Anda di halaman 1dari 1

Setelah proses penyelidikan dan terdapat bukti permulaan cukup pimpinan KPK dan tim penyelidik,

penyidik gelar perkara akhir Oktober 2017. Akhirnya, KPK menerbitkan sprindik pada 31 Oktober
2017 atas nama tersangka Setya Novanto.

Di perkara ini, Setya Novanto disangka melanggar Pasal 2 ayat 1 subsider Pasal 3 Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

Sebagai pemenuhan hak tersangka, KPK telah mengantarkan surat perintah dimulainya penyidikan


ke rumah Setya Novanto di Jalan Wijaya 13, Melawai, Kebayoran Baru, pada Jumat 3 November.

Babak terbarunya adalah proses jemput paksa. Malam ini, sejumlah penyidik KPK dan personel
Brimob menyambangi kediaman Setnov. Mereka bermaksud menjemput paksa Setya Novanto yang
juga pernah terseret kasus 'Papa Minta Saham' itu.

Hingga sekarang, proses komunikasi antara kubu Setya Novanto dan KPK masih alot. Pasalnya, Setya
Novanto tak ada di rumahnya. Setya Novanto enggan dilakukan penahanan oleh KPK.

Bahkan sebelumnya juga Setya Novanto telah melawan dengan memolisikan dua pimpinan KPK ke
Bareskrim Polri.

Anda mungkin juga menyukai