
⇔ T2 = 600 K

Oleh karena suhunya 600 K, maka digunakan persamaan energi kinetik rata-rata molekul
gas diatomik pada suhu sedang. Ini berarti:

5
EK
EK == kT
kT
2
5
EK == kT
(1,38 × 10-23)(600)
2

= 2070 × 10-23 J
= 2,07 × 10-20 J

Jadi, energi kinetik gas tersebut setelah diberi kalor adalah 2,07 × 10-20 J.
Jawaban: A

Teori Kinetik Gas 15

Anda mungkin juga menyukai