2. Sarana Pekerjaan :
Untuk kelancaran pekerjaan pelaksanaan di lapangan, kontraktor menyediakan :
a. Tenaga Pelaksana yang selalu ada di lapangan, tenaga kerja yang terampil dan cukup
jumlahnya dengan kapasitas yang memadai dengan pengalaman untuk prasarana
gedung.
b. Bahan-bahan bangunan harus tersedia di lapangan dengan jumlah yang cukup dan
kualitas sesuai dengan spesifikasi teknis.
c. Melaksanakan tepat sesuai dengan time schedule.
3. Cara Pelaksanaan :
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, dan sesuai dengan syarat-syarat
(RKS), gambar rencana, Berita Acara Penjelasan serta mengikuti petunjuk dan keputusan
Direksi Teknis dan Tim Departement Konstruksi PT. LOMBOK INVEST AND DEVELOPMENT.
1
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 ayat 1 tersebut di atas berlaku dan mengikat
pula.
a. Gambar Kerja yang dibuat Tim Departemen Desain yang sudah disahkan oleh CEO
PT. LOMBOK INVEST AND DEVELOPMENT Tampah Hills Desa Mekar Sari Kecamatan
2
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
Praya Barat Kabupaten Lombok Tengah, termasuk juga gambar-gambar detail yang
sudah disahkan / disetujui Direksi.
b. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Berita Acara Penetapan Pemenang Penyedia Barang/Jasa.
e. Surat Keputusan Penetapan Penyedia Barang/Jasa.
f. Surat Penawaran dan lampiran-lampirannya.
g. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui Direksi.
3
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
4. Tim Departement Konstruksi, dan Supervisii Kegiatan akan menilai prestasi pekerjaan
Kontraktor berdasarkan Rencana Kerja tersebut.
4
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
alat pemadam kebakaran yang siap dipakai yang ditempatkan di tempat-tempat yang akan
ditetapkan oleh Tim Departement Konstruksi dan Supervisi.
5
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
3. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan pekerjaan, tetapi
ditolak pemakaiannya oleh Tim Departement Konstruksi dan Supervisi, harus segera
dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambat - lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam terhitung
dari jam penolakan.
4. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan kontraktor tetapi ternyata ditolak Tim
Departement Konstruksi dan Supervisi, harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar
atas biaya kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Tim Departement Konstruksi dan
Supervisi.
6
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
7
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
8
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
f. Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus, rata, vertikal dan tegak lurus dengan bidang
lainnya.
g. Semua pekerjaan plesteran harus menghasilkan bidang yang tegak lurus, halus, tidak
bergelombang. Sedang sponeng/tali air harus lurus dan baik.
2. Persyaratan Umum :
a. Beton tak bertulang/beton tumbok dengan spesi 1Pc : 3Ps : 6Split atau mutu K. 100
b. Beton bertulang spesi 1Pc : 2Ps : 3Split atau mutu K.250 (Struktur)
c. Semen yang digunakan untiuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland yang
memenuhi SNI 15-2049-1994 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IVA. Apabila menggunakan
bahan tambahan yang dapat menghasilkan gelembung udara, maka gelembung udara
yang dihasilkan tidak boleh lebih dari 5% dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
d. Dalam satu campuran, hanya satu merek semen portland yang boleh digunakan, kecuali
disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Jika di dalam satu proyek digunakan lebih dari satu merk
semen, maka Penyedia Jasa harus mengajukan kembali rancangan campuran beton
sesuai dengan merk semen yang digunakan.
e. Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih,
dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau
organis. Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI 03-
6817-2002 Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan. Jika timbul keraguan atas
mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka
harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir dengan
memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air suling. Air yang diusulkan dapat
digunakan jika kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari
minimum 90 % kuat tekan mortar dengan air suling pada periode perawatan yang sama.
9
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
f. Agregat
1) Ketentuan Agradasi Agregat
a) Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan,
tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasitersebut harus diuji dan
harus memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan.
b) Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuranagregat terbesar
tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan atau antara baja
tulangan dengan acuan, atau celahcelah lainnya di mana beton harus dicor.
2) Sifat-sifat Agregat
a) Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari pemecahan
batu atau koral, atau dari pengayakan danpencucian (jika perlu) kerikil dan pasir
sungai.
b) Agregatharus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkanoleh pengujian
SNI 03-2816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifatlainnya bila contoh-contoh
diambil dan diuji sesuai dengan prosedur yang berhubungan.
g. Bahan Tambah
Bahan tambah yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja beton dapat
berupa bahan kimia atau bahan limbah yang berupa serbuk halus sebagai bahan pengisi
pori dalam campuran beton.
1) Bahan Kimia
Bahan tambah yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam campuran beton dalam
jumlah tidak lebih dari 5% berat semen selama proses pengadukan atau selama
pelaksanaan pengadukan tambahan dalam pengecoran beton. Bahan tambah yang
digunakan harus sesuai dengan standar spesifikasi yang ditentukan dalam SNI 03-2495-
1991. Bahan tambah dapat diklasifikasikan sesuai dengan penggunaannya sebagai
berikut :
a) Tipe A - bahan pengurang kadar air
Tipe A berfungsi untuk mengurangi air dalam campuran, dan pengunaannya
bertujuan untuk mengurangi water-cement rasio dalam campuran sesuai dengan
workability yang diinginkan, atau untuk meningkatkan workability ada angka
water-cement rasio yang telah ditetapkan.
b) Tipe B - bahan untuk memperlambat waktu pengikatan
Tipe B berfungsi untuk memperlambat waktu pengikatan pasta semen, sehingga
akan memperlambat pengerasan dari beton. Bahan tambah jenis ini digunakan
10
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
jika iklim di tempat pengecoran terlalu panas, dimana waktu pengikatan pasta
semen dalam keadaan normal menjadi sangat pendek dikarenakan suhu yang
tinggi.
c) Tipe C - bahan untuk mempercepat waktu pengikatan
Tipe C berfungsi untuk mempercepat waktu pengikatan pasta semen, yang akan
mempercepat pengerasan dari beton sehingga mempercepat kekuatan beton,
dan dapat digunakan dalam pabrik pembuatan beton precast (dimana perlu
pelepasan bekisting secepatnya), atau pekerjaan perbaikan yang sangat penting.
d) Tipe D - campuran bahan pengurang kadar air dan bahanmemperlambat waktu
pengikatan.
Bahan tambah ini untuk menambah workability, dimana beton mempunyai
kekuatan tinggi dapat dibuat workabel tanpa mengurangi density, ketahanan dan
kekuatannya.Perlambatan waktu pengikatan sangat berguna untuk waktu
pengangkutan adukan beton yang lama ke tempat pengecoran, pengecoran
dalam kondisai yang sangat panas dan menghindari cold joint.
e) Tipe E - campuran bahan pengurang kadar air dan bahan mempercepat waktu
pengikatan.
Bahan tambah ini untuk menambah workability dan memberikan kekuatan awal
yang tinggi, atau memberikan kekuatan awal yang lebih tinggi pada workability
yang sama. Bahan tambah ini digunakan pada precast karena memungkinkan
pelepasan bekisting lebih awal dan dipakai untuk pekerjaan perbaikan dimana
kekuatan awal sangat diperlukan.
f) Tipe F - bahan pengurang kadar air dengan tingkat angka tinggi atau
superplasticizer.
Tipe F atau Superplasticizer adalah bahan tambah yang mengurangi air dalam
campuran dengan cukup banyak dan sangat berbeda dengan Tipe A, D atau E.
Penggunaan bahan ini digunakanmembuat beton alir (flow concrete) untuk
menjangkau tempat yang tak terjangkau oleh pengetar dan beton pompa
(pumpingconcrete) pada jenis bangunan yang rumit.
g) Tipe G - campuran bahan pengurang kadar air dengan tingkat angkatinggi atau
superplasticizer dan bahan memperlambat waktupengikatan.
Bahan tambah ini merupakan campuran dari Tipe F dan Tipe B,tetapi slump loss-
nya lebih kecil bila dibandingkan dengan beton yang menggunakan
superplasticizer.
11
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
2) Mineral
Bahan tambah yang berupa mineral atau bahan limbah seperti Fly Ash,Pozzolan, silica
fume yang ditambahkan ke dalam campuran beton.Bahan tambah yang digunakan
harus sesuai dengan standar spesifikasi yang ditentukan dalam SNI 03-2460-1991.
h. Baja Tulangan
1) Untuk baja tulangan dengan diameter lebih kecil atau sama dengan 12 mm digunakan
baja mutu U 24 ( polos ), sedangkan untuk baja tulangan dengan diameter lebih
besar dari pada 12 mm digunakan baja mutu U 39 (ulir), kecuali bila ditentukan oleh
Direksi Pekerjaan.
2) Untuk membuktikan jaminan dari mutu baja tulangan, harus dilampirkan sertifikat
dari pabrik maupun supplier untuk setiap pengiriman/penerimaan baja tulangan, Jika
dipandang perlu atas permintaan Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor
diharuskan mengadakan pengujian mutu besi beton di laboratorium benda uji yang
disetujui / ditunjuk oleh Pengawas.
3) Baja Tulangan harus bebas dari debu, minyak, karat dan kotoran lain yang
mengganggu perletakan tulangan dengan beton.
4) Besi beton harus disimpan secara terpisah menurut kelompok ukurannya dan
diletakkan diatas lantai beton atau balok – balok kayu untuk menghindari kontak
dengan tanah, air dan zat – zat lain yang bersifat merusak besi. Penimbunan baja
tulangan di udara terbuka untuk jangka waktu lama tidak diperbolehkan.
5) Kawat pengikat beton harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1
mm, telah dipijarkan dan tidak tersepuh seng.
i. Pembuatan cetakan beton.
j. Konstruksi harus menggunakan peralatan-peralatan/normalisasi yang berlaku di
Indonesiaseperti PBI, SNI, PMI, PKKI dan lain-lain.
3. Bahan-bahan
1) Bahan menggunakan adukan beton adukan ditempat dengan memakai molen, kontrol
mutusesuai dengan spesifikasi di bawah ini :
a) Agregat beton
Agregat beton berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan
WetSistem Stone Crusher.
Agregat beton harus sesuai dengan spesifikasi agregat beton menurut ASTM-C 33.
Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm.
12
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
13
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
14
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
a) Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari semua bahan yang akan digunakan dan
dilengkapi dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan sesuai dengan
Pasal ini.
b) Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran untuk masingmasing mutu
beton yang akan digunakan, 30 hari sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai.
c) Penyedia Jasa harus menyerahkan secara tertulis seluruh hasil pengujian pengendalian
mutu sesuai dengan ketentuan kepada Direksi Pekerjaan sehingga data tersebut selalu
tersedia apabila diperlukan.
d) Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan pada umur 3 hari, 7 hari, 14 hari,
dan 28 hari setelah tanggal pencampuran.
e) Penyedia Jasa harus mengirimkan gambar detail dan perhitungan terinci untuk seluruh
perancah yang akan digunakan, dan harus memperoleh persetujuan dari Direksi
Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.
f) Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis mengenai rencana
pelaksanaan pencampuran atau pengecoran setiap jenis beton untuk mendapatkan
persetujuannya paling sedikit 24 jam sebelum tanggal pelaksanaan, seperti yang
disyaratkan disertai dengan metode pengecoran, kapasitas peralatan yang digunakan,
tanggung jawab personil dan jadwal pelaksanaannya.
2) Penyimpanan dan Perlindungan Bahan
a) Untuk penyimpanan semen, Penyedia Jasa harus menyediakan tempat yang terlindung
dari perubahan cuaca dan diletakkan di atas lantai kayu dengan ketinggian tidak
kurang dari 30 cm dari permukaan tanah serta ditutup dengan lembaran plastik
(polyethylene) selama penyimpanan dan tidak lebih dari 3 bulan sejak disimpan dalam
tempat penyimpanan di lokasi pekerjaan. Semen tidak boleh ditumpuk melebihi
melebihi 8 sak ke arah atas.
b) Penyedia Jasa harus menjaga kondisi tempat kerja terutama tempat penyimpanan
agregat, agar terlindung dan tidak langsung terkena sinar matahari dan hujan
sepanjang waktu pengecoran.
c) Penyimpanan agregat harus dilakukan sedemikian rupa sehingga jenis agregat atau
ukuran yang berbeda tidak tercampur.
3) Kondisi Tempat Kerja
Setiap pelaksanaan pengecoran beton harus terlindung dari sinar matahari secara
langsung. Sebagai tambahan, Penyedia Jasa tidak boleh melakukan pengecoran jika:
a) Tingkat penguapan melampaui 1,0 mm/jam.
15
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
b) Selama turun hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar.
4) Pencampuran dan Penakaran
a) Rancangan Campuran
Proporsi bahan dan berat penakaran harus ditentukan sesuai dengan SNI 03-2834
2000.
b) Campuran Percobaan
Penyedia Jasa harus membuat dan menguji campuran percobaandengan rancangan
campuran serta bahan yang diusulkan sesuai dengan SNI 03-2834-2000, dengan
disaksikan oleh Direksi Pekerjaan, yang menggunakan jenis instalasi dan peralatan
sebagaimana yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
c) Permukaan Tampak
Semua permukaan beton yang telah selesai harus terlihat padatbersih dan tidak
keropos.
Semua permukaan yang tampak harus rata atau bulat.
Pekerjaan plesteran pada permukaan beton tidak diijinkan dansetiap beton yang
kelihatan cacat harus dibongkar hinggakedalaman tertentu dan diganti atau
diperbaiki dengan cara sepertiyang diinginkan oleh Direksi Pekerjaan atas biaya
Penyedia Jasa.
5) Blockout
a) Blockout harus dibuat jika akan memasang bagian–bagian bangunandari pekerjaan
besi. Permukaan dimana beton block (blockout) akandibuat, dikasarkan, dibersihkan,
dan dijaga agar tetap lembab untukpaling sedikit 4 jam. Sesudah permukaan
demikian disetujui DireksiPekerjaan, maka pekerjaan logam dan lainnya seperti
tersebut diatas,dapat dilaksanakan. Penyedia Jasa dapat memasang tulangan
(jikadiperlukan) dan adukan beton dengan 500 kg semen atau lebih permeter kubik,
atau beton dari tipe yang sama.
b) Pada saat pengisian beton blockout, haruslah dilakukan berhati–hati,harus bersatu
dengan beton lama, mempunyai ikatan yang baik denganbeton lama dan semua
pekerjaan besinya.
6) Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pekerjaan Beton
a) Pembetonan
Penyiapan tempat kerja
16
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
o Penyedia Jasa harus membongkar bangunan lama yang akan diganti dengan
beton yang baru atau yang harus dibongkar untuk dapat memungkinkan
pelaksanaan pekerjaan beton yang baru. Pembongkaran tersebut harus
dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dalam dari Spesifikasi ini.
o Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau formasi
untuk pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan dalam Gambar
Kerja atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai
dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, dan harus membersihkan serta
menggaru tempat di sekeliling pekerjaan beton yang cukup luas sehingga
dapat menjamin dicapainya seluruh sudut pekerjaan. Jika diperlukan harus
disediakan jalan kerja yang stabil untuk menjamin dapat diperiksanya seluruh
sudut pekerjaan dengan mudah dan aman.
o Seluruh dasar pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus
dijaga agar senantiasa kering. Beton tidak boleh dicor di atas tanah yang
berlumpur, bersampah atau di dalam air. Apabila beton akan dicor di dalam
air, maka harus dilakukan dengan cara dan peralatan khusus untuk menutup
kebocoran seperti pada dasar sumuran atau cofferdam dan atas persetujuan
Direksi Pekerjaan.
o Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain
yang harus berada di dalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus
sudah dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat
pengecoran.
o Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, maka bahan lantai
kerja untuk pekerjaan beton harus dihampar sesuai dengan ketentuan dari
Spesifikasi ini.
o Direksi Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan untuk
pondasi sebelum menyetujui pemasangan acuan, baja tulangan atau
pengecoran beton. Penyedia Jasa dapat diminta untuk melaksanakan
pengujian penetrasi kedalaman tanah keras, pengujian kepadatan atau
penyelidikan lainnya untuk memastikan cukup tidaknya daya dukung tanah di
bawah pondasi.
o Jika dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi ketentuan,
maka Penyedia Jasa dapat diperintahkan untuk mengubah dimensi atau
kedalaman pondasi dan/atau menggali dan mengganti bahan di tempat yang
17
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
18
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
19
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
20
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
21
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
22
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
23
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
24
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
25
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
o Adukan semen tidak diperlukan pada pondasi, jika lantai kerjabeton atau
proteksi pondasi dibuat dengan cara lain.
e) Pengerjaan Akhir
o Pembongkaran Cetakan
(1) Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding,kolom yang
tipis dan bangunan yang sejenis lebih awal 30 jamsetelah pengecoran
beton tanpa mengabaikan perawatan.Acuan yang ditopang oleh
perancah dibawah pelat, balok,gelegar, atau bangunan busur, tidak
boleh dibongkar hinggapengujian kuat tekan beton menunjukkan paling
sedikit 85 %dari kekuatan rancangan beton.
(2) Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakanuntuk
pekerjaan yang diberi hiasan, tiang sandaran, tembokpengarah
(parapet), dan permukaan vertikal yang tereksposharus dibongkar
dalam waktu paling sedikit 9 jam setelahpengecoran dan tidak lebih dari
30 jam, tergantung padakeadaan cuaca dan tanpa mengabaikan
perawatan.
o Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)
(1) Kecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakansegera
setelah pembongkaran acuan. Seluruh perangkat kawatatau logam yang
telah digunakan untuk memegang acuan, danacuan yang melewati
badan beton, harus dibuang ataudipotong kembali paling sedikit 2,5 cm
di bawah permukaanbeton. Tonjolan mortar dan ketidakrataan lainnya
yangdisebabkan oleh sambungan cetakan harus dibersihkan.
(2) Direksi Pekerjaan harus memeriksa permukaan beton segerasetelah
pembongkaran acuan dan dapat memerintahkanpenambalan atas
kekurang sempurnaan minor yang tidak akanmempengaruhi bangunan
atau fungsi lain dari pekerjaanbeton. Penambalan harus meliputi
pengisian lubang-lubangkecil dan lekukan dengan adukan semen.
(3) Jika Direksi Pekerjaan menyetujui pengisian lubang besarakibat keropos,
pekerjaan harus dipahat sampai ke bagianyang utuh (sound),
membentuk permukaan yang tegak lurusterhadap permukaan beton.
Lubang harus dibasahi dengan airdan adukan pasta (semen dan air,
tanpa pasir) harus dioleskanpada permukaan lubang. Selanjutnya lubang
harus diisi denganadukan yang kental yang terdiri dari satu bagian
26
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
27
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
air ini yang harus dibuat jenuhdalam waktu paling sedikit 7 hari.
Semua bahan perawatanatau lembaran bahan penyerap air harus
menempel padapermukaan yang dirawat.
(c) Jika acuan kayu tidak dibongkar maka acuan tersebut
harusdipertahankan dalam kondisi basah sampai acuandibongkar,
untuk mencegah terbukanya sambungansambungandan pengeringan
beton.
(d) Permukaan beton yang digunakan langsung sebagai lapisaus harus
dirawat setelah permukaannya mulai mengeras(sebelum terjadi retak
susut basah) dengan ditutupi olehlapisan pasir lembab setebal 5 cm
paling sedikit selama 21hari.
(e) Perawatan/pembasahan tersebut tersebut dapat dilakukandengan
menutup permukaan beton memakai karung goniyang dibasahi
secara teratur selama masa perawatan beton.
(2) Perawatan dengan Cara Lain
(a) Membran cair
Perawatan membran dilakukan ketika seluruh permukaanbeton
segera sesudah air meningggalkan permukaan(kering), terlebih
dahulu setelah beton dibuka cetakannyadan finishing dilakukan.Jika
seandainya hujan turun makaharus dibuat pelindung sebelum lapisan
membran cukupkering, atau seandainya lapisan membran rusak
makaharus dilakukan pelapisan ulang lagi.
(b) Selimut kedap air
Metode ini dilakukan dengan menyelimuti permukaanbeton dengan
bahan lembaran kedap air yang bertujuanmencegah kehilangan
kelembaban ari permukaan beton.Beton harus basah pada saat
lembaran kedap air inidipasang.Lembaran bahan ini aman untuk
tidakterbang/pindah tertiup angin dan apabila adakerusakan/sobek
harus segera diperbaiki selama periodeperawatan berlangsung.
3. Pengendalian Mutu
a) Penerimaan bahan
Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambah biladiperlukan) harus
diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan denganmengecek/memeriksa bukti
28
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
29
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
30
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
31
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
32
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
33
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
34
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
dimana,
fc’ = Kuat tekan beton karakteristik
fci= Kuat tekan beton yang diuji
fcm= Kuat tekan beton rata-rata
(i) Nilai hasil uji tekan satupun tidak boleh mempunyai nilai dibawah 0,85
fc’.
(j) Jika salah satu dari kedua syarat tersebut di atas tidak dipenuhi,maka
harus diambil langkah untuk meningkatkan rata-rata darihasil uji kuat
tekan berikutnya, dan langkah-langkah lain untukmemastikan bahwa
kapasitas daya dukung dari bangunan tidakmembahayakan.
(k) Jika dari hasil perhitungan dengan kuat tekan menunjukkanbahwa
kapasitas daya dukung bangunan berkurang, makadiperlukan suatu uji
bor (core drilling) pada daerah yangdiragukan berdasarkan aturan
pengujian yang berlaku. Dalamhal ini harus diambil paling tidak 3 (tiga)
buah benda uji bor intipada daerah yang tidak membahayakan
bangunan untuk setiaphasil uji tekan yang meragukan atau terindikasi
bermutu rendahseperti disebutkan di atas.
(l) Beton di dalam daerah yang diwakili oleh hasil uji bor inti bisadianggap
secara bangunan antara lain cukup baik bila rata-ratakuat tekan dari
ketiga benda uji bor inti tersebut tidak kurangdari 0,85 fc’, dan tidak
satupun dari benda uji bor inti yangmempunyai kekuatan kurang dari
0,75 fc’. Dalam hal ini,perbedaan umur beton saat pengujian kuat tekan
35
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
36
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
37
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
1. Bahan
a. Pengertian cat disini meliputi cat-cat dinding bata, beton, besi yang tampak ter expose
dengan bahan cat emulsion merk sekualitas Decolith (cat tembok) dan sekualitas Bee
brand (cat besi).
b. Cat-cat/plamir yang didatangkan harus dalam keadaan utuh dalam kemasan kaleng,
tertera nama perusahaannya dan serta masih terdapat segel yang utuh.
c. Semua cat yang dipakai harus mendapatkan persetujuan dari Tim Departement
Konstruksi dan Supervisi.
d. Plamir dan dempul untuk pekerjaan cat tembok digunakan merk yang sama dengan merk
cat yang dipilih.
e. Cat meni digunakan sesuai dengan cat jadi dan sesuai dengan penggunaan cat.
f. Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik dari bahan yang diencerkan.
2. Macam Pekerjaan
Mengecat dengan cat tembok untuk semua bidang exterior dan interior seperti dinyatakan
dalam gambar.
3. Cara Pelaksanaan
a. Cat Tembok
Bidang bagian dalam yang akan dicat sebelumya digosok memakai kain yang dibasahi air.
Setelah kering didempul pada tempat yang berlubang sehingga permukaannnya rata dan
licin untuk kemudian dicat paling sedikit 2 (dua) kali dengan roler minimal 20 cm sampai
baik atau dengan cara yang telah ditentukan oleh pabrik.
b. Pelaksanaan pekerjaan cat harus sesuai peraturan yang berlaku.
a. LingkupPekerjaan
38
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
- Pekerjaan Elektrikal
b. SpesifikasiBahan/Material
1) Papan Plafon gypsum yang Digunakan adalah plafon gypsum merk yang
bermutu baik dan telah disetujui oleh Direksi Teknis, Tim Departement Desain,
dan Departement Konstruksi. Bahan papan plafon gypsum yang digunakan harus
ada jaminan mutu bahan terbaik, dengan dibuktikan oleh sertifikat yang
dikeluarkan oleh Lembaga yang berwenang meliputi :
2) List profil GYPSUM berupa List siku tembok, list sambung serta List Siku
39
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
5) Finishing penutupplafon.
c. PelaksanaanPekerjaan
10. Plafon gypsum yang dipasang adalah Plafon gypsum yang telah dipilih
dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang
40
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari
Konsultan pengawas.
11. Plafon gypsum dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan gambar
untuk itu dan setelah Plafon gypsum terpasang, bidang permukaan langit-langit
harus rata, lurus, waterpas dan tidak bergelombang, dan sambungan antar unit-
unit Gypsum board tidak terlihat.
12. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole / access panel di
langit-langit yang bisa dibuka, tanpa merusak Plafon gypsum di sekelilingnya,
untuk keperluan pemeriksaan / pemeliharaan M E.
41
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
42
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
a. Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan
persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.
b. Pengadaan pemasangan seluruh sistem instalasi Mekanikal / Elektrikal sesuai dengan
gambar dokumen, spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak
c. Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Mekanikal / Elektrikal
harusberdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi teknik, serta
addendum lainnya.
d. Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan
undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak
ertentangan denganketentuan-ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.
e. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dan telah
ditetapkansebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh Badan yang berwenang
dalam hal ini, bila tidakada petunjuk dari Konsultan Pengawas.
f. Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga akhli dalam instalasi
Mekanikal /Elektrikal, untuk dapat dipertanggung-jawabkan.
g. Tenaga akhli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga dapat berdiskusi
denganKonsultan Pengawas pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
h. Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah persyaratan
operasionil.Testing harus dilaksanakan di hadapan Konsultan Pengawas.
i. Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah tanggung-
jawabKontraktor dan Kontraktor harus mengganti / memperbaiki hal tersebut di atas.
j. Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian, adalah tanggung-jawab
Kontraktor.
k. Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, peralatan, cara-cara pemasangan,
kualitaspekerjaan dan lain-lain, untuk sistim instalasi Mekanikal / Elektrikal ini harus
sesuai denganstandar-standar sebagai berikut :
1) Peraturan Umum Instalasi Listrik th. 2000.
2) Peraturan yang telah ditentukan PLN lainnya.
3) Peraturan-peraturan yang telah ditentukan Pemda DKI.
4) Pedoman Plumbing Indonesia 1979.
5) Penanggulangan Bahaya Kebakaran, peraturan setempat No. 3 tahun 1975.
6) Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja &Transmigrasi
No.59/DP/1980.
7) Pedoman dan Petunjuk Keselamatan Kerja PLN No. 48.
43
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
8) Peraturan Pokok Teknik Penyehatan mengenai air minum dan air buangan,
rancangan 1968Dirjen Cipta Karya, Direktorat Teknik Penyehatan.
9) Peraturan Instalasi Air Minum dari PAM DKI.
10) Algemeene Voorwarden Voor Drink Water Instalatir (AVWI)
11) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VIII/77,
tentangPengawasan Pencemaran Air dari Badan Air untuk berbagai kegunaan
yang berhubungandengan kesehatan.
12) Peraturan-peraturan dan standard yang telah disesuaikan dengan peraturan dan
standarInternasional dari KRT, ASME, ASHRAE, ASTM, VDE, BS, NEC, IEC, dll.
13) Peraturan Perburuhan Departemen Tenaga Kerja.
14) Peraturan-peraturan yang ditentukan dalam spesifikasi ini maupun yang terdapat
dalamgambar-gambar.
15) Pedoman penanggulangan bahaya kebakaran th. 1980 (Departemen PU).
16) Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Bangunan Gedung
tahun 1985(Departemen PU).
17) N.F.P.A dan F.O.C. sebagai pelengkap.
18) Peraturan Telekomunikasi 1989.
19) Peraturan-peraturan lain yang berlaku setempat
1. Pekerjaan Sanitasi
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan air bersih dan air buangan ini adalah
44
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
c. Pada setiap belokan, digunakan knee atau elbow sesuai dengan kebutuhan. Demikian
juga pada setiap sambungan pipa digunakan socket dan disenei.
d. Pipa yang terletak pada dinding harus masuk ke dalam batu bata minimal 2,5 cm, dan
diklem (secukupnya).
Pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan sebelum pekerjaan plesteran.
e. Kran air yang dipergunakan adalah jenis Ball Valve dengan handel siku
f. Sebelum plesteran dikerjakan terlebih dahulu dilakukan test kebocoran dengan
memasukkan udara bertekanan 6 atmosfir ke dalam saluran air. Kemudian akan
dilakukan test kebocoran dengan mengoleskan buih sabun.
Pekerjaan plesteran (khususnya yang dilalui pipa) baru dapat dilakukan apabila telah tidak
terdapat kebocoran.
Septicktank terbuat dari konstruksi beton dan pasangan bata dengan bentuk dan
dimensi seperti dalam gambar rancangan pelaksanaan.
Pelaksanaan pekerjaan beton, galian, pasangan batu bata dan lain-lain pekerjaan
yang menyertainya harus dilakukan dengan mengacu persyaratan teknik
pelaksanaan pekerjaan yang berkesesuaian di dalam RKS ini.
Resapan (roughing filter) tersusun dari galian berisi kerikil dan pasir grosok, yang
kemudian dialirkan kelaut melalui GYPSUM AW dia 3". Ujung pipa didalam pasir
grosok diberi filter Ijuk. Bagian atas resapan ditutup dengan beton rabat tebal 5
cm.
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya, termasuk pengangkutan yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian
dan syarat-syarat dibawah ini serta memenuhi spesifikasi dan persyaratan dari
pabrik pembuatnya.
b. Melaksanakan pekerjaan sanitair hingga diperoleh hasil yang baik dan
memuaskandalam pemakaiannya / operasinya.
c. Pekerjaan pemasangan sanitair ini sesuai dengan yang dinyatakan/ditunjukkan
dalam detail gambar, uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.
2. Persyaratan bahan
a. Semua material harus memenuhi ukuran dan standar.
45
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
46
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
j. Hasil pekerjaan ini harus baik dimana semua sanitair harus terpasang dengan lurus,
tegak, rapat tidak bocor, dan dapat berfungsi dengan sempurna. Pekerjaan ini juga tidak
boleh merusak bagian pekerjaan lain misalnya lantai, dinding dan lain-lain.
k. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor selama kerusakan
tersebut bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
l. Peralatan sanitair yang sudah terpasang dan dapat berfungsi dengan baik harus
dilindungi dari kerusakan dan tidak boleh digunakan hingga diserahkannya bangunan
kepada Pemberi Tugas/ Owner.
PASAL 28
PEKERJAAN KUNSEN, PINTU, DAN JENDELA
1. PEKERJAAN KAYU
47
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
- Pekerjaan kayu semua pekerjaan kusen, rangka pintu kaca, rangka jendela kaca
dan aksesoris pelengkap lainnya seperti yang dinyatakan dalam gambar serta
petunjuk Konsultan Pengawas
- Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar kerja dengan
hasil yang baik dan rapi.
- Penyimpanan bahan harus di ruang tertutup rapat, bersih, kering dan dijaga
agar tidak terjadi abrasi atau kerusakan lain serta tidak dekat dengan tempat
pembakaran.
- Bahan Kusen dan Profil kayu bengkirai yang digunakan harus sesuai dengan
gambar kerja/bestek baik dari segi warna, bentuk maupun ukurannya.
- Aksesoris yang digunakan harus sesuai dengan dengan petunjuk dan gambar.
c. Pelaksanaan Pekerjaan
PASAL 29
1. Semua kunci yang digunakan adalah sekualitas Dexon Stainless dan tiap kunci harus
mempunyai 3 anak kunci dengan panjang body minimal 25 cm.
48
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
2. Untuk pintu dua daun harus dipasang sloot tanam besar (expagnolet) sepanjang 25 cm pada
bagian pinggir/tebal atas bawah, untuk pintu satu daun cukup dipasang sloot sepanjang 3"
pada bagian pinggir sedangkan untuk tiap daun jendela dipasang 2 buah.
3. Engsel yang digunakan untuk pintu yang berhubungan dengan luar jenis kupu-kupu panjang
4" merk setaraf Dexon Stainless dan dipasang 3 buah untuk tiap daun pintu. Sedangkan daun
jendela dipakai engsel Pivot Hinge Stailess", tiap daun jendela dipasang 2 buah engsel di atas
dan bawah sesuai dengan gambar kerja.
5. Hardwere kunci gantung, engsel harus diminyaki agar berfungsi baik, semua contoh barang
tersebut harus mendapat persetujuan Direksi. Kunci dan alat penggantung yang terpasang
ternyata tidak berfungsi, harus dibongkar/diganti atas biaya pemborong.
PASAL 30
PEKERJAAN KACA
1. Kecuali ditentukan lain, semua kaca yang digunakan kualitas baik, flat glas, bening dan tidak
bergelombang serta dapat menahan angin 122 kg/m2.
PASAL 31
PEKERJAAN PENGECATAN.
49
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
f. Pekerjaan akhir adalah pengecatan permukaan tersebut dilaksanakan hingga pekat dan
rata.
3. Finishing Kusen
Proses finishingnya sebagai berikut :
a. Wood Filler merupakan bahan finishing yang berfungsi sebagai lapisan dasar
untuk menutup pori-pori kayu sehingga menghasilkan finishing yang halus, rata
dan close pore
b. Wood Stain ; finishing yang berfungsi sebagai pewarna kayu, biasanya digunakan
sebagai pembentuk warna natural transparan (transparent colors) pada kayu.
c. Sanding sealer berfungsi sebagai maincoat atau lapisan utama dalam proses
finishing kayu warna natural transparan.
d. Top Coat, berfungsi untuk membuat lapisan finishing sebelunya agar semakin
awet dan tahan lama.
50
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS – PA 21 (PERMANENT OFFICE)
Submited By :
Contractor
PT. MAHA BHUWANA KONSTRUKSINDO
51