Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pantai


Menurut Permen PU No.07/PRT/M/2015 pantai adalah daerah yang
merupakan pertemuan antara laut dan daratan diukur pada saat pasang tertinggi
dan surut terendah, dan daerah pantai adalah suatu daratan beserta perairannya
dimana pada daerah tersebut masih saling dipengaruhi baik oleh aktivitas darat
maupun laut. Wilayah pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan
laut yang dipengaruhi oleh perubahan di daratan dan di lautan.
Ada dua istililah tentang kepantaian dalam Bahasa Indonesia yang sering
rancu pemakaiannya, yaitu pesisir (Coast) dan pantai (Shore). Penjelasan
mengenai beberapa defenisi tentang kepantaian ini dengan memperhatikan
gambar 2.1 Pesisir adalah daerah laut di tepi laut yang masih mendapat pengaruh
laut seperti pasang surut angin laut dan perembesan air laut, sedangkan pantai
adalah daerah di tepi perairan yang di pengaruhi oleh air pasang tertinggi dan air
surut terendah.
Daerah daratan adalah daerah yang terletak diatas dan dibawah permukaan
daratan dilalui dari batas garis pasang tertinggi. Daerah lautan adalah daerah yang
terlerak diatas dan di bawah lautan permukaan laut dimulai dari sisi laut pada
garis surut terendah. Termasuk dasar laut dan bagian bumi dibawahnya.
Garis pantai adalah garis batas pertemuan antara daratan dan air laut dan erosi
Pantai yang terjadi. Sem padang pantai adalah kawasan tertentu sepanjang pantai
yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi
pantai. Kriteria sem padang adalah daratan sepanjang daratan sepanjang tepian
yang lebarnya sesuai dengan bentuk dan kondisi fisik pantai , minimal 100 m dari
bitik pasang yang tertinggi ke arah daratan.
Gambar : 2.1 Definisi dan Batasan Pantai

Menurut Yuwono (1992) pantai adalah jalur yang merupakan batas antara
darat dan laut, diukur pada saat pasang tertinggi dan surut terendah, dipengaruhi
oleh fisik laut dan sosial ekonomi bahari, sedangkan kearah darat dibatasi oleh
proses alami dan kegiatan manusia dilingkungan darat. Penjelasan mengenai
definisi daerah pantai dapat dilihat dalam gambar 2.2 berikut.

Gambar : 2.1 Definisi Daerah Pantai (Yuwono,1992)


Menurut Triatmodjo (1999), morfologi pantai dan dasar laut dekat pantai
akibat pengaruh terhadap gelombang dibagi menjadi 4 kelompok yang berurutan
dari darat ke laut sebagai berikut:

1. Backshore, merupakan bagian pantai yang tidak terendam air laut kecuali
bila terjadi gelombang badai.
2. Foreshore, merupakan bagian pantai yang dibatasi oleh beach face atau
muka pantai pada saat surut terendah hingga uprush pada saat air pasang
tertinggi.
3. Inshore, merupakan daerah dimana terjadinya gelombang pecah,
memanjang dari sudut terendah sampai ke garis gelombang pecah.
4. Offshore, yaitu bagian laut yang terjauh dari pantai (lepas pantai), yaitu
daerah dari garis gelombang pecah kearah laut.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut:

Gambar 2.3 Definisi dan karakteristik gelombang di daerah pantai


(Triatmodjo,1999)

Selain bebrapa definisi seperti yang telah disebutkan di atas, di dalam


mempelajari teknik pantai juga perlu mengethui beberapa defenisi yang berkaitan
dengan karakteristik gelombang di daerah pantai seperti ditujukan pada gambar
2.3 gelombang yang merambat dari laut dalam menuju pantai mengalami
perubahan bentuk karena pengaruh perubahan kedalam laut. Ukuran kedalam laut
menyebabkan semakin berkurangnya panjang dan bertambahnya tinggi
gelombang pada saat kemiringan gelombang (perbandingan antara tinggi dan
panjang gelombang) mencapai batas maksimum gelombang pecah. Gelombang
yang telah pecah tersebut akan merambat terus ke arah pantai sampai akhirnya
gelombang bergerak naik turun pada permukaan pantai (up rush dan down rush ).
Garis gelombang pecah merupakan batas perubahan perilaku gelombang dan
juga transpor sedimen pantai. Daerah dari garis gelombang pecah ke arah laut
disebut offshore. Sedang daerah terbentang ke arah pantai dari garis gelombang
pecah dibedakan menjadi tiga daerah pecah yaitu breaker zone, surf zone dan
swash zone. Daerah gelombang pecah (break zone) adalah dimana gelombang
yang datang dari laut (lepas pantai) menjadi ketidak keestabilan dan pecah. di
pantai yang landai gelombang pecahbisa terjadi duakali. Surf zone adalah daerah
yang terbentang antara bagian dalam dari gelombang pecah dan batas naik
gurunnya. Gelombang pantai pantai yang dilandai mempunyai surf zone yang
lebar. Swash zone adalah daerah yang dibatasi oleh garis batas tertinggi naiknya
dan gelombang dan batas terrendah naik turunnya gelombang pantai.
Pantai merupakan gambaran nyata interaksi dinamis antara air, angina dan
material (tanah). Angin dan air bergerak membawa material tanah dari satu tempat
ketempat lainnya, megikis tanah dan kemudian mengendapkannya lagi di daerah
lain secara terus-menerus. Dengan kejadian ini menyebabkan terjadinya
perubahan garis pantai. Dalam kondisi normal, pantai selalu bisa menahan
gelombang dan mempunyai pertahanan alami untuk melindungi diri dari serangan
arus dan gelombang.
Tipe pantai sangat berpengaruh terhadap kemudahan terjadinya pantai.
Berikut ini diuraikan tentang tipe-tipe pantai yang ada di Indonesia berdasarkan
tipe paparan (shelf) dan perairan:

1. Pantai Paparan
Merupakan pantai dengan proses pengendapan yang dominan, umumnya
terdapat di pantai Utara Jawa, pantai Timur Sumatera, pantai Timur dan
Selatan Kalimantan dan pantai Selatan Papua, dengan karakteristik sebagai
berikut:
a. Muara sungau memiliki delta, airnya keruh mengandung lumpur dan
terjadi proses sedimentasi.
b. Pantainya landau dengan perubahan kemiringan kearah laut bersifat
gradual dan teratur.
c. Daratan pantainya dapat lebih dari 20 km.
2. Pantai Samudra
Merupakan pantai dimana proses erosi lebih dominan. Terdapat di pantai
Selatan Jawa, pantai Barat Sumatera, pantai Barat dan Timur Sulawesi dan
pantai Utara Papua, dengan karakteristik sebagai berikut:
a. Muara sungai berada dalam teluk, delta tidak berkembang baik dan
airnya jernih.
b. Btas antara daratan pantai dan garis pantai (yang umumnya lurus)
sempit.
c. Kedalaman pantai kearah laut berubah tiba-tiba curam.
3. Pantai Pulau
Pantai pulau merupakan pantai yang mengelilingi pulau kecil yang
dibentuk oleh endapan sungai, batu gamping, endapan gunung berapi atau
endapan lainnya, terdapat diantaranya di Kepulauan Riau, Kepulauan Seribu,
Kepulauan Karimunjawa, Kepulauan Nias.

2.2 Teknik Pantai


Teknik pantai adalah cabang dari teknik sipil yang berstandar pada ilmu
kekuatan (Oceanography), meteorolgy, mekanika fluida, elektronika mekanika
struktur geology dan morfology, matematika dan stastistik, komputer, mekanika
tanah dan mekanika bahan. Teknik pantai mempunyai aplikasi dan di daerah
pantai, seperti penangulan masalah erosi pantai dengan membuat bangunan,
bangunan pantai, pengulangan endapan dimuara sungai dan alur pelayaran serta
kolom pelabuhan, pembangunan pelabuhan dan sebagainya.

Bidang studi teknik pantai meliputi kegiatan sebagai berikut :

1. Perencanaan berbagai bangunan pantai seperti pemecah gelombang setti


grom, dinding pantai, revetman dsb.
2. Pengendalian erosi pantai dengan pembuatan bangunan pantai dan atau
dengan melakukan penambahan sedimen di pantai.
3. Stabilisasi muara saungai dengan melakukan pengerakan dan pembuatan
bangunan
4. Peramalan arus dan elevasi muka air di estvari dan muara sungai serta
pengaruh pada kualitas air, gerak sedimen, pelayaran dansebagainya.
5. Perencanaan bangunan dan bangunan , bangunan pelengkapnya seperti
pemecah gelombang, dermaga, dolpin, sistem penembatan dansebagainya.
6. Study penyebaran panas dari suatu pabrik misalnya bangunan air panas,
dari pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTUGU) atau penyebaran
poluton/limbah dari pabrik.
7. Reklamasi daerah pantai untuk daerah industri atau pemukiman
8. Pengerukan perairan pelabuhan dan pembuangan material pengerukan.

2.3 Pasang Surut


Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut karena adanya gaya Tarik benda-
benda langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut di bumi.
Meskipun massa bulan jauh lebih kecil dari massa matahari, tetapi karena
jaraknya terhadap bumi jauh lebih dekat maka pengaruh gaya tarik bulan terhadap
bumi lebih besar dari pada pengaruh gaya tarik matahari. Gaya tarik bulan yang
mempengaruhi pasang surut adalah 2,2 kali lebih besar daripada gaya tarik
matahari (Triatmodjo, 1999).
Pengetahuan tentang pasang surut adalah penting didalam perencanaan
bangunan pantai dan pelabuhan. Elevasi muka air tertinggi (pasang) dan terendah
(surut) sangat penting untuk merencanakan bangunan-bangunan tersebut.
Misalnya, elevasi puncak bangunan pemecah gelombang ditentukan oleh elevasi
muka air pasang, sedangkan kedalaman alur pelayaran atau pelabuhan ditentukan
oleh muka air surut.
2.4 Gelombang
Pethick (1984) menyebutkan bahwa dalam pembentukan atau proses
gemorfologi di pantai banyak dipengaruhi oleh gelombang laut. Gelombang laut
dapat terjadi oleh karena hembusan angina, gempa mauupun letusan gunung
bawah permukaan.
Gelombang merupakan faktor penting dalam perencanaan pelabuhan dan
bangunan pantai lainnya. Gelombang dilaut dapat dibedakan menjadi beberapa
maca, tergantung pada daya pembangkitnya. Gelombang tersebut adalah
gelombang angina yang dibangkikan oleh tiupan angin dipermukaan laut
gelombang pasang surut dibangkitkan oleh gaya Tarik benda-benda langit
terutama matahari dan bulan terhadap bumi, gelombang tsunami terjadi akibat
letusan gunung berapi atau gempa bumi dilautan, gelombang yang diakibatkan
kan oleh kapal yang bergerak.
Pada umumnya gelombang terjadi akibat hembusan angina dipermukaan air
laut. Daerah dimana gelombang itu dibentuk disebut daerah pembangkitan
gelombang (wave generating area). Geloombbang yang terjadi di daerah
pembangkitan disebut sea, sedangkan gelombang yang terbentuk diluar aderah
pembangkitan disebut swell. Ketika gelombang menjalar, partikel air di
permukaan bergerak dalam suatu lingkaran besar membentuk puncak gelombang
pada puncak lingkarannya dan lembah pada lintasan terendah. Dibawah
permukaan, air bergerak dalam lingkaran-lingkaran yang makin kecil. Saat
gelombang mendekati pantai, bagian bawah gelombang akan mulai bergesekkan
dengan dasar laut yang menyebabkan pecahnya gelombang dan terjadi putaran
pada dasar laut yang dapat membawa material dari dasar pantai serta
menyebabkan perubahan profil pantai. Perhatiakn gambar 2.4 berikut

Gambar 2.4 Gerak Partikel Air di Laut Dangkal, Transisi, dan Dalam
(Triatmodjo, 1999)
Pada umumnya bentuk gelombang sangat kompleks dan sulit digambarkan
secara matematis karena ketidak linieran, tiga dimensi dan bentuknya acak
(random). Ada beberapa teori yang menggambarkan bentuk gelombang yang
sederahana dan merupakan pendekatan dari alam. Teori yang sederhana adalah
teori gelombang linear. Menurut teori gelombang linear, gelombang berdasarkan
kedalaman relatifnya dibagi menjadi tiga yaotu deep water (gelombang di laut
dangkal), transitional water (gelombang laut transisi), shallow water (gelombang
dilaut dalam). Klasifikasi dari gelombang ditunjukkan dalam table 2.1 berikut:

Tabel 2.1 Klasifikasi Gelombang Menurut Teori Gelombang Linier

Gelombang mendominasi dalam proses yang terjadi dipantai. Arua dan


perputaran air (turbulence) menghasilkan gelombang yang menyeret sedimen
bersamanya, dan arus sejajar pantai (longshore current) yang disebabkan oleh
gelombang dan pasang surut membawa sedimen sejajar dengan pantai.
Perpindahan sedimen ini biasanya terjadi pada batas atas gelombang menuju
bataspada kedalaman 15 meter, sedangkan pasir dalam jumlah besar hanyut dalam
bentuk suspense.

Berdasarkan berbagai penelitian oleh Nugroho (2005), diketahui pantai


menglami perubahan musiman, terdapat periode dimana gelombang yang menuju
pantai merupakan gelombang besar-pasir terbawa kembali ke pantai, biasanya
membentuk pantai yang meninggi dan melebar.

Selain gelombang, angina juga memberikan distribusi yang besar, karena


angina merupakan faktor utama terjadinya pergerakan arus dan gelombang.
Perbedaan suhu dan kelembaban udara antara daratan dan lautan menyebabkan
adanya angina yang berhenbus baik dari daratan menuju laut maupun sebaliknya.
Pergerkan angina yang melewati permukaan laut menimbulkan gelombang yang
memiliki kekuatan yang berbeda tergantung keceptannya. Dipantai, angina dapat
menimbulkan arus sejajar pantai yang arahnya mengikuti arah angina yang
berhembus disekitar pantai.

Susunan gelombang dilaut baik bentuk maupun macamnya sangat bervariasi


dan kompleks, bagian dari gelombang adalah:

 Puncak adalah titik tertinggi gelombang


 Lembah adalah titik terendah gelombang
 Tinggi adalah jarak vertical antara puncak dan lembah
 Periode adalah waktu yang dibutuhkan terjadinya suatu gelombang

Gelombang laut sebagai sumber energy, merupakan transformasi energy dari


energy cahaya matahari menjadi energy mekanik angina, yang mengakibatkan
perubahan energy menjadi potensial oleh gelombang yang dapat memberikan
perubahan bentuk pantai.

Gelombang laut memiliki kurva berupa dan pergerakan gelombang yang khas.
Kurva gelombang tidak berbentuk garis rata namun merupakan kurva, masing-
masing kurva gelombang membentuk karakteristik khas pada panjang, tinggi,
perode dan kecepatan gelombang masing-masing gelombang. Hubungan antara
panjang, tinggi, periode, dan kecepatan gelombang memberikan kontribusi akan
dinamisasi gelombang yang dijadikan teori. Teori tersebut menjelaskan antara
hubungan panjang gelombang, tinggi gelombang, kecepatan dan periode
gelombang yang teori tersebut dikemukakan oleh:

1. Teori gelombang Airy. Teori ini dinamakan sesuai dengan pembuat


teorinya yaitu Airy pada tahun 1845. Teori gelombang Airy
diaplikasikan pada gelombang laut yang terjadi pada perairan laut
yang dalam
2. Teori gelombang Stokes. Teori ini dinamakan sesuai dengan
pembuat teorinya yaitu Stokes pada tahun 1847. Teori gelombang
Stokes diaplikasikan pada gelombang laut yang terjadi pada
perairan laut dengan segala macam jenis kedalaman
3. Teori gelombang Solitary, digunakan khusus untuk perairan
dangkal yang terpisah dari lautan
Dari ketiga teori gelombang tersebut, teori gelombang oleh Stokes
adalah teori yang paling mudah diaplikasikan, tetapi sayangnya memiliki
kelemahan karena memasukan banyak persamaan yang rumit. Sebagai
alternatif, banyak peneliti yang menggunakan teori gelombang Airy
dibandingkan Solitary, karena teori Salotary digunakan hanya pada
peraiaran yang dangkal dan terpisah dari lautan yang kondisi tersebut
sedikit ditemukan.
Dengan prinsip dasar kontinuitas massa dan energi, teori gelombang
Airy memberikan hubungan pokok antara panjang gelombang dengan
periode gelombang dimana panjang gelombang dipengaruhi oleh periode
gelombang serta kedalaman air laut ketika pengukuran.

2.5 Bangunan Pantai

Berdasarkan Permen PU No.07/PRT/M/2015 Pengamanan pantai


diselenggarakan berdasarkan zona pengaman pantai dan mempertimbangkan
wilayah pantai, pola serta rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah
pantai, namun dalam hal rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah
pantai dan rencana zonasi wilayah pesisir belum diterapkan, pelaksanaan
pengaman pantai dilakukan berdasarkan zona pengaman pantai. Pengamanan
pantai dimaksudkan untuk melakukan perlindungan dan pengamanan terhadap:

 Masyarakat yang tinggal di sepanjang pantai dari ancaman gelombang


dan genangan pasang tinggi (rob), erosi serta abrasi.
 Fasilitas umum, fasilitas sosial, kawasan yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi dan nilai sejarah serta nilai strategis nasional yang
berada di sepanjang pantai.
 Pendangkalan muara pantai.

Pengaman pantai dilakukan berdasarkan aspek umum dan aspek teknis.


Pembangunan bangunan pantai berdasarkan Permen No.07/PRT/M/2015
memiliki tahapan sebagai berikut:
 Tahapan Perencanaan : Perencanaan

 Tahapan Kegiatan : Pelaksanaan kegiatan, Operasi dan pemeliharaan.

 Tahapan Lanjutan : Pengelolaan bangunan pengaman pantai milik


negara atau daerah, pembiayaan bangunan pengaman pantai, peran
masyarakat. (Permen No.07/PRT/M/2015)

Bangunan pantai digunakan untuk melindungi pantai terhadap kerusakan


karena serangan gelombang dan arus. Ada beberapa cara yang dilakukan untuk
melindungi pantai, yaitu:
a. Memperkuat atau melindungi pantai agar mampu menahan serangan
gelombang.

b. Mengubah laju transpor sedimen sepanjang pantai.

c. Mengurangi energi gelombang yang sampai ke pantai.

d. Reklamasi dengan menambah suplai sedimen ke pantai atau dengan


cara lain sesuai dengan fungsinya. Seperti disebutkan di atas, bangunan
pantai dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok, yaitu:
1) Konstruksi yang dibangun sejajar dengan garis pantai.

2) Konstruksi yang dibangun kira-kira tegak lurus pantai dan sambung


ke pantai.

3) Konstruksi yang dibangun dilepas pantai kira-kira sejajar dengan garis


pantai.

Secara umum bangunan pantai dibagi menjadi beberapa kelompok.


Kelompok pertama adalah dinding pantai atau revertment yang dibangun pada
garis pantai atau di daratan yang digunakan untuk melindungi pantai langsung
dari serangan gelombang. Kelompok kedua meliputi groin dan jetty. Tipe
bangunan pantai biasanya ditentukan oleh ketersediaan material di lokasi
pekerjaan, kondisi dasar laut, kedalaman air dan ketersediaan peralatan untuk
pelaksanaan pekerjaan. Batu pecah adalah satu bahan utama yang digunakan
untuk membuat bangunan. Faktor penting lainnya adalah karakteristik dasar laut
yang mendukung bangunan tersebut di bawah pengaruh gelombang.
Pada umumnya bangunan pantai digunakan sebagai infrastruktur yang
berfungsi sebagai pelindung pantai. Akibat pengaruh dari beberapa faktor seperti
pasang surut air laut, akan mudah enggerakkan sedimen-sedimen di sekitar garis
pantai, sehingga akan sering terjadi erosi pada pantai .

Bangunan pantai digunakan untuk melindungi pantai terhadap kerusakkan


karena sreangan gelombang dan arus. Ada beberapa cara yang dapat digunakan
untuk melindungi pantai yaitu memperkuat pantai atau melindungi pantai agar
mampu menahan kerusakan dengan membangun beberafa struktur bangunan
pantai, antara lain sebagai berikut:
1. Tanggul laut (sea dike)
Menurut Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No.07/SE/M/2010
tentang Pembelakukan Pedoman Pelaksanaan Kontruksi Bangunan
Pengaman Pantai dijelaskan bahwa sei dike adalah struktur pengaman
pantai yang dibangun sejajar pantai dengan tujuan untuk melindungi
dataran pantai rendah dari genangan yang disebabkan oleh air pasang,
gelombang dan badai.
2. Tembok laut (sea wall)
Menurut Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No.07/SE/M/2010
tentang Pembelakukan Pedoman Pelaksanaan Kontruksi Bangunan
Pengaman Pantai dijelaskan bahwa sea wall adalah struktur pengaman
pantai yang dibangun dalam arah sejajar pantai dengan tujuan untuk
melindungi pantai terhadap hempasan gelombang dan mengurangi
limpasan genangan areal pantai yang berda dibelakangnya.
3. Perkuatan lereng (revetment)
Perkuatan lereng (revetments) adalah bangunan yang ditempatkan pada
permukaan suatu lereng guna melindungi suatu alur sungai (umumnya
muara sungai) atau permukaan lereng tanggul dan secara keseluruhan
berperan meningkatkan stabilitas alur sungai atau tubuh tanggul yang
dilindunginya.
4. Pemecah gelombang (break water)
Breakwater atau pemecah gelombang lepas pantai adalah bangunan yang
dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai.
Menurut Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No.07/SE/M/2010
tentang Pembelakukan Pedoman Pelaksanaan Kontruksi Bangunan
Pengaman Pantai dijelaskan bahwa Breakwater adalah konstruksi
pengaman pantai yang posisinya sejajar atau kira-kira sejajar garis pantai
dengan tujuan untuk meredam gelombang datang.
5. Krib (groin)
Krib atau Groin adalah struktur pengaman pantai yang dibangun menjorok
relative tegak lurus terhadap arah pantai.
Menurut Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No.07/SE/M/2010
tentang Pembelakukan Pedoman Pelaksanaan Kontruksi Bangunan
Pengaman Pantai dijelaskan bahwa Groin adalah bangunan yang dibuat
tegak lurus atau kira-kira tegak lurus pantai, berfungsi mengendalikan
erosi yang disebabkan oleh terganggunya keseimbangan angkutan pasir
sejajar pantai (longshore sand drift)
6. Jeti (Jetty)
Jeti adalah bangunan tegak lurus yang diletakkan dikedua sisi muara
sungai yang berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh sedimen
pantai.
Menurut Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No.07/SE/M/2010
tentang Pembelakukan Pedoman Pelaksanaan Kontruksi Bangunan
Pengaman Pantai dijelaskan bahwa Jeti adalah bangunan menjorok ke laut
yang berfungsi sebagai pengendalian penutupan muara sungai atau saluran
oleh sedimen.

Anda mungkin juga menyukai