Anda di halaman 1dari 10

1.

Kode Kegiatan : F3

Tanggal Kegiatan: 13 Juli 2021

Peserta Hadir: Masyarkat

Judul Laporan: Penyuluhan pengetahuan mengenai KB Implan di Puskesmas Rangkasbitung

Latar Belakang

keluarga berencana adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa
sehingga bagi ibu maupun bayi dan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak
akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut. Pengertian khusus keluarga
berencana dalam kehidupan sehari-hari berkisar dan pencegahan konsepsi atau pencegahan terjadinya
pembuahan atau mencegah pertemuan antara sel sperma dari laki-laki dan sel telur dari wanita.

Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket Pelayanan
Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu
pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan
dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan
dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi
pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Sebelumnya ibu mencari
informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan informasi yang lengkap, akurat dan
benar. Untuk itu dalam memutuskan suatu cara kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan
penggunaan kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien. KB merupakan program yang berfungsi
bagi pasangan untuk menunda kelahiran anak pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing)
atau membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan keamanan medis serta
kemungkinan kembalinya fase kesuburan (ferundity).

Berbagai jenis alat kontrasepsi diantaranya pil, suntik, susuk, tubektomi, dan vasektomi. Alat
kontrasepsi bawah kulit atau yang biasa disebut dengan AKDR dan juga biasa dikenal dengan susuk
KB (Implan) adalah alat kontrasepsi berbentuk kapsul silatik yang berisi hormon levonorgestrel
yang dapat mencegah terjadinya kehamilan (BKKBN, 2006). Metode kontrasepsi permanen yang
hanya diperuntukkan bagi mereka yang memang tidak ingin atau boleh memiliki anak (karena
alasan kesehatan). Disebut permanen karena metode kontrasepsi ini hampir tidak dapat dibatalkan
(reversal) bila kemudian anda ingin punya anak lagi.
Permasalahan
Ada beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB diantaranya dipengaruhi oleh
tingkat pengetahuan ibu dan faktor pendukung lainnya. Untuk mempunyai sikap yang positif
tentang KB diperlukan pengetahuan yang baik, demikian sebaliknya bila pengetahuan yang baik,
demikian sebaliknya bila pengetahuan kurang maka kepatuhan menjalani program KB berkurang.

Perencanaan dan pemilihan intervensi

Permasalahan yang terjadi di masyarakat adalah berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat
dan peningkatan jenjang, adanya beberapa kemungkinan kurang berhasilnya program KB
diantaranya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu dan faktor pendukung lainnya. Maka perlu
kegiatan yang dilakukan oleh tenaga medis secara langsung atau kader yang telah mendapatkan
pelatihan mengenai KB.

Pelaksanaan

Bersamaan dengan dilakukannya vaksinasi tahap 2 di Puskesmas Rangkasbitung, kita sebagai


tenaga medis tidak akan bosan mengingatkan melalui penyuluhan kepada masyarakat mengenai
pentingnya pengetahuan mengenai KB Implan dan mengetahui factor pendukung lainnya.
Evaluasi dan monitoring

Penyuluhan terlaksana dengan baik dan semua masyarakat yang hadir mendengarkan dengan antusias.
2. Kode Kegiatan : F3

Tanggal Kegiatan: 4 Agustus 2021

Peserta Hadir: Masyarkat

Judul Laporan: Penyuluhan ASI Eksklusif di Puskesmas Rangkasbitung

LATAR BELAKANG

ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah memberikan hanya ASI saja tanpa
memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan
vitamin. Namun bukan berarti setelah pemberian ASI eksklusif pemberian ASI eksklusif pemberian ASI
dihentikan, akan tetapi tetap diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 2 tahun.

ASI merupakan makanan pertama, utama, dan terbaik bagi bayi, bersifat ilmiah. ASI eksklusif adalah bayi
hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan makanan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu,
air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat , seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur
nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin, mineral, dan obat.

Di Indonesia sendiri, pada tahun 2010 Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 34 per 1000 kelahiran hidup (KH)
dan Angka Kematian Balita (AKABA) 44/1000 KH. Walaupun angka ini telah turun dari tahun 1990 (AKB
68/1000 KH) penurunan ini masih jauh dari targetmillenium development gold’s (MDG’s) tahun 2015
dimana AKB diharapkan turun menjadi 23/1000 KH dan AKABA 32 /1000 KH. Target 80% cakupan
pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih sangat jauh dari kenyataan. Pemberian ASI eksklusif merupakan
investasi terbaik bagi kesehatan dan kecerdasan anak. Manfaat pemberian ASI eksklusif sesuai dengan
salah satu tujuan dari Millenium Development Goals (MDGs) yaitu mengurangi tingkat kematian anak dan
meningkatkan kesehatan Ibu. WHO (2009) menyatakan sekitar 15% dari total kasus kematian anak di
bawah usia lima tahun di negara berkembang disebabkan oleh pemberian ASI secara tidak eksklusif.
Berbagai masalah gizi kurang maupun gizi lebih juga timbul akibat dari pemberian makanan sebelum bayi
berusia 6 bulan.

Permasalahan

Banyak faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan. Sebuah penelitian
mengatakan kegagalan ASI eksklusif adalah karena faktor predisposisi yaitu pengetahuan dan pengalaman
ibu yang kurang dan faktor pemungkin penting yang menyebabkan terjadinya kegagalan adalah karena ibu
tidak difasilitasi melalui IMD. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan dan pengalaman ibu sangat
penting dalam menentukan pemberian ASI eksklusif pada bayinya.

Perencanaan dan pemilihan intervensi

Intervensi dilakukan dengan pemberian penyuluhan tentang ASI eksklusif bersamaan dengan
dilakukannya vaksinasi tahap 1 di Kecamatan Rangkabitung Barat
Pelaksanaan

Penyuluhan tentang ASI eksklusif mencakup materi tentang pengertian ASI ekslusif, komposisi ASI,
keuntungan ASI, upaya memperbanyak ASI, pentingnya ASI eksklusif, dan masalah dalam menyusui dan
cara penanganannya.
Evaluasi dan monitoring

Penyuluhan tentang ASI eksklusif terlaksana dengan baik. Masyarakat yang hadir mendengarkan dengan
antusias. Diharapkan materi yang disampaikan dapat dimengerti dan dilaksanakan oleh masyarakat dengan
baik.
3. Kode Kegiatan : F3

Tanggal Kegiatan: 23 Juli2021

Peserta Hadir: Masyarkat

Judul Laporan: Upaya Deteksi Dini dan Mengetahui Tanda Bahaya pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Rangkasbitung

Latar belakang

Tanda bahaya kehamilan adalah tanda atau gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi yang
dikandungnya dalam keadaan bahaya. Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih tinggi
dibandingkan dengan AKI negara-negara ASEAN lainnya. AKI di Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 228
per 100.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2012 sebanyak 248 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab
kematian ibu yang paling besar adalah perdarahan 28%, keracunan kehamilan/eklamsi (kaki bengkak dan
darah tinggi) sebanyak 24% dan infeksi sebanyak 11%. Pada tahun 2018 AKI masih cukup tinggi, yaitu 390
per 100.000 kelahiran hidup.

Permasalahan

Fenomena angka kematian ibu yang masih tergolong tinggi tersebut salah satunya dapat dipengaruhi oleh
pendidikan ibu hamil yang nantinya juga berpengaruh terhadap pengetahuan ibu hamil tentang tanda
bahaya kehamilan. Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses
pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa. Kondisi pendidikan merupakan
salah satu indikator yang kerap ditelaah dalam mengukur tingkat pembangunan manusia suatu negara.
Melalui pengetahuan, pendidikan berkontribusi terhadap perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan
yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor pencetus yang berperan dalam
mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat.

Perencanaan dan pemilihan intervensi

Intervensi dilakukan dengan pemberian penyuluhan tentang deteksi dini dan mengetahui tanda bahaya
pada ibu hamil bersamaan dengan dilakukannya vaksinasi tahap 1 di Puskesmas Rangkabitung

Perlaksanaan

Penyuluhan dengan pemaparan materi tentang tanda bahaya pada ibu hamil yang mencakup:

1) Tidak mau makan dan muntah terus-menerus

2) Mengalami demam tinggi

3) Pergerakan janin di kandungan berkurang

4) Beberapa bagian tubuh membengkak

5) Terjadi perdarahan

6) Air ketuban pecah sebelum waktunya


Evaluasi dan monitoring

Penyuluhan terlaksana dengan baik dan ibu hamil yang datang ikut mendengarkan materi dengan antusias.
Diharapkan materi yang disampaikan dapat dimengerti dan meningkatkan kesadaran pada ibu hamil akan
tanda bahaya yang dapat terjadi dalam kehamilan.
4. Kode Kegiatan : F3

Tanggal Kegiatan: 5 Agustus 2021

Peserta Hadir: Masyarkat

Judul Laporan: Penyuluhan Eklampsia, Preeklampsia Dan Hipertensi Dalam Kehamilan Pada Kelas
Ibu Hamil

Latar Belakang

Berdasarkan laporan WHO pada tahun 2005, di Indonesia angka kematian ibu tergolong tinggi yaitu
420/100.000 kelahiran hidup dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Aki di Singapura
14/100.000 kelahiran hidup, di Malaysia 62/100.000 kelahiran hidup, di Thailand 110/100.000
kelahiran hidup, di Vietnam 150/100.000 kelahiran hidup, di Filipina 230/100.000 kelahiran hidup
dan Myanmar 380/100.000 kelahiran hidup (WHO, 2010). Angka kematian ibu merupakan indicator
keberhasilan pembangunan pada sector kesehatan. AKI mengacu pada jumlah kematian ibu, mulai
dari masa kehamilan, persalinan dan nifas. Menurut data Survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2008 AKI di Indonesia 307/100.000 kelahiran hidup dan tahun 2009 AKI di
Indonesia 228/100.000 kelahiran hiduo. Penurunan AKI di Indonesia masih terlalu lambat untuk
mencapai target tujuan pembangunan yaitu menurungkan angka kematian ibu 3/4 selama kehamilan
dan persalinan. Rentang tahun 2003-2009 penurunan AKI di Indonesia, jauh dari target yang ingin
dicapai pada tahun 2010 dan 2015 diperkirakan 125/100.000 kelihiran hidup dan 115/100.000
kelahiran hidup.
Permasalahan
Hubungan peningkatan usia meternal terhadap hipertensi kehamilan adalah sama dan meningkat
lagi saat usia diatas 35 tahun. Hipertensi kerena kehamilan paling sering mengenai wanita tua.
Graviditas merupakan jumlah dari kehamilan terlepas dari usia kehamilan. Catatan statistik
menunjukkan dari seluruh insiden dunia, 5-8% hipertensi dalam kehamilan dari semua kehamilan,
terdapat 12% lebih dikarenakan oleh primigravida (kehamilan pertama). Faktor yang
mempengaruhi hipertensi dalam kehamilan frekuensi primigravida lebih tinggi bila dibandingkan
dengan multigravida, terutama primigravida muda. Persalinan yang berulang-ulang akan
mempunyai banyak resiko terhadap kehamilan, telah terbukti bahwa persalinan kedua dan ketiga
adalah persalinan yang paling aman. Peningkatan IMT sangat erat kaitannya dengan terjadinya
hipertensi ringan dan atau preeklampsia. Hubungan antara berat badan ibu hamil dan resiko
terjadinya preeklampsia bersifat progresif. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan
kejadian preeklampsia dari 4,3% pada ibu dengan IMT 35 kg/m2
Perencanaan dan pemilihan intervensi

Oleh karena permasalahan yang terjadi diatas, maka diadakan penyuluhan terhadap ibu hamil yang
baru saja memeriksakan kandungan di kelas ibu hamil. Agar para ibu hamil terutama yang beresiko
tinggi dapat mengenali tanda-tanda dari gejala tersebut.
PELAKSANAAN
Intervensi dilakukan dengan pemberian penyuluhan tentang mengetahui Eklampsia, Preeklampsia Dan
Hipertensi Dalam Kehamilan bersamaan dengan dilakukannya vaksinasi tahap 1 di Puskesmas
Rangkabitung

EVALUASI
Setelah melakukan penyuluhan tentang eclampsia, preeklampsia dan hipertensi dalam
kehamilan, maka didapatkan beberapa ibu-ibu hamil yang ada beresiko tinggi mengalami
preeklampsia.
5. Kode Kegiatan : F3

Tanggal Kegiatan: 12 Agustus 2021

Peserta Hadir: Masyarkat

Judul Laporan: Penyuluhan pengetahuan pentingnya imuniasi bagi balita

Latar belakang

Anak mendapat zat kekebalan dari ibunya baik yang dibawa sejak didalam
kandungan ataupun dari air susu ibu (ASI) tetapi tidak mencukupi untuk melindungi anak dari
berbagai penyakit infeksi dan menular. Oleh karena itu anak membutuhkan zat kekebalan
buatan agar anak terlindungi dari berbagai penyakit tersebut. Dan imunisasi adalah suatu upaya
pencegahan untuk melindungi seseorang terhadap penyakit menular tertentu agar kebal dan
terhindar dari penyakit infeksi tertentu sehingga walaupun nantinya orang tersebut mendapat
infeksi tidak akan meninggal atau menderita cacat. Anak yang diimunisasi akan terhindar dari
ancaman penyakit yang ganas dan menular tanpa bantuan pengobatan (Markum, 1997).
Imunisasi merupakan salah satu program pemerintah untuk mencapai Indonesia Sehat
2010. Oleh karena itu, sekurang-kurangnya 70% dari penduduk suatu daerah harus mendapat
imunisasi dasar yang meliputi: BCG, Polio, Hepatitis B, Campak dan DPT. Namun di Indonesia
masih banyak ditemukan kasus penyakit yang seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penyuluhan kesehatan tentang imunisasi untuk
meningkatkan pemahaman keluarga tentang pentingnya imuisasi dasar pada balita agar keluarga
mau mengimunisasikan anaknya.
Permasalahan
WHO (1991) melaporkan bahwa diperkirakan 1.7 juta bayi dan anak-anak meninggal
karena penyakit infeksi seperti, campak, difteri, pertusis, tetanus, dan TBC. Disamping itu
Indonesia di kelompokkan sebagai daerah endemik sedang sampai tinggi Hepatitis B di dunia.
Hal ini dimungkinkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat Indonesia tentang imunisasi
dan pentingnya imunisasi bagi bayi.
Perencanaan dan pemilihan intervensi

Kegiatan upaya Kesehatan ibu dan anak ini dilakukan pada hari Senin 12 Agustus 2021, pukul
09.30 wib di kecamatan muara ciujung timur. Kegiatan promkes ini dilakukan dengan cara
penyuluhan terkait dengan Penyuluhan kepada masyarakat mengenai pengetahuan ibu terhadap imuniasi
balita. Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 30 orang.

Pelaksanaan

Intervensi dilakukan dengan pemberian penyuluhan tentang mengetahui pentingnya imuniasi bagi balita

bersamaan dengan dilakukannya vaksinasi tahap 1 di kecamatan muara ciujung timur


Penjelasan mengenai imunisasi balita yang diinformasikan antara lain meliputi:
1. Menjelaskan pengertian imunisasi / vaksinasi.
2. Menjelaskan tujuan imunisasi.
3. Menjelaskan penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian imunisasi.
4. Menjelaskan jenis-jenis imunisasi.
5. Menjelaskan jadwal pemberian imunisasi.
6. Menjelaskan cara pemberian imunisasi.
7. Menjelaskan kapan imunisasi tidak boleh diberikan.
8. Menjelaskan keadaan yang timbul setelah imunisasi.
9. Menjelaskan tempat pelayanan imunisasi.

Evaluasi dan Monitoring

Penyuluhan terlaksana dengan baik dan ibu hamil yang datang ikut mendengarkan materi dengan antusias.
Diharapkan materi yang disampaikan dapat dimengerti dan meningkatkan kesadaran pada ibu tentang
pentingnya imunisai bagi balita

Anda mungkin juga menyukai