Anda di halaman 1dari 10

UPAYA MENGEMBANGKAN TINGKAT DAYA SAING UMKM DI

ERA NEW NORMAL DALAM MENGHADAPI PASAR GLOBAL

Tita Septiana Dwi Cahyani


D3 Administrasi Keuangan, Bahasa Indonesia, Kelas 34
210803102015 (081554989004)

Abstrak

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memegang peranan yang sangat krusial pada perputaran
roda perekonomian di Indonesia. Hal ini telah terbukti berkali-kali ketika UMKM memainkan peran
yang sangat penting dalam menjaga perekonomian tetap bertahan dalam krisis. Namun semenjak
adanya pandemi COVID-19 yang melanda di Indonesia ini mengakibatkan UMKM mengalami
beberapa masalah dan penurunan daya saing antara satu UMKM dengan UMKM lainnya. Adapun
faktor yang mempengaruhi penuruan daya saing ini diantaranya adalah kurangnya modal yang dimiliki
oleh pelaku UMKM, lemahnya pengetahuan dan kemampuan teknologi dalam melakukan bisnis,
rendahnya kualitas SDM, kreatifitas dan inovasi dari para pelaku UMKM, menurunnya daya beli
masyarakat akibat pembatasan kegiatan ekonomi, adanya pembatasan operasional usaha, tingginya
biaya tenag kerja, mahalnya bahan baku usaha, serta terbatasnya peran pemerintah dalam mendukung
pemasaran produk UMKM. Dengan berbagai masalah yang muncul itulah maka ditemukan beberapa
solusi, yaitu dengan melakukan peningkatan kreatifitas dan inovasi masyarakat, pengoptimalan media
tekonologi, memberikan kredit dengan bunga rendah, serta perlunya dukungan pemerintah dalam
pengembangan UMKM. Karya ilmiah ini dikembangkan dengan metode pendekatan kualitatif dan
eksploratif deskriptif. Dimana penelitian ini menggunakan latar alamiah di lingkungan sekitar untuk
menjelaskan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan melibatkan metode yang ada. Dalam hal ini
pendekatan dengan teknis analisis yang dilakukan dengan pendekatan kritis diperlukan agar hasil
penelitian dapat digunakan untuk menafsirkan fenomena yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk
menemukan permasalahan-permasalahan utama yang menyebabkan penurunan daya saing UMKM di
era new normal serta untuk menemukan solusi yang terbaik untuk meningkatkan daya saing UMKM di
era new normal. Adapun manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk meningkatkan daya
saing UMKM di era new normal yang tentunya juga akan meningkatkan kondisi ekonomi masyarakat
Indonesia saat ini yang terkena dampak langsung dari pandemi covid-19.

Kata Kunci : UMKM, daya saing, strategi, new normal.

Absract

Micro, small and medium enterprises (MSME) play a very important role in the rotation of the economy
in Indonesia. This has been proven time and time again when MSME play a very important role in
keeping the economy afloat in crisis. However, since the COVID-19 pandemic that hit Indonesia,
MSME experienced several problems and decreased competitiveness between one MSME and other
MSMs. The factors that influence this decline in competitiveness include the lack of capital owned by
MSME actors, weak knowledge and technological capabilities in doing business, low quality of human
resources, creativity and innovation of MSME actors, declining public purchasing power due to
restrictions on economic activities, restrictions on business operations, the high cost of labor, the high
cost of business raw materials, and the limited role of the government in supporting the marketing of
MSME products. With the various problems that arise, several solutions have been found, namely by
increasing community creativity and innovation, optimizing technology media, providing low-interest
loans, and the need for government support in developing MSME. This scientific work was developed
using a descriptive qualitative and exploratory approach. Where this research uses a natural setting in
the surrounding environment to explain the phenomena that occur and is carried out by involving
existing methods. In this case, an approach with technical analysis carried out with a critical approach
is needed so that the research results can be used to interpret the existing phenomena. This study aims
to find the main problems that cause a decrease in the competitiveness of MSME in the new normal era
and to find the best solution to increase the competitiveness of MSME in the new normal era. The
benefits of conducting this research are to increase the competitiveness of MSME in the new normal
era which of course will also improve the current economic condition of the Indonesian people who are
directly affected by the COVID-19 pandemic.

Keywords:MSME, competitiveness, strategy, new normal.

PENDAHULUAN

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memegang peranan yang sangat krusial pada
perputaran roda perekonomian di Indonesia. Hal ini telah terbukti berkali-kali ketika UMKM
memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga perekonomian tetap bertahan dalam
krisis. Indonesia sempat mengalami krisis yang menyebabkan beberapa perusahaan besar
bangkrut, namun ternyata usaha kecil tidak terlalu terkena dampaknya. Namun karena
ukurannya yang kecil, sektor UMKM seringkali mengalami perubahan struktur dan jumlah
karena perubahan kegiatan usaha dan produk disesuaikan dengan pangsa pasar yang ada akibat
kondisi permodalan yang tidak stabil.
WHO melaporkan bahwa pandemi COVID-19 dimulai pada 30 Januari 2019, dan beberapa
negara disarankan mengambil tindakan segera untuk menyelesaikan penutupan dengan cepat
dan melarang kegiatan bisnis dan pertemuan sosial (WHO, 2020). Kondisi ini tentunya akan
melemahkan perekonomian masyarakat yang pada akhirnya dapat melemahkan perekonomian
suatu negara. Dampak global dari pandemi COVID-19 sangat besar dan merupakan ancaman
terbesar bagi kesehatan masyarakat sejak pandemi flu 1918 (Vranckx et al., 2020). Beberapa
perusahaan besar yang secara signifikan menurunkan produktivitasnya mengurangi pasokan ke
beberapa industri besar. Sektor MIPYME yang umumnya memiliki kontrak komersial jangka
pendek sangat rentan terhadap dampak (Fernandes, 2020).
Kajian terkait pandemi COVID-19 yang dilakukan oleh Asosiasi Jasa Pengembangan
Usaha Indonesia (ABDSI, 2020) menemukan bahwa 8,3% melaporkan kesulitan
mengamankan jalur utilitas, 92,6% membutuhkan restrukturisasi utang dan 26,6% mengalami
masalah arus kas hingga 6. 05. UMKM yang disurvei tidak mampu membayar utangnya
(SimpulRakyat.co.id, 2020). Selain itu, perusahaan diperkirakan akan mengalami penurunan
pendapatan lebih lanjut selama tahun 2020 akibat pandemi (ILO, 2020). Revindo dkk. (2020)
mengklaim bahwa UMKM di destinasi pariwisata paling menderita akibat pandemi, sebab
pendapatan mereka sepenuhnya bergantung pada kedatangan wisatawan, yang turun hampir
nol sejak Maret. Ini hanya salah satu contoh dari satu jenis UMKM, dan masih banyak lagi
jenis UMKM lainnya yang akan terkena dampak pandemi ini.
Permasalahan utama yang dihadapi UMKM jauh sebelum merebaknya pandemi COVID-
19 antara lain infrastruktur yang belum memadai dan peran pemerintah yang seringkali menjadi
kendala karena sistem perizinan dan birokrasi yang terkait dengan biaya pajak yang tinggi
(Sedyastuti, 2018). Meskipun UMKM telah beberapa kali bertahan dari krisis global dan
regional, jika tidak terus berkembang secara optimal, mereka secara bertahap akan terpengaruh,
karena UMKM tetap merupakan industri yang masih memiliki fondasi yang perlu diperkuat
lagi. Menurut Sugiri (2020), strategi jangka pendek dan jangka panjang diterapkan secara
sistematis dan sengaja untuk membantu UMKM mengatasi dampak pandemi COVID-19, yang
melalui kontribusi perekonomian Indonesia juga secara langsung akan menyelamatkan
perekonomian Indonesia.
Permasalahan selanjutnya yang sering juga mengancam keberlangsungan UMKM adalah
minimnya akses informasi, khususnya informasi pasar sehingga menyulitkan UMKM untuk
meningkatkan potensi pemasaran produknya untuk meningkatkan jangkauan jumlah konsumen
kalah bersaing dengan pasar dunia. Selain permasalahan klasik di atas, UMKM harus
memasuki era teknologi, karena penggunaan teknologi informasi saat ini sudah menjadi
keharusan di hampir semua aktivitas bisnis. UMKM juga harus memanfaatkan teknologi
informasi ini untuk terus bersaing dengan kompetitor yang telah banyak melakukan inovasi
menggunakan teknologi informasi untuk memenangkan persaingan bisnis. Menurut
Febriyantoro dan Arisandi (2018) Para pelaku UMKM harus mampu bersaing baik di pasar
nasional maupun internasional untuk memiliki pangsa pasar, karena di era persaingan saat ini
para pelaku UMKM harus memiliki kemampuan menggunakan teknologi informasi (TI) untuk
menjangkau ruang lingkup komersialisasi dari produk di luar negeri. Menurut Sedyastuti
(2018), strategi pengembangan UMKM tidak lepas dari bantuan permodalan dari perbankan,
dukungan, peningkatan kapasitas pengembangan dan pembentukan pusat pengembangan
UMKM berbasis IT. Dari luar, kita tidak boleh melupakan peningkatan budaya cinta produk
lokal.
Banyaknya permasalahan yang dihadapi UMKM untuk meningkatkan daya saingnya,
apalagi di era new normal ini terdapat kebiasaan baru mengawasi transaksi untuk menjaga
kesehatan, tentunya perlu disikapi secara komprehensif, sehingga teknologi digital harus
dimulai dari awal dan diterapkan pada UMKM di era new normal dan era berikutnya, karena
persaingan bisnis akan semakin ketat. Mereka akan bersaing memperebutkan pasar tidak hanya
untuk kualitas produk, tetapi karena saat ini ada pasar untuk media hingga penggunaan digital
marketing.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan permasalahan utama penyebab penurunan daya
saing UKM di era new normal dan mencari solusi terbaik untuk meningkatkan daya saing
UKM di era new normal. Tentunya hal ini juga akan memperbaiki kondisi perekonomian
masyarakat Indonesia saat ini yang terkena dampak langsung dari pandemi COVID-19.
Adapun solusi terbaik yang dapat diberikan antara lain adalah pemberian modal dengan bunga
rendah oleh lembaga keuangan yang sudah bekerjasama dengan pemerintah, peningkatan
kreatifitas dan inovasi masyarakat melalui pelatihan yang berhubungan dengan soft skill, serta
yang tidak kalah pentingnya adalah peningkatan pengetahuan masyarakat terkait dengan
penggunaan IT (Information Technology).
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan eksploratif deskriptif. Dimana
penelitian ini menggunakan lingkungan alam di lingkungan sekitar untuk menjelaskan
fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan menggunakan metode yang ada. Dalam hal ini
pendekatan dengan teknis analisis yang dilakukan dengan pendekatan kritis diperlukan agar
hasil penelitian dapat digunakan untuk menafsirkan fenomena yang ada. Pendekatan ini juga
dilakukan dengan menganalisis pemberdayaan UMKM dan meningkatkan daya saing di era
new normal dan juga agar bisa menghadapi tantangan pasar global. Karya ilmiah ini juga
dikembangkan dengan menggunakan pendekatan sastra dan kajian Pustaka. Jenis dan sumber
yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari buku-buku kepustakaan dan jurnal ilmiah
secara induktif. Analisis secara induktif ini dilakukan untuk menemukan kenyataan-kenyataan
pada topik yang dibahas secara akuntabel.
METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan eksploratif deskriptif. Dimana


penelitian ini menggunakan lingkungan alam di lingkungan sekitar untuk menjelaskan
fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan menggunakan metode yang ada. Dalam hal ini
pendekatan dengan teknis analisis yang dilakukan dengan pendekatan kritis diperlukan agar
hasil penelitian dapat digunakan untuk menafsirkan fenomena yang ada. Pendekatan ini juga
dilakukan dengan menganalisis pemberdayaan UMKM dan meningkatkan daya saing di era
new normal dan juga agar bisa menghadapi tantangan pasar global. Karya ilmiah ini juga
dikembangkan dengan menggunakan pendekatan sastra dan kajian Pustaka. Jenis dan sumber
yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari buku-buku kepustakaan dan jurnal ilmiah
secara induktif. Analisis secara induktif ini dilakukan untuk menemukan kenyataan-kenyataan
pada topik yang dibahas secara akuntabel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Konstruksi Hasil

Setelah dilakukan pengamatan terkait fenomena menurunnya daya saing UMKM di era
new normal, ternyata didapatkan beberapa permasalahan utama yang menjadi penyebab dari
menurunnya daya saing UMKM ini, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya modal yang dimiliki oleh masyarakat yang ingin memulai usaha,
2. Lemahnya pengetahuan dan kemampuan dalam menggunakan media teknologi,
3. Rendahnya kreatifitas dan inovasi yang dimiliki oleh masyarakat,
4. Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM),
5. Daya beli masyarakat yang menurun akibat adanya pembatasan kegiatan ekonomi
masyarakat,
6. Adanya pembatasan operasional usaha di daerah-daerah tertentu selama pandemi COVID-
19,
7. Tingginya biaya tenaga kerja,
8. Mahalnya harga bahan baku usaha, serta
9. Terbatasnya peran pemerintah dalam mendukung pemasaran produk UMKM.

Selain itu juga didapatkan solusi terbaik untuk menyelesaikan permasalahan tersebut,
diantaranya :
1. Peningkatan kreatifitas dan inovasi masyarakat yang bisa dilakukan dengan mengadakan
pelatihan-pelatihan kepada lembaga pendamping UMKM, dalam rangka meningkatkan
kemampuan soft skill,
2. Mengoptimalkan penggunaan media teknologi/online untuk melakukan pemasaran,
3. Menjaga hubungan baik dengan sesama UMKM serta pemodal,
4. Menggunakan prtokol kesehatan dalam menjalankan usaha,
5. Adanya dukungan dan pembinaan dari pemerintah dalam pelatihan pemasaran secara
online,
6. Adanya dukungan dari lembaga keuangan terkait dengan permodalan usaha dengan bunga
rendah.

Berdasarkan hal tersebut maka dapat dihasilkan data sebagaimana Tabel 1 di bawah ini :
Tabel 1 Faktor Penghambat Daya Saing dan Solusi Peningkatan Daya Saing

No. Faktor Presentase (%)


1 Kurangnya modal yang memadai 15%
2 Kemampuan penggunaan teknologi yang masih 25%
rendah
3 Rendahnya kreatifitas dan inovasi masyarakat 12%
4 Daya beli masyarakat turun akibat protocol covid-19 10%
5 Adanya pembatasan operasional usaha 10%
6 Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) 10%
7 Tingginya biaya tenaga kerja 8%
8 Harga bahan baku usaha yang mahal 5%
9 Terbatasnya peran pemerintah dalam mendukung 5%
produk UMKM
Solusi Presentase
1 Dukungan protoco keuangan dengan pemberian 20%
kredit bunga rendah
2 Peningkatan kreatifitas dan inovasi 15%
3 Pengoptimalan Informasi Teknologi (IT) 30%
4 Dukungan dan pembinaan pemerintah dalam 15%
pemasaran online.
5 Hubungan baik dengan protoc UMKM 10%
6 Penggunaan protocol Kesehatan 10%
Sumber : Hasil perhitungan penulis

b. Pembahasan

Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa teknologi di jaman sekarang sangat berperan
penting dalam aktivitas manusia. Bahkan berdasarkan fakta yang kita temui saat ini teknologi
sudah menjadi kebutuhan dan merata di setiap sektor kehidupan manusia. Terlebih setelah
adanya penemuan komputer ataupun handphone. Begitu juga dalam sektor ekonomi,
pemanfaatan teknologi ini sering digunakan sebagai strategi dalam digital marketing pada era
industry 4.0 sebagai alternatif untuk mempermudah pelaku usaha menyatukan dan
menyediakan kebutuhan serta keinginan konsumen, sedangkan dari sisi konsumen dapat
digunakan sebagai media yang memudahkan dalam pencarian informasi produk. Salah satu
dampak dari pandemi COVID-19 adalah sulitnya para pelaku usaha memasarkan produknya,
apalagi merek-merek yang dibangun sebelumnya sudah tidak dikenal lagi karena pemerintah
memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan social distancing untuk
menekan laju pertumbuhan kasus positif. Mengenai permasalahan ini salah satu usaha yang
dapat digunakan untuk meningkatkan pangsa pasar adalah dengan memanfaatkan teknologi
yang berupa media sosial seperti yang biasa kita sebut dengan marketplace/e-commerce.
Dengan upaya ini, mereka berharap dapat merombak sistem pemasaran konvensional yang
selama ini dikenal masyarakat. Selain dapat menurunkan biaya transaksi, e-commerce juga
memberikan manfaat secara fleksibel dalam produksi, mempercepat pengiriman barang ke
pelanggan secara lebih hemat, serta mendukung transaksi cepat tanpa kertas. Hal-hal positif
yang dapat dicapai dengan menggunakan teknologi dalam pengembangan bisnis adalah:
a. Memperkaya informasi, mempertinggi promosi produk dan layanan melalui kontak
langsung kepada pelanggan, serta dapat lebih interaktif dengan pelanggan.
b. Menciptakan saluran distribusi produk.
c. Memperhemat biaya informasi ke pelanggan jika dibandingkan dengan jasa paket/POS.
d. Lebih mempersingkat waktu dalam pengiriman dan penerimaan informasi.

Menurut data statistik tahun 2019, masyarakat Indonesia yang telah menggunakan
pemasaran online merupakan salah satu kiat efektif yang bisa diterapkan pada masa sekarang,
terutama di era new normal. Menurut hasil penelitian kuantitatif yang dilakukan oleh
(Setiawati, 2017) tentang pengaruh pemasaran online terhadap peningkatan laba UMKM. Pada
penelitian ini data yang diperoleh adalah primer dengan mengirimkan kursioner pada
responden baik online maupun offline. Mengingat pengguna internet di Indonesia juga sangat
banyak, maka system pemasaran online ini bisa meningkatkan daya saing UMKM serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan begitu laba penjualan pada UMKM akan
meningkat Ketika kita mampu memaksimalkan pemasaran online di era new normal.
Dalam menunjamg sistem perekonomian nasional sektor perbankan memiliki
pengaruh/posisi yang strategis. Hal ini terlihat dari peranan sektor perbankan dalam sistem
permbayaran maupun sebagai sarana kebijakan moneter nasional sebagai lembaga
intermediasi. Sebagai lembaga keuangan, perbankan memiliki hubungan yang sangat erat
dengan sektor moneter dan sektor riil dalam pembangunan suatu negara, salah satunya yaitu
pemberian kredit pada sektor riil yaitu UMKM yang telah mengalami peningkatan dari waktu
ke waktu. Kredit UMKM adalah kredit kepada debitur usaha mikro, kecil dan menengah yang
memenuhi definisi dan kriteria usaha mikro, kecil dan menengah sebagaimana diatur dalam
UU No. 20 Tahun 2008 Tentang UMKM. Berdasarkan UU tersebut, UMKM adalah usaha
produktif yang memenuhi kriteria usaha dengan batasan tertentu kekayaan bersih dan hasil
penjualan tahunan. Kurangnya modal dan kebutuhan dana tambahan dari pihak luar merupakan
permasalahan dari hampir semua usaha kecil yang tidak bisa berkembang. Oleh karena itu,
modal dalam hal pertumbuhan usaha kecil sangat memiliki pengaruh yang besar. Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) sebagai lembaga keuangan atau sektor perbankan diharapkan
mampu memberikan jasa layanan keuangan bagi masyarakat dengan tingkat suku bunga yang
rendah. Pemberian pinjaman modal dengan tingkat suku bunga yang rendah sangat
berpengaruh terhadap pendapatan UMKM itu sendiri. Karena ketika bunga yang dibayarkan
rendah, maka peluang UMKM untuk mendapatkan laba yang semakin maksimal akan lebih
besar. Ketika laba yang diperoleh maksimal maka otomatis tingkat kesejahteraan
masyarakat/UMKM itu sendiri akan meningakat. Namun tak hanya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, pemberian kredit juga akan sangat membantu UMKM dalam
mengembangkan usaha (meningkatkan kreativitas dan inovasi usaha). Dengan berkembangnya
kreatifitas dan inovasi ini maka peningkatan daya saing antar UMKM satu dengan yang lain
akan semakin tinggi. Selain dengan pemberian modal, peningkatan kreatifitas dan inovasi
masyarakat depat dibentuk dengan mendirikan balai pelatihan pada setiap daerah, terutama
daerah perdesaan yang pada umumnya masyarakatnya memiliki tingkat SDM yang lebih
rendah jika dibandingkan dengan masyarakat perkotaan.
Untuk menjaga kestabilan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat serta menekan tingkat
pengangguran dan kemiskinan d Indonesia akibat adanya pandemi COVID-19 ini, maka
pemerintah memiliki peran dalam meregulasi aktivitas perekonomian. Pemerintah
bertanggungjawab atas kesejahteraan masyarakat dalam bidang ekonomi. Adapun peran dari
pemerintah dalam mengembangkan UMKM diantaranya sebagai regulator, katalisator, serta
fasilitator bagi UMKM. Dukungan pemerintah terhadap pelaku UMKM selama pandemi
COVID-19 terbagi menjadi 3 golongan, yaitu pemberian kredit modal kerja, retrukturisasi
kredit UMKM, serta pemberian bentuk dukungan lain guna membantu UMKM yang
terdampak pandemi COVID-19. Adapun bantuan kebijakan rektruisasi kredit UMKM
diberikan melalui penundaan pokok dan subsidi bunga serta relaksasi penilaian kualitas aset.
Berdasarkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 11/PJOK.03/2020 dan
14/PJOK.05/2020, rektruisasi kredit yang pertama bagi UMKM dilaksanakan melalui relaksasi
penilaian terhadap kualitas dari aset UMKM. Golongan yang akan memperoleh bantuan
subsidi margin maupun bantuan subsidi bunga terbagi menjadi 4, yaitu yang pertama
mempunyai baki debit pembiayaan atau kredit. Yang kedua, tidak termasuk dalam blacklist
nasional. Ketiga, termasuk dalam kriteria performing loan lancar (kolektibilitas 1 atau 2). Dan
yang terakhir adalah mempunyai NPWP atau sedang mendaftar untuk memperoleh NPWP.
Adapun pemberian kredit modal kerja dilaksanakan dengan memberikan kredit modal kerja
dengan bunga yang rendah, melalui bentuk deposito atau giro atas penempatan uang negara.
Diketahui bahwa pemerintah melakukan penempatan dana senilai 30 triliun rupiah di bank
mitra pemerintah dalam kurun waktu bulan. Tujuan penempatan dana ini adalah untuk
mengakomodasi dan mempercepat pemberian pinjaman, terkhusus kepada UMKM dan jenis
industri padat karya guna percepatan pemulihan ekonomi nasioanal terutama pada golongan
masyarakat yang kurang mampu di era new normal.
Adapun dukungan lain yang diberikan pemerintah dalam mengembangkan UMKM
diantarnya melalui digitalisasi UMKM, insentif pajak, dan pemberian bantuan sosial. Pada
bidang digitalisasi ini peran pemerintah diantaranya adalah mengupayakan peningkatan
kualitas SDM agar kemampuannya dapat meningkat, terutama pada bidang teknologi. Dampak
pandemi COVID -19 terhadap perekonomian ini membuat para pelaku ekonomi dituntut untuk
mempertahankan bisnisnya dengan melakukan inovasi. Perkembangan teknologi pada era
digital ini menghadapkan masyarakat pada sebagian kegiatan sosial yang juga beralih kepada
basis digital. Berbagai macam platform dapat diguankan oleh para pelaku usaha untuk
memasarkan produk UMKM, diantaranya melalui media sosial (facebook, Instagram, Line,
WhatsApp, dll), marketplace (Shoepee, Bukalapak, Lazada, Tokopedia, dll). Peran pemerintah
yang selanjutnya adalah pada pemberian insentif pajak yang tertuang dalam PMK No. 86 tahun
2020. Insentif pajak sendiri merupakan kemudahan yang diberikan pemerintah yang ditujukan
kepada perorangan maupun organisasi untuk mempermudah dan menstimulus para wajib pajak
untuk meningkatkan kepatuhan terkait dengan pembayaran pajak. Pemberian insentif pajak ini
berimplikasi positif dan memberikan manfaat yang dapat dirasakan oleh para pelaku usaha
ekonomi terkait dengan peluang keuntungan yang akan semakin meningkat. Adapun bentuk
dukungan pemerintah yang terakhir adalah pemberian Bansos (Bantuan Sosial) kepada para
pelaku UMKM. Pemberian bansos ini dilakukan melalui transfer langsung kepada rekening
pelaku UMKM dengan perantara bank yang telah ditunjuk oleh pemerintah. Selain itu, bantuan
sosial yang diberikan pemerintah berupa kartu pra-kerja yang semula dikhususkan untuk
meningkatkan kapasitas tenaga kerja kini dapat digunakan sebagai modal usaha. Tujuannya
untuk mengoptimalkan dan memunculka jiwa kewirausahaan bagi para penerima manfaat kartu
pra-kerja.

KESIMPULAN

Adanya pandemi COVID-19 ini memberikan dampak yang cukup banyak bagi sektor
di Indonesia, terutama dalam sektor ekonomi. Pandemi ini telah menyebabkan jatuhnya
UMKM karena banyak masalah yang mempengaruhi mereka Penguasaan teknologi yang buruk
masih menjadi masalah terbesar di sisi internal dan penurunan daya beli masyarakat juga
menjadi masalah terbesar di sisi internal. Hal ini harus diatasi dengan strategi yang benar demi
menyelamatkan perekonomian Indonesia. Penerapan teknologi pada usaha mikro, kecil dan
menengah akan memungkinkan UMKM untuk menerima dan mengembangkan informasi lebih
cepat, serta membantu UMKM untuk memperluas pemasaran produknya baik di dalam negeri
maupun di luar negeri. Selain itu, pemerintah harus memfasilitasi UMKM dengan praktisi
digital di setiap daerah. Pemerintah juga dapat menyediakan ruang bagi kepada para pelaku
UMKM untuk saling bertukar informasi dalam kelompok, sehingga tidak akan ada lagi
kesenjangan informasi yang dirasakan oleh para pelaku UMKM.
Untuk meningkatkan daya saing UMKM diperlukan sinergi antara peran pemerintah
sebagai pembuat kebijakan serta lembaga pendamping. Strategi pengembangan UMKM di era
new normal ini juga tidak terlepas dari dukungan perbankan dalam penyaluran kredit dengan
bunga rendah. Penyaluran kredit dengan bunga rendah ini tentunya akan memaksimalkan
keuntungan bagi para pelaku UMKM, sehingga dengan begitu tingkat kesejahteraan
UMKM/masyarakat bisa meningkat. Peningkatan SDM juga tidak kalah penting dalam
peningkatan daya saing UMKM mengingat kreativitas dan inovasi dalam dunia usaha juga
menjadi faktor yang sangat penting dalam kemajuan bisnis. Adapun peningkatan SDM yang
dapat dilakukan oleh pemerintah adalah dengan mendirikan lembaga pelatihan kreativitas dan
inovasi bagi para pelaku UMKM. Bantuan selanjutnya yang dapat diberikan pemerintah adalah
dengan pamberian insentif pajak serta bantuan sosial langsung yang berupa dana kepada para
pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya.

DAFTAR PUSTAKA

Febriyantoro, M. T., & Arisandi, D. (2018). Pemanfaatan digital marketing bagi usaha
mikro, kecil dan menengah pada era masyarakat ekonomi ASEAN Jurnal Riset
Manajemen dan Bisnis Dewantara (JMD), 1(2), 61-76. doi:
https://doi.org/10.26533/jmd.v1i2.175.

Fernandes, N. (2020). Economic effects of coronavirus outbreak (COVID-19) on the world


economy

ILO. (2020). Ketahanan hidup perusahaan hampir habis, pekerjaan semakin terancam:
Temuan-temuan utama survei usaha terdampak COVID-19 dari program ILOSCORE
Indonesia. Hasil Penelitian. International Labour Organization.
https://www.ilo.org/jakarta/whatwedo/publications/WCMS745054/lang--
en/index.htm.

Revindo, M. D., Sabrina, S., & Sowwam, M. (2020). Dampak pandemic Covid-
19 terhadap pariwisata Indonesia: Tantangan, outlook dan respon kebijakan.
LPEM FEB UI. https://www.lpem.org/id/briefing-note-april-2020-dampak-pandemi-
covid-19-terhadap-pariwisata-indonesia-tantangan-outlook-dan-respon-kebijakan/.

Sedyastuti, K. (2018). Analisis pemberdayaan UMKM dan peningkatan daya saing dalam
kancah pasar global. INOBIS: Jurnal Inovasi Bisnis dan Manajemen Indonesia,2(1),
117-127. doi: https://doi.org/10.31842/jurnal-inobis.v2i1.65.

Vranckx, P., Price, S., & Hassager, C. (2020). United we stand, divided we fall. European
Heart Journal: Acute Cardiovascular Care, 9(3), 201–203. doi:
https://doi.org/10.1177/2048872620923594.

WHO. (2020). Statement on the second meeting of the International Health Regulations (2005)
Emergency Committee regarding the outbreak of novel coronavirus (2019-nCoV)
World Health Organization. https://www.who.int/news/item/30-01-2020-statement-
on-the-second-meeting-of-the-international-health-regulations-(2005)-emergency-
committee-regarding-the-outbreak-of-novel-coronavirus-(2019-ncov)

Boediono, 2010. Pengantar Ilmu EkonomiNo.5 : Ekonomi Moneter. BumiAksara. Yogyakarta

Bank Indonesia, 2009. Hasil Kajian Kredit Mikro, Kecil danMenengah Untuk Kegiatan
Produktif. Di akses
dihttp://www.bi.go.id/id/umkm/penelitian/nasional/kajian/Documents/896af04c02a44
a5a65b2f6c12f37155BukuKajianKreditKonsumsiMikroKecildanMenengahuntuk.pdf

APJII. (2019). Penetrasi & Profil Perilaku Pengguna Internet Indonesia Tahun2018. Apjii, 51.
www.apjii.or.id

Arista, E., & Astuti, S. (2011). AnalisisPengaruh Iklan, Kepercayaan Merek,dan Citra Merek
terhadap Minat Beli Konsumen. Jurnal Ilmu EkonomiASET, 13(1), 36604.

Armstrong & Kotler. (2011). PrinsipprinsipPemasaran, Jilid 1 dan 2(12th ed.). Erlangga.

Awali, H., & Rohmah, F. (2020). Urgensi Pemanfaatan E-Marketing Pada Keberlangsungan
UMKM di Kota Pekalongan Di Tengah Dampak COVID-19. Balanca: Jurnal Ekonomi
Dan Bisnis Islam, 2, 1–14.

Ika Fitriyani, Nining Sudiyarti, M. N. F. (2020). STRATEGI MANAJEMEN BISNIS PASCA


PANDEMI COVID19. 1(2),40–48.

Jati, W., & Yuliansyah, H. (2017). PENGARUH STRATEGI PEMASARAN ONLINE


(ONLINE MARKETING STRATEGY) TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN (Studi
Kasus Pada Toko Online Shop Azzam Store). 1(1), 2598–2823.

Kosasi, S. (2016). Perancangan Sistem Informasi Pemasaran Online Untuk Memperluas


Segmentasi Pasar Properti. Jurnal VOI STMIK Tasikmalaya., 5(2), 31–42.

Mia Chitra Dinisari. (2020). E-commerce Dorong Perekonomian Indonesia, selama Pandemi
COVID-19. https://ekonomi.bisnis.com/read/20200417/12/1228750/e-
commercedorong-perekonomian-indonesiaselama-pandemi-COVID-19-

Rapitasari, D. (2016). Digital marketing Berbasis Aplikasi Sebagai Strategi Meningkatkan


Kepuasaan Pelanggan. Jurnal Cakrawala, 10(2), 107–112.
http://www.cakrawalajournal.org/index.php/cakrawala/article/view/36

Rohimah, A. (2019). Era Digitalisasi Media Pemasaran Online dalam Gugurnya Pasar Ritel
Konvensional. KANAL: Jurnal Ilmu Komunikasi, 6(2), 91.
https://doi.org/10.21070/kanal.v6i2.1931

Setiawati, I. (2017). Pengaruh Strategi Pemasaran Online Terhadap Peningkatan Laba


Umkm. Strategi Komunikasi Pemasaran, 20, 1–5.
file:///C:/Users/BAYU/Downloads/Documents/263-760-1-PB.pdf

Arianto, Bambang. (2020). Pengembangan UMKM Digital di Masa Pandemi Covid-19.


Atrabis: Jurnal Administrasi Bisnis,(6) 2, 233-247.

Arifqi, Moh. Musfiq. (2021). Pemulihan Perekonomian Indonesia melalui Digitalisasi


UMKM Berbasis Syariah di Masa Pandemi Covid-19. Al Kharaj: Jurnal Ekonomi,
Keuangan dan Bisnis Syariah,(3) 2, 192-205

Kurnia, Candra Adi. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 dan Perubahan Pola
Administrasi terhadap Pelaku UMKM Ekspor dan Impor. Al-Ijtima’i: International
Journal of Government and Social Science,(6) 1, 1-12.

Leatemia, Senda Yunita. (2020). Adopsi E-Commercepada UMKM di Era Pandemi Covid-
19. Jurnal Sosoq, (8) 2, 1-11.

Natasya, Vina., & Hardiningsih, Pancawati. (2021). Kebijakan Pemerintah sebagai Solusi
Meningkatkan Pengembangan UMKM di Masa Pandemi. Ekonomis: Journal of
Economics and Business, (5) 1, 141-148.

Pakpahan, A. (2020). Covid-19 Dan Implikasi Bagi Usaha Mikro, Kecil, Dan
Menengah. Jurnal Ilmiah HubunganInternasional, 0(0), 59–64.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020[13]Sugiri, Dani. (2020).


Menyelamatkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dari Dampak Pandemi Covid-
19. Fokus Bisnis, (19) 1, 76-86.

Anda mungkin juga menyukai