Bangunan Tahan Gempa PDF
Bangunan Tahan Gempa PDF
DISUSUN OLEH:
NPM : 07261811008
KELAS :B
FAKULTAS TEKNIK
TAHUN 2019-2020
REFERENSI BANGUNAN TAHAN GEMPA
A.PENGERTIAN BANGUNAN TAHAN GEMPA
Konsep hunian tahan gempa adalah bangunan yang dapat bertahan dari keruntuhan
akibat getaran gempa, serta memiliki fleksibilitas untuk meredam getaran. Prinsipnya pada
dasarnya ada dua, yaitu kekakuan struktur dan fleksibilitas peredaman.
Membangun bangunan yang dapat menahan beban gempa adalah tidak ekonomis.
Oleh karena itu prioritas utama dalam membangun bangunan tahan gempa adalah
terciptanya suatu bangunan yang dapat mencegah terjadinya korban, serta memperkecil
kerugian harta benda.
•Bila terjadi gempa sedang, bangunan boleh mengalami kerusakan pada komponen non-
strukturalnya akan tetapi komponen struktural tidak bolehrusak.
Berikut ini adalah prinsip dasar pembuatan rumah tahan gempa yang wajib Anda
ketahui dan perlu disimak dengan baik:
Menggunakan denah dan struktur bangunan yang simetris dan sederhana dapat
memudahkan Anda untuk menentukan titik kolom dan pondasi yang nantinya akan menjadi
rangka utama pada struktur rumah.Struktur yang simetris ini dapat menahan gempa lebih baik
dibandingkan dengan bangunan dengan struktur yang tidak beraturan.
Yang perlu Anda perhatikan dalam konstruksi rumah tahan gempa adalah kondisi
pondasinya, kolom, balok dan struktur atap. Diharapkan konstruksi yang dibuat dapat
menahan beban apabila terjadi gempa dengan berbagai skala richter. Penempatan interior
dalam rumah pun tidak luput dari perhatian. Tempatkan barang di tempat yang aman dan
sekiranya tidak banyak menimbulkan kerusakan.
Dalam membangun rumah yang tahan gempa, kondisi tanah harus diperhatikan. Lebih
baik jika membangunnya di tanah yang kering, rata, stabil dan tidak miring. Semakin padat
dan keras tanah, maka partikel tanah dapat mengalami gerak yang semakin kecil. Gerak tanah
yang kecil ini akan menimbulkan getaran permukaan tanah yang semakin kecil pula.
4. Kekuatan Pondasi
Saat berencana membangun rumah tahan gempa, perhatikan dulu pondasi yang akan
dibuat. Agar rumah tidak roboh pada saat gempa, bukan hanya material ringan yang harus
digunakan. Pondasi kuat pun harus tersedia. Pastikan letak pondasi melebihi 45 cm dari tanah
yang asli.
Untuk mendapatkan rumah yang tahan gempa, pembuatan kerangka rumah harus
terikat kokoh. Tujuan pembuatan kerangka yang kokoh ini adalah untuk menghindari
kerusakan yang parah akibat gempa.
Bangunan rumah anti gempa yang menggunakan bahan material seperti pasir dan
semen, proporsi komposisi dalam adukannya harus diperhatikan. Perbandingan campurannya
harus mengikuti standar pembangunan rumah yang tahan akan gempa. Karena rumah dengan
bahan berat ini rawan rusak saat terjadi guncangan apabila komposisinya terlalu berat.
Material bangunan anti gempa yang dapat Anda temui salah satunya adalah EPS
Sandwich Panel yang terdapat dalam bangunan prefabrikasi. Material ini merupakan lapisan
dari styrofoam yang diapit oleh dua baja ringan yang ramah lingkungan. Teknik yang
digunakan material yang ringan ini adalah rakitan yang digabungkan antara satu dengan yang
lainnya. Membuat strukturnya menjadi tahan terhadap guncangan gempa bumi.
Prinsip dasar bangunan tahan gempa ini bisa Anda jadikan patokan dalam proses
pembangunannya. Jika Anda tertarik untuk membangun rumah tahan gempa, Anda dapat
menggunakan jasa PT. Sanwa Prefab Technology.
1. Bangunan harus terletak di atas tanah yang stabil (kering, padat dan merata kekerasannya).
Karena getaran akibat yang bersumber dari pusat gempa akan diteruskan ke permukaan tanah
oleh partikel-partikel tanah tersebut. Semakin keras dan padat, partikel tanah akan mengalami
gerak yang semakin kecil, sehingga getaran pada permukaan tanah juga akan semakin kecil.
• Apabila terpaksa harus membuat bangunan dengan bentuk denah U, T, L, dll yang
tidak simetris, maka bisa dilakukan pemisahan struktur (dilatasi) seperti pada gambar
berikut:
3. Pondasi:
• Pondasi harus diletakkan di atas tanah keras, bila kondisi tanah kurang baik maka
harus dilakukan perbaikan tanah terlebih dahulu. Sebaiknya pondasi terletak lebih dari
45 cm dari tanah asli:
• Pondasi sebaiknya dibuat menerus keliling bangunan tanpa terputus. Pondasi dinding-
dinding penyekat juga dibuat menerus. Pondasi-pondasi setempat perlu diikat kuat
satu sama lain dengan memakai balok pengikat (sloof) sepanjang pondasi tersebut.
• Sedangkan Pondasi, sloof dan kolom praktis harus saling terikat antar satu dengan
yang lainnya.
4. Pada setiap luasan dinding 12 m2 , harus dipasang kolom, bisa menggunakan bahan kayu,
beton bertulang, baja, plester ataupun bambu.
7. Gunakan kayu kering sebagai konstruksi kuda-kuda, pilih bahan atap yang seringan
mungkin, dan ikat kaku dengan konstruksi kuda-kuda.
8. Bahan dinding pilih yang seringan mungkin, papan, papan berserat, papan lapis, bilik, ikat
bahan dinding dengan kolom.
9. Bila bahan dinding menggunakan pasangan bata/batako, bahan tidak patah dan berbunyi
nyaring jika diadukan. Pada setiap jarak vertikal 30 cm, pasangan diberi angker yang
dijangkarkan ke kolom, panjang angker 50 cm, diameter 6mm.
10. Perhatikan bahan spesi/adukan, setiap jenis tras, pasir, atau semen, mempunyai sifat
khusus. Sebaiknya perbandingan campuran mengikuti standar yang ada.
11. Bangunan tahan gempa memiliki komponen-komponen yang terikat antara satu dengan
yang lainnya, baik antara komponen struktural maupun non struktural.
Kunci bangunan tahan gempa ada pada konstruksi yang kokoh dan memakai bahan-
bahan ringan. Pondasi, kolom, dan kuda-kuda atap harus dibangun dengan konstruksi yang
kuat. Semua komponen rumah juga harus menyatu dengan sempurna. Atap dan dinding
sebaiknya memakai bahan-bahan yang ringan. Saat diguncang gempa, momentum bahan-
bahan yang ringan saat berayun tidak begitu besar. Benda-benda berat berayun dengan
kencang saat diguncang gempa, berisiko tinggi untuk jatuh atau roboh.
Membangun rumah tahan gempa dimulai dengan membuat pondasi yang kokoh.
Pondasi batu kali menerus harus berada di atas tanah yang stabil dan digali hingga mencapai
tanah keras. Jika tanahnya lembek, harus dikeraskan dan distabilkan terlebih dahulu. Setiap
siku juga harus tepat membentuk sudut 90 derajat. Pondasi harus menyatu dengan kolom dan
di atas pondasi harus ada sloff yang mengikat erat kolom-kolom tersebut. Sloof juga harus
diberi angker dengan pondasi pada setiap jarak 0,5 meter agar keduanya terikat erat.
Kolom diperlukan untuk setiap luasan 12 m2 pada dinding, fungsinya seperti tiang
rumah. Semua kolom harus tertanam kuat ke dalam pondasi dan ada balok keliling yang
mengikat semua kolom. Jika kolom ada di bawah kuda-kuda, kaki miring kuda-kuda atap
harus menyatu dengan kolom di bawahnya untuk memperkokoh atap.
Atap yang ringan lebih tahan pada guncangan gempa, oleh karena itu atap seng atau
sirap lebih baik daripada genting. Genting memang mampu menahan sengatan panas
matahari, tetapi genting keramik ini lebih berat daripada jenis atap yang lain. Kayu memang
cukup ringan untuk kerangka atap, tetapi kuda-kuda dan kerangka atap yang terbuat dari
aluminium selain ringan juga bebas dari serangan rayap. Kuda-kuda juga harus menyatu erat
dengan kuda-kuda lain menggunakan batang lintel.
Bangunan tahan gempa harus mengikuti standar dalam membangun, mulai dari
mengaduk adonan semen, mendirikan kolom, dan lain-lain. Semua harus sesuai standar.
Semua komponen harus terikat erat satu dengan yang lain, baik komponen struktural maupun
komponen non-struktural. Saat membangun atau membeli rumah, perlu dipertimbangkan
ketahanan bangunan terhadap gempa. Pastikan pengembang yang membangun rumah kita
mengikuti standar-standar yang ada, mengingat hampir seluruh wilayah Indonesia rentan
dengan risiko gempa. Jika akan membeli rumah yang sudah jadi, periksa dahulu apakah
rumah dibangun sesuai dengan kondisi Indonesia yang rawan gempa.