Anda di halaman 1dari 19

ISSN 1829-8001

Terakreditasi Nomor: 10/E/KPT/2019 E-ISSN 2502-7476

Jurnal Penelitian

Politik Vol.17, No.2, Desember 2020

KONSTELASI POLITIK
DI TENGAH PANDEMI COVID-19 (I)
Asesmen Publik Atas Kinerja Pemerintah Indonesia Menangani Wabah Covid-19:
Sebuah Penjelasan Ekonomi Politik
Konstelasi Politik di Tengah Pandemi:
Potensi Bertambahnya Dukungan Partai Politik Bagi Pemerintah
Kepemimpinan Lokal di Masa Pandemi Covid-19:
Respons, Kebijakan, dan Panggung Elektoral
Peran Militer dalam Penanganan Pandemi Covid-19
dan Dinamika Pengawasannya di Indonesia
Kepentingan Politik Donald Trump dan Xi Jinping dalam Meningkatkan
Relasi Konfliktual Antara AS-Tiongkok di Masa Pandemi Covid-19
Perspektif Nasionalisme Ekonomi dalam Kebijakan Mitigasi Covid-19
di Vietnam Dan Taiwan

Sinergi Motif Politik dan Motif Normatif


dalam Diplomasi Kemanusiaan Tiongkok Pada Masa Pandemi Covid-19

REVIEW BUKU
Diplomasi dan Pembangunan Konektivitas Maritim Indonesia
dalam Konstelasi Politik Global

Jurnal Penelitian Jakarta, ISSN


Vol. 17 No. 2 Hlm. 159-308
Politik Desember 2020 1829-8001
Jurnal Jurnal Pusat Penelitian Politik-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2 Politik-LIPI) merupakan
Penelitian Politik media pertukaran pemikiran mengenai masalah-masalah strategis yang terkait dengan bidang-
bidang politik nasional, lokal, dan internasional; khususnya mencakup berbagai tema seperti
demokratisasi, pemilihan umum, konflik, otonomi daerah, pertahanan dan keamanan, politik luar
negeri dan diplomasi, dunia Islam serta isu-isu lain yang memiliki arti strategis bagi bangsa dan
negara Indonesia.

P2 Politik-LIPI sebagai pusat penelitian milik pemerintah, dewasa ini dihadapkan pada tuntutan
dan tantangan baru, baik yang bersifat akademik maupun praktis kebijakan, khususnya yang
berkaitan dengan persoalan dengan otonomi daerah, demokrasi, HAM dan posisi Indonesia dalam
percaturan regional dan internasional. Secara akademik, P2 Politik-LIPI dituntut menghasilkan
kajian-kajian unggulan yang bisa bersaing dan menjadi rujukan ilmiah, baik pada tingkat nasional
maupun internasional. Sementara secara moral, P2 Politik-LIPI dituntut untuk memberikan arah
dan pencerahan bagi masyarakat dalam rangka membangun Indonesia baru yang rasional, adil,
dan demokratis. Karena itu, kajian-kajian yang dilakukan tidak semata-mata berorientasi praksis
kebijakan, tetapi juga pengembangan ilmu-ilmu pengetahuan sosial, khususnya perambahan
konsep dan teori-teori baru ilmu politik, perbandingan politik, studi kawasan dan ilmu hubungan
internasional yang memiliki kemampuan menjelaskan berbagai fenomena sosial-politik, baik
lokal, nasional, regional maupun internasional.

Mitra Bestari Prof. Dr. Firman Noor, M.A (Ahli Kajian Pemikiran Politik, Pemilu dan Kepartaian)
Prof. Dr. Dewi Fortuna Anwar, M.A (Ahli Kajian Hubungan Internasional)
Prof. Dr. Tri Nuke Pudjiastuti, M.A (Ahli Kajian Hubungan Internasional)
Prof. Dr. R. Siti Zuhro, M.A (Ahli Kajian Otonomi Daerah dan Politik Lokal)
Prof. Dr. Lili Romli (Ahli Kajian Pemilu dan Kepartaian)
Dr. Siswanto (Ahli Kajian Hubungan Internasional)
Dr. Ganewati Wuryandari, M.A (Ahli Kajian Hubungan Internasional)
Dr. Kurniawati Hastuti Dewi, M.A (Ahli Gender dan Politik)
Drs. Hamdan Basyar, M.Si (Ahli Kajian Timur Tengah dan Politik Islam)
Prof. Dr. Indria Samego (Ahli Kajian Ekonomi Politik dan Keamanan )
Prof. Dr. Ikrar Nusa Bhakti (Ahli Kajian Politik Internasional dan Keamanan )
Prof. Dr. Tirta Mursitama (Ahli Kajian Hubungan Internasional)
Dr. Alfitra Salam (Ahli Kajian Pemilu dan Demokrasi)
Dr. Sri Budi Eko Wardani, M.Si (Ahli Kajian Pemilu dan Kepartaian)
Dr. Yon Machmudi, M.A (Ahli Studi Islam dan Timur Tengah)

Penanggung Jawab Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI


Pemimpin Redaksi Hayati Nufus, S.Hum., LL.M

Dewan Redaksi Dr. Sri Nuryanti (Ahli Kajian Kepartaian dan Pemilu)
Dr. Dhurorudin Mashad (Ahli Kajian Islam dan Timur Tengah)
M. Nurhasim, S. IP, M. Si (Ahli Kajian Pemilu dan Kepartaian)
Dra. Awani Irewati, M.A (Ahli Kajian ASEAN dan Perbatasan)
Sandy Nur Ikfal R, M.Si.(Han) (Ahli Kajian Hubungan Internasional dan Perbatasan)

Sekretaris Redaksi Dini Rahmiati, S.Sos., M.Si


Esty Ekawati, M.IP.
Tri Rainny Syafarani, S.Sos, M.A., M.SE
Sutan Sorik, S.H.
Putri Ariza Kristimanta, M.Si.(Han)

Layouter Anggih Tangkas Wibowo, ST., MMSi


Produksi dan Sirkulasi Adiyatnika, S.Kom
Alamat Redaksi Pusat Penelitian Politik-LIPI, Widya Graha LIPI, Lantai III & XI
Jl. Jend. Gatot Subroto No. 10 Jakarta Selatan 12710
Telp/Faks. (021) 520 7118, E-mail: penerbitan.p2p@gmail.com
Website: www.politik.lipi.go.id | http://ejournal.politik.lipi.go.id/index.php/jpp

ISSN p-: 1829-8001, e: 2502-7476


Terakreditasi Kemeristek Dikti Nomor 10/E/KPT/2019
Vol. 17, No. 2, Desember 2020

DAFTAR ISI
Daftar Isi i–ii
Catatan Redaksi iii–vi
Artikel
• Asesmen Publik Atas Kinerja Pemerintah Indonesia 159–178
Menangani Wabah Covid-19: Sebuah Penjelasan Ekonomi
Politik
Saiful Mujani
• Konstelasi Politik di Tengah Pandemi: Potensi Bertambahnya 179–194
Dukungan Partai Politik Bagi Pemerintah
M. Prakoso Aji
• Kepemimpinan Lokal di Masa Pandemi Covid-19: 195–218
Respons, Kebijakan, dan Panggung Elektoral
Ridho Imawan Hanafi, Imam Syafii, Mario Surya Ramadhan,
Pandu Prayoga
• Peran Militer dalam Penanganan Pandemi Covid-19 dan 219-234
Dinamika Pengawasannya di Indonesia
Diandra Megaputri Mengko, Aulia Fitri
• Kepentingan Politik Donald Trump dan Xi Jinping dalam 235-254
Meningkatkan Relasi Konfliktual Antara AS-Tiongkok
di Masa Pandemi Covid-19
Rangga Amalul Akhli, Galby Rifqi Samhudi
• Perspektif Nasionalisme Ekonomi dalam Kebijakan Mitigasi 255–268
Covid-19 di Vietnam dan Taiwan
Arinda Widya Laraswati
• Sinergi Motif Politik dan Motif Normatif dalam Diplomasi 269–294
Kemanusiaan Tiongkok Pada Masa Pandemi Covid-19
R.A. Rizka Fiani Prabaningtyas, Atin Prabandari

Review Buku • Diplomasi dan Pembangunan Konektivitas Maritim Indonesia 295-304


dalam Konstelasi Politik Global
Hardi Alunaza SD

Tentang Penulis 305-308


CATATAN REDAKSI

World Health Organization (WHO) menangani pandemi Covid-19 di tanah air. Studi
mendeklarasikan Covid-19 sebagai pandemi tersebut memberikan sumbangan baru dari sisi
global pada tanggal 11 Maret 2020. Covid-19 data dan model teoretis untuk menjelaskan
menyebar dengan cepat ke seluruh dunia kinerja pemerintah Indonesia dalam kasus
dan berdampak pada kesehatan publik dan penanganan wabah Covid-19.
perekonomian global. Selain itu, Covid-19
Artikel kedua ditulis oleh M. Prakoso Aji
juga memiliki implikasi politik yang memaksa
dengan judul “Konstelasi Politik di Tengah
negara-negara di dunia untuk menyesuaikan
Pandemi: Potensi Bertambahnya Dukungan
kebijakannya. Hampir seluruh negara di
Partai Politik Bagi Pemerintah”. Tulisan
dunia harus bergerak cepat untuk menerapkan
ini memaparkan konstelasi politik Indonesia
langkah-langkah efektif agar terhindar dari
di masa pandemi Covid-19 sekaligus melihat
krisis kesehatan, ekonomi, maupun politik. Hal
potensi bertambahnya dukungan politik bagi
tersebut tentu menjadi ujian bagi kapabilitas
pemerintah dengan kemungkinan bergabungnya
dan kualitas kepemimpinan pemerintahan baik
PAN dan Partai Demokrat. Temuan penelitian
di tingkat global, nasional, maupun lokal. Di
yang dilakukan M. Prakoso Aji menunjukkan
sisi lain, Covid-19 juga merupakan ujian bagi
bahwa konstelasi politik di tengah pandemi
komitmen terhadap prinsip demokrasi, misalnya
akan membuat partai-partai yang belum
dalam menjamin penyampaian aspirasi di ruang
bergabung dengan koalisi pemerintah, kecuali
publik dan memberi kebebasan bagi rakyat
PKS, memiliki potensi tinggi untuk bergabung
untuk terlibat dalam roda pemerintahan.
karena ingin membantu mengatasi pandemi
Pandemi Covid-19 bukan merupakan secara bersama-sama.
masalah satu negara saja, tetapi saat ini
Dalam artikel ketiga yang berjudul
telah menjadi masalah internasional yang
“Kepemimpinan Lokal di Masa Pandemi
penyelesainnya juga membutuhkan solusi
Covid-19: Respons, Kebijakan, dan
global. Latar belakang kondisi politik di
Panggung Elektoral” dibahas mengenai
atas mendorong redaksi untuk mengangkat
respons dan kebijakan kepala daerah di empat
judul “Konstelasi Politik di Tengah Pandemi
provinsi: Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa
Covid-19 (I)” sebagai tema dalam terbitan
Barat, Provinsi Jawa Tengah, dan Provinsi
Jurnal Penelitian Politik Volume 17, No. 2
Jawa Timur dalam menghadapi pandemi
Tahun 2020. Edisi kali ini menyajikan delapan
COVID-19. Ridho Imawan Hanafi, dkk.
tulisan yang terdiri dari tujuh artikel ilmiah dan
melalui tulisannya mengungkapkan bahwa
satu naskah review buku.
untuk menghadapi pandemi, para pemimpin
Artikel pertama berjudul “Asesmen lokal melakukan koordinasi dengan pemimpin
Publik Atas Kinerja Pemerintah Indonesia pusat, mengeluarkan kebijakan-kebijakan
Menangani Wabah Covid-19: Sebuah publik di daerah, dan mendorong partisipasi
Penjelasan Ekonomi-Politik” mengulas aktif warga. Tidak hanya berupaya untuk
tentang evaluasi publik terhadap kinerja mengendalikan penyebaran virus di level sub-
pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19 nasional, kinerja-kinerja para pemimpin daerah
dan faktor-faktor penyebabnya. Saiful Mujani juga memunculkan penilaian publik yang dapat
melalui tulisannya yang bersandar pada data mendorong prospek kepemimpinan politik
yang diambil dari serangkaian survei opini pub- pemimpin lokal ke panggung politik nasional.
lik nasional menemukan bahwa model ekonomi
Sementara itu, artikel keempat yang ditulis
politik dapat digunakan untuk menjelaskan
oleh Diandra Megaputri Mengko dan Aulia Fitri
asesmen publik pada kinerja pemerintah dalam
menganalisis problematika peran militer dalam

Catatan Redaksi | iii


penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia liberal dalam membentuk tata kelola
serta dinamika pengawasannya. Artikel berjudul kesehatan. Hasil penelitian ini dipaparkan
“Peran Militer dalam Penanganan Pandemi secara komprehensif oleh Arinda Widya
Covid-19 dan Dinamika Pengawasannya Laraswati dalam artikel berjudul “Perspektif
di Indonesia” menunjukkan bahwa ada Nasionalisme Ekonomi dalam Kebijakan
empat problem dalam pelibatan militer, yaitu Mitigasi Covid-19 di Vietnam dan Taiwan".
persoalan legalitas, urgensi, dampak kepada
Tiongkok, sebagai negara pertama yang
profesionalisme, dan persoalan keselamatan
terserang Covid-19, juga termasuk negara yang
prajurit. Sementara itu, dari sisi dinamika
berhasil menekan dampak buruk Covid-19.
pengawasan, pengawasan yang ada belum cukup
Tiongkok bahkan turut memberikan bantuan
memadai untuk mendorong perbaikan pelibatan
bagi negara lain. Di balik kesuksesan tersebut,
militer yang legal maupun proporsional. Hal ini
diplomasi Tiongkok juga memiliki tujuan
pada akhirnya memunculkan risiko serius bagi
lain, salah satunya untuk meningkatkan
kemuduran demokrasi, reformasi militer, dan
citra Tiongkok di tingkat global. Diplomasi
profesionalisme militer itu sendiri.
kemanusiaan Tiongkok dalam konteks
Selain melihat konstelasi politik di tengah memerangi pandemi Covid-19 merupakan
pandemi Covid-19 pada tingkat nasional dan sinergi antara motif normatif dan politik
lokal, penting juga untuk melihat konstelasi untuk memenuhi tiga kepentigan utama, yakni
politik di tingkat internasional. Dalam tulisan tanggung jawab normatif, manajemen stigma
berjudul “Kepentingan Politik Donald Trump untuk mempertahankan reputasi internasional,
dan Xi Jinping dalam Meningkatkan Relasi dan legitimasi domestik dari pemerintah pusat.
Konfliktual Antara AS-Tiongkok di Masa Pemetaan terhadap pola pelaksanaan diplomasi
Pandemi Covid-19”, Rangga Amalul Akhli dan kemanusiaan Tiongkok sebagai emerging
Galby Rifqi Samhudi menganalisis kebijakan powers digambarkan oleh R.A. Rizka Fiani
yang diaplikasikan Trump dan Xi Jinping pada Prabaningtyas dan Atin Prabandari dalam
masa pandemi Covid-19, serta motif di balik artikel ketujuh yang berjudul “Sinergi Motif
kebijakan tersebut. Dengan menggunakan Politik dan Motif Normatif dalam Diplomasi
perspektif teori kepemimpinan, tulisan ini Kemanusiaan Tiongkok pada Masa Pandemi
menyimpulkan bahwa kebijakan yang ditempuh Covid-19”.
oleh Trump dan Xi merupakan refleksi
Selain tujuh artikel di atas, penerbitan kali
karakter personal keduanya dan upaya mereka
ini juga memuat review buku yang ditulis oleh
mempertahankan kekuasaan yang dimiliki pada
Hardi Alunaza S.D dengan judul “Diplomasi
saat ini.
dan Pembangunan Konektivitas Maritim
Respons suatu negara terhadap pandemi Indonesia dalam Konstelasi Politik Global”.
Covid-19 yang berbeda-beda turut menentukan Visi Pemerintahan Jokowi terkait poros maritim
keberhasilannya dalam menangani penyebaran dunia bukan hanya telah melahirkan banyak
pandemi di negara tertentu. Vietnam dan Taiwan mega proyek yang mengandung peluang,
adalah contoh negara yang kebijakannya namun juga dapat membawa ancaman dari sisi
berhasil menekan angka penyebaran Covid-19 keamanan. Hardi Alunaza S.D dalam artikel
di wilayah mereka. Kebijakan-kebijakan ini melakukan tinjauan buku terhadap karya
pemerintah di bidang kesehatan dan ekonomi Humprey Wangke yang meninjau konsep
menjadi instrumen bagi Vietnam untuk pembangunan konektivitas maritim dan
mengembalikan kepercayaan masyarakat diplomasi yang dilakukan Indonesia dalam
terhadap kepemimpinan Vietnam Communist menjaga kedaulatan dan keamanan di Laut
Party (CPV) yang belakangan ini menuai kritik Sulu-Sulawesi dan Laut China Selatan.
akibat berbagai isu. Sementara bagi Taiwan,
Redaksi mengucapkan terima kasih
keberhasilan mengatasi pandemi merupakan
kepada segenap pihak yang telah berkontribusi
upaya untuk menunjukkan eksistensinya dan
hingga terbitnya Jurnal Penelitian Politik edisi
membuktikan keberhasilan sistem demokrasi
kali ini, khususnya para penulis, mitra bestari,

iv | Jurnal Penelitian Politik | Volume 17, No.2 Desember 2020


dewan redaksi, dan tim pengelola jurnal. Kami
berharap hadirnya Jurnal Penelitian Politik
edisi kali ini dapat memberikan manfaat dan
memperkaya kajian politik dan dinamikanya
yang berkembang pada masa pandemi Covid-19
ini. Pada akhirnya, kami mengucapkan selamat
membaca.

Redaksi

Catatan Redaksi | v
REVIEW BUKU
DIPLOMASI DAN PEMBANGUNAN KONEKTIVITAS MARITIM
INDONESIA DALAM KONSTELASI POLITIK GLOBAL

BOOK REVIEW
DIPLOMACY AND DEVELOPMENT OF INDONESIAN MARITIME
CONNECTIVITY IN GLOBAL POLITICAL CONSTELLATION

Hardi Alunaza SD
Prodi Hubungan Internasional FISIP Universitas Tanjungpura
Jln Prof Dr Hadari Nawawi Bansir Laut Pontianak Tenggara, Kalimantan Barat
E-mail: hardi.asd@fisip.untan.ac.id

Diterima: 22 Juli 2020; direvisi: 26 Agustus 2020; disetujui: 13 Oktober 2020

Judul Buku : Diplomasi Indonesia dan Pembangunan Konektivitas Maritim


Penyunting : Humphrey Wangke
Penerbit : Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Tahun Terbit : 2019
Tebal : 204+xii

Abstract

The vision of Joko Widodo’s government regarding the global maritime axis is based on a review of
Indonesia’s strategic position which has located within the Asia Pacific as a maritime commercial center. Through
this vision, President Joko Widodo has officially announced a five-year program by upgrading 6 international
ports, building 24 new commercial ports, and increasing quite a thousand commercial ports. This mega project is
taken under consideration as connecting the remote parts of the archipelago to world trade. The formation of the
maritime axis is not only to answer the matter of domestic and regional needs but also the worldwide challenges
regarding the importance of the existence of trade routes by utilizing sea lanes. As a response to an outsized project
from Joko Widodo’s policy, Humphrey Wangke showed a security threat to the maritime axis. This may be seen
from the increase of security threats in the Sulu-Sulawesi Sea which directly adjacent to Malaysia, and thus the
Philippines. It includes the threat of rivalry between China and America that occurred in the South China Sea amid
the worldwide pandemic Covid-19. The US confrontational attitude and maritime territorial claims by China have
an impact on Indonesia’s sovereignty in continuing maritime development and connectivity. This article aims to
review Humprey Wangke’s book which examined the concept of maritime connectivity development and diplomacy
carried out by Indonesia in maintaining sovereignty and security in the Sulu-Sulawesi Sea and the South China
Sea.
Keywords: cooperation, development of maritime connectivity, Indonesian diplomacy, security threats

Abstrak

Visi Pemerintahan Joko Widodo terkait poros maritim dunia didasarkan pada tinjauan terhadap posisi
strategis Indonesia yang memiliki lokasi di pusat perairan Asia Pasifik yang juga dikenal sebagai pusat komersial
maritim. Melalui visi tersebut, Presiden Joko Widodo telah secara resmi mengumumkan program lima tahun
dengan meningkatkan pembangunan 6 pelabuhan skala internasional diikuti dengan 24 pelabuhan komersial baru
dan lebih dari seribu pelabuhan lainnya. Mega proyek ini dinilai sebagai penghubung bagian terpencil nusantara

Review Buku Diplomasi dan Pembangunan Konektivitas ..... | Hardi Alunaza SD | 295
ke perdagangan dunia. Pembentukan poros maritim tidak hanya bertujuan untuk menjawab kebutuhan di tingkat
domestik dan regional, tetapi juga tantangan dari dunia internasional mengenai pentingnya keberadaan jalur
perdagangan dengan memanfaatkan jalur laut. Menanggapi proyek dari kebijakan Joko Widodo, Humphrey Wangke
menunjukkan ancaman dari sisi keamanan terhadap poros maritim. Hal tersebut terlihat dari peningkatan ancaman
keamanan yang terjadi terhadap kapal niaga di Kawasan Laut Sulu-Sulawesi yang berbatasan langsung dengan
Malaysia dan Filipina, termasuk ancaman rivalitas antara Tiongkok dan Amerika yang terjadi di Laut China Selatan
di tengah pandemi global Covid-19. Sikap konfrontatif AS dan klaim wilayah maritim yang dilakukan Tiongkok
ini berdampak terhadap kedaulatan Indonesia dalam melanjutkan pembangunan dan konektivitas maritim. Artikel
ini bertujuan me-review buku Humprey Wangke yang meninjau konsep pembangunan konektivitas maritim dan
diplomasi yang dilakukan Indonesia dalam menjaga kedaulatan dan keamanan di Laut Sulu-Sulawesi dan Laut
China Selatan.
Kata Kunci: ancaman keamanan, diplomasi Indonesia, kerja sama, pembangunan konektivitas maritim

Pendahuluan Buku ini menjelaskan mengenai poros


maritim dunia yang dilengkapi dengan
Buku ini merupakan bunga rampai hasil
kepentingan Indonesia dalam kebijakannya,
penelitian yang ditulis oleh Humprey Wangke,
tantangan diplomasi di Laut Sulu dan Perairan
Adirini Pujayanti, Lisbet, dan Rizki Roza.
Laut China Selatan, pengembangan pemba-
Secara substansi, buku ini menarik untuk dibahas
ngunan maritim dan persaingan kepentingan
karena saat ini diplomasi dan pembangunan
negara-negara di Indo-Pasifik, pembangunan
konektivitas maritim Indonesia dihadapkan
poros maritim, serta pengembangan konek-
dengan kenyataan bahwa ada persaingan
tivitas. Pemerintah Indonesia di bawah
kepentingan negara-negara di kawasan Indo-
kepemimpinan Presiden Joko Widodo memiliki
Pasifik. Secara lebih spesifik, tulisan di dalam
visi untuk dapat menjadikan Indonesia sebagai
buku ini memperlihatkan adanya tantangan
poros maritim dunia. Hal tersebut dilakukan
Indonesia dalam menjaga wilayah maritim
dengan memanfaatkan posisi strategis Indonesia
dan keamanan Laut Sulu yang memerlukan
di persimpangan jalur kegiatan perdagangan
keseriusan pemerintah sekaligus menyelesaikan
dunia yang terletak antara Samudera Pasifik
penanganan Covid-19 agar posisi Indonesia
dan Samudera Hindia. Selat Malaka merupakan
dalam konstelasi politik global menjadi aman.
selat yang menghubungkan negara Indonesia,
Keistimewaan buku ini terletak dari solusi yang
Malaysia, dan juga Singapura yang menjadi
ditawarkan oleh penulis dalam pembangunan
jalur perlintasan utama perdagangan regional
dan konektivitas maritim Indonesia, apalagi jika
dari dan menuju Asia1. Wilayah laut Indonesia
dihubungkan dengan sengketa yang kini terjadi
berperan sebagai rute utama pasokan komoditas
di kawasan Laut China Selatan. Penulis tertarik
minyak ke Asia. Rute ini berperan penting
me-review buku ini dengan tiga alasan utama.
karena merupakan jalur perlintasan dengan
Pertama, diplomasi maritim dan penjagaan
jarak terpendek antara pemasok dari wilayah
keamanan laut merupakan isu yang saat ini terus
Afrika, Teluk Persia, dan juga pasar Asia.
diperbincangkan oleh banyak negara di dunia.
Posisi strategis Indonesia sangat membuka
Kedua, pembangunan dan konektivitas maritim
peluang bagi Indonesia untuk menjadi negara
Indonesia, khususnya dengan negara di ASEAN
penghubung utama dan berpengaruh dalam
merupakan isu yang harus terus berlanjut
jalur perdagangan dunia yang harus dilindungi
agar Indonesia tidak tertinggal dari negara
keamanannya.2
lain. Ketiga, penjagaan keamanan, khususnya
daerah yang rawan terjadi pembajakan dan
1
Y. Panduwinata, “Pengawasan Wilayah Laut Selat
perampokan bersenjata, adalah bagian dari Malaka Pada Kerjasama Malacca Strait Sea Patrols
Tahun 2011–2013: Perspektif Indonesia,” Journal
penyelesaian kejahatan transnasional sehingga
of International Relations 2, no. 4 (2016): 276–281,
perlu terus diupayakan, terutama dengan negara hlm. 276.
di kawasan ASEAN. 2
Yuli Ari Sulistyani, “Diplomasi Pertahanan Littoral
States di Selat Malaka Melalui Kerangka Patroli
Selat Malaka,” Jurnal Pertahanan dan Bela Negara
9, no. 2 (2019):41–50, hlm. 43.

296 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 17, No.2 Desember 2020


Dalam konteks tersebut, Pemerintahan terdiri dari pembangunan budaya maritim
Joko Widodo berupaya memperbaiki dan Indonesia, usaha penjagaan dan proses
membangun sarana dan kedaulatan kemaritiman pengelolaan sumber daya laut secara optimal,
guna mendukung tercapainya visi pembangunan proses pembangunan sejumlah infrastruktur
maritim yang dapat menjadikan Indonesia dan konektivitas maritim, usaha kerja sama
berpengaruh dalam konstelasi perpolitikan maritim yang dilakukan melalui pendekatan dan
global. Di dalam RPJMN 2015–2019, disebut- diplomasi, dan pembangunan untuk kekuatan
kan bahwa Joko Widodo berupaya mening- serta pertahanan maritim.5 Poros maritim yang
katkan posisi strategis Indonesia dengan dikembangkan oleh Presiden Joko Widodo
membangun dan memperkuat konektivitas adalah sebuah upaya untuk memperkuat
angkatan laut Indonesia.3 Harapan Indonesia pengakuan posisi geopolitik Indonesia sebagai
untuk menjadi poros maritim dunia kekuatan maritim regional. Upaya tersebut juga
membutuhkan kesanggupan dalam menjaga sebagai langkah untuk mengurangi ketegangan
wilayah dan kedaulatannya agar tetap aman. antara kekuatan besar. Misalnya, ketegangan
Selain itu, Indonesia perlu juga mengakomodasi yang kembali memanas antara Tiongkok dan
kepentingan banyak negara yang terlibat AS di Laut China Selatan.
langsung dan berbatasan dengan perairan
Stabilitas di Laut China Selatan menjadi
Indonesia karena letak geografis memang
ancaman bagi pembangunan konektivitas
berperan besar dan dapat dimanfaatkan untuk
maritim Indonesia di tengah pandemi global
kepentingan nasional.
Covid-19. Ancaman keamanan di Laut China
Berdasarkan analisis Vandana, posisi letak Selatan ini terlihat dari adanya latihan militer
geografis suatu negara, termasuk Indonesia, yang dilakukan oleh angkatan laut Tiongkok.6
adalah salah satu unsur terpenting dan Ancaman tersebut diperkeruh dengan adanya
berpengaruh bagi peningkatan kekuatan negara respons dari Amerika Serikat (AS) yang
dalam konstelasi politik global.4 Elemen lokasi mengirimkan bomber nuklir dan menggelar
negara menjadi kekuatan yang dapat memberikan latihan militer di Kepulauan Paracel. Aksi AS
dampak paling signifikan. Posisi strategis tersebut sebagai bentuk respons atas klaim
dapat memengaruhi sifat dari kepentingan yang dilakukan oleh Tiongkok terhadap
nasional yang akan dicapai. Namun, lokasi beberapa pulau yang dinilai kontroversial.
atau posisi strategis tidak dapat berdiri sendiri. Deretan ancaman lainnya adalah AS yang
Salah satu penunjang yang sangat diperlukan mulai menggerakkan kekuatan militernya
adalah kemampuan diplomasi negara untuk dengan melakukan latihan bersama di jalur
menjaga dan melindungi kepentingan nasional perairan strategis. Selain sebagai perimbangan
dari ancaman negara lain. Dalam diplomasi kekuasaan, aksi yang dilakukan oleh AS adalah
maritim Indonesia, pemerintah menjadi aktor bentuk perpanjangan dari kepentingan dan
penting yang harus dapat melakukan formulasi identitas AS kepada para sekutu bahwa AS
kebijakan dan menyampaikan kebijakan masih merupakan negara adidaya di mata dunia.
tersebut dalam forum-forum antarnegara agar AS terus berusaha memaksimalkan kekuatan
dapat menimbulkan persamaan persepsi dan pertahanan udara di wilayah maritim, sedangkan
dipatuhi oleh negara juga berbagai pihak yang Tiongkok terus berupaya mempertahankan
bersinggungan langsung dengan Indonesia. kedaulatan, integritas teritorial, dan kepentingan
Presiden Joko Widodo telah menjabarkan
bahwa visi poros maritim Indonesia dibangun
5
P. Darono Yakti dan J. Susanto, “Poros Maritim
berdasarkan lima pilar pembangunan, yang Dunia Sebagai Pendekatan Strategi Maritim
Indonesia: Antara Perubahan atau Kesinambungan
3
Bappenas. Rencana Pembangunan Jangka Strategi?” Jurnal Global Strategis 11, no. 2 (2017):
Menengah Nasional 2015–2019. (Jakarta: Bappenas, 108–125, hlm. 115.
2014), hlm. 105. 6
M.B. Fajri, “Strategi Pertahanan Maritim Indonesia
4
W. Humprey, et al., Diplomasi Indonesia dan di Tengah Dinamika Perang Hibrida Kawasan Laut
Pembangunan Konektivitas Maritim, (Jakarta: China Selatan,” Jurnal Penelitian Politik 17, no. 1
Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2019), hlm. 14. (2020): 59–78, hlm. 63.

Review Buku Diplomasi dan Pembangunan Konektivitas ..... | Hardi Alunaza SD | 297
maritimnya di wilayah Laut China Selatan.7 poros maritim dalam persaingan kepentingan
Sementara negara di dunia tengah berupaya negara-negara di kawasan Indo-Pasifik,
untuk melakukan penanganan Covid-19, kedua pembangunan poros maritim Indonesia
negara ini justru terus menunjukkan rivalitas dan pengembangan konektivitas maritim
dan bersitegang untuk memperjuangkan dengan ASEAN, konektivitas kawasan Timur
kepentingannya di kawasan maritim. Indonesia, diplomasi maritim Indonesia dalam
memerangi bajak laut dan perampok bersenjata.
Selain ketegangan yang terjadi di kawasan
Pada tulisan review ini, penulis fokus pada
maritim Laut China Selatan, Laut Sulu-
empat bagian. Pertama, poros maritim dunia
Sulawesi juga menjadi wilayah yang rentan
dan tantangan diplomasi Indonesia. Kedua,
mengalami serangan bajak laut dan perampok
pengembangan poros maritim dunia dalam
bersenjata. Kawasan perairan di Asia Tenggara
persaingan kepentingan negara-negara di
ini masih merupakan daerah paling rawan dari
kawasan Indo-Pasifik. Ketiga, pembangunan
ancaman bajak laut karena kasusnya yang
poros maritim Indonesia dan pengembangan
terus meningkat. Pembajakan dan perampokan
konektivitas dengan ASEAN. Keempat,
bersenjata di laut ini merupakan ancaman yang
konektivitas kawasan timur Indonesia: upaya
bersifat lintas batas dan tidak dapat dihadapi
pemerintah menghadapi ancaman pembajakan
secara unilateral. Ancaman di perairan Sulu-
dan perampok bersenjata. Buku ini menampilkan
Sulawesi ini menjadi sangat berbahaya karena
kajian komprehensif dan memberikan manfaat
adanya potensi peningkatan lalu lintas kapal di
bagi perbaikan sektor maritim dan kelautan
wilayah tersebut.
Indonesia, termasuk meneguhkan kedaulatan
Hal-hal tersebut di atas menjadi ancaman juga sebagai bukti bangsa bahari yang kuat dan
dan mengganggu pembangunan konektivitas memiliki posisi strategis.
maritim Indonesia. Selain harus menangani
Saat ini, kebijakan poros maritim me-
permasalahan pandemi global Covid-19,
rupakan salah satu upaya perlindungan terhadap
Indonesia juga harus dapat mengambil langkah
ketidakpastian bagi kepentingan nasional dalam
strategis untuk dapat menyelesaikan ancaman
kerangka hubungan bilateral dengan Tiongkok
yang ditemui di wilayah maritim. Ancaman
dan AS yang sedang berbenturan di kawasan
tersebut sangat berdampak terhadap kedaulatan
Indo-Pasifik. Strategi poros maritim Indonesia
Indonesia yang bersinggungan langsung dengan
menjadi upaya untuk menghadapi persaingan
Laut Natuna, Kepulauan Riau. Indonesia harus
kekuatan ekonomi dan perluasan pengaruh
mampu mengambil sikap tegas atas sengketa
Tiongkok dan AS di kawasan maritim. Tiongkok
dan ketegangan yang terjadi di Laut China
dan AS memandang Laut China Selatan dan
Selatan dan perampok bersenjata di Laut Sulu-
kawasan maritim Indonesia sebagai lahan subur
Sulawesi.
yang harus dimanfaatkan.8 Letak geografis
Indonesia dan negara ASEAN lainnya yang
berada tepat di tengah kawasan Indo-Pasifik
Diplomasi Indonesia dan Pem-
memberikan keleluasaan bagi Indonesia untuk
bangunan Konektivitas Maritim dapat bergerak dinamis dalam persaingan kedua
dalam Konstelasi Politik Global negara besar tersebut. Ketegangan yang terjadi
Buku ini terdiri dari empat bagian yang terbagi di kawasan maritim antara Tiongkok dan AS
menjadi tujuh pembahasan utama, yakni menjadi peluang dan tantangan bagi Indonesia
poros maritim dunia dan tantangan diplomasi untuk meraih kepentingan nasional dengan
Indonesia, kepentingan Indonesia dalam merangkul semua pihak untuk bekerja sama.
kebijakan poros maritim dunia, tantangan
diplomasi maritim Indonesia, pengembangan 8
Khanisa Krisman dan Lidya C. Sinaga, “Menakar
Keberlanjutan Visi Poros Maritim Dunia di Tengah
7
Shicun Wu, “Preventing Confrontation and Conflict Agenda Pembangunan Maritim Regional,” Jurnal
in the South China Sea,” China International Penelitian Politik 17, no. 1 (2020): 103–116, hlm.
Strategy Review 2, no. (1) (2020): 1–12, hlm. 6–7. 105.

298 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 17, No.2 Desember 2020


Kebijakan luar negeri Joko Widodo di memperkuat kapasitas keselamatan maritim,
Indo-Pasifik ini merupakan sebuah langkah galangan kapal, pengiriman industri, dan
diplomatik dalam mempertahankan hubungan meningkatkan langkah untuk keselamatan
yang setara dengan Tiongkok dan AS. Hal maritim.
tersebut dapat dimanfaatkan guna menyusun
Indonesia juga menempatkan isu poros
building blocks untuk membantu memperkuat
maritim dalam rangka kerja sama Indo-Pasifik
kerja sama Indonesia dengan kedua negara
dengan Indian Ocean Rim Assocation (IORA)
yang berseteru di Laut China Selatan tersebut.
dan Asia Pacific Economic Cooperation
Sebagai negara nonblok, Indonesia tidak
(APEC). Pemerintah Indonesia menunjukkan
memiliki aliansi militer dengan keduanya dan
optimisme bahwa konektivitas dapat dibangun
memiliki kemitraan strategis komprehensif.
jika terdapat kesepahaman gagasan antarnegara
Indonesia masih terus berupaya menghadapi
di kawasan melalui kerja sama multilateral.
ketidakpastian atas pergeseran kekuatan
Pembangunan kawasan maritim yang terus
geopolitik global yang terjadi saat ini. Kompetisi
berlanjut menjadi identitas dipastikan dengan
perluasan pengaruh Tiongkok dan AS di
adanya pengarusutamaan isu kelautan maritim
kawasan Indo-Pasifik menjadi peluang dan
di tingkat global. Kerja sama multilateral
kebutuhan pendanaan infrastruktur Indonesia.
tersebut, antara lain dijalin dengan Bank Dunia,
Strategi pembangunan dan konektivitas International Maritime Organization, dan
maritim diarahkan agar dapat membuka Organisasi Kerja Sama Pembangunan Ekonomi
peluang bagi Indonesia dalam membangun (OECD).
kerja sama bilateral, regional, dan internasional.
Sementara itu, Indonesia sendiri harus tetap
Hal tersebut dilaksanakan dengan melakukan
menjaga tiga prioritas utama untuk mencapai visi
langkah konkret berupa konsolidasi kerja sama
poros maritim. Pertama, melindungi kedaulatan
yang dapat mendorong pemanfaatan potensi
yang akan dicapai dengan merespons setiap
kelautan Indonesia.9 Salah satunya adalah
penyusupan ke wilayah Indonesia dan terus
kerja sama bilateral yang terus diusahakan agar
berupaya menyelesaikan sengketa perbatasan
lebih terfokus di negara-negara yang memiliki
laut. Sekitar 5.000 kapal yang sebagian besar
visi pembangunan kelautan dan kemaritiman
berasal dari Asia Tenggara dan Tiongkok
sesuai visi pembangunan kelautan Indonesia.
beroperasi secara ilegal membuat Indonesia
Terutama yang berhubungan dengan promosi
seperti negara yang tidak memiliki kedaulatan.
investasi pembangunan konektivitas maritim
Secara ekonomi, kegiatan ilegal di laut sangat
dan pelabuhan nasional.
merugikan Indonesia karena menjadi penyebab
Humphrey Wangke menunjukkan bahwa hilangnya sumber pertumbuhan ekonomi sekitar
peningkatan kerja sama bilateral diarahkan 20 miliar dolar. Kedua, perlindungan terhadap
dengan mengikutsertakan unsur kerja sama Warga Negara Indonesia (WNI), terutama bagi
kemaritiman dalam negosiasi comprehensive/ para Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Ketiga,
strategic partnership. Tentu hal tersebut diplomasi ekonomi. Pilihan yang dilakukan
diarahkan kepada negara yang telah memiliki oleh Indonesia adalah dengan mengintensifkan
kapasitas di sektor maritim, seperti Jepang, diplomasi ekonomi sebagai prioritas dalam
Korea Selatan, Filipina, Tiongkok, AS, dan kebijakan luar negeri.
Norwegia, Sebagai contoh dari kemitraan
Ketiga prioritas ini tidak terlepas dari
strategis ini, Indonesia melakukan kerja sama
konstelasi politik ekonomi di Kawasan Asia
bilateral dengan Jepang melalui High Level
Tenggara. Indonesia juga harus mampu
Bilateral Maritime Forum yang bertujuan
merespons dengan bijak perkembangan di
untuk memperkuat dan mempercepat
Samudera Pasifik dan Samudera Hindia karena
kerja sama maritim. Kedua negara sepakat
menjadi urat nadi perekonomian dunia. Hal
9
Ismah Rustam, “Kebijakan Keamanan Maritim tersebut dilakukan agar tidak terjebak dalam
di Perbatasan Indonesia: Kasus Kejahatan di Laut konflik kepentingan. Gagasan Indo-Pasifik
Sulawesi-Laut Sulu,” Jurnal Penelitian Politik 14,
yang diinisiasi oleh Indonesia berdasarkan
no. 2 (2017): 165–181, hlm. 178.

Review Buku Diplomasi dan Pembangunan Konektivitas ..... | Hardi Alunaza SD | 299
pemikiran bahwa negara-negara yang berada informasi dan intelijen. Ketiga, memperkuat
di kawasan Samudera Pasifik bukan untuk dan memastikan efektivitas kerja sama dalam
saling memperebutkan sumber daya alam dan keadaan darurat dan ancaman keamanan.
pengaruh. Justru sebaliknya, setiap negara harus Keempat, membentuk hotline komunikasi antara
bisa bekerja sama dan membangun kemakmuran ketiga negara untuk meningkatkan koordinasi.
di kawasan Indo-Pasifik.
Terkait ketegangan yang terjadi di Laut
Peningkatan konektivitas maritim dalam China Selatan, Indonesia sebagai salah satu
tulisan Humphrey Wangke ini merujuk kepada negara yang berbatasan langsung dengan
komponen penting dari visi Indonesia yang wilayah tersebut meminta semua pihak yang
terlihat sangat ambisius mengenai poros berkepentingan untuk menghormati hukum
maritim dunia. Untuk pembentukan poros internasional. Penghormatan terhadap aturan
maritim, Joko Widodo bahkan meningkatkan internasional, termasuk konvensi PBB 1982,
jumlah pelabuhan secara signifikan agar adalah kunci yang harus dipatuhi semua
terintegrasi dalam proses perdagangan dengan pihak guna merespons perkembangan dan
kawasan Samudera Hindia dan Pasifik. Selain ketegangan yang memprihatinkan di wilayah
itu, Joko Widodo juga meningkatkan eksplorasi tersebut. Pemerintah juga menegaskan posisi
dan pemanfaatan sumber daya alam yang ada di Indonesia yang jelas dan konsisten mengenai
lautan untuk pengembangan konektivitas dan wilayah kedaulatannya di Laut China Selatan
ekonomi maritim.10 Secara teori, pembentukan yang berhubungan langsung dengan agenda
poros maritim ini terdengar begitu bijaksana pembangunan dan konektivitas maritim. Melalui
sebagai bentuk perpanjangan dari kebijakan Menteri Luar Negeri, Indonesia menegaskan
luar negeri. Namun pada praktiknya, visi poros kepada semua negara untuk terus menjaga dan
maritim dunia ini begitu banyak menghadapi berkontribusi dalam pemeliharaan perdamaian
rintangan yang berpengaruh terhadap kedaulatan dan stabilitas di Laut China Selatan. Indonesia
Indonesia. menilai upaya Tiongkok untuk mengeksplorasi
sumber daya di wilayah maritim tersebut
Guna merespons pembajakan dan
sebagai tindakan ilegal dan melanggar hukum.
perampokan bersenjata yang terjadi di Laut
Sulu-Sulawesi, Indonesia bersama Malaysia Semakin memburuknya ketegangan yang
dan Filipina melakukan kerja sama untuk terjadi di Laut China Selatan menunjukkan
pengamanan maritim di Laut Sulu. Hal tersebut adanya ancaman terhadap hukum internasional
bertujuan agar dapat memastikan kerja sama dan memburuknya situasi perdagangan
ekonomi dan pembangunan di kawasan maritim internasional, terlebih lagi saat ini banyak
tidak terhambat akibat dari gangguan keamanan negara sedang berusaha untuk menyelesaikan
di laut. Pertemuan trilateral Indonesia, dan melepaskan diri dari ancaman pandemi
Malaysia, dan Filipina menghasilkan pernyataan global Covid-19. Selain itu, rivalitas Tiongkok
mengenai keamanan di Laut Sulu dalam dan AS di Laut China Selatan juga menjadi
kesepakatan yang dikenal dengan Trilateral bukti adanya solidaritas ASEAN untuk
Cooperative Arragement. Tulisan dalam buku mempertahankan wilayah tersebut sebagai
ini melihat ada empat hal yang disepakati dari bagian dari wilayah negara anggota ASEAN.11
pertemuan tersebut. Pertama, melakukan patroli Di sisi lain, Indonesia berperan sebagai negara
bersama di wilayah perairan masing-masing yang memiliki pijakan yang jelas dalam
untuk mencegah terjadinya tindak kejahatan memperjuangkan kedaulatan di Laut China
transnasional. Kedua, meningkatkan koordinasi Selatan. Meski ASEAN mendapatkan dukungan
pemberian bantuan cepat bagi warga negara dari AS, Indonesia harus lebih berhati-hati.
dan kapal yang berada dalam keadaan bahaya 11
Jakarta Post, “South China Sea Rules Cannot
dan meningkatkan kerja sama pertukaran
be Negotiated Virtually: Indonesian Official,”
18 Juni 2020, https://www.thejakartapost.com/
10
Deasy Silvia Sari, “Poros Maritim dan Tantang
news/2020/06/18/south-china-sea-rules-cannot-be-
Laut Tiongkok Selatan,” Jurnal Penelitian Politik
negotiated-virtually-ri-official.html, diakses pada 20
14, no. 2 (2017): 183–196, hlm. 190.
Juli 2020.

300 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 17, No.2 Desember 2020


Sebab, bisa saja AS mendukung penuh ASEAN dan tetap melanjutkan aksinya terkait klaim
dan menentang Tiongkok karena memiliki terhadap kawasan di Laut China Selatan.
kepentingan tersembunyi. AS bisa saja menilai
Guna mencapai tujuan diplomasi maritim
bahwa negara anggota ASEAN akan lebih
untuk peningkatan konektivitas pembangunan,
mudah didekati untuk mendapatkan kepentingan
kajian dalam buku ini seharusnya dapat
mereka di Laut China Selatan dibanding dengan
menjelaskan bahwa Indonesia perlu
Tiongkok.
mengembangkan dua pendekatan diplomasi
Krisis yang terjadi di Laut China Selatan maritim seperti yang disebutkan oleh
disertai dengan adanya pandemi global ini Najamuddin Khairu Rijal dalam tulisannya.
menguji kepemimpinan AS sebagai negara Pertama, soft maritime diplomacy melalui
maritim dalam konstelasi politik global. AS kerangka kerja sama dan persuasi dengan
memang berusaha menjauhkan Tiongkok dari berbagai negara dalam pertemuan internasional.
kawasan Laut China Selatan, tetapi di sisi Kedua, hal tersebut dapat dilakukan dengan
lain, AS memainkan peran penting untuk bisa hard power diplomacy melalui tindakan tegas
mendapatkan kepentingan mereka dengan terhadap pelanggaran ilegal yang terjadi di
melakukan kerja sama dan pendekatan dengan wilayah laut Indonesia.14 Usaha Indonesia untuk
negara ASEAN. Sebaliknya, Tiongkok justru mencapai diplomasi maritim melalui kerangka
muncul sebagai negara yang menunjukkan diplomasi dan kerja sama internasional sudah
kredibilitasnya di dalam dan luar negeri.12 banyak dilaksanakan. Contohnya, implementasi
Declaration on the Conduct of Parties in the
Indonesia menegaskan bahwa peta
South China Sea dan penegasan posisi Indonesia
sembilan garis putus-putus (nine dash line)
sebagai negara yang tidak berpihak.15 Kemudian,
yang menyiratkan klaim hak historis Tiongkok
dalam Kemitraan ASEAN-Uni Eropa berupa
atas kawasan maritim Laut China Selatan tidak
High Level Dialogue on Maritime Security
memiliki dasar hukum internasional.13 Hal
Cooperation, Indonesia telah mengusulkan agar
tersebut menjadi bukti bahwa pihak Tiongkok
Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU)
sudah melanggar UNCLOS 1982. Sebagai
Fishing diakui secara global sebagai kejahatan
negara pihak dalam UNCLOS 1982, Indonesia
transnasional. Pada pendekatan yang lebih keras,
menyerukan kepatuhan terhadap hukum
Indonesia harus tegas terhadap kapal-kapal
internasional dan tidak mendukung klaim yang
asing yang melakukan pelanggaran di wilayah
dibuat oleh Tiongkok karena bertentangan
maritim Indonesia. Hal ini menunjukkan kepada
dengan hukum internasional.
dunia bahwa Indonesia juga bisa bertindak tegas
Indonesia selama ini telah mengambil sikap dan keras dalam melindungi kedaulatan.
dengan meyakinkan dunia internasional bahwa
Indonesia tidak memiliki klaim tumpang tindih
di Laut China Selatan. Akan tetapi, Indonesia Penutup
seharusnya bisa bersikap lebih tegas terhadap
Buku ini menjadi layak untuk dibaca dan
Tiongkok mengenai sengketa yang terjadi dan
dipelajari karena memberikan pengetahuan baru
berhubungan langsung dengan kedaulatan
mengenai arah diplomasi maritim, konektivitas
Indonesia. Jika Indonesia mengambil sikap
pembangunan ekonomi, dan upaya pemerintah
diplomatik biasa, Tiongkok berpotensi menolak
dalam pengembangan konektivitas maritim
12
Republika, “AS dan China Memanas di LCS, Indonesia. Mengingat bahwa kajian mengenai
Bagaimana Sikap Indonesia?,” 16 Juli 2020, https:// 14
Najamuddin Khairurijal, “Smart Maritime
republika.co.id/berita/qdk7zy382/as-dan-china-
Diplomacy: Diplomasi Maritim Indonesia Menuju
memanas-di-lcs-bagaimana-sikap-indonesia, diakses
Poros Maritim Dunia,” Jurnal Global Strategis 13,
pada 20 Juli 2020.
no. 1 (2019): 63–78, hlm. 64–73.
13
CNBC Indonesia, “Laut China Selatan dan Sikap 15
Imam Wahyudi, “Implementasi Declaration of
Tegas RI Tolak Klaim China,” 1 Juni 2020, https://
Conduct oleh ASEAN Terkait Sengketa Laut China
www.cnbcindonesia.com/news/20200601071423-
Selatan,” Jurnal Ilmu Hubungan Internasional
4-162149/laut-china-selatan-sikap-tegas-ri-tolak-
Universitas Mulawarman 6, no. 2 (2019): 683–692,
klaim-china, diakses pada 20 Juli 2020.
hlm. 690.

Review Buku Diplomasi dan Pembangunan Konektivitas ..... | Hardi Alunaza SD | 301
konektivitas maritim di Indonesia masih sangat Buku ini menampilkan kajian komprehensif
terbatas dan belum banyak diketahui. yang memberikan manfaat bagi perbaikan sektor
maritim dan kelautan Indonesia, termasuk
Indonesia memiliki modal kuat untuk
meneguhkan kedaulatan sekaligus sebagai bukti
menjadi negara poros maritim dunia. Hal tersebut
bahwa Indonesia adalah bangsa bahari yang
dipengaruhi dengan posisi strategis Indonesia.
kuat dan memiliki posisi strategis. Membaca
Namun, salah satu kendala yang dihadapi
dan mempelajari buku ini dapat menjadi bukti
Indonesia adalah kemampuan diplomasi
bahwa Indonesia memang merupakan negara
untuk dapat membawa dan memperjuangkan
dengan laut yang luas dengan ribuan pulau
kepentingan ke forum internasional. Rendahnya
di wilayah perairan dan lautnya. Hal yang
tingkat konektivitas dan sistem logistik telah
seharusnya bisa ditambahkan lebih detail dalam
menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi
kajian di dalam buku ini adalah mengenai
dan pembangunan maritim Indonesia. Melalui
strategi Indonesia untuk dapat menyelesaikan
diplomasi maritim, Indonesia harus mampu
permasalahan di wilayah laut dengan sikap tegas
mendorong negara-negara ASEAN untuk
dan diplomasi koersif. Pada kajiannya, buku
melihat ancaman perompakan di Laut Sulu-
ini tidak menjelaskan secara detail perbedaan
Sulawesi dan perairan Laut China Selatan.
mengenai konsep diplomasi maritim Indonesia
Terkait ancaman di Laut Sulu-Sulawesi,
dan poros maritim dunia yang harusnya dapat
Indonesia harus mampu mengajak kedua negara
dipetakan. Dengan demikian, pembaca dapat
yang berbatasan langsung untuk membuat
mengetahui dengan jelas konseptualisasi dari
formulasi kebijakan guna penyelesaian jangka
diplomasi maritim dan visi Indonesia sebagai
panjang. Selain mendorong kerja sama,
poros maritim dunia dalam rangka peningkatan
Indonesia juga harus mampu berdiri mandiri
konektivitas dan pembangunan.
dan berusaha menyelesaikan ancaman ini
karena dapat menghambat laju peningkatan
pembangunan ekonomi dan konektivitas
maritim. Begitu juga dengan ancaman yang
datang dari perairan Laut China Selatan.
Indonesia harus bersikap lebih tegas di
forum internasional untuk memperjuangkan
kepentingan dan menjaga kedaulatan negara.
Apalagi di saat pandemi seperti saat ini, gejolak
yang terjadi di Laut China Selatan sangat
berpengaruh terhadap konstelasi perpolitikan
global.
Untuk menjadi poros maritim dunia,
Indonesia harus terlebih dahulu mempertegas
jati diri sebagai negara maritim. Hal itu dapat
dilakukan dengan menjadikan sektor kelautan
sebagai pusat kehidupan bangsa Indonesia.
Indonesia sebagai negara kepulauan harus dapat
menitikberatkan pembangunan konektivitas
maritim, baik di dalam negeri maupun dalam
forum internasional. Harus diakui bahwa penulis
menjelaskan peran dan fungsi serta dukungan
pemerintah daerah dan pihak swasta terhadap
pembangunan poros maritim Indonesia,
khususnya di Timur Indonesia, sebagai bagian
yang harus terus berjalan menjadi sinergi yang
benar-benar diperlukan dalam pengembangan
pembangunan maritim Indonesia.

302 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 17, No.2 Desember 2020


Daftar Pustaka Strategis 11, no. 2 (2017): 108–125. http://
dx.doi.org/10.20473/jgs.11.2.2017.108-
Bappenas. Rencana Pembangunan Jangka 125.
Menengah Nasional 2015–2019. Jakarta:
Bappenas, 2014. Republika. “AS dan China Memanas di LCS,
Bagaimana Sikap Indonesia?,” 16 Juli
CNBC Indonesia. “Laut China Selatan dan Sikap 2020, https://republika.co.id/berita/qdk7z
Tegas RI Tolak Klaim China,” 1 Juni y382/as-dan-china-memanas-di-lcs-
2020, https://www.cnbcindonesia.com/ bagaimana-sikap-indonesia, diakses pada
news/20200601071423-4-162149/laut- 20 Juli 2020.
china-selatan-sikap-tegas-ri-tolak-klaim-
china, diakses pada 20 Juli 2020. Wu, Shicun. “Preventing Confrontation and
Conflict in the South China Sea.” China
. Sari, Deasy Silvya. “Poros Maritim dan Tantang International Strategy Review 2, no. (1)
Laut Tiongkok Selatan.” Jurnal Penelitian (2020): 1–12. https://doi.org/10.1007/
Politik 14, no. 2 (2017): 183–196. https:// s42533-020-00043-x.
doi.org/10.14203/jpp.v14i2.718.
Wangke, Humphrey, et al., Diplomasi Indonesia
Wahyudi, Imam. “Implementasi Declaration of dan Pembangunan Konektivitas Maritim.
Conduct oleh ASEAN Terkait Sengketa Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia,
Laut China Selatan.” Jurnal Ilmu Hubungan 2019.
Internasional Universitas Mulawarman 6,
no. 2 (2019): 683–692. Sulistyani, Yuli Ari. “Diplomasi Pertahanan
Littoral States di Selat Malaka Melalui
Rustam, Ismah. “Kebijakan Keamanan Maritim Kerangka Patroli Selat Malaka.” Jurnal
di Perbatasan Indonesia: Kasus Kejahatan Pertahanan dan Bela Negara 9, no. 2
di Laut Sulawesi-Laut Sulu.” Jurnal (2019): 41–50. http://dx.doi.org/10.33172/
Penelitian Politik 14, no. 2 (2017): jpbh.v9i2.563.
165–181. https://doi.org/10.14203/jpp.
v14i2.717. Panduwinata, Yudistira, et al., “Pengawasan
Wilayah Laut Selat Malaka Pada Kerjasama
Jakarta Post. “South China Sea Rules Cannot Be Malacca Strait Sea Patrols Tahun 2011–
Negotiated Virtually: Indonesian Official,” 2013: Perspektif Indonesia.” Journal of
18 Juni 2020, https://www.thejakartapost. International Relations 2, no. 4 (2016):
com/news/2020/06/18/south-china-sea- 276–281.
rules-cannot-be-negotiated-virtually-ri-
official.html, diakses pada 20 Juli 2020.
Krisman, Khanisa dan Lidya C. Sinaga. “Menakar
Keberlanjutan Visi Poros Maritim Dunia
di Tengah Agenda Pembangunan Maritim
Regional.” Jurnal Penelitian Politik
17, no. 1 (2020): 103–116. https://doi.
org/10.14203/jpp.v17i1.858.
Fajri, M. Bahtiar. “Strategi Pertahanan Maritim
Indonesia di Tengah Dinamika Perang
Hibrida Kawasan Laut China Selatan.”
Jurnal Penelitian Politik 17, no. 1 (2020):
59–78. https://doi.org/10.14203/jpp.v17i1.
846.
Khairurijal, Najamuddin. “Smart Maritime
Diplomacy: Diplomasi Maritim Indonesia
Menuju Poros Maritim Dunia.” Jurnal
Global Strategis 13, no. 1 (2019): 63–78.
http://dx.doi.org/10.20473/jgs.13.1.2019.
63-78.
Yakti, Probo Darono dan Joko Susanto. “Poros
Maritim Dunia Sebagai Pendekatan Strategi
Maritim Indonesia: Antara Perubahan atau
Kesinambungan Strategi?.” Jurnal Global

Review Buku Diplomasi dan Pembangunan Konektivitas ..... | Hardi Alunaza SD | 303
TENTANG PENULIS

Saiful Mujani Kinerja Daerah Wilayah III A pada Direktorat


Penulis adalah dosen di jurusan Ilmu Politik, Evaluasi Kinerja dan Peningkatan Kapasitas
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Daerah, Kementerian Dalam Negeri (2016-
Universitas Islam Negeri Syarif Hiayatullah, 2018). Saat ini penulis menjadi Dosen Tetap di
Jakarta. Peneliti utama di Lembaga Survei UPN “Veteran” Jakarta dan menjabat sebagai
Indonesia (LSI), dan pendiri Saiful Mujani Ketua Program Studi Ilmu Politik UPN Veteran
Research and Consulting (SMRC). Peneliti Jakarta (2019-sekarang). Ia mengampu mata
di Asian Barometer, Academia Sinica, kuliah, seperti: Komunikasi Politik, Birokrasi
Taiwan. Peneliti di Comparative National dan Politik, dll. Penulis dapat dihubungi melalui
Election Project, Ohio State University, email: prakosoaji@upnvj.ac.id
USA. Menyelesaikan pendidikan Strata Tiga
(Ph.D.) dari jurusan Ilmu Politik, Ohio State
Ridho Imawan Hanafi
University, USA. Minat studinya meliputi
perbandingan politik, perilaku politik, opini Peneliti pada Pusat Penelitian Politik, Lembaga
publik, demokratisasi, agama dan politik, dan Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2 Politik LIPI),
gerakan sosial. Menulis beberapa buku di dengan fokus kajian mengenai demokrasi, partai
antaranya Voting Behavior in Indonesia Since politik, dan pemilu. Menyelesaikan pendidikan
Democratization (Cambridge University Press, sarjana di Jurusan Jurnalistik, Fakultas Ilmu
2018), Piety and Public Opinion (Oxford Komunikasi, Universitas Dr. Soetomo,
University Press 2018), dan menulis di sejumlah Surabaya, dan memperoleh gelar Master dari
jurnal nasional seperti Jurnal Politik dan Politika, Departemen Ilmu Politik, FISIP, Universitas
maupun jurnal internasional seperti American Indonesia. Menulis di media massa di antaranya
Journal of Political Science, Comparative Kompas, Koran Tempo, Suara Merdeka. Penulis
Political Studies, Journal of Experimental dapat dihubungi melalui email: ridhoimawan@
Political Science, dan Journal of Democracy. gmail.com.
Dapat dihiubungi di: saiful.mujani@uinjkt.ac.id

Imam Syafi'i
Muhammad Prakoso Aji Peneliti pada Pusat Penelitian Politik, Lembaga
Penulis menyelesaikan program sarjana Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2 Politik LIPI).
Antropologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial Meraih gelar S1 Sejarah dari Universitas
dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia Negeri Malang dan S2 Sejarah dari Universitas
pada tahun 2008 dan program Magister Diponegoro. Tergabung dalam Tim Kajian
Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Konflik Sumber Daya Alam (SDA) P2
Politik, Universitas Indonesia pada tahun Politik LIPI dalam rentang waktu 2014-2019.
2010. Ia mengawali karirnya sebagai CPNS di Dan mulai 2020, tergabung di Tim Kajian
Kementerian Dalam Negeri RI pada tahun 2009. Masyarakat Sipil P2 Politik LIPI. Penulis
Kemudian karena ketertarikannya akan ilmu memiliki ketertarikan pada kajian Sejarah dan
politik dan bidang pemerintahan menjadi Staf di Komunitas Maritim (Masyarakat Pesisir), serta
Direktorat Penataan Daerah, Otonomi Khusus Konfllik SDA. Penulis dapat dihubungi melalui
dan Dewan Pertimbangan Otononomi Daerah email: imamsyafii.sej07@gmail.com
(DPOD), Direktorat Jenderal Otonomi Daerah,
Kementerian Dalam Negeri (2009-2016). Ia juga
pernah menjabat sebagai Kepala Seksi Evaluasi

Tentang Penulis | 305


Pandu Prayoga Universitas Pertahanan pada tahun 2015. Saat
Peneliti pada Pusat Penelitian Politik, Lembaga ini menjabat sebagai Peneliti Pertama di Pusat
Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2 Politik LIPI). Penelitian Badan Keahlian DPR RI. Karya tulis
Menamatkan pendidikan S1 di Universitas ilmiah yang diterbitkan antara lain “Kebijakan
Hasanuddin, Makassar tahun 2011 dan Siber Nasional di Era Globalisasi Informasi”,
Pendidikan S2 di Coventry University, the “Tugas Perbantuan TNI Dalam Penanganan
United Kingdom tahun 2019 pada jurusan yang Terorisme”, “Implementasi Pelaksanaan Politik
sama. Tergabung pada Tim Kajian ASEAN Luar Negeri Bebas Aktif dan Penguatan Sistem
P2 Politik LIPI pada tahun 2014 dengan Pertahanan dalam RPJMN 2015-2019”. Penulis
kosentrasi Regionalisme dan Regionalisasi dapat dihubungi melalui email: auliarosadi@
ASEAN, Ekonomi Politik Maritim, dan Politik gmail.com
Internasional. Penulis dapat dihubungi melalui:
panduprayoga.p2p@gmail.com Rangga Amalul Akhli
Penulis merupakan pengajar di Departemen
Mario Surya Ramadhan Ilmu Hubungan Internasional, FISIP Universitas
Peneliti pada Pusat Penelitian Politik, Lembaga Pasundan. Ia menyelesaikan pendidikan tingkat
Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2 Politik LIPI). sarjana dari program studi Ilmu Hubungan
Menyelesaikan pendidikan sarjana dari Program Internasional, Universitas Pasundan dan
Studi Ilmu Hubungan Internasional, Universitas melanjutkan pendidikan tingkat magister di
Indonesia, dan memperoleh gelar Master dari Universitas Pertahanan jurusan Diplomasi
National Security College, Australian National Pertahanan. Ia memiliki ketertarikan pada Studi
University. Tergabung dalam Tim Kajian Politik Keamanan dan Hubungan Amerika Serikat-
Luar Negeri dan Tim Kajian Keamanan Non- Tiongkok. Penulis dapat dihubungi melalui
Tradisional P2 Politik LIPI. Penulis mememiliki email: ranggaamalul@gmail.com
ketertarikan pada kajian keamanan internasional
dan dinamika Indo-Pasifik. Penulis dapat Galby Rifqi Samhudi
dihubungi melalui email: mario.ramadhan@
gmail.com Penulis merupakan Tenaga Ahli DPR RI untuk
lingkup kerja kebijakan luar negeri, keamanan,
pertahanan, dan intelijen. Ia menyelesaikan
Diandra Megaputri Mengko pendidikan S1 di International Islamic
Peneliti Pusat Penelitian Politik yang tergabung University Malaysia jurusan Ilmu Politik.
di dalam Tim Kajian Pertahanan-Kemanan sejak Setelah itu mengambil S2 di Universitas
tahun 2014. Pendidikan S-1 Ilmu Hubungan Pertahanan dengan jurusan Diplomasi
Internasional diselesaikan dari FISIP Universitas Pertahanan dan Universitas Indonesia dengan
Parahyangan tahun 2010, sementara pendidikan jurusan Ilmu Hubungan Internasional. Penulis
S-2 diselesaikan dari Fakultas Manajemen bisa dihubungi melalui galby.sam@gmail.com
Pertahanan Universitas Pertahanan bekerjasama
dengan Cranfield University pada tahun 2012. Arinda Widya Laraswati
Diandra telah terlibat dalam beberapa penelitian
terkait dengan TNI, intelijen, dan kontra- Penulis saat ini merupakan seorang mahasiswi
terorisme. Penulis dapat dihubungi melalui Magister Ilmu Hubungan Internasional
email: diandramengko@yahoo.com Universitas Indonesia angkatan 2019.
Sebelumnya, penulis menyelesaikan studi S1
di Program Studi Hubungan Internasional
Aulia Fitri Universitas Brawijaya pada tahun 2016. Fokus
Penulis menyelesaikan pendidikan S1 Hubungan kajian penulis adalah bidang ekonomi politik
Internasional Universitas Katolik Parahyangan internasional. Penulis dapat dihubungi melalui
tahun 2010 dan S2 Manajemen Pertahanan Arinda.widya@ui.ac.id.

306 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 17, No.2 Desember 2020


R.A. Rizka Fiani Prabaningtyas
Penulis merupakan Peneliti Pertama pada Pusat
Penelitian Politik, Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia. Meraih gelar S1 dari Universitas
Gadjah Mada dan S2 dari Australian National
University. Tergabung dalam Tim Kajian
Politik Luar Negeri Indonesia P2P LIPI sejak
2014. Minat riset Rizka meliputi kajian Politik
Internasional, diplomasi dan politik luar negeri,
isu migrasi paksa, dan pengungsi internasional.
Penulis dapat dihubungi melalui email:
Prabaningtyas.rizka@gmail.com

Atin Prabandari
Penulis adalah staf pengajar di Departemen
Ilmu Hubungan Internasional, Universitas
Gadjah Mada, dan juga research fellow di
ASEAN Studies Center dan Southeast Asia
Social Studies Center Universitas Gadjah Mada.
Minat penelitian beliau adalah isu kemanusiaan,
studi pengungsi dan migrasi paksa, serta
politik perbatasan. Penulis saat ini sedang
menempuh studi S3 di the School of Politics
and International Studies, The University of
Queensland dengan fokus penelitian “the role
of emotions in shaping humanitarian practices
across cultures”. Penulis dapat dihubungi
melalui email: atinprabandari@ugm.ac.id

Hardi Alunaza S.D


Penulis merupakan alumni dari Program
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta dan saat ini aktif sebagai tenaga
pengajar di Prodi Hubungan Internasional
Universitas Tanjungpura, Pontianak Kalimantan
Barat. Pernah mengikuti Lokakarya Pengajar
Muda Untuk Kebijakan Luar Negeri Indonesia
di tahun 2019 yang diadakan oleh CSIS
Indonesia. Penulis juga merupakan alumni dari
Program Mahathir Global Peace School di
International Islamic University Malaysia. Pada
Januari 2020, mengikuti Short Course Science
Diplomacy yang diselenggarakan oleh Indian
Technical Economic Cooperation (ITEC) di
New Delhi, India. Memiliki ketertarikan dalam
bidang diplomasi dan politik luar negeri dan
dapat dihubungi melalui email: hardi.asd@fisip.
untan.ac.id

Tentang Penulis | 307

Anda mungkin juga menyukai