Kelompok : 2
Anggota :
Veni Susilowati
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji kami ucapkan kepada Allah swt. Karena berkat-Nyalah kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar” Sholawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw dan segenap keluarganya serta
orang-orang yang meneruskan risalahnya sampai akhir zaman.
Makalah ini disusun umtuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah. Kami
menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kebaikan makalah ini sangat kami harapkan dari para pembaca. Akhir kata,
semoga karya tulis sederhana ini dapat bermanfaaat bagi kita semua.
Penyusun
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 1
Tujuan1
BAB II PEMBAHASAN 3
3.1 Kesimpulan 15
3.2 Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelas tinggi adalah siswa yang terdidir dari siswa kelas 4,5 dan 6. Menurut
Sri Anitah dkk (2008 : 2.37) esensi proses pembelajaran kelas tinggi sekolah dasar
adalah suatu pembelajaran yang dilaksanakan secara logis dan sistematis untuk
membelajarkan konsep, dan generalisasi hingga penerapannya (menyelesaikan soal,
menggabungkan, menghubungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat,
dan membagi).
Banyak strategi belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar
di kelas tinggi sekolah dasar diantaranya : tanya jawab, latihan atau drill, belajar
kelompok, observasi atau pengamatan, inkuiri, pemecahan masalah dan discovery.
Di kelas tinggi, siswa dapat di bimbing dengan menggunakan pembelajaran
kontruktivis, artinya siswa dibimbing untuk mencari, menemukan, menggolongkan,
menyusun, melakukan, dll.
Pengembangan sikap ilmiah pada siswa kelas tinggi di sekolah dasar dapat
dilakukan dengan cara menciptakan pembelajaran yang memungkinkan siswa berani
berargumentasi dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mendorong siswa supaya
memiliki rasa ingin mengetahui, memiliki karakter yang baik. Kegiatan pembelajaran
di kelas tinggi sekolah dasar banyak menggunakan pembelajaran berbasis masalah.
Karakteristik pembelajaran kelas tinggi disekolah dasar terlihat bahwa selain di tuntut
aktivitas yang tinggi, kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan pelajaran seperti
tahapan penyelidikan, melakukan pemecahan masalah dsb.1
1
Nur Samsiyah, Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Tinggi, (2016)
B. Rumusan Masalah
- Apa saja pembelajaran Bahasa Indonesia dikelas tinggi ?
- Apa saja topik atau materi pembelajaran Bahasa Indonesia dikelas tinggi ?
C. Tujuan
- Menjelaskan pembelajaran Bahasa Indonesia dikelas tinggi
- Menjelaskan materi pembelajaran Bahasa Indonesia dikelas tinggi
BAB II
PEMBAHASAN
2
Peraturan menteri Pendidikan Nasional Reppublik Indonesia No. 24. Tahun 2006 tentang standar
Kompetensi Dasar, (Bandung : Nuansa Aulia, 2010), h. 314
3
Novita Nurul Hidayah, Peningkatan kemampuan membaca permulaan dengan menggunakan metode
struktur Analik Sintetik (SAS) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada peserta Didik. Bandar Lampung T.A
2015/2016 (Jurnal Terampil, vol 3 No 1 Juni 2016), h, 92
dipelajarai lewat bahasa itu. Selain itu pembelajaran bahasa Indonesia juga dapat
membentuk sikap berbahasa yang positif serta memberikan dasar untuk
menikmati dan menghargai sastra Indonesia. Dalam pembelajaran bahasa
Indonesia perlu diperhatikan pelastarian dan pengembangan niali-nilai luhur
bangsa, serta pembinaan rasa persatuan nasional.
2.3 Proses Pembelajaran di Kelas Tinggi
1. Proses Pembelajaran di Kelas Tinggi
a. Anak usia kelas 4, 5, dan 6 secara kognitif berada pada tahap operasi
konkret dan formal yang ditandai oleh kemampuan berfikir abstrak atau
konseptual.
b. Salah satu bentuk proses berfikir abstrak adalah berfikir
hipotetiskemudian menguji hipotesis melalui percobaan atau eksperimen.
c. Dari sisi perkembangan afektif anak usia kelas 4, 5, dan 6 beradadalam
tahap rasa produktif dan rasa identitas.
d. Wujud rasa produktif dan rasa identitas adalah menunjukkan kemauan dan
kemampuan berinisiatif, untuk menghasilkan sesuatu secara mandiri.
e. Kematangan afektif pada dasarnya merupakan hasil dari interaksi sisi
biologis, personal dan seseorang dalam suatu rentang waktu.
f. Prinsip pembelajaran di kelas 4, 5, 6 ialah penciptaan suasana yang
memungkinkan siswa dapat mengembangkan kemampuan berfikir
abstrak, berinisiatif menghasilkan sesuatu secara mandiri.
g. Kemampuan kognitif dan kualitas afektif antara lain emosi
mempersyaratkan adanya pemberian suasana yang serasi dan sepadan.4
2.4 PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS TINGGI
Dalam proses pembelajaran khususnya di kelas tinggi ada menyimak,
membaca, menulis, dan berbicara. beberapa hal yang mendasari sistem
pengajaran tersebut yaitu:
1. MENYIMAK
4
Ibid., h. 317
keterampilan menyimak ialah proses psikomotorik untuk menerima
gelombang suara melalui telinga dan mengirimkannya impuls-impuls tersebut
ke otak. Proses tersebut merupakan suatu pemulaan dari suatu proses
interaktif ketika otak bereaksi terhadap impuls-impuls untuk mengirimkan
sejumlah mekaninsme kognitif dan afektif yang berbeda.
a. Tahap-tahap menyimak
Dalam kegiatan menyimak ada tahapan yang harus dilakukan oleh
penyimak agar penyimak benar-benar memahami informasi yang
disimaknya. Tahapan itu adalah:
a) Tahap Mendengar
Dalam tahap ini, kita baru mendengar segala sesuatu yang
dikemukakan oleh sang pembicara dalam ujaran atau
pembicaraannya. Jadi kita masih berada dalam tahap hearing.
b) Tahap Memahami Setelah kita mendengar, keinginan bagi kita untuk
mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang
disampaikan oleh sang pembicara. Maka sampailah, kita dalamtahap
pemahaman.
c) Tahap Menginterpretasi Dalam tahap ini, penyimak yang baik, yang
cermat dan teliti, belum puas kalau hanya mendengar dan memahami
isi ujaran sang pembicara
d) Tahap Mengevaluasi Setelah memahami serta dapat menafsir atau
menginterpretasikan isi pembicaraan, sang penyimak pun mulailah
menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan sang pembicara, di
mana keunggulan dan kelemahan, di mana kebaikan dan kekurangan
sang pembicara; maka dengan demikian sudah sampai pada tahap
evaluating.
e) Tahap Menanggapi
Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak;
sang penyimak menyambut, mencamkan, menyerap serta menerima
gagasan atau ide yang dikemukakan oleh sang pembicara dalam ujaran
atau pembicaraannya; sang penyimak pun sampailah pada tahap
menanggapi (responding).Tanggapan dapat berupa penolakan atau
pendapat.
Berikut merupakan Silabus Pembelajaran Bahasa Indonesia
Kelas Tinggi yakni Dari 4-6
1. Silabus Kelas 4
Mata Kompetensi Dasar Indikator
Pelajaran
Bahasa 3.1 Mencermati 3.1.1 Menemukan
gagasan pokok gagasan pokok
Indonesia dan gagasan dan gagasan
pendukung pendukung yang
yang diperoleh diperoleh dari
dari teks lisan, teks tulis untuk
tulis, atau membuat
visual. ringkasan.
3.2 Mencermati 3.2.1 Mengidentifikasi
keterhubungan gagasan pokok
antargagasan dan gagasan
yang didapat pendukung
dari teks lisan, 4.1.1 Meringkas teks
tulis, atau tulis
visual. berdasarkan
4.1 Menata gagasan pokok
informasi yang dan gagasan
didapat dari pendukung
teks berdasarkan
berdasarkan teks tulis.
keterhubungan 4.2.1 Menulis gagasan
antar gagasan pokok dan
ke dalam gagasan
kerangka tulis. pendukung dari
4.2 Menyajikan teks yang dibaca
hasil penataan
informasi sesuai
dengan
keterhubungan
antar gagasan
ke dalam
tulisan.
Dalam silabus kelas 4 membahas tentang materi pembelajaran bahasa
Indonesia dengan tema “indahnya kebersamaan”, subtema “keberagaman Budaya
Bangsaku” antara lain : informasi secara lisan dengan perkenalan dan tegur sapa,
pengenalan, benda dan fungsi anggotta tubuh, dan deklamas. Dimana didalam
pembelajaran bahasa Indonesia kelas 4 terdapat kompetensi dasar yaitu
Mencermati gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari teks
lisan, tulis, atau visual. Dan dalam indikatornya siswa dapat Meringkas teks
tulis berdasarkan gagasan pokok dan gagasan pendukung berdasarkan
teks tulis.
2. Silabus Kelas 5
Mata
Kompetensi Dasar Indikator
Pelajaran
Bahasa 3.1 Menentukan 3.1.1 Menunjukkan
pokok pikiran pokok pikiran
Indonesia dalam teks lisan pada sebuah
dan tulis paragaraf
4.1 Menyajikan 4.1.1 Mengidentifikasi
hasil identifikasi pokok pikiran
pokok pikiran yang terdapat
dalam teks tulis dalam sebuah
dan lisan secara teks.
lisan, tulis, dan 4.1.2 Menunjukkan
visual. pokok pikiran
dari sebuah
percakapan.
5
Nurul Hidayah, Penanaman Nilai-nilai karakter Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah Dasar,
(Jurnal Terampil vol 2 No 2, 2015), h. 193
6
Didin Ridwanudin, Bahasa Indonesia, (Jakarta : UIN Press, 2015), h.124
yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan
oleh penulis melalui media tulis dengan menggunakan tata bahasa yang baik.
A. Tujuan Membaca
Tujuan membaca secara umum yaitu mampu membaca dan memahami
teks pendek dengan cara lancar atau bersuara beberapa kalimat sederhana dan
membaca puisi (Depdiknas, 2004:15). Selain itu, secara umum tujuan
membaca adalah
1) mendapat informasi,
2) memperoleh pemahaman, dan
3) memperoleh kesenangan.7
7
Ma’mur Saadie dkk, Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2008), h.7.3
8
Ibid., h. 171
Menulis adalah keterampilan dalam menciptakan suatu catatan atau
informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Menulis sama
halnya dengan kegiatan berbahasa lainnya, berlaku secara sistematis terus-
menerus dan penuh disiplin. Ada dua hal yang harus di capai untuk
keterampilan menulis yakni; pengetahuan tentang tulis menulis dan berlatih
untuk menulis.
a) Tujuan menulis
Menurut kurikulum 2013 dicantumkan kompetensi dasar yang harus
di capai oleh kelas tinggi (4,5,6) di sekolah dasar sebagai berikut:
Mengolah dan menyajikan teks ulasan buku, menyajikan teks
pantun dan syair enyajikan teks cerita petualangan tentang lingkungan dan
sumber daya alam secara mandiri dalam teks bahasa Indonesia.
b) Teknik pembelajaran menulis
Menulis secara langsung tanpa memperdulikan teori Seeorang yang
ingin belajar menulis dapat langsung terjun ke dalam kegiatan menulis
yang sebenarnya tanpa harus tahu tentang teori menulis. Ia dapat menulis
hal yang sederhana tanpa harus memperdulikan apakah tulisannya
memenuhi persyaratan Memulai menulis dari bagian yang disukai siswa
Kata kunci dalam pembelajaran menulis adalah mengajak siswa menulis
bukan mengajarkan menulis dengan begitu kita dapat membawa siswa ke
dalam situasi yang menyenangkan yang dapat membuat siswa mulai
menulis Menulis nonliniear Pelajaran menulis itu merupakan proses
nonliniear artinya tidak harus ada urutan-urutan tertentu dari a-z.
4. BERBICARA
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan kata untuk
mengekpresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan. Pengertian berbicara ini ada yang menyamakan dengan bercakap-
cakap. Berbicara dapat dilakukan oleh seorang diri sedang bercakap-cakap
selalu dilakukan oleh lebih dari seorang.
Tujuan berbicara adalah untuk berkomunikasi, agar dapat
menyampaikan pikiran secara efektif. Oleh karena itu, sebaiknya : (a)
pembicara memahami segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan; (b)
pembicaraan mampu mengevaluasi efek komunitasnya terhadap pendengar;
(c) pembicaraan mampu mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala
pembicaraan.
A. Ragam Tes Kemampuan Berbicara
Secara umum, bentuk yang dugunakan dalam tes kemampuan berbicara
adalah tes subjektif yang berisi perintah melakukan kegiatan berbicara.
- Tes kemampuan berbicara berdasar gambar
Bentuk tes ini dilakukan dengan cara disajikan rangsangan yang berupa
perangkat gambar yang merupakan satu rangkaian cerita, dan testi diminta
untuk menjawab pertanyaan sehubugan dengan rangkaian gambar atu
menceritakan rangkaian gambar.
- Wawancara
Tes kemampuan berbicara yang berbentuk wawancara dipakai untuk
mengukur kemampuan testi menggunakan bahasa dalam berkomunikasi. Tes
berbentuk wawancara ini dipakai untuk testi berbahasanyacukup mewadahi.
Hal-hal yang wawancara bersifat umum (disesuaikan dengn kondisi testi).
Kegiatan wawancara dapat dilakukan oleh penguji testi atau testi-testi.
- Berbicara
Tes berbicara yang berbentuk bercerita dilakukan dengan cara meminta
testi untuk mengungkapkan sesuatu (pengalamannya atau topik tertentu).
Bahan cerita sebaiknya disesuaikan dengan perkembngan atau keadaan testi.
Sasaran utama dapat berupa unsur liguistik (penggunaan bahasa dan cara
bercerita) serta hal yang diceritakan, ketepatan, kelancaran, dan kejelasannya.
- Diskusi
Tes kemampuan berbicara yang berbentuk diskusi dilakukan dengan
cara disajikan suatu topik dan testi diminta untuk mendiskusikannya. Tes ini
dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan testi menyampaikan pendapat,
mempertahankan pendapat, serta menanggapi ide atau pikiran yang
disampaikan oleh peserta diskusi yang lain secara kritis.