Anda di halaman 1dari 9

INTERAKSI SOSIAL

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

Nama : Ellia Margaretha Tiurma S


Kelas : VII – 1
Mapel : IPS

SMP NEGERI 6 KISARAN


TAHUN PELAJARAN 2021 – 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kuasa dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam kesempatan ini,
kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah ini.
Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat
sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah
wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki
bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya
kekurangan, baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian
yang dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki
kami. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap
pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di
kemudian hari.

Kisaran, Nevember 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia senantiasa melakukan hubungan dan pengaruh timbal balik
dengan manusia yang lain dalam rangka memenuhi kebutuhan dan

mempertahankan kehidupannya. Bahkan, secara ekstrem manusia akan


mempunyai arti jika ada manusia yang lain tempat ia berinteraksi. Interaksi sosial

adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada aksi dan ada
reaksi, pelakunya lebih dari satu yaitu Individu dan individu, individu dan

kelompok, serta kelompok dan kelompok . Interaksi sosial memerlukan syarat


yaitu kontak sosial dan komunikasi sosial. Kontak sosial dapat berupa kontak

primer dan kontak sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung
maupun tidak langsung. Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial

meliputi imitasi, sugesti, identifikasi, identifikasi, simpati, dan empati.


Imitasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor meniru orang lain.

Sugesti adalah interaksi sosial yang didasari oleh adanya pengaruh. Biasa terjadi
dari yang tua ke yang muda, atau bisa juga dipengaruhi karena iklan. Identifikasi

adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor adanya individu yang
mengidentikkan (menjadi sama) dengan pihak yang lain. Simpati adalah interaksi

sosial yang didasari oleh faktor rasa tertarik atau kagum pada orang lain. Empati
adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor dapat merasakan apa yang

dirasakan oleh orang lain, lebih dari simpati.. Kemudian membuat terjadinya
proses sosial. Proses sosial dapat bersifat asosiatif dan disasosiatif. Asosiatif

meliputi akomodasi, difusi, asimilasi, akulturasi, kooperasi (kerja sama, intinya


interaksi sosial yang baik-baik, kerja sama, rukun, harmonis, serasa, dan lain-lain).

Disasosiatif meliputi konflik, kontravensi dan kompetensi (intinya interaksi sosial


yang tidak baik, penuh persaingan, perang dingin, bertengkar, dan lain-lain).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:

1. Apa pengertian interaksi sosial?


2. Apa saja ciri-ciri interaksi sosial?

3. Apa saja faktor terjadinya interaksi sosial?


4. Apa yang dimaksud dengan situasi sosial?

5. Bagaimana syarat terjadinya interaksi sosial?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian interaksi sosial.

2. Untuk mengetahui ciri-ciri interaksi sosial.


3. Untuk mengetahui faktor terjadinya interaksi sosial.

4. Untuk mengetahui tentang situasi sosial.


5. Untuk mengetahui syarat terjadinya interaksi sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu yang
lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya, jadi
terdapat adanya hubungan yang saling timbal balik. Hubungan tersebut dapat
antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok
dengan kelompok.
Di dalam interaksi sosial ada kemungkinan individu dapat menyesuaikan
dengan yang lain, atau sebaliknya. Pengertian penyesuaian di sini dalam arti yang
luas, yaitu bahwa individu dapat meleburkan diri dengan keadaan di sekitarnya,
atau sebaliknya individu dapat mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan
dalam diri individu, sesuai dengan apa yang diinginkan oleh individu yang
bersangkutan.

B. Ciri-ciri Interaksi Sosial


Interaksi sosial menekankan juga pada tujuan mengubah tingkah laku orang
lain yang meliputi perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan dari penerima.
Karakteristik interaksi sosial adalah:
1. Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang.
2. Interaksi sosial selalu menyangkut komunikasi di antara dua pihak yaitu
pengirim (sender) dan penerima (receiver).
3. Interaksi sosial merupakan suatu usaha untuk menciptakan pengertian di
antara pengirim dan penerima.

C. Faktor Terjadinya Interaksi Sosial


1. Faktor Internal
a. Dorongan untuk meneruskan/mengembangkan keturunan
Secara naluriah, manusia mempunyai dorongan nafsu birahi untuk saling
tertarik dengan lawan jenis. Dorongan ini bersifat kodrati artinya tidak usah
dipelajari pun seseorang akan mengerti sendiri dan secara sendirinya pula orang
akan berpasang-pasangan untuk meneruskan keturunannya agar tidak
mengalami kepunahan.
b. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan
Dorongan untuk memenuhi kebutuhan manusia memerlukan keberadaan
orang lain yang akan saling memerlukan, saling tergantung untuk saling
melengkapi kebutuhan hidup.
c. Dorongan untuk mempertahankan hidup
Dorongan untuk mempertahankan hidup ini terutama dalam menghadapi
ancaman dari luar seperti ancaman dari kelompok atau suku bangsa lain, ataupun
dari serangan binatang buas.
d. Dorongan untuk berkomunikasi dengan sesama
Secara naluriah, manusia memerlukan keberadaan orang lain dalam rangka
saling berkomunikasi untuk mengungkapkan keinginan yang ada dalam hati
masing-masing dan secara psikologis manusia akan merasa nyaman dan
tenteram bila hidup bersama-sama dan berkomunikasi dengan orang lain dalam
satu lingkungan sosial budaya.
2. Faktor Eksternal
a. Imitasi
Imitasi merupakan dorongan untuk meniru orang lain. Imitasi ini merupakan
satu-satunya faktor yang mendasari atau yang melandasi interaksi sosial. Imitasi
berperan dalam interaksi sosial, misalnya perkembangan bahasa. Apa yang
diucapkan oleh anak akan mengimitasi dari keadaan sekelilingnya. Anak
mengimitasi apa yang didengarnya yang kemudian menyampaikan kepada orang
lain sehingga dengan demikian berkembanglah bahasa anak itu sebagai alat
komunikasi dalam interaksi sosial. Contoh anak gadis yang meniru menggunakan
jilbab sebagaimana ibunya memakai.
b. Identifikasi
Identifikasi merupakan dorongan untuk menjadi identik atau sama dengan
orang lain. Anak mempelajari norma sosial dari orang tuanya dengan dua cara,
yaitu:1) Anak mempelajari dan menerima norma-norma sosial itu karena orang
tua dengan sengaja mendidiknya.2) Kesadaran akan norma-norma sosial juga
dapat diperoleh anak dengan jalan identifikasi yaitu anak mengidentifikasikan diri
pada orang tua, baik pada ibu maupun pada ayah.
c. Sugesti
Sugesti adalah pengaruh psikis, baik yang datang dari diri sendiri maupun
yang datang dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik
dari individu yang bersangkutan. Sugesti dibedakan menjadi dua, yaitu:1) Auto-
sugesti yaitu sugesti terhadap diri sendiri, sugesti yang datang dari dalam diri
individu yang bersangkutan.2) Hetero-sugesti yaitu sugesti yang datang dari
orang lain.
Biasa terjadi dari yang tua ke yang muda, dokter ke pasien, guru ke murid
atau yang kuat ke yang lemah atau bisa juga dipengaruhi karena iklan.
d. Simpati
Simpati merupakan perasaan rasa tertarik pada orang lain. Oleh karena
simpati merupakan perasaan maka simpati timbul tidak atas dasar logis, rasional,
melainkan atas dasar perasaan atau emosi. Contoh: Ucapan turut berduka, tanpa
datang ke rumah duka. Jadi hanya ungkapan tanpa tindakan. Contoh tindakan
membantu korban bencana alam.
e. Empati
Empati merupakan proses sosial yang hampir sama dengan simpati, hanya
perbedaannya adalah bahwa empati lebih melibatkan emosi atau lebih menjiwai
dalam diri seorang yang lebih daripada simpati. Contoh tindakan membantu
korban bencana alam.
f. Motivasi
Motivasi adalah suatu dorongan atau rangsangan yang diberikan seseorang
kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut
menuruti atau melaksanakan yang dimotivasikan kepadanya.

D. Situasi Sosial
Situasi sosial adalah tiap-tiap situasi di mana terdapat saling hubungan
antara manusia yang satu dengan yang lain. Situasi-situasi sosial itu dapat dibagi-
bagi ke dalam dua golongan utama, yaitu:
1. Situasi Kebersamaan
Situasi kebersamaan itu merupakan situasi di mana berkumpul sejumlah
orang yang sebelumnya tidak kenal mengenal dan interaksi sosial yang lalu
terdapat antara mereka itu tidak mendalam. Contoh: orang yang berkumpul
dalam sebuah toko besar atau pasar merupakan suatu situasi sosial yang harus
disebut situasi kebersamaan.
2. Situasi Kelompok Sosial
Situasi ini merupakan situasi di dalam kelompok di mana kelompok
sosial tempat orang-orangnya berinteraksi itu merupakan suatu keseluruhan.
Contoh: suatu kelas di sekolah (mempunyai tujuan atau misi yang sama).

E. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial


1. Kontak Sosial
Merupakan awal dari terjadinya interaksi sosial dan masing-masing pihak
saling berinteraksi meskipun tidak saling bersentuhan secara fisik. Jadi kontak
tidak harus selalu berkomunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari dikenal beberapa
macam kontak sosial yaitu:
 Menurut cara yang dilakukan, kontak langsung dan kontak tidak langsung.
 Menurut proses terjadinya/tingkat hubungannya, kontak primer dan
kontak sekunder.
 Menurut sifat, kontak positif dan kontak negatif.
2. Komunikasi
Merupakan pengiriman pesan dan penerimaan pesan dengan maksud untuk
dapat dipahami. Proses komunikasi terjadi pada saat kontak sosial berlangsung.
3. Tindakan Sosial
Tindakan sosial adalah tindakan yang mempengaruhi individu yang
mempengaruhi individu lain dalam masyarakat dan merupakan tindakan
bermakna yaitu tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan
keberadaan orang lain. Berdasarkan cara dan tujuan yang akan dilakukan, maka
tindakan sosial dapat dibedakan menjadi 4, yaitu:
 Tindakan rasional instrumental, adalah tindakan sosial yang dilakukan oleh
seorang dengan memperhitungkan kesesuaian cara yang digunakan lalu tujuan
apa yang hendak dicapai dalam tindakan itu.
 Tindakan rasional berorientasi nilai, merupakan tindakan yang begitu
memperhitungkan cara.
 Tindakan tradisional, merupakan tindakan yang tidak memperhitungkan
pertimbangan rasional. Tindakan ini dilaksanakan karena pertimbangan adat
dan kebiasaan.
 Tindakan efektif, sering kali dilakukan tanpa suatu perencanaan matang
dan kesadaran penuh. Tindakan ini muncul karena dorongan perasaan atau
emosi dalam diri pelaku.

E. Lembaga Sosial
Istilah lembaga sosial  bukan sesuatu yang asing bagi kita.  Keberadaan lembaga
sosial sangat diperlukan oleh masyarakat untuk  mengatur , mengawasi
pelaksanaan aturan,  nilai sosial dan norma sosial  serta kadangkala memberikan
sanksi bagi orang yang melanggar nilai dan norma yang berlaku di
masyarakat. Dengan adanya lembaga sosial, manusia dapat hidup teratur, tertib,
dan tidak dapat berbuat semaunya sendiri karena ada norma yang mengikatnya.
Tiap-tiap lembaga sosial memiliki norma yang berbeda-beda sesuai dengan jenis
lembaga sosialnya, dan mengikat pula pada lingkup masyarakat yang memiliki
hubungan dengannya.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok manusia baik lahir maupun batin,
maka kehadiran lembaga sosial mutlak diperlukan terutama dalam rangka
mengendalikan dan mengatur aktivitas-aktivitas baik individu maupun kolektif
dalam kemasyarakatan.
Bentuk – Bentuk Lembaga Sosial
Terdapat lima jenis lembaga sosial yang utama, diantaranya sebagai berikut:

1. Lembaga Keluarga
Lembaga keluarga merupakan lembaga sosial paling mendasar yang membentuk
peradaban kehidupan manusia. Sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat,
pembentukan keluarga diawali dengan adanya ikatan sah yang disebut sebagai
perkawinan. Simbol yang melambangkan keluarga adalah cincin perkawinan.
Lembaga keluarga memiliki tiga fungsi utama dalam masyarakat yaitu fungsi
reproduksi, afeksi dan sosialisasi.
2. Lembaga Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu proses yang menumbuhkan penyadaran diri
ditandai dengan adanya pertukaran pengetahuan. Sekolah formal, non-formal
maupun informal merupakan sarana lembaga pendidikan yang utama. Fungsi
lembaga pendidikan dibagai kedalam 2 jenis: fungsi manifest (tampak/langsung)
dan fungsi laten (tersembunyi/tidak langsung).  Contoh dari fungsi manifest yaitu
pendidikan berguna untuk mempersiapkan para generasi muda dalam
mendapatkan pekerjaan dikemudian hari. Adapun contoh dari fungsi laten yaitu
pendidikan telah mengulur usia perkawinan seseorang.

3. Lembaga Ekonomi
Lembaga ekonomi adalah lembaga yang mengatur berjalannya proses produksi,
distribusi dan konsumsi. Lembaga ekonomi memiliki fungsi yang sangat krusial
bagi keberlangsungan hidup manusia. Salah satu fungsi utama dari lembaga
ekonomi yaitu memastikan terpenuhinya kebutuhan pokok masyarakat secara
luas.
4. Lembaga Agama
Lembaga agama merupakan bagian dari praktik kepercayaan masyarakat yang
terus mengalami perkembangan seiring dengan kemajuan peradaban. Adapun
fungsi utama dari keberadaan lembaga agama bagi masyarakat yaitu sebagai
pedoman hidup yang mengatur tata cara hubungan manusia dengan sesamanya,
manusia dengan lingkunganya serta manusia dengan Tuhan-nya. Tempat-tempat
ibadah seperti masjid, gereja, wihara, pura merupakan sarana dari lembaga
agama.

5. Lembaga Politik
Lembaga politik merupakan lembaga yang secara khusus memiliki wewenang
untuk menjalankan kekuasaan pada wilayah tertentu. Dalam hal ini, pemerintah
merupakan salah satu alat lembaga politik yang secara sah dapat menjalankan
wewenangnya. Tujuan dari keberadaan lembaga politik diantaranya yaitu
menegakkan kedaulatan dan keadilan serta memastikan pelayanaan sosial bagi
para warganya.

Anda mungkin juga menyukai