Anda di halaman 1dari 6

Assalamu’alaikum Wr.

Wb

Sebelumnya terima kasih atas materi inisiasi yang telah disampaikan, jawaban saya
pada diskusi 5 ini sebagai berikut :

1. Pengertian Agama
Para Ahli berbeda-beda pandangan dalam mengemukakan pengertian
agama, hal ini disebabkan karena sudut pandang mereka berbeda-beda.
Untuk menghindari silang pandang tersebut, agama diartikan secara praktis
saja yaitu suatu keyakinan adanya aturan atau jalan hidup yang bersumber
dari suatu kekuatan yang absolut (Tuhan).

Prof. Dr. Mukti Ali menjelaskan bahwa tidak ada arti atau defenisi yang paling
sulit selain dari pada agama. Hal itu disebabkan oleh karena pengalaman
keagamaan itu merupakan hasil yang paling sensitif atau yang dianggap
berupa hal paling subyektif yang merupakan soal batin. Juga kesulitan
pemberian pengertian agama ini karena semangat memberikan pemberian
agama sangat kuat sekali hingga membuat sulit untuk memberikan arti
kalimat agama. Dengan demikian untuk menjawab terhadap persoalan yang
menyangkut pengertian agama, maka diberikan pengertian sebagai berikut:

Pengertian secara tekhnik Religion (Bahasa Inggris) Religie (Bahasa


Belanda), Din (Bahasa Arab), sedangkan bahasa Indonesia (Agama).
Religion atau religie sama-sama berasal dari bahasa induk yang berasal dari
bahasa latin yaitu dari kata Religie to reat carefuly. Cicero mengatakan "DE
Nat" "Deorum".

Kata agama berasal dari bahasa sansekerta yaitu a sama dengan tidak


dan gama berarti kacau. Jadi agama sama dengan tidak kacau. Sultan
Muhammad Zain mengemukakan bahwa agama adalah kepercayaan
kesaktian roh nenek moyang, dewa dan Tuhan. Dalam presepsi WJS
Poerwantana mengemukakan bahwa agama adalah segenap kepercayaan
kepada Tuhan, dewa, serta dengan kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang
bertalian dengan kepercayaan itu. Pada dasarnya pengertian agama banyak
sekali, akan tetapi pada tulisan ini hanya memberikan beberapa intisari
pengertian yang diberikan oleh tokoh tersebut.

Klasifikasi Agama

Didalam Bukunya "Living Religion Of The World", Ahmad Abdullah membagi


tiga klasifikasi yaitu :
a) Revealed and non-revealed
 Revealed Religion adalah agama  wahyu yang menghendaki imam
kepada Tuhan, taat kepada rasul-rasul-Nya, kitab-kitabnya, serta
pesan-pesannya untuk disebarkan kepada umat
manusia contohnya Islam, Kristen, dan Yudaisme.
 Non-Revealed adalah agama yang tidak memandang esensial
penyerahan manusia kepada tata aturan Ilahi, contohnya agama
Budha, Konfotsu, Tao, Hindu dan lain-lain.
b) Agama Missionaris dan Non-Missionary
 Agama missionary adalah agama yang memiliki aturan mutlak yang
berisikan dakwah yang berdasarkan pada perintah Tuhan. Al-
Madhosi mengelompokkan agama Islam dan Kristen sebagai agama
misionary.
 Agama non-Misionari seperti Brahmanisme, Zoroasterianisme serta
Yudaisme.
c) Rasial dan Universal 
Ditinjau dari segi rasial dan geografis agama di dunia terbagi menjadi
tiga golongan : semitik, arya, dan mongolia. Yang termasuk agama
simitik adalah Yahudi, Kristen, Dan Islam. Sedangkan yang tergolong
arya adalah Hindu, Jainisme, Sikhiisme, Zoaterianisme. Sedangkan
yang tergolong mongolian adalah Confusionisme, Taoisme,
dan Shintoisme.
2. Pengertian tentang Etika, Moral, Susila dan Budi Pekerti
 Pengertian Etika
Dari segi etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti
watak kesusilaan atau adat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika yang
berartikan ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral). Dari pengertian
kebahasaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan
tingkah laku manusia.
Adapun arti etika dari segi istilah telah dikemukakan para ahli dengan
ungkapan yang berbeda-bada sesuai dengan sudut pandangnya. Ahmad Amin
misalnya mengartikan etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk,
menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan
yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan
jalan untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan.
Dalam Encyclopedia Britanica, etika dinyatakan sebagai filsafat moral,
yaitu studi yang sistematik mengenai sifat dasar dari konsep-konsep nilai baik,
buruk, harus, benar, salah dan sebagainya.
Selanjutnya Frankena, dikutip dalam Ahmad Charris Zubair mengatakan
bahwa etika adalah sebagai cabang filsafat, yaitu filsafat moral atau pemikiran
filsafat tentang moralitas, problem moral, dan pertimbangan moral.
 Pengertian Moral
Adapun arti moral dari segi bahasa dari bahasa Latin, mores yaitu jamak
dari mos yang berarti adat kebiasaan. Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
dikatakan bahwa moral adalah penentuan baik-buruk terhadap perbuatan dan
kelakuan.
Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan
untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau
perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik, atau buruk.
Dalam hal memberikan defenisi moral, padangan berbeda diungakapkan
oleh Howard, bahwa moral merupakan patokan prilaku benar dan salah yang
dapat dijadikan pedoman bagi pribadi seseorang. Moral juga menjadi pedoman
dalam berinteraksi dengan orang lain. Baik dan buruk perbuatan seseorang
dapat diukur dari nilai moral.
 Pengertian Susila
Susila atau kesusilaan berasal dari kata susila yang mendapat awalan ke
dan akhiran an. Kata tersebut berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu su dan sila.
Su berarti baik, bagus dan sila berarti dasar, prinsip, peraturan hidup atau
normal.
Kata susila selanjutnya digunakan untuk arti sebagai aturan hidup yang
baik lagi. Orang yang susila adalah orang yang berkelakuan baik, sedangkan
orang yang a susila adalah orang yang berkelakuan baik. Para pelaku Zina
(pelacur) misalnya sering diberi gelar sebagai tuna susila.
Selanjutnya kata susila dapat pula berarti sopan, beradab, baik budi
bahasanya. Dan kesusilaan sama dengan kesopanan. Dengan demikian
kesusilaan lebih mengacu kepada upaya membimbing, memandu,
mengarahkan, membiasakan dan memasyarakatan hidup yang sesuai dengan
norma atau nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
 Pengertian Budi Pekerti
Budi pekerti merupakan suatu kesadaran perbuatan. Didalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti budi pekerti adalah tingkah laku, akhlak,
perangai dan watak. Sedangkan dalam bahasa arab budi pekerti dikenal juga
dengan sebutan Akhlak dan dalam bahasa inggris dinamakan Ethnics.
Umumnya budi pekerti dikenal dengan istilah etika.
Bila melihat secara etimologi, budi pekerti terdiri dari 2 gabungan kata
yaitu budi dan pekerti. Kata budi mempunyai makna nalar, sadar, watak dan
pikiran. Sedangkan pekerti memiliki arti perangai, perilaku, perbuatan, watak dan
tabiat. Pada kedua makna tersebut saling berkaitan yang sangat erat sebab
pada dasarnya budi seseorang berada didalam batin manusia dan tidak terlihat
sebelum dilakukan dalam bentuk pekerti (perbuatan).
3. Empat ( 4 ) Pilar akhlak mulia dalam Islam :
Berkaitan dengan keterangan akhlak mulia yang tertera dalam Ayat Al-Quran
dan Hadis, kita juga perlu memahami pilar atau dasar yang menjadi landasan
bagi akhlak-akhlak yang lain. Akhlak-akhlak yang lain itu harus didasarkan pada
pilar-pilar tersebut. Sebab, akhlak-akhlak yang lain dapat ditegakkan apabila
berada di atas pilar-pilar itu. Imam Ibnu Qayyim dalam al-Madarij menuturkan
bahwa akhlak mulia berdiri di atas empat pilar utama yang saling mendukung
antara satu dan yang lain. Empat pilar itu adalah kesabaran, keberanian,
keadilan, dan kesucian.
 Pertama, Sifat Sabar akan membantu seseorang untuk lebih tahan
banting, mampu menahan amarah, tidak merugikan orang lain, bersikap
lemah-lembut, santun, dan tidak tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu.
 Kedua, Sifat Selalu Menjaga Kesucian Diri dapat mendorong seseorang
untuk tidak tergelincir ke dalam perkataan dan tindakan yang
merendahkan dan menjatuhkan martabatnya. Selain itu, dapat
mendorongnya untuk selalu lepat pada perasaan malu yang merupakan
kunci segala kebaikan. Sifat menjaga kesucian ini juga menghindarkannya
untuk terlibat dalam perbuatan keji, kikir, dusta, menggunjing, dan
mengadu domba.
 Ketiga, Sifat Berani menjadikan seseorang kuat untuk menjaga harga diri,
mudah untuk membumikan norma dan akhlak mulia, serta ringan tangan.
Dengan begitu, ia tidak ragu mengeluarkan atau berpisah dengan harta
yang dicintainya. Sifat ini juga mempermudah untuk menahan amarah dan
bersikap santun. Dengan modal keberanian, seseorang dapat
menggenggam erat ketegasan jiwanya serta mengekangnya dengan tali
baja yang tak mudah putus. Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasul
saw. bersabda, “Keberanian bukanlah seperti ditunjukkan dalam bergulat,
melainkan dalam menguasai jiwa ketika marah.” (HR Bukhari dan
Muslim). Oleh karena itu, hakikat keberanian seseorang adalah
kemampuan untuk melawan musuh besarnya, yaitu hawa nafsu.
 Keempat, Sifat Adil dapat mengasah sikap seseorang untuk terus
berupaya meluruskan perangainya, membantunya antara bersikap terlalu
berlebihan dan bersikap terlalu kurang. Sifat ini mendorong untuk terus
bersikap dermawan dan murah hati; sikap tengah-tengah antara kikir dan
boros. Selain itu, sifat ini dapat menyuntikkan sifat pemberani; sikap
tengah-tengah antara pengecut dan nekat. Adil juga dapat melahirkan
sifat santun; penengah antara sifat pemarah dan rendah diri.

Sumber Refereinsi :

BUKU MATERI POKOK MKDU 4221 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

ETIKA http://eprints.walisongo.ac.id/6956/3/BAB%20II.pdf

Sekian jawaban dari saya, terima kasih

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai