Anda di halaman 1dari 4

MKDU4111-3

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2021/22.1 (2021.2)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : MKDU4111/Pendidikan Kewarganegaraan
Tugas :3

1. Keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah tidak hanya diukur dengan kemampuan


pemerintah membagi beberapa wilayah luas menjadi beberapa wilayah kecil (pemekaran).
Oleh sebab itu, perlu ditunjang beberapa hal agar otonomi daerah tersebut dianggap
berhasil.
Soal:
Berdasarkan pernyataan di atas, Anda diminta untuk menentukan berbagai kemampuan
yang harus dikembangkan untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah!
Jawab :
Otonomi daerah menurut undang-undang no. 22 Tahun 1999 adalah kewenangan daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat atas prakarsa
sendiri atas dasar aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pembahasan :
Otonomi daerah berarti  sebagian besar kewenangan yang sebelumnya menjadi milik
pemerintah pusat telah dialihkan kepada daerah otonom, sehingga pemerintah daerah
otonom dapat lebih cepat  merespon kebutuhan masyarakat setempat sesuai dengan
kapasitasnya. pelaksanaan tugas  pemerintahan dan pembangunan akan dapat dilaksanakan
dengan lebih cepat dan lebih berkualitas.
Keberhasilan implementasi otonomi daerah sangat tergantung pada kemampuan keuangan
daerah sumber daya manusia milik wilayah tersebut, serta kemampuan kawasan untuk
mengembangkan semua potensi wilayah otonomi.

2. Pemberlakuan oronomi daerah yang diterapkan sejak 2001 masih dibayangi kendala dalam
20 tahun reformasi menurut Siti Zuhro (Peneliti LIPI, berita dapat diakses di antaranews
edisi 15 Mei 2018).
Soal:
Berdasarkan pernyataan di atas, Anda diminta untuk mengidentifikasi penyebab
munculnya berbagai hambatan dalam pelaksanaan otonomi daerah tersebut!
Jawab :
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 18 ayat (2) dan ayat
(5) menyatakan, bahwa Pemerintahan Daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus
sendiri Urusan Pemerintahan menurut Asas Otonomi dan Tugas Pembantuan serta
diberikannya otonomi yang seluas-luasnya.2 Konsekuensi logis dari ketentuan tersebut
adalah dengan ditetapkan dan diberlakukannya Undang-Undang Pemerintahan Daerah.
Agar pelaksanaan otonomi daerah pada sektor bidang kesehatan dapat berjalan dengan
baik, sehingga mampu mengatur serta mengurus urusan rumah tangganya sendiri yang
berkaitan dengan urusan kesehatan di daerah, maka diperlukan adanya organisasi dan
manajemen yang proporsional dan optimal, baik itu sesuai secara aturan yang berlaku
maupun secara keterbutuhannya didalam pelaksanaan urusan kesehatan Daerah. Faktor
organisasi dan manajemen mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap
pelaksanaan otonomi pada sektor bidang kesehatan di daerah.
Faktor organisasi dan manajemen yang dimaksud disini merupakan hal yang berkaitan
dengan cara kinerja organisasi dan manajemen yang mengatur segala urusan kesehatan di
Daerah seperti Dinas Kesehatan beserta organisasi pendukung Dinas lainnya. Faktor-
faktor organisasi dan manajemen ini memperhatikan hal-hal penting yang bersangkutan
dengan urusan kesehatan seperti misal; Pembagian Pekerjaan, Koordinasi Antar Pelaksana
Urusan Keseharan, Monitoring dan Evaluasi, Analisis Situasi Kebutuhan urusan
Kesehatan, Penentuan Masalah Kesehatan di Daerah dan Perencanaan Urusan Kesehatan.
Semua point-point tersebut sangat penting diperhatikan dan akan sangat berpengaruh
terhadap pelaksanaan urusan kesehatan di Daerah, sebab jika tata kelola keorganisasian
dan manajemennya baik, maka otomatis pula dalam segi perencanaan strategis urusan
kesehatan akan lebih optimal, dan tentu akan dapat mempertimbangkan pula faktor
kemampuan keuangan serta kebutuhan daerahnya di bidang urusan kesehatan menjadi
lebih proporsional dan demokratis.

3. Pelaksanaan otonomi daerah belum dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan.
Hal tersebut disebabkan masih terlampau banyak hambatan yang belum ditemukan
solusinya agar otonomi daerah dapat dilaksanakan dengan baik.
Soal:
Berdasarkan pernyataan di atas, Anda diminta untuk menganalisis berbagai solusi yang
dapat dilakukan agar pelaksanaan otonomi daerah dapat berjalan dengan baik!
Jawab :
Pertama, tingginya derajat sentralisasi dalam bidang perpajakan. Semua pajak utama yang
paling produktif, baik pajak langsung maupun tidak langsung ditarik oleh pemerintah
pusat. Perusahaan-perusahaan banyak tersebar di daerah-daerah di Indonesia, transaksi-
transaksi penjualan banyak terjadi di daerah-daerah di Indonesia, namun setiap
penerimaan pajaknya merupakan pajak pemerintah pusat. Sedangkan Pajak Daerah
sebenarnya jumlahnya cukup beragam namun hanya sedikit yang dapat diandalkan sebagai
sumber penerimaan, misalkan Pajak Hotel dan Pajak Restoran. Pemerintah daerah dibatasi
ruangnya untuk mengkreasikan sumber-sumber penerimaan atau memperluas basis
penerimaan hanya yang tercantum dalam UU No 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah. Hal tersebut membatasi anggaran pemerintah daerah untuk
membiayai seluruh pengeluarannya khususnya daerah-daerah yang tidak memiliki sumber
daya alam. Melihat hal tersebut perlu adanya perbaikan formulasi kebijakan di bidang
pendapatan daerah melalui pengembangan pajak dan retribusi daerah yang harmonis
dengan pajak pusat agar menjadi signifikan untuk dijadikan andalan pendapatan daerah.
Kedua, kurang berperannya perusahaan daerah sebagai sumber pendapatan daerah.
Berdasarkan UU No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang dimaksud dengan
Perusahaan Daerah adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya diimiliki
oleh Pemerintah Daerah. Tujuan pendirian perusahaan daerah adalah mencari laba untuk
dana pembangunan daerah. Hal yang memungkinkan kurang berperannya perusahaan
daerah sebagai sumber pendapatan daerah adalah kinerjanya yang kurang memadai serta
daya saing dari kompetitor. Pemerintah daerah perlu melakukan analisis kinerja salah
satunya menggunakan Balance Scorecard, analisis kinerja menggunakan empat dimensi
pengukuran dari segi keuangan, operasi internal, perspektif konsumen serta inovasi.
Sehingga perusahaan dapat berkembang mengikuti kondisi ekonomi saat ini. Pemerintah
daerah juga perlu melakukan kebijakan yang kondusif untuk pengembangan perusahaan
menjadi perusahaan yang profesional, dan secara operasional melakukan monitoring dan
evaluasi terhadap kinerja kunci perusahaan yang mampu mendorong daya saing.
Ketiga, masih terdapatnya persaingan antar pemerintah daerah. Persaingan ini timbul dari
persaingan pajak (tax competition) antardaerah sebagai sumber PAD masing-masing.
Pemotongan pajak lokal secara sepihak oleh satu daerah guna menarik investor akan
diikuti oleh daerah lain agar tidak kehilangan investornya masing-masing. Perang tarif
pajak inilah yakni menyebabkan PAD lebih kecil dari yang seharusnya. Hal ini sejatinya
merupakan hal yang lumrah dan memaksa pemerintah untuk melakukan perubahan demi
menghadapi tantangan global yang lebih kompleks. Untuk itu, pemerintah pusat dalam hal
ini perlu menetapkan kebijakan standar tarif pajak yang layak agar penurunan tarif pajak
tidak berada di bawah batas yang telah ditentukan, juga mengajak pemerintah daerah
untuk ikut bersama melakukan reformasi perubahan.
Keempat, kenaikan DAU dipersepsikan sebagai kenaikan tanggung jawab yang
dibebankan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Oleh karena itu, penyesuaian
belanja pemerintah daerah akan lebih tinggi daripada kenaikan DAU itu sendiri. Jika kita
melihat realisasi belanja pemerintah daerah, kualitas belanja daerah masih kurang bagus.
Rata-rata 45 persen anggarannya habis untuk membayar pegawai. Bahkan ada yang lebih
dari itu. Sehingga untuk setiap kebutuhan pembangunan penting lainnya pemerintah
daerah menggantungkan pembiayaan APBD pada transfer dari pusat. Solusi yang mungkin
dapat mengatasi hal ini adalah dengan menetapkan batas atas belanja pegawai dan batas
minimum belanja modal.

4. Persoalan good governance merupakan salah satu agenda reformasi di Indonesia. Hal itu
dilakukan dalam kerangkan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik sehingga
Indonesia mampu menata diri.
Soal:
Berdasarkan pernyataan di atas, Anda diminta untuk mengurutkan prinsip-prinsip good
governance yang di anut oleh Indonesia dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah!
Jawab :
Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah
daerah dan DPRDmenurut asas otonomi dan tugaspembantuan dengan prinsip
otonomiseluas-luasnya dalam sistem dan prinsipNegara Kesatuan Republik
Indonesiasebagaimana dimaksud dalam  UUD 1945 Pemerintah daerah adalah Gubernur,
Bupati atau Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
daerah Pemerintah daerah adalah penyelenggaraanpemerintahan daerah otonomioleh
pemerintahan daerah danDPRD menurut asas Desentralisasi.
Pemerintahan Daerah dan Pemerintahan Pusat
 Pemerintahan daerah :penyelenggaraan pemerintahan daerahotonomi oleh pemerintah
daerah danDPRD menurut atau berdasarkan asasdesentralisasi
 Pemerintahan pusat : seluruh penyelenggaraan pemerintahan yangtidak diselenggarakan
daerah otonomi
Dua aspek otonomi
 Otonomi penuh : semua urusan dan fungsi pemerintahan  yang menyangkut baik
menyangkut isi substansi  maupun tata cara penyelenggaraannya (dalam bahasa
sehari-hari disebut otonomi)
 
 Otonomi tidak penuh : daerah hanya menguasai  tata cara  penyelenggaraan,tetapi 
tidak menguasai isi pemerintahannya(tugas pembantuan,medebewind  atau
zelfbestuur ).
 
Pemerintahan
 Pemerintahan dalam arti sempit :penyelenggaraan kekuasaan eksekutif
atauadministrasi negara
 Pemerintahan dalam arti agak luas :penyelenggaraan kekuasaan eksekutif
danlegislatif  tertentu  yang  melekat   pada pemerintahan  daerah  otonomi
 Pemerintahan dalam arti luas : mencakupsemua lingkungan jabatan negara
dibidangeksekutif ,  legislatif, yudikatif dansebagainya
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
 Pemerintah pusat : perangkat negarakesatuan RI yang terdiri dari Presiden dan
menteri-menteri
 Pemerintah daerah : kepala daerah besertaperangkat daerah otonom yang lain
sebagaieksekutif daerah
 Hubungan pusat dengan daerah dalamsistem otonomi pada dasarnya
hanyamenyangkut dibidang penyelenggaraanadministrasi negara
Dimensi hubungan Pusat danDaerah dalam Otonomi
 Hubungan kewenangan
 Hubungan pengawasan
 Hubungan keuangan
 Hubungan pusat dan daerah serta susunan organisasi pemerintahandi daerah.
Otonomi Daerah
 Autos : sendiri
 Nomos : aturan
 Pengundangan sendiri(zelfwetgeving)
 Perundangan sendiri
 Mengatur atau memerintah sendiri
 Pemerintahan sendiri
 Perundangan(regeling) dan pemerintahan (   bestuur)
Otonomi Daerah (menurut UU No. 22Tahun 1999)
 Kewenangan Daerah Otonom untukmengatur dan mengurus kepentinganmasyarakat setempat
menurut prakarsasendiri berdasarkan aspirasi masyarakatsesuai dengan peraturan
perundang-undangan
 Otonomi daerah adalah hak,wewenang dan kewajibandaerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentinganmasyarakat
setempat sesuaidengan  peraturan  perundang-undangan
 Daerah otonom, selanjutnya disebutdaerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-bataswilayah yang berwenang mangatur dan   mengurus    urusan
pemerintahan dankepentingan masyarakat setempat  menurut prakarsa sendiri
berdasar kanaspirasi masyarakat dalam sistem Negara  Kesatuan  Republik  Indonesia
 Desentraliasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan olehPemerintah  kepada
daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusanpemerintahan dalam sisten
NegaraKesatuan Republik Indonesia
 Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan olehPemerintah kepada
Gubernur sebagaiwakil pemerintah dan/atau kepadainstansi vertikal di wilayah
tertentu.

Anda mungkin juga menyukai