Anda di halaman 1dari 9

PERAN PARTAI DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK PADA PEMILIHAN

BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN MINAHASA TENGGARA TAHUN 2018

Fillin Stinli Usoh1

ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji peran partai politik khususnya Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP) dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat pada Pemilihan Kepala
Daerah di Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra) ada tahun 2018. Dengan menggunakan metode
kualitatif (Moleong, 2017) kajian akan dilakukan untuk melihat bagaimana strategi yang
dilakukan oleh PDIP Kabupaten Minahasa Tenggara dalam meningkatkan partisipasi
masyarakat. Peran partai akan dikaji dengan menggunakan pendekatan yang dikemukakan oleh
(Mirriam Budiardjo, 2008) tentang peran dan fungsi partai politik. Temuan penelitian
menggambarkan peran PDIP pada Pilkada tahun 2018 di Kabupaten Minahasa Tenggara dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat sangat signifikan. Strategi meningkatkan partisipasi
masyarakat yang dilakukan PDIP diantaranya adalah dengan melakukan pendekatan dengan
masyarakat, melakukan sosialisasi dan memanfaatkan media sosial, menjaga komunikasi yang
baik dengan masyarakat maupun tim-tim pemenangan bakal calon, dan mengembangkan
kembali program-program pembangunan yang akan dijalankan kembali. Selain itu PDIP juga
berusaha merangkul masyarakat dengan cara menangkal isu-isu yang ada di masyarakat supaya
tidak terjadi hal-hal yang memojokkan pasangan calon yang ada. Keberhasilan strategi yang
dilakukan oleh PDIP juga tidak lepas dari dukungan semua partai yang ada di Minahasa
Tenggara, baik pengusung maupun pendukung.
Kata Kunci: Peran; Partai Politik

ABSTRACT
This study examines the role of political parties, especially the Indonesian Democratic Party
of Struggle (PDIP) in increasing public political participation in the Regional Head Elections in
Southeast Minahasa (Mitra) Regency in 2018. Using qualitative methods (Moleong, 2017) a study
will be conducted to see how the strategies adopted by PDIP Southeast Minahasa Regency in
increasing community participation. The role of the party will be studied using the approach
proposed by (Mirriam Budiardjo, 2008) regarding the role and function of political parties. The
research findings describe the role of PDIP in the 2018 Pilkada in Southeast Minahasa Regency in
increasing community participation very significantly. Strategies to increase community
participation carried out by PDIP include approaching the community, conducting socialization
and utilizing social media, maintaining good communication with the community and winning
teams for prospective candidates, and redeveloping development programs that will be run again.
In addition, PDIP is also trying to reach out to the community by preventing issues that exist in the
community so that things don't happen that corner the existing candidate pairs. The success of the
strategy carried out by PDIP cannot be separated from the support of all parties in Southeast
Minahasa, both bearers and supporters.

Keywords: Role; Political Parties

PENDAHULUAN
Pemilihan Umum Bupati di Minahasa Tenggara 2018, merupakan pemilihan umum di
Kabupaten Minahasa Tenggara di Sulawesi utara untuk memilih Bupati dan Wakil bupati
Periode 2018-2023. Pada Pilkada di Mitra 2018, Bupati petahana, James Sumendap kembali
mencalonkan diri berpasangan dengan Jesaja Oscar Jocke Legi sebagai Wakil bupati.

1
Program Studi Ilmu Politik FISIP UNSRAT
Pada Pilkada tahun 2018, pasangan calon pada pilkada 2018 wajib memenuhi syarat
dukungan minimal 20% kursi DPRD (5 kursi) atau 25% suara sah pemilu 2014 untuk jalur
partai politik dan minimal 10% dukungan E-KTP pemilih terdaftar pilpres 2014 (81,158
dukungan) yang tersebar di minimal 50% Kecamatan yang ada (7 dari12 kecamatan). Dengan
persyaratan tersebut, telah menyebabkan pada Pilkada Mitra 2018 hanya diikuti oleh 1
Pasangan calon.
Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011, dinyatakan bahwa tujuan dan fungsi
Partai Politik adalah tujuan umum yaitu: a). Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam pembukaan Undang-Undang; b). Menjaga dan memelihara
keutuhan Negara kesatuan Repulik Indonesia; c). Mengembangkan kehidupan demokrasi
berdasarkan Pancasila dengan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan
Repulik Indonesia; d). Mewujudkan kesajeteraan bagi seluruh indonesia.
Selain tujuan khususnya adalah a). Meningkatkan partisipasi politik anggota dan
masyarakat dalam rangka penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan kegiatan politik;
b). Memperjuangkan cita-cita partai politik dalam kehidupan kehidupan bermasyarakat,
sebangsa dan bernegara; c). membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pada sisi lain Fungsi Partai politik adalah a). Pendidikan politik bagi annggota politik
dan masyarakat luas agar menjadi warga negara indonesia yang sadar akan hak dan
kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat,berbanggsa dan bernegara; b). Penciptaan iklim
dan yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa indonesia untuk kesejateraan; c).
Pemyerap, penghimpunan,dan penyalur aspirasi politik masyarakat dalam merumuskan dan
menetapkan kebijakan negara; d). partisipasi politik warga negara indonesia e). Rekrutmen
politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme demokrasi dengan
memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender.
Partisipasi diartikan sebagai orang yang ikut berperan serta dalam suatu kegiatan. Oleh
karena itu, partisipasi politik secara umum dapat dinyatakan sebagai orang-orang yang
berperan serta dalam kegiatan politik.kegiatan politik tentu mempunyai keanekaragaman dari
sisi bentuk subtansi, salah satu kegiatan politik adalah partisipasi politik masyarakat pada saat
menjalakan hak dan kewajibanya untuk memilih para wakil melalui pemilu legislatif baik
legislatif tingkat pusat maupun pada tingkat daerah. Partisipasi politik masyarakat, menjadi
indikator penentu untuk melihat keberhasilan dari suatu kegiatan politik yang telah
diagendakan secara sistematis dan terstruktur oleh pemerintah.
Pilkada di Mitra pada saat itu sangat berbeda dengan daerah lain, karena peserta hanya
satu pasangan calon yang melawan kotak kosong. Namun undang-undang tetap mengatur
bahwa pemilihan tetap harus dilakukan. Hal inilah yang mewajibkan adanya partisipasi politik
masyarakat dalam hal pemberian suara pada hari H pemilihan. Untuk itu, berbagai strategi
dilakukan oleh PDIP dan seluruh partai yang menjadi pendukung unutk dapat memaksimalkan
keterlibatan masyarakat.

TINJAUAN PUSTAKA
A. Partai Politik
Partai politik memiliki peran yang sangat penting dalam suatu negara demokrasi. Negara
dijalankan kehendak dan kemauan Rakyat. Organisasi Rakyat pada hakekatnya dilaksanakan
pada Rakyat sendiri atau setidaknya ada persetujuan rakyat karena kekuasaan tertinggi atau
kedaulatan berada di tangan rakyat. Oleh karena itu, syarat Utama pelaksanaan demokrasi
adalah adanya lembaga perwakilan yang dibentuk melalui pemilihan berkala dan menghendaki
adanya kebebasan politik agar pemilihan tersebut benar-benar bermakna.
Partai politik merupakan salah satu perwujudan kebesan berserikat sebagai salah satu
persyratan berjalannya demokrasi. Kebesan berserikat lahir dari kecenderungan dasar manusia
untuk hidup bermasyarakat dan beroganisasi baik secara formal dan informal. Kecenderungan
demikian itu merupakan suatu keniscayaan. Kecenderungan bermasyarakat yang pada
prinsipnya adalah kehidupan beroganisasi timbul untuk memenuhi kebutuhan dan
kepentingan-kepentingan yang sama dari individu-individu serta untuk mencapai tujuan
bersama berdasarkan persamaan pikiran dan hati nurani.
Partai politik adalah salah satu bentuk pemgelolaan warga negara berdasarkan
kesamaan pikiran dan kepentingan politik. Sebagai organisasi yang terstruktur baru muncul
pada 183an sebagai wujud perkembangan demokrasi modern, yaitu demokrasi perwalian
Perkembangan demokrasi telah meningkatkan partisipasi politik masyarakat dalam kehidupan
bernegara. Sarana kelembagaan terpenting yang dimiliki untuk mengorganisasi perluasaan serta
politik tersebut adalah partai politik .
Miriam Budiardjo (2008) mengatakan bahwa partai politik adalah satu kelompok yang
teroganisir yang mempunyai orientasi dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok adalah
memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik dengan cara konstitusional
untuk melaksanakan kebijakan –kebijakan mereka.
Carl J. Friedrich (1967) mendefinisikan partai politik adalah sekelompok manusia yang
teroganisir secara stabil dengan Tujuan merebut atau mempertahankan pengusaan terhadap
pemerintahan bagi pemimpin partainya dan, berdasarkan pengusaaan ini memberiokan kepada
anggota kemanfaatan yang bersifat adil maupun materil ( A political party ia a grup of human
beings, stably organized with the objective of giving to members of the party. Throuch such control
ideal and material and crarry out their general policies).
R.H Soltau (dalam Budiardjo, 2008) “partai politik adalah sekelompok warga negara
yang sedikit banyak teroganisir, yang tertindak sebagai suatu kesatuan politik dan yang dengan
memanfaatkan kekuasaannya untuk memeilih bertujuan menusai pemerintahan dan
melaksaankan kebijaksaan umum mereka’’ ( A group of citienz more or les voting power aim to
control the goverment and carry out their general policies)
Sigmun Neuman dalam karangnya Modern Political Parties Mengemukakan definisi
sebagai berikut: ‘’ Partai politik adalah organisasi dari aktivis aktivis politik yang berusaha untuk
mengusai kekuasaan pemerintahan serta merebut dukungan rakyat atas dasar persaingan
dengan suatu golongan atau golongan golongan lain yang mempunyai pandangan yang berbeda’’
( A political is articulate organiszatiton of society political agents, those who are concerned with
the control of government power and complete for popular support with another group or group
holding divergent views ).
Partai Politik tidak hanya sebagai merebut kursi dan mengumpulkan syarat pada saat
pemilihan umum, tetapi partai politik juga berfungsi sebagai solidasi untuk kepentingan
bersama, Artinya partai politik juga berfungsi sebagaimana disampaikan oleh para pemikir.
Miriam Budiardjo, Melihat peran partai politik setidaknya ada empat macam peran,
pertama sebagai sarana komunikasi politik artinya sebagai sarana agregasi kepentingan dan
sarana pemusuan kepentingan. Kedua, sebagai sarana sosialisasi politik, yaitu sarana bagi
proses yang melaluinya seorang memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena politik dan
untuk menciptakan citra bahwa dia meemperjuangkan kepentingan umum. Ketiga, Partai politik
sebagai sarana rekrutmen politik, fungsi ini berhubungan dengan pengkaderan dan rekrutmen
anggota politik maupun eksekutif, partai politik harus benar-benar mencari sosok yang
profesional dan orang-orang berintegritas. Keempat, sebagai sarana pengatur konflik, karena
masyarakat politik adalah masyrakat yang hitrogen, yang tentunya selau berbeda yang
kemungkinan berpotensi konflik.
Sesuai dengan undang-undang Partai Politik No 2 tahun 2008, menimbang:
a) Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok
warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita
untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa
dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
b) Anggaran Dasar Partai Politik, selanjutnya disingkat AD, adalah peraturan dasar Partai
Politik.
c) Anggaran Rumah Tangga Partai Politik, selanjutnya disingkat ART, adalah peraturan
yang dibentuk sebagai penjabaran AD.
d) Pendidikan Politik adalah proses pembelajaran dan pemahaman tentang hak, kewajiban,
dan tanggung jawab setiap warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
e) Keuangan Partai Politik adalah semua hak dan kewajiban Partai Politik yang dapat
dinilai dengan uang, berupa uang, atau barang serta segala bentuk kekayaan yang
dimiliki dan menjadi tanggung jawab Partai Politik.
f) Menteri adalah Menteri yang membidangi urusan hukum dan hak asasi manusia.
g) Kementerian adalah Kementerian yang membidangi urusan hukum dan hak asasi
manusia.
Dengan melekatnya beberapa fungsi dalam partai politik diatas partai politik menjadi
salah satu aktor penting bagi tegaknya negara demokrasi. Hal ini dikarenakan partai politik
menjadi sarana mobolitas aspirasi masyarakat dan pemerintah. Selain itu Partai poltik menjadi
sarana informasi dan memberikan penjelasan mengenai keputusan-keputusan pemerintah.

B. Konsep Pemilihan Umum


Pemerintah Pengganti Undang-undang (PERPPU) nomor 2 Tahun 2020 tentang perubahan
ketiga tentang Undang-undang no 1 tahun 2015 tentang penetapan peraturan pemerintah no 1
tahun 2014 tentang pemilihan Gubernur, Bupati, dan wakil kota resmi disahkan Sebagai
Undang-undang, menjelaskan bahwa Pemilihan Umum adalah kumpulan metode atau cara
warga masyarakat dalam memilih para wakil rakyat mereka. Manakala sebuah lembaga
perwakilan rakyat apakah itu dewan perwakilan rakyat ataupun dewan perwakilan daerah
dipilih, maka sistem pemilihan mentransfer jumlah suara kedalam jumlah kursi. Sementara itu,
pemilihan Presiden, gubernur, bupati dan walikota yang merupakan representasi tunggal dalam
sistem pemilihan, dasar jumlah suara yang diperoleh menentukan siapa yang menang dan siapa
yang kalah. Dengan melihat kenyataan se[perti itu, maka betapa pentingnya sistem pemilihan
umum dalam sebuah negara Demokrasi.
Secara lebih lanjut dalam kajian Ilmu Politik Jimly Asshidiqie (2013) memaparkan
definisi pemilihan umum sebagai suatu kumpulan metode atau suatu pendekatan dengan
mekanisme prosedural bagi Warga Masyarakat dalam Menggunakan Hak pilih mereka. Oleh
sebab itu Pemilihan Umum dijadikan tolak ukur dalam berjalannya sistem demokrasi, karena itu
pemilihan umum harus dilaksakan secara jujur adil, langsung, umum, bebas, dan rahasia sesuai
dengan kaidah kaidah universal penyelenggaran pemilu yang democrat.

C. Pemilihan Kepala Daerah


Pemilihan Kepala Daerah sebuah metode untuk mendapatkan kepala daerah yang
memiliki kualitas dan akuntabilitas. Pelaksanaan pemilihan kepala daerah adalah unutuk
menciptakan stabilitas politik dan efektifitas pemerintah ditingkat lokal, serta dimungkinkan
untuk menungkatkan kualitas kepemimpinan nasioanl karena mungkin terbuka peluang bagi
munculnya pemimpin pemimpin nasioanl yang berasal dari bawah/ atau daerah.
Pemilihan Kepala Daerah Merupakan penjabaran dari Ketentuan Undang-Undang Dasar
1945 hasil amanden keempat yang menyatakan bahwa Gubernur, Bupati dan walikota, masing-
masing sebagai pemerintah Provinsi, Kabupaten dan kota dipilih secara demokratis. Metode
Pemilihan ini memberikan ruang gerak bagi rakyat sebagai pemilih untuk menjadi penentu
kandidat yang akan memimpin daerahnya.

D. Partisipasi Politik
Partisipasi Politik merupakan aspek penting dalam sebuah tatanan negara demokrasi,
Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Secara umum masyarakat tradisional
yang sifatnya kepemimpinan politik lebih ditentukan segolongn elit penguasa, keterlibatan
warga negara dalam ikut serta memengaruhi pengambilan keputusan, dan memengaruhi
kehidupan bangsa relatif sangat kecil. Warga negara yang hanya terdiri dari masyarakat
sederhana cenderung kurang diperhitungkan dalam proses politik
Partisipasi politik memiliki pengertian yang beragam, Ada beberapa ahli yang
mengungkapkan pendapatnya tentang partisipasi politik. Menurur Ramlan Surbakti (2007) yang
dimaksud dengan partisipasi politik dengan keikut sertaan warga negara biasa dalam
menentukan segala keputusan yang menyangkut atau memengaruhi hidupnya. Herbert
McClosky seorang tokoh masalah partisipasi (dalam Budiardjo, 2008), pendapat bahwa
partisipasi politik adalah kegiartan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana
mereka mengambil dalam proses pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak langsung,
dalam proses pembentutkan kebijakan umum.
Miriam Budiardjo (2008) secara umum mengartikan Partisipasi politik sebagai kegiatan
seseorang atau kelompok untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik yaitu dengan
jalan memilih pimpinan negara secara langsung atau tidak langsung memengaruhi kebijakan
penerimah. Terakhir menurut Keith Faulks (2010) Partisipasi Politik adalah keterbilibatan aktif
individu maupun kelompik dalam proses pemerintahan yang berdampak pada kehidupan
mereka.
Secara umum bentuk-bentuk partisipasi sebagai kegiatan dibedakan sebagai berikut :
1. Partisipasi Aktif, yaitu partisipasi yang berorientasi pada proses input dan output. Artinya
setiap orang memiliki kesadaran politik dan kepercayaan kepada pemerintah tinggi. Warga
negara secara aktif mengajukan usul mengenai kebijakan public, mengajukan alternative
kebijakan public yang berlainan dengan kebijakan pemerintah mengajukan kritik dan
perbaikan untuk meluruskan kebijakan umum, memilih pemimpin pemerintah dan lain –lain
2. Partisipasi Pasif, Yaitu partisipasi yang berorientsi hanya pada output, dalam arti hanya
menaati peraturan pemerintah, menerim dan melaksanakan saja setiap keputuasan
pemerintah
3. Golongan Putih (golput) atau kelompok apatis, karena mengangap system politik yang ada
telah menyimpang dari apa yang di cita-citakan.

METODE PENELITIAN
Metode Penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif (Moleong, 2017), yang akan
mengkaji bagaimana peran DPC PDIP Kabupaten Minahasa Tengara dalam meningkatkan
partisipasi politik pada pemilihan bupati dan wakil bupati di Kabupaten Minahasa Tenggara
pada tahun 2018. Peran partai politik akan dikaji dengan menggunakan pendekatan yang di
kemukakan oleh Miriam Budiardjo (2008) tentang fungsi dan peran partai politik. Pengumpulan
data dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis
dengan tahapan yang diawali dengan melakukan reduksi data, kemudian dilanjutkan dengan
melakukan display data, dan diakhiri dengan penarikan kesimpulan.

PEMBAHASAN
A. Peran Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat
 Sosialisasi Pada Masyarakat
Sosialisasi merupakan proses seseorang belajar menjadi anggota masyarakat. Dalam
proses politik, sosialisasi politik menjadi suatu hal yang Penting adanya keterlibatan individu-
individu maupun kelompok-kelompok dalam Satu sistem untuk berpartisipasi dalam suatu
proses politik. Menurut Almond dan Verba (dalam Budiardjo, 2008), sosialisasi politik secara
luas merupakan transmisi dari Budaya politik kepada generasi yang baru di suatu masyarakat
tertentu
Sosialisasi politik pada dasarnya merupakan suatu proses bagaimana memperkenalkan
sistem politik pada seseorang, dan bagaimana orang tersebut memberikan tanggapan serta
reaksi terhadap gejala-gejala politik. Sosialisasi Politik memiliki dua fenomena yang saling
bertautan, yaitu mikro dan makro. Pada level makro, sosialisasi politik merupakan alat yang
digunakan masyarakat Politik untuk menanamkan norma dan praktek yang tepat kepada
warganya. Sedangkan pada level mikro, sosialisasi politik merupakan pola-pola dan proses Yang
ada dilewati individu dalam melibatkan diri dalam pembangunan dan pembelajaran politik
Sosialisasi politik dalam pernyataan Gabriel Almond merupakan bagian dari suatu
proses sosialisasi yang khusus membentuk nilai-nilai politik, yang menunjukkan bagaimana
seharusnya masyarakat dapat berpartisipasi dalam sistem politik. Selain itu ia sosialisasi juga
merupakan suatu sarana bagi generasi untuk mewariskan patokan-patokan dan keyakinannya
pada politik untuk generasi berikutnya. Lalu menurut Mary G. Kweit dan Robert W. Kweit
(1986) sosialisasi politik merupakan proses seorang individu belajar tentang politik yang
akhirnya akan terbentuk menjadi orientasi politik dan bertujuan untuk stabilitas suatu sistem
politik. Dengan demikian proses sosialisasi politik membawa misi untuk membentuk orientasi
politik demi tercapainya stabilitas. Sosialisasi Politik melalui agen sosialisasi tentu memiliki
tujuan yang ingin di capai. Terkait dengan kewajibannya dalam menyebarkan informasi melalui
sebuah program-program yang telah dirancang. Agen sosialisasi menjadi sebuah keharusan
untuk membuka mata masyarakat agar peka terhadap kondisi sosial politik pada pesta
demokrasi yang berlangsung.
Sosialisasi Politik dijalankan dengan bermacam-macam lembaga sarana sosialisasi politik
dapat melalui:
a. Keluarga.
Struktur sosialisasi pertama yang dialami seseorang sangat kuat Dan kekal. Pengaruh
dan keluarga ini adalah dalam hal pembentukan sikap terhadap wewenang kekuasaan.
Keluarga juga membentuk sikap-sikap politik masa depan dengan mendapatkan individu
dalam dunia kemasyarakatan yang luas, membentuk ikatan-ikatan yang etnis, religius
dan kelas sosialnya dengan memperkuat nilai-nilai dan prestasi kultural dan
pendidikannya serta mengarahkan aspirasi pekerjaan dan ekonominya
b. Sekolah.
Memberi pengetahuan kepada kaum muda tentang dunia politik Sekolah juga punya
pewaris dalam nilai-nilai dan sikap-sikap masyarakat Sekolah memegang peranan
penting dalam pembentukan sikap terhadap “permainan politik” yang tidak tertulis.
Orang yang terpelajar lebih sadar
Akan pengaruh kebijakan pemerintah terhadap kehidupan mereka lebih
Memprihatinkan kehidupan politik. Serta mengetahui bagaimana proses Politik berjalan
dengan semestinya dan lebih kompeten untuk bertingkah Laku dalam politik
c. Kelompok Pergaulan.
Dalam suatu Kelompok pasti memiliki perbedaan pendapat dengan teman
sekelompoknya atau mereka akan menyesuaikan pendapat dengan teman-temannya.
Entah mereka menyukai menghormati
dalam unit soal lain, Kelompok pergaulan juga dapat membentuk sikap-sikap politik
seseorang. Kelompok Pergaulan bisa mendesak seseorang untuk menyesuaikan diri
terhadap sikap maupun tingkah laku yang dianut kelompoknya
d. Pekerjaan.
Pekerjaan dan organisasi yang dibentuk oleh lingkungan pekerjaan serikat buruh klub
sosial atau semacamnya merupakan penghubung informasi yang jelas individu yang
mengidentifikasikan dirinya dengan suatu kelompok dan menjadikan suatu acuan dalam
kehidupan politiknya. Mereka juga akan menilai apapun yang dilakukan oleh
kelompoknya berdasar pada perhitungan yang paling baik bagi kelompoknya
e. Media massa.
Pada era saat ini Masyarakat modern menggunakan Media massa sebagai alat informasi
yang teraktual. Tentu media massa juga bagian dari kehidupan masyarakat modern.
Media massa juga dapat menyebarkan informasi penting dari berbagai belahan dunia
yang hanya beberapa jam sudah tersebar menjadi pengetahuan umum. Selain media
massa, surat kabar radio, internet, televisi dan majalah. Memegang peranan penting
Dalam menyebarkan ataupun menularkan sikap-sikap kepada bangsa-bangsa
Begitu juga yang dilakukan oleh DPC PDI-P Kabupaten Minahasa Tenggara yaitu dengan
mensosialisasikan kepada masyarakat dan mengajak masyarakat untuk tetap di Paslon Satu.
Dengan cara melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk melawan kotak kosong, dan
meyakinkan masyarakat kalau di kotak kosong tidak ada orang.

 Melakukan Pendidikan Politik Kepada Masyarakat


Pendidikan politik harus bisa berkembang dalam kebebasan di tengah masyarakat
sebagai gerakan kontra penuh humanisasi. Pendidikan politik juga harus berisikan ajaran untuk
berani mendobrak banyak kepincangan dimasyarakat yang menimbulkan kesengsaraan pada
rakyat, mengarah tingkat demokrasi sejati dan demokrasi vital.
Pendidikan politik juga mengembangkan daya kritis rakyat, di samping menunjukan
kemungkinan-kemungkinan untuk mengfungsikan semua lembaga politik dan kemasyarakatan
secara lebih pragmatis dan lebih efisien lebih singkatnya, Pendidikan politik harus bisa
meningkatkan proses demokratisasi dari masyarakat bangsa. Masyarakat harus memaksimalkan
hak mereka dalam berapresiasi, menyampaikan saran, dan pendapat serta bertanggungjawab
atas apa yang mereka lakukan dalam kehidupan berpolitik.
Pendidikan politik dalam bahasa pendidikan dinyatakan sebagai upaya belajar dan
latihan mensistematikkan aktivitas sosial,dan membangun kebijakan-kebijakan terhadap
sesama manusia disuatu wilayah negara (Kartini Kartono, 2009). Dimaksud sebagai upaya
belajar karena pendidikan politik perlu dilaksanakan secara kesinambungan agar masyarakat
dapat terus meningkatkan pemahamannya terhadap dunia politik yang selalu mengalami
perkembangan. Bahkan bisa disebut orang yang telah belajar politik kemudian berhenti belajar
maka orang tersebut sudah tertinggal dari perkembangan politik, karena politik terus
berkembang. Kebijakan yang dimaksud berupa: pengembangan sportivitas, bertingkah laku
baik, jujur, solider dan toleran terhadap bangsa sendiri. Bersikap kooperatif dan praktis, mampu
bekerja sama dalam kelompok, jujur dan lain-lain.
Pendidikan politik identik dengan pembentukan hati nurani politik, yang didalamya
secara implisit mencakup rasa tanggung jawab etnis terhadap sesama warga negara. Dalam
iklim demokrasi, rakyat diberi kesempatan untuk memilih sendiri alternatif yang
menguntungkan bagi dirinya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
Dengan mendapatkan pendidikan politik masyarakat diharapkan bisa menjadi kreatif,
kritis, mandiri otonom, mantap dan partisipatif bila kepadanya diberikan kesempatan untuk
berperilaku demokratis. Pendidikan politik menumbuhkan skeptisisme politik dan kearifan
wawasan politik mengenai peristiwa-peristiwa dengan segala jaringan-jaringannya. Dengan
begitu orang mampu menjalankan Fungsi Kontrol Politik, verifikasi (pembuktian) terhadap
realitas politik yang tengah berlangsung. Skeptisisme harus diartikan sebagai skeptisisme
ilmiah, menghindari rasa mudah percaya dan sikap naif atau kritis; yaitu gampang percaya dan
meyakini “kebenaran” mitos-mitos politik, doktrin-doktrin politik dan propaganda politik yang
semuanya bersifat kognitif (pengenalan).
Menjadi semakin jelas bagi kita, bahwa politik itu bukan monopoli para pimpinan, kaum
berduit dan kelompok-kelompok istimewa saja akan tetapi politik itu merupakan milik bersama,
berupa garapan bersama bagi setiap warganegaranya untuk dipahami, dimanfaatkan dan
dipakai sebagai alat untuk mewujudkan keadilan sosial serta kesejateraan materi -spiritual bagi
seluruh rakyat indonesia dan bukan kesejahteraan materi spiritual bagi seluruh rakyat
indonesia dan bukan kesejahteraan bagi sekelompok kecil kaum elit penguasa serta para
konglomerat saja

 Peran Partai Politik PDI-P sebagai Sarana dan Komunikasi


Partai Politik juga berfungsi sebagai sarana Komunikasi Politik, termasuk didalam-Nya
DPC PDI-P Kabupaten Minahasa Tenggara tahun 2018 dalam Pemilihan Bupati dan wakil Bupati.
Pertama, berperan sebagai saluran dan aspirasi masyarakat dapat dan aspirasi tersebut; Kedua,
berperan sebagai sarana untuk menyebarluaskan rencana atau Program-Program pembangunan
Pemerintah yang ada di Kabupaten Minahasa Tenggara
Partai Politik sebagai media untuk komunikasi politik, yang menghubungkan atau
Mengagregasikan antara pemerintah dengan masyarakat untuk memberikan masukan yang
sifatnya kontruksif atas pemerintahan yang menjalankan undang-undang. Partai akan menjadi
Mediasi masyarakat dengan pemerintah untuk membicarakan hal-hal yang terkait dengan
kehidupan yang lebih baik. Karena seluruh aspirasi masyarakat akan diakomodir oleh Partai
melalui kader-kader yang ada.
Komunikasi politik parpol sangat vital untuk menyampaikan hal-hal yang sangat Urgen
dari kebijakan pemerintah. Misalnya Jaringan yang ada didesa-desa tertentu yang sama sekali
tidak ada jaringan, Kerusakan drainase-drainase, atau hal-hal lain yang juga menjadi keresahan
masyarakat. Partai Politik sebagai corong untuk menyampaikan kritikan atas pemerintahan
yang menjalankan undang-undang, karena jika masyarakat tidak melakukan otokritik terhadap
pemerintahan yang sedang berjalan maka pemerintah akan sewenang-wenangnya kekuasaan
atas kepentingannya sendiri.
B. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Peran Partai Politik dalam Peningkatan
Partisipasi Politik Masyarakat
Partai Politik dalam peningkatan partisipasi politik masyarakat, dihadapkan kepada
tuntutan kebutuhan yang tercermin pada prospek peran partai politik dalam peningkatan
partisipasi politik masyarakat. Terkait hal ini menunjukan bahwa masih terdapat hal yang perlu
di sempurnakan, direvisi, atau dibaharui. Hal ini sejalan dengan sebagian harapan reformasi
dalam mewujudkan kedaulatan rakyat pada seluruh kehidupan bermasyarakat berbangsa dan
bernegara, melalui perluasan dan peningkatan partisipasi politik rakyat.
Begitu juga dalam Pemilihan Bupati dan wakil Bupati yang ada di Mitra, walaupun
melawan kotak kosong partisipasi politik pada saat itu cukup tinggi. Berbagai cara dilakukan
oleh Partai Politik PDI-P untuk Pemenangan Paslon 1.
Penguatan peran partai politik guna peningkatan partisipasi politik masyarakat, sebagai
tindak lanjut dari kebijaksanaan dan strategi, harus didukung dengan program-program aksi
reformasi yang meliputi pelaksanaan restrukturisasi, refungsionalisasi, dan revitalisasi dari
sistem politik dan khususnya peran partai politik tersebut.
Perjalanan suatu negara bangsa, dimanapun di dunia ini, akan selalu dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang bersifat sangat strategis, baik faktor-faktor pada tataran global, regional,
maupun nasional. Berbagai perubahan dan pergeseran yang terjadi, tentunya membutuhkan
langkah-langkah penyesuaian dari negara bangsa tersebut agar dapat tetap mempertahankan
eksistensi atau kelangsungan hidupnya untuk dapat mencapai tujuan nasionalnya
Langkah-langkah penyesuaian yang dimaksud harus melibatkan berbagai kekuatan
yang ada dalam suatu negara, baik pada lapisan superstruktur politik, infrastruktur politik,
maupun pada lapisan sub struktur politik. Dengan demikian, maka berbagai kekuatan tersebut
secara sinergis akan mampu merumuskan dan melaksanakan strategi yang tepat melalui suatu
proses dan mekanisme politik yang demokratis sehingga akan dihormati, dipatuhi, dan
dilaksanakan dengan kesadaran yang mendalam bagi semua rakyat dan masyarakat pada
umumnya.
Pada era transparasi dan globalisasi terjadi perubahan yang sangat mendasar
dibandingkan dengan pada era-era sebelumnya. Bila pada era sebelumnya pengaruh faktor-
faktor pada tataran global relatif kecil dibandingkan dengan pengaruh faktor-faktor yang
berkembang pada tataran regional maupun nasional, maka pada era sekarang ini tidak
mustahil justru faktor-faktor perkembangan pada tataran global jauh lebih menyentuh
langsung terhadap kepentingan dan kebutuhan akan perubahan dibandingkan dengan faktor-
faktor yang berkembang di lingkungan regional dan bahkan nasional sekalipun. Banyak
masalah nasional sangat sulit diselesaikan hanya dengan mempertimbangkan faktor-faktor
dominan yang berada pada tataran nasional. Kesulitan keluar dari kemelut ekonomi dan hak
asasi manusia merupakan salah satu contoh yang dengan gamblang dapat membuktikan
mengenai fenomena baru ini.
Betapa pembenahan pada tataran nasional tidak membuahkan perubahan yang berarti
ke arah yang positif, karena sangat tergantung pada dominasi faktor-faktor global dan regional
yang menjadi prasarat untuk diselesaikan terlebih dahulu. Bukan menjadi rahasia umum bahwa
pembangunan nasional kita masih sangat bertumpu pada bantuan luar negeri. Hutang
pemerintah maupun hutang swasta yang cukup besar merupakan salah satu batu sandungan
bagi setiap upaya melepaskan diri dari jeratan ketergantungan pada luar negeri.

KESIMPULAN
Bentuk dan peran yang dilakukan PDIP khususnya di DPC kabupaten Minahasa
Tenggara, diantaranya adalah melakukan konsolidasi di berbagai tingkatan baik dari tingkat
DPC, ranting sampai anak ranting. Selain itu PDIP melakukan sosialisasi kepada masyarakat
untuk tetap di pasangan calon yang diusulkan oleh Partai PDI Perjuangan. ini di lakukan sebagai
salah satu cara untuk mempertahankan hak suara yang ada.
Sedangkan bentuk kegiatan yang dilakukan PDI Perjuangan dilapangan adalah dengan
memaparkan kembali program-program yang akan dilaksanakan, baik yang sudah terealisasi
maupun yang belum terealisasikan.
Dalam pemilihan bupati pada saat itu dari kandidat Partai PDI-P tidak melakukan atau
melaksanakan kampanye. Karena secara politik PDI-P telah menang karena hanya melawan
kotak kosong.

DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo, Miriam (2008). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT. Gramedia. Pustaka Utama
Moleong, Lexy J. (2017). Metode Penelitian Kualitatif, cetakan ke-36, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset
Jimly Asshiddiqie, 2013, Menegakan Etika Penyelanggaran Pemilu, Raja Grafindo, Jakarta.
Kartono, Kartini, 2011, Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Keith Faulks, 2010, Sosiologi Politik, Bandung, Nusa Media
Kweit, Mary Greisez dan Robert W Kweit.1986. Konsep dan Metode Analisis Politik. Jakarta, Bina
Aksara
Ramlan Surbakti, 2007, Memahami Ilmu Politik, Jakarta PT. Gramedia Widisarana Indonesia.

Sumber-Sumber Lain :
 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik
 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011
 Pemerintah Pengganti Undang-undang (PERPPU) nomor 2 Tahun 2020 tentang perubahan
ketiga tentang Undang-undang no 1 tahun 2015 tentang penetapan peraturan pemerintah
no 1 tahun 2014 tentang pemilihan Gubernur, Bupati, dan wakil kota resmi disahkan Sebagai
Undang-undang

Anda mungkin juga menyukai