Anda di halaman 1dari 6

Nama : Hesti Eka Nur Dianti

NIM : 181910008

Semester :5

Prodi : Pendidikan IPA

Mata Kuliah : Metode Penelitian Pendidikan

Dosen Pengampu : Agus Rohman, M. Pd

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN


KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA SISWA KELAS VII DALAM MATA
PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN IKLIM

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan bagi setiap manusia saat ini sangatlah menjadi kebutuhan yang amat
menentukan bagi masa depan seseorang diera global yang mana serba modern, sehingga
menuntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih serta mengharuskan
seseorang menguasai dan memahami berbagai disiplin ilmu agar dapat mengikuti
perkembangan zaman yang semakin canggih ini. Terkait proses berpikir yang melibatkan
berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat tinggi yang dikenal dengan
metakognisi yang mana kemampuan berpikir yang diperlukan pada era globalisasi saat ini.
(Philips, 2008, h. 2)

Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar memegang peranan yang penting.
Inti dari kegiatan pendidikan adalah kegiatan belajar-mengajar, cara siswa mengikuti
kegiatan belajar-mengajar dan hasilnya akan terlihat dari hasil belajar yang diperoleh
siswa. Banyak kasus yang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa banyak yang kurang
memuaskan dan banyak nilai siswa dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang
telah ditentukan, ini dikarenakan keberhasilan proses belajar mengajar terutama program
pendidikan IPA yang mana dipandang dengan pembelajaran monoton dan menegangkan
karena dengan pembelajaran yang kurang enjoy sekaligus meyenangkan disebabkan
dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Pembelajaran IPA adalah pembelajaran yang menyenangkan karena siswa dapat


belajar melalui alam sekitar, bahkan siswa bisa diajak untuk bersentuhan dengan objek
ciptaan tuhan secara langsung sekaligus mengenalnya. Dalam pembelajaran IPA
dibutuhkan Proses pembelajar yang menyenangkan sekaligus memperoleh pemahaman
yang detail. Proses pembelajaran ini banyak Melibatkan aktivitas guru dan siswa. Untuk
mencapai tujuan pembelajaran, diperlukan adanya alternative model pembelajaran yang
sesuai dengan mata pelajaran agar dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan
pembelajara tersebut.

Permasalahan yang sering dijumpai dalam proses pembelajaran kurangnya


perhatian guru terhadap karakteristik siswa terutama gaya belajar siswa. Hal ini juga terjadi
di SMP Negeri 3 Lamongan. Keberhasilan suatu proses pembelajaran bisa diukur dengan
hasil belajar yang dipengaruhi oleh bebarapa hal yaitu strategi pembelajaran, tujuan
pembelajaran dan juga media pembelajaran. Kesesuaian antara strategi pembelajaran
dengan karakteristik siswa, salah satunya adalah model atau gaya belajar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga dalam hal ini penting bagi semua guru untuk
mengetahui gaya belajar siswa sebelum menerapkan model pembelajaran atau strategi
pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi awal di SMP Negeri 3 Lamongan pada Kelas VII Mata
Pelajaran IPA kelas VII bahwasannya banyak sekali model pembelajaran yang diterapkan,
seperti model pembelajaran Langsung, pembelajaran berbasih masalah, ceramah dan lain
sebagainya, yang menyesuaikan dengan materi yang disampaikan oleh guru. dan akan
adanya praktikum pada materi tertentu juga, serta adanya diskusi kelompok atau
pembentukan kelompok jika diperlukan. Tapi ternyata model yang sering digunakan
adalah Model Pembelajaran Langsung dimana guru mentransformasikan informasi atau
keterampilan secara langsung kepada siswa dan pembelajaran berorientasi pada tujuan dan
distrukturkan oleh guru yang diajarkan dengan pola kegiatan bertahap, selangkah demi
selangkah. Adanya sesi Tanya jawab dari guru untuk kelas menunjang pemahaman siswa
juga diterpakan dalam model pembelajaran yang ada dikelas VII tersebut.

Perkembangan Model Pembelajaran dari waktu ke waktu terus mengalami


perubahan. Model pembelajaran perlu dipahami baik guru maupun siswa agar dapat
melaksanakan pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam
penerapannya model pembelajaran harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan siswa karena
masing-masing model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan tekanan utama yang
berbeda-beda. Sejalan dengan pendekatan Saintifik dalam pembelajaran, salah satu model
pembelajaran yang kini banyak mendapat respon adalah model pembelajaran Based
Learning.

Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang menekankan


pada permasalahan yang nyata yang dipilih sehingga siswa tidak hanya fokus atau
mempelajari konsep – konsep terhadap permasalahan yang diberikan melainkan
bagaimana penyelesaian masalah tersebut, dimana siswa bukan hanya memhami konsepan
permasalahan yang ada yang mengalihkan pusat perhatian mereka tetapi memperoleh
pengalam belajar yang berhubungan dengan keterampilan menerapkan metode secara
ilmiah untuk memecahkan permasalahan dan menumbuhkan pola berpikir kritis. Istarani
(2014:139) menyatakan Ada 5 langkah utama dalam model pembelajaran PBL ini yaitu;
(1) mengorientasikan atau meninjau peserta didik terhadap permasalahan, (2)
mengorganisasikan atau mengatur peserta didik untuk belajar, (3) pendidik membimbing
atau memandu penyelidikan yang dilakukan peserta didik secara kelompok maupun
individu, (4) peserta didik mengembangkan serta menyajikan hasil penyelidikan tadi, (5)
kemudian menganalisis serta mengevaluasi hasil karya atau penyelidikan tersebut.

Penyataan diatas sependapat dengan apa yang diungkapkan oleh Tan (dalam
Rusman, 2014:229) pembelajaran berbasis masalah ini atau yang disebut dengan Problem
Based Learning dianggap sebagai inovasi model pembelajaran, karena melibatkan
kemampuan berpikir siswa yang akan ditingkatkan melalui pembelajaran berbasis masalah
ini, baik melalui kelompok maupun individu yang sistematis. Sehingga siswa mampu
mengasuh, menguji, memberdayakan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.
Dengan penerapan model Problem Based Learning (PBL) pada pembelajaran Biologi
khususnya materi perubahan iklim diharapkan siswa mampu menggunakan serta
mengembangkan model pembelajaran ini untuk menyelesaikan permasalahan yang akan
diberikan.

Dalam model pembelajaran Problem Based Learning Siswa disuguhkan dengan


permasalahan yang nyata yang membutuhkan penyelesaian yang nyata lalu siswa
melakukan penyelidikan atas permasalahan tersebut, agar siswa dapat belajar berpikiir
kritis dan meningkatkan keterampilan memecahkan masalah sekaligus memperoleh
pengetahuan. Hal ini gaya belajar merupakan kombinasi dari cara seseorang dalam
menyerap informasi, kemudian mengatur dan mengelolah informasi tersebut mejadi
pemahaman mereka, yaitu dengan cara visual (melihat), auditori (mendengar), dan
kinestetik (bergerak atau melakukan kegiatan langsung). Kesesuaian antara gaya belajar
dengan model pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Tujuan dari pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini sendiri yaitu untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kemampuan memecahkan permasalahan
serta peserta didik yang aktif membangun pengetahuannya sendiri (Hosnan, 2014:299).
Selain tujuan diatas yakni mengembangkan pemikiran kritis, Model PBL ini juga dapat
mengembangkan kemandirian belajar peserta didik dan keterampilan sosial. Ketika peserta
didik melakuakan kolanorasi untuk mengidentifikasi suatu permasalahan, informasi,
strategi dan sumber belajar yang relevan untuk menyelesaikan masalah yang telah
diberikan disitulah kemandirian dan kemampuan peserta didik itu terbebentuk.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini peneliti menerapkan model
PBL (Problem Based Learning) pada materi Perubahan Iklim Kelas VII SMP Negeri 3
Lamongan , yaitu penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk
melakukan konfrontasi terhadap dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi sesuatu yang
baru dan beberapa permasalahan yang ada. Dimana nantinya penulis akan membagi
beberapa kelompok pada materi perubahan iklim, lalu guru memberi permasalahan yang
nyata tentang topik tersebut kepada siswa, setiap kelompok diminta untuk berdiskusi dan
memecahkan masalah tersebut sesuai pengetahuan mereka dan mungkin diberikan
beberapa referensi atau sumber yang ada.
Penelitian ini bertujuan untuk menjawa ketiga permasalahan tersebut. Hasil
penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan model pembelajaran dalam mata
pelajaran IPA Khususnya di kelas VII SMP Negeri 3 Lamongan serta bisa bermanfaat bagi
pembaca. Peneliti juga berharap dengan adanya Penelitian Model Pembelajaran ini bisa
meningkatkan keterampilan berpikir kritis bagi siswa khususnya siswa kelas VII SMP
Negeri 3 Lamongan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar Belakang tersebut, dapat di Identifikasi beberapa permasalahan


sebagai berikut:

1. Bagaimana meningkatkan keterampilan berpikir kritis peserta didik kelas VII?


2. Model pembelajaran apa yang tepat dilakukan pada suasana kelas yang kurang aktif,
dan gotong royong dalam melakukan kegiatan kelompok?
3. Bagaimana respon peserta didik terhadap pembelajaran Problem Based Learning?
4. Bagaimana keaktifan siswa saat penerapan model pembelajaran berbasis masalah?
5. Bagaimana pola berpikir siswa setelah menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah?

C. Batasan Masalah

Untuk membatasi masalah penelitian agar tidak terlampau luas dan kompleks, penulis
membatasi masalah sebagai berikut:

a) Materi yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu materi ruang lingkup biologi Perubahan
Iklim.
b) Parameter yang di ukur yaitu hasil belajar siswa yang meliputi jenjang kognitif yaitu
Pengetahuan (C1), Pemahaman (C2), dan Penerapan (C3) dan Analisis (C4).
c) Model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini yaitu model pembelajaran
Problem Based Learning.
D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah apakah dengan adanya
model pembelajaran Problem Based Learning bisa meningkatkan hasil Belajar siswa dalam
pola pikir yang kritis pada materi Perubahan Iklim Kelas VII di SMP Negeri 3 Lamongan

E. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Bagi siswa:
1) siswa mendapatkan pengalaman yang baru dalam pembelajaran di sekolah
dengan menggunakan model pembelajaran
2) Dapat meningkatkan pola berfikir kritis dalam pembelajaran di dalam kelas.
3) Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa khusnya pada mata pelajaran
biologi, dan mengurangi kejenuhan
b. Bagi Guru:
1) Dapat memberi masukkan untuk guru dalam memilih model pembelajaran
dalam proses pembelajaran.
2) Dapat menjadikan evaluasi dalam pembelajaran dikelas dalam meningkatkan
hasil belajar siswa.
3) Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan penggunaan model Pembelajaran
Problem Based Learning pada pembelajaran IPA.
c. Bagi Peneliti:
1) Sebagai pengetahuan lebih dalam tentang Model pembelajaran problem Based
Learning
2) Sebagai pengalaman mengajar menggunakan model Pembelajaran Problem
Based Learning
3) Sebagai referensi pembelajaran dikelas sebelum memasuki dunia pendidik.

Anda mungkin juga menyukai