2021
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “KASUS ETIKA DALAM
BIDANG AKUNTANSI MANAJEMEN” dapat kami selesaikan dengan baik. Tim penulis
berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang
pelanggaran atau kesalahan apa saja yang biasa terjadi dalam bahasa keseharian yang bisa kita
pelajari salah satunya dari karya film. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan
yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui
beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua
orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, dosen pembimbing kami,
Ibu Arista Fauzi Kartika sari S.Pd.,MSA dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang
membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah
SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang
membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Tim
penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
.
Malang, 19 November 2021
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Judul Makalah........................................................................................... i
Kata pengantar .......................................................................................... ii
Datar isi .................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ..................................................................... 2
1.3 Tujuan ...................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Definisi Etika dalam Akuntansi Manajemen............................ 3
2.2 Latar Belakang Permasalahan Toshiba..................................... 6
2.3 Kasus......................................................................................... 6
2.4 Kronologi Kasus....................................................................... 9
2.5 Analisa Kasus............................................................................ 10
BAB 3 PENUTUP
4.1 Kesimpulan .............................................................................. 12
4.2 Saran ......................................................................................... 12
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis
2. Untuk mengetahui definisi Etika dalam akuntansi Manajemen
2
BAB 2
PEMBAHASAN
e. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis
dan standar proesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-
hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa
selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.
kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan
tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.
f. Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung-jawabnya sebagai profesional setiap anggota harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan
yang dilakukannya.
g. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan
kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas
profesionalisme.
2.3 KASUS
Toshiba telah berkiprah dalam industry teknologi diseluru dunia sejak tahun
1875, itu artinya selama 140 tahun Toshiba telah mampu mencuri hati masyarakat di
seluruh dunia dengan produk yang berkualitas, brand image yang tangguh, dan
layanan pelanggan yang excellent. Reputasi yang bagus itu kini hancur berantakan
hanya karena pressure yang sangat tinggi untuk memenuhi target performance unit.
Kasus ini bermula atas inisiatf Pemerintahan perdana menteri Abe yang
mendorong tranparansi yang lebih besar diperusahaan-perusahaan Jepang untuk
menarik lebih banyak investasi asing. Atas saran pemerintah tersebut, Toshiba
menyewa panel independen yang terdiri dari para akuntan dan pengacara untuk
menyelidiki masalah transparansi di Perusahaannya.betapa mengejutkannya bahwa
dalam laporan 300 halaman yang diterbitkan panel independen tersebut mengatakan
bahwa tiga direksi telah berperan aktif daam mnggelembungkan laba usaha Toshiba
sebesar ¥151,8 miliar (setara dengan Rp. 15,85 triliun) sejak tahun 2008.
Panel yang dipimpin oleh mantan jaksa top di Jepang itru, mengatakan bahwa
eksekutif perusahaan telah menekan unit bisnis perusahaan, mulai dari unit personal
computer sampai ke unit semikonduktor dan reaktor nuklir untuk mencapai target laba
yang tidak realistis. Manajemen biasanya mengeluarkan tantangan target yang besar
itu sebelum akhir kuartal/tahun fiskal. Hal ini mendorong kepala unit bisnis untuk
menggoreng catatan akuntansinya. Laporan itu juga mengatakan bahwa
penyalahgunaan prosedur akuntansi secara terus menerus dilakukan sebagai kebijakan
resmi dari manajemen, dan tidak mungkin bagi siapa pun untuk melawannya, sesuai
dengan budaya perusahaan Toshiba.
Akibat laporan ini CEO Toshiba Hisao Tanak, mengundurkan diri, disusul keesokan
6
harinya pengunduran dirinya wakil CEO Toshiba, Norio Sasaki. Selain itu Atsutoshi
Nishida, chief executive dari tahun 2005 sampoai dengan tahun 2009 yang sekarang
menjadi penasihat Toshiba juga mengundurkan diri. Panel tersebut mengatakan
laporan keuangan ini. Penggorengan ini pasti dilakukan secara sistematis dan
disengaja.
Saham Toshiba turun sekitar 20% sejak awal april ketika isu akuntansi ini
terungkap. Nilai pasar perusahaan ini hilang sekitar ¥1,67 triliun setara dengan dengan
Rp. 174 trilun). Badan Pengawas Pasar Modal Jepang kemungkinan akan memberikan
hukuman pada Toshiba atas penyimpangan akuntansi tersebut dalam waktu dekat ini.
Target yang terlalu tinggi, dan tekanan atas pencapaian target tersebutlah yang
menyebabkan skandal ini terjadi. Dalam akuntansi manajemen, hal ini disebut dengan
akuntansi pertanggungjawaban, yaitu bagaimana kepala unit bisnis melaporkan
pencapaian kinerjanya atas tanggung jawab yang diberikan manajemen puncak
8
perusahaan kepadanya. Tidak ada yang salah sebenarnya dalam praktik akuntansi
pertanggungjawaban ini, malah dianjurkan untuk menciptakan kinerja yang lebih baik,
namun kesalahannya terletak pada tumpuan penilaian kinerja semata-mata hanya pada
sisi kinerja keuangan meskipun kita mengenal ada 4 perspektif kinerja dalam balance
score card (keungan, pelanggan, proses bisnis internal dan pertumbuhan dan
pembelajaran), namun dalam kenyataannya tetap perspektif keuangan yang selalu
didewakan.
Tidak hanya di Jepang, Amerika atau negara barat lainnya, di Indonesia pun
praktik manajemen berbasis kinerja ini sering banyak disalah gunakan. Praktik
sederhananya adalah manajemen puncak memberikan target yang luar biasa tinggi
kepada unit bisnis dibawahnya, sebenarnya manajemen puncak mengetahui bahwa
target itu sangat tidak realistis, namun sengaja ia berikan agar memacu unit bisnis
menghasilkan yang lebih banyak lagi melebihi target normal, agar target yang
dibebankan kepadanya bisa dicapai.
Praktik ini sebenarnya terjadi, namun tekanan dan punishment dari atasan agar
target tercapai itulah yang membuat unit bisnis mengakali laporannya. Cara
gampangnya adalah dengan memberikan laporan yang salah alias laporan ABS ( Asal
Bapak Senang) seperti pada kasus Toshiba ini.
9
27 Mei, Mempertimbangkan deviden khusus untuk mengkompensasi investor setelah
melewatkan pembayaran akhir tahun karena untuk penyelidikan.
29 Mei, Pengumuman penyelidikan akan berakhir pada pertengahan Juli memperoleh
persetujuan untuk merilis laporan tahunan pada akhir Agustus dan Q1 pada 14
September 2015.
12 Juni, Investigasi internal memperoleh adanya pencatatan yang tidak tepat sebesar 3,6
miliar yen. Penyelidikan itu berjalan sejajar dengan penyelidikan pihak ketiga
ditemukan 12 kasus penyimpangan, termasuk tidak membuat ketentuan untuk kontrak
dibatalkan, menunda pencatatan biaya dan meremehkan biaya bahan.
25 Juni, CEO mengatakan dapat menunjuk lebih anggota dewan luar untuk
meningkatkan pengawasan rekening.
9 Juli, Mempertimbangkan menjual aset termasuk saham di Westinghouse Electric.
16 Juli, Komite independen melihat adanya keterlibatan manajemen atas untuk bermain
dalam skandal akuntansi.
20 Juli, batas akhir komite independen untuk menyampaikan laporan kepada
perusahaan.
21 Juli, melepaskan seluruh laporan dan mengadakan konferensi pers.
11
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kasus Toshiba bukanlah yang pertama di Jepang atau dunia. Toshiba melakukan
berbagai cara baik mengakui pendapatan lebih awal atau menunda pengakuan biaya
pada periode terntentu namun dengan metode yang menurut investigator tidak sesuai
dengan prinsip akuntansi. Seperti kesalahan penggunaan percentage of complation untuk
pengakuan pendapatan proyek, cash based ketika penggunaan provisi yang seharusnya
dengan metode akrual memaksa supplier menunda penerbitan tagihan meski pekerjaan
sudah selesai. Manajemen biasanya mengeluarkan tantangan target yang besar itu
sebelum akhir kuartal atau tahun fiskal.
Hal ini mendorong kepala unit bisnis untuk menggoreng catatan akuntansinya.
Laporan itu juga mengatakan bahwa penyalahgunaan prosedur akuntansi secara terus-
menerus dilakukan sebagai kebijakan resmi dari manajemen. Skandal ini juga
disebabkan oleh budaya PT. Toshiba yang kurang baik tidak bisa melawan atasan.
Maksudnya melawan adalah koreksi atas kesalahan manajemen mengambil keputusan.
Dari sinilah karyawan PT.Toshiba mengakal-akali laporan keuangan agar terlihat profit,
padahal tidak mencerminkan keuangan yang sebenarnya.
3.2 SARAN
Demikianlah makalah ini, semoga apa yang penulis tuangkan dalam makalah ini
bermanfaat untuk orang lain. Penulis menyadari masih banyak kesalahan dalam makalah
ini.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://budhanandamunidewi.blogspot.co.id/2014/07/seputar-akuntansi-manajemen-praktik-
dan.html
https://fannyanisha.wordpress.com/2015/12/25/etika-dalam-akuntansi-keuangan-dan-akuntansi-
manajemen/
http://finansial.bisnis.com/read/20150721/9/455185/toshiba-diguncang-skandal-akuntansi-
senilai-us12-miliar
http://profil.merdeka.com/mancanegara/t/toshiba/
https://akuntansiterapan.com/2015/0/22/toshiba-accounting-scandal-runtuhnya-etika-bangsa-
jepang-yang-sangat-dagungkan-itu/
http://ekonomikompas.com/read/2015/07/21/161317026/.Bos.Toshiba.Dilaporkan.terlibat.Skand
al.Penyimpangan.Akuntansi
http://agnisnovianinoor.blogspot.co.id/2015/11/runtuhnya-profesi-ceo-toshiba_10.html