Tugas Akhir
Tugas Akhir
OLEH:
MUH AZWIN SUDARMIN
D111 12 111
JURUSAN SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
KATA PENGANTAR
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini
Bendungan Way Yori”, sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik
Namun demikian kami menyadari bahwa dalam tugas akhir ini tentu masih
terdapat kekeliruan dan kekurangan sehingga dengan segala kerendahan hati saya siap
untuk menerima segala kritikan dan saran dari pembaca terutama yang berpengalaman
dalam menuangkan pola pikirnya guna lebih melengkapi dan menyempurnakan tugas
akhir ini. Pada kesempatan ini penulis mneyampaikan ucapan terima kasih dan
Bapak Dr. Ir. Muh. Arsyad Thaha, M.T. selaku Ketua Jurusan Sipil Fakultas
Bapak Ir. Achmad Bakri Muhiddin, M.SC., Ph.D. selaku Sekretaris Jurusan
Bapak Dr. Eng. Ir. Farouk Maricar, M.T. sebagai Dosen Pembimbing I dalam
iii
Ibu Dr. Eng. Ir. Hj Rita Tahir Lopa, M.T. sebagai Dosen Pembimbing II dalam
Bapak Dr. Eng. Bambang Bakri, S.T., M.T. sebagai dosen pembimbing
lapangan.
Nurul Rifqiani, S.Ked., Nurul Anisa S.H, Putri Mutmainna, S.Hum, Suri Etika
Kes., Azrul Sudarmin, ST., dan Ririn Anugerah Sudarmin beserta keluarga
besar saya yang selalu memberikan dukungan moril dan materil tanpa kenal
lelah.
Terkhusus penulis persembahkan sujud dan rasa terima kasih kepada kedua
orang tua Dr. H. Sudarmin Harun, M.Hum. dan Dra. Hj ST. Mariani Rapi
iv
yang telah memberikan pengorbanannya baik materi maupun doa demi
keberhasilan penulis.
v
DAFTAR ISI
DAFTAR NOTASI................................................................................................... xv
ABSTRAK ..............................................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................I – 1
A. Latar Belakang............................................................................I – 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................I – 3
C. Tujuan Penelitian........................................................................I – 4
D. Manfaat Penelitian......................................................................I – 4
vi
1. Hujan atau Presipitasi ........................................................... II – 1
2. Karakteristik Geografis......................................................... II – 1
4. Bangunan Pelimpah.............................................................. II – 3
B. Statistik Hidrologi..................................................................... II – 6
3. Distribusi .............................................................................. II – 8
4. Standar Deviasi..................................................................... II – 8
Rata-rata................................................................................ III– 3
vii
a. Pengukuran Dispersi ................................................ III – 3
Rata-rata.......................................................................IV – 1
viii
B. Hasil Perhitungan Aliran Dasar....................................................IV – 8
Nakayasu ...............................................................................IV – 13
jam ke-T.............................................................................IV – 13
A. Kesimpulan ................................................................................... V – 1
B. Saran.............................................................................................. V – 2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.3 Nilai Koefisien Untuk Distribusi Log Normal ............................. III – 9
Tabel 3.7 Distribusi Log Pearson III untuk Koefisien Kemencengan Cs .. III – 12
Tabel 3.8 Nilai Kritis untuk Distribusi Chi Kuadrat .................................. III – 16
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Curah Hujan Maksimum Harian rata-rata per
tahun .............................................................................................IV – 1
Tabel 4.4 Perhitungan Curah Hujan Maksimum Periode Ulang Metode Log Person
x
Tabel 4.6 Rata-rata Hujan Harian Maksimum............................................IV – 10
Tabel 4.12 Hidrograf Satuan Banjir Rancangan Debit Periode 2 Tahun .....IV – 21
Tabel 4.13 Hidrograf Satuan Banjir Rancangan Debit Periode 5 Tahun .....IV – 22
Tabel 4.14 Hidrograf Satuan Banjir Rancangan Debit Periode 10 Tahun ...IV – 23
Tabel 4.15 Hidrograf Satuan Banjir Rancangan Debit Periode 25 Tahun ...IV – 24
Tabel 4.16 Hidrograf Satuan Banjir Rancangan Debit Periode 50 Tahun ...IV – 25
Tabel 4.17 Hidrograf Satuan Banjir Rancangan Debit Periode 100 Tahun .IV – 26
Tabel 4.18 Hidrograf Satuan Banjir Rancangan Debit Periode 200 Tahun .IV – 27
Tabel 4.19 Hidrograf Satuan Banjir Rancangan Debit Periode 1000 TahunIV – 28
(S) ...............................................................................................IV – 36
xi
Tabel 4.23 Hitungan Penelusuran Banjir di Waduk Q2 ...............................IV – 39
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.6 Faktor Koreksi untuk selain tinggi energi rencanan pada Bendung
Gambar 3.7 Harga-harga Koefisien untuk Bendung Mercu Tipe Ogee ... III – 29
xiii
Gambar 4.2 Ordinat Hidrograf Satuan.......................................................... IV – 19
Nakayasu ................................................................................... IV – 31
xiv
DAFTAR NOTASI
FS : Feasibility Study
xv
DAFTAR LAMPIRAN
AMBON
xvi
ANALISIS DEBIT BANJIR RANCANGAN DAN KAPASITAS PELIMPAH
ℎ.
, ℎ ,
Abstrak : Sungai Way Yori merupakan salah satu sungai yang alirannya melintasi
sangatlah pesat dan rencana pembangunan yang akan dipusatkan di wilayah Passo
menjadikan sungai ini sangat rawan akan bencana banjir. Sehubungan dengan
meliputi hujan harian maksimum, Curah hujan rancangan, Hujan efektif, hidrograf
satuan banjir rancangan, penelusuran banjir dan kapasitas tampungan. Hasil dari
penelitian ini dapat mengevaluasi parameter tersebut, hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa curah hujan yang mungkin terjadi (PMP) mencapai 1465.436
mm, debit banjir 1000 tahun mencapai 253.185 / dan yang mungkin terjadi (PMF)
mencapai 1299.615 / . Selain debit banjir, dalam penelitian ini kita dapat
mengetahui kapasitas debit yang dapat dilimpahkan Bendungan Way Yori yaitu
mencapai 1074.107 / .
Kata Kunci : Sungai Way Yori, PMP, PMF, Bendungan, Kapasitas Pelimpah.
xvii
ANALYSIS FLOOD DISCHARGE AND SPILLWAY CAPACITY OF
ℎ.
, ℎ ,
Indonesia
Indonesia
Abstract : Way Yori River is one of the rivers that flows across the residential area of
Ambon. Construction along the Way Yori River is very fast and the construction plan
will be centered in the region of Passo makes the river extremely prone to floods. In
connection with the construction of Way Yori Dams, it takes some analysis, among
others, include the maximum daily rainfall, rainfall design, effective rains, flood unit
hydrograph, flood Routing and storage capacity. The results of this study can evaluate
these parameters, the results of this study indicate that rainfall may occur (PMP)
reached 1465,436 mm, flood discharge 1000 years reached 253.185 and that may occur
know maximum spillway capacity can authorized Way Yori Dam reached 1074.107
/ .
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
beberapa macam, yaitu debit terlalu besar atau kapasitas pengaliran sungai
berkurang. Hal ini dapat terjadi oleh gejala alamiah atau akibat kekurang hati-
yang tinggal dan melakukan kegiatan di sekitar dataran banjir, maka persoalan
yang ditimbulkan oleh banjir, dari waktu ke waktu semakin meningkat dan
Sungai Way Yori merupakan salah satu sungai yang alirannya melintasi
sangatlah pesat, ditambah lagi adanya rencana pembangunan yang akan dipusatkan
di wilayah Desa Passo menjadikan sungai ini sangat rawan akan bencana banjir.
tersebut.
Maksud analisis debit banjir rancangan Bendungan Way Yori terutama untuk
besarnya debit banjir rancangan pada berbagai kala ulang 2, 5, 10, 25, 50, 100, 200,
dengan menentukan debit banjir rencana sebagai dasar penentuan desain struktur
tipe mercu untuk bendung pelimpah : tipe Ogee dan tipe Bulat, kedua bentuk
mercu tersebut dapat dipakai baik untuk konstruksi beton maupun pasangan batu
atau bentuk kombinasi dari keduanya. Dalam perencanaan Bendung Way Yori
wilayah. Namun faktanya tidak semua wilayah memiliki data curah hujan.
Oleh karena itu ketersediaan data curah hujan maksimum yang tersebar pada
seluruh wilayah menjadi sangat penting, untuk kondisi wilayah dimana data
meteorologi sangat kurang atau perlu perkiraan hujan maksimum secara cepat
I-2
dapat dibantu dengan prakiraan PMP (Probable Maximum Precipitation).
Salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui nilai PMP yaitu
Perhitungan curah maksimum boleh jadi dengan Medote Hersfield ini hanya
berlaku untuk hujan titik dan bukan untuk hujan wilayah, guna memenuhi
kebutuhan data hujan maksimum pada seluruh wilayah sebagai estimasi banjir
di Kota Ambon.
debit sungai pada lokasi tertentu dengan tingkat resiko yang dapat diterima,
jiwa manusia, diinginkan debit rancangan tanpa resiko gagal sama sekali. Debit
B. Rumusan Masalah
I-3
2. Bagaimana besarnya debit banjir rancangan pada berbagai kala ulang
(2, 5, 10, 25, 50, 100, 200, 1000 tahun dan PMF).
rancangan.
C. Tujuan Penelitian
debit banjir rancangan pada berbagai kala ulang (2, 5, 10, 25, 50, 100,
banjir rancangan.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk melihat Curah
frekuensi banjir di Daerah Aliran Sungai Way Yori dan digunakan untuk
I-4
E. Batasan Masalah
F. Sistematika Penulisan
Untuk tetap terarah pada tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka
dalam skripsi.
BAB III Metode Penelitian, menerangkan penelitian secara umum baik dari
BAB V Penutup, berisi kesimpulan hasil analisis data penelitian dan saran
I-6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
adanya radiasi matahari dan awan yang terjadi karena uap air, bergerak di atas
dataran didesak oleh angin. Presipitasi karena adanya tabrakan butir-butir uap
air akibat desakan angin, dapat berbentuk hujan atau salju yang jatuh ke tanah
membentuk limpasan (run off) yang mengalir kembali ke laut (Ratna, 2014).
menyerupai pola hujan tahunan rata-rata. Akibat iklim yang ekstrim maka
curah hujan menjadi tidak signifikan. Hal itulah yang menyebabkan pola
2. Karakteristik Geografis
dilihat dari kenyataannya di bumi atau posisi daerah itu pada bola bumi
dibanding dengan posisi daerah lain. Letak geografis ditentukan pula oleh
II-1
a. Letak Astronomis adalah letak suatu wilayah yang dipandang dari
b. Letak Geologis yaitu letak suatu daerah yang dilihat dari struktur batu-
batuan yang ada pada kulit buminya. Letak geologis dapat terlihat dari
fisiknya, seperti dari segi garis lintang dan garis bujur, posisi dengan
daerah lain, batuan yang ada dalam bumi, relief permukaan bumi serta
d. Letak Sosial yaitu letak suatu tempat berdasarkan keadaan sosial dan
yang dibatasi (dikelilingi) oleh garis ketinggian di mana setiap air yang jatuh
di permukaan tanah akan dialirkan melalui satu outlet. Komponen yang ada
di dalam sistem DAS secara umum dapat dibedakan dalam 3 kelompok, yaitu
komponen masukan yaitu curah hujan, komponen output yaitu debit aliran
dan polusi / sedimen, dan komponen proses yaitu manusia, vegetasi, tanah,
iklim dan topografi. Setiap komponen dalam suatu DAS harus dikelola
sehingga dapat mencapai tujuan yang kita inginkan. Tujuan dari pengelolaan
II-2
berkelanjutan sehingga dapat diperoleh kondisi tata air yang baik. Sedangkan
daya alam bagi kepentingan manusia pada saat sekarang ini dengan masih
bergerak menuju titik-titik yang lebih rendah dalam arah tegak lurus dengan
garis kontur. Daerah yang dibatasi oleh garis yang menghubungkan titik-titik
tertinggi. Air hujan yang jatuh di dalam DAS akan mengalir menuju sungai
utama yang ditinjau, sedang yang jatuh di luar DAS akan mengalir ke
4. Bangunan Pelimpah
II-3
konstruksinya cukup untuk mengalirkan debit banjir, dan memenuhi kondisi
kondisi geologi, topografi, segi keamanan, sosial dan ekonomi, cara operasi
pelimpah harus dipilih pada kondisi geologi yang memenuhi syarat. Namun
fasilitas lainnya yang terkait dan pemanfaatan bahan galian untuk timbunan
dan bagian peluncur harus mampu menampung debit banjir maksimum yang
pemecah energi dibangun guna melindungi dasar sungai, tebing dan fasitas
lainnya.
II-4
U
II-5
umumya semakin besar DAS semakin besar jumlah limpasan permukaan
B. Statistik Hidrologi
1. Base Flow
Base flow (Aliran Dasar) merupakan aliran air yang terjadi di bawah
tanah atau keluaran dari equipper air tanah yang dihasilkan dari air perkolasi
vertical melalui profil tanah ke air tanah, dan ditopang oleh aliran perlahan-
lahan dari zona aerasi (zone of aeration) pada daerah miring. Dalam hal ini
Base Flow merupakan proses penting dalam siklus hidrologi adapun proses
terbentuknya dari Base Flow tersebut dimulai dari air laut, sungai, waduk,
suhu maka air yang sudah menjadi awan kemudian berubah lagi menjadi titik-
titik air atau hujan yang kemudian jatuh ke bumi. Air yang jatuh atau hujan
ada yang jatuh langsung ke laut, sungai, waduk, dan danau, ada juga yang
jatuh ke tumbuh-tumbuhan dan ada juga yang jatuh kedalam tanah yang
dimana semua air yang turun atau hujan akan bermuara ke laut, sungai, danau
dan waduk. Dalam hal ini Base Flow adalah air hujan yang jatuh kedalam
tanah, dimana air hujan ini masuk melalui permukaan tanah, Karena
II-6
banyaknya air yang masuk ke tanah sehingga terjadi aliran dalam tanah atau
dapat terjadi di suatu daerah dengan durasi tertentu sedangkan PMP (Probable
suatu pos hujan untuk durasi tertentu. PMP juga merupakan besaran hujan
rancangan debit sungai pada lokasi tertentu dengan tingkat resiko yang dapat
Maximum Flood) atau Banjir Maksimum Boleh Jadi (BMB) (Ratna, 2014).
Curah Hujan Maksimum Boleh Jadi. Jika data debit maksimum terbesar
untuk suatu DAS dapat diamati dan diukur, maka perhitungan BMB menjadi
sederhana. Karena data debit yang ada di Indonesia sangat jarang dan kurang
II-7
demikian penting sekali diperhitungkan kondisi objektif fisik dari DAS
digunakan(Ratna, 2014).
3. Distribusi
banjir dari nilai terbesar dan berakhirnya pada debit banjir terkecil atau
4. Standar Deviasi ( S )
deviasi. Standar deviasi adalah suatu nilai yang menunjukkan tingkat atau
derajat variasi kelompok data dan ukuran standar penyimpangan diri mean
atau reratanya atau seberapa dekat titik data individu ke mean atau rata-rata
nilai sampel. Sebuah standar deviasi dari kumpulan data sama dengan nol
Sebuah nilai deviasi yang lebih besar akan memberikan makna bahwa titik
data individu jauh dari nilai rata-rata. Standar deviasi curah hujan adalah
ukuran yang menyatakan beberapa jauh nilai curah hujan menyimpang dari
nilai reratanya (Juaeni, 2006). Apabila penyebaran sangat besar terhadap nilai
rata-rata maka nilai S akan besar, akan tetapi apabila penyebaran data sangat
II-8
5. Banjir Rencana
data-data yang tersedia dan macam dari bangunan air tersebut. Setiap teknik
pendekatannya pada alam sebagai system penalaran yang diterapkan pada factor-
dasi system operasi sedang sebaliknya system pendekatan fisik matematis didasari
waktu antara 5-7 jam. Pembagian curah hujan untuk tiap jam dihitung dengan cara
hujan menjadi limpasan langsung mengikuti proses linear dan tidak berubah oleh
waktu. Hidrograf satuan ini banyak digunakan dalam perhitungan banjir rencana
II-9
6. Metode Hersfield
Pada waktu terjadi curah hujan terbesar (curah hujan maksimum) akan
terjadi banjir terbesar (debit banjir maksimum) di suatu daerah aliran sungai
ini digunakan untuk kondisi dimana data meteorologi sangat kurang atau
= + …………………………………….. (2.1)
Dimana:
: Variable statistic
II-10
Berdasarkan hujan maksimum boleh jadi atau PMP (Probable
Soemarto, 1995).
7. Penulusuran Aliran
debit aliran (hidrograf aliran) di suatu titik pada aliran berdasarkan hidrograf
yang diketahui di sebelah hulu. Apabila aliran tersebut adalah banjir maka
waduk. Dengan penulusuran banjir ini apabila hidrograf di bagian hulu sungai
atau waduk diketahui maka akan dapat dihitung bentuk hidrograf banjir di
2008).
berikut
− = ……………………………(2.2)
Dimana:
II-11
I = aliran masuk (inflow) ke ruas sungai (m3/d)
interval waktu dt adalah sama dengan aliran masuk dikurangi aliran keluar.
(Bambang, 2008).
= ( )………………………….(2.3)
Atau
= ……………………………..(2.4)
dari aliran masuk (I) dan aliran keluar (O), yang mempunyai bentuk berikut
(Bambang, 2008):
= + (1 − )…………………………….(2.5)
II-12
Dimana:
S : Volume tampungan,
(B), tinggi peluapan (H) dan koefisien debit (Cd) yang diberikan oleh bentuk
= . . ℎ ……………………………..(2.6)
Dimana
Q : Debit, /
: Koefisien Debit ( )
: Panjang Mercu
ℎ: Tinggi Peluapan
II-13
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Umum
dengan menggunakan Data curah hujan selama 10 tahun yaitu tahun 2006-2015.
perhitungan curah hujan maksimum harian rata-rata pada daerah aliran sungai
2. Mencari besarnya curah hujan pada hujan harian maksimum (R24) pada
3. Mencari besarnya curah hujan pada hujan harian maksimum (R24) pada
Untuk lebih jelasnya telah disajikan satu contoh analisis data curah hujan
maksimum harian rata-rata (R24) pada stasiun Pattimura Ambon pada tabel 4.1.
III-1
B. Diagram Alir Penelitian
III-2
C. Pengumpulan Data Penelitian
Pada penelitian ini data diperoleh dari data sekunder, data yang dikumpulkan
peneliti dari berbagai sumber yang telah ada, yaitu data curah hujan 2006-2015 dan
studi pustaka, berbagai literature seperti buku, jurnal penelitian, artikel-artikel ilmiah,
D. Analisis Perhitungan
a. Pengukuran Dispersi
sesuai dengan sebaran curah hujan rata-rata yang ada. Pada kenyataannya
bahwa tidak semua varian dari suatu variabel hidrologi terletak atau sama
dengan nilai rata-ratanya. Variasi atau dispersi adalah besarnya derajat atau
III-3
Standar Deviasi ( S )
Apabila penyebaran sangat besar terhadap nilai rata-rata maka nilai Sx akan
besar, akan tetapi apabila penyebaran data sangat kecil terhadap nilai rata-rata
maka nilai S akan kecil. Jika dirumuskan dalam suatu persamaan adalah
∑ ( )
= ……………..……….(3.1)
dimana,
S = Standar Deviasi
Xi = nilai variant
X = nilai rata-rata
n = lamanya pengamatan
III-4
=( )( )
∑ ( − ) ……………..……….(3.2)
dimana,
CS = koefisien kemencengan
Xi = nilai variat
X = Nilai rata-rata
S = Standar Deviasi
=( )( )(
∑ ( − ) ……………………… (3.3)
)
Dimana,
CK = koefisien kemencengan
Xi = nilai variant
X = nilai rata-rata
III-5
n = lamanya pengamatan
S = Standar Deviasi
antara Standar Deviasi dengan nilai rata-rata hitung dari suatu distribusi.
1995):
= …………………………………….. (3.4)
dimana,
CV = koefisien variasi
S = Standar Deviasi
X = nilai rata-rata
III-6
Tabel 3.1 Harga Koefisien pada Masing-masing Metode
Metode CS CK
Normal 0 3
Lo normal CS/CV = 3
Gumbel 1,14 5,4
Log Person III Jika tidak ada nilai yang sesuai
Sumber : Haerussalam, 2005
hujan rencana dalam beberapa metode ulang yang akan digunakan untuk
menganalisis frekuensi curah hujan, analisis statistik dari distribusi curah hujan
tahunan, debit rata-rata tahunan. Distribusi normal atau kurva normal disebut
= + …………………………………….. (3.5)
III-7
= curah hujan rencana (mm/hari)
Rumus yang digunakan dalam perhitungan metode ini adalah sebagai berikut :
= + . …………………………………….. (3.6)
= 10 …………………………………….. (3.7)
dimana,
tahun (mm/hari)
III-8
= Standar variable untuk periode ulang tahun (Tabel 3.3) (Ir
( )
= + …………………………………….. (3.8)
dimana,
tahun (mm/hari)
III-9
S = Standar Deviasi = ∑( − )
n = lamanya pengamatan
n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0.4952 0.4996 0.5035 0.507 0.51 0.5128 0.5157 0.5181 0.5202 0.522
20 0.5236 0.5252 0.5268 0.5283 0.5296 0.53 0.582 0.5882 0.5343 0.5353
30 0.5363 0.5371 0.538 0.5388 0.5396 0.54 0.541 0.5418 0.5424 0.543
40 0.5463 0.5442 0.5448 0.5453 0.5458 0.5468 0.5468 0.5473 0.5477 0.5481
50 0.5485 0.5489 0.5493 0.5497 0.5501 0.5504 0.5508 0.5511 0.5515 0.5518
60 0.5521 0.5524 0.5527 0.553 0.5533 0.5535 0.5538 0.554 0.5543 0.5545
70 0.5548 0.555 0.5552 0.5555 0.5557 0.5559 0.5561 0.5563 0.5565 0.5567
80 0.5569 0.557 0.5572 0.5574 0.5576 0.5578 0.558 0.5581 0.5583 0.5585
90 0.5586 0.5587 0.5589 0.5591 0.5592 0.5593 0.5595 0.5596 0.8898 0.5599
100 0.56
n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0.9496 0.9676 0.9833 0.9971 1.0095 1.0206 1.0316 1.0411 1.0493 1.0565
20 1.0628 1.0696 1.0754 1.0811 1.0864 1.0915 1.0961 1.1004 1.1047 1.108
30 1.1124 1.1159 1.1193 1.226 1.226 1.1255 1.1285 1.1313 1.1363 1.1388
40 1.1413 1.1436 1.1458 1.148 1.1499 1.1519 1.1538 1.1557 1.1574 1.159
50 1.1607 1.1623 1.1638 1.1658 1.1667 1.1681 1.1696 1.1708 1.1721 1.1734
60 1.1747 1.1759 1.177 1.1782 1.1793 1.1803 1.1814 1.1824 1.1834 1.1844
70 1.1854 1.1863 1.1873 1.1881 1.189 1.1898 1.1906 1.1915 1.1923 1.193
80 1.1938 1.1945 1.1953 1.1959 1.1967 1.1973 1.198 1.1987 1.1994 1.2001
90 1.2007 1.2013 1.2026 1.2032 1.2038 1.2044 1.2046 1.2049 1.2055 1.206
100 1.2065
III-10
Tabel 3.6 Reduced Variate (Yt)
distribusi Pearson tipe III dengan menggantikan variat menjadi nilai logaritmik.
∑
Nilai rata-rata : = =
∑( )
Standar Deviasi : =
∑ ( )
Koefisien Kemencengan : = ( )( )
rumus
= + . …………………………………….. (3.9)
III-11
Xt = Logaritma curah hujan dalam periode ulang T tahun
(mm/hari)
= Nilai rata-rata
S = Standar Deviasi
n = Jumlah pengamatan
III-12
-0.2 0.033 0.85 1.258 1.68 1.945 2.178 2.388 2.81
-0.3 0.050 0.83 1.245 1.643 1.89 2.104 2.294 2.675
-0.4 0.066 0.855 1.231 1.606 1.834 2.029 2.201 2.54
-0.5 0.083 0.856 1.216 1.567 1.777 1.955 2.108 2.4
-0.6 0.099 0.857 1.2 1.528 1.72 1.88 2.016 2.275
-0.7 0.116 0.857 1.183 1.488 1.663 1.806 1.926 2.15
-0.8 0.132 0.856 1.166 1.488 1.606 1.733 1.837 2.035
-0.9 0.148 0.854 1.147 1.407 1.549 1.66 1.749 1.91
-1.0 0.164 0.852 1.128 1.366 1.492 1.588 1.664 1.8
-1.2 0.195 0.844 1.086 1.282 1.379 1.449 1.501 1.625
-1.4 0.225 0.832 1.041 1.198 1.27 1.318 1.351 1.465
-1.6 0.254 0.817 0.994 1.116 1.166 1.2 1.216 1.28
-1.8 0.282 0.799 0.945 1.035 1.069 1.089 1.097 1.13
-2 0.307 0.777 0.895 0.959 0.98 0.99 1.995 1
-2.2 0.33 0.752 0.844 0.888 0.9 0.905 0.907 0.91
-2.5 0.36 0.711 0.771 0.793 1.798 0.799 0.8 0.802
-3 0.396 0.636 0.66 0.666 0.666 0.667 0.667 0.668
3. Uji Keselarasan
distribusi pelyang yang telah dipilih dapat mewakili dari distribusi statistic
sample data yang dianalisa. Ada dua jenis keselarasan (Goodness of Fit Test),
yaitu uji keselarasan Chi Kuadrat dan Smirnov Kolmogorof. Pada test ini
III-13
dengan uji keabsahan. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan metode Chi-
( )
=∑ …………………………………….. (3.11)
dimana,
= Nilai Pengamatan.
= Nilai teoritis.
Dimana:
G = jumlah kelas
N = jumlah data
III-14
5. Tiap-tiap sub group hitung nilai:
( )
( − ) …………………………………….. (3.13)
( )
6. Jumlah seluruh G sub group nilai untuk menentukan nilai
chi-kuadrat.
= − ( + 1) …………………………………….. (3.14)
Dimana:
Dk = Derajat kebebasan
G = Jumlah kelas
III-15
Tabel 3.8 Nilai Kritis untuk Distribusi Chi Kuadrat
Coef. Signicant
DK
a = 0.95 a = 0.90 a = 0.10 a = 0.05
1 …. 0.02 2.71 3.84
2 0.1 0.21 4.61 5.99
3 0.35 0.58 6.25 7.81
4 0.71 1.06 7.78 9.49
5 1.15 1.61 9.24 11.07
6 1.64 2.2 10.64 12.59
7 2.17 2.83 12.02 14.07
8 2.73 3.49 13.36 15.51
9 3.33 4.17 14.68 16.92
10 3.94 4.87 15.99 18.31
12 5.23 6.3 18.55 21.03
14 6.57 7.79 21.06 23.68
16 7.26 9.31 23.54 26.3
18 9.39 10.86 25.99 28.87
20 10.85 12.44 28.41 31.41
25 14.61 16.47 34.38 37.65
30 18.49 20.6 40.26 43.77
40 26.51 29.05 51.8 55.76
50 34.76 37.69 63.17 67.5
60 43.19 46.46 74.4 79.08
70 51.74 55.33 85.53 90.53
80 60.39 64.28 96.58 101.88
90 69.13 73.29 107.56 113.14
100 77.93 82.36 118.5 124.34
Source : MMA. Shahin, Analisa Statistik dalam Hidrologi
8. Jika Chi Square < Chi kritis maka distribusi tidal dapat digunakan
III-16
4. Base Flow
mengalami infiltrasi dan perkolasi masuk dalam tampungan air tanah dan keluar
sungai sebagai rembesan mata air. Base flow disajikan sebagai berikut (Viera
, ,
= 0,4751 …………………………….. (3.15)
Dimana:
QB = Aliran Dasar, ( / )
A = Luas, ( )
5. Metode Hersfield
digunakan untuk memperkirakan nilai hujan maksimum boleh jadi. Metode ini
digunakan untuk kondisi dimana data meteorologi sangat kurang atau perlu
= + …………………………………….. (3.16)
Dimana:
III-17
: Variable statistic
Metode hersfield sangat sesuai dihitung untuk DAS yang luasnya < 1000
1. Menghitung nilai ∑ 1, ∑ 2, ∑ 1 , ∑ 2
∑ ∑
1= dan − =
∑ ( − )
/ − =
−1
= 1 . .
= . .
7. Menentukan Harga Km
III-18
8. Menghitung Nilai PMP
= + .
= 1.3
III-19
(Sumber : RSNI T-02-2004)
Maksimum
Keterangan gambar :
maksimum
III-20
Sumber :RSNI T-02-2004
Pengamatan Maksimum
Keterangan gambar :
III-21
3. Faktor penyesuaian Sn (persen) adalah f3
Keterangan gambar :
III-22
6. Metode Perhitungan Banjir Rencana
hidrograf satuan sintetik, diperlukan pembagian curah hujan yang terjadi dalam
suatu selang waktu. Untuk itu diperlukan selang waktu antara 5-7 jam.
Pembagian curah hujan untuk tiap jam dihitung dengan cara rasional sebagai
berikut:
= …………………………………….. (3.17)
= . − ( − 1) ∗ ( − 1) …………………………………….. (3.18)
transformasi hujan menjadi limpasan langsung mengikuti proses linear dan tidak
= ∗ …………………………………….. (3.19)
III-23
Dimana:
Rn = Hujan efektif
F= Koefisien pengaliran
dan karakteristik hujan yang jatuh di daerah tersebut. Besarnya harga koefisien
KOEFISIEN
KONDISI DAS
PENGALIRAN (C)
Pegunungan Curam 0,75 – 0,90
Satuan Sintetik Nakayasu, disamping itu hidrograf satuan ini banyak digunakan
III-24
dalam perhitungan banjir rencana di Indonesia. Adapun rumus yang digunakan
= ,
∗ ∗( , )
…………………………………….. (3.20)
,
Dimana:
= + 0,8
,
= , 21 ∗ < 15
, : Waktu yang diperlukan pada penurunan debit puncak sampai ke debit sebesar
Tg : Time Lag, Yaitu waktu antara hujan sampai debit puncak banjir (jam)
III-25
: Parameter hidrograf
7. Penelusuran Aliran
aliran (hidrograf aliran) di suatu titik pada aliran berdasarkan hidrograf yang
diketahui di sebelah hulu. Apabila aliran tersebut adalah banjir maka prosedur
penelusuran banjir ini apabila hidrograf di bagian hulu sungai atau waduk
diketahui maka akan dapat dihitung bentuk hidrograf banjir di bagian hilirnya.
titik di hilir besar hidrograf di hulu. Penelusuran secara hidrologis dapat berupa
− = …………………………………….. (3.22)
Dimana:
III-26
I = aliran masuk (inflow) ke ruas sungai (m3/d)
interval waktu dt adalah sama dengan aliran masuk dikurangi aliran keluar.
= ( ) …………………………………….. (3.23)
Atau
= …………………………………….. (3.24)
masuk (I) dan aliran keluar (O), yang mempunyai bentuk berikut:
= + (1 − ) …………………………………….. (3.25)
III-27
Dimana:
S : Volume tampungan,
melalui bangunan pelimpah tergantung pada lebar bangunan pelimpah (B), tinggi
peluapan (H) dan koefisien debit (Cd) yang diberikan oleh bentuk berikut:
= . . ℎ ……………………………..(3.26)
Dimana
Q : Debit, /
: Koefisien Debit ( )
: Panjang Mercu
ℎ: Tinggi Peluapan
III-28
Gambar 3.6 Faktor koreksi untuk selain tinggi energi rencana pada
III-29
Koefisien debit efektif adalah hasil
a. Penelusuran Waduk
− = ∆
…………………………………….. (3.27)
Dimana:
III-30
1 + 2 : aliran keluar pada waktu ke 1 dan ke 2
∆ : interval waktu
1= 1 …………………………………….. (3.28a)
Dan
1= 1…………………………………….. (3.28b)
memberikan:
2= + + …………………………………….. (3.29)
∆
= ∆ …………………………………….. (3.30a)
( )
= …………………………………….. (3.30b)
∆
= ∆ …………………………………….. (3.30c)
( )
III-31
+ = 1…………………………………….. (3.30d)
menghitung hidrograf aliran keluar dari waduk yang mempunyai permukaan air
horizontal.
∆
+ = + + ∆
− …………………………………….. (3.31)
Dimana nilai-nilai yang belum diketahui berada di ruas kiri sedang nilai
= + + …………………………………….. (3.32)
Dimana:
= + …………………………………….. (3.33a)
= − …………………………………….. (3.33b)
Dalam metode ini diperlukan data geometri dan hidraulisa waduk, seperti
III-32
keluar. Kurva elevasi tampungan ditentukan berdasar data topografi. Elevasi
III-33
BAB IV
Perhitungan curah hujan maksimum harian rata-rata pada stasiun curah hujan
diperoleh dari data BMKG Stasiun Meteorologi Klas II Pattimura Ambon, setelah
data harian hujan per-bulan dilakukan pengumpulan data harian hujan per tahun.
(Tabel 4.1)
Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Curah Hujan Maksimum Harian rata-rata per tahun
IV-1
2. Hasil Perhitungan Dispersi
mendapatkan pola sebaran yang sesuai dengan sebaran curah hujan rata-rata yang
a. Rata-rata (X)
∑( )
=
1679,300
=
10
= 167,930
IV-2
b. Standar Deviasi (S)
∑ ( − )
=
−1
31496,44
=
10 − 1
= 59,157
Metode CS CK
Normal 0 3
Lo normal CS/CV = 3
Gumbel 1,14 5,4
Log Person III Jika tidak ada nilai yang sesuai
Sumber: Haerussalam, 2005
= ( − )
( − 1). ( − 2).
10
= . (−1311756.487)
(10 − 1)(10 − 2). 59,157
= −0,880
IV-3
d. Koefisien Kurtosis (CK)
= ( − )
( − 1)( − 2)( − 3)
10
= . (295551343,068)
(10 − 1)(10 − 2)(10 − 3). 59,157
= 4,788
Person Type III yang sesuai, sehingga untuk analisis selanjutnya digunakan
Metode Perhitungan Log Person Type III untuk menganalisa hujan rencana,
pada metode ini telah diperhitungkan nilai rata-rata (X) dan Standar Deviasi (S),
Untuk nilai K (koefisien Log person Type III) dapat dilihat di (Tabel 3.7).
IV-4
Tabel 4.4. Perhitunga Curah Hujan Maksimum Periode Ulang Metode Log Person
Type III
Periode
K X S Xt (mm)
Ulang
2 0.145 176.496
5 0.854 218.474
10 1.151 236.008
25 1.415 251.649
167.930 59.157
50 1.560 260.239
100 1.675 266.994
200 1.767 272.437
1000 1.935 282.398
= + .
= 176.496
IV-5
4. Hasil Uji Keselarasan
(Oi-Ei)^2
Nilai Batas Tiap Kelas Ei Oi Oi-Ei
Ei
248 < Xi < 207.860 2 2 0 0
207.860 < Xi < 167.720 2 4 2 2
167.720 < Xi < 127.580 2 2 0 0
127.580 < Xi < 87.440 2 1 -1 0.5
87.440 < Xi < 47.300 2 1 -1 0.5
Jumlah 10 10 3
Chi Square (c^2) = 3
( − )
=
(4 − 2)
=
2
=2
= 1 − 3,322
= 1 − 3,322 10
= 4.322
IV-6
=5
b. Nilai Ei
10
=
5
=2
c. Derajat Kebebasan
= 5 − (1 + 1)
= 3
Chi square < chi Kritis = 3 < 7.81, maka Distribusi Log Person Type III dapat
digunakan.
IV-7
B. Hasil Perhitungan Aliran Dasar / Base Flow (QB)
IV-8
Kerapatan Jaringan Kuras (D)
21.962
=
23.792
= 0.923 /
. .
= 0.4751
. .
= 0.4751 23.792 0.923
= 3.396 /
IV-9
C. Hasil Perhitungan Curah Hujan Maksimum yang Mungkin Terjadi (PMP)
Metode ini lebih sesuai untuk DAS yang luasnya < 1000 (Luas DAS =
23.792 )
No Tahun/Bulan Maximum
1 2012 248
2 2013 232
3 2015 189
4 2006 188
5 2011 188
6 2008 170
7 2014 163
8 2010 157
9 2009 97
10 2007 47.3
Total 1679.3
Rata-rata 167.93
n 10
1 = 20
∑ 1 = 1679.300
∑ 1 = 2820048
2= −1
2 = 10 − 1
2=9
∑ 2=∑ 1−
IV-10
∑ 2 = 1679.300 − 248
∑ 2 = 1431.300
∑ 2 =∑ 1 −( )
∑ 2 = 2820048 − 248
∑ 2 = 2758544
∑ ∑
1= − =
. .
1= − =
1 = 167.930 − = 159.033
.
= .
= 0.947
55.196
= 0.933
59.157
IV-11
a. Factor penyesuaian Xn
Dari hasil bagi xn-m dan xn maka didapat factor penyesuaiannya rata-rata
terhadap pengamatan max adalah 102% (di ambil dari gambar 3 Bab 3). Dengan
panjang pencatatan 10 tahun, maka factor penyesuaiannya adalah 105% (di ambil
= 1 102% 105%
= 170.449
b. Faktor pernyesuaian Sn
Dari hasil bagi Sn-m dan Sn maka didapat factor penyesuaiannya rata-rata
terhadap pengamatan max adalah 112.667% (di ambil dari gambar 4 Bab 3).
= 1 112.667% 105%
= 86.646
Dari garis untuk durasi 24 jam didapatkan nilai Km = 13 (di ambil dari gambar
2 Bab 3)
= + .
IV-12
= 1296.850
Agar mendekati nilai PMP sebenarnya maka nilai PMP dikalikan 1.13
= 1.13
= 1465.44
= − ( − 1) ( − 1)
/
24 6
=
6
/
24 6
=
6 1
= 24 0.550
= 0.550
Pegunun
Waktu Hujan (JAM) 1 2 3 4 5 6
Tanah be
Dataran
Sumber: Hasil Perhitungan Sungai d
Sungai d
Sungai b
dataran
IV-13
Sumber : Suyono Sosrod
Pegunun
Pegunun
Tanah be
Dataran
Sungai d
Rasio 0.550 0.143 0.100 0.080 0.067 0.059
Sungai b
dataran
Sumber : Suyono Sosrod
= 0.8 176.496
= 141.197
Contoh Perhitungan Distribusi Hujan efektif jam jaman jam ke 1untuk periode
ulang 2 tahun
= 0.550
IV-14
= 0.550 141.197
= 77.704
Diketahui:
0 = 1 mm (hujan satuan)
Untuk L < 15 Km
Nilai Tg
IV-15
( ) .
= 0.21
(13.12) .
= 0.21
= 1.273
Nilai Tp
= + 0.8
= 1.273 + (0.8 1)
= 2.073
Nilai .
. =
. =2 1.273
. = 2.546
Nilai Qmax
1 1
=
3.6 0.3 + .
1 1
= 23.792
3.6 (0.3 2.073) + 2.546
= 2.086 / /
IV-16
Dengan (0 < t < Tp)
.
=
.
= 2.086
2.073
= 0.3 .
.
= 2.086 0.3 .
( . . )
= 0.3 . .
. ( . . )
= 2.086 0.3 . .
( . . )
= 0.3 .
. ( . . )
= 2.086 0.3 .
IV-17
Tabel 4.11 Ordinat Hidrograf Satuan
Wktu (t)
Qt (m3 / det) Qt / Q max Keterangan
Jam
0 0.000 0.000
1 0.363 0.174 0 < t < Tp
2 1.915 0.918
3 1.346 0.645
Qt / Qmax > 0.3
4 0.839 0.402
5 0.555 0.266
6 0.405 0.194
0.3 > Qt / Qmax > 0.09
7 0.295 0.142
8 0.216 0.103
9 0.164 0.079
10 0.130 0.062
11 0.102 0.049
12 0.081 0.039
13 0.064 0.031
14 0.050 0.024
15 0.040 0.019
16 0.031 0.015
0.09 > Qt / Qmax
17 0.025 0.012
18 0.020 0.009
19 0.015 0.007
20 0.012 0.006
21 0.010 0.005
22 0.008 0.004
23 0.006 0.003
24 0.005 0.002
IV-18
Hidrograf Satuan Sintetik Bendung Way Yori
2,5
1,5
Qt ( m3 / det)
0,5
0
0 5 10 15 20 25 30
t ( jam)
IV-19
4. Hasil Perhitungan Debit Banjir Rencana
1=
2= +
3= + +
= + ( ) + ( ) + ⋯+
1=
1 = 0.363 77.704
1 = 28.190
= 1+
= 28.190 + 3.396
= 31.586
IV-20
Tabel 4.12 Hidrograf Satuan Banjir Rancangan Debit Periode 2 Tahun
IV-21
Tabel 4.13 Hidrograf Satuan Banjir Rancangan Debit Periode 5 Tahun
IV-22
Tabel 4.14 Hidrograf Satuan Banjir Rancangan Debit Periode 10 tahun
IV-23
Tabel 4.15 Hidrograf Satuan Banjir Rancangan Debit Periode 25 tahun
IV-24
Tabel 4.16 Hidrograf Satuan Banjir Rancangan Debit Periode 50 tahun
IV-25
Tabel 4.17 Hidrograf Satuan Banjir Rancangan Debit Periode 100 tahun
IV-26
Tabel 4.18 Hidrograf Satuan Banjir Rancangan Debit Periode 200 tahun
IV-27
Tabel 4.19 Hidrograf Satuan Banjir Rancangan Debit Periode 1000 tahun
IV-28
Tabel 4.20 Hidrograf Satuan Banjir Rancangan PMF
IV-29
Tabel 4.21 Rekapitulasi Hidrograf Satuan Banjir
IV-30
Rekapitulasi Hidrograf Satuan Banjir Rancangan Metode
Nakayasu Tanpa PMF
300
250
2
200 5
Qt ( m3 / det)
10
150
25
100 50
100
50
200
0
1000
0 5 10 15 20 25 30
t ( jam)
(Tanpa PMF)
1000 10
800 25
600 50
400 100
200 200
0 1000
0 5 10 15 20 25 30 PMF
t ( jam)
IV-31
E. Hasil Perhitungan Penelusuran Banjir
Debit pelimpah dihitung mulai di atas elevasi puncak bangunan pelimpah yaitu
(3.25) dapat dihitung debit aliran yang melalui bangunan pelimpah (outflow).
= + (1 − )
persamaan (3.26).
= . .
Diketahui :
Cd = 1.3 ( )
H = 1 (Tinggi peluapan)
Dimana;
= 1.300 Kp-02
IV-32
=
= 1.3
= . .
= 1.3 40 1
= 52 /
merupakan rerata dari elevasi 87.5 m dan 88.5 m dikalikan tinggi peluapan dan
. + .
. = .
2
776547.1 + 793126.9
. = 1
2
. = 784836.955
784836.955
. =
3600
. = 218.0103 /
IV-33
Hubungan antara tinggi peluapan H (kolom 2) dan tampungan S (kolom 6)
2
= +
Δ
2 218.0103
= + 58
1
= 488.020 /
Hubungan antara Q (kolom 3) dan (kolom 7) diberikan oleh Gambar 4.6 dan
IV-34
Tabel 4.22 Hubungan Antara Tinggi Peluapan (H) dan Tampungan S
( / )
IV-35
Hubungan Sdan H
16
8
Poly.
6 (Hubunga
n Sdan H)
4
0
0 1000 2000 3000 4000
S (m3/d)
6000
Poly.
4000 (Series1)
2000
0
0 1000 2000 3000 4000 5000
Q(m3/d)
IV-36
2. Hasil Perhitungan Penelusuran Banjir di Waduk
kolom 1 adalah waktu, kolom 2 adalah aliran masuk (inflow, I), kolom 3 adalah
tampungan. Pada waktu ke nol, aliran keluar (O) dianggap sama dengan aliran
masuk (I) .
= => 3.396 /
= . .
= ( . )
3.396
=
(1.3 40)
= 0.162 m
= 35.034 /
IV-37
2
= −
Δ
35.034 2
= − 3.396
1
= 66.671 /
= + +
= 116.108 /
Pada jam 1, kolom 6 (Outflow) dihitung dengan menggunakan gambar 4.6 atau
persamaan (2):
+ (0.1209 ) − 8.1733
+ (0.1209 ) − 8.173
= 6.399 /
IV-38
Tabel 4.23 Hitungan Penelusuran Banjir di Waduk Q2
Waktu I H
S (m3/d) β1 (m3/d) α2 (m3/d) Q (m3/d)
(jam) (m3/d) (m)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
0 3.396 35.034 66.671 73.463 3.396 0.162
1 31.586 42.471 80.415 101.653 4.527 0.196
2 159.512 142.409 257.276 271.513 27.542 0.655
3 151.781 274.203 475.448 568.570 72.957 1.253
4 126.962 349.516 594.525 754.192 104.506 1.593
5 107.579 379.215 640.537 829.066 117.892 1.726
6 94.387 384.515 648.695 842.503 120.334 1.750
7 80.611 377.093 637.267 823.693 116.920 1.716
8 57.298 357.869 607.519 775.175 108.220 1.630
9 41.542 330.371 564.591 706.359 96.151 1.506
10 31.661 302.638 520.831 637.795 84.446 1.382
11 24.921 277.864 481.322 577.413 74.406 1.270
12 19.953 256.525 446.960 526.195 66.090 1.173
13 16.264 238.319 417.389 483.177 59.248 1.091
14 13.506 222.835 392.049 447.159 53.622 1.021
15 11.377 209.642 370.312 416.932 48.973 0.961
16 9.696 198.327 351.559 391.385 45.095 0.909
17 8.369 188.553 335.277 369.625 41.830 0.865
18 7.322 180.062 321.066 350.969 39.058 0.826
19 6.495 172.647 308.606 334.883 36.689 0.793
20 5.843 166.146 297.641 320.944 34.651 0.763
21 5.327 160.424 287.959 308.811 32.889 0.737
22 4.921 155.371 279.384 298.207 31.358 0.714
23 4.600 150.895 271.767 288.904 30.022 0.693
24 4.346 146.918 264.985 280.713 28.851 0.675
IV-39
Tabel 4.24 Hitungan Penelusuran Banjir Di Waduk Q5
Waktu I β1 α2 Q H
S (m3/d)
(jam) (m3/d) (m3/d) (m3/d) (m3/d) (m)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
0 3.396 35.034 66.671 73.463 3.396 0.162
1 38.291 47.755 90.117 108.358 5.393 0.221
2 196.643 168.069 300.888 325.050 35.250 0.772
3 187.073 321.612 550.822 684.604 92.402 1.467
4 156.351 404.852 679.858 894.247 129.847 1.841
5 132.357 433.890 723.967 968.567 143.813 1.970
6 116.029 435.365 726.196 972.353 144.534 1.977
7 98.975 423.219 707.809 941.200 138.629 1.923
8 70.118 398.047 669.456 876.902 126.639 1.810
9 50.615 363.831 616.767 790.189 110.895 1.657
10 38.384 330.133 564.217 705.766 96.048 1.505
11 30.040 300.538 517.497 632.642 83.579 1.372
12 23.891 275.387 477.349 571.428 73.424 1.259
13 19.324 254.158 443.129 520.564 65.187 1.163
14 15.911 236.263 414.035 478.364 58.491 1.082
15 13.275 221.128 389.242 443.221 53.013 1.013
16 11.195 208.225 367.969 413.712 48.481 0.954
17 9.552 197.135 349.578 388.716 44.692 0.904
18 8.256 187.540 333.585 367.386 41.496 0.860
19 7.232 179.192 319.607 349.073 38.778 0.822
20 6.425 171.896 307.341 333.264 36.451 0.789
21 5.787 165.493 296.537 319.552 34.448 0.760
22 5.283 159.853 286.991 307.607 32.715 0.734
23 4.886 154.869 278.531 297.160 31.208 0.711
24 4.572 150.452 271.013 287.989 29.891 0.691
IV-40
Tabel 4.25 Hitungan Penelusuran Banjir di Waduk Q10
Waktu I β1 α2 Q H
S (m3/d)
(jam) (m3/d) (m3/d) (m3/d) (m3/d) (m)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
0 3.396 35.034 66.671 73.463 3.396 0.162
1 41.092 49.883 94.011 111.159 5.756 0.231
2 212.152 178.358 318.206 347.254 38.509 0.819
3 201.815 340.721 580.802 732.173 100.641 1.553
4 168.627 427.138 713.750 951.244 140.526 1.940
5 142.707 455.860 757.050 1025.085 154.670 2.068
6 125.068 455.760 756.900 1024.826 154.620 2.068
7 106.646 441.693 735.745 988.614 147.641 2.005
8 75.473 414.101 693.955 917.864 134.247 1.882
9 54.404 377.148 637.351 823.832 116.945 1.717
10 41.192 341.031 581.286 732.948 100.776 1.554
11 32.178 309.495 531.695 654.657 87.294 1.413
12 25.535 282.816 489.251 589.408 76.380 1.292
13 20.603 260.380 453.192 535.390 67.569 1.191
14 16.915 241.528 422.619 490.710 60.437 1.105
15 14.068 225.623 396.624 453.602 54.622 1.033
16 11.821 212.093 374.360 422.513 49.826 0.972
17 10.046 200.484 355.143 396.227 45.826 0.919
18 8.646 190.455 338.451 373.835 42.459 0.874
19 7.540 181.740 323.880 354.637 39.601 0.834
20 6.668 174.132 311.104 338.088 37.159 0.799
21 5.979 167.461 299.862 323.751 35.060 0.769
22 5.435 161.591 289.936 311.276 33.246 0.742
23 5.005 156.409 281.147 300.377 31.671 0.719
24 4.667 151.820 273.342 290.819 30.297 0.698
IV-41
Tabel 4.26 Hitungan Penelusuran Banjir di Waduk Q25
Waktu I β1 α2 Q H
S (m3/d)
(jam) (m3/d) (m3/d) (m3/d) (m3/d) (m)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
0 3.396 35.034 66.671 73.463 3.396 0.162
1 43.590 51.748 97.416 113.657 6.080 0.239
2 225.987 187.362 333.287 366.992 41.437 0.860
3 214.965 357.497 606.940 774.238 108.053 1.628
4 179.577 446.696 743.280 1001.482 150.112 2.027
5 151.940 475.119 785.851 1074.797 164.386 2.154
6 133.132 473.620 783.616 1070.923 163.623 2.147
7 113.489 457.859 760.048 1030.237 155.670 2.077
8 80.250 428.130 715.252 953.786 141.008 1.945
9 57.785 388.763 655.223 853.287 122.302 1.769
10 43.697 350.517 596.086 756.705 104.949 1.597
11 34.086 317.276 543.989 673.869 90.564 1.448
12 27.003 289.261 499.547 605.077 78.974 1.321
13 21.743 265.772 461.890 548.293 69.655 1.215
14 17.811 246.085 430.032 501.444 62.137 1.126
15 14.775 229.510 402.995 462.618 56.025 1.051
16 12.379 215.436 379.874 430.150 50.998 0.987
17 10.487 203.376 359.940 402.740 46.813 0.932
18 8.994 192.970 342.645 379.421 43.295 0.885
19 7.815 183.937 327.559 359.453 40.315 0.844
20 6.884 176.058 314.344 342.259 37.773 0.808
21 6.150 169.156 302.723 327.378 35.590 0.777
22 5.570 163.087 292.469 314.442 33.705 0.749
23 5.112 157.733 283.396 303.151 32.071 0.725
24 4.751 152.995 275.343 293.258 30.647 0.703
IV-42
Tabel 4.27 Hitungan Penelusuran Banjir di Waduk Q50
Waktu I β1 α2 Q H
S (m3/d)
(jam) (m3/d) (m3/d) (m3/d) (m3/d) (m)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
0 3.396 35.034 66.671 73.463 3.396 0.162
1 44.962 52.759 99.260 115.029 6.258 0.244
2 233.584 192.244 341.434 377.806 43.053 0.882
3 222.186 366.613 621.075 797.205 112.151 1.669
4 185.591 457.322 759.242 1028.852 155.401 2.075
5 157.010 485.574 801.411 1101.844 169.736 2.200
6 137.560 483.309 798.044 1095.981 168.573 2.190
7 117.247 466.624 773.170 1052.851 160.078 2.116
8 82.873 435.730 726.746 973.289 144.713 1.978
9 59.641 395.046 664.860 869.261 125.232 1.797
10 45.073 355.642 604.058 769.574 107.226 1.620
11 35.134 321.475 550.606 684.264 92.344 1.466
12 27.808 292.734 505.084 613.547 80.383 1.337
13 22.369 268.676 466.565 555.262 70.786 1.228
14 18.303 248.536 434.015 507.237 63.058 1.137
15 15.164 231.601 406.416 467.481 56.785 1.060
16 12.686 217.232 382.833 434.266 51.631 0.995
17 10.729 204.930 362.514 406.248 47.345 0.939
18 9.185 194.320 344.894 382.428 43.747 0.891
19 7.966 185.116 329.532 362.044 40.700 0.849
20 7.003 177.091 316.080 344.501 38.103 0.813
21 6.244 170.065 304.255 329.327 35.875 0.781
22 5.644 163.889 293.826 316.143 33.952 0.753
23 5.171 158.443 284.599 304.641 32.286 0.728
24 4.797 153.624 276.414 294.567 30.835 0.706
IV-43
Tabel 4.28 Hitungan Penelusuran Banjir di Waduk Q100
IV-44
Tabel 4.29 Hitungan Penelusuran Banjir di Waduk Q200
Waktu I β1 α2 Q H
S (m3/d)
(jam) (m3/d) (m3/d) (m3/d) (m3/d) (m)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
0 3.396 35.034 66.671 73.463 3.396 0.162
1 46.910 54.180 101.849 116.977 6.512 0.250
2 244.374 199.106 352.854 393.132 45.359 0.913
3 232.441 379.453 640.904 829.669 118.002 1.727
4 194.131 472.286 781.626 1067.476 162.945 2.141
5 164.210 500.287 823.219 1139.967 177.354 2.266
6 143.848 496.935 818.261 1131.278 175.610 2.251
7 122.583 478.945 791.552 1084.692 166.338 2.171
8 86.598 446.405 742.842 1000.734 149.968 2.026
9 62.278 403.861 678.344 891.718 129.378 1.836
10 47.026 362.823 615.205 787.648 110.441 1.652
11 36.621 327.352 559.851 698.852 94.854 1.493
12 28.953 297.593 512.817 625.425 82.368 1.359
13 23.259 272.734 473.090 565.028 72.378 1.247
14 19.002 251.961 439.570 515.350 64.352 1.153
15 15.715 234.519 411.187 474.287 57.851 1.074
16 13.121 219.739 386.959 440.024 52.519 1.007
17 11.073 207.096 366.101 411.152 48.091 0.949
18 9.456 196.203 348.027 386.631 44.379 0.900
19 8.180 186.759 332.280 365.664 41.239 0.857
20 7.173 178.531 318.498 347.632 38.565 0.819
21 6.377 171.331 306.389 332.047 36.273 0.787
22 5.749 165.005 295.714 318.515 34.297 0.758
23 5.254 159.430 286.274 306.717 32.586 0.732
24 4.863 154.500 277.903 296.390 31.097 0.710
IV-45
Tabel 4.30 Hitungan Penelusuran Banjir di Waduk Q1000
Waktu I β1 α2 Q H
S (m3/d)
(jam) (m3/d) (m3/d) (m3/d) (m3/d) (m)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
0 3.396 35.034 66.671 73.463 3.396 0.162
1 48.501 55.328 103.938 118.568 6.719 0.256
2 253.185 204.654 362.057 405.624 47.250 0.938
3 240.816 389.854 656.898 856.059 122.809 1.773
4 201.105 484.405 799.675 1098.819 169.136 2.195
5 170.091 512.194 840.794 1170.870 183.595 2.319
6 148.984 507.957 834.548 1159.869 181.367 2.300
7 126.941 488.906 806.360 1110.473 171.453 2.215
8 89.641 455.029 755.802 1022.941 154.255 2.065
9 64.431 410.974 689.194 909.874 132.754 1.868
10 48.621 368.610 624.166 802.246 113.055 1.678
11 37.836 332.084 567.278 710.623 96.889 1.514
12 29.887 301.500 519.025 635.002 83.976 1.376
13 23.985 275.995 478.325 572.897 73.665 1.261
14 19.572 254.712 444.027 521.883 65.398 1.165
15 16.166 236.862 415.012 479.765 58.711 1.084
16 13.477 221.750 390.265 444.655 53.234 1.016
17 11.354 208.834 368.976 415.095 48.692 0.957
18 9.678 197.712 350.537 390.007 44.887 0.907
19 8.355 188.076 334.480 368.570 41.672 0.863
20 7.311 179.684 320.433 350.145 38.936 0.825
21 6.486 172.344 308.096 334.230 36.593 0.791
22 5.835 165.899 297.224 320.417 34.574 0.762
23 5.322 160.220 287.613 308.381 32.827 0.736
24 4.916 155.200 279.094 297.851 31.307 0.713
IV-46
Tabel 4.31 Hitungan Penelusuran Banjir di Waduk PMF
Waktu I β1 α2 Q H
S (m3/d)
(jam) (m3/d) (m3/d) (m3/d) (m3/d) (m)
IV-47
180 PENELUSURAN BANJIR
160
140
120
Debit (m3/d)
100
80 Inflow
60 Outflow
40
20
0
0 5 10 15 20 25
Waktu (Jam)
200
Debit (m3/d)
150
Inflow
100
Outflow
50
0
0 5 10 15 20 25
Waktu (Jam)
IV-48
250 PENELUSURAN BANJIR
200
Debit (m3/d)
150
Inflow
100
Outflow
50
0
0 5 10 15 20 25
Waktu (Jam)
200
Debit (m3/d)
150
Inflow
100
Outflow
50
0
0 5 10 15 20 25
Waktu (Jam)
IV-49
Gambar 4.10 Penelusuran Banjir Q25
250
200
Debit (m3/d)
150
Inflow
100 Outflow
50
0
0 5 10 15 20 25
Waktu (Jam)
250
200
Debit (m3/d)
150
Inflow
100 Outflow
50
0
0 5 10 15 20 25
Waktu (Jam)
IV-50
300 PENELUSURAN BANJIR
250
200
Debit (m3/d)
150
Inflow
100 Outflow
50
0
0 5 10 15 20 25
Waktu (Jam)
250
200
Debit (m3/d)
150
Inflow
100 Outflow
50
0
0 5 10 15 20 25
Waktu (Jam)
IV-51
1600 PENELUSURAN BANJIR
1400
1200
1000
Debit (m3/d)
800
600 Inflow
400 Outflow
200
0
0 5 10 15 20 25
-200
Waktu (Jam)
IV-52
Tabel 4.32 Data Lengkung Debit Bendungan Way Yori
S H
Elevasi H
(Kapasitas (Tinggi Muka Air)
(Mdpl)
Pelimpah) (m)
(1) (2) (3)
0.000 0.000 87.500
3.396 0.136 87.636
38.736 0.687 88.187
43.258 0.740 88.240
47.691 0.789 88.289
52.845 0.845 88.345
58.882 0.908 88.408
66.011 0.980 88.480
74.495 1.063 88.563
84.680 1.157 88.657
97.025 1.267 88.767
112.159 1.396 88.896
130.989 1.548 89.048
154.913 1.731 89.231
186.068 1.956 89.456
227.516 2.237 89.737
283.850 2.593 90.093
362.651 3.052 90.552
385.083 3.177 90.677
473.888 3.648 91.148
617.879 4.354 91.854
753.885 4.972 92.472
867.275 5.459 92.959
939.499 5.758 93.258
987.700 5.953 93.453
1074.107 6.295 93.795
IV-53
Elevasi Pelimpah Bendungan Way Yori adalah 87.5 m, tinggi muka air
maksimum yaitu 6.295 m di atas Pelimpah sehingga elevasi maksimum muka air
yaitu +93.795 m .
IV-54
Gambar 4.17 Bendung Pelimpah Mercu tipe Ogee
IV-55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nakayasu untuk kala ulang 2, 5, 10, 25, 50, 100, 200, 1000 tahun,
V-1
B. Saran
menjadi perbandingan.
V-2
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional. 2004. Standar Nasional Indonesia (SNI). RSNI T-02-
Indonesia: Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 2016. Standar Nasional Indonesia (SNI). SNI 2415-
Indonesia: Jakarta.
Edy Sriyono, 2012. Analisis Debit Banjir Rancangan Rehabilitasi Situ Sidomukti.
Edy Sriyono, 2012. Penulusuran Banjir dan Kapasitas Pelimpah Situ Lebakwangi,
Kevin Alvaisha Matondang, Abu, Asep, Ganda, Yasin, Nario, 2014. Base Flow.
Jakarta: STTP-PLN.
Ratna Oktavia Budiono, 2014. Estimasi Curah Hujan Maksimum Boleh Jadi Di
Nova.
Yogyakarta
Vera Wim Andiese, 2012. Pengujian Metode Hidrograf Satuan Sintetik Gama I
Tadulako.