Tujuannya
1. Ekonomi
1. Tingkat Inflasi
2. Pertumbuhan sektor ekonomi
3. Tenaga Kerja Produktif
4. Nilai Kurs/ Nilai Tukar Mata Uang
5. Infrastruktur / sarana dan prasarana
6. Tingkat Pertumbuhan Pendapatan Perkapita
2. Politik
1. Hubungan antara negara dengan masyarakatnya
2. Legitimasi hukum pemerintah
3. Tipe pemerintahan yang berkuasa
4. Ideologi & dasar yang dianut
5. Jaringan Internasional
6. Hubungan antar lembaga
3. Kultural
1. Keragaman ras, suku, agama, budaya dan bahasa
2. Sistem nilai yang berlaku di masyarakat (moral)
3. Historis/ sejarah
4. Kondisi Sosiologis Masyarakat
5. Tingkat Pendidikan
6. Karakteristik Masyarakat yang Berbeda tiap daerah
4. Demografis
1. Tingkat Pertumbuhan penduduk
2. Struktur / penyebaran usia penduduk
3. Migrasi (transmigrasi, imigrasi, dll)
4. Kesehatan Masyarakat
5. Angka harapan hidup
Seiring berjalannya waktu mulai muncul tuntutan baru agar sebuah organisasi sektor publik
mempertimbangkan value for money dalam menjalankan setiap tugasnya. Value for
money adalah konsep pengelolaan sektor publik yang berdasar 3 elemen, yaitu :
1. Ekonomi , pendapatan input dengan kuantitas dan kualitas tertentu pada harga paling
rendah
2. Efisiensi, pencapaian output maksimal dengan jumlah input tertentu / menggunakan input
terendah untuk mendapatkan output dengan jumlah tertentu.
3. Efektivitas, tingkat pencapaian hasil program yang telah dicanangkan sebelumnya.
3 hal tadi adalah pokok dari value for money, tetapi ada beberapa pihak yang menambahkan 2
hal dalam pokok value for money yaitu keadilan dan pemerataan.
Keadilan lebih mengacu pada adanya kesempatan sosial yang tidak berbeda (sama) untuk
mendapatkan layanan dan fasilitas publik yang berkualitas serta kesejahteraan sektor ekonomi.
Sedangkan pemerataan yaitu alokasi anggaran publik tidak terfokus pada satu organisasi saja.
Value for money tentunya memiliki beberapa manfaat, secara umum manfaatnya adalah sebagai
berikut :
1. Sektor publik dan swasta sama-sama bagian integral dari sebuah sistem ekonomi di
negara tertentu serta menggunakan Sumber Daya yang sama dalam pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan.
2. Keduanya memiliki problem yang sama, seperti kelangkaan sumber daya, efisiensi dana
yang efektif, dll.
3. Kesamaan dalam hal pengendalian manajemen seperti manajemen keuangan.
4. Menggunakan data dan informasi akurat untuk membantu pengambilan keputusan
strategis.
Mungkin itu saja ulasan tentang akuntansi sektor publik yang dapat kami sajikan. Semoga
artikel singkat ini dapat memberikan wawasan yang cukup kepada Anda.
http://rocketmanajemen.com/akuntansi-sektor-publik/
Organisasi sektor publik menghadapi tekanan untuk lebih efisien, memperhitungkan biaya
ekonomi dan biaya sosial dan memanfaatkannya bagi publik, serta dampak negatif atas aktivitas
yang dilakukan. Berbagai tuntutan tersebut menyebabkan akuntansi dapat diterima sebagai ilmu
yang dibutuhkan untuk mengelola urusan-urusan publik. Akuntansi sektor publik sedang
mengalami proses untuk menjadi disiplin ilmu yang lebih dibutuhkan.
Sektor publik adalah manajemen keuangan yang berasal dari publik sehingga menimbulkan
konsekuensi untuk dipertanggung jawabkan kepada publik. Dengan demikian, pengelolaannya
memerlukan keterbukaan dan akuntabilitas terhadap publik.
Ruang lingkup akuntansi sektor publik meliputi badan-badan pemerintahan (pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dan unit-unit kerja pemerintah), organisasi sukarelawan, rumah sakit,
perguruan tinggi dan universitas, yayasan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi keagamaan,
organisasi politik, dan sebagainya.
Organisasi sektor publik bergerak dalam lingkungan yang sangat kompleks. Komponen
lingkungan yang mempengaruhi sektor publik meliputi faktor ekonomi, politik, kultur, dan
demografi.
Tujuan sektor publik adalah memberi pelayanan kepada masyarakat dan mensejahterakan
masyarakat. Misalnya pelayanan dalam bidang pendidikan, keamanan, kesehatan masyarakat,
penegakan hukum, transportasi publik, penyediaan barang kebutuhan masyarakat dan
sebagainya. Sementara itu, sektor komersial bertujuan mencari laba untuk meningkatkan
kesejahteraan pemegang saham.
Sektor publik memperoleh biaya dari pajak, retribusi, laba BUMN dan BUMD, pinjaman luar
negeri, obligasi, sumbangan, dana abadi, hibah, dan lainnya. Sedangkan sektor komersial
memperoleh biaya dari modal pemilik dan laba yang ditahan, utang bank, obligasi, dan
penerbitan saham baru.
Sektor publik dan sektor komersial memiliki persamaan, dimana keduanya adalah bagian yang
saling berhubungan dari sistem ekonomi negara, dan sumber daya yang sama untuk mencapai
tujuan organisasi. Keduanya juga mengahadapi masalah yang sama yaitu kelangkaan sumber
daya sehingga harus menggunakannya secara efektif dan efisien. Selain itu, keduanya memiliki
manajemen yang sama, produk yang sama, dan sama-sama terikat pada aturan yang berlaku.
Referensi
Renyowijoyo, Muindro. 2010. Akuntansi Sektor Publik: Organisasi Non Laba. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Organisasi sektor publik menghadapi tekanan untuk lebih efisien, memperhitungkan biaya
ekonomi dan biaya sosial dan memanfaatkannya bagi publik, serta dampak negatif atas aktivitas
yang dilakukan. Berbagai tuntutan tersebut menyebabkan akuntansi dapat diterima sebagai ilmu
yang dibutuhkan untuk mengelola urusan-urusan publik. Akuntansi sektor publik sedang
mengalami proses untuk menjadi disiplin ilmu yang lebih dibutuhkan.
Sektor publik adalah manajemen keuangan yang berasal dari publik sehingga menimbulkan
konsekuensi untuk dipertanggung jawabkan kepada publik. Dengan demikian, pengelolaannya
memerlukan keterbukaan dan akuntabilitas terhadap publik.
Ruang lingkup akuntansi sektor publik meliputi badan-badan pemerintahan (pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dan unit-unit kerja pemerintah), organisasi sukarelawan, rumah sakit,
perguruan tinggi dan universitas, yayasan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi keagamaan,
organisasi politik, dan sebagainya.
Organisasi sektor publik bergerak dalam lingkungan yang sangat kompleks. Komponen
lingkungan yang mempengaruhi sektor publik meliputi faktor ekonomi, politik, kultur, dan
demografi.
Tujuan sektor publik adalah memberi pelayanan kepada masyarakat dan mensejahterakan
masyarakat. Misalnya pelayanan dalam bidang pendidikan, keamanan, kesehatan masyarakat,
penegakan hukum, transportasi publik, penyediaan barang kebutuhan masyarakat dan
sebagainya. Sementara itu, sektor komersial bertujuan mencari laba untuk meningkatkan
kesejahteraan pemegang saham.
Sektor publik memperoleh biaya dari pajak, retribusi, laba BUMN dan BUMD, pinjaman luar
negeri, obligasi, sumbangan, dana abadi, hibah, dan lainnya. Sedangkan sektor komersial
memperoleh biaya dari modal pemilik dan laba yang ditahan, utang bank, obligasi, dan
penerbitan saham baru.
Sektor publik dan sektor komersial memiliki persamaan, dimana keduanya adalah bagian yang
saling berhubungan dari sistem ekonomi negara, dan sumber daya yang sama untuk mencapai
tujuan organisasi. Keduanya juga mengahadapi masalah yang sama yaitu kelangkaan sumber
daya sehingga harus menggunakannya secara efektif dan efisien. Selain itu, keduanya memiliki
manajemen yang sama, produk yang sama, dan sama-sama terikat pada aturan yang berlaku.
Referensi
Renyowijoyo, Muindro. 2010. Akuntansi Sektor Publik: Organisasi Non Laba. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
Organisasi sektor publik menghadapi tekanan untuk lebih efisien, memperhitungkan biaya
ekonomi dan biaya sosial dan memanfaatkannya bagi publik, serta dampak negatif atas aktivitas
yang dilakukan. Berbagai tuntutan tersebut menyebabkan akuntansi dapat diterima sebagai ilmu
yang dibutuhkan untuk mengelola urusan-urusan publik. Akuntansi sektor publik sedang
mengalami proses untuk menjadi disiplin ilmu yang lebih dibutuhkan.
Sektor publik adalah manajemen keuangan yang berasal dari publik sehingga menimbulkan
konsekuensi untuk dipertanggung jawabkan kepada publik. Dengan demikian, pengelolaannya
memerlukan keterbukaan dan akuntabilitas terhadap publik.
Ruang lingkup akuntansi sektor publik meliputi badan-badan pemerintahan (pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dan unit-unit kerja pemerintah), organisasi sukarelawan, rumah sakit,
perguruan tinggi dan universitas, yayasan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi keagamaan,
organisasi politik, dan sebagainya.
Organisasi sektor publik bergerak dalam lingkungan yang sangat kompleks. Komponen
lingkungan yang mempengaruhi sektor publik meliputi faktor ekonomi, politik, kultur, dan
demografi.
Tujuan sektor publik adalah memberi pelayanan kepada masyarakat dan mensejahterakan
masyarakat. Misalnya pelayanan dalam bidang pendidikan, keamanan, kesehatan masyarakat,
penegakan hukum, transportasi publik, penyediaan barang kebutuhan masyarakat dan
sebagainya. Sementara itu, sektor komersial bertujuan mencari laba untuk meningkatkan
kesejahteraan pemegang saham.
Sektor publik memperoleh biaya dari pajak, retribusi, laba BUMN dan BUMD, pinjaman luar
negeri, obligasi, sumbangan, dana abadi, hibah, dan lainnya. Sedangkan sektor komersial
memperoleh biaya dari modal pemilik dan laba yang ditahan, utang bank, obligasi, dan
penerbitan saham baru.
Sektor publik dan sektor komersial memiliki persamaan, dimana keduanya adalah bagian yang
saling berhubungan dari sistem ekonomi negara, dan sumber daya yang sama untuk mencapai
tujuan organisasi. Keduanya juga mengahadapi masalah yang sama yaitu kelangkaan sumber
daya sehingga harus menggunakannya secara efektif dan efisien. Selain itu, keduanya memiliki
manajemen yang sama, produk yang sama, dan sama-sama terikat pada aturan yang berlaku.
Referensi
Renyowijoyo, Muindro. 2010. Akuntansi Sektor Publik: Organisasi Non Laba. Jakarta: Mitra
Wacana Media.
http://renoparay.blogspot.co.id/2013/07/pengertian-dan-ruang-lingkup-akuntansi.html
Materi Akuntansi Sektor Publik
» Akuntansi Sektor Publik
1. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien, dan ekonomis atas suatu
operasi dan alokasi sumberdaya yang dipercayakan kepada organisasi. Tujuan ini terkait dengan management
control.
2. Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer sektor publik untuk melaporkan pelaksanaan
tanggung jawab mengelola secara tepat dan efektif program dan penggunaan sumberdaya yang menjadi
wewenangnya; dan memungkinkan bagi pegawai sektor publik untuk melaporkan kepada publik atas hasil
operasi pemerintah dan penggunaan dana publik. Tujuan ini terkait dengan accountablity.
http://jurnal-akuntansi.blogspot.co.id/2012/11/materi-akuntansi-sektor-publik.html
BAB II
AKUNTANSI DI ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
Akuntansi sektor publik didefinisikan sebagai akuntansi dana masyarakat. Akuntansi dana
masyarakat dapat diartikan sebagai: "... mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang
diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat". Dari definisi tersebut perlu diartikan dana
masyarakat sebagai dana yang dimiliki oleh masyarakat - bukan individual, yang biasanya
dikelola oleh organisasi -organisasi sektor publik, dan juga pada proyek-proyek kerjasama sektor
publik dan swasta.
Di Indonesia, akuntansi sektor publik dapat didefinisikan: "... mekanisme teknik dan analisis
akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi
negara dan departemen-departemen dibawahnya, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM dan
yayasan sosial, maupun pada proyek-proyek kerjasama sektor publik dan swasta".
Jika dilihat dari variabel lingkungan, sektor publik tidak hanya dipengaruhi oleh faktor
ekonomi, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti politik, sosial, budaya, dan
historis, yang menimbulkan perbedaan dalam pengertian, cara pandang, dan definisi. Dari sudut
pandang ilmu ekonomi, sektor publik dapat dipahami sebagai entitas yang aktivitasnya
menghasilkan barang dan layanan publik dalam memenuhi kebutuhan dan hak publik.
American Accounting Association (1970) dalam Glynn (1993) menyatakan bahwa tujuan
akuntansi pada organisasi sektor publik adalah memberikan informasi yang diperlukan agar
dapat mengelola suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada organisasi
secara tepat, efisien, dan ekonomis, serta memberikan informasi untuk melaporkan pertanggung-
jawaban pelaksanaan pengelolaan tersebut serta melaporkan hasil operasi dan penggunaan dana
publik. Dengan demikian, akuntansi sektor publik terkait dengan penyediaan informasi untuk
pengendalian manajemen dan akuntabilitas.
1. Pembayar pajak
2. Pemberi dana bantuan
3. Investor
4. Pengguna jasa
5. Karyawan/pegawai
6. Pemasok
7. Dewan legislatif
8. Manajemen
9. Pemilih
Hak untuk diberi penjelasan terbuka atas permasalahan-permasalahan tertentu yang menjadi
perdebatan publik.
a. Masyarakat pengguna pelayanan publik membutuhkan informasi atas biaya, harga, dan kualitas
pelayanan yang diberikan.
b. Masyarakat pembayar pajak dan pemberi bantuan ingin mengetahui keberadaan dan penggunaan
dana yang telah diberikan.
c. Kreditor dan investor membutuhkan informasi untuk menghitung tingkat resiko, likuiditas, dan
solvabilitas.
d. Parlemen dan kelompok politik memerlukan informasi keuangan untuk melakukan fungsi
pengawasan, mencegah terjadinya laporan yang bias atas kondisi keuangan pemerintah, dan
penyelewengan keuangan negara.
e. Manajer publik membutuhkan informasi akuntansi sebagai komponen sistem informasi
manajemen untuk membantu perencanaan dan pengendalian organisasi.
f. Pegawai membutuhkan informasi atas gaji dan manajemen kompensasi.
2. Akuntabilitas dan Pelaporan Retrospektif (accountability and retrospective reporting) Laporan
keuangan digunakan untuk memonitor kinerja dan mengevaluasi manajemen, memberikan dasar
untuk mengamati trend antar kurun waktu, pencapaian atas tujuan yang ditetapkan, dan
membandingkannya dengan kinerja organisasi lain yang sejenis jika ada.
3. Perencanaan dan Informasi Otorisasi (planning and authorization information) Laporan
keuangan berfungsi untuk memberikan dasar perencanaan kebijakan dan aktivitas dimasa dating,
juga memberikan informasi pendukung mengenai otorisasi penggunaan dana.
Laporan keuangan berfungsi untuk membantu pembaca dalam mementukan apakah suatu
organisasi atau unit kerja dapat meneruskan menyediakan barang dan jasa (pelayanan) dimasa
mendatang.
1. Memberikan informasi guna pembuatan keputusan ekonomi, sosial dan politik serta sebagai
bukti pertanggungjawaban dan pengelolaan.
Dalam konteks akuntansi sektor publik, jenis informasi yang diberikan untuk pengambilan
keputusan adalah terbatas pada informasi yang bersifat financial saja. Informasi financial disini
adalah informasi yang dapat diukur dengan satuan monometer. Secara rinci tujuan akuntansi dan
laporan keuangan organisasi pemerintah adalah :
a. Menentukan dan memprediksi aliran kas, saldo neraca, dan kebutuhan sumber daya finansial
jangka pendek unit pemerintah.
b. Menentukan dan memprediksi kondisi ekonomi suatu unit pemerintah dan perubahan –
perubahan yang terjadi di dalamnya.
c. Memonitor kinerja, kesesuaiannya dengan peraturan perundang – undangan, kontrak yang telah
disepakati, dan ketentuan lain yang disyaratkan.
d. Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran, serta untuk memprediksi
pengaruh akuisisi dan alokasi sumber daya terhadap pencapaian tujuan operasional.
e. Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional :
Untuk menentukan biaya program, fungsi, dan aktivitas sehingga memudahkan analisis dan
melakukan perbandingan dengan criteria yang telah ditetapkan, membandingkan dengan kinerja
periode – periode sebelumnya, dan dengan kinerja unit pemerintah lain
Untuk mengevaluasi tingkat ekonomi dan efisiensi operasi, program, aktivitas, dan fungsi
tertentu di unit pemerintah
Untuk mengevaluasi hasil suatu program, aktivitas, dan fungsi serta efektivitas terhadap
pencapaian tujuan dan target
Untuk mengevaluasi tingkat pemerataan (equality) dan keadilan (equity)
Peran utama akuntansi manajemen sektor publik adalah menyediakan informasi akuntansi
yang akan digunakan oleh manajer sektor publik dalam melakukan fungsi perencanaan dan
pengendalian organisasi. Informasi akuntansi diberikan sebagai alat atau sarana untuk membantu
manajer menjalankan fungsi-fungsi manajemen sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
Akuntansi sektor publik adalah sistem akuntansi yang dipakai oleh lembaga-lembaga
publik sebagai salah satu alat pertanggung jawaban kepada publik. Sekarang terdapat
perhatian yang makin besar terhadap praktek akuntansi yang dilakukan oleh lembaga-
lembaga publik, baik akuntansi sektor pemerintahan maupun lembaga publik
nonpemerintah. Lembaga publik mendapat tuntutan dari masyarakat untuk dikelola
secara transparan dan bertanggung jawab.
Sektor publik adalah manajemen keuangan yang berasal dari publik sehingga
menimbulkan konsekuensi untuk dipertanggung jawabkan kepada publik. Dengan
demikian, pengelolaannya memerlukan keterbukaan dan akuntabilitas terhadap publik.
Ruang lingkup akuntansi sektor publik meliputi badan-badan pemerintahan (pemerintah
pusat, pemerintah daerah, dan unit-unit kerja pemerintah), organisasi sukarelawan,
rumah sakit, perguruan tinggi dan universitas, yayasan, lembaga swadaya masyarakat,
organisasi keagamaan, organisasi politik, dan sebagainya.
Akuntansi sektor publik diarahkan untuk mencapai hasil tertentu yang harus memiliki
manfaat bagi publik. Dalam beberapa hal akuntansi sektor publik berbeda dengan
sektor swasta karena adanya perbedaan linkungan yang mempengaruhi. Sifat dan
karakteristik organisasi sektor publik terutama adalah tujuan, sifat, dan sumbe dananya.
Sifat organisasi sektor publik adalah organisasi nonlaba. Tujuannya hanyalah
memberikan pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan kesejahteraannya.
Organisasi sektor publik bergerak dalam lingkungan yang sangat kompleks. Komponen
lingkungan yang mempengaruhi sektor publik meliputi faktor ekonomi, politik, kultur,
dan demografi
http://fekonakt.blogspot.co.id/2016/03/perkembangan-sistem-akuntansi-sektor.html
Tujuan sektor publik adalah memberi pelayanan kepada masyarakat dan mensejahterakan
masyarakat. Misalnya pelayanan dalam bidang pendidikan, keamanan, kesehatan masyarakat,
penegakan hukum, transportasi publik, penyediaan barang kebutuhan masyarakat dan
sebagainya. Sektor publik memperoleh biaya dari pajak, retribusi, laba BUMN dan BUMD,
pinjaman luar negeri, obligasi, sumbangan, dana abadi, hibah, dan lainnya
3. Karena sistem akuntansi pemerintahan suatu negara sangat dipengaruhi oleh sistem
pemerintahan negara yang bersangkutan, maka bentuk akuntansi pemerintahan
berbeda antara suatu negara dengan negara yang lain – tergantung pada sistem
pemerintahannya.
1. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisiensi dan
ekonomis atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada
organisasi. Tujuan ini terkait dengan pengendalian manajemen (management control).
2. Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk melaporkan
pelaksanaan tanggungjawab mengelola secara tepat dan efektif program dan
penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya dan memungkinkan bagi
pegawai pemerintah untuk melaporkan kepada publik atas hasil operasi pemerintah
dan penggunaan dana publik. Tujuan ini terkait dengan akuntanbilitas
(Accountability).
http://nitaqony.blogspot.co.id/2014/11/ruang-lingkup-sektor-publik.html
Sumber :
Renyowijoyo, Muindro. 2010. Akuntansi Sektor Publik: Organisasi Non Laba. Jakarta:
Mitra Wacana Media.
Nordiawan, Deddi. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.