Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BIOLOGI SEL

PEMOTONGAN DAN PENGGABUNGAN MOLEKUL DNA,


PERSILANGAN GEN DAN PEWARISAN SIFAT,
PEWARISAN KROMOSOM

Dosen Pengampu : Soraya Anori, M.Pd

Disusun Oleh:
ClARITA SALSABILA
NIM.10121001

PROGAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAR- KAUSYAR
TAHUN AJARAN : 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Senantiasa Kami Panjatkan kehadirat Allah SWT yang
Telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah dengan judul
‘Pemotongan dan Penggabungan molekul DNA, Persilangan gen dan Pewarisan
sifat, Pewarisan kromosom.’dapat di selesaikan. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Biologi Sel Program SI Farmasi Di Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Hal – Khaushar.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu dosen Soraya Anori M.Pd
yang telah memberikan bimbingan sehingga makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik.
Saya Menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki, .oleh
karena itu saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya saya berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Pematang reba ,September 2021

penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………. 1
DAFTAR ISI………………………………………………………………...… 2

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………. 3
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Pemotongan dan penggabungan Molekul DNA…………………………… 5
2.1.1 Pemotongan DNA………………………………………………………… 5
2.1.2 Penggabungan DNA………………………………………………………. 10
2.1.3 Persilangan Gen, perwarisan sifat dan perwarisan kromosom………..…... 10
2.1.4 Proses Perwarisan sifat…………………………………………………... 12

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan………………………………………………………………...... 14
3.2 Saran…………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengetahuan tentang GENETIK sangat penting karena akan
Memberikan informasi dasar dalam pengembangan selanjutnya. Saat ini
dunia pendidikan sains telah didominasi oleh bioteknologi. Kemajuan yang
pesat pada bidang bioteknologi tentu saja telah menjadi tantangan besar bagi
para pendidik untuk dapat menyampaikan misi, visi dan konsep-konsep yang
terkait dalam bidang bioteknologi. Pemahaman yang paling mendasar dalam
bidang bioteknologi adalah pemahaman terhadap konsep-konsep yang
terdapat dalam materi genetika. Pemahaman ini menjadi sangat penting
seiring dengan kemajuan dunia pada teknologi .
Oleh karena itu terhadap konsep-konsep yang terdapat dalam genetika
seperti genom, DNA, kromosom, gen dan protein merupakan pengetahuan
dasar yang dapat menjadi landasan bagi kita untuk dapat memahami biologi
modern serta perkembangan dalam bioteknologi..
Kemajuan yang pesat pada bidang sains tentu saja telah menjadi
tantangan besar bagi para pendidik untuk dapat menyampaikan misi, visi dan
konsep-konsep yang terkait dalam bidang DNA,GEN,KROMOSOM.
Pemahaman yang paling mendasar dalam bidang bioteknologi adalah
pemahaman terhadap konsep-konsep yang terdapat dalam materi genetika.
Pemahaman ini menjadi sangat penting seiring dengan kemajuan dunia pada
teknologi rekombinan. Oleh karena itu pemahaman terhadap konsep-konsep
yang terdapat dalam genetika seperti genom, DNA,kromosom,gen dan protein
merupakan pengetahuan dasar yang dapat menjadi landasan bagi kita untuk
dapat memahami biologi modern

3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana Proses terjadinya Pemotongan dan
Penggabungan molekul DNA, Persilangan gen dan Pewarisan sifat, Pewarisan
kromosom.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 PEMOTONGAN DAN PENGGABUNGAN MOLEKUL DNA


2.1.1 Pemotongan DNA
Enzim restriksi atau endonuklease restriksi adalah enzim yang
memotong molekul DNA. Enzim ini memotong DNA pada rangka gula-fosfat
tanpa merusak basa. Setiap enzim mempunyai sekuens pengenalan yang unik
pada utas DNA, biasanya sepanjang 4-6 pasang basa. Panjang dari sekuen
pengenalan memengaruhi seringnya enzim restriksi memotong DNA dalam
ukuran tertentu. Misalnya pada enzim yang memiliki panjang 4 basa, enzim ini
diperkirakan akan memotong setiap 256 nukleotida.perhitingan tersebut
diperoleh dengan mengasumsikan setiap basa mempunyai kemungkinan yang
sama untuk muncul, yaitu sebesar 1/4 (kemungkinan muncul 1 dari 4 basa). Jika
sekuen pengenalan mempunyai panjang 6 basa, maka perhitungannya menjadi:
(1/4)6 = 1/4096.Perhitungan ini hanya sebagai perkiraan, pada kenyataannya
belum tentu demikian.Beberapa sekuen bisa jadi lebih sering atau lebih jarang
ditemui dalam suatu organisme.Seperti pada mamalia. sekuen CG sangat jarang
ditemui sehingga enzim HpaII yang mempunyai sekuen pengenalan CCGG akan
lebih jarang memotong pada DNA mamalia.
Enzim restriksi yang mempunyai sekuen pengenalan yang pendek akan
menghasilkan banyak potongan DNA; sedangkan jika mempunyai sekuen
pengenalan yang panjang, akan dihasilkan potongan DNA yang lebih sedikit.
Baik enzim yang mempunyai sekuen pemotongan pendek maupun
panjang, mempunyai fungsi masing-masing dalam rekayasa genetika.Beberapa
enzim sering yang digunakan dalam laboratorium dibagi menjadi tiga
berdasarkan perkiraan pemotongan.

a. 6-cutters
Ezim restriksi yang tergolong dalam 6-cutters memiliki situs pemotongan
yang spesifik pada 6 nukleotida.Ezim ini cocok digunakan untuk pekerjaan

5
kloning sehari-hari karena enzim ini lumayan sering memotong satu atau dua
situs pada plasmid tetapi jarang memotong bagian penting seperti titik asal
replikasi (origin of replication) atau gen resisten ampisilin Contoh enzim cutters

adalah HindIII (A AGCTT) yang memotong genome bakteriofage limbage


(48 kbp) pada 7 situs.

b. 8-cutters
Enzim restriksi ini mempunyai situs pengenalan sepanjang 8 nukleotida;
cocok digunakan untuk membentuk kromosom menjadi potongan-potongan
yang spesifik dalam ukuran yang besar. Sebagai contoh: PacI (enzim 8-cutters)
memotong-motong kromosom E. coli menjadi 20 bagian, sedangkan BamHI
(enzim 6-cutters) memotong sekitar 300 bagian. Jika langsung menggunakan
enzim 6-cutters, maka fragmen yang dihasilkan terlalu kecil dan banyak. Untuk
itu digunakan enzim 8-cutters terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan
menggunakan enzim 6-cutters.

c. 4-cutters
Enzim restriksi ini cocok untuk percobaan yang menginginkan
pemotongan pada beberapa situs yang potensial
.Contohnya: jika ingin mengumpulkan fragmen DNA secara acak, dan
pada potongan tersebut terdapat gen yang4 diinginkan; dapat dilakukan digestive
partial (partial digestion) menggunakan enzim 4-cutters.

Penamaan Enzim Restriksi


Pada dasarnya, penamaan enzim restriksi diambil dari nama bakteri yang
menghasilkan enzim tersebut. Seperti contohnya enzim EcoRI yang memiliki
pola:]

6
Kepan
Kependekan Deskripsi
jangan
E Escherichia genus
Co coli species
R RY13 strain
I Urutan penemuan Urutan enzim yang ditemukan pada bakteri

Jenis-jenis enzim restriksi


Enzim restriksi secara tradisional dibagi menjadi 3 tipe berdasarkan
komposisi subunit, posisi pemotongan, spesifisitas sekuens dan kofaktor yang
diperlukan:

Enzim restriksi tipe I


Enzim restriksi ini kompleks dengan multisubunit, memotong DNA secara
acak dan jauh dari sekuens pengenalannya. Pada awalnya enzim ini dikira langka;
tetapi setelah analisis sekuens genom, enzim ini ternyata umum. Enzim restriksi
tipe I ini memiliki pengaruh besar dalam biokimia, tetapi mempunyai nilai
ekonomis yang rendah karena tidak dapat menghasilkan potongan fragmen DNA
yang diinginkan sehingga tidak diproduksi

Enzim restriksi tipe II


Enzim ini memotong DNA dekat atau pada situs pengenalan. Enzim ini
menghasilkan fragmen-fragmen sesuai dengan yang diinginkan sehingga biasa
digunakan untuk analisis DNA dan kloning gen Enzim tipe II yang umum
digunakan adalah Hha, HindIII, EcoRI, dan NotI; dan enzim-enzim tersebut
tersedia secara komersial.Enzim ini tergolong kecil dengan subunit yang memiliki
200-350 asam amino dan memerlukan Mg2+ sebagai kofaktor Selanjutnya enzim
jenis tipe II yang umum, biasanya digolongkan sebagai tipe IIs, adalah FokI dan
AlwI. Enzim ini memotong di luar situs pengenalan, berukuran sedang, 400-650

7
asam amino, dan memiliki 2 domain khusus. Domain pertama untuk berikatan
dengan DNA, sedangkan domain yang satunya untuk memotong DNA.

Enzim restriksi tipe III


Enzim restriksi tipe II ini merupakan enzim restriksi yang tidak digunakan
dalam laboratorium Hal ini dikarenakan enzim ini memotong di luar situs
pengenalan dan membutuhkan dua sekuen dengan orientasi berlawanan pada
DNA yang sama untuk menyelesaikan pemotongan sehingga enzim ini jarang
menghasilkan potongan sempurna.

Hasil Pemotongan Enzim Restriksi


Enzim restriksi yang biasa digunakan dalam laboratorium biologi
molekuler memotong molekul DNA pada situs pengenalan dan menghasilkan
salah satu dari ketiga jenis pola hasil pemotongan.Ketiga pola hasil pemotongan
enzim restriksi sebagai berikut:

Ujung menggantung 5’
Enzim restriksi memotong secara asometris pada situs pemotongan,
menghasilkan hasil pemotongan memanjang pada ujung 5’. Contoh enzim yang
menghasilkan ujung menggantung 5’ adalah BamHI

Gambar.1

8
Ujung menggantung 3’
Enzim restriksi ini juga memotong secara asimetris pada situs pengenalan,
tetapi menghasilkan hasil pemotongan memanjang pada ujung 3’. Contoh enzim
yang menghasilkan pola seperti ini adalah KpnI

Gambar.2

Ujung tumpul
Enzim ini memotong secara simetris antara kedua utas DNA sehingga
menghasilkan ujung tumpul Contoh enzim yang menghasilkan pola seperti ini
adalah Smal

Gambar.3

Pola ujung menggantung, baik yang 3’ ataupun 5’, sering disebut juga
dengan ujung lengket (sticky ends) atau ujung kohesif (cohesive ends). Pola
seperti ini lebih mudah menempel (anneling) dengan pasangan DNA nya karena
adanya ikatan basa antara ujung-ujung yang menggantung.

9
2.1.2 PENGGABUNGAN MOLEKUL DNA
Setelah mendeskripsikan metode yang mungkin dipakai untuk memotong
molekul DNA insulin, maka harus dipertimbangkan tentang cara bagaimana agar
fragmen DNA insulin dapat digabungkan dengan DNA plasmid untuk
menciptakan molekul rekombinan buatan. Di sini DNA ligase berperan untuk
menggabungkan DNA plasmid dengan DNA insulin yang telah dipotong
sebelumnya. DNA ligase adalah suatu enzim yang berfungsi sebagai perekat
genetik dan pengelas ujung nukleotida. E.coli dan fag T4 mengkode suatu enzim
ligase DNA yang menutup takik unting tunggal di antara nukleotida yang
berdekatan dalam untai DNA duplet. Temperatur optimum untuk ligase DNA
yang bertakik adalah 370 C. Tetapi pada temperatur ini penggabungan ikatan
nitrogen antara ujung-ujung yang berdekatan tidak stabil.

2.1.3 PERSILANGAN GEN DAN PEWARISAN SIFAT,PEWARISAN


KROMOSOM
Persilangan terjadi secara alami pada tanaman menyerbuk terbuka dan
untuk sebagian kecil tanaman menyerbuk sendiri. Pada tanaman menyerbuk
sendiri, persilangan buatan telah dipraktikkan sejak lama sebelum dilakukan
percobaan oleh Gregor Johann Mendel Percobaan persilangan mendel sebagai
dasar pewarisan sifat
Gregor Johann Mendel dikenal sebagai bapak genetika karena berhasil
menemukan pola pewarisan sifat yang menjadi dasar ilmu genetika pada kacang
kapri. Dalam percobaannya mendel melakukan persilangan di antara kacang
kapri yang telah diketahui perbedaan untuk masing-masing sifat yang diamati.
Tanaman yang mendel tanam merupakan galur murni yang apabila ditanam akan
menghasilkan tanaman yang sama dengan induknya (true-breeding). Dari
percobaan tersebut ia menyimpulkan bahwa sifat suatu tanaman dikendalikan
oleh gen dalam bentuk pasangan alel yang berasal dari sel kelamin (gamet)
masing-masing tetuanya pada proses perkawinan. Alel-alel pada suatu sifat atau
karakter tanaman ada yang bersifat dominan dan resesif. Kenampakan fenotipe

10
pada keturunan-keturunan hasil persilangan menunjukkan adanya pola-pola
pewarisan khusus yang dikenal sebagai hukum pewarisan mendel dan akhirnya
menjadi dasar untuk memahami pewarisan suatu sifat dan kemungkinan
modifikasinya dalam pembentukan suatu kultivar.
Jenis-jenis persilangan dalam percobaan mendel

Gambar.4
Skema persilangan satu sifat beda antara dua individu yang bergenotipe
heterozigot Aa
Persilangan satu sifat beda

Persilangan monohibrid
Persilangan satu sifat beda atau disebut juga persilangan monohibrid
adalah persilangan yang dilakukan antara dua individu atau tanaman yang
mempunyai perbedaan pada satu sifat. Dalam percobaannya mendel melakukan
persilangan di antara kacang kapri yang berbiji halus dengan kacang kapri yang
bijinya berkerut. Persilangan tersebut melibatkan kacang kapri dengan satu sifat
beda yaitu tekstur biji.

Persilangan dua sifat beda


Persilangan dua sifat atau disebut juga persilangan dihibrid adalah
persilangan di antara dua individu dengan melibatkan dua sifat atau karakter
yang diminati perbedaannya. Persilangan antara kacang kapri berbiji halus dan
berwarna hijau dengan kacang kapri tekstur bijinya berkerut dan berwarna
kuning adalah contoh persilangan dengan dua sifat beda. Sifat pertama adalah
tekstur biji dan sifat kedua adalah warna biji.

11
Silang uji
Silang uji (bahasa inggris: test cross) adalah persilangan antara F1 dengan
tetua homozigot resesif. Dalam genetika, silang uji berfungsi untuk mengetahui
genotipe suatu tanaman apakah homozigot atau heterozigot dengan keadaan
fenotipe yang menampakkan sifat dominan.

Silang balik
Silang balik (bahasa inggris: back cross) adalah persilangan antara suatu
keturunan hasil persilangan dengan salah satu tetuanya. Berbeda dengan silang
uji, pada silang balik tetua untuk pasangan persilangan tidak harus homozigot
resesif.Tujuan dari silang balik adalah memulihkan penampilan dari individu
hasil persilangan yang kurang baik dan mengakumulasi gen-gen yang menjadi
target dari persilangan agar stabil pada individu keturunan. Dalam suatu program
pemuliaan, silang balik biasanya dilakukan berulang-ulang untuk memindahkan
gen atau sifat ketahanan yang kebanyakan bersifat resesif dari tetua donor agar
stabil dan terakumulasi dengan cukup. Individu donor adalah individu atau
kultivar yang digunakan sebagai sumber gen atau sifat yang akan dipindahkan.

Silang kebalikan
Silang kebalikan (bahasa inggris: reciprocal cross) adalah suatu
persilangan antara satu individu sebagai jantan dan satu sebagai betina beserta
kebalikannya, disebut juga dengan persilangan tukar kelamin. Silang kebalikan
digunakan untuk mengetahui gen yang mengendalikan suatu sifat berada di
sitoplasma dan pengaruh induk betina atau tidak.Gen yang berada di sitoplasma
akan berbeda pewarisannya pada keturunan yang dihasilkan pada masing-
masing silang kebalikan.

2.1.4 Proses Pewarisan Sifat


Setiap manusia akan mendapat pewarisan sifat dari orangtuanya.
Pewarisan ini menyebabkan karakteristik yang mirip dengan orangtua, mulai

12
dari bentuk wajah, hidung, bibir, penyakit dan lainnya. Tak hanya manusia,
hewan dan tumbuhan juga mengalami pewarisan sifat.
Pada dasarnya, pewarisan sifat atau hereditas adalah penurunan sifat dari
induk (parental) ke anak (filial). Penurunan ini bergantung dengan sifat orangtua
yang dikodekan oleh materi genetik.Materi genetik sendiri merupakan subtansi
inti sel yang mengontrol aktivitas tubuh.
Materi ini memegang peran penting untuk menentukan proses pewarisan
sifat kepada anak. Materi genetik dari ayah dan ibu akan bergabungdalam proses
fertilisasi. Ayah mewariskan materi genetik melalui sel sperma, sedangkan ibu
mewarisinya melalui ovum atau sel telur. Sejatinya, terdapat dua komponen
utama dalam pewarisan sifat. Keduanya memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Kromosom
Kromosom menjadi komponen yang paling penting dalam proses
pewarisan sifat. Komponen yang tersusun dari benang kromatin ini terletak di
nucleus berupa benda halus yang berbentuk lurus atau bengkok.
Kromoson terbagi menjadi dua, yakni autosom dan kromosom kelamin atau seks
kromosom. Autosom adalah kromosom yang tidak memiliki hubungan dengan
penentuan jenis kelamin.
Sementara itu, seks kromosom merupakan sepasang kromosom yang
menentukan jenis kelamin. Seks kromosom juga terbagi menjadi dua, di
antaranya kromosom X dan kromosom Y.
Kromosom memiliki beberapa fungsi, yaitu:
 Menentukan jenis kelamin.
 Menyimpan materi genetik yang menentukan sifat individu.
 Berperan dalam proses pembelahan sel dan memastikan masing-masing sel
yang sudah membelah mendapat gen yang sama.
 Berperan dalam proses transkripsi DNA untuk melangsungkan sintesis
protein.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Pengetahuan tentang keragaman genetik sangat penting karena akan
Memberikan informasi dasar dalam pengembangan selanjutnya. Saat ini
dunia pendidikan sains telah didominasi oleh bioteknologi, baik dalam
bentuk hasil aplikasi bioteknologi itu sendiri maupun penemuan-penemuan
keilmuan baru yang mendukungnya. Kemajuan yang pesat pada bidang
bioteknologi tentu saja telah menjadi tantangan besar bagi para pendidik
untuk dapat menyampaikan misi, visi dan konsep-konsep yang terkait dalam
bidang bioteknologi. Pemahaman yang paling mendasar dalam bidang
bioteknologi adalah pemahaman terhadap konsep-konsep yang terdapat
dalam materi genetika. Pemahaman ini menjadi sangat penting seiring
dengan kemajuan dunia pada teknologi rekombinan.

3.2 SARAN
3.2.1 Diharapkan Siswa mampu memahami dan belajar pemotongan dan
penggabungan Molekul DNA, persilangangen, perwarisan sifat dan
perwarisan kromosom
3.2.2 di harapkan Kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini

14
DAFTAR PUSTAKA

Phillip, T ( 2010 ). Restriction Enzyimes Explainned,http :// bioteach. About .com/


proteinengin eering (diakses pada tgl 26 september 2021)

Peter,P. (2010 ). Restriction Enzyimes http: // www. Accessexcellence org./AE/Ae9


Diakses pada tgl 26 september 2010)

Bowen, RA . Austgen, L . Rauge , M ( 2002 ). DNA Ligation. http// arbl.


Cvmbs.colostate.edu/hbook(diakses pada tgl 26 september 2021

15

Anda mungkin juga menyukai