Anda di halaman 1dari 5

Nama : Mutiara Nafisha Putri

NIM : 14020119140169

STANDAR PELAYANAN PUSKESMAS

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 Tentang


Pedoman penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal, yang dimaksud dengan
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah, adalah ketentuan tentang jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga
secara minimal. Indikator SPM adalah tolok ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang
digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian
suatu SPM tertentu, berupa masukan, proses, hasil dan/atau manfaat pelayanan. Standar
Pelayanan Minimal juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum
yang diberikan oleh Badan layanan Umum terhadap masyarakat. Standar Pelayanan Minimal
(SPM) ini bertujuan untuk menyamakan pemahaman tentang definisi operasional, indikator
kinerja, ukuran atau satuan rujukan, target nasional tahunan, cara perhitungan, rumus,
pembilangan, penyebut, standar, satuan pencapaian kinerja, dan sumber data.

Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Seseorang tidak bisa


memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya jika berada dalam kondisi tidak sehat. Sehingga
kesehatan merupakan modal setiap individu untuk meneruskan kehidupannya secara layak.
Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk menjamin setiap warga negara memperoleh
pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan. Sebagai suatu kebutuhan
dasar, setiap individu bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan
orangorang yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga pada dasarnya pemenuhan kebutuhan
masyarakat terhadap kesehatan adalah tanggung jawab setiap warganegara. Puskesmas adalah
unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan.

Puskesmas sebagai salah satu sarana pelayanan Kesehatan (perorangan dan


masyarakat) strata pertama. Sebagai organisasi publik, puskesmas diharapkan mampu
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat. Untuk menjamin
terlaksananya pelayanan kesehatan yang bermutu maka setiap puskesmas perlu
mengembangkan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
memiliki tujuan untuk pedoman bagi puskesmas dalam penyelenggaraan layanana kepada
masyarakat, terjaminnya hak masyarakat dalam menerima suatu layanan, mendorong
terwujudnya check and blances. Puskesmas sebagai alat akuntabilitas dalam penyelenggaraan
layanan, pentingnya menciptakan transparansi dan partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan puskesmas. Dalam hal ini, membutuhkan SPM untuk menentukan alokasi
anggaran yang dibutuhkan. Fungsi dari Standar Pelayanan Minimal Puskesmas terdapat 4
fungsi sebagai berikut :

1. Menjamin terselenggaranya mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata.


2. Menjamin tercapainya kondisi rata-rata minimal yang harus dicapai pemerintah
sebagai penyedia pelayanan kepada masyarakat.
3. Pedoman pengukuran kinerja penyelenggaraan bidang kesehatan.
4. Acuan prioritas perencanaan daerah dan pembiayaan APBD bidang kesehatan dalam
melakukan pengevaluasian dan monitoring pelaksanaan pelayanan kesehatan.

Puskesmas diselenggarakan untuk unit pelaksana pembangunan kesehatan


kabupaten/kota. Dalam menjalankan dan pengolahan puskesmas, ditentukan beberapa
kewajiban diantaranya :

 Mematuhi peraturan dan perundangan yang dikeluarkan oleh Pemerintah.


 Memberikan pelayanan pada pasien tanpa membedakan golongan dan status pasien.
 Merawat pasien sebaik-baiknya dengan tidak membedakan kelas perawatan (Duty of
Care).
 Menjaga mutu perawatan tanpa membedakan kelas perawatan (Quality of Care).
 Menyediakan sarana dan alat-alat medik sesuai dengan standar yang berlaku.
 Menjaga agar semua sarana dan alat-alat senantiasa dalam keadaan siap pakai.
 Merujuk pasien ke RS lain apabila tidak memiliki sarana, prasarana, alat-alat dan
tenaga yang diperlukan.
 Melindungi dokter dan memberikan bantuan administrasi dan hukum bilamana dalam
melaksanakan tugas dokter tersebut mendapatkan perlakuan tidak wajar atau tuntutan
hukum dari pasien atau keluarganya.
 Mengadakan perjanjian tertulis dengan para dokter yang bekerja di puskesmas
tersebut.
 Membuat standar dan prosedur tetap untuk pelayanan medik, penunjang medik,
maupun non medik.
 Mematuhi kode etik puskesmas.
Setelah menjalankan kewajibannya, puskesmas juga memiliki hak-hak diantaranya :

 Membuat peraturan-peraturan yang berlaku sesuai dengan kondisi atau keadaan yang
ada di puskesmas tersebut
 Mensyaratkan bahwa pasien harus mentaati segala peraturan puskesmas.
 Mensyaratkan bahwa pasien harus mentaati segala instruksi yang diberikan dokter
kepadanya.
 Mendapat jaminan dan perlindungan hukum.
 Mendapatkan imbalan jasa pelayanan yang telah diberikan kepada pasien.

Masyarakat sebagai pengguna selalu memperhatikan standar pelayanan publik.


Standar pelayanan publik dalam pelaksanaannya untuk acuan bagi para pelaksana pelayanan
publik sebagai standar dalam melaksanakan pelayanan. Selain itu standar pelayanan yang
telah disusun dan ditetapkan oleh unit pelayanan publik harus dipublikasikan kepada
masyarakat, baik melalui media cetak maupun media elektronik sehingga semua masyarakat
yang ingin mendapatkan pelayanan mempunyai gambaran jelas mengenai bagaimana
keadaan pelayanan di tempat tersebut, tentang mekanisme, prosedur, waktu pelayanan, biaya,
dan berbagai hal lain yang disediakan oleh unit pelayanan publik. Dengan dipublikasikannya
standar pelayanan, masyarakat bisa mengetahui baik buruknya pelayanan yang diberikan, dan
apabila pelayanan tidak sesuai dengan Standar Pelayanan yang dipublikasikan, masyarakat
berhak untuk protes atau melaporkan unit pelayanan publik yang bersangkutan, baik kepada
unit pengawasan maupun melalui layanan pengaduan yang disediakan unit tersebut.

Sebagai organisasi penyedia jasa layanan Kesehatan, puskesmas sangat diharapkan


oleh masyarakat untul memberikan jaminan kesehatan yang dilayani oleh sumber daya
manusia dengan bantuan peralatan media sehingga diharapkan mendapatkan kondisi yang
sehat. Oleh karena itu, paramedic harus mampu memberikan pekerjaan tepat waktu dan
terpecaya. Selain itu seorang paramedic dituntut tidak mempelajari ilmu-ilmu kedokteran
secara medis saja. Banyak masalah yang menjadi pemicu rendahnya pencitraan puskesmas
pada saat sekarang. Masyarakat dalam menikmati pelayanan puskesmas terdapat beberapa
kendala yang tidak sesuai dengan standar pelayanan publik. Sarana yang tidak lengkap
seperti obat-obatan yang kurang bermutru dari segi variasi.

Penghambat pelaksana standar pelayanan yaitu apabila pasien yang datang ke


puskesmas tidak membawa salah satu persyaratan yang telah di tetapkan pada standar
pelayanan maka pasien berkewajiban membayar biaya yang berlaku umum yang seharusnya
pasien bisa saja mendapatkan pelayanan tanpa harus mengeluarkan biaya seperti yang di
tetapkan dalam standar pelayanan di puskesmas. Kendala biaya ini menjadi faktor
permaslaahan utama terutama masyarakat kurang mampu. Banyaknya persyaratan dan
prosedur yang bertele-tele membuat masyarakat tidak puas akan pelayanan puskesmas yang
diberikan oleh Pemerintah.

Banyaknya kasus kegawatdaruratan membutuhkan peralatan dan ketrampilan khusus,


tetapi dalam kenyataannya masih kurang. Mengingat puskesmas dan jaringannya (pustu,
polindes) adalah sasaran pertama untuk menangani kasus darurat maka penyediaan peralatan
gawat darurat perlu tersedia di semua jaringan puskesmas dan perlu pemberian ketrampilan
kepada tenaga kesehatan yang bertanggungjawab di fasilitas kesehatan tersebut. Banyak
keluhan petugas kesehatan tentang ketidaksesuaian antara jenis dan jumlah obat dengan kasus
penyakit yang ditangani, merupakan hal yang perlu diperhatikan. Perolehan obat pada
umumnya tidak sesuai dengan permintaan. Seharusnya di dalam pemenuhan kebutuhan obat
perlu disesuaikan dengan epidemiologi yang ada di wilayah puskesmas. Epidemiologi
penyakit sangat penting dalam menetapkan prioritas dan populasi yang menjadi sasaran.
Dengan mempelajari penyebaran penyakit yang ada di wilayah puskesmas dapat dipakai
untuk menentukan titik fokus pelayanan yang terkait dengan jenis dan jumlah obat serta jenis
peralatan kesehatan

Solusi untuk mengatasi kendala-kendala yang tidak sesuai dnegan standar pelayanan
kesehatan masyarakat khususnya puskesmas kini membutuhkan perhatian beberapa pihak
yang ikut terlibat dan bertanggung jawab terhadaap mutu pelayanan puskesmas agar tidak
hanya melimpahkan wewenang dan kesalahan yang ada kepada puskesmas setempat.
Puskesmas di daerah terpencil membutuhkan tambahan alat kesehatan untuk tindakan darurat
serta alat kesehatan untuk bidan desa, alat komunikasi berupa telepon atau radio komunikasi,
alat transportasi dengan mempertimbangkan jumlah, jenis serta biaya operasional, Mengingat
tingkat pendidikan masyarakat umumnya masih rendah, serta kendala terbatasnya sarana
informasi, maka frekuensi promosi kesehatan harus lebih sering dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan yang kompeten di bidangnya. Adanya penambahan jumlah pustu untuk lebih
mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama untuk daerah-daerah yang
tidak memiliki poliklinik swasta membantu dalam peningkatan pelayanan puskesmas. Untuk
itu anggaran yang diberikan kepada puskesmas di daerah terpencil perbatasan harus
mempunyai standar yang berbeda di bandingkan dengan daerah yang lain.
Kepada Dinas Kesehatan untuk tetap mengawasi jalannya program yang telah di buat
sedemikian rupa, demi kemandirian puskesmas dalam melaksanakan layanan yang maksimal
kepada masyarakat luas. Perbaikan struktur yang telah ada kearah yang lebih baik, dan peran
masyarakat untuk terlibat demi keberhasilan program kesehatan kedepan. Kegiatan yang
sebelumnya sudah berhasil dilaksanakan dan perbaikan program yang gagal dilaksanakan.
Kepaada dinas kesehatan untuk lebih memperhatikan semua puskesmas dan kebutuhan
pelayanan kepada pelayanan dan untuk mendukung kemajuan kesehatan di puskesmas
dengan memberikan kebijakan terbaik.

Anda mungkin juga menyukai