Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH DOSEN PENGAMPU

PENDIDKAN MIR’ATUN
KEWARGANEGARAA HASANAH, M.Pd,
N

HUBUNGAN NEGARA HUKUM DAN HAM

KELOMPOK : VIII

HARINA WARIANI : 190101020942


NOUR SYIFA : 190101020501

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
BANJARMASIN
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Hubungan Negara Hukum dan
HAM”. Sholawat serta salam tak lupa pula kita haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam
yang terang benderang.

Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Mir’atun Hasanah,
M.Pd, selaku dosen pengampu yang telah membimbing kami untuk
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini banyak memiliki kekurangan, oleh


karena itu kami mengharap kritikan dan saran yang membangun untuk makalah.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Banjarmasin, 24 Januari 2020

Kelompok VII
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 2
A. Pengertian Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia.......................... 2
B. Hubungan Negara Hukum dan HAM................................................. 4
BAB III PENUTUP............................................................................................ 9
A. Kesimpulan......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Istilah Negara Hukum baru dikenal pada abad XIX tetapi konsep Negara
Hukum telah lama ada dan berkembang sesuai dengan tuntuntan keadaan.
Pemerintahan berdasarkan hukum adalah suatu prinsip dimana menyatakan bahwa
hukum adalah otoritas tertinggi dan bahwa semua warga negara tunduk kepada
hukum dan berhak atas perlindungannya. Secara sederhana supremasi hukum bisa
dikatakan bahwa kekuasaan pihak yang kuat diganti dengan kekuasaan berdasarkan
keadilan dan rasional.
HAM (Hak Asasi Manusia) merupakan hak-hak yang dimiliki manusia sejak
ia lahir yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun.
HAM dilandasi dengan sebuah kebebasan setiap individu dalam menentukan jalan
hidupnya namun HAM juga tidak terlepas dari kontrol bentuk norma-norma yang ada.
Negara hukum dan HAM tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Argumentasi
hukum yang dapat diajukan tentang hal ini, ditujukan dengan ciri negara hukum itu
sendiri, bahwa salah satu diantaranya adalah perlindungan terhadap hak asasi
manusia. Dalam negara hukum, hak asasi manusia terlindungi. Jika dalam suatu
negara hak asasi manusia tidak dilindungi, maka negara tersebut bukan negara
hukum.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Hubungan Negara Hukum dan HAM ?
2. Apa saja Pelanggaran yang terjadi di Negara Hukum ?

C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui Hubungan Negara Hukum dan HAM
2. Mengetahui apa saja Pelanggaran yang terjadi di Negara Hukum
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia

1. Pengertian Negara Hukum


Negara Hukum adalah negara yang penyelenggaraan kekuasaan
pemerintahannya didasarkan atas hukum. Di dalamnya pemerintah dan lembaga-
lembaga lain dalam melaksanakan tindakan apa pun harus dilandasi oleh hukum dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Dalam negara hukum, kekuasaan
menjalankan pemerintahan berdasarkan kedaulatan hukum dan bertujuan untuk
menyelenggarakan ketertiban hukum.
Negara berdasar atas hukum menempatkan hukum sebagai hal yang tertinggi
atau supreme sehingga ada istilah supremasi hukum. Supremasi hukum harus tidak
boleh mengabaikan tiga ide dasar hukum yaitu keadilan, kemanfaatan dan kepastian.
Apabila Negara berdasar atas hukum, pemerintahan Negara itu juga harus berdasar
atas suatu konstitusi atau undang-undang dasar sebagai landasan penyelenggaraan
pemerintahan. Konstitusi dalam negara hukum adalah konstitusi yang bercirikan
gagasan kostitusionalisme yaitu adanya pembatasan atas kekuasaan dan jaminan hak
dasar warga negara.1
Perumusan ciri-ciri Negara Hukum yang dilakukan oleh F.J. Stahl, yang
kemudian ditinjau ulang oleh International Commision of Jurist pada Konferensi yang
diselenggarakan di Bangkok tahun 1965, yang memberikan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Perlindungan konstitusional, artinya selain menjamin hak-hak individu
konstitusi harus pula menentukan cara procedural untuk memperoleh
perlindungan atas hak-hak yang dijamin
2. Badan Kehakiman yang bebas dan tidak memihak
3. Pemilihan Umum yang bebas
4. Kebebasan menyatakan pendapat
5. Kebebasan berserikat/berorganisasi dan beroposisi
6. Pendidikan Kewarganegaraan.

1
Suraya atika, “Negara Hukum Dan HAM (Hak Asasi Manusia)”, diakses dari http://suraya-
atika.blogspot.com/2014/08/negara-hukum-dan-ham-hak-asasi-manusia.html/, pada tanggal 24
januari 2020 pukul 23.26
Unsur-unsur Negara Hukum antara lain :
a. Hak asasi manusia dihargai sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
manusia
b. Adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu
c. Pemerintahan dijalankan berdasarkan peraturan perundang-undangan
d. Adanya peradilan administrasi dalam perselisihan antara rakyat dengan
pemerintahannya.

2. Pengertian Hak Asasi Manusia

HAM, singkatan dari Hak Asasi Manusia. Hak asasi manusia merupakan hak
dasar yang melekat dan dimiliki setiap manusia sebagi anugerah tuhan yang maha esa.
Kesadaran akan hak asasi manusia didasaarkan pada pengakuan bahwa semua
manusia sebagai makhluk tuhan memiliki derajat dan martabat yang sama, maka
setiap manusia memiliki hak dasar yang disebut hak asasi manusia. Jadi kesadaran
akan adanya hak asasi manusia tumbuh dari pengakuan manusia sendiri bahwa
mereka adalah sama dan sederajat.

HAM ini bersifat universal. Di mana hak asasi manusia ini berlaku bagi semua
orang dengan berbagai ras, suku, etnik, agama dan kedudukan. PBB (Perserikatan
Bangsa-Bangsa) telah mengadakan konvensi dan perjanjian-perjanjian internasional
di berbagai negara untuk menjamin negara tersebut melindungi hak asasi manusia
setiap rakyatnya.2

Jhon Locke, HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang
Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.3

Macam Hak Asasi Manusia berdasarkan pengertian HAM, ciri pokok dari
hakikat HAM adalah :
a. HAM tidak perlu diberikan ,dibeli,ataupun diwarisi.
b. HAM berlaku bagi semua orang
c. HAM tidak boleh dilanggar

2
Loudia Mahartika, ” Jenis Pelanggaran HAM dan Macam-Macam HAM yang Perlu Diketahui”, diakses
di https://www.liputan6.com/citizen6/read/3919666/jenis-pelanggaran-ham-dan-macam-macam-
ham-yang-perlu-diketahui, pada tanggal 29 Januari 2020 pukul 12.34.
3
Wirman Burhan, Pendidikan Kewarganegaraan, Pancasila dam Undang-Undang Dasar 1945
(Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2014), hlm, 46
HAM meliputi berbagai bidang, sebagai berikut :
a. Hak asasi pribadi (personal rights)
b. Hak asasi politik (political rights)
c. Hak asasi ekonomi (property rights)
d. Hak asasi social dan kebudayaan (social and cultural rights)
e. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
(rights of legal equality)
f. Hak untuk mendapat perlakuan yang sama dalam tatacara peradilan dan
perlindungan ( procedural rights).

B. Hubungan Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia

Antara negara hukum dan hak asasi manusia, tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Argumentasi hukum yang dapat diajukan tentang hal ini, ditunjukan dengan ciri
negara hukum itu sendiri, bahwa salah satu diantaranya adalah perlindungan terhadap
hak asasi manusia. Dalam negara hukum hak asasi manusia terlindungi, jika dalam
suatu negara hak asasi manusia tidak dilindungi, negara tersebut bukan negara hukum
akan tetapi Negara Diktator4 dengan pemerintahan yang sangat Otoriter5.
Perlindungan terhadap hak asasi manusia dalam negara hukum terwujud dalam bentuk
penormaan hak tersebut dalam konstitusi dan undang-undang dan untuk selanjutnya
penegakannya melalui badan-badan peradilan sebagai pelaksana kekuasaan
kehakiman.
Negara Hukum haruslah memiliki ciri atau syarat mutlak bahwa negara itu
melindungi dan menjamin Hak Asasi Manusia setiap warganya. Dengan demikian
jelas sudah keterkaitan antara Negara hukum dan Hak Asasi Manusia, dimana Negara
Hukum wajib menjamin dan melindungi Hak Asasi Manusia setiap warganya.
Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang bebas dan merdeka artinya
terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah. Berhubung dengan itu harus diadakan
jaminan dalam undang-undang. Konstitusi melarang campur tangan pihak Eksekutif6

4
Negara Diktator ialah pemerintahan yang menindas rakyatnya
5
Pemerintahan otoriter adalah satu dimana kekuasaan politik terkonsentrasi pada suatu pemumpin
ataupun Legislatif7 terhadap kekuasaan kehakiman, bahkan pihak atasan langsung dari
hakim yang bersangkutanpun, tidak mempunyai kewenangan untuk mepengaruhi atau
mendiktekan kehendaknya kepada hakim bawahan. Pada hakekatnya, kebebasan
peradilan ini merupakan sifat bawaan dari setiap peradilan hanya saja batas dan isi
kebebasannya dipengaruhi oleh sistem pemerintahan, politik, ekonomi, dan
sebagainya.
Asas perlindungan dalam negara hukum tampak antara lain dalam Declaration
of Independent, deklarasi tersebut mengandung asas bahwa orang yang hidup di dunia
ini, sebenarnya telah diciptakan merdeka oleh Tuhan, dengan dikaruniai beberapa hak
yang tidak dirampas atau dimusnahkan, hak tersebut mendapat perlindungan secara
tegas dalam negara hukum. Peradilan tidak semata-mata melindungi hak asasi
perorangan, melainkan fungsinya adalah untuk mengayomi masyarakat sebagai
totalitas agar supaya cita-cita luhur bangsa tercapai dan terpelihara.
Mengenai asas perlindungan, dalam setiap konstitusi dimuat ketentuan yang
menjamin hak-hak asasi manusia. Ketentuan tersebut antara lain:
a. Kebebasan berserikat dan berkumpul
b. Kebebasan mengeluarkan pikiran baik lisan dan tulisan
c. Hak bekerja dan penghidupan yang layak
d. Kebebasan beragama
e. Hak untuk ikut mempertahankan negara
f. Hak lain-lain dalam pasal-pasal tentang hak asasi manusia.

Setiap orang dapat menuntut atau mengajukan gugatan kepada negara, bila
negara melakukan suatu perbuatan yang melawan hukum (onrechtmatigadaad), bahwa
seorang dapat melakukan gugatan terhadap penguasa, jika putusan pejabat yang
berwenang dirasa tidak adil. Banyak peraturan-peraturan yang memberi jaminan
kepada para warga negara, untuk menggunakan hak-haknya mengajukan tuntutan-
tuntutan di muka pengadilan, bila hak-hak dasarnya atau kebebasannya dilanggar.

Dalam pengkajian indonesia, penekanan negara hukum akan diletakan pada


pemikiran bahwa kekuasaan kehakiman indonesia juga tunduk pada hukum.
Pemikiran demikian sangat penting untuk mengantarkan persepsi, bahwa tunduknya
kekuasaan kehakiman pada hukum menyebabkan munculnya pemahaman akan
6
Eksekutif adalah salah satu cabang pemerintahan yang memiliki kekuasaan dan bertanggung jawab
untuk menerapkan hukum
7
Legislatif adalah badan pemerintah dengan kuasa membuat hukum
adanya batas-batas kebebasan kekuasaan kehakiman, dalam memberikan
perlindungan terhadap hak asasi manusia. Sehingga dari apa yang diuraikan diatas
sangat jelas hubungan antara negara hukum dengan hak asasi manusia.

Perlindungan terhadap hak asasi manusia tersebut dimasyarakatkan secara luas


dalam rangka mempromosikan penghormatan dan perlindungan terhadap hak-hak
asasi manusia, sebagai ciri yang penting suatu negara hukum yang demokratis.
Terbentuknya negara dan demikian pula penyelenggaraan kekuasaan suatu negara,
tidak boleh mengurangi arti atau makna kebebasan dan hak-hak asasi kemanusiaan
itu, oleh karena itu adanya perlindungan dan penghormatan terhadap hak-hak asasi
manusia merupakan pilar yang sangat penting dalam setiap negara yang disebut
sebagai negara hukum. Jika dalam suatu negara hak asasi manusia terabaikan atau
dilanggar dengan sengaja dan penderitaan yang ditimbulkannya tidak dapat diatasi
secara adil, negara yang bersangkutan tidak dapat disebut sebagai negara hukum
dalam arti sesungguhnya.

Untuk melihat lebih lanjut hubungan negara hukum dengan hak asasi manusia,
dapat dikaji dari sudut pandang demokrasi, sebab hak asasi manusia dan demokrasi
merupakan konsepsi kemanusiaan dan relasi sosial yang dilahirkan dari sejarah
peradaban manusia diseluruh penjuru dunia. Hak asasi manusia dan demokrasi juga
dapat dimakna sebagai hasil perjuangan manusia, untuk mempertahankan dan
mencapai harkat kemanusiaannya, sebab hingga saat ini hanya konsepsi hak asasi
manusia dan demokrasi yang terbukti paling mengakui dan menjamin harkat
kemanusiaan.

Sebagaimana telah dirumuskan dalam naskah perubahan kedua UUD Tahun


1945, ketentuan mengenai hak-hak asasi manusia telah mendapatkan jaminan
konstitusional yang sangat kuat dalam Undang-Undang Dasar. Sebagian besar materi
UUD ini sebenarnya berasal dari rumusan Undang-Undang yang telah disahkan
sebelumnya, yaitu Undang-Undang No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Ketentuan-ketentuan yang memberikan jaminan konstitusional terhadap hak-hak asasi
manusia sangat penting dan bahkan dianggap merupakan salah satu ciri pokok
dianutnya prinsip negara hukum di suatu negara.

Kesadaran umum mengenai hak-hak dan kewajiban asasi manusia itu


menjiwai keseluruhan sistem hukum dan konstitusi indonesia, oleh karena itu perlu
diadopsikan kedalam rumusan Undang-Undang Dasar atas pengertian-pengertian
dasar yang dikembangkan sendiri oleh bangsa indonesia. Sehingga dengan demikian
perumusannya dalam Undang-Undang Dasar ini mencakup warisan-warisan
pemikiran yang masih terus akan berkembang dimasa-masa yang akan datang.

Dari uraian diatas terlihat jelas hubungan antara negara hukum dan hak asasi
manusia, hubungan yang mana bukan hanya dalam bentuk formal semata-mata, dalam
arti bahwa perlindungan hak asasi manusia merupakan ciri utama konsep negara
hukum, tapi juga hubungan tersebut dilihat secara materil. Hubungan secara materil
ini dilukiskan atau digambarkan dengan setiap sikap dan tindak penyelenggara negara
harus bertumpuh pada aturan hukum sebagai asas legalitas8. Konstruksi yang
demikian ini menunjukan pada hakekatnya semua kebijakan dan sikap tindak
penguasa bertujuan untuk melindungi hak asasi manusia. Pada sisi lain, kekuasaan
kehakiman yang bebas dan merdeka, tanpa dipengaruhi oleh kekuasaan manapun,
merupakan wujud perlindungan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia dalam
negara hukum.

C. Pelanggaran HAM Yang Terjadi di Negara Hukum

Pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau


kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau
kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau
mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh
undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak memperoleh
penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku
(UU No.39 Tahun 1999 tentang HAM Pasal 1 angka 6).9

UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia Pasal 7 di


mana pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat meliputi :

1. Kejahatan Genosida (Genocide)

8
Asas legalitas adalah suatu jaminan dasar bagi kebebasan individu dengan memberi batas aktivitas
apa yang dilarang secara tepat dan jelas
9
Wirman Burhan, Pendidikan Kewarganegaraan, Pancasila dam Undang-Undang Dasar 1945
(Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2014), hlm, 59-60
Jenis pelanggaran HAM yang pertama adalah kejahatan genosida. Kejahatan
genosida termasuk dalam jenis pelanggaran HAM berat yang berada dalam yuridiksi
International Criminal Court.10

Kejahatan Genosida sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf a adalah


setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau
memusnahkan seluruh atau sebahagian kelompok bangsa, ras, kelompk etnis,
kelompok agama, dengan cara :

a. Membunuh anggota kelompok.


b. Mengakibatkan penderitaan fisik dan mental yang berat terhadap anggota-
anggota kelompok.
c. Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan
kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya.
d. Memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran
didalam kelompok.
e. Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke
kelompok lain.

Termasuk dalam kejahatan berat, kejahatan genosida pernah terjadi di


beberapa negara sehingga menimbulkan banyaknya korban jiwa dan mendapatkan
kecaman dari PBB. Beberapa contoh kejahatan genosida antara lain:

a. Pembantaian di Rwanda yang membantai suku Tutsi yang terjadi pada


tahun 1994 oleh suku Hutu.
b. Pembantaian suku bangsa Bosnia dan Kroasia di Yugoslavia oleh Serbia
antara 1991 hingga 1996. Pembantaian Srebenica ini adalah kasus pertama
di Eropa yang dinyatakan sebagai genosida oleh suatu keputusan hukum.
c. Pembantaian kaum berkulit hitam di Darfur oleh milisi Janjaweed yang
terjadi di Sudan pada tahun 2004 silam.11

2. Kejahatan Terhadap Kemanusiaan


10
Mahkamah Pidana Internasional (bahasa Inggris: International Criminal Court atau ICC) dibentuk
pada 1940 sebagai sebuah "tribunal" permanen untuk menuntut individual untuk genosida, kejahatan
terhadap kemanusiaan, dan kejahatan perang
11
Loudia Mahartika, ” Jenis Pelanggaran HAM dan Macam-Macam HAM yang Perlu Diketahui”,
diakses di https://www.liputan6.com/citizen6/read/3919666/jenis-pelanggaran-ham-dan-macam-
macam-ham-yang-perlu-diketahui, pada tanggal 29 Januari 2020 pukul 13.29
Jenis pelanggaran HAM yang kedua adalah kejahatan kemanusiaan. Kejahatan
terhadap kemanusiaan sebagaiman dimaksudkan dalam pasal 7 huruf b adalah salah
satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau
sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung
terhadap penduduk sipil, berupa :

a. Pembunuhan.
b. Pemusnahan.
c. Perbudakan.
d. Pengusiran atau Pemindahan penduduk secara paksa.
e. Perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara
sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum
internasional.
f. Penyiksaan.
g. Pemerkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan
kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk
kekerasan seksual lain yang setara.
h. Penganiayaan.
i. Penghilangan orang secara paksa.
j. Perbuatan tak manusiawi yang mengakibatkan penderitaan berat, mental
dan fisik.
k. Kejahatan apartheid.12

Jenis pelanggaran HAM ringan adalah bentuk pelanggaran HAM yang tidak
mengancam keselamatan jiwa namun harus tetap dilindungi karena sangat berbahaya
bagi individu, yaitu, antara lain:

1. Melakukan penganiayaan.

2. Melakukan hal yang berakibat dapat mencemarkan nama baik seseorang.

12
Kejahatan apartheid adalah sistem pemisahan ras yang diterapkan oleh pemerintah kulit putih di
Afrika Selatan dari sekitar awal abad ke-20 hingga tahun 1990. Pengertian kejahatan apartheid yaitu
sistem pemisahan ras, misalnya pemisahan ras kulit putih dan ras kulit hitam.
3. Menghalangi seseorang untuk menyampaikan aspirasinya dengan berbagai
cara.

4. Melakukan aksi kekerasan dengan pemukulan.

Macam-macam Hak Asasi Manusia (HAM) :

Pelanggaran HAM dapat dikatakan sebuah pelanggaran jika seseorang


melakukan tindakan yang telah dijelaskan diatas. Hak asasi manusia dikategorikan
menjadi enam macam HAM, yang bisa menimbulkan sebuah pelanggaran. Keenam
macam-macam HAM tersebut yakni:

1. Hak asasi pribadi (personal rights) seperti hak hidup, hak bebas bergerak,
hak bebas menyatakan pendapat, hak bebas aktif dalam suatu organisasi dan hak
bebas untuk memilih, memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing sesuai
aturan di negaranya.

2. Hak asasi politik (political rights).

3. Hak asasi hukum (legal equality rights).

4. Hak asasi ekonomi (property rights).

5. Hak asasi peradilan (procedural rights) dimana seseorang berhak


mendapatkan pembelaan hukum dan persamaan perlakuan di hadapan pengadilan.

6. Hak asasi sosial budaya (social culture rights)

Demikian pembahasan tentang jenis pelanggaran HAM dan beberapa macam


hak asasi manusia (HAM) yang secara umum dijelaskan oleh Perserikatan Bangsa-
bangsa (PBB).
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan kiprahnya.
Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal yang perlu kita
ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain.Dalam kehidupan
bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan RI, dimana setiap bentuk
pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang, kelompok atau suatu instansi atau
bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM
menempuh proses pengadilan melalui hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat
dalam Undang-Undang pengadilan HAM.

Penghormatan dan penegakan terhadap HAM merupakan suatu keharusan dan tidak
perlu ada tekanan dari pihak mana pun untuk melaksanakannya. Pembangunan bangsa dan
negara pada dasarnya juga ditujukan untuk memenuhi hak-hak asasi warga negaranya.
Diperlukan niat dan kemauan yang serius dari pemerintah, aparat penegak hukum, dan para
elite politik agar penegakan HAM berjalan sesuai dengan apa yang dicita-citakan dan
memastikan bahwa hak asasi warga negaranya dapat terwujud dan terpenuhi dengan baik.
Dan sudah menjadi kewajiban bersama segenap komponen bangsa untuk mencegah agar
pelanggaran HAM di masa lalu tidak terulang kembali di masa kini dan masa yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA

Burhan, Wirman. 2014. Pendidikan Kewarganegaraan, Pancasila dan Undang-Undang


Dasar 1945. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Ubaedillah, A dkk. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) Demokrasi, Hak


Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani Edisi Ketiga. Jakarta : Kencana Prenada Media
Group.

Ubaedillah, A dkk. 2000. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) Demokrasi, Hak


Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. Jakarta : IAIN Jakarta Press.

Sabu, Henry Sau. 2015. Hubungan Negara Hukum Dan Hak Asasi Manusia, di akses dari
http://henssabu.blogspot.com/2015/05/hubungan-negara-hukum-dan-hak-asasi.html?m=1,
pada 24 Januari 2020.

Atika, Suraya. 2014. Negara Hukum Dan HAM (Hak Asasi Manusia), diakses dari
http://suraya-atika.blogspot.com/2014/08/negara-hukum-dan-ham-hak-asasi-manusia.html/,
pada tanggal 24 januari 2020.

Anda mungkin juga menyukai