Anda di halaman 1dari 13

RESUME DASAR-DASAR MANAJEMEN PROYEK

MAKALAH K3

Oleh :
SISI AULIA PAMUDYA WARDANI
NIM 181910201045

PROGRAM STUDI STRATA 1 TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2021
RESUME DASAR-DASAR MANAJEMEN PROYEK

MAKALAH K3

disusun guna melengkapi tugas mata kuliah K3


pada Program Studi Teknik Elektro (S1)

Oleh :
SISI AULIA PAMUDYA WARDANI
NIM 181910201045

PROGRAM STUDI STRATA 1 TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2021
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................................i
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan Pengamatan.........................................................................................2
1.4 Manfaat Pengamatan.......................................................................................2
1.5 Batasan Masalah..............................................................................................3
1.6 Sistematika Penulisan......................................................................................3
BAB 2 MAKSUD DAN TUJUAN..................................................................................4
BAB 3 PERMASALAHAN DI LAPANGAN...............................................................5
3.1 Kondisi............................................................................................................5
3.2 Permasalahan...................................................................................................5
3.3 Waktu Pengamatan..........................................................................................5
3.4 Prosedur Pengamatan......................................................................................5
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................6
BAB 5 PENUTUP............................................................................................................9
5.1 Kesimpulan..................................................................................................................9
5.2 Saran............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen proyek adalah suatu aktivitas yang didalamnya terdiri atas kegiatan merencanakan, memimpin,
mengorganisir, serta mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi yang
telah ditentukan dalam jangka waktu tertentu dengan sumber daya tertentu (Soeharto, 1999). Manajemen proyek
mempergunakan anggota perusahaan untuk diposisikan pada tugas tertentu dan mempunyai tanggung jawab
obyektif yang spesifik dalam proyek. Semua perencanaan, pengendalian, pelaksanaan, serta koordinasi suatu
proyek dari awal sampai berakhirnya proyek dilakukan untuk menjamin proyek terlaksana tepat biaya, tepat
mutu, serta tepat waktu (Ervianto, 2005).
Proyek adalah suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak teratur, mempunyai penjadwalan yang
terbatas dalam hal waktu pelaksanaan, sumber daya, dan anggaran serta memiliki kekhususan tersendiri atas
produk yang akan dihasilkan (Sukrisman, 2015). Proyek konstruksi memiliki sekumpulan kegiatan yang
berhubungan dengan pembangunan suatu infrastruktur yang mencakup beberapa pekerjaan dalam bidang teknik
sipil, salah satu jenisnya adalah pembangunan konstruksi gedung (Prasko, 2012). Bangunan konstruksi gedung
adalah bentuk nyata hasil pekerjaan pembangunan konstruksi yang berkedudukan di suatu tempat, di atas tanah
atau di dalam tanah fungsinya sebagai hunian, ataupun kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan budaya,
serta kegiatan sosial. Bangunan gedung dalam fungsi sosial berupa gedung untuk kebudayaan, laboratorium,
pelayanan umum, pendidikan, serta pelayanan kesehatan. Pelaksanaan proyek konstruksi bangunan gedung
memiliki tiga komponen penting, yaitu waktu, mutu, dan biaya. Dalam suatu proyek konstruksi untuk penentuan
besarnya perbandingan biaya untuk sumber daya manusia, sumber daya material, serta sumber daya peralatan
harus tepat. Biaya untuk sumber daya pada masa kontruksi merupakan alokasi dana yang paling besar, jika
terdapat kesalahan dalam perhitungan perbandingannya dapat mengakibatkan kerugian pada proyek salah satu
contohnya pemborosan sumber daya yang digunakan pada pelaksanaan pembangunan (Sobirin, Konstruksi, &
Gedung, 2016).
Pada pelaksanaan proyek konstruksi gedung juga membutuhkan rencana kerja pada setiap kegiatannya,
jadwal, atau waktu kegiatan. Rencana kerja, jadwal, atau waktu kegiatan menjadi
acuan pelaksanaan pekerjaan dalam proyek agar kegiatan-kegiatannya dapat terarah dan terorganisir dengan
baik. Apabila kegiatan dalam proyek tidak terarah dengan baik sesuai perencanaan maka dapat menimbulkan
berbagai masalah seperti keterlambatan pelaksanaan pada pekerjaan. Durasi atau waktu pada kegiatan proyek
merupakan lamanya kegiatan proyek yang berjalan agar dapat menghasilkan sebuah produk yang telah
direncanakan. Dalam perencanaan waktu suatu proyek disusun dengan membuat sebuah time schedule dimana
terdapat urutan pekerjaan proyek dan waktu dimulai awal sampai selesainya kegiatan proyek, sehingga dapat
diperoleh perkiraan lamanya suatu proyek. Sehingga pengendalian waktu di suatu proyek sangatlah penting
untuk dapat menyelesaikan proyek dengan tepat waktu atau dapat juga selesai lebih cepat dari waktu rencana
(Musthofa dan Ma’arif, 2018).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat tentukan beberapa permasalahan
sebagai berikut :
a. Bagaimana manajemen proyek diterapkan ?
b. Bagaimana dampak dari penerapan manajemen proyek ?

1.3 Tujuan Pengamatan


Berdasarkan hasil meninjau dari latar belakang pada permasalahan yang telah diuraikan, maka
dapat dirumuskan tujuan utama dari pengamatan ini adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui cara manajemen proyek diterapkan.
b. Mengetahui dampak dari penerapan manajemen proyek.

1.4 Manfaat Pengamatan


Manfaat yang didapat dari hasil pengamatan yang akan penulis lakukan adalah sebagai berikut :
a. Mengerti dan paham cara manajemen proyek diterapkan.
b. Mengetahui dampak dari penerapan manajemen proyek.

1.5 Batasan Masalah


Berdasarkan topik yang diambil pada, pembahasan akan dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :
a. Pembahasan hanya tentang cara manajemen proyek diterapkan.
b. Hanya membahas tentang dampak dari penerapan manajemen proyek.

1.6 Sistematika Penulisan


Secara garis besar penyusunan proposal skripsi memiliki sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang gambaran singkat tentang manajemen proyek.
BAB II MAKSUD DAN TUJUAN
Pada BAB II akan dibahas tentang alasan dilaksanakannya manajemen proyek.

BAB III PERMASALAHAN DI LAPANGAN


Berisi tentang kondisi, permasalahan yang dihadapi dan solusi yang ditawarkan dari manajemen
proyek.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Berisi tentang analisa hasil analisis dan resume tentangg manajemen proyek.

BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran yang didapatkan terhadap analisis dan resume tentangg
manajemen proyek.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dilakukannya analisis, resume, dan dibuatnya makalah ini adalah sebagai
berikut :
a. Mengetahui sistem manajemen proyek.
b. Mengetahui diterapkan atau tidaknya sebuah manajemen proyek.
c. Mengetahui sukses atau tidaknya dari diterapkan dan dilaksanakannya manajemen proyek.
d. Mengetahui dampak manajemen proyek.

Diselenggarakannya pengamatan ini adalah untuk mengatahui poin-poin yang telah diuraikan
diatas yaitu dengan melakukan analisis dan resume perihal manajemen proyek.
BAB III
PERMASALAHAN DI LAPANGAN

3.1 Kondisi
Kondisi dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Kurangnya pekerja.
b. Tenaga terlalu diperas akibat dari kurangnya pekerja.

3.2 Permasalahan
Permasalahan yang terjadi dilapangan antara lain yaitu :
a. Sering kali sebuah proyek melebihi batas pengerjaan
b. Lalai dalam mencapai target penyelesaian

3.3 Waktu Pengamatan


Pengamatan dilakukan pada 30 November 2021

3.4 Prosedur Pengamatan


Prosedur penelitian yang digunakan adalah dengan mengumpulkan informasi dan menganalisis
lalu membuat resume tentang manajemen proyek.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Manajemen berasal dari kata to manage, yang berarti mengelola. Namun secara konseptual
manajemen berarti suatu kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan menggunakan
prinsip-prinsip manajemen, dengan memberdayakan sumber daya manajemen dalam rangka mencapai
tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Robbins dan Coulter (2002:6) mendefinisikan manajemen
sebagai: “…as the process of coordinating work activities so that they are completed efficiently and
effectively with and through other people”. Artinya manajemen adalah suatu proses pengoordinasian
pekerjaan sehingga semua pekerjaan tersebut dapat disempurnakan dengan dan melalui orang lain
secara efektif dan efisien. Proses manajemen merupakan pelaksanaan fungsi atau aktivitas utama yang
saling berkaitan oleh manajer. Proses manajemen dilakukan dengan atau melalui orang lain, artinya
manakala proses manajemen dilakukan dengan orang lain, ada penggerakan para bawahan oleh
manajer untuk saling bekerja sama (manajer dan para anak buahnya) melakukan aktivitas pekerjaan
sesuai prinsip manajemen; selanjutnya untuk proses manajemen yang dilakukan melalui orang lain
menunjukkan adanya desentralisasi dan koordinasi pekerjaan dengan orang lain atau pihak lain atau
unit lain sehingga pekerjaan tersebut dapat dituntaskan sesuai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien. Konsep manajemen lahir dalam rangka mencari formula yang paling efisien dalam
menggunakan sumber daya. Sumber daya keberadaannya sangat terbatas. Keterbatasan sumber daya
tanpa penggunaan yang efisien akan menimbulkan dampak negatif dalam pencapaian tujuan organisasi.
Berangkat dari pola pikir inilah maka dalam kegiatan manajemen perlu kegiatan yang efisien. Efisien
diterjemahkan sebagai upaya melakukan tindakan dengan benar. Sementara itu, pertimbangan efektif
dalam mencapai tujuan dimaknai sebagai melakukan tindakan yang mengarah ke pencapaian tujuan.
Semua tindakan yang dilakukan dalam manajemen harus berorientasi kepada pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan oleh organisasi. Seperti yang dikemukakan oleh Robbins dan Coulter (2002:6-7),
efisien sebagai pencapaian hasil yang terbanyak
dari sejumlah kecil masukan. Hal ini berkaitan dengan adanya keterbatasan sumber daya (lack of
scarce resources) yang dihadapi oleh seorang manajer, baik sumber daya manusia, uang dan peralatan.
Oleh sebab itu, efisiensi dapat juga diartikan sebagai melakukan sesuatu secara benar atau tepat (doing
things right) yakni hemat dalam menggunakan sumber daya yang ada. Tentu Anda masih ingat tentang
gerakan hemat energi listrik yang dicanangkan oleh pemerintah kita akhirakhir ini, bukan? Kebijakan
pemerintah tersebut termasuk upaya efisiensi (Drs. Bambang Pujiyono, M.Si., 2014).
Prinsip-prinsip manajemen merupakan fungsi-fungsi dari manajemen. Uraian lebih rinci
mengenai prinsip manajemen, antara lain sebagai berikut yaitu perencanaan dimana menyusun dan
menentukan lebih dahulu aktivitasaktivitas yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang dalam
rangka mencapai tujuan tertentu. Hal ini berarti, bahwa untuk mencapai tujuan tertentu tidak akan
mungkin bisa tercapai tanpa adanya rencana yang matang. Untuk dapat membuat rencana yang matang
perlu dukungan yang baik dari sistem penunjang pembuatan keputusan (rencana) tersebut. Dukungan
dalam pembuatan rencana yang matang berupa informasi yang akurat dan lengkap. Selain itu pula
faktor manusia dan dukungan teknologi untuk pengambilan keputusan secara kuantitatif dan kualitatif
dapat dilakukan dengan baik. Rencana inilah yang nantinya akan menjadi pedoman kerja dalam
organisasi. Selain menjadi pedoman kerja, perencanaan juga menjadi standar nantinya akan menjadi
indikator keberhasilan pelaksanaan kerja ketika kegiatan pengendalian dilakukan. Untuk itu, rencana
baik yang terprogram maupun yang tidak terprogram mesti disusun secara lengkap, menyeluruh,
terperinci, mudah dipahami dan dilaksanakan oleh berbagai tingkatan manajemen dalam organisasi.
Selanjtnya yaitu pengorganisasian yaitu kegiatan membagi dan memberdayakan sumber daya manusia
dan pekerjaan yang ada dalam organisasi. Pembagian kerja dan manusia dalam organisasi ini tentu saja
didasarkan pada pertimbangan spesialisasi dan kualifikasi dari pekerjaan dan sumber daya manusia
yang tersedia dalam organisasi. Kegiatan pengorganisasian inilah yang menghadirkan pembagian tugas
dan wewenang. Tugas dan wewenang harus diatur dengan baik agar tidak menimbulkan konflik
fungsional dalam organisasi. Beberapa konsep yang muncul dalam pengorganisasian di antaranya
tentang pendelegasian
wewenang, struktur organisasi, spesialisasi individu dan organisasi dan lainnya. Intinya, bahwa
pengorganisasian didasari oleh konsep menempatkan orang yang tepat di tempat yang tepat sesuai
dengan kualifikasi pekerjaan yang akan dipegang sumber daya manusia organisasi. Ketiga, pengarahan
yaitu kegiatan untuk menggerakkan orang, mesin, dan pekerjaan dalam organisasi. Sumber daya
organisasi tidak secara otomatis dapat melakukan aktivitasnya. Namun sumber daya organisasi tersebut
perlu digerakkan dengan menggunakan konsep-konsep manajemen seperti motivasi, kepemimpinan,
koordinasi, dan komunikasi. Motivasi untuk mendorong agar orang-orang dalam organisasi mau
melakukan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Komunikasi untuk menjembatani unit-unit
fungsional dan individual organisasi berkait dengan pekerjaan yang dilakukan. Koordinasi
dilaksanakan dalam rangka mencapai sinergi antarberbagai unit fungsional dalam organisasi.
Koordinasi sangat penting agar tiap unit kerja tidak melakukan tugas secara tumpang tindih dan kadang
melahirkan konflik-konflik dalam organisasi. Sementara itu, kepemimpinan dimaknai sebagai tindakan
untuk mempengaruhi para anak buah dalam organisasi untuk mengikuti kemauan manajemen tingkat
atas. Berdasar uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengarahan atau penggerakan sumber daya
dalam organisasi dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan di atas. Terakhir pengawasan yaitu
mengadakan evaluasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan
organisasi. Dasar untuk melakukan kegiatan pengawasan adalah kegiatan perencanaan yang telah
disusun sebelumnya. Fungsi dari kegiatan pengendalian/pengawasan ini adalah untuk mengoreksi
tindakantindakan yang diindikasikan melenceng dari rencana yang telah ditetapkan. Pada dasarnya,
kegiatan pengawasan ini berkait dengan kesalahan orang dalam melakukan pekerjaan, perubahan
lingkungan kerja, pergeseran visi organisasi, dan lain-lain. Prosedur pengawasan mencakup empat
kegiatan utama yaitu menetapkan tujuan yang ingin dicapai, melakukan penilaian terhadap pelaksanaan
kerja, membandingkan nilai pelaksanaan kerja dengan tujuan yang ditetapkan, dan melakukan koreksi
terhadap penyimpangan yang terjadi (Drs. Bambang Pujiyono, M.Si., 2014).

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen proyek memiliki 4 elemen penting yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan. Suatu proyek dapat berjalan lancar dan memiliki tingkat keberhasilan pengerjaan tepat
waktu jika melaksanakan 4 elemen atau syarat penting tersebut.

5.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan yaitu pada proyek dengan skala kecil ataupun besar, adanya
manajemen proyek harus diterapkan secara baik dan benar agar sebuah proyek dapat selesai tepat
waktu dan tidak memakan biaya yang besar karena pengerjaan yang tidak sesuai dengan acuan pada
manajemen proyek.
DAFTAR PUSTAKA

Ervianto, I.W. (2005). Manajemen Proyek Konstruksi Edisi Revisi. Yogyakarta.


Andi.
Musthofa, Riza dan Syamsul Ma'arif. 2018. Analisis Biaya dan Waktu pada Proyek
Pembangunan Gedung Rumah Sakit Mata Unda'an Kota Surabaya.
Laporan Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas
Islam Sultan Agung, Semarang.
Prasko. 2012. Pengertian dan Jenis Proyek Konstruksi. Prasko Tujuh Belas.
Retrieved November 30, 2021, from http://prasko17.blogspot.co.id.
Pujiyono, Bambang., 2010, Konsep Manajemen Proyek, Alfabeta, Jakarta.
Robbins, Stephen dan Coulter, Mary. 2002. Manajemen. Jakarta: Gramedia
Sobirin, M. 2016. Kinerja Proyek Konstruksi Bangunan Gedung Dipengaruhi oleh
Beberapa Faktor Seperti Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alat dan
Sumber Daya Material. Jurnal Sains Dan Teknologi Utama, XI(2), 117–
132. Jakarta.
Soeharto, Iman. 1999. “Manajemen Proyek”. Edisi kedua. Jakarta : Erlangga.
Sukrisman, Ferani Rachmadini. 2015. Analisis Optimalisasi Manajemen Proyek
Menggunakan Metode PERT (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Tangki
Penyimpanan Amonia PUSRI 2B oleh PT Rekayasa Engineering). Laporan
Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas Bina
Nusantara, Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai