Anda di halaman 1dari 8

Dosen Pengampu Mata Kuliah

Khairil Anwar, Dr., S.Ag., MA Psikologi Agama


KONSEP
DASAR PSIKOLOGI AGAMA

OLEH

ALVIRO USMAN (12060120606)

HAFIZA AJJAHRA

SISKA VERONIKA

PUTRI MAWADDAH (12060121701)

KELAS: 3C PSIKOLOGI

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI S1

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Konsep Dasar Psikologi
Agama” ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam senantiasa penulis
sampaikan kepada Nabi Muhammad saw.

Makalah tentang “Konsep Dasar Psikologi Agama” ini telah kami usahakan semaksimal
mungkin dan dengan bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami tidak luput menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Tidak lupa kami menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih kepada Bapak Khairil Anwar, Dr., S.Ag., MA, selaku dosen mata kuliah
Studi Hadist.

Namun, kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah
ini. Semoga dengan selesainya makalah yang berjudul Konsep Dasar Psikologi Agama ini dapat
diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi dan wawasan bagi
pembaca.

Pekanbaru, 28 November 2021

Penulis,
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia tampil di muka bumi ini sebagai homo religius yang mempunyai makna bahwa
ia memiliki sifat – sifat religius. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang paling dasar,
manusia mempunyai dorongan dan kekuatan guna mendapatkan keamanan hidup dan
pemenuhan kebutuhan di bidang keagamaan.
Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk yang spesifik, baik di lihat dari segi fisik
maupun non fisiknya. Di tinjau dari segi fisik, tidak ada makhluk lain yang memiliki tubuh
sesempurna manusia. Sementara dari segi nonfisik manusia memiliki struktur ruhani yang
sangat membedakan dengan makhluk lain.
Jasmani atau fisik manusia dikaji dan di teliti oleh disiplin ilmu anatomi, biologi, ilmu
kedokteran maupun ilmu – ilmu lainnya, sedangkan jiwa manusia di pelajari secara khusus
oleh psikologi.
Dalam perkembangan selanjutnya, para ahli melihat bahwa psikologi memiliki
keterkaitan dengan masalah – masalah yang menyangkut kehidupan batin manusia ytang
dalam, yaitu agama. Para ahli kemudian memunculkan studi kasus tentang hubungan antara
kesadaran agama dan tingkah laku. Lebih jauh dijelaskan bahwa hubungan antara moral dan
agama sebenarnya sangat erat. Biasanya orang – orang yang mengerti tentang agama dan
rajin melaksanakannya dalam kehidupan sehari – hari, moralnya dapat di
pertanggungjawabkan. Sebaliknya, orang yang akhlaknya merosot, biasanya keyakinan
terhadap agamanya kurang atau tidak ada sama sekali.
Dalam lapangan psikologi agama menyatakan bahwa secara garis besar, sumber jiwa
keagamaan berasal dari faktor intern dan faktor ekstern manusia. Pendapat pertama
menyatakan bahwa manusia disebut sebagai mahluk yang beragama (homo religious).
Karena manusia sudah memiliki potensi untuk beragama. Potensi tersebut muncul dari faktor
intern manusia yang termuat dalam aspek kejiwaannya seperti naluri, akal, perasaan, maupun
kehendak dan sebagainya. Sebaliknya, pendapat kedua menyatakan bahwa jiwa keagamaan
manusia muncul dari faktor ekstern. Ia terdorong untuk beragama karena pengaruh faktor
luar dirinya seperti rasa takut, rasa ketergantungan ataupun rasa bersalah (sense of guilt).
Faktor-faktor inilah yang mendorong manusia menciptakan suatu tata cara pemujaan yang
kemudian dikenal dengan agama.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan diambil guna untuk membatasi ruanglinkup
pembahasan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian psikologi agama?
2. Apa saja Ruang lingkup psikologi agama?
3. Apa saja Kegunaan psikologi agama?
4. Apa saja Metode penelitian psikologi agama?

1.3 Tujuan Penulisan


Sehubungan dengan rumusan masalah yang telah tertera, maka dapat diambil tujuan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mendeskripsikan pengertian dari psikologi agama.
2. Untuk mengenal ruang lingkup psikologi agama.
3. Mengetahui kegunaan psikologi agama.
4. Untuk mengetahui metode penelitian psikologi agama.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Psikologi Agama


Agama berasal dari kata latin religio yang dapat berarti obligation / kewajiban agama.
Dalam Encyclopedia of Philosophy, definisi agama menurut James Martineau adalah
kepercayaan kepada Tuhan yang selalu hidup, yakni kepada jiwa dan kehendak ilahi yang
mengatur alam semesta dan mempunyai hubungan moral dengan umat manusia. Menurut
Edward Craid, agama seseorang adalah ungkapan dari sikap akhirnya pada alam semesta,
makna, dan tujuan singkat dari seluruh kesadarannya pada segala sesuatu. Menurut F.H.
Bradley, agama hanyalah upaya mengungkapkan realitas sempurna tentang kebaikan melalui
setiap aspek wujud kita. Agama adalah pengalaman dunia dalam seseorang tentang
ketuhanan disertai keimanan dan peribadatan.
Psikologi agama termasuk ilmu cabang dari filsafat. Psikologi agama secara umum
mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan
kehendak. Dengan demikian ketiga gejala pokok tersebut dapat diamati melalui sikap dan
perilaku manusia. Dalam perkembangannya gejala jiwa tidak sama pada manusia yang
berbeda usia. Kenyataan ini mendorong para ahli untuk mempelajari gejala-gejala jiwa
manusia pada tingkat usia tertentu.
Dalam kajian psikologi juga dijumpai perbedaan manusia yang berbudaya tinggi dengan
yang masih hidup sederhana, dalam kondisi mental ternyata manusia juga berbeda. Sehingga
muncullah psikologi abnormal dan para psikologi. Pada tahun 1879 psikologi telah
memperlihatkan berbagai sumbangannya dalam memecahkan berbagai problema serta
mengupayakan peningkatan sumber daya manusia. Para ahli juga melihat bahwa psikologi
memiliki keterkaitan dengan masalah kehidupan batin manusia dari dalam yaitu agama.
Adapun pengertian psikologi agama ialah psikologi agama menggunakan dua kata yaitu
psikologi dan agama, psikologi secara umum diartikan sebagai ilmu yang mempelajari gejala
jiwa manusia yang normal, dewasa dan beradab. Agama mengandung arti ikatan yang harus
dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan dimaksud berasal dari sesuatu kekuatan yang lebih
tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat ditangkap dengan pancaindera,
namun mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Psikologi
agama juga mempelajari pertumbuhan dan perkembangan jiwa agama pada seseorang, serta
faktor-faktor yang mempengaruhi keyakinan tersebut. Upaya untuk mempelajari tingkah laku
keagamaan dilakukan melalui pendekatan psikologi. Jadi penelaahan tersebut merupakan
kajian empiris.
Psikologi agama, menurut Prof. Dr. Hj. Zakiah Daradjat mempelajari pengaruh agama
terhadap tingkah laku individu diakibatkan oleh cara berpikir, bersikap, respon, dan
bertingkah laku yang tidak dapat dipidahkan dari kepercayaan yang menyatu menjadi bentuk
kepribadian.
Menurut Dr. Nico Syukur Dister, Psikologi agama merupakan ilmu yang menyelidiki
perilaku manusia baik sadar maupun tidak sadar, dan berhubungan dengan kepercayaan yang
diajarkan padanya tentang ‘Nan Illahi’ (segala sesuatu yang bersifat agung/ dewa) yang
terkait dengan kehidupan manusia dengan lingkungannya.
Dari beberapa pengertian psikologi agama diatas, dapat diambi kesimpulan bahwa
psikologi agama adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang pengaruh keyakinan atau
kepercayaan menurut agama terhadap perilaku manusia dalam kehidupannya dalam
lingkungan.

2.2 Ruang Lingkup Psikologi Agama


Sebagai disiplin ilmu yang otonom, psikologi agama memiliki ruang lingkup pembahasannya
tersendiri yang dibedakan dari disiplin ilmu yang mempelajari masalah agama yang lainnya. Sebagai
contoh, dalam tujuannya psikologi agama dan ilmu perbandingan agama memiliki tujuan yang tak
jauh berbeda, yakni mengembangkan pemahaman terhadap agama dengan mengaplikasikan metode-
metode penelitian yang bertipe bukan agama dan bukan teologis. Bedanya adalah, bila ilmu
perbandingan agama cenderung memusatkan perhatiannya kepada agama-agama primitif dan eksotis
tujuannya adalah untuk mengembangkan pemahaman dengan memperbandingkan satu agama dengan
agama lainnya. Sebaliknya psikologi agama, seperti pernyataan Robert H. Thouless, memusatkan
kajiannya pada agama yang hidup dalam budaya suatu kelompok atau masyarakat itu sendiri.
Kajiannya terpusat pada pemahaman terhadap perilaku keagamaan tersebut dengan menggunakan
pendekatan psikologi.
Prof. Dr. Zakiah Daradjat menyatakan bahwa lapangan penelitian psikologi agama mencakup
proses beragama, perasaan dan kesadaran beragama dengan pengaruh dan akibat-akibat yang
dirasakan sebagai hasil dari keyakinan (terhadap suatu agama, yang dianut). Oleh karena itu, menurut
Prof. Dr. Zakiah Daradjat, ruang lingkup yang menjadi lapangan kajian psikologi agama meliputi
kajian mengenai:
1. Bermacam-macam emosi yang menjalar di luar kesadaran yang ikut menyertai kehidupan
beragama orang biasa (umum), seperti rasa lega dan tenteram sehabis sembahyang, rasa
lepas dari ketegangan batin sesudah berdoa atau membaca ayat-ayat suci, perasaan
tenang, pasrah, dan menyerah setelah berzikir dan ingat kepada Allah ketika mengalami
kesedihan dan kekecewaan yang bersangkutan, rasa gelisah yang menghantui ketika
meninggalkan shalat, rasa ketakutan setelah melakukan yang dilarang agama, rasa
bersalah setelah melakukan dosa.
2. Bagaimana perasaan dan pengalaman seseorang secara individual terhadap Tuhannya,
misalnya rasa tenteram, damai, dan kelegaan batin.
3. Mempelajari, meneliti, dan menganalisis pengaruh kepercayaan akan adanya hidup
sesudah mati (akhirat) pada tiap-tiap orang. Pengaruhnya biasanya berupa meningkatnya
ketaatan seseorang terhadap kepercayaan yang dianutnya, karena dia yakin akan adanya
kehidupan setelah kematian, kehidupan akhirat yang kekal dibandingkan dengan
kehidupan duna yang fana, serta dia yakin akan adanya hari pembalasan, dimana berupa
tempat kembali yakni neraka dan surga.
4. Meneliti dan mempelajari kesadaran dan perasaan orang terhadap kepercayaan yang
berhubungan dengan surga dan neraka serta dosa dan pahala yang turut memberi
pengaruh terhadap sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan. Dengan seseorang yakin
akan adanya surga dan neraka serta adanya dosa dan pahala, maka manusia tersebut akan
senantiasa berbuat baik dan tidak berbuat apa-apa yang dilarang agama.
5. Meneliti dan mempelajari bagaimana pengaruh penghayatan seseorang terhadap ayat-ayat
suci kelegaan batinnya.

Anda mungkin juga menyukai